Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DALAM KURIKULUM MERDEKA DI

KELAS X SMAN 1 SUNGAI TABUK


DOSEN PENGAMPU : RAHMAT NUR S.PD,.M.PD

OLEH :
ELSA MAULIDA 2010114220031
MEGA NORYANI 2010114220030
NADIYA YASMIN 2010114220035
NURUL FARIDHA AMALIA 2010114220027
NOVITA ANGGRAINI EKA SAPUTRI 2010114320013

PROGRAM PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT. karena
tanpa rahmat & ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Rahmat Nur selaku dosen pengampu
Pendidikan alternatif yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman – teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data – data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang STRATEGI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DALAM KURIKULUM
MERDEKA DI KELAS X SMAN 1 SUNGAI TABUK.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami memohon saran dan kritik dari teman – teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.

Banjarmasin,05 Oktober 2022

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara,
teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan
upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Strategi pembelajaran
merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam penyampaian materi pelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari penerapan strategi
pembelajaran. Karena strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan penyampaian
materi pelajaran tersebut, dapat diserap dan dipahami oleh siswa, karena hal ini
berdampak terhadap tujuan yang hendak di capai proses pembelajaran. Tujuan proses
pembelajaran tersebut adalah tercapainya hasil belajar yang diinginkan atau diatas
standar minimum.
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa pada proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan
acuan bertindak yang sistemastis dalam pelaksaan pembelajaran. Bagi siswa
penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan
mempercepat memahami isi pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran. Diharapkan strategi
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran seperti pada mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1
Sungai Tabuk menggunakan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka belajar
dikemas sederhana dan mendalam yang difokuskan pada esensial dan pengembangan
kompetensi peserta didik sesuai dengan tingkatan fasenya. Karakteristik kurikulum
merdeka belajar meliputi (1) pembelajaran berbaasis proyek untuk mengembangkan
softskill dan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila, (2) difokuskan pada
materi yang esensial seperti literasi dan numerasi, dan (3) fleksibel bagi guru untuk
melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimliki peserta didik dan
melakukan penyesuaian dengan konteks lokal dan muatan lokal.
Oleh karena itu, di sekolah SMA Negeri 1 Sungai Tabuk pada kelas X
menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar sesuai dengan fase- fase yang telah
ditentukan untuk peserta didik
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran sosiologi dalam kurikulum merdeka
di kelas X SMAN 1 Sungai Tabuk
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran sosiologi dalam kurikulum
merdeka di kelas X SMAN 1 Sungai Tabuk
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pengertian Strategi Secara Umum dan Khusus istilah Strategi mula-mula dipakai di
kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan,
terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam polisi
perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan.
Penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis kekuatan musuh yang
meliputi jumlah personal, kekuatan senjata, kondisi lapangan, posisi musuh, dan
sebagainya. Dalam perwujudannya, strategi tersebut akan dikembangkan dan
dijabarkan lebih lanjut menjadi tindakan- tindakan nyata dalam medan pertempuran.
(Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, 1997: 11).
Definisi strategi pembelajaran secara umum adalah suatu rencana dan cara mengajar
yang dilakukan guru dengan menetapkan langkah – langkah utama mengajar sesuai
dengan tujuan pelajaran yang akan dicapai dan telah digariskan.
Istilah strategi dewasa ini banyak dipakai oleh bidang-bidang ilmu lainnya, termasuk
juga dalam dunia pendidikan. Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai
suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Kemudian jika dihubungkan dengan kegiatan belajar mengajar, maka
strategi dalam artian khusus bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan yang
dilakukan guru-murid dalam suatu perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. (Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, 1997:
12).
Dalam pemilihan strategi haruslah dipilih strategi yang tepat, pengajaran yang
diberikan kepada anak didik tidak bersifat paksaan bahkan perilaku pemimpin kadang
tidak perlu dilakukan. Sebagai gantinya, para pendidik harus bersikap ngemong atau
among. Para guru seharusnya tidak mengajarkan pengetahuan mengenai dunia secara
dogmatik. Sebaliknya mereka hanya berada dibelakang anak didik sambil memberi
dorongan untuk manju, secara khusus mengarahkan ke jalan yang benar, dan
mengawasi kalau-kalau anak didik menghadapi bahaya atau rintangan. Anak didik
harus memiliki kebebasan untuk maju menurut karakter masing-masing dan untuk
mengasah hati nuraninya. Dengan demikian tugas pendidik adalah memikirkan dan
memilih strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik anak
didiknya.
Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan dapat tercapai secara berdaya guna
dan berhasil guna, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara
umum komponen-komponen pembelajaran sedemikian rupa sehingga terjalin
keterkaitan fungsi antara komponen pembelajaran yang dimaksud.
Untuk melaksanakan tugas secara profesional guru diharuskan memiliki wawasan
yang mantap tetang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan belajar atau
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan
yang telah di rumuskan secara eksplisit), misalnya : kemampuan berpikir kritis,
kreatif, terbuka, dll. (M. Asrorun Ni’am, 2006:3).

Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli sebagai berikut :


a. Menurut Kemp (1995)
Pengertian strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
b. Menurut Kozma (2007)
Definisi strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju trcapainya
tujuan pembelajaran tertentu.
c. Menurut Sanjaya, Wina (2007)
Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru peserta didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sehingga strategi menunjuk kepada
karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru peserta didik didalam peristiwa
belajar mengajar.
B. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah imu mengenai “das Sein” dan bukan “das Sollen”. Sosiologi
meneliti
masyarakat serta perubahannya menurut keadaan kenyataan. Semacam itulah
pemahaman yang harus kita pegang.Sosiologi adalah ilmu yang memepelajari
masyarakat yang di era modern, artinya tentu saja ilmu yang mempelajari
masyarakat, sudah muncul sejak manusia ada. Tentu dalam arti yang berbeda,
terutama dlihat dari istilah ilmu. Jika ilmu dalam istilah masyarakat lama (kuno)
dipahami sebagai kemampuan memahami sesuatu, pada zaman dulu memang
muncul pandangan-pandangan terhadap apa yang dianggap telah terjadi dan akan
terjadi di masyarakat.
Ruang Lingkup Sosiologi sebagai berikut :
1. Sosiologi mempelajari hubungan timbal balik antara individu dengan individu
lain. Sebagai contoh, kita melihat seorang pemimpin dan pengikut yang memiliki
interaksi yang khas. Setiap mereka bertemu, seorang pengikut selalu
menundukkan pandangannya dan melaksanakan titah pemimpinnya. Fenomena
interaksi dua orang ini sudah bisa menjadi objek kajian sosiologi.
2. Sosiologi mempelajari hubungan antara individu dengan kelompok.
Sebagai contoh, peran sosial seorang ayah yang memilih bekerja di kantor atau
seorang ibu yang memilih bekerja di rumah. Pilihan untuk mememainkan peran
sosial dipengaruhi oleh pandangan mereka tentang bagaimana membangun
keluarga. Ayah atau ibu merupakan individu. Sedangkan keluarga adalah
kelompok.
3. Sosiologi mempelajari hubungan antara kelompok yang satu dengan kelompok
lain.
Sebagai contoh, konflik antar etnis yang terjadi di Kalimantan beberapa tahun
silam.
Hubungan antar etnis yang bertikai jelas bersifat konfliktual. Hubungan tersebut
merupakan bentuk relasi antar kelompok masyarakat. Sosiologi dapat
mengkajinya dari beberapa dimensi. Misalnya dari dimensi identitas, dimana
kedua kelompok tersebut menggunakan identitas etnis untuk saling bermusuhan.
4. Sosiologi mempelajari karakteristik atau ciri-ciri kelompok sosial yang
beragam.
Salah dua konsep dasar sosiologi yang banyak dipelajari adalah diferensiasi sosial
dan
stratifikasi sosial. Perbedaan kelompok sosial baik secara vertikal maupun
horizontal
bisa menjadi objek kajian sosiologi.
Nilai sosial merupakan konsep abstrak yang diyakini individu atau kelompok
masyarakat dan memandu tindakan sosialnya. Abstrak berarti tak terlihat. Namun
demikian ada dan dapat tercermin dari perilaku individu atau kelompok yang
menganut nilai. Untuk lebih mudah memahaminya, mari kita berpikir tentang
memberi uang pada orang miskin. Orang yang memberi uang meyakini bahwa
menolong orang miskin adalah suatu kebaikan. Menolong adalah kebaikan.
Menolong orang lain karena itu sebuah kebaikan
adalah nilai yang dianut. Oleh karena menolong orang lain merupakan tindakan
sosial, maka nilai tersebut merupakan nilai sosial.
