Anda di halaman 1dari 17

2

02
-2
ci
Su
Cahaya Suci
by

Kebenaran akan menemukan jalannya sendiri.


Seperti cahaya yang akan menyusup melalui celah-celah
ci

Written by
Suci Darma
Su
ya
ha
Ca
Ca
ha
ya
Su
ci
by
Su
ci
-2
02
2
2
02
-2
ci
Su
Dan ketika aku dalam kegelapan, cahaya yang menerangiku
by
Setiap sisi kehidupan yang kau butuhkan adalah cahaya
Karena di saat piluku, cahaya itu yang menuntunku hingga saat ini
Karena setiap kita pasti memiliki cahaya masing-masing
ci

Yang menuntun kita untuk tetap kuat


Su
ya
ha
Ca
Ca
ha
ya
Su
ci
by
Su
ci
-2
02
2
Ca
ha
ya
Su
ci
by
Su
ci
Prolog
-2
02
2
vi
Ca
ha
ya
Su
ci
by
Su
ci
-2
02
2
P
erkenalkan, namaku Shera Zalina. Orang-orang biasa

2
memanggilku Shera. Aku adalah anak terakhir dari

02
3 bersaudara. Mereka semua sudah menikah. Kakak
perempuanku yang pertama bernama Sinta. Usianya 31

-2
tahun. Ia merupakan seorang ibu rumah tangga yang telah
dikaruniani seorang anak. Ia bersama suami dan anaknya
tinggal di Surabaya. Meski aku baru berusia 25 tahun, tapi

ci
Kak Sinta selalu mengingatkanku perihal jodoh. Katanya,
usiaku sudah pas untuk menikah.

Su
Kakak keduaku adalah seorang laki-laki bernama Zaky.
Ia hanya beda 2 tahun di atasku, membuat kami begitu dekat
karena usia kami yang tak begitu jauh. Kurasa kehidupannya
by
berjalan sangat mulus, persis seperti tokoh-tokoh dalam
cerita fiksi yang pernah kubaca. Di usia 27 tahun ini, dia
sudah menjadi seorang dokter, dan kini tinggal di Lampung
ci

bersama istri dan anak-anaknya.

Sedangkan aku, tak pernah terpikir sebelumnya akan


Su

memiliki kehidupan asmara yang berakhir ke pelaminan


seperti kedua kakakku. Beberapa pernah singgah, tapi
akhirnya pergi juga. Sampai akhirnya aku pun tak ingin
ya

terlalu memikirkannya dan membiarkan bagaimana Semesta


akan bekerja untukku.
ha

Hingga akhirnya dia hadir ke dalam hidupku dengan


cara yang tak terduga. Bagaikan musim semi, dia hadir
Ca

menghangatkan hatiku yang hampir tak tersentuh lagi sejak

1
2
musim gugur datang. Hariku kembali berwarna, hatiku
kembali penuh. Angan-angan indah serta untaian mimpi

02
tertata rapi di kepalaku. Membayangkan dia lah belahan
jiwaku yang dikirim Tuhan kepadaku. Sosok yang akan

-2
senantiasa menuntunku menuju puncak kebahagiaan.

Kupikir ia akan selalu menjadi musim semiku. Di


mana udara hangat serta bunga-bunga yang cantik akan

ci
selalu mengelilingi hari-hari indahku. Namun rupanya dia
membawa musim hujan yang tak berkesudahan. Bahkan
Su
deras hujannya mampu meluruhkan segala mimpi-mimpiku.
Hujannya tak hanya membuat hatiku basah, tapi juga
menjelma menjadi sebuah malapetaka di hidupku.
by

Ini adalah kisahku. Kisahku kala menyelami rintikan


bahkan derasnya hujan yang tak berkesudahan. Menanti
sebuah cahaya yang dapat menghangatkanku di sepanjang
ci

musim hujanku.
Su
ya
ha
Ca

2
2
02
-2
ci
Su
SATU
by

Pria itu Bernama Derry


ci
Su
ya
ha
Ca
A

2
ku akan memulai kisah ini dari awal mula menge­
nalnya. Tahun 2018, menjadi kali pertama aku di­

02
per­temu­kan dengan seorang pria bernama Derry.
Se­benarnya kami belum pernah bertatap muka saat itu.

-2
Namun, karena sebuah urusan pekerjaan, kami pun memulai
perkenalan.
Awalnya, aku dan Derry hanya berkomunikasi melalui

ci
aplikasi WhatsApp. Saat itu dia bekerja di salah satu
perusahaan ternama di kota kami. Sedangkan aku, bekerja

Su
sebagai staf umum di sebuah perusahaan properti.

