Anda di halaman 1dari 42

BAB VII – ARTIFICIAL LIFT

SUBMERGIBLE PUMP SYSTEM

Di dalam bab ini Operator akan


Sasaran mempelajari cara kerja dan fungsi dari
Setelah mempelajari bab VII masing-masing komponen artificial lift.
artificial lift ini saudara mampu Dengan pengetahuan ini, diharapkan
mengoperasikan artificial lift
saudara mampu mengoperasikan setiap
dengan benar dan selamat,
jenis artificial lift. Untuk lebih mendalami
serta mampu membuat laporan
pengetahuan artificial lift maka pada bab
permasalahan, untuk mencapai
ini akan diulang beberapa bagian dari
operational excellent
modul 2(dua) dan dibahas secara lebih
terperinci.
Ringkasan
Jenis Artificial Lift
Cara kerja, fungsi dari setiap
komponen artificial lift serta 1. Submergible Pump System (SPS)
prosedur operasi:
2. Beam Type Pumping Unit (BTPU)
 Submergible Pump
3. Gas Lift
System
4. Reciprocating Rod Lift System
 Beam Type Pumping Unit
(Hydraulic Powered)
 Gas Lift
Pada modul 1 dan 2, jenis artificial lift
 Reciprocating Rod Lift
ini kita sebut hydraulic pumping unit
System (Hydraulic
Powered) 5. Progressive Cavity Pump (PCP)
 Progressive Cavity Pump 1. Cara kerja SPS
1.1 Electric power atau listrik disuplai
dari transformer (step down)
melalui switch board. Pada switch
board, semua kinerja dari SPS dan
kabel akan dikontrol/dimonitor
(amperage, voltage)
1.2 Power akan diteruskan dari
switchboard ke motor melalui power
cable yang terikat di sepanjang
tubing dan di rangkaian SPS

219
Bab VII – Artificial Lift

1.3 Melalui motor, electric


power akan dirubah
2 menjadi mechanical power
1
yaitu berupa tenaga
putaran
1.4 Putaran akan diteruskan
3
5 ke protector dan pump
6 melalui shaft yang
dihubungkan dengan
coupling. Pada saat shaft
dari pompa berputar,
4
8
7 impeller akan ikut
10
berputar dan mendorong
9
fluida yang masuk melalui
pump intake atau gas
11 12
separator ke permukaan.
1.5 Fluida yang didorong,
secara bertahap akan
Transformer bank
13 memasuki tubing dan
Switchboard
terus menuju ke
Ammeter 14
permukaan sampai ke GS
Surface cable
Junction box
2. Komponen utama SPS
Well head 15
 Pump
Bleeder valve  Gas separator
Round cable  Pump Intake
Splice 16
 Protector
Tubing
 Motor
Flat cable
Pump  Electric cable
Intake  Reda oil (dielectric oil)
Protector  Cable clamp
Motor  Cable guard
Centralizer

Gambar 7.1 Konfigurasi SPS

220
Bab VII – Artificial Lift

2.1 SPS Pump

Merupakan pompa centrifugal


yang terdiri dari beberapa
stages. Setiap stage terdiri dari
Upper Bearing
satu impeller yang bergerak
Shaft
(rotor) dan satu diffuser yang
Bushing
bersifat diam (stator). Ukuran
Stop Key
dari stage menentukan
Housing
banyaknya fluida yang dapat
Impeller dipompakan, sedangkan
jumlahnya akan menentukan
total head capacity (daya
Diffuser angkat/ dorong) dan jumlah
horse power yang diperlukan.
Housing
Stage umumnya terbuat dari
Lower Diffuser metal m-resist atau ryton yang
tahan terhadap karat,
sedangkan shaft terbuat dari
besi k-monel yang juga tahan
karat dan sangat keras.

2.1.1 Komponen utama


 Coupling, penghubung
antara pompa dengan
Bushing
bagian lain dari SPS
Intake Screen
Packing
 Shaft, tempat
Base tepasangnya stage
 Stage, sebagai
Bushing pendorong/pengangkat
fluida
Coupling
Hex Cap Screw &
Lock Washer

Gambar 7.2 SPS pump

221
Bab VII – Artificial Lift

2.1.2 Cara kerja


 Putaran dari motor diteruskan sampai ke pompa melalui shaft.
Sambungan antara shaft pada setiap unit dihubungkan dengan
coupling. Impeller dipasang pada shaft sehingga dengan
berputarnya shaft maka impeller pun akan ikut berputar.
Putaran ini akan mendorong serta mengangkat fluida,
sedangkan diffuser yang bersifat diam akan mengarahkan
fluida ke atas menuju impeller berikutnya.
 Impeller bersama dengan fluida memberi tekanan yang
diperlukan untuk mencapai head capacity yang dibutuhkan,
juga berfungsi untuk mempercepat aliran fluida di dalam
proses pemompaan.
 Pada waktu fluida mengalir dengan arah axial (memantul)
kearah sudu-sudu impeller, fluida ini diterima oleh sudu-sudu
diffuser dan dibelokkan arahnya menuju impeller yang di
atasnya. Pada saat melalui diffuser, kecepatan fluida akan
berkurang dan diubah menjadi tekanan.
 Untuk dapat memompakan fluida pada tekanan dan head
capacity tertentu diperlukan stage yang disusun secara seri.
Makin banyak stage-nya makin tinggi fluida yang dapat
didorongnya (head capacity).

Penting !!
Besarnya kapasitas dari pompa ditentukan oleh outside
diameter dari impeller, bukan jumlah stage.

Contoh penulisan spesifikasi pompa sbb: GN4000/ 72/ 120 HP

GN = seri pompa 540 (OD 5.4”)


4000 = kapasitas pompa dalam BPD
72 = menunjukkan jumlah stage
120 = menunjukkan besar horse power motor

Contoh seri lain: DN, HN, dan M

222
Bab VII – Artificial Lift

2.2 Gas separator


Gas separator (GS) dipasang di
antara protector dan pompa,
berfungsi sebagai pemisah antara
Head gas dan cairan. Disamping itu gas
separator juga berfungsi sebagai
fluid intake. Gas separator
Bushing dipakai pada sumur yang
Guide Tube mempunyai Gas Oil Ratio di atas
Shaft/Sumbu 1000 cuft/bbl.
Fluid Tube 2.2.1 Komponen utama
 Coupling
 Shaft
 Fluid tube, sebagai
sarana mengalirkan
cairan yang sudah bebas
dari gas
 Pick up impeller,
sebagai pendorong
fluida yang masuk
melalui intake ke pompa

2.2.2 Cara kerja


Pick up Impeller Sewaktu pompa bekerja, tekanan
Stand Tube dalam gas separator lebih kecil
dari pada tekanan di luarnya.
Perbedaan tekanan menyebabkan
gas yang berada dalam cairan
berubah menjadi gelembung gas.
Intake Housing/
sreen Kemudian gelembung gas naik dan
keluar melalui lubang yang
Base terdapat pada bagian atas
separator. Sedangkan cairan akan
turun ke bawah serta masuk ke
Coupling
dalam tube dan selanjutnya
“ditangkap” oleh pickup impeller
Gambar 7.3 Gas separator dan diteruskan ke dalam
pompa.
223
Bab VII – Artificial Lift

Contoh penulisan spesifikasi GS sbb: 74 GS untuk series 540


74 = jumlah stage sesuai tabel
GS = gas separator
540 = ukuran outside diameter

2.3 Pump intake


Pump intake dipasang di bawah pompa sebagai fluid intake. Karena
berfungsi hanya sebagai port saja, pump intake tidak mempunyai
stage seperti gas separator.

2.4 Protector
Protector dipasang di atas motor yang berfungsi sebagai penyekat
untuk mencegah fluida sumur masuk ke dalam motor. Jika akan
menyambung protector dengan motor dan pompa yang berbeda
serinya maka digunakan housing adaptor.

2.4.1 Komponen utama


Coupling Shaft seal
Shaft Dielectric oil
Elastomeric bag/Labyrinth chamber Thrust bearing

2.4.2 Cara kerja


 Menahan fluida dari sumur agar tidak masuk ke dalam motor
 Memberikan kesempatan kepada minyak yang ada di dalam
motor untuk dapat memuai dan menyusut yang disebabkan
oleh panas dan dingin sewaktu di start atau stop
 Menyamakan tekanan yang ada di dalam motor dengan
tekanan yang datang dari sumur

2.4.3 Proses
pengisian minyak reda (dielectric oil) pada protector

Protector terdiri dari 2 chamber yang dihubungkan oleh tube.


Minyak reda diisikan melalui drain & fill valve, minyak tersebut
akan memenuhi chamber yang bawah kemudian masuk ke

224
Bab VII – Artificial Lift

chamber atas melalui tube. Untuk memastikan penuh atau


tidaknya, dapat dilihat dengan membuka drain valve paling atas.

225
Bab VII – Artificial Lift

Peringatan:
1. Spacer seal terbuat dari
cheramic yang mudah pecah.
Sehingga harus betul-betul
dijaga agar protector jangan
sampai terbentur. Jika seal ini
pecah, akan terjadi komunikasi
antara pompa dan motor.
Disamping itu spacer seal juga
berfungsi untuk menahan fluida
yang mengalir melalui shaft.

2. Setiap protector yang


dilepaskan dari unit yang sudah
pernah di start, harus diganti
sebab sudah terkontaminasi
dengan fluida sumur. Apabila
protector yang baru dicabut,
akan digunakan kembali (re-
run), protector ini harus tetap
dalam posisi berdiri sampai
disambungkan kembali.

Contoh penulisan spesifikasi


protector: type 66 L, PSSB,
PSDB, dan Modular

Type 66 L = Labyrinth (seal)


PSSB = Positive Seal Single Bag
PSDB = Positive Seal Double Bag
Modular = Kombinasi dari
labyrinth dan positive
seal type protector
(khusus dipakai untuk
sumur yang memakai
motor dengan HP tinggi)
Gambar 7.4 Protector

226
Bab VII – Artificial Lift

2.5 Motor
Motor berfungsi untuk menggerakan
Coupling pompa dengan cara mengubah
electrical energy menjadi
Flat cable Shaft mechanical energy. Energi ini
Thrust menggerakkan protector dan
BEARING
pompa melalui shaft yang terdapat
pada setiap unit yang dihubungkan
Valve
DRAIN dengan coupling.
cable
ge
Flan

Head 2.5.1 Komponen utama


 Rotor: Susunan elemen tipis
yang berputar dan di
Rotor
Cap screw tengah-tengahnya terdapat
Stator
shaft. Jarak antara rotor
dengan stator sangat kecil
yaitu 0.007 inch.
Housing
 Stator: Kumparan kabel
yang dipasang di bagian
Bearing
MOTOR dalam body motor.
 Dielectric oil (minyak reda):
Berfungsi sebagai pelumas
dan pendingin motor.

2.5.2 Cara kerja


Stator yang dialiri listrik
(dienergize) akan menginduksi
Plug
PIPE
rotor sehingga berputar. Pada
Base
saat berputar, rotor akan
terangkat dalam keadaan
Plug vent
“melayang” sedikit dari
kedudukannya (thrust bearing),
dan pada waktu yang sama,
shaft yang berada di tengah
rotor akan memutar protector
Gambar 7.5 Motor
dan pompa.

227
Bab VII – Artificial Lift

Motor yang biasa dipakai di CPI mempunyai ciri-ciri:


 Induction motor (60 cycle)
 Three phase motor
 Two pole motor
 Squirrel cage

2.6 Dielectric oil


Motor dan protector berisikan minyak reda yang berfungsi sbb:
 Pelumas
 Tahanan/ isolasi
 Pendingin motor/media penghantar panas ke dinding motor
tersebut.

Cara kerja
Panas yang ditimbulkan oleh rotor akan dipindahkan ke dinding motor
melalui media penghantar (dielectric oil), selanjutnya panas tersebut
dibawa ke permukaan melalui fluida sumur. Untuk mendapatkan
pendinginan yang sempurna, pemasangan SPS di sumur dianjurkan di
atas perforasi agar semua fluida sumur mengalir melalui dinding
motor. Proses pendinginan yang baik akan didapat apabila kecepatan
alir fluida yang melewati dinding motor lebih dari 1 feet/detik,
apabila kurang motor akan menjadi panas.
OIL FILLED AIR GAP

SLOT INSULATION WIRE INSULATION

Gambar 7.6 Penampang motor

Untuk memenuhi fungsinya sebagai tahanan/isolasi, dielectric oil harus


mempunyai dielectric strength > 32 kvdc dengan gap 0.01 inch. Dielectric
strength adalah kemampuan dielectric oil menghantarkan listrik.

228
Bab VII – Artificial Lift

2.7 Power cable

Lead jacket Filler

Conductor Insulation Armor

Gambar 7.7 Power cable

Power cable gunanya untuk mengalirkan arus listrik dari switchboard


ke motor. Kabel terbuat dari tembaga dengan rancangan yang
disesuaikan dengan kondisi sumur serta besar/kecil horse power (HP)
dari motor.

2.7.1 Komponen power cable:


 Armor, terbuat dari lapisan baja dan galvanize
 Filler, terbuat dari pelat tipis dari kuningan (brass shim)
 Lead jacket, terbuat dari timah
 Insulation, terbuat dari karet
 Conductor, terbuat dari tembaga sebagai penghantar arus
2.7.2 Jenis power cable
 Reda Redalend – Dapat menahan arus sampai dengan 3 KV; ada
yang berbentuk pipih dan bulat. Kabel ini dapat berfungsi pada
maximum BHT 180º F. Bahan isolasinya terbuat dari
polyprolyne dan jacketnya terbuat dari karet nitrile. Armor
terbuat dari galvanize, besi ataupun monel. Kabel bulat
biasanya dipakai untuk sumur yang diameternya lebih besar
dari 7 inch, sedangkan kabel pipih untuk sumur yang
mempunyai OD 7 inch atau lebih kecil.
229
Bab VII – Artificial Lift

 Reda Realead – Berbentuk pipih, tahan


terhadap arus sampai dengan 3 KV, dan
maximum BHT 300º F. Kabel ini terbuat dari
bahan yang sama dengan kabel bulat, hanya
saja dibalut dengan karet ethylene
propylene dan jacket serta armor yang
terbuat dari timah.
 Reda Polyetherine – Tahan terhadap arus
sampai dengan 3 KV, berbentuk bulat. Kabel
ini dibuat khusus untuk daerah yang berhawa
dingin serta bersifat korosif, tahan sampai
temperatur 65º F di bawah nol, dan jenis ini
Gambar 7.8
Aplikasi power cable tidak dibalut dengan armor.

2.8 Cable clamp

Digunakan untuk mengikat power cable di sepanjang rangkaian pipa


dan SPS dengan jarak dan jumlah yang tertentu. Panjang dari clamp
tergantung dari ukuran pipa atau SPS tempat kabel diikatkan. Clamp
terdiri dari: strapping yang terbuat dari high tensile steel dan seal
atau buckle yang terbuat dari galvanize.
Ukuran clamp yang biasa dipakai pada operasi CPI ada 2 jenis:
 22 inch X 19.05 mm X 0.65 mm (panjang X lebar X tebal)
 32 inch X 19.05 mm X 0.65 mm

Alat yang digunakan untuk memasang atau membuka cable clamp:


 Stretcher sebagai tensioner atau penegang clamp
 Sealer sebagai penjepit seal atau buckle dari strapping
 Tin cutter sebagai pemotong

2.9 Cable guard


Terbuat dari baja yang dipasang bersama dengan clamp untuk
mengikat kabel pada rangkaian SPS dengan tujuan melindungi kabel
terhadap gesekan dengan casing sewaktu dimasukkan atau dicabut.

230
Bab VII – Artificial Lift

3. Peralatan Pelindung

3.1 Check valve


Dipasang pada rangkaian pipa (di atas SPS) dengan tujuan
mencegah terjadinya back pressure terhadap SPS, sehingga tidak
ada beban sewaktu akan dihidupkan.

3.2 Bleeder valve/Circulating sub


Dipasang pada rangkaian pipa di atas check valve dengan tujuan
membuang fluida yang terperangkap mulai dari permukaan sampai
dengan check valve. Fluida akan keluar menuju annulus apabila
pin pada bleeder valve diputuskan dengan cara menjatuhkan drop
bar sebelum rangkaian dicabut pada saat pekerjaan well service.
Untuk sumur bertekanan tinggi dianjurkan untuk mempergunakan
circulating sub karena mempunyai pin/port lebih banyak sehingga
proses sirkulasi sewaktu pematian sumur lebih sempurna.

3.3 Shroud
Berupa casing yang dipasang pada rangkaian SPS mulai dari pump
intake sampai motor dengan tujuan:
 Menambah kecepatan aliran fluida memasuki pompa (1 ft/detik)
 Memberikan proses pendinginan terhadap motor
 Mencegah terjadinya fluid cut, jika rangkaian pompa dipasang
di depan perforasi

3.4 Liner dan Cup packer


Dipasang di bawah motor dalam satu rangkaian untuk melindungi
SPS terhadap pasir dan surge pressure (tekanan yang
bergelombang) dari formasi.

4. Surface facilities

4.1 Junction box


Berfungsi untuk:
 Tempat menyambungkan/melepaskan kabel
 Tempat mengukur arus listrik (jika kabel ke arah switchboard
sudah dilepaskan)
 Melepaskan gas
231
Bab VII – Artificial Lift

Gas yang bermigrasi dari dalam sumur melalui kabel menuju ke


permukaan akan keluar melalui junction/vent box. Tanpa
junction/vent box, gas akan memasuki switchboard dan menjadi
potential hazard terhadap seluruh sistem. Disamping itu junction
box berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel dari motor dan
switchboard. Jarak pemasangan yang direkomendasikan adalah 15
– 25 feet dari wellhead.

4.2 Switchboard
Fungsi switchboard:
 Menghidupkan dan mematikan SPS
 Memonitor kinerja SPS (recording chart)
 Mengontrol SPS terhadap overload dan underload
 Tempat melakukan troubleshooting
Jarak yang direkomendasikan untuk pemasangan switchboard
adalah 100 feet dari wellhead.

4.3 Transformer
Berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik dari 13,200 volt
menjadi 960 /480 volt sesuai dengan voltage motor yang
terpasang.

4.4 High pressure switch


Berfungsi untuk mematikan SPS unit apabila terjadi kenaikan
tekanan pada down stream (pipa tersumbat karena pembekuan
minyak atau scale, dan valve produksi tertutup)

5. Prosedur menghidupkan SPS


5.1 Pastikan semua valve pada wellhead, flow line dan header sampai
ke gathering station sudah terbuka (Operator)
5.2 Pastikan posisi fuse link
5.3 Set underload dan overload protection sesuai dengan yang
direkomendasikan (Electrician)
5.4 Pastikan sistem dan kontrol pada switchboard sudah dalam posisi
yang benar

232
Bab VII – Artificial Lift

5.5 Pasang recording chart untuk 24 jam atau 7 hari


(Electrician/Operator)
5.6 Pasang pressure gauge di wellhead (Operator)
5.7 Naikkan disconnect switch ke posisi ON, set parameter setting
pada motor controller, putar selector ke posisi AUTO, tekan
tombol START (Electrician)
5.8 Monitor tekanan pada wellhead dan buka sample cock untuk
mengetahui ada tidaknya fluida yang keluar (Electrician/Operator)
5.9 Apabila jalannya SPS sudah stabil, set kembali overload,
underload dan time delay sesuai dengan kondisi pada normal
running (Electrician)
5.10 Periksa semua sambungan dan valve di flowline tidak ada yang
bocor (Operator)

6. Prosedur mematikan SPS


6.1 Putar selector switch ke posisi OFF
6.2 Turunkan disconnect switch pada posisi OFF
6.3 Tutup semua valve (dimulai dengan annulus valve sampai block
valve)
6.4 Pasang LOTO di switchboard sesuai dengan jenis pekerjaan yang
akan dilakukan

233
Bab VII – Artificial Lift

BEAM TYPE PUMPING UNIT


Pada pembahasan ini, kita akan mempelajari kelanjutan dari Beam
Type Pumping Unit (BTPU) modul 2.

Gambar 7.9 Beam type pumping unit

1. Tipe pumping unit


 Conventional Crank Balanced Pumping Unit (code “C”)
 Low Torque/Profile Pumping Unit (code”LP”)
 Mark II Unitorque Pumping Unit (code “M”)
 Air Balanced Pumping Unit (code”A”)
 Beam Balanced Pumping Unit (code”B”)

234
Bab VII – Artificial Lift

 Conventional crank balanced pumping unit

Gambar 7.10 Conventional crank balanced pumping unit

Biasa dipergunakan pada sumur dengan kedalaman pompa mulai


dari 600 ft sampai dengan 3000 ft. Tipe pompa ini mempunyai
populasi yang tinggi pada operasi CPI. Dengan tipe pemasangan
two point foundation pompa ini sangat mudah dipindahkan dari
satu lokasi ke lokasi lain.

 Low torque/Profile pumping unit

Gambar 7.11 Low profile pumping unit

Sangat cocok dipergunakan pada daerah yang lembab. Dengan


bentuk yang relatif rendah, tipe pompa ini sangat mudah dikirim
dalam kondisi terpasang.
235
Bab VII – Artificial Lift

 Mark II unitorque pumping unit

Gambar 7.12 Mark II unitorque pumping unit

Bentuk secara keseluruhan serta letak counter balanced dirancang


sedemikian rupa sehingga peak torque dan kebutuhan horse power
berkurang dimana pada saat up stroke bergerak lambat dan pada saat
down stroke bergerak cepat. Kondisi ini juga menjadikan umur dari
rangkaian rod bertambah. Pumping unit jenis ini sangat cocok
digunakan pada sumur yang dalam.

236
Bab VII – Artificial Lift

 Air balanced pumping unit

Gambar 7.13 Air balanced pumping unit

Tipe pumping unit ini mempunyai keunikan tersendiri karena tidak


mempunyai counterweight. Sebagai gantinya, digunakan air
balanced cylinder sehingga keseimbangan well load akan diatur
pada silinder ini. Keuntungan dari tipe ini dapat di-set pada stroke
length yang tinggi (25 ft), dapat dipasang diatas trailer untuk well
testing, ringan, dan biaya pemasangan relatif rendah.
237
Bab VII – Artificial Lift

 Beam balanced pumping unit

Gambar 7.14 Beam balanced pumping unit

Tipe pumping unit ini dirancang untuk permukaan tanah yang


kasar dan khusus digunakan untuk sumur dangkal

Mengenali tipe dan ukuran pumping unit:

C – 228D – 246 - 86

C = conventional type pumping unit

228 = peak torque rating in thousands of inch pounds

D = double reduction gear reducer

246 = polished rod load rating in hundreds of pounds

86 = stroke length in inches

238
Bab VII – Artificial Lift

2. Komponen utama

11 10 9

8
12

13

14 7

15 20 6
16
5
17
4
19 18
3

Base Equalizer bearing

Counterweight Equalizer

Crank pin bearing Pitman

Samson post Gear reducer

Carrier bar Brake

Wireline Belt cover

Ladder Brake cover

Horsehead Prime mover

Walking beam Brake lever

Center bearing Crank

Gambar 7.15 Komponen pumping unit

239
Bab VII – Artificial Lift

2.1 Surface pumping unit, yang terdiri dari:


 Electric motor, sebagai penggerak utama
 Gear box, tempat mengatur RPM
 Counterweight, sebagai pemberat dan atau penyeimbang
 Pitman arm, mengubah gerak putar ke gerak lurus
 Walking beam, tempat kedudukan dari kepala kuda dan pitman
arm
 Horse head, tempat kedudukan bridle untuk bergantungnya
polished rod
2.2 Polished rod, penyambung gerakan dari pumping unit dengan sucker rod.
2.3 Stuffing box, sebagai penyekat antara rangkaian pipa dengan
polished rod sehingga fluida tidak dapat keluar ketika pompa dalam
keadaan hidup atau mati.
2.4 Sucker rod, sebagai penerus gerakan turun/naik dari polished rod ke
rangkaian pompa. Untuk mendapatkan efesiensi pompa yang baik,
sewaktu pompa bekerja, sucker rod harus tetap berada pada posisi di
tengah pipa. Untuk itu setiap rod harus dilengkapi dengan rod
centralizer.
2.5 Down hole pump, yang terdiri dari:
 Pump barrel, tempat terakumulasinya fluida sebelum memasuki
rangkaian pipa
 Travelling valve assembly berfungsi sebagai piston yang terdiri
dari plunger, ball valve, dan puller
 Standing valve assembly berfungsi sebagai port yang terdiri dari
fishing neck, body, valve seat, dan ball valve
2.6 Tubing, sebagai sarana mengalirkan fluida dari pompa menuju ke
permukaan
2.7 Pump Barrel, adalah housing dari pompa tempat tertampungnya
fluida sebelum masuk ke dalam pipa
2.8 Gas/mud anchor, dipasang di bawah pompa untuk memecahkan
gelembung gas (mencegah terjadinya gas pound), dan menahan
lumpur supaya tidak memasuki pompa

240
Bab VII – Artificial Lift

3. Proses Kerja
a. Sumber tenaga putaran datang dari prime mover (power source)
b. Di dalam gear box putaran ini dikurangi. Melalui crank arm, wrist
pin, pitman arm gerakan putaran diubah menjadi turun dan naik
c. Gerakan turun/naik ini melalui bridle dihubungkan ke polished rod
d. Polished rod bersama-sama dengan rangkaian sucker rod akan
menggerakkan down hole tubing pump dalam hal ini travelling
valve assembly
e. Gerakan travelling valve
assembly akan mengaktifkan
standing valve assembly
(upstroke dan down stroke)
f. Pada saat upstroke,
TUBING
standing valve terbuka dan
SUCKER ROD
travelling valve tertutup
SEATING NIPPLE pada saat itu fluida akan
memasuki lower pump
HOLD-DOWN
barrel (karena perbedaan
STATIONARY BARREL
tekanan)
PLUNGER
g. Pada saat down stroke
TRAVELING VALVE
standing valve tertutup
dan travelling valve akan
STANDING VALVE terbuka sehingga fluida
yang terperangkap akan
bergerak menuju upper
pump barrel
h. Proses ini berkelanjutan
sampai pipa penuh berisi
fluida dan akan bergerak
UPSTROKE DOWNSTROKE menuju ke permukaan

Gambar 7.16 Sucker rod pump

241
Bab VII – Artificial Lift

4. SPM (Stroke Per Minute) dan SL (Stroke Length)


1. SPM adalah jumlah langkah per menit. Stroke atau langkah adalah
gerakan naik dan turun (siklus) dari rangkaian sucker rod.
Pengaturan SPM mempengaruhi besarnya volume pemindahan
cairan oleh pompa per satuan waktu dari reservoir ke pump barrel
untuk dikirim/diteruskan ke permukaan. SPM diatur sesuai dengan
jumlah/kapasitas cairan/liquid yang disuplai oleh reservoir.
 Apabila SPM terlalu cepat, maka kapasitas pompa memindahkan
fluida/cairan yang disuplai oleh reservoir akan lebih besar dari
kemampuan reservoir menyediakan cairan. Kondisi ini disebut
“overdisplaced” dan dapat menyebabkan pompa/pump barrel
terisi sebagian (partially fill) sehingga terjadi fluid pounding
(plunger pompa menabrak permukaan fluida/cairan di dalam
pump barrel). Kondisi ini dapat menyebabkan sucker rod putus
dan getaran yang dirambatkan ke permukaan dapat menyebabkan
sistem permukaan mengalami kerusakan. Dalam keadaan yang
lebih ekstrim lagi dapat menyebabkan kekosongan pada barrel
yang mengakibatkan gas/steam lock (gas/uap air terkunci). Pada
kondisi ini sumur tidak berproduksi sama sekali.
 Apabila SPM terlalu lambat maka kapasitas pompa memindahkan
fluida/cairan yang disuplai oleh reservoir akan lebih kecil dari
kemampuan reservoir menyediakan cairan. Kondisi ini disebut
“underdisplaced” yang menyebabkan pompa tetap penuh dengan
cairan dan fluid level/atas cairan yang tinggi di atas pompa. Pada
kondisi ini pompa mengalami efisiensi angkat yang rendah (low
efficiency).
2. SL (Stroke Length/Panjang Langkah) adalah jarak yang ditempuh
oleh gerak ke atas maupun ke bawah dari pompa angguk yang
diukur pada polished rod (diukur dari titik paling bawah down
stroke hingga titik paling atas dari up stroke ) biasanya dalam inci.
Pengaturan SL mempengaruhi besarnya volume pemindahan cairan
oleh pompa. Sama halnya dengan SPM, SL mempengaruhi
pemindahan volume cairan (volumetric displacement) yang
disuplai oleh reservoir ke permukaan.

242
Bab VII – Artificial Lift

Apabila SL terlalu panjang maka efeknya sama dengan SPM terlalu


cepat. Sebaliknya, jika SL terlalu pendek maka efeknya sama dengan
SPM terlalu lambat.
 Yang paling penting dari penentuan SL adalah pengaturan jarak
(spacing) antara ujung plunger dan standing valve assembly. Apabila
jarak/spacing terlalu tinggi maka akan berakibat pump plunger keluar
dari pump barrel pada saat up stroke dan kehilangan daya kompresinya
pada saat down stroke yang menyebabkan turunnya efisiensi pompa.
Selain itu hal yang sama akan menyebabkan sambungan (sucker rod
collar) antara polished rod dan sucker rod bagian atas tersangkut pada
stuffing box dan menyebabkan “tapping up”.
 Sebaliknya apabila jarak antara plunger dan standing valve assembly
terlalu dekat, akan berakibat plunger menabrak rumah standing valve
assembly (standing valve housing) yang dapat menyebabkan standing
valve rusak atau terpancing/terangkat dan tidak berfungsi serta
berakhir pada kondisi “not pumping”. Kondisi dimana plunger
menabrak standing valve assembly biasa disebut “tapping down”.
Jarak yang direkomendasikan antara plunger dan standing valve assembly
berkisar dari 4 sampai 6 inci.

5. Down hole pump type


 Casing type pump
Mempunyai kemampuan yang besar, tidak cocok untuk sumur yang
mengandung pasir
 Multiple volume pump
Mempunyai volume yang besar, tidak cocok untuk sumur yang berpasir
 Stage pump
Sangat cocok untuk sumur yang mengandung gas
 Stream line pump
Cocok untuk sumur yang mengandung heavy oil dan high gas ratio. Tipe
pompa ini juga dipakai untuk mengatasi masalah gas/liquid pound
 Sucker rod pump
Biasa dipakai untuk sumur yang mengandung heavy oil, sand dan
high gas ratio
 Insert pump
Dipakai untuk produksi yang relatif kecil dan tidak berpasir
243
Bab VII – Artificial Lift

6. Spesifikasi

Contoh penulisan spesifikasi sucker rod pump


(tubing pump) sbb: 3 ¾” X 15’ TP

3 ¾” = Outside diameter pompa


15’ = Panjang pump barrel
TP = Tubing pump

Contoh penulisan spesifikasi insert pump


(rod pump) sbb: 1 ¾” X 15’ RP

1 ¾” = Outside diameter pompa


15’ = Panjang pump barrel
RP = Rod pump

Dalam pemilihan pompa, clearance atau fit antara plunger dan pump
barrel harus diperhitungkan. Contoh fit untuk
plunger size 3¾” adalah 0.010 ” s/d 0.015 ”. Fit tergantung dari:
 Temperatur fluida
 Kekentalan fluida
 Kandungan pasir
 Kedalaman sumur

7. Handling tool BTPU/Sucker rod pump


 Rod tong dan backup tong  Rod wrench
 Rod hook  Working board
 Rod elevator  Rod transfer
 Polished rod clamp  Tripod
 Back off clamp  Wood/plastic plank

244
Bab VII – Artificial Lift

1. Rod tong dan back up tong


Digunakan untuk mengunci dan membuka sambungan sucker rod
2. Rod hook
Dipasang di bawah travelling block sebagai tempat pemasangan rod
elevator
3. Rod elevator
Dipasang di bawah rod coupling/box sebagai pengangkat rangkaian
sucker rod (sewaktu dicabut) dan sebagai penahan rod di atas
wellhead (berfungsi seperti tubing slip)
4. Polished rod clamp
Dipasang pada polished rod sebagai penahan bridle dari horse head
sewaktu upstroke dan down stroke
5. Back off clamp
Digunakan untuk membuka sambungan rod (back off) apabila sucker
rod terjepit di dalam tubing karena pasir atau scale
6. Rod wrench
Digunakan untuk mengunci sambungan rod sebelum dikuatkan dengan
rod tong
7. Working board
Digunakan untuk lantai pekerja dan tempat peralatan selama
pekerjaan cabut/masuk rangkaian sucker rod yang terbuat dari
safety/grating plate
8. Rod transfer
Dioperasikan oleh derrickman dengan memakai tenaga angin untuk
memindahkan rod yang dicabut dari rod elevator ke rod basket
(digantung)
9. Tripod
Digunakan sebagai penyanggah rod supaya tidak menyentuh tanah
(apabila rod tidak digantung di rod basket)
10. Wood/plastic plank
Sebagai pengganjal antara setiap lapisan rod yang direbahkan di atas
tripod
245
Bab VII – Artificial Lift

8. Prosedur umum menghidupkan BTPU


1. Periksa tekanan di kepala sumur (pastikan dalam keadaan nol)
2. Pastikan semua sambungan flow line dalam keadaan terkunci kuat
3. Pastikan semua baut wellhead dan stuffing box dalam keadaan
lengkap dan terpasang kuat
4. Periksa dan kuatkan baut polished rod clamp
5. Buka wing dan casing valve
6. Buka safety lock pin
7. Lepaskan rem dan hidupkan pumping unit
8. Lepaskan LOTO
9. Pastikan pompa sudah berjalan normal
10. Periksa kembali semua sambungan flowline dan stuffing box dari
kebocoran

9. Prosedur umum mematikan BTPU


1. Matikan pumping unit, off-kan disconnect switch/breaker, dan
pasang rem (posisi kepala kuda disesuaikan dengan kebutuhan
kerja)
2. Pasang safety lock dari rem
3. Kunci polished rod BOP/stuffing box
4. Tutup wing valve
5. Tutup casing valve
6. Pasang pressure gauge dan monitor tekanan di kepala sumur
7. Pasang lock out/tag out sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan

246
Bab VII – Artificial Lift

GAS LIFT
Gas lift adalah suatu metoda pengangkatan fluida dari dalam sumur
ke permukaan dengan memakai tenaga gas sebagai pendorong.

1. Komponen utama
 Side pocket mandrel, sebagai
pengatur rate dan tekanan gas
yang masuk dari annulus
 Gas lift valve, sebagai port
tempat masuknya gas dari annulus
 Production packer untuk
memisahkan lapisan yang tidak
diproduksi

2. Cara kerja
1. Set rangkaian pipa dan packer
pada kedalaman yang
direncanakan (di bawah fluid level)
2. Pasang well head/x-mass tree
3. Alirkan gas melalui annulus
4. Gas masuk ke dalam rangkaian
gas lift melalui port
5. Gas akan mem”bubble” kan
fluida sehingga tekanan
hidrostatik berkurang dan naik
menuju permukaan, terus
menuju gas separator
6. Dalam separator proses
pemisahan dilakukan, liquida
akan dialirkan ke production
line/GS dan gas akan di alirkan
kembali ke annulus (kembali ke
proses no.3)
Gambar 7.17 Gas lift
247
Bab VII – Artificial Lift

3. Hal hal yang perlu diketahui oleh operator:


 Catat tekanan yang masuk ke dalam annulus. Pastikan tekanan
dari gas source sesuai dengan yang dibutuhkan
 Catat tekanan yang keluar dari wellhead
 Pastikan ada fluida yang dihasilkan dan masuk ke GS

248
Bab VII – Artificial Lift

RECIPROCATING ROD LIFT SYSTEM


Perbedaannya dengan tipe BTPU terletak pada surface facilities,
sedangkan persamaannya terletak pada down hole pump.

1. Komponen utama
1. Electric motor
2. Hydraulic pump
3. Frame
4. Sucker rod
5. Tubing anchor/catcher
6. Down hole pump

2. Cara kerja
Gerakan reciprocating (up stroke
dan down stroke) didapat dari
hydraulic piston yang digerakkan
oleh electric motor atau gas.

Kelebihannya dibandingkan dengan BTPU:


 Untuk pemasangan surface
facilities hanya dibutuhkan
ruangan yang relatif kecil
 Mempunyai daya angkat yang
besar dan cocok untuk
dioperasikan di sumur yang
dalam (15,000 feet)

Kekurangannya dibandingkan dengan


BTPU:
 Tidak sesuai dipasang pada
sumur yang mengandung gas
(liquid/gas pound problem)
 Biaya pemeliharaan surface
facilities sangat tinggi
Gambar 7.18 Reciprocating  Stroke length terbatas
rod lift system
249
Bab VII – Artificial Lift

250
Bab VII – Artificial Lift

Artificial lift jenis ini di CPI berupa unit yang disewa dan dioperasikan
sepenuhnya oleh business partner, sehingga hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh Operator adalah:

 Catat kapan pompa mati dan beroperasi kembali


 Catat waktu service
 Catat penggantian suku cadang

251
Bab VII – Artificial Lift

PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP)


PCP bergerak dengan putaran motor dari permukaan (dipasang di
atas wellhead). Kemudian putaran diteruskan ke single helical rotor
melalui rangkaian sucker rod.
1. Komponen utama
1. Single helical rotor (spiral)
terbuat dari baja yang sangat
keras
2. Double internal helical stator,
terbuat dari karet yang sangat
kenyal dengan ketahanan panas
maksimum 2300 F
3. Sucker rod, sebagai rangkaian
penghubung putaran antara
electric motor di surface dan
spiral rotor di dalam sumur
4. Rod centralizer (non rotating)
5. Drive system (electric motor)
dipasang di atas wellhead

2. Prosedur pemasangan
1. Masukkan pompa bersama
stator dengan rangkaian pipa
dan di-set pada kedalaman yang
direncanakan
2. Masukkan rotor bersama dengan
rangkaian sucker rod dan rod
centralizer
3. Pasang wellhead
4. Pasang electric motor/drive
head
5. Hidupkan PCP. Pompa bekerja
dengan system positive
displacement
Gambar 7.19 Progressive 6. Putaran spiral rotor akan
cavity pump mendorong fluida menuju ke
permukaan
252
Bab VII – Artificial Lift

3. Keuntungan memakai PCP


 Sangat cocok untuk high viscosity oil (kental)
 Tidak “bising”
 Maximum head capacity 9800 feet
 Maximum pump capacity 3750 BPD
 Cocok untuk directional well

Gambar 7.20 Aplikasi PCP di field

253
Bab VII – Artificial Lift

Checkpoint 701  HO  SLO

Topik Rangkaian SPS dan fungsinya

Saudara mampu:
 Menggambarkan diagram rangkaian SPS dari
Sasaran atas ke bawah
 Menjelaskan fungsi dari setiap komponen
utama SPS

Prosedur
Saudara menggambarkan diagram rangkaian SPS dari atas ke bawah pada
kertas terpisah dan menjelaskan fungsi dari setiap komponen utama SPS.

Lihat pembahasan sebelumnya.

254
Bab VII – Artificial Lift

Checkpoint 702  HO  SLO

Topik Surface facilities SPS

Saudara mampu menjelaskan fungsi surface


Sasaran
facilities pada SPS

Prosedur
Saudara menjelaskan fungsi dari masing-masing surface facilities SPS
(junction box, switchboard, transformer, dan high pressure switch).

Lihat pembahasan sebelumnya.

255
Bab VII – Artificial Lift

Checkpoint 703  HO  SLO

Topik Prosedur menghidupkan dan mematikan SPS

Saudara mampu menjelaskan prosedur


Sasaran
menghidupkan dan mematikan SPS

Prosedur
Saudara menjelaskan prosedur menghidupkan dan mematikan SPS.

Lihat pembahasan sebelumnya.

256
Bab VII – Artificial Lift

Checkpoint 704  HO  SLO

Topik Komponen beam type pumping unit

Saudara mampu menjelaskan:

Sasaran  Komponen utama dari surface pumping unit


 Komponen utama dari down hole pump

Prosedur
Saudara menjelaskan:

 Komponen utama pumping unit (minimal 10)

 Komponen utama down hole pump (minimal 5)

Lihat pembahasan sebelumnya.

257
Bab VII – Artificial Lift

Checkpoint 705  HO  SLO

Topik Stroke Per Minute (SPM) dan Stroke Length (SL)

Saudara mampu menjelaskan arti dari SPM dan SL


Sasaran
serta pengaruhnya terhadap produksi

Prosedur
Saudara menjelaskan arti dari SPM dan SL serta pengaruhnya terhadap
produksi.

Lihat pembahasan sebelumnya.

258
Bab VII – Artificial Lift

Checkpoint 706  HO  SLO

Topik Prosedur menghidupkan dan mematikan BTPU

Saudara mampu menjelaskan prosedur umum


Sasaran
menghidupkan dan mematikan BTPU

Prosedur
Saudara menjelaskan prosedur menghidupkan dan mematikan BTPU.

Lihat pembahasan sebelumnya.

259
Bab VII – Artificial Lift

260

Anda mungkin juga menyukai