C. Pengertian Merdeka Belajar
Menurut Mendikbud R.I, Nadiem Makarim bahwa “merdeka belajar” adalah
kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada
pada guru dulu. Tanpa terjadi dengan guru, tidak mungkin terjadi dengan
muridnya. Dia mencontohkan banyak kritik dari kebijakan yang akan ia terapkan.
Misalnya, kebijakan mengembalikan penilaian Ujian Sekolah Berbasis Nasional
ke sekolah. Salah satu kritiknya, kata Nadiem, menyebutkan banyak guru dan
kepala sekolah yang tak siap dan belum memiliki kompetensi untuk menciptakan
penilaian sendiri. Nadiem mengapresiasi kritik itu. Seharusnya tak ada orang yang
meremehkan kemampuan seorang guru. Kompetensi guru di level apapun, tanpa
ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka
tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. Tanpa guru melalui proses
interpretasi, refleksi dan proses pemikiran secara mandiri, bagaimana menilai
kompetensinya, bagaimana menerjemahkan kompetensi dasar, ini menjadi suatu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik. Menurutnya, bahwa
pembelajaran
tidak akan terjadi jika hanya administrasi pendidikan yang akan terjadi.
"Paradigma merdeka belajar adalah untuk menghormati perubahan yang harus
terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi diberbagai macam sekolah."
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam kegiatan MBKM ini kami berhasil memperoleh informasi tentang Strategi
Pembelajaran Sosiologi Dalam Kurikulum Merdeka di Kelas X SMA Negeri 1 Sungai Tabuk.
Dan, strategi yang digunakan adalah strategi implementasi Kurikulum Prototipe jalur
mandiri. Kurikulum ini yang menjadi kebijakan dari kementrian pendidikan, kebudayaan,
riset dan teknologi (Kemendikburistek) yang dimulai pada 2021 dengan kurikulum yang
diterapkan pada sekolah penggerak. Pada tahun 2022 ini Kemendikburistek akan mencoba
untuk melakukan pendataan yang nantinya akan menjadi dasar pada penerapan kurikulum
merdeka ini kedepannya.
Ada beberapa strategi implementasi kurikulum prototipe jalur mandiri yang akan
dijadikan tinjaklanjut dari kebijakan kemendikburistek. Strategi pertama, rute adopsi
kurikulum prototipe secara bertahap, pendekatan strategi ini adalah bagaimana memfasilitasi
satuan pendidikan mengenali kesiapannya sebagai dasar menentukan pilihan implementasi
kurikulum prototipe serta memberikan umpan balik berkala (3 bulanan) untuk memetakan
kebutuhan penyesuaian dukungan implementasi kurikukulum prototipe dari pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.
Strategi kedua, menyediakan asesmen dan perangkat ajar (High Tech), pendekatan
strategi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi dalam
menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat ajar (buku teks, Modul Ajar, Contoh
Projek, Contoh Kurikulum) dalam bentuk digital yang dapat digunakan satuan pendidikan
dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum prototipe.
Strategi ketiga, menyediakan pelatihan mandiri & sumber belajar guru (High Tech),
pendekatan strategi yang juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
berfungsi dalam melakukan pelatihan mandiri kurikulum prototipe yang dapat diakses secara
daring oleh guru dan tenaga kependidikan untuk memudahkan adopsi kurikulum prototipe
disertai sumber belajar dalam bentuk video, podcast, atau E-Book yang bisa diakses daring
dan didistribusikan melalui media penyimpanan (Flashdisk)
Strategi keempat, Menyediakan Narasumber Kurikulum Prototipe (High Touch),
pendekatan strategi yang digunakan dalam menyediakan narasumber kurikulum prototipe
dari Sekolah Penggerak/SMK PK yang telah mengimplementasikan kurikulum prototipe.
Pengimbasan bisa dilakukan dalam bentuk webinar atau pertemuan luring yang diadakan
pemerintah daerah atau satuan pendidikan. Pertemuan luring bisa dilakukan dalam bentuk
seminar tatap muka, workshop, maupun pertemuan lainnya yang di lakukan di daerah
maupun satuan pendidikan.
Strategi yang terakhir adalah strategi kelima, Memfasilitasi Pengembangan
Komunitas Belajar (High Touch), Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak
maupun diinisiasi Pengawas Sekolah sebagai wadah saling berbagi praktik baik adopsi
kurikulum prototipe di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.