Kali pertama kami berkomunikasi, Derry mengirim­kan


pesan kepadaku untuk mengetahui nama-nama pim­pinan
by

diperusahaanku. Rupanya, bosnya akan mengada­kan sebuah


pesta pernikahan anaknya dan ingin meng­undang para
pimpinan di tempat aku bekerja. Kebetulan, perusahaannya
ci

banyak menggunakan jasa dari perusahaan properti tempat


aku bekerja.
Su

Saat itu aku tak banyak bertanya dan segera me­


ngirimkan daftar nama kepada Derry tanpa mem­bicara­kan
ya

hal lainnya. Komunikasi kami saat itu benar-benar hanya


sebatas relasi pekerjaan. Bahkan aku tak bertanya dari mana
ia mendapatkan nomor pribadiku.
ha
Ca

4
Siang itu aku menuruni anak tangga dengan sedikit ter­

2
02
gesa. Tiba-tiba saja, Pak Doni, bosku memintaku untuk
meng­­gantikannya bertemu dengan salah satu klien per­usa­
haan kami di jam makan siang. Mendadak istrinya mengeluh

-2
sakit perut yang tak tertahankan sehingga ia harus pergi
mengantarnya ke rumah sakit. Karena tak ada alasan untuk
menolak, aku pun segera mengiyakan permintaan Pak Doni.

ci
Namun karena harus segera bergegas, aku pun terpaksa
memilih keluar gedung dengan menggunakan tangga
Su
ketimbang menunggu giliran lift di mana hampir seluruh
pegawai kantor bergantian menggunakan ruang besi itu
untuk membawa mereka menuju kantin di lantai bawah.
by

Aku segera berjalan menuju parkiran di mana mobilku


berada. Sebelum melajukan kendaraanku, aku memastikan
ci

tujuanku yang tadi sudah dikirimkan Pak Doni lewat pesan


singkat. Namun, sebuah pesan lain yang muncul sukses
Su

mencuri atensiku.

08111xxxx
ya

Hai, Shera, apa kabar?


Apakah siang ini kamu ada waktu?
Aku rencananya akan ke kantor kamu untuk
ha

memberikan undangan.
Dan kalau tidak keberatan, aku butuh bantuan kamu
untuk mengantarku memberikan undangan-undangan
Ca

ini.

5
2
Aku mengerutkan alis sesaat, mengingat aku tidak
mengenal nomor yang baru saja mengirim chat kepadaku.

02
Rupanya aku belum menghapus riwayat chat terdahulu,
sehingga aku ingat orang ini adalah pria bernama Derry, yang

-2
beberapa minggu lalu menanyakan nama-nama pimpinan
perusahaanku.

Takut aku lupa membalas pesannya, dengan cepat aku

ci
mengetikkan balasan sebelum aku pergi ke tempat tujuan
untuk bertemu klien Pak Doni.
Su
Maaf, tapi siang ini aku tidak ada di kantor.
Tapi aku akan meminta bantuan temanku untuk
by

membantu kamu ya.


Nanti dia akan menghubungi kamu.
ci

Aku langsung menghubungi Dina, seorang honorer di


Su

kantor, untuk meminta bantuannya untuk menggantikan


aku menemui Derry. Beruntung Dina langsung menyanggupi
sehingga aku bisa segera melaju dengan tenang.
ya

Selesai bertemu dengan klien Pak Doni, aku kembali ke


ha

kantor karena ada beberapa dokumen yang harus kutanda­


tangani. Kulihat Dina tampak tersenyum saat melihatku
Ca

6
masuk ke dalam ruangan. Tapi ada yang beda dengan

2
senyumnya. Bukan senyum sapaan melainkan senyum

02
meledek.

“Kenapa senyum-senyum? Senang ya, kamu ketemu

-2
sama Pak Derry tadi siang?” godaku tepat sasaran.

Dina tertawa kecil di mejanya. “Tahu nggak sih, Mbak,


yang namanya Pak Derry itu ganteng banget, loh.”

ci
“Kayak nggak pernah ngelihat orang ganteng aja kamu,”

Su
ledekku pada Dina sembari mendaratkan bokongku di kursi.

“Untung Mbak Shera ada urusan, jadi aku deh yang


ketemu sama Pak Derry.” Sebenarnya aku sedikit lelah
by

menganggapi Dina, tapi karena hari ini dia sudah mem­


bantuku, jadi kudengarkan saja ocehannya yang begitu
senang bagaikan habis bertemu seorang pangeran.
ci

“Tapi Pak Derry tuh nanyain Mbak Shera mulu, deh.


Kayaknya dia suka deh, Mbak, sama kamu.”
Su

“Ngaco. Bertemu juga belum pernah.”

“Ya siapa tahu dia terpesona dari foto whatsapp, Mbak.”


ya

Aku hanya menanggapi Dina dengan tawa sementara


aku kembali fokus dengan dokumen-dokumen yang harus
ha

kutandatangani. Aku ingin segera pulang ke rumah dan


beristirahat.
Ca

7
2
Tak lama Derry kembali mengirimkan pesan padaku
untuk mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Kupikir

02
percakapan kami akan selesai di situ, mengingat urusan
pekerjaannya sudah selesai. Tapi pada pesan berikutnya, dia

-2
menanyakan akun media sosialku.

Setelah menimbang-nimbang, aku pun memberikan


nama akun Instagramku pada Derry. Kupikir tak ada salahnya

ci
menerima niatan baik pertemanan darinya. Siapa tahu kami
akan memiliki kerjasama lagi ke depannya.
Su
Rupanya pria itu lumayan aktif di media sosial. Derry
selalu berkomentar di hampir setiap unggahanku. Terkadang
dia juga kerap menyapaku di Instagram.
by

“Tuh, kan, Mbak, aku bilang apa. Kayaknya dia tuh


naksir deh, sama Mbak Shera,” ucap Dina mantap kala aku
ci

menceritakan Derry padanya.

Pada saat lebaran Idul Fitri tahun 2018, Derry kembali


Su

mengirimkan pesan lewat WhatsApp. Kerap berkomunikasi


di media sosial, membuatku sedikit heran karena setelah
sekian lama, akhirnya dia kembali mengirimi aku pesan
ya

lewat WhatsApp.

Awalnya, Derry hanya mengucapkan selamat Idul Fitri


ha

padaku. Selayaknya orang muslim yang tengah merayakan


hari besar kami, chat kami hanya sebatas saling mengucapkan
Ca

permohonan maaf lahir dan batin. Serta pertanyaan-

8
pertanyaan sederhana seperti, di mana aku merayakan hari

2
raya, bersama siapa, dan apa yang aku masak hari itu.

02
Kupikir pesan kami hanya saling berbalas seputar hari
raya. Tapi di hari berikutnya, ia mulai banyak bertanya

-2
tentangku. Seperti bertanya di mana alamat rumahku, bagai­
mana lingkungan pekerjaanku, dengan siapa aku tinggal,
dan banyak lainnya yang ia tanyakan, seakan ia sedang

ci
berusaha mengenalku lebih jauh. Bahkan tidak terasa kami
lanjut berkomunikasi membahas personal masing-masing
Su
keluarga kami. Namun, komunikasi kami hanya sebatas
virtual, karena sampai hari itu, kami sama sekali belum
bertatap muka secara langsung.
by

Di tahun 2019, menjadi awal mula kami bertemu meski hal


ci

itu merupakan pertemuan yang tidak disengaja. Saat itu aku


Su

tengah menunggu kedatangan saudaraku yang akan datang


dari luar kota di Bandara SMB II Palembang. Karena aku
datang lebih awal, aku pun memilih menunggu mereka di
sebuah kafe dengan posisi menghadap kaca yang mengarah
ya

ke pintu kedatangan.

Tanpa sadar pandanganku mengarah kepada sosok


ha

pria yang tengah berdiri tidak jauh dari luar jendela tempat
mejaku berada. Pria itu memiliki postur tubuh tinggi
Ca

tegap dengan kulit putih. Meski pria itu terlihat familiar di

9
2
pandanganku, tapi aku pun tidak langsung berpikiran bahwa
itu adalah Derry, pria yang belakangan ini rajin bertukar

02
pesan denganku.

Aku hanya bergumam dalam hati, “Siapa ya, pria ini,

-2
kayak pernah kenal…”

Seakan mendengar suara hatiku, tiba-tiba pria itu


berbalik badan ke arahku. Tak lama ia pun melempar

ci
senyum sambil melambaikan tangannya padaku. Meski

Su
sedikit bingung, aku pun sontak teringat dengan sosok Derry.
Apakah pria itu Derry? Sulit untukku memastikan karena aku
belum pernah bertemu langsung dengannya selama ini.
by
Tak lama pria itu terlihat mengeluarkan ponselnya dari
kantung celana, kemudian seperti tengah mengetikkan
sesuatu di layar itu. Tak lama ponselku berdenting,
ci

menandakan ada pesan masuk.


Su

Derry
Shera, ini aku, Derry. Kamu sedang menunggu siapa?
ya

Aneh, jantungku tiba-tiba berdegup lebih cepat. Padahal


dia sering mengirimi aku pesan. Namun, mengetahui si pe­
ha

ngi­rim pesan tengah berdiri tak jauh dariku, sambil melihat


ke arahku, membuat aku sedikit canggung.
Ca

10
Buru-buru aku mengetikkan balasan pesan kepadanya.

2
Aku mengatakan jika aku sedang menunggu keluargaku yang

02
akan tiba dari luar kota. Setelah pesan itu terkirim, aku pun
melirik ke arahnya lagi. Derry tampak melempar senyum

-2
lagi padaku, tapi kemudian kembali mengetikkan sesuatu
pada layar ponselnya.

Rupanya benar, pria yang sedang berdiri di depan

ci
kaca adalah Derry. Ia mengatakan jika sedang menunggu
kedatangan salah tamu bosnya yang akan dijemputnya.
Su
Ia juga meminta maaf padaku tidak bisa menghampiriku
karena ia harus menunggu di tempat kedatangan. Kami pun
saling melambaikan tangan, tanda perpisahan.
by

Dan pertemuan tak disengaja itu menjadi pertemuan


pertama kami.
ci
Su
ya
ha
Ca

11

Anda mungkin juga menyukai