Anda di halaman 1dari 29

KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI PERAWATAN ANCHOR WINDLASS


UNTUK KELANCARAN PENGOPERASIAN KAPAL

Disusun

NAMA FAREK BAGUS BUGROHO


NIT 002.20.12.008
JURUSAN PERMESINAN KAPAL

PROGRAM DIPLOMA – III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SULAWESI UTARA
TAHUN 2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : farel bagus nugroho
Nomor Induk Siswa : 002.20.12.008
Program Diklat :Permesinan Kapal
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

OPTIMALISASI PERAWATAN ANCHOR WINDLASS UNTUK

KELANCARAN PENGOPERASIAN KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada di dalam KIT tersebut dan tema yang
saya nyatakan sebagai kutipan,merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara.

Sulawesi Utara, 2022

FAREL BAGUS NUGROHO

ii
ABSTRAK

MUHAMMAD FANI ZARKASI, Pengaruh pengabutan bahan bakar terhadap


kualitas pembakaran pada mesin induk di atas kapal dibimbing oleh Eko Prayitno dan
Dwi Yanti Margosetiyowati.
Permesinan kapal injektor merupakan alat untuk pengabutan yang berfungsi
sebagai penunjang kelancaran sistem pembakaran. Apabila pada akhir penyemprotan
injektor bahan bakar menetes atau mengalami kebocoran, maka akan terjadi pengabutan
kurang sempurna pada mesin induk. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui
faktor, dampak dan upaya yang dilakukan agar pembakaran bahan bakar menjadi
sempurna. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif,
penulis membatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan kerja
dari sistem pengabutan. Adapun penulis telah merumuskan masalah yang berdasarkan
hasil wawancara yaitu : tersumbatnya lubang nozzle karena adanya kotoran, yang
mengakibatkan sistem pengabutan tidak dapat berfungsi secara optimal, sehingga
perlunya upaya perawatan yang dilakukan untuk menjaga agar pembakaran mesin induk
dapat bekerja secara optimal. Hasil tersebut dapat diambil kesimpulan yang dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan adanya perawatan yang rutin dan terencana
dengan baik agar proses pembakaran bahan bakar dapat sempurna.

Kata kunci : Pengabutan, pembakaran, mesin induk

iii
ABSTRACT

MUHAMMAD FANI ZARKASI, The effect of fuel abrogation on the quality of


combustion on the main engine on the ship is guided by Eko Prayitno and Dwi Yanti
Margosetiyowati.
An engine injector is a tool for fogging which serves as a support for the
smoothness of the combustion system. If at the end of spraying the fuel injektors drip or
leak, there will be less than perfect fogging on the main engine. In this study the authors
wanted to find out the factors, impacts and efforts made so that the combustion of fuel
becomes perfect. In this study, the authors used descriptive qualitative methods, the
authors limit the factors that can influence the occurence of work disruption from the
fogging system. The authors formulated the problem based on the results of the interview,
namely : the blockage of the nozzle hole due to dirt, which resulted in the ignition system
unable to function optimally, so the need for maintenance efforts undertaken to keep the
combustion of the main engine can work optimally. These results can be concluded that
can be used as a guide for carrying out routine and well-planned maintenance so that the
fuel combustion process can be perfect.
Keywords : Ignition, Combustion, Main engine

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................ ii

PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................x

DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 2

C. BATASAN MASALAH ....................................................................................... 3

v
D. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................................... 3

E. MANFAAT PENELITIAN .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 5

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA........................................................... 5

B. LANDASAN TEORI.............................................................................................6

C. KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN.............................................................11

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 12

A. JENIS PENELITIAN ................................................................................12

B. FOKUS PENELITIAN .....................................................................................13

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ......................................................13

D. SUMBER DATA ...............................................................................................13

E. METODE PENGUMPULAN DATA....................................................... 16

F. LANGKAH ANALISA DATA ...........................................................................19

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemasangan nozzle........................................................................11


Gambar 2.1 Pembuangan udara........................................................................12
Gambar 2.3 Tes tekanan penyemprotan...........................................................12
Gambar 2.4 Bentuk-bentuk penyemprotan.......................................................13
Gambar 2.5 Tes kebocoran...............................................................................14
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian.......................................................16
Gambar 3.1 Cylinder Head...............................................................................22
Gambar 3.2 Cylinder Head, injector, noozle injector..............................................

vii
DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Review Penelitian Sebelumnya......................................................5


Gambar 3.1 Hasil Tes Injektor..........................................................................18
Gambar 3.2 Pertanyaan Masinis dan oiler........................................................18

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu komponen yang terdapat pada mesin induk khususnya mesin

penggerak utama adalah alat pengabut bahan bakar, alat yang di gunakan untuk

mengabutkan bahan bakar tersebut adalah injektor, jika injektor yang digunakan

pada mesin diesel dalam keadaan baik maka injektor akan memiliki kinerja yang

maksimal. Injektor akan mengabutkan bahan bakar dengan baik sesuai dengan

tekanan yang ideal sehingga pembakaran pada mesin induk akan maksimal dan

mesin induk akan beroperasi dengan optimal. Jika injektor mengalami masalah akan

berdampak pada pengabutan bahan bakar pada pembakaran mesin induk maka mesin

induk juga akan mengalami masalah yaitu tidak dapat bekerja dengan baik. Sebuah

injektor dapat di katakan bekerja dengan baik atau dalam kondisi bagus jika mesin

induk tidak mengalami gangguan atau masalah selama beroperasi. Selain itu kondisi

injektor juga dapat dilihat dari monitoring gas buang mesin induk, apabila gas buang

mesin induk terlihat stabil dan tidak terjadi penurunan dari kondisi normal maka

injektor bekerja dengan baik. Cara lain yang bisa digunakan untuk mengetahui

injektor dalam keadaan baik atau buruk dapat di lakukan pengetesan tekanan

pengabutan injektor, apabila injektor dalam kondisi baik maka injektor akan

menghasilkan tekanan 340-350 bar. Injektor bahan bakar yang merupakan alat untuk

mengabutkan dan menyemprotkan bahan bakar ke dalam silinder, yang merupakan

suatu sistem yang berfungsi

1
2

sebagai penunjang kelancaran sistem pembakaran yang ada di dalam mesin induk.

Bahan bakar di semprotkan ke dalam silinder melalui lubang-lubang alat pengabut.

Injektor juga merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan

bakar ke dalam ruang pembakaran dalam bentuk kabut dengan bantuan pompa

tekanan tinggi yang disebut bosh pump, bosh pump ini yang akan menekan bahan

bakar ke dalam yaitu mesin induk maupun pesawat bantu lainnya, yang merupakan

suatu sistem yang berfungsi sebagai penunjang kelancaran operasi kapal, mesin

induk yang merupakan mesin penggerak utama kapal harus mendapat perhatian atau

perawatan secara intensif dan tahan dalam jangka waktu yang lama. Kelancaran

jalannya mesin induk tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu

alat pengabut bahan bakar (injektor). Untuk kelancaran pengoperasian kapal perlu

adanya perawatan yang baik terutama pada bagian mesin induk yaitu injektor,

apabila pada akhir penyemprotan injektor bahan bakar menetes atau mengalami

kebocoran maka akan terjadi pengabutan kurang sempurna pada saat kapal berlayar.

Sehingga penulis mengambil judul penelitian pengaruh pengabutan bahan bakar

terhadap kualitas pembakaran pada mesin induk di atas kapal.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam menganalisa sebuah permasalahan sistem pengabutan bahan bakar

dapat kita lakukan secara rutin dengan melihat panduan di manual book dan untuk

lebih memudahkan dalam penyusunan penelitian ini, perlu dirumuskan terlebih

dahulu masalah-masalah apa saja yang akan dibahas. Ada beberapa masalah yang

memerlukan solusi pemecahan masalah, antara lain :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kualitas pengabutan bahan bakar

pada mesin induk tidak optimal?

2. Bagaimana cara merawat sistem pengabutan bahan bakar agar selalu

bekerja secara baik guna mencapai kerja mesin yang optimal?


3

C. BATASAN MASALAH

Pembakaran yang kurang sempurna akibat dari berbagai sistem yang

diketahui sistem pengabutan yang kurang maksimal. Maka perlu kiranya bagi

penulis untuk membatasi masalah yang akan dibahas. Dalam mengidentifikasi

pembahasan masalah tersebut penulis akan membatasi pada sistem pengabutan

bahan bakar.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui penyebab tidak optimalnya sistem pengabutan dalam

menunjang proses pembakaran pada mesin induk, untuk kelancaran

pengoperasian kapal dan untuk mengenalkan praktek kerja di kapal bagi taruna

agar dapat melakukan identifikasi pengaruh sistem pengabutan terhadap proses

pembakaran.

2. Untuk mengetahui cara perawatan pada sistem pengabutan agar selalu berfungsi

dengan baik guna mencapai pembakaran mesin induk yang optimal.

E. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini, masalah yang terjadi akan mendapatkan jawaban

dan pemecahannya sehingga dapat memberikan tambahan wawasan yang sangat

berguna bagi para pembaca. Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini

antara lain :

1. Manfaat secara teoritis

a. Bertujuan agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi terjadinya gangguan dalam sistem pengabutan bahan bakar

terhadap pembakaran yang sempurna pada mesin induk, bertujuan untuk

dapat memperlancar operasional kapal tersebut.


4

b. Dapat mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari gangguan sistem

pengabutan yang kurang optimal dalam pengoperasiannya.

c. Mengetahui upaya yang dilakukan dari dampak yang ditimbulkan.

2. Manfaat secara praktis

Diharapkan bagi para pembaca khususnya taruna-taruni Politeknik

Pelayaran Surabaya maupun instansi-instansi lain semoga setelah membaca

penelitian ini dapat memahami bagaimana cara untuk mengatasi gangguan

yang terjadi pada sistem pengabutan bahan bakar dan dampak yang

ditimbulkan secara langsung dan tidak langsung di atas kapal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Review penelitian terdahulu sangat penting dilakukan oleh peneliti. Manfaat

review penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui apa yang telah dihasilkan dan

perbedaan apa dari peneliti sebelumnya, berikut review peneleitian terdahulu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

Nama (Tahun) Judul Metode Hasil

Ahmad Puji Pengaruh Pengabutan Metode kualitatif Hasil penerlitian


Nugroho Bahan Bakar dengan cara menujukan
(2018:18) Terhadap Kualitas observasi mesin bahwa Pengaruh
Pembakaran Pada induk kesempurnaan
Mesin Induk Di MT. pembakaran pada
Bauhinia mesin induk
bahan bakar
antara lain daya
kerja dari mesin
induk menjadi
menurun
sehingga
konsumsi bahan
bakar menjadi
boros akibat dari
kondisi injector
yang tidak baik

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya


Review penelitian sebelumnya memiliki kesamaan yaitu meneliti tentang injector.

Hasil dari review penelitian terdahulu Pengaruh kurang optimalnya kerja injector

5
6

dalam mengabutkan bahan bakar dalam waktu yang berkala antara lain akibat dari

tidak samanya tekanan kompresi pada tiap – tiap silinder maka pada posisi crank

shaft akan bengkok karena mendapat tekanan yang berbeda pada tiap sisi silinder.

B. LANDASAN TEORI

1. Sistem pengabutan

a. Pengertian

Menurut para ahli sistem pengabutan yaitu sistem dimana cairan

yang ditekan sehingga mempunyai daya pemampatan untuk menekan dan

menghasilkan butiran-butiran kecil yang berbentuk kabut sehingga

memudahkan untuk mendapatkan titik nyala apinya. Untuk mendapatkan

hasil kerja yang maksimal pada permesinan diatas kapal, diperlukan sistem

pembakaran yang baik untuk memperoleh kekuatan mesin yang maksimal.

(Penyusun Motor Diesel Penggerak Utama, PIP Semarang, 2005).

b. Syarat pada sistem injeksi

Sebagai sebuah sistem yang penting sistem injeksi mempunyai

persyaratan sebagai berikut, yaitu :

1) Penakaran

Penakaran yang teliti dari bahan bakar berarti bahwa

banyaknya bahan bakar yang diberikan untuk tiap silinder harus dalam

kesesuaian dengan beban mesin dan jumlah yang tepat sama dari

bahan bakar yang harus diberikan kepada tiap silinder untuk setiap

langkah daya mesin.

2) Pengaturan waktu

Pengaturan waktu yang layak berarti mengawali injeksi bahan

bakar pada saat diperlukan adalah mutlak untuk mendapatkan daya


7

maksimum dari bahan bakar dengan baik serta pembakaran yang

sempurna. Kalau bahan bakar diinjeksikan terlalu awal dalam dapur,

maka penyalaan akan diperlambat karena suhu udara pada titik ini

tidak cukup tinggi. Keterlambatan yang berlebihan akan memberikan

operasi yang kasar dan berisik dari mesin serta memungkinkan

kerugian bahan bakar karena pembasahan dinding silinder. Akibatnya

adalah boros bahan bakar dan asap gas buang hitam dan tidak akan

membangkitkan daya maksimum.

3) Kecepatan injeksi bahan bakar

Berarti banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam

ruang bakar dalam satu satuan waktu dalam satu derajat dari

perjalanan engkol, kalau dikehendaki untuk menurunkan kecepatan

injeksi harus digunakan ujung nozzle dengan lubang yang lebih kecil,

untuk menaikkan jangka waktu injeksi bahan bakar.

4) Pengabutan

Bahan bakar menjadi semprotan mirip kabut, tetapi harus

disesuaikan dengan jenis ruang bakar. Pengabutan yang baik akan

mempermudah pengawalan pembakaran dan menjamin bahwa setiap

butiran kecil dari bahan bakar dikelilingi oleh partikel oksigen yang

dapat bercampur.

2. Jenis injeksi bahan bakar

Menurut MALEEV, dalam bukunya “Operasi dan Pemeliharaan Mesin

Diesel”, terdapat dua injeksi bahan bakar.

a. Injeksi udara
8

Injeksi udara digunakan pada awal-awal terbentuknya mesin

diesel. Saat ini jarang digunakan dan hanya untuk mesin besar yang

beroperasi pada bahan bakar yang sangat kental, dalam mesin injeksi udara

energi potensial dari udara tekan diubah menjadi energi kinetik, dari energi

yang memuai ini digunakan untuk menghantar bahan bakar ke dalam silinder

dari katup semprot, untuk mengabutkan bahan bakar, dan untuk

menimbulkan pusaran dalam ruang bakar agar bahan bakar dan udara

bercampur dengan baik.

b. Injeksi tanpa udara

Injeksi tanpa udara juga dikenal dengan nama injeksi mekanis.

Pengabutan injeksi mekanis diperoleh bahan bakar cair dengan tekanan

tinggi melewati satu atau beberapa lubang yang masuk ke arus bahan bakar

membangkitkan kecepatan tinggi dan ini menimbulkan gesekan besar antara

arus cairan dan udara dalam ruang bakar. Karena gesekan ini maka butiran

halus muncul dan dipisahkan menjadi butiran sangat kecil. Metode

penyemprotan bahan bakar dan pembentukan campuran ada dua sistem

utama yaitu sistem penyemprotan tidak langsung dan sistem penyemprotan

langsung. Sistem penyemprotan langsung diterapkan pada seluruh motor

putaran rendah dan putaran menengah serta pada sebagian besar dari motor

putaran tinggi.

1) Penyemprotan tidak langsung.

Dalam hal ini bahan bakar disemprotkan ke dalam sebuah

pembakaran pendahuluan yang terpisah dari ruang pembakaran utama.

Ruang tersebut memiliki 25-60% dari volume total ruang pembakaran.

Pada sistem penyemprotan ruang pendahuluan bahan bakar disemprotkan

ke dalam ruang tersebut melalui sebuah pengabut berlubang tunggal


9

(pengabut tap) dengan penyemprotan relatif rendah 100 bar. Pengabutan

pada tekanan tersebut kurang baik, akan tetapi bahan bakar dapat

menyala dengan cepat dengan suhu tinggi dinding ruang pendahuluan

tersebut.

2) Penyemprotan langsung

Bahan bakar dengan tekanan tinggi disemprotkan ke dalam ruang

pembakaran yang tidak dibagi, tergantung dari pembuatan ruang

pembakaran maka untuk keperluan tersebut digunakan sebuah hingga

tiga buah pengabut berlubang banyak. Bahan bakar dengan bantuan

pompa bahan bakar tekanan tinggi dipompakan pada saat tepat ke katub

bahan bakar yang dilengkapi dengan pengabut, pada waktu dimulai

dengan langkah tekan maka bahan bakar mula-mula akan dikompresikan

dalam silinder, pompa dan saluran penghubung antara pompa dan

pengabut sehinga mencapai tekanan penyemprotan yang disyaratkan dan

baru kemudian akan berlangsung penyemprotan dan pengabutan. Antara

saat awal langkah tekan dan saat awal penyemprotan terdapat suatu

periode perlambatan yang tersebut tergantung dari kontruksi pompa dan

volume bahan bakar dalam pompa saluran bahan bakar. Setelah butiran

bahan bakar pertama dalam silinder akan terjadi proses kimia dari

penyalaan dan pembakaran. Menurut MALEEV, dalam bukunya

“Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel”, terdapat dua injeksi bahan

bakar.

3. Pemeriksaan injektor nozzle mesin diesel


10

Pemeriksaan injektor nozzle mesin diesel adalah salah satu komponen

dari sistem bahan bakar diesel yang berfungsi untuk mengabutkan

menyemprotkan bahann bakar diesel ke ruang bakar. Jika injektor ini

mengalami kerusakan, maka proses penyalaaan/pembakaran pada mesin diesel

akan terganggu (sulit menyala/tidak bisa menyala/menyala tapi tidak

sempurna). Komponen-komponen pada sistem bahanbakar diesel ini sangat

sensitif terhadap kotoran atau debu sekalipun, maka pekerjaan servis sitem

bahan bakar diesel ini membutuhkan tingkat kepresisian yang tinggi, maka

sebaiknya dikerjakan dalam ruangan yang ber AC. Sebelum pembongkaran

nozzle dilakukan. Lakukan pemeriksaaan bentuk penyemprotan, kebocoran dan

tekanan penyemprotan.

Cara pemeriksaan injektor nozzle

a. Pembuangan udara pada injektor nozzle tester

1) Pasang injektor nozzle pada injektor nozzle tester

Gambar 2.1 pemasangan nozzle

2) Lakukan pembuangan udara yang ada pada saluran nozzle tester, dengan

menggerakkan tuas sampai solar keluar pada sambungan pipa.

Gambar 2.2 Pembuangan udara


11

b. Pemeriksaan tekanan pengabutan injektor nozzle

1) Tutup kran saluran tekan ke manometer, lakukan pengetesan bentuk

penyemprotan dengan menggerakkan tuas dalam langkah penuh

dengan kuat dan cepat.

2) Gerakkan tuas tester dalam langkah penuh dengan kuat dan cepat,

baca tekanan pada manometer, catat hasilnya.

Gambar 2.3 tes tekanan penyemprotan

c. Pembacaan pressure gauge saat tekanan injeksi mulai turun

1) Tekanan membuka injektor baru : 151-159 kg/cm2

2) Tekanan membuka injektor lama : 145-155 kg/cm2

d. Pemeriksaan bentuk penyemprotan injektor nozzle

Gambar 2.4 bentuk-bentuk penyemprotan

Keterangan :

1) A,B,C = Bentuk jelek

2) D = Bentuk baik
12

3) Sudut penyemprotan yang baik adalah 40

e. Pemeriksaan kebocoran injektor nozzle

1) Buka kran saluran tekan ke manometer. Gerakkan tuas tester sampai

manometer menunjukkan tekanan 80 bar, pertahankan posisi tekanan ini

selama 20 detik, lihat dan amati kebocoran pada ujung nozzle.

2) Amati dan rasakan ujung bodi nozzle dengan jari anda, apakah ada

tetesan atau ujung bodi nozzle menjasi basah.

Gambar 2.5 Tes kebocoran

Keterangan :

1) A : Ada kebocoran

2) B : Tidak ada kebocoran

C. KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN

Berdasarkan wacana di atas, dapat dicari suatu pemecahan masalah dan

seharusnya dapat dikurangi bahkan dicegah dengan diterapkannya beberapa strategi

perawatan yang tepat sehingga pengoperasian kapal tidak terganggu. Perawatan yang

menyangkut perhatian, pegawasan, pemeliharaan, perbaikan, dan faktor sumber daya


13

manusia sebagai operator pelaksana dalam menciptakan kondisi siap operasi dari

suatu mesin induk kapal yang pada prinsipnya memerlukan penanganan dan

perawatan yang efektif, maka diharapkan dapat menunjang operasional pelayaran

yang telah direncanakan oleh perusahan pelayaran, Bagan alir dari kerangka berpikir

penelitian di bawah ini :

Pengaruh perawatan pada injektor terhadap kesempurnaan


pembakaran pada mesin induk di kapal

Ingin mengetahui faktor- Ingin mengetahui perawatan


faktor yang menyebabkan yang dilakukan agar
proses pengabutan tidak pembakaran bahan bakar di
sempurna mesin induk sempurna

1. Pengaruh noozle 1. Tersumbatnya


kotor/tersumbat. lubang – lubang
kabut noozle oleh
2. Penyetelan fuel rack kotoran dari bahan
bahan bakar yang bakar
berbeda tiap-tiap
cylinder. 2. Suhu di salah satu
cylinder akan naik
3. Kualitas bahan bakar
3. Bahan bakar yang
terlalu kental dan
dingin

Perawatan

1. Melakukan perawatan pada


komponen sistem pembakaran
sesuai manual book yang tertera di
atas kapal.

2. Lakukan pergantian Nozzle sesuai


jam kerja.

3. Selalu rutin membersihkan atau


mengganti filter bahan bakar.
17

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian

Dalam bagan kerangka berpikir di atas menjelaskan bahwa kejadian yang

terjadi pada sistem pengabutan mengalami gangguan sehingga harus diadakan identifikasi

terhadap suatu masalah yang terjadi. Mengingat peranan sistem pengabutan yang sangat

penting terhadap sistem pembakaran mesin induk, untuk memudahkan dalam menentukan

kemungkinan-kemungkinan dan menentukan konsekuensi-konsekuensi dari resiko

bahaya tersebut, dari semua kemungkinan yang terjadi tergantung dari seberapa sering

hal itu terjadi dan seberapa buruk hal tersebut ketika itu terjadi. Tahap selanjutnya adalah

tahap dimana harus menganalisa dan mempertimbangkan resiko bahaya dari kerja sistem

pengabutan, dan menentukan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk perawatan dan

perbaikan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan teknik pengumpulan dengan

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif

dinamakan metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode

postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini

disebut juga metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni, dan disebut

sebagai metode interpreatif karena data hasil penelitian lebih berkenaaan dengan

interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Menurut Moh. Nazir metode deskrptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secata

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 2005:54).

18
13

B. FOKUS PENELITIAN

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi

penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana yang tidak relevan (Moleong, 2010).

Pembatasan dalam penelitian kualitatif kali ini lebih didasarkan pada tingkat kepentingan/urgensi

dari masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan pada “Pengaruh

Pengabutan Bahan Bakar terhadap Kualitas Pembakaran pada Mesin Induk di atas kapal.

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Pada penulisan penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan fakta-fakta dari

pengalaman juga pengetahuan yang telah di padukan dari permasalahan yang penulis lihat dan

alami saat melaksanakan praktek laut selama kurang lebih 10 bulan di kapal AHTS Logindo

Sturdy terhitung mulai sign on pada tanggal 1 April 2021 dan sign off 15 Februari 2022.

D. SUMBER DATA

1. Data primer

“Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi

utama dari kejadian yang lalu, dimana sumber data primer adalah tempat atau gudang

penyimpanan yang orisinal dari data sejarah”. Dimana data tersebut diperoleh dari hasil

pengamatan langsung, yang diperoleh dengan cara metode survei yaitu dengan mengamati,

mengukur
14

dan mencatat serta hasil berdiskusi dengan masinis yang terkait secara langsung di lokasi

penelitian Moh. Nazir (2005:50). Dan di realitanya saya mengajukan beberapa pertanyaan

saya kepada para perwira mesin/masisnis dan bahkan oiler jaga pun sering saya bertanya

kepadanya. Biasanya saya sering bertanyan kepada masinis jaga saya kebetulan saya jaga

dengan masinis 2 dan oiler 1 saya sering bertanya kepada mereka berdua. Masinis 2 saya

bernama Koko Guno Tego dan oiler 1 saya bernama Wahyudin dan kalau saya berketepatan

naik ke bridge saat sedang membuat laporan saya juga beberapa kali mengajukan pertanyaan

kepada Chief engineer nama Chief engineer saya adalah Jarot Prastio. Adapun waktu saya

biasanya bertanya adalah saat jam jaga saya yaitu pada jam 06.00 – 12.00 dan 18.00 – 24.00

dan tempat saya bertanya adalah di engine control room dan bridge. Di bawah ini ada foto

cylinder head yang dimana lokasi injector berada di cylinder head tersebut.

Gambar 3.1 Cylinder Head


15

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari

sumber dokumentasi, arsip resmi yang dikumpulkan penulis selain dari sumber terkait data

ini dapat dijadikan acuan dan diperoleh dari perpustakaan seperti literatur, bahan kuliah

dan data dari perusahaan serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Data tersebut dijadikan pembanding dan sumber untuk memperkuat jawaban dalam

pemecahan masalah. “Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.”

Sugiyono (2009:225).

Dari apa yang penulis peroleh sesuai langkah di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh

diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah ditetapkan dari awal sebelum penulis

melakukan pengumpulan data.

Setelah semua dianggap selesai maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan dari apa

yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian memberikan saran yang sesuai dengan apa

yang sudah disimpulkan, dengan saran yang diberikan dapat sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan kinerja kerja mesin induk, barulah langkah-langkah dianggap selesai.


16

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan penelitian ini dikumpulkan melalui :

1. Metode observasi

Yaitu mengadakan pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara

langsung dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran pada

sistem pengabutan di lapangan dimana penulis melaksanakan praktek laut di kapal.

Gambar 3.2 Cylinder Head, injector, noozle injector


17

INJEKTOR SUDUT TEKANAN KONDISI Tabel 3.1

Injektor no.1 50 320 Baik Hasil tes

Injektor no.2 50 330 injektor


Baik
Injektor no.3 40 325 Baik
Injektor no.4 60 325 2.
Baik
Injektor no.5 40 340 Baik
Injektor no.6 40 335 Baik
Injektor no.7 50 320 Baik
Injektor no.8 60 340 Baik
Injektor no.9 50 340 Baik
Metode kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur,

buku-buku dan tulisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh

landasan teori yang akan digunakan dalam pembahasan nantinya.

3. Metode wawancara

Yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi

langsung dari sumbernya.Wawancara sebagai alat pengumpul data menghendaki adanya

komunikasi langsung antara penulis dengan sasaran penelitian antara masinis dan oiler di

kapal adapun yang sering saya wawancara di atas kapal adalah masinis jaga saya kebetulan

saya jagag dengan masinis 2 dan oiler 1 nama masinis 2 saya adalah Koko Guno Tego dan

oiler 1 saya adalah Wahyudin dan ketika saya berketepatan naik ke bridge untuk membuat

laporan saya juga bertanya kepada Chief engineer saya yang bernama Jarot Prastio.

Wawancara adalah metode pokok dalam teknik pengumpulan data. Di bawah ini ada beberapa

pertanyaan yang pernah saya ke ajukan ke masinis dan oiler di atas kapal
18

Tabel 3.2 Pertanyaan masinis dan oiler

NO Pertanyaan Jawaban

Ada tiga faktor utama yang


Masinis 2. Menurut bas,
menyebabkan pengabutan kurang
Apa penyebab utama
1. maksimal yaitu pertama running hours
pengabutan bahan bakar
dari injektor yang kedua injektor kotor
kurang maksimal pada main
atau tersumbat dan yang ketiga adalah
engine ?
kualitas dari bahan bakar

Ada beberapa faktor yang


Chief Engineer. Menurut
mempengaruhi kualitas bahan bakar
Chief kualitas bahan bakar
2. diantaranya adalah bahan bakar
yang bagaimana yang
tercampur air, bahan bakar kotor,
mempengaruhi proses
temperatur dari bahan bakar, dan
pengabutan bahan bakar ?
kekentalan dari bahan bakar.

Oiler 1. Bang sebelum ke Sebelum bahan bakar sampai di injektor


injektor bahan bakar bahan bakar dari tanki harian melewati
3. melewati apa saja? filter f.o lalu racor kemudian ke bosch
pump dan baru bahan bakar sampai ke
injektor.

F. LANGKAH ANALISA DATA

. Selanjutnya kita harus memulai identifikasi-identifikasi masalah yang kita temui, maka

kita dapat menemukan metode penelitian yang sesuai.

Data yang diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah kita tetapkan dari

awal sebelum kita melakukan pengumpulan data. Data yang telah diolah kemudian dianalisa

sebagai hasil yang diperoleh, dan dibandingkan dengan hasil-hasil data yang disimpulkan dari

teori yang kita gunakan.

Setelah semua dianggap selesai, maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan dari apa

yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian juga memberikan saran yang sesuai dengan apa yang

kita simpulkan, Dan ini merupakan bahan masukan dalam meningkatkan kinerja kerja mesin

induk, barulah langkah-langkah dianggap selesai.

Anda mungkin juga menyukai