WA RAMLA
NIM : 03202002024
PRODI : PENDIDIKAN GEOGRAFI
TUGAS MAKALAH
PEMBELAJARAN
GEOGRAFI
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasmya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang kompleks.
Pandangan nama tentang pembelajaran telah bergeser dari guru aktif menuju
murid aktif. Fungsi guru berubah dari penyampai pesan menjadi fasilitator
yang profesional. Untuk itu seorang guru dituntut agar memiliki wawasan yang
luas dan mantap tentang kemungkinan-kemungkinan penggunaan strategi
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan.Selain itu,
penguasaan teknis dalam merencanakan sistem lingkungan pembelajaran dan
mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan dalam proses
pembelajaran.
Calon guru perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam merencanakan proses pembelajaran. Dalam makalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami makna strategi pembelajaran, mengklasifikasi
berbagai strategi pembelajaran atas dasar kriteria tertentu, serta
mengaplikasikannya dalam sistem pembelajaran. Selain itu,pembaca
diharapkan dapat memahami berbagai jenis karakteristik, tujuan, prosedur,
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan serta kelebihan dan
kelemahan suatu metode pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian strategi pembelajaran dan klasifikasi pembelajaran?
2. Bagaimana komponen pembelajaran?
3. Bagaimana macam-macam strategi pembelajaran geografi?
4. Bagaimana konsep esensial geografi?
5. Bagaimana penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan yang terdapat dalam
makalah ini yaitu.
1. Dapat mengetahui pengertian strategi pembelajaran dan klasifikasi
pembelajaran.
2. Dapat mengetahui komponen pembelajaran.
3. Dapat mengetahui macam-macam strategi pembelajaran geografi.
4. Dapat mengetahui konsep esensial geografi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c. Hakikat Mengajar
Mengajar adalah suatu kegiatan bimbingan dari
guru. Karena guru berfungsi sebagai pembimbing, maka semua kegiatan
berpusat pada anak didik. Prinsip cara belajar siswa aktif dapat diterapkan
secara sempurna, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Mengajar juga merupakan kegiatan guru mengatur
lingkungan belajar sebaik-baiknya sehingga lingkungan dapat berperan
untuk merangsang belajar dan menguntungkan untuk terjadinya proses
pembelajaran. Guru berperan sebagai organisator dan pengaruh belajar
(director of learning).
3
3) Pengaturan Hubungan Guru Dan Murid
Dari segi hubungan guru dan murid dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Hubungan langsung, hubungan guru-murid dan media, hubungan tak
langsung.
a. Hubungan langsung. Yang dimaksud adalah antara guru dengan
murid mengadakan hubungan langsung dalam tatap muka.
b. Guru murid dan media. Yang dimaksud adalah hubungan tatap
muka langsung guru dengan murid dan dibantu dengan media
pembelajaran baik media cetak maupun elektronik.
c. Hubungan tidak langsung titik yang dimaksud adalah apabila
penyampaian bahan pembelajaran tidak dengan tatap muka
langsung antara guru dengan murid, melainkan dengan takaran
media pembelajaran baik cetak maupun elektronik.
e. Struktur Pembelajaran
Berdasarkan struktur Pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Struktur tertutup.
Dari aktivitas mengajar dapat dimaknai suatu proses pembelajaran atau
penyampaian pesan yang ketat dimana tidak boleh menyimpang dari rencana yang
telah ditetapkan. Dari arah komunikasi dapat dimaknai pemberi pesan atau guru
menerangkan murni ceramah tanpa diselingi dengan umpan balik
dari penerima pesan. Misalnya pada saat khotbah, tidak ada
penerima pesan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pesan.
2) Struktur terbuka.
Dari aktivitas belajar mengajar dapat dimaknai tujuan, bahan ajar atau pesan yang
akan dibahas ditentukan pada saat berlangsungnya dalam proses pembelajaran.
Contoh pembelajaran terbuka ini adalah pembelajaran dengan metode united dari
arah komunikasi guru murid dapat dimaknai terjadinya komunikasi tiga arah, yaitu
dari guru ke murid atau dari murid ke guru dan antar murid titik pesan atau bahan
ajar adalah materi pengajaran yang dipakai sebagai masukan untuk mencapai tujuan
belajar, dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan titik pesan dapat pula
diartikan informasi yang perlu diketahui siswa.
B. Pengertian Pembelajaran Geografi
Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah mengkaji dan menelaah tentang
semua aspek-aspek yang terdapat di muka bumi. Oleh karena itu, lingkungan bagi geografi
harus dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran. Pentingnya sumber belajar dapat
dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa mendapatkan
pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orang tua mereka ketika masih muda.
Sehingga cukup beralasan apabila sekolah memeberikan siswa pengalaman sebanyak
mungkin danvariatif. Untuk mencapai hal ini, sekolah harus menggunakan sebanyak
mungkin sumber belajar yang bermanfaat untuk membangkitkan motivasi siswa dalam
belajar. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu seorang
guru dalam belajar