Anda di halaman 1dari 1

Untuk memperoleh alat dan bahan yang steril dapat dilakukan dengan proses sterilisasi.

Proses
sterilisasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sterilisasi kering dengan menggunakan oven dan
sterilisasi basah dengan menggunakan autoclave.
Guna menjamin proses strilisasi khususnya dalam penggunaan autoclave, maka diperlukan
pemantauan kinerja alat (autoclave) secara rutin agar porses sterilisasi yang dihasilkan dapat
maksimal. Uji kinerja alat dapat dilakukan dengan proses kalibrasi yang dapat dilakukan secara
eksternal oleh sebuah laboratorium kalibrasi atau dengan melaksanakan kalibrasi internal.
Kalibrasi internal dapat dilakukan dengan menggunakan biondikator yang berfungsi menunjukkan
apakan proses sterilisasi berjalan efektif dan maksimal.
1. Sterikon plus Bioindikator
Bahan : Sterikon plus Bioindikator.  
Alat :Autoklave, beaker glass, inkubator.
Prosedur pengujian dalam proses uji sterilitas adalah sebagai berikut:
- Letakan sejumlah ampul bioindikaotor pada rak-rak dalam autoclave.
- Guna menghindari kontaminasi akibat pecahnya ampul bakteri indikator, maka ampul
bioindikator diletakan dalam breaker glass.
- Bioindikator dapat diletakan dibagian rak dasar, tengah atau atas didalam autoclave
- Jalankan proses sterilisasi yaitu suhu 121OC, tekanan 1 atm, selama 15 menit.
- Setelah proses sterilisasi selesai, letakkan bioindikator yang telah disterilisasi dan
bioindikator yang tidak disterilisasi sebagai kontrol dalam inkubator dengan suhu 60+2 OC,
selama 48 jam.
- Amati perubahan warna pada ampul bioindkator yang terjadi.
Di dalam proses pemantauan sterilitas autoclave ini digunakan 2 buah ampul yang diletakan di
dalam rak atas dan tengah autoclave, kemudian disterilisai dengan suhu 121 OC, tekan 1 atm, selama
15 menit. Ampul kemudian dimasukan kedalam inkubator dengan suhu 60 OC bersamaan dengan 2
buah ampul bioindikator yang tidak disterilisasi sebagai kontrol. Perlu diperhatikan bahwa
penggunaan Bioindikator dalam proses sterilisasi tidak melebihi suhu 125 OC, untuk menghindari
rusaknya bioindikator.
Efektivitas proses sterilisasi dapat ditunjukan dengan perbedaan warna antara bioindikator kontrol
dengan bioindikator yang disterilisasi. Pada biondikator kontrol menunjukkan perubahan warna
dari ungu violet menjadi orange kekuningan. Perubahan warna tersebut dikarenakan adanya
pertumbuhan spora di dalam ampul yang menghasilkan asam dari proses fermentasi gula oleh
spora bakteri untuk tumbuh. Demikian pula sebaliknya, proses sterilisasi yang sempurna
diindikasikan dengan tidak adanya perubahan warna bioindikator (warna didalam ampul
bioindikator tetap/tidak berubah) karena spora bakteri didalam ampul telah mati.

Non Sterile= Orange Sterile= Violet

(Terjadi Pertumbuhan) ( Tidak Terjadi Pertumbuhan)

Anda mungkin juga menyukai