Strategi Implementasi Kurikulum Prototipe Jalur Mandiri yang diawali dengan
pendataan yang dilakukan oleh Kemendikburistek dimaksudkan untuk melihat kesiapan
satuan Pendidikan dalam mengimpelentasikan kurikulum merdeka. Harapan dari pendataan
ini adalah Kemendikburistek dapat melihat sejauh mana kesiapan satuan Pendidikan yang
nantinya akan mengimpelemtasikan kurikulum merdeka kedepannya dan tuidak memaksakan
implementasi secara massif.
Kurikulum Merdeka Belajar dalam pandangan sosiologi presfektif masa kini
Merdeka belajar adalah program kebijakan guru Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Esensi kemerdekaan berfikir,
menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswi
siswi, Nadiem menyebut, dalam kompetisi guru di level apapun, tanpa ada proses
penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada
pembelajaran yang terjadi. Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari
yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas.
Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi dengan guru,
belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih
membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab,
sopan, berkompetensi dan tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa
survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki
bakat dan kecerdasan nya dalam bidang masing – masing. Nantinya, akan terbentuk para
pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.
Kamus besar bahasa Indonesia kata merdeka dapat diartikan sebagai bebas dari
penghambaan, penjajahan atau dapat dimaknai dengan berdiri sendiri. Dalam bahasa Arab
kata merdeka lazim dengan penyebutan hurriyah yang artinya bebas dari segala bentuk
pengikatan diri terhadap apapun atau Istiqla. Dalam konteks ini merdeka sama saja dengan
keleluasaan untuk berfikir secara bebas dan menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan belajar
merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen di dalam berperilaku, berkehidupan
yang didapatkan sebagai hasil dari pengamatan atau latihan. Menurut Moh. Surya belajar
merupakan sebuah usaha yang diupayakan untuk perubahan setiap individu untuk
memperoleh perubahan secara keseluruhan yang didapatkan dari proses pengalaman serta
respon dari interaksi terhadap lingkungan kepada setiap individu. Sedangkan pandangan dari
kata belajar memiliki makna harfiah yang mengedepankan perubahan proses mental yang di
akibatkan dari rangsangan interaksi lingkungan. Secara umum telah dikemukakan bahwa
belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Maka
dari itu merdeka belajar merupakan kebebasan di dalam menentukan cara berperilaku ber
proses, berfikir, berlaku kreatif guna pengembangan diri setiap individu dengan menentukan
nasib dirinya sendiri.
Merdeka belajar dapat dimaknai pemberian ruang yang lebih terhadap setiap siswa.
Dalam pidatonya pada hari guru nasional menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem
Makarim memaparkan suatu kebijakan mengenai merdeka belajar yang didalamnya terdidik
dari empat poin yang digadang-gadang akan membawa perubahan dan dampak besar dalam
dunia pendidikan. Secara lugas Nadiem Makarim menjelaskan tentang merdeka belajar
dengan empat pokok bahasan, yang pertama USBN, UN, RPP, dan PPDB.
Konsep merdeka Belajar
Memberikan konsep merdeka belajar tentu ada beberapa reaktansi terhadap teori
belajar konstruktivisme. Dalam pandangannya anak mengintruksikan pengetahuan yang
didapat sebagai hasil interaksi yang didapatkan dari hasil pengamatan, dari objek yang anak
hadapi. Dalam proses konstruktivisme pembelajaran anak lebih cenderung memiliki titik
fokus terhadap keaktifan setiap individu dalam membentuk pengetahuan.
Anak didik diharapkan memiliki motivasi belajar sesuai apa yang ia inginkan tanpa
adanya tekanan dari pihak manapun. Merdeka belajar memiliki ciri khas dalam proses
pembelajaran yang kritis, kreatif, inovatif, transformatif, relevan efektif dan efisien. Dalam
hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan menyuguhkan konsep tersebut dalam dunia
pendidikan di Indonesia titik menitikberatkan pada merdeka belajar dan guru penggerak yang
artinya anak didik memiliki kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan guru menjadi
penggerak atau motor guna tercapainya proses merdeka belajar. Proses belajar yang dijalani
dengan cara menyenangkan memungkinkan siswa mampu mengingat materi lebih banyak
dan lebih lama, dengan kata lain tingkat retensinya lebih kuat, dalam pandangan Ki Hajar
Dewantara di atas, merdeka belajar pada gilirannya menghasilkan kreativitas Yang
merupakan elemen penting bagi sebuah kemajuan. Hal ini guru menjadi fasilitator dalam
proses pembelajaran. Kemendikbud menekankan bahwa gebrakan merdeka belajar ini
dicirikan dengan dimulainya dikembalikannya usbn ke pihak sekolah, dihapuskannya UN
kemudian digantikan dengan proses asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Dalam hal ini Kemendikbud keinginan agar tidak adanya tekanan nilai terhadap anak didik
sehingga anak didik tidak terpaku dengan nilai angka.
