Prosidingke International Conference on Interprofessional Health Collaboration and

Community Empowerment

Bandung, 14 – 16 Desember 2021

PENGARUH TEKNIK REBOZO TERHADAP PENURUNAN NYERI

DAN KEMAJUAN BERSALIN
Ami Damayanti1*, Yulia Ulfah Fatimah1**
1
Kebidanan Bandung, Politeknik Kesehatan Bandung, Bandung, 40171, Indonesia Email:
*
Amidamayanti113@gmail.com, **yuliamomiji@gmail.com

Abstrak. Latar Belakang: Nyeri saat persalinan tidak nyaman dan dapat menimbulkan kecemasan.
Pada proses persalinan, saat terjadi kecemasan dapat menyebabkan lemahnya kontraksi
rahim, sehingga dilatasi serviks tidak meningkat. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri
secara nonfarmakologi dalam hal ini dapat menggunakan teknik Rebozo.
Metode: Metode yang digunakan adalah evidence based case report (EBCR). Pencarian
artikel dilakukan pada 17 Mei 2021 menggunakan database Pubmed, Google Scholar,
Sciene Direct, dan Cochrane Library. Kata kunci yang digunakan adalah kata yang
mewakili populasi yaitu rebozo tehnique dan Labor. Pencarian artikel terbatas pada yang
diterbitkan dalam 5 tahun terakhir dan artikel teks lengkap. Setelah dibaca secara
keseluruhan, dapat digunakan 3 artikel. Kemudian, pasien akan diukur skala nyeri
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan WAJAH Wong Baker Skala Penilaian
Rasa Sakit.
Hasil : Sebelum diberikan intervensi skala nyeri pasien berada pada skala 7-10 atau sakit
parah. Kemudian setelah dilakukan intervensi nyeri ringan.
Kesimpulan: Intervensi Teknik Rebozo pada Ny.A mampu mengurangi nyeri dan
perkembangan Ny. Pengiriman A cukup baik.

Kata Kunci: Teknik Rebozo; persalinan

Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang
diakhiri dengan pengeluaran konsepsi dari
intrauterin ke ekstrauterin oleh ibu. Proses
persalinan terdiri dari tahap pertama, fase aktif
dan fase laten. Fase laten adalah dimulainya
kontraksi teratur yang diikuti dengan dilatasi
serviks hingga 3 cm sedangkan fase aktif adalah
jeda setelah fase laten yang diikuti dengan
dilatasi serviks hingga selesai (10 cm). (1)
Pada kala satu, ibu hamil akan
mengalami nyeri yang merupakan tanda
dimulainya persalinan. Namun, terkadang nyeri
tersebut membuat ibu hamil tidak nyaman dan
menimbulkan
rasa cemas. Dalam proses persalinan, bila ada
kecemasan dapat menyebabkan berkurangnya
kontraksi rahim, akan terjadi dilatasi serviks
yang memanjang. Fase dilatasi serviks yang
berkepanjangan dapat disebabkan oleh
berkurangnya otot-otot rahim yang berkontraksi.
Selain itu dilatasi serviks yang memanjang juga
dapat disebabkan oleh kekuatan ibu mengejan,
faktor janin, faktor jalan lahir, faktor psikologis
ibu yang terdiri dari tingkat kecemasan dan
ketakutan yang dialami dalam menghadapi
persalinan. Jika terjadi dilatasi serviks yang
memanjang, maka akan menyebabkan
perpanjangan kala satu yang disebut kala satu
memanjang(2-4).
 208
Prosiding 4thInternational Conference on Interprofessional Health Collaboration and
Community Empowerment
Jika terjadi persalinan lama dapat
menyebabkan ibu mengalami kelelahan
sehingga kekurangan tenaga dan kontraksi
rahim semakin tidak adekuat dan selanjutnya
kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan
kemajuan persalinan. Kondisi uterus yang tidak
adekuat akan menyebabkan perdarahan
intrapartum dan postpartum. Kondisi lain yang
mempengaruhi lama persalinan adalah kondisi
psikologis yang meliputi persepsi ibu terhadap
nyeri dan kecemasan saat persalinan(3).
Berdasarkan wawancara dengan bidan
koordinator di Puskesmas Ibrahim Adji
mengatakan bahwa 100% ibu yang melahirkan
mengalami nyeri saat persalinan dari skala
ringan hingga berat. 30% diantaranya mampu
mengatasi nyeri dengan baik, namun sebagian
besar pasien akan merasa khawatir dan cemas
terhadap nyeri yang dialaminya karena tidak
mampu menangani manajemen nyeri dengan
baik. Bahkan akhirnya ada beberapa pasien
yang dirujuk karena stadium pertama yang begitu
lama.
Salah satu upaya untuk mengatasi kala I
persalinan lama dapat dilakukan dengan cara
farmakologi dan non farmakologi. Salah satu
metode nonfarmakologi adalah dengan
menggunakan teknik Rebozo. Rebozo
membantu memberikan ruang panggul ibu yang
lebih luas sehingga bayi lebih mudah turun ke
panggul dan proses persalinan menjadi lebih
cepat (5).
Berdasarkan data tersebut, penulis
berencana menerapkan intervensi non
farmakologi untuk penanganan nyeri saat
persalinan dengan menggunakan teknik rebozo,
selain termasuk dalam
terapi non farmakologi, rebozo juga termasuk
dalam terapi komplementer yaitu terapi
tradisional yang termasuk dalam terapi modern .
6).
Metode Metode
yang digunakan adalah evidence based
case report (EBCR). Pencarian artikel dilakukan
pada 17 Mei 2021 menggunakan database
Pubmed, Google Scholar, Sciene Direct, dan
Cochrane Library. Kata kunci yang digunakan
adalah kata yang mewakili populasi yaitu rebozo
Bandung, 14 – 16 Desember 2021
tehnique dan Labor. Pencarian artikel terbatas
pada yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir dan
artikel teks lengkap. Setelah dibaca secara
keseluruhan, dapat digunakan 3 artikel.
Kemudian pasien akan diukur skala nyerinya
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan
Wong Baker FACES Pain Rating Scale(7,8).
Dalam memberikan asuhan ini penulis
menggunakan bola
dan kain senam, gerakan rebozo yang diberikan
adalah menggoyang pohon apel dengan
menggerakkan bokong ibu secara perlahan
sesuai kenyamanan menggunakan selendang
dan kedua tangan ibu menopang bola senam.
Teknik rebozo kedua menggunakan rebozo
pergeseran dengan menggunakan kain untuk
membungkus perut ibu, penulis dapat berdiri
dengan kaki terbuka lebar dan mengambil posisi
yang nyaman seperti mengayunkan sepeda
dengan lembut menggunakan selendang.
Penyaringan Ketiga Sambil Berbaring Dengan
memposisikan ibu yang bermasalah
menggunakan bantal, kepala lebih tinggi. Lilitkan
bate atau selendang di sekitar pinggang hingga
pinggul lalu goyangkan perlahan, lembut dan
hati-hati seperti berayun. Setiap gerakan
tersebut dapat dilakukan 2-5 menit dan diulangi
selama ibu merasa nyaman.
Hasil
Ny A datang ke Puskesmas Ibrahim Adji
karena merasakan kontraksi yang cukup hebat
dan lendir berdarah, setelah dilakukan
pemeriksaan dilatasi serviks 3 cm dengan skala
nyeri 7-10
dan diagnosis G1P0A0 parturient aterm gravida
38 minggu, kala I persalinan fase laten, Janin
tunggal hidup intra uterin, persentase kepala.
Kemudian diberikan intervensi untuk
mengurangi nyeri dengan teknik rebozo dan hasil
pengukuran skala nyeri setelah diberikan
intervensi berada pada skala 4-6. Teknik rebozo
dapat mengurangi nyeri dan mempersingkat
kemajuan persalinan, ibu merasa lebih nyaman
dan merilekskan perut yang ditopang pinggang
dan tulang punggung menyebabkan nyeri
berkurang. Lamanya kala I pada Ny A 3 jam.
Keterbatasan dari intervensi ini adalah dengan
fasilitas yang terbatas penulis hanya mampu
melakukan 2 gerakan rebozo yaitu rebozo
 goyang pohon apel dan rebozo ayak. Kemudian
rendahnya pengulangan intervensi yang
didapatkan Ny A karena keterbatasan waktu
sehingga dapat mempengaruhi optimalisasi
hasil.
Dapat disimpulkan bahwa intervensi
rebozo ini dapat mengurangi nyeri saat
persalinan dan membantu kemajuan persalinan.
209
Prosiding 4th International Conference on Interprofessional Health Collaboration and
Community Empowerment
Gerakan rebozo adalah gerakan untuk
mengurangi rasa sakit saat persalinan, tetapi
juga membuat tubuh lebih nyaman setelahnya.
Ini berhubungan dengan peregangan tulang
belakang, punggung, paha, dan kaki. Dia
dilakukan secara optimal maka akan membentuk
otot dan persendian sekitar pinggang dan
punggung tidak kaku maka ini akan mengurangi
rasa sakit menjadi lebih baik(5).
Putaran yang tepat akan membuat ibu
merasa dipeluk dan memicu pelepasan hormon
oksitosin atau hormon bahagia sehingga proses
persalinan ibu menjadi lebih lancar (9). Terkadang
otot ligamen panggul ibu tegang, jika
ditegangkan dan diberi posisi yang tidak baik,
rahim bisa miring bayi juga akan sulit masuk
panggul karena pada usia 38 minggu seharusnya
bayi sudah turun ke panggul. Makanya gerakan
rebozo ini sangat membantu saat ibu melahirkan.
Teknik rebozo ini bisa membantu untuk menjadi
lebih rileks tanpa bantuan obat apapun. Hal ini
membuat teknik ini sangat berguna saat
persalinan lama dan ibu mulai merasa nyaman
(10)
. Selain itu teknik ini juga dapat digunakan
untuk memberikan ruang pada bayi agar bayi
dapat berada pada posisi yang optimal untuk
persalinan (11).
Tidak hanya sebatas kenyamanan saat
melahirkan, Rebozo juga membantu memberikan
ruang panggul ibu yang lebih luas agar bayi lebih
mudah turun dari panggul dan proses persalinan
lebih cepat (12).
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan manajemen
asuhan kebidanan pada Ny. A dengan
pemberian intervensi non farmakologi teknik
Rebozo, dapat disimpulkan:
a. Pada saat sebelum diberikan intervensi skala
nyeri pada Ny A setelah dilakukan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
dimana kemajuan persalinan sangat signifikan
pada kelompok intervensi yang diberikan
intervensi rebozo. Kemudian, selain itu menurut
penelitian bahwa ada pengaruh intervensi teknik
rebozo terhadap pengurangan nyeri.
Bandung, 14 – 16 Desember 2021
pengukuran dengan menggunakan Numeric
Rating Scale (NRS) dan Wong Baker FACES
Pain Rating Skala berada pada skala 7-10
atau nyeri hebat.
b. Setelah dua kali intervensi pada Ny A kurang
lebih 2 jam dengan jeda, dilakukan
pengukuran nyeri kembali dengan
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
dan Wong Baker
FACES Pain Rating.Skala menyala sakit
ringan.
c. Intervensi Teknik Rebozo pada Ny. A mampu
mengurangi rasa sakit dan kemajuan
persalinan Ny A secara signifikan.
Referensi
1. Varney H. Textbook of Midwifery Care. edisi
ke-4 Jakarta: EGC; 2017.
2. Admin, Meta Rosdiana. Hubungan
Pendampingan Suami Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu di Rb Citra Palembang
Tahun 2018. J Kesehatan dan
Perkembangan. 2019;9(17):54–60.
3. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan
Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.
4. Manuaba IBG. Pengantar Kuliah Kebidanan.
Jakarta: EGC; 2015.
5. Simbol ganda, Siburian U. menguji keefektifan
teknik rebozo dalam persalinan. Media Sains
Indonesia; 2021.
6. Irianti S, Nurjanah S. Perubahan Tingkat Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III Yang
Melakukan Senam Yoga. Str. Ilmu
Kesehatan J. 2020;9(2):1581–7.
7. Numeric Rating Scale (NRS) | PainScale
[Internet]. [dikutip 16 April 2021]. Tersedia
dari:
https://www.painscale.com/article/numeric
rating-scale-nrs
8. Beranda - Yayasan WAJAH Wong-Baker
[Internet]. [dikutip 15 April 2021]. Tersedia
dari: https://wongbakerfaces.org/
 9. Amelia. Pijat Rebozo dan Endorphin untuk
Mempersingkat Proses Melahirkan. 2017;
10.Purwanti AS. Pengaruh Penerapan
Teknik Rebozo Terhadap Intensitas Nyeri
Dan Tingkat Kecemasan Pada Ibu
Melahirkan Fase I Aktif. Prosiding 4 th Int
Conf Heal Sci. 2020;70–6.
11. Iversen ML, Midtgaard J, Ekelin M, Hegaard
HK. Pengalaman wanita Denmark tentang
210
teknik rebozo selama persalinan: Studi
eksploratif kualitatif. Sex Reprod Healthc
[Internet]. 2017; 11:79–85. Tersedia dari :
12. http://dx.doi.org/10.1016/j.srhc.2016.10.005
13. Nadina. Rebozo! Cara Kreatif Mempersingkat
Melahirkan. 2018; Tersedia dari :
http://www.bidankita.com/rebozo-cara
creative-to-lancarin-persalinan/2/.