Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS MANAJEMEN RESIKO PADA TOKO ROTI MAESTRO KOTA

MALANG

Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Resiko

Dosen Pengampu : Drs. Agus Sucipto, MM., M.Ag

Disusun oleh :

M. Aldi Nurohman 19510136


Aulia Azzahra A.F 19510199
Aldarizma Rizky Damayanti 19510208
Izza Nur Hidayati 19510209

Manajemen Resiko B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianyalah hingga makalah yang berjudul “Analisis Manajemen Resiko Pada
Toko Roti Maestro Kota Malang” ini dapat kami selesaikan dengan lancar dan sesuai dengan
waktu yang telah di tentukan. Tanpa pertolongannya mungkin kami tidak bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Adus Sucipto, MM., M.Ag
selaku Dosen mata Kuliah Manajemen Resiko yang telah memberikan tugas makalah ini
yang semoga nantinya dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwah makalah ini sangat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini. Terima kasih.

Malang, 10 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................
BAB  I PENDAHULUAN ..................................................................................................................
A. Profil Perusahaan ....................................................................................................................
BAB II TEORI ....................................................................................................................................
A. Identifikasi Resiko ...................................................................................................................
B. Teknik ......................................................................................................................................
C. Mapping .................................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................................
A. Hasil Observasi .......................................................................................................................
B. Pembahasan ...........................................................................................................................
C. Solusi .....................................................................................................................................
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Perusahaan
Roti Maestro atau dengan branding bernama Roti M, merupakan usaha yang bergerak
dalam industry makanan ringan yaitu roti. Usaha roti M ini mulai berdiri pada tahun 2019
dengan cabang pertama di Jakarta. Pada bulan Februari 2021 Roti M melakukan ekspansi
dan membuka cabang di Kota Malang dan beralamat di Jalan Danau Djonge Kav H4
No.31 B, Sawojajar, Madyopuro, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.
Selain berada didaerah sawojajar, Roti M juga membuka cabang di daerah merjosari kota
Malang. Pemilik atau owner dari roti M bernama Fery Cahyono.

Produk yang ditawarkan oleh Roti M adalah berbagai macam jenis roti, tetapi usaha
ini lebih fokus pada roti dengan cita rasa kopi dengan berbagai isian di dalamnya, seperti
keju, coklat, butter dan lainnya. Dengan slogan “Rasa Mewah Harga Ramah” tentu akan
menarik minat konsumen untuk mencobanya. Slogan ini diambil karena industry roti kopi
ini mungkin banyak orang mengetahui brand Rotiboy yang sudah memiliki nama yang
besar. Tentu karena itu harga rotinya menjadi mahal. Mas Fery kemudian berinovasi
dengan membuat versi terjangkau dari yang dijual brand tersebut namun dengan citarasa
yang gak kalah dengan roti dari brand tersebut.

Walaupun dibuat versi terjangkau, namun kualitas dan standar produksi yang
ditetapkan tidak sembarangan. Ada quality control yang dilakukan sang owner setiap satu
bulan sekali untuk menjaga kualitas produk yang dijual. Selain itu usaha Roti M sudah
mengantoni izin dari dinas kesehatan dan sudah memiliki sertifikasi halal dari MUI.
Sehingga dapat dipastikan bahwa aman dan juga halal dikonsumsi.

Dalam memproduksi roti kopi ini, untuk di outlet sawojajar terdapat 3 orang
karyawan yang setiap harinya bertugas untuk membuat roti sesuai dengan pesanan
konsumen yang masuk. Untuk system pemesanan harus dilakukan minimal H-1
sebelumnya atau disebutkan berapa jumlah pesanan yang harus dibuat, semakin banyak
jumlah pesanan maka pemesanan harus dilakukan lebih jauh lagi minimal H-2 atau H-3
sebelumnya.

4
Mas Fery selaku owner belum membuka system partner. Usaha roti ini pada awalnya
disupport oleh 2 pemodal atau investor yang menyetorkan modal kepada mas Fery untuk
mengembangkan usaha. Dengan seiring berjalannya usaha, datang satu lagi investor yang
memberikan modal usaha kepada mas Fery sehingga usaha ini terdapat 3 investor sampai
sekarang dengan system pembagian keuntungan yaitu 60 % untuk investor dan 40%
untuk owner.

5
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Identifikasi Resiko
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada pepatah
mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Menurut
Djohanputro (2008), Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko,
dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidak
pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang
(Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan
dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang
merugikan.

Jadi Identifikasi Resiko dapat dijabarkan sebagai proses dimana perusahaan secara
terus menerus mengidentifikasi kerugian property, liability, personal sebelum terjadinya
suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan atau sebagai usaha
untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan.

a. Hal-hal yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk perusahaannya:


1) Mengetahui kemungkinan – kemungkinan terjadinya suatu kerugian dan harus
berhati – hati atas kemungkinan timbulnya setiap kerugian dan hal ini merupakan
tugas utama seorang manajer risiko.
2) Memperkirakan frekuensi dan besar kecilnya risiko sehingga dapat diperkirakan
kemungkinan kerugian maksimum dari risiko yang berasal dari berbagai sumber.