Dan yang terakhir, membentuk karakter anak didik yang berkompeten, unggul dalam
sumber daya manusia serta memiliki budi pekerti yang luhur titik-titik lahirnya program
merdeka belajar ini karena adanya banyak keluhan di sistem pendidikan, yang di mana salah
satu keluhannya adalah soal banyaknya peserta didik yang ditarget dengan nilai-nilai tertentu
titik diharapkan dengan adanya program merdeka belajar ini peserta didik dan guru dapat
bebas dan berinovasi dalam belajar titik merdeka belajar merupakan kemerdekaan dalam
berpikir kemerdekaan berpikir ini wajib ada di guru terlebih dahulu titik peserta didik tidak
akan merdeka kecuali gurunya sudah merdeka terlebih dahulu. Pandangan kemerdekaan itu
sendiri, tidak hanya sekedar kepatuhan atau perlawanan. Kemerdekaan merupakan hal yang
harus diperjuangkan, bukan diberikan titik fakta yang sangat menyedihkan dari
pengembangan guru adalah titik di mana guru sering sekali merasa disalahkan bukan
didengarkan memang dalam semua kondisi guru merupakan kunci dalam pendidikan titik
semua beban diberikan kepada guru sekolah yang mereka miliki harapan akan berubah kelak.
Mengatakan guru merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa, itu berarti
mengalihkan tanggung jawab dan menjebak buruh untuk gagal. Memang guru itu sangat
berperan penting dalam dunia pendidikan, namun tuntutan akan peran besarnya itu tidak akan
terpenuhi saat buruh tidak memiliki sesuatu yang asasi, yaitu berupa kemerdekaan titik
adanya kemerdekaan untuk guru dalam jangka panjang akan berperan sentral berfungsi
menumbuhkan kemerdekaan belajar murid dan mensukseskan cita-cita demokrasi negeri ini.
Berikut merupakan beberapa konsep yang akan ditawarkan program merdeka belajar:
A.beragam tempat dan waktu
Dalam menjalankan proses belajar tidak hanya dibatasi oleh ruang semisal hanya di
kelas saja. Namun juga di luar kelas bisa titik yang di mana di luar kelas itu dapat
memberikan suasana lebih baik dalam menerima pelajaran.
B. Free choice
Peserta didik dapat mempraktekkan cara belajar sesuai dengan yang ia rasa paling
nyaman. Sehingga diharapkan peserta didik dapat terus mengasah kemampuannya.
C. Personalized learning
Guru dapat menyesuaikan dengan peserta didik dalam memahami materi,
memecahkan jawaban sesuai dengan kemampuan peserta didik, ini ibarat bermain game. Di
mana bila dia mampu untuk memecahkan suatu tantangan maka ia akan cepat naik level jadi
bukan lagi memakai sistem pukul rata kemampuan peserta didik.
D. Berbasis proyek
Peserta didik diajak untuk dapat menerapkan keterampilan yang ia sudah dipelajari di
berbagai situasi titik pengalaman ini akan sangat terasa untuk kelak diterapkan dalam
kehidupannya sehari-hari.
E. Pengalaman lapangan
Much and link pada dunia pekerjaan itu sangatlah penting titik pada saat ini materi
yang telah diberikan kepada peserta didik tidak ada kaitannya dengan dunia kerja. Maka
adanya pengalaman lapangan dapat membantu peserta didik untuk dapat lebih efisien dalam
dunia pekerjaan.
F. Interpretasi data
Peserta didik akan mendapatkan banyak sekali informasi titik diharapkan dengan
banyaknya informasi yang masuk dapat menyelesaikan masalah kebutuhan, dapat digunakan
untuk menganalisa permasalahan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai