Anda di halaman 1dari 2

Hukum informasi dan transaksi elektronik

Nama : alya azzahra dian


Npm : 2006200325
Kelas : V / G1 pagi

PN PALANGKA RAYA
249/Pid.Sus./2020/PN. Plk.
KASUS PENGHINAAN DAN/ATAU PENCEMARAN NAMA BAIK OLEH ENDANG
HARIANTO

Menyatakan Terdakwa ENDANG HARIANTO alias DADANG NEKAD bin A. SUMBOGO


(alm), terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan ahkamah Agung Republ
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik” sebagaimana dakwaan
tunggal

Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di muka persidangan terbukti Terdakwa
pada hari Minggu tanggal 6 Oktober 2020 sekitar jam 20.00 WIB bertempat di Hotel Bahalap
Jalan RTA. Milano Km. 1,3 Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya
telah melakukan live streaming melalui akun Facebook Dadang Dadang Nekat Nekat yang
dalam live streaming tersebut Terdakwa mengucapkan kalimat "istri saya yang berbuat
pidana kamu lindungi, kamu orang paling kejam sedunia, tidak berprikemanusian,
menghalangi seorang suami mencurigai istrinya melakukan pidana asusila ..... “ Helmi
melindungi terduga seorang istri yang dicurigai berbuat pidana Bapak menghalangi seorang
anak ketemui ibunya, anda terduga melanggar undang-undang perlindungan anak, sampean
melanggar peraturan kemanusiaan, Pak Helmi tidak mempunyai peri kemanusiaan, serta
menghalangi seorang anak ketemu ibunya" sehingga menimbulkan komentar dari akun
facebook lain diantaranya mengatakan "yang mau berzina silakan datang kebahalap, jangan-
jangan disini semua pegawainya anak hasil zina semua ini, dan kalau hanya kehadirannya
hanya wadah untuk zina mending bubar, hantam aja itu si Helmi malah cengar-cengir" yang
menyudutkan pihak Hotel Bahalap karena Terdakwa tidak mendapat bukti check out atas
nama Jihan Arpena. Pihak Hotel Bahalap tidak memberikan informasi bukti check out dari
Jihan Arpena karena permintaan Jihan Arpena saat check in yang meminta keberadaannya
dirahasiakan. Perbuatan Terdakwa tersebut secara materiil memenuhi semua unsur Pasal 45
ayat (3) Jo Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang lnformasi dan Transaksi Elektronik dalam
sebagaimana dakwaan Tunggal Penuntut Umum;

- Bahwa pada hakekatnya penjatuhan pidana merupakan kewenangan judex facti namun
demikian Mahkamah Agung dapat memperbaiki putusan judex facti mengenai penjatuhan
pidana apabila judex facti tidak mempertimbangkan atau tidak cukup mempertimbangkan
keadaan-keadaan yang melingkupi perbuatan Terdakwa namun dalam perkara a quo, judex
facti yang menjatuhkan penjara selama penjara 4 (empat) bulan, denda sejumlah
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) subsidair 3 (tiga) bulan kurungan telah dengan tepat
mempertimbangkan dengan keadaan-keadaan yang meringankan dan keadaan memberatkan
dalam diri Terdakwa terutama karena Terdakwa telah menciptakan citra buruk bagi bisnis
korban dan Terdakwa tidak mengajukan permintaan maaf atas perbuatannya dan sifat
perbuatan Terdakwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 Ayat (1) huruf f KUHAP;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dan ternyata pula putusan judex facti
dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Terdakwa dan Pemohon Kasasi II/Penuntut
Umum tersebut dinyatakan ditolak;
Menimbang bahwa karena Terdakwa dipidana, maka dibebani untuk membayar biaya perkara
pada tingkat kasasi;
Mengingat Pasal 27 Ayat (3) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 5
Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta
peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

Menyatakan barang bukti berupa:


Mahkamah Agung Republik Indonesia
- 1 (satu) buah handphone merek Samsung S9 warna blue Grey;
- 1 (satu) buah akun Facebook An. Dadang Dadang Nekad Nekad;
- 1 (satu) buah Simcard Telkomsel dengan nomor 085249524777;
Dirampas Untuk dimusnahkan;
- 1 (satu) buah flasdik yang berisi rekaman live streaming
facebook akun Dadang Dadang Nekad Nekad durasi 47
menit dan Vidio durasi 48 detik dan capture/screenshot
komentar pada saat Terdakwa live streaming, tetap terlampir
dalam berkas perkara;

SUMBER :
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/zaed4a017ad41110ab54313434323
533.html

Anda mungkin juga menyukai