6
3) Memutuskan pemakaian metode pengolahan risiko yang terbaik dan paling
ekonomis,apakah dengan jalan menghapuskan, mengurangi, membatasi,
menanggung sendiri, memindahkan atau mengkombinasikan metode – metode
tersebut.
4) Mengadministrasikan program –program manajemen risiko termasuk mengadakan
penilaian kembali atas program – program, pencatatan – pencatatan dan lain
sebagainya.

b. Cara Mengindentifikasi Resiko


1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan.
Pendirian sebuah perusahaan tentulah mempunyai tujuan. Jadi, peristiwa-
peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh tujuan
perusahaan akan diindentifikasikan sebagai risiko.
Contoh : Kebijakan moratorium / penghentian sementara izin baru alih fungsi
lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang akan
mulai diberlakukan pada awal tahun 2011 oleh Kementerian Kehutanan untuk
semua sektor industri, mulai dari perkebunan, pertambangan sampai kehutanan,
dapat diidentifikasikan sebagai risiko yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis di
bidang perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan kehutanan yang telah
merencanakan ekspansi bisnis sebagai tujuan usaha mereka pada tahun 2010 sampai
2012, karena dengan adanya kebijakan moratorium tersebut dapat membuat tidak
tercapainya sebagian / seluruh tujuan perusahaan.

2) Identifikasi risiko berdasarkan skenario.


Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut merupakan alternatif-
alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, peristiwa-peristiwa yang
memicu terjadinya alternatif skenario yang tidak diharapkan / di luar yang telah
ditetapkan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai risiko Hasil dari identifikasi
risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang akan dilakukan terhadap
risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari sifat dari risiko-risiko itu.

c. Proses Identifikasi Risiko


Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditangani dan
kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk

7
mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses
identifikasi risiko, antara lain :
1) Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang
dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan
dikembangkan / dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian besar proses
identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal yang menjadi
perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar identifikasi risiko-risiko adalah
manajemen, organisasi, peraturan pemerintah, pihak ke tiga, kondisi ekonomi
perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.
2) Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko itu
harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis.
Pengelompokkan risiko-risiko itu bertujuan untuk mencegah terjadinya
pengulangan dan membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-risiko.
3) Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan identifikasi risiko ? Perusahaan dapat membentuk tim khusus
untuk mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggota-anggota
proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang menguasai /
memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko dan pemegang
saham.

d. Teknik-teknik yang Dipakai Dalam Mengidentifikasi Risiko


1. Kumpulkan informasi
Misalnya dengan cara :Tukar pikiran diantara tim dan mintalah setiap orang untuk
mengidentifikasi area-area mana saja yang berpotensi risiko. Setiap orang mungkin
bisa menuliskan 3 (tiga) sampai 5 (lima) peristiwa-peristiwa yang mengandung
risiko di areanya masing-masing. Dimulai dari risiko utama sampai pada risiko-
risiko yang lebih kecil yang merupakan bagian dari risiko utama itu. Di papan tulis,
orang pertama dapat menulis di baris pertama, dilanjutkan dengan orang berikutnya
untuk menghindari duplikasi dan menghemat waktu. Keuntungan dari cara ini
adalah masukan dari seseorang dapat memicu timbulnya masukan lain dari orang
berikutnya.
2. Interview
3. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)
4. Pengalaman pribadi dan intuisi

8
 Buatlah sebuah daftar berisi risiko-risiko berdasarkan pengalaman masa lalu atau
pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari proyek sejenis.
 Lakukan pemetaan dimana kita harus membuat kategori risiko dari seluruh risiko
yang telah diidentifikasikan tersebut.

e. Risiko – risiko yang telah diidentifikasi dapat dikategorikan dalam:


1) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi akan terjadi terus
menerus, tapi kita tidak mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak kerugian
yang ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi : perubahan dalam kondisi
pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam sosial, politik dan
lingkungan, perubahan dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang,
tidak stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang ekstrim, perubahan
selera pelanggan, tidak tersedianya bahan mentah, dll.
Contoh : kenaikan harga kertas merupakan salah satu risiko yang diidentifikasi oleh
penerbit buku. Kenaikan harga kertas +/- 40% pada tahun 2010 ini memukul
industri buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga buku.
2) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi jarang terjadi dan kita berusaha
melakukan tindakan untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-peristiwa itu.
Contoh : bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi),
tidak tersedianya bahan mentah, terbatasnya / kurangnya modal kerja / pendanaan
untuk suatu proyek, faktor-faktor eksternal seperti terorisme, sabotase, perang, dll
3) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di dalam internal bisnis /
organisasi.
Contoh : tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen yang tidak kompeten,
minimnya kepemimpinan manajemen, sistim komunikasi yang tidak berjalan baik
di dalam perusahaan, karyawan mogok kerja, prosedur seleksi / rekrutmen
karyawan yang tidak memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas.
4) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat teknis : bekerja dalam
kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat keamanan kerja
yang tidak sesuai standar, dll.
5) Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan / peraturan pemerintah, pergantian
kabinet, dll.
6) Hukum dan peraturan pemerintah

9
Contoh : Berdasarkan Ketentuan Badan Standar Nasional Indonesia No. 13-6910-
2002 tentang Operasi Pengeboran Darat dan Lepas Pantai di Indonesia, maka
sumur-sumur pengeboran harus berjarak sekurang-kurangnya 100 meter dari jalan
umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat lain dimana sumber nyala api
dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003 peruntukan lokasi
sebenarnya bukan untuk pertambangan. Tetapi, fakta yang terjadi adalah jarak
sumur pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur dengan pemukiman
penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan pengeboran dilakukan di
kawasan industri. Hal ini merupakan risiko yang harus diidentifikasi oleh Lapindo
Brantas Inc. sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila terjadi kecelakaan pada
saat pengeboran, maka ekologi dan manusia di sekitar lingkungan akan terkena
dampaknya. Pihak Lapindo pun harus menanggung kerugian finansial bila terjadi
kesalahan pengeboran.

f. Analisa daftar risiko-risiko tersebut


Suatu proses Analisa identifikasi risiko akan menghasilkan daftar risiko yang memuat
informasi mengenai risiko-risiko yang telah diidentifikasikan, akar penyebab
terjadinya risiko dan kategori risiko-risiko.Identifikasi Resiko perlu dilakukan secara
terus menerus karena risiko-risiko baru bisa saja muncul ke permukaan ketika suatu
proyek sedang berlangsung / dikerjakan.erlukan perhatian lebih untuk menertibkannya.

g. Analisis Sekuen Risiko


Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian munculnya kerugian
karena resiko tersebut.
Contohnya: Kebakaran, adalah bahwa api merupakan sumber resiko pertama. Api
menyebabkan kerugian bagi organisasi kemudian ada faktor resiko yang menjadi
katalis yaitu yang mempercepat atau memperbesar munculnya kejadian yang tidak
diinginkan. Faktor resiko tersebut adalah minyak tanah yang ditaruh dekat kompor.
Situasi tersebut akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi
kebakaran maka gedung tersebut akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut
menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian akan terjadi kejadian
yang tidak diinginkan yaitu kebakaran yang menyebabkan kerugian
Setelah melakukan analisis sekuen kita bisa melakukan pencegahan munculnya
kejadian yang tidak diinginkan dengan fokus terhadap sekuen yang terjadi. Contohnya

10
untuk menghadapi faktor resiko atau bangunan yang menghadapi eksposur terhadap
kebakaran dapat dilakukan dengan cara menggunakan kompor listrik, menjauhkan
minyak tanah. Dengan demikian, bisa mengurangi kerusakan gedung karena
kebakaran

h. Mengidentifikasi Sumber-sumber risiko


Dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-sumber risiko. Sumber-sumber
resiko dilingkungan sekitar kita :
1. Lingkungan fisik : bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai
yang menyebabkan banjir, gempai, badai, topan.
2. Lingkungan sosial : Kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat
lokal, pemogokan pegawai, perampokan.
3. Lingkungan politik : perubahan perundang, perubahan aturan, konflik antar negara
yang mendorong boikot produk perusahaan.
4. Lingkungan legal : gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan
yang berlaku.
5. Lingkungan operasional : kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagaglan sistem
komputer, serangan virus terhadap komputer.
6. Lingkungan ekonomi : kelesuhan ekonomi, inflasi yang tidak terkendali.
7. Dengan mematuhi sumber-sumber risiko kita bisa memperoleh gambaran risiko
apa saja yang mungkin muncul dan membahayakan organisasi. Alternatif katagori
sumber risiko :
8. Konsumen : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak
mau membeli produk perusahaan, konsumen merasa rugi kemudian menuntut
perusahaan.
9. Supplier : pasokan dari supplier tidak sesuai yang diharapkan.
10. Pesaing : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan
harga yang bisa mengakibatkan persaingan harga.
11. Regulator : perusahaan gagal mematuhi perusahaan yang berlaku, perubahan
perundangan yang berlaku mengakibatkan perusahaan rugi.

i. Teknik pendukung lainnya


1. Metode laporan keuangan

11
Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening dengan laporan
keuangan. Dari rekening tersebut kemudian dianalisis resiko apasaja yang bisa
muncul dari rekening yang melibatkan rekening tersebut.
Contoh : khas merupakan salahsatu rekening di neraca, risiko yang bisa muncul
atau melibatkan khas misalnya pencurian khas, penyelewengen khas, dll
2. Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan
 Metode ini berusaha melihat sumber risiko dari flow chart kegiatan dan operasi
perusahaan. Metode ini sangat sesuai untuk risiko tertentu seperti risiko dari
proses produksi.
 Proses produksi dimulai dengan masuknya input, mengerjakan input sampai
menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi ada kemungkinan
muncul kejadian yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan kerja, kerusakan
mesin, dll
 Dengan mengamati prosesnya kita bisa mengidentifikasi sumber risiko yang
menyebabkan kejadian negatif tersebut.
3. Analisis Kontrak
Bertujuan melihat resiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu. Resiko ini
berkaitan dengan resiko tuntutan hokum.
4. Catatan Satistik Kerugian dan Laporan Kerugian Perusahaan
Jika perusahaan mempunyai database yang baik maka dapat mencatat kerugian-
kerugian. Analisis terhadap penyimpangan dapat membantu mengidentifikasi
sumber-sumber resiko.
5. Survei atau wawancara terhadap manajer
Manajer paling tahu operasi perusahaan termasuk resiko-resiko yang dihadapi.
Sebagai ilustrasi, United Grain Growers yang merupakan perusahaan di bidang
pertanian di Canada melakukan sesi brainstroming antara manajer dan konsultan
manajer resiko. Untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang paling penting
dihadapi. Hasil diskusi tersebut menunjukkan ada 6 yang paling penting :
a. Resiko Komoditas : harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan
memegang komoditas tersebut
b. Resiko Cuaca: Cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen
dan menurunkan volume pertanian (penjualan menurun)
c. Resiko Counterparty: Counterparty perusahaan gagal memenuhi kontraknya
terhadap perusahaan

12
d. Resiko Lingkungan : Perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena
perusahaan dituduh merusak lingkungan (pencemaran lingkungan).
e. Resiko Persediaan : Persediaan mengalami kerusakan ( membusuk)
f. Resiko Kredit : Counterparty gagal bayar kepada perusahaan. Resiko
komoditas merupakan resiko yang paling dianggap paling penting oleh manajer
UGG.

B. Teknik
Pada prinsipnya ada empat teknik pengelolaan risiko secara klasik, keempat teknik
tersebut adalah penghindaran risiko, pengurangan risiko, pemindahan risiko dan
penahanan risiko. Suatu perusahaan dapat melakukan pemilihan terhadap alternatif
pengelolaan risiko yang dapat memberikan solusi yang optimal bagi perusahaan. Dan
teknik Manajemen Resiko yang digunakan pada usaha Toko Roti Maestro yaitu dengan
Pengurangan Risiko (Risk Reduction).

C. Mapping
Karena risiko selalu terkait dengan dua dimensi, pemetaan yang paling tepat juga
menggunakan dua dimensi yang sama. Kedua dimensi yang dimaksud adalah probabilitas
terjadinya risiko dan dampaknya bila risiko tersebut terjadi. Berikut merupakan contoh
hasil pemetaan.
Dimensi pertama, probabilitas, menyatakan tingkat kemungkinan suatu risiko akan
terjadi. Semakin tinggi kemungkinan suatu risiko terjadi, semakin perlu mendapat
perhatian. Sebaliknya, semakin rendah kemungkinan suatu risiko terjadi, semakin rendah
pula kepentingan manajemen untuk memberi perhatian kepada risiko yang bersangkutan.
Umumnya, probabilitas di bagi ke dalam tiga ketegori: tinggi, sedang, rendah.

13
Dimensi kedua berupa dampak. Yaitu tingkat kegawatan atau biaya yang terjadi kalau risiko
yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan. Semakin tinggi dampak suatu risiko,
semakin perlu mendapat perhatian khusus. Sebaliknya, semakin rendah dampak yang terjadi
dari suatu risiko, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk mengalokasikan
sumber daya untuk menangani risiko yang bersangkutan. Umumnya, dimensi dampak dibagi
ke dalam tiga tingkat: tinggi, sedang, dan rendah.Matriks antara kedua dimensi meghasilkan
empat kuadran utama. Kuadran I merupakan área dengan tingkat probabilitas sedang sampai
tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi.

Kuadran I terdiri dari risiko-risiko yang masuk ke dalam prioritas I, atau prioritas
utama. Kuadran II merupakan área yang dihuni oleh risiko-risiko dalam prioritas II. Ciri dari
risiko dalam kuadran II adalah mereka yang memiliki tingkat probabilitas kejadian antara
rendah sampai sedang, namun dampaknya bila risiko tersebut menjadi kenyataan tinggi. Ini
tinggi artinya, risiko-risiko dalam kuadran II cukup jarang terjadi. Mungkin hanya setahun
sekali, atau bahkan bisa kurang. Tetapi kalau sampai terjadi, tujuan dan target perusahaan
bisa tidak tercapai. Dalam kondisi terburuk, perusahaan bisa tutup atau dinyatakan bangkrut.

Kuadran III dihuni oleh risiko-risiko dengan skala prioritas III. Risiko dalam kelas ini
memiliki tingkat probabilitas kejadian yang tinggi, namun dampaknya rendah. Risiko yang
secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan target perusahaan.
Kadang-kadang terasa mengganggu bila risiko yang bersangkutan muncul menjadi
kenyataan. Namun, biasanya perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak yang
muncul. Contohnya : Salesman mungkin selalu ada yang sakit atau tidak masuk. Tetapi,
ketidakhadiran satu orang salesman dalam satu hari tidak mengganggu pencapaian tujuan dan
target. Kendaraan kantor selalu ada yang masuk bengkel setiap hari. Tetapi operasi
perusahaan tidak terganggu gara-gara móbil silih berganti masuk bengkel.

Kuadran IV dihuni oleh berbagai risiko dengan skala prioritas IV. Risiko dalam kelas
ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang rendah. Kalaupun terjadi, dampaknya kecil
bagi pencapaian tujuan dan target perusahaan. Risiko yang masuk dalam kuadran IV
cenderung dapat diabaikan sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumber dayanya
untuk menangani risiko tersebut. Namun, manajemen tetap perlu memonitor risiko dalam
kuadran IV. Suatu risiko besifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk ke dalam kuadran IV
bisa pindah ke kuadran lain bila ada perubahan kondisi eksternal maupun internal secara
signifikan.

14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara
1) Resiko Aset Fisik (disebabkan oleh banjir, gempa bumi, gunung meletus dll)
1. Apakah pernah bisnis yang yang dijalankan oleh Pak Fery mengalami resiko asset
fisik seperti tempat usaha rusak diakibatkan oleh banjir, gempa bumi dan bencana
lainnya ?
Hasil wawancara : Untuk sampai saat ini bisnis yang saya jalankan belum pernah
mengalami kerusakan akibat bencana alam.
2. Apakakah Pak Fery sudah menyiapkan diri apabila terjadi kerusakan apabila terjadi
bencana alam ?
Hasi wawancara : Mungkin untuk saat ini saya belum terpikirkan apabila bisnis
saya terkena dampak dari bencana alam tetapi mungkin saya akan menyiapkan dana
dadurat untuk bisnis saya yang mungkin itu akan berguna pada saat tersebut.
3. Kejadian dari alam apa yang pernah terjadi di lingkungan bisnis Pak Fery? Dan
apakah kejadian tersebut memberikan dampak terhadap bisnis Pak Fery ?
Hasil wawancara : Kejadian dari alam ya pada bulan-bulan seperti ini hujan ya dan
terkadang hujan deras sampai banjir dan itu tidak sampai merusak asset saya.

2) Risiko Karyawan (kecelakaan, penipuan dan ketidakjujuran)


 Karyawan Tidak Jujur
1. Apakah pernah dalam menjalankan bisnis, Pak Fery mengalami Resiko Karyawan
seperti karyawan tidak jujur ?
Hasil wawancara : Mengalami karyawan tidak jujur belum pernah tetapi mungkin
ada suatu kejadian yaitu kehilangan uang tetapi saya tidak menyeledikinya secara
tuntas sehingga saya tidak bisa memastikan apakah itu berasal dari pihak internal
atau eksternal. Jadi saya belum bisa mengakatan karyawan tidak jujur karena belum
ketahuan pelakunya siapa.
2. Alasan apa yang membuat Pak Fery tidak melakukan penyelidikan atas kejadian
tersebut?
Hasil wawancara : Karena pertimbangan kapasitas saya sendiri untuk melakukan
penyelidikan, saya juga menghitung besar kehilangan tidak terlalu besar dan

15
mungkin akan lebih besar pengeluaran atau biaya pada saat saya melakukan
penyelidikan, jadi saya memutuskan untuk tidak melakukan penyelidikan dan saya
anggap selesai.
3. Berapa kali kejadian tersebut terjadi di bisnis anda dan bagaimana Pak Fery bisa
mngetahui hal tersebut? lokasi pastinya dimana ?
Hasil wawancara : Terjadi selama 2 kali dan di outlet yang sama, yaitu outlet
Merjosari. Kejadian pertama bulan Desember 2021 ketika ada pembukuan akhir
bulan dan saya menenukan selisih antara catatan dengan uang riil-nya. Sempat
dibicarakan dengan karyawan yang ada di outlet tersebut dan bulan selanjutnya
tidak terjadi lagi, saya pikir sudah beres tetapi pada bulan Februari terjadi lagi
dengan kehilangan yang lebih besar dari kejadian sebelumnya.
4. Tindakan apa yang Pak Fery ambil atas kejadian tersebut ?
Hasil wawancara : Tindakan yang saya lakukan, melakukan evaluasi kenapa
kejadian tersebut terjadi dalam waktu berdekatan. Jadi evaluasi pertama, saya
mengevaluasi di sistem manajemen keuangan, sistemnya saya ubah dengan cara
karyawan yang bekerja di shift sore melakukan kegiatan closing dan pembukuan
harian uang hari itu dipegang oleh dia, kemudian pada waktu akhir bulan karyawan
tersebut yang akan menyetorkan uangnya kepada saya dan itu cukup efektif. Jadi
pencegahannya system keuangannya dirubah seperti yang diatas jadi karyawan
yang bertanggung jawab atas uang penjualan lebih jelas. Adapun tindakan
pencegahan yang saya lakukan dari pihak luar yaitu dengan mengganti gembok
toko meskipun tidak ada bekas kerusakan dari gembok dan melakukan keamaan
system ganda, karena ditakutkan kejadian tersebut berasal dari pihak luar.
 Karyawan Kecelakaan
1. Apakah karyawan anda pernah mengalami kecelakaan kerja ?
wawancara : Karyawan saya pernaj mengalami kecelakaan kerja seperti pada saat
akan berangkat bekerja kecelakaan di jalan. Apabila ditempat kerja kecelakaan
kerja seperti terkena open panas, terkena loyang panas dan pernah terkena benda
tajam seperti pisau dan gunting.
2. Seberapa sering karyawan Pak Fery mengalami kecelakaan kerja ?
Hasil wawancara ? Kalau kelecakaan mau berangkat kerja itu karyawan saya cuma
sekali dan kalau seperti terkena loyang maupun open yang panas itu sering terjadi
tetapi tidak parah, yang terkena benda tejam mungkin hanya sekali duakali.

16
3. Bagaimana tindakan Pak Fery atas kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan
anda ?
Hasil wawancara : Kecekalaan itu pasti tidak kita inginkan dan apabila terjadi saya
akan bertanggung jawab dan lebi mengingatkan lagi untuk lebih berhati hati untuk
kedepannya.
 Karyawan Menipu
1. Apakah Pak Fey pernah ditipu oleh karyawan anda sendiri ?
Hasil wawancara : Untuk sampai saat ini saya belum pernah mendapat karyawan
yang menipu saya.
2. Apakah anda sangat percaya terhadap karyawan pak Fery ?
Hasil wawancara : Tentu saya percaya karena apabila saya tidak percaya akan
sering terjadi hal-hal yang munkin tidak saya inginkan dan saya akan selalu was-
was terus menerus.
3. Apabila suatu saat Pak Fery ditipu oleh karywan anda tanggapan anda bagaimana ?
Hasil wawancara : Saya akan melihat dulu kasusnya bagaimana untuk mengambil
tindakan selanjutnya tetapi saya tidak akan lagi mengerjakan karyawan tersebut di
tempat saya.

3) Risiko Pasar
1. Apakah ada produk pesaing dalam menjual produk ini? Dan bagaimana
dampaknya terhadap penjualan ?
Hasil wawancara : Usaha saya berada di segmen roti kopi dengan harga Rp.5.000
– Rp.7.000. Competitor saya jelas ada, seperti di Kota Malang pada saat saya
membuka pertama kali ada Roti Moki, ada juga bakeroat dan Ropiku. Dampak
terhadap penjualan sampai saat ini saya masih berani erasing dan berada di atas
mereka karena usaha saya masih berjalan dan ada beberapa dari competitor diatas
sudah gulung tikar.
2. Bagaimana dengan harga baku yang kurang stabil dan harganya terkadang tinggi ?
apakah berpengaruh terhadap produk ?
Hasil wawancara : Untuk bahan baku ya terkadang mengalami kenaikan dan
apakah berpengaruh jelas, berpengaruh terhadap lama yang kami dapat.
Contohnya biasanya saya mendapat lama sekian tetapi karena ada kenaikan harga
bahan baku kami hanya mendapat sekian.
3. Tindakan apa yang Pak Fery ambil atas permasalahan tersebut ?

17
Hasil wawancara : Untuk sampai saat ini saya belum mengambil tindakan apa-apa
dan harga produk kami juga masih tetap dengan kualitas yang sama meskipun ada
kenaikan bahan baku kami tidak mengubah apapun.

4) Risiko Kredit
1. Modal pertama untuk berjualan dari mana ?
Hasil wawancara : Modal saya pertama kali dari investor 1 orang. Dan seriring
berjalankan waktu sekarnag saya memiliki investor sebanyak 4 orang.
2. Apakah Pak Fery pernah terpikir untuk melakukan kredit untuk usaha anda ?
Hasil wawancara : Sampai saat ini saya belum terpikirkan untuk kredit karena dari
pihak invetor saya sudah merasa cukup.

5) Risiko Akibat Wabah


1. Bagaimana dampak covid 19 kemarin terkait kebijakan pemerintah yang melarang
orang keluar rumah (PPKM) terhadap usaha Pak Fery ?
Hasil wawancara : Penjualan turun sampai 70 %. Tapi bersyukur masih diijinkan
buka karena banyak juga usaha yang tidak diijinkan, jadi walaupun turun tetapi
kegiatan operasional masih jalan, aktivitas tetap seperti biasa. Saya sebagai
seorang wirasusaha juga pasti tau bisnis akan megalami pasang surut dan saya
menganggap itu waktu surut saya. Wabah pandemic ini kan terjadi secara tiba-tiba
dan dampaknya bagi saya ya cukup berasa.
2. Bagaimana cara pak Fery untuk dapat bertahan pada masa pandemi dan bertahan
sampai saat ini ?
Hasil wawncara : Cara saya bertahan atau survive, saya tetap konsisten untuk tetap
buka usahanya, karena saya berpikir pelanggan butuh kepastian tentang usaha kita
jadi saya konsisten untuk buka dan pelanggan tau bahwa usaha atau took saya
masih buka, masih ada pelanggan yang saya anggap pelanggan setia yang masih
mencara produk saya dan itu yang membantu usaha saya untuk tetap bertahan.
Kami melakukan promosi seperti beli 2 gratis 1 atau promo bundling. Kami juga
menggunakan jasa endors untuk mempromosikan produk kami ke pangsa-pangsa
yang lebih luas. Kami mencoba menjual produk kita ke segmen-segmen yang
belum tersentuh, contohnya sekolahan itu kami lakukan di tengah-tengah
pandemi.

18
6) Risiko legal (perselisihan kontrak, ganti rugi dll)
1. Apakah pernah Pak Fery dalam menjalankan bisnis pernah mengalami resiko legal
seperti perselisihan kontrak dengan pihak investor atau partner usaha ?Hasil
wawancara : Saya pernah mengalami perselisihan maupun pelanggaran kontrak.
Seperti pihak partner usaha saya yang di cabang Surabaya ataupun Kepanjen
meminta roti dengan waktu yang mendadak padahal di kontrak tertulis waktu
untuk meminta bagaimana serta pembayaran yang terkadang sering mengalami
keterlambatan sesuai dengan kesepakatan di kontrak.
2. Apakah sering ganti rugi pelanggan yang tidak puas pernah?
Hasil wawancara : Untuk mengganti barang yang tidak puas kita jarnag
menemukan pelnaggan yang tidak puas, kalaupun tidak puas itu mungkin karena
rasa yang dicari pelanggan tersebut tidak ada ataupun kesalahan rasa yang kami
berikan dan apabila dalam jumlah banyak ditemukan kekurangan pasti kami akan
segera menggantinya. Tetapi untuk sampai saat ini untu masalah jumpah kami
tidak pernah mendapatkan complain tersebut karena kami akan mengecek ualang
sebelum dikirim dan meberikan bonus produk.

7) Risiko Operasional
1. Apakah dalam menjalankan bisnis ini pak Fery menggunakan computer? Apakah
computer yang anda operasikan pernah terserang virus?
Hasil wawancara : Saya tidak menggunakan computer dan untuk laporan saya
menggunakan buku secara manual karena usaha saya masih skala kecil jadi
manual saja sudah cukup bagi saya.
2. Apakah anda pernah kehilangan data-data penting seperti keuangan atau kas
perusahaan?
Hasil wawancara : Kehilangan data saya belum pernah kejadian karena untuk
laporannya saya simpan sendiri jadi apabila hilang mungkin itu kesalahan saya
pribadi.
3. Apakah njennengan pernah mengalami kerusakan mesin operasional? mesin Apa
saja yang pernah rusak? Apa penyebabnya?
Hasil wawancara : Ya tentu saya beberapa kadi mengalami kerusakan mesin
seperti freezer yang dinginnya kurang, kerusakan tombol di oven.

19
4. Apakah karyawan anda pernah mengalami masalah pada saat operasional sedang
berjalan?
Hasil wawancara : Pernah, seperti melakukan kesalahan dalam menimbang bahan
baku sehingga perbengaruh terhadap produk yang dijual dan terkadang tidak focus
dalam bekerja sehingga terjadi kecelakaan kerja seperti terkena Loyang panas.
5. Apakah karyawan anda pernah salah dalam pembukuan keuangan ? Mengapa bisa
terjadi?
Hasil wawancara : Pernah beberapa kali dan sering terjadi karena karyawan
tersebut tidak tau persis tentang uang masuk dan keluar tidak bertanya dan
langsung dicatat sehingga serting terjadi masalah dalam pembukuan.

B. Teknik Resiko
Pengurangan Risiko (risk reduction)
Dengan metode ini, perusahaan dengan sadar memasuki dan menanggung suatu
risiko. Yang penting bagi perusahaan adalah apa dan bagaimana perusahaan bertindak
supaya perusahaan dapat menekan besarnya risiko bila menjadi kenyataan. Pengurangan
risiko dapat dilakukan paling tidak salah satu dari kedua faktor: pengurangan
kemungkinan terjadinya peril (risiko yang menjadi kenyataan) dan menekan besarnya
dampak bila peril terjadi. Pengurangan kemungkinan terjadinya peril ada tiga cara:
metode pencegahan, metode diversifikasi, dan metode lindung alamiah.
a. Metode pencegahan
Dengan metode pencegahan, perusahaan berusaha mengidentifikasi penyebab
terjadinya peril dan kemudian mengambil tindakan supaya penyebab tersebut tidak
terjadi. Metode pencegahan diterapkan di semua perusahaan untuk mencegah risiko
teknis dan fisik, seperti risiko kebakaran. Di roti maestro sendiri pernah terjadi
kecelakaan kerja seperti ketika waktu akan berangkat atau pulang kerja ataupun
biasanya yang sering terjadi yaitu karyawan sering terkena loyang panas. Demikian
juga dengan pencegahan terhadap kecelakaan, seperti tulisan “Wajib menggunakan
helm”, “Wajib menggunakan sarung tangan”, “Hati-Hati benda tajam” dan
sebagainya.
b. Metode diversifikasi
Metode diversifikasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrument
sehingga saling mengkompensasi. Metode ini banyak diterapkan dalam mengatasi

