Anda di halaman 1dari 1

Ekonomi dunia akan masuk jurang resesi di tahun 2023, seiring dengan tren kenaikan suku

bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan. Fenomena
pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Indonesia menjadi isu yang meresahkan dunia kerja.
Sejumlah lini usaha seperti Industri Garmen hingga perusahaan rintisan atau startup sudah mulai
melakukan PHK secara besar-besaran.

Sebenarnya resesi itu apa ?

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu
negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif,
pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal
berturut-turut.

Di Indonesia sendiri ada beberapa startup besutan anak bangsa yang mencapai tahap decacorn
dan unicorn. Startup tersebut memiliki valuasi di atas Rp 147 triliun. Beberapa mencatatkan
valuasi lebih dari Rp 147 triliun, di antaranyaTokopedia, Traveloka, Blibli, Tiket.com, dan masih
banyak lainnya.

Dengan kepemilikan aset yang mencapai triliunan rupiah, tidak menjamin perusahaan tersebut
dapat bertahan dari badai PHK. Pada akhirnya, dengan terpaksa perusahaan melakukan PHK
terhadap puluhan sampai ratusan karyawan.

Menurut saya, Penyebab PHK di startup berbeda-beda untuk setiap startup. Tapi umumnya
disebabkan berkurang atau bahkan terhentinya aliran dana dari investor. Dengan kondisi itu, saya
menilai, startup harus mengubah hingga mengurangi program-programnya. Program bakar uang
di dalam startup harus dihilangkan dan konsekuensinya mereka juga harus dapat mengurangi
pegawai.

Dengan demikian, PHK disejumlah sektor usaha tak perlu direspons secara berlebihan. Karena
hal tersebut hanya sebuah fenomena biasa dalam perekonomian. Dan yang paling penting adalah
perekonomian secara keseluruhan berjalan baik dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Saat ini masih banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan dan membuka lapangan kerja.

Anda mungkin juga menyukai