PROYEK RISET Pancasila
PROYEK RISET Pancasila
Diajukan untuk memenuhi Tugas Pancasila yang diampu oleh Muhammad Yahya Arwiyah
Disusun Oleh:
Telkom University
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, pula penulis dapat menyelesaikan Tugas Proyek Riset
Pancasila dalam kajian sejarah serta membandingkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara di masa akan datang yang diharapkan tepat pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak dosen mata pelajaran kuliah Pancasila, yang
telah memberikan arahan terkait tugas laporan ini. Tanpa bimbingan dari beliau, mungkin kami
tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan untuk kedepannya.
Diharapkan laporan ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.
Jika dibandingkan pakai pemeriksaan sama yang dirilis BPS depan September
2021, dongeng perkiraan warga bulus dan trik kemelaratan depan Maret tempo hari
menempuh penurunan. Untuk diketahui, perkiraan warga bulus lampu pijar September
hari tempo hari sebanyak 26,5 juta roh pakai tahap kemelaratan 9,71 perolehan.
Kemudian jika dibandingkan secara tahunan pakai Maret 2021, perkiraan warga
bulus Maret 2022 menerjal 1,38 juta roh. Sedangkan tahap kemelaratan Maret 2022
menerjal 0,60 perolehan jika dibandingkan pakai trik depan Maret hari tempo hari.
Namun, perkiraan warga bulus dan tahap kemelaratan Maret 2022 belum
mengembari ambilan sebelum epidemi. Untuk diketahui, perkiraan warga bulus dan trik
kemelaratan depan September 2019—penyebaran ragil sebelum epidemi—berlawanan
24,78 juta roh dan 9,22 perolehan. Ketika epidemi berasal depan Maret 2020, perkiraan
warga bulus bertambah datang 26,42 juta roh dan tahap kemelaratan bekerja 9,78
perolehan.
BPS menetapkan baris kemelaratan Maret 2022 sebanyak Rp 504.469 lampu pijar
person lampu pijar kamar. Jumlah itu terbentuk mulai sejak Rp 377.598 lampu pijar
person lampu pijar kamar kepada anggaran makanan, dan sisanya kepada anggaran bukan
makanan. Dengan suara lain, jika anggaran seseorang bagian dalam sebulan di belakang
baris kemelaratan, dongeng anak terselip dikategorikan serupa warga bulus.
Temuan BPS memperlihatkan bahwa rata-rata peserta aula skala bulus depan Maret 2022
berjumlah 4,74 anak. Dengan demikian, aula skala bulus dikategorikan serupa aula skala
pakai anggaran di belakang rata-rata Rp 2.395.923 lampu pijar kamar.
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila sendiri dirumuskan dari nilai-nilai bangsa Indonesia yang luhur. Pengamalan
butir-butir Pancasila yang mengandung nilai-nilai kebaikan itu hendaknya juga diterapkan di
semua sektor kehidupan, dari bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya.
Berikut ini adalah nilai-nilai dari sila-sila yang terkandung dalam Pancasila yaitu:
- Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bangsa
Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Nilai-nilai yang terkandung dalam sila sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
bangsa Indonesia sadar bahwa manusia memiliki martabat dan derajat yang sama sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Nilai-nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia adalah usaha ke arah bersatu
untuk membina nasionalisme dalam negara Indonesia.
- Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah dalam sistem pemerintahan di
Indonesia kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.
- Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
adalah bangsa Indonesia menyadari bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, terdapat penyebab lunturnya nilai-nilai Pancasila
di masa kini seperti terjadinya globalisasi dan kurangnya pendidikan moral yang diajarkan di
lingkungan formal maupun non formal. Masuknya globalisasi berdampak pada banyaknya
informasi yang masuk dan terkadang tidak sesuai dengan fakta membuat para kaum milenial
kurang bijak dalam memanfaatkan informasi yang diperoleh. Dampak lain dari globalisasi yaitu,
masuknya budaya baru yang mengharuskan adanya akulturasi sehungga menyebabkan
berpudarnya budaya nasional.
Maka dari itu Pancasila sebagai ideologi negara perlu di pahami,dihayati serta dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa upaya pencegahan agar faktor-faktor negatif yang
pernah terjadi tidak terulang kembali,yaitu :
1. Menanamkan pendidikan agama sejak kecil
2. Mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai moral sejak kecil agar terbentuk karakter yang
taat pada moral saat dewasa nanti
3. Memberikan pendidikan Pancasila,tetapi bukan hanya di sekolah melainkan para orang
tua juga mengajarkan pengamalan akan nilai-nilai Pancasila kepada anaknya
4. Belajar untuk selektif terhadap maraknya budaya globalisasi
5. Membeli produk-produk lokal sebagai langkah awal untuk menumbuhkan jiwa
nasionalisme
DAFTAR PUSTAKA
Maryono. (2018, Juli 7). Retrieved from
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Maryono.-STKIP-PGRI-
PACITAN..pdf