20
risiko keuangan, pasar, dan strategis. Prinsip diversifikasi adalah penyebaran risiko.
Usaha Roti Maestro berada di segmen roti kopi dengan harga Rp. 5.000 – Rp. 7.000.
Kompetitor Roti Maestro ini jelas ada tetapi dampak dari penjualan sampai saat ini
Roti Maestro sendiri masih diataas competitor karena usaha mereka masih berjalan
dan ada dari beberapa competitor yang sudah gulung tikar. Selain itu di Roti Maestro
sendiri pernah melakukan kesalahan dalam menimbang bahan baku sehingga
perpengaruh terhadap produk yang dijual, beberapa kali juga terjadi kesalahan ketika
karyawan tidak tau persis tentang uang masuk dan keluar tidak bertanya dan langsung
dicatat sehingga serting terjadi masalah dalam pembukuan
c. Metode lindung nilai alamiah
Dengan metode lindung nilai alamiah (natural hedging), perusahaan membuat
penyeimbangan antara transaksi yang berdampak arus kas masuk dan transaksi yang
berdampak arus kas keluar sama besarnya sehingga aksposur menjadi nol (atau
sekecil mungkin). Atau perusahaan membuat penyeimbangan antara kewajiban
dengan sisi kekayaan. Misalnya usaha Roti Maestro ini menggunakan jasa endors
untuk mempromosikan produknya ke pangsa-pangsa yang lebih luas. Mereka juga
mencoba untuk menjual produknya ke segmen-segmen yang belum tersentuh,
contohnya seperti sekolahan.

C. Solusi

Adapun cara penyelesaian dalam permasalahan untuk menanggulangi resiko yang


sering terjadi pada perusahaan Roti Maestro adalah dengan melakukan pembuatan Standar
Operasional Prosedur (SOP) secara tertulis. Pemilik atau owner sendiri menyadari bahwa
beliau hanya menulis SOP dalam prosedur pembuatan roti yang beliau jual. Diluar itu beliau
hanya menyampaikan secara lisan. Alasan diharuskannya SOP secara tertulis adalah adanya
beberapa kendala yang sering dialami oleh karyawan Roti M diantaranya seperti, pemilik
atau owner Roti Maestro yang tidak memberikan informasi terkait standar operasional
mengenai karyawan baru mulai dari cara menangani pelanggan sehingga terkadang bisa saja
terjadi miskomunikasi yang memungkinkan terjadinya masalah. Dengan adanya standar
operasional prosedur secara tertulis diharapkan dapat menjangkau segala aspek yang perlu
diperhatikan mulai dari menangani konsumen hingga pembuatan produk roti M tersebut.

Adapun analisis mitigasi resiko pada Roti Maestro adalah :

21
NO Resiko Kuadran Solusi
1. Karyawan terkena loyang panas 3 Selalu menggunakan sarung tangan
khusus untuk bahan yang tahan
oleh suhu panas. Apabila sudah
terjadi maka dapat diobati dengan
menggunakan persedian P3K yang
lengkap dan memedai pada toko
tersebut.
2. Kesalahan memberi varian rasa 1 Memberi ganti rugi sebesar dua kali
kepada pelanggan lipat kepada pelanggan
3. Banyaknya pesaing roti kopi 2 Selalu membuat trend baru mulai
dari variant rasa hingga gencar
melakukan promosi melalui media
sosial dengan jasa influencer
terkenal
4. Pelanggaran kontrak kerja 3 Memberikan teguran berupa
seperti pembayaran melewati peringatan kepada pihak terkait
batas hari
5. Adanya penggelapan dana oleh 2 Melakukan evaluasi dengan pihak
orang internal internal tekait hilangnya uang
tersebut kemudian diputuskan
bahwa uang yang diperoleh dalam
satu hari tersebut langsung disetor
kepada owner dan juga mengganti
beberapa kunci pintu.
6. Maraknya penipuan voice 4 Mengcrosscheck ulang kepada
phising yang mengharuskan owner terkait tagihan tersebut
membayar sesuatu seperti sehingga tidak terjadi penipuan.
tagihan

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis terkait resiko yang terjadi di Toko Roti Maestro. Ada
beberapa resiko yang terjadi cukup sering dan tidak pernah terjadi. Roti Maestro tidak
punya manajemen resiko yang secara tertulis tetapi penanganan resiko di Toko Roti
Meastro sudah cukup baik. Ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan dan sebagai
pertimbangan maukan untuk kedepannya yaitu untuk dibut SOP tentang operasional
Produksi dan yang lain terutama untuk karyawan baru.

23
DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso, Soeisno. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Jakarta:


Salemba Empa

Wati, Lela Nurlaela & Ahmad, Darda. (2012). Manajemen Risiko Bisnis. Jurnal EKOBIS,
Ekonomi Bisnis dan Manajemen, I (4), 255-267

Fahmi, Irham. (2010). Manajemen Resiko. Bandung: Alfabeta

Hanafi, Mamduh M., Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN, Cetakan Pertama, Yogyakarta,
2006 (257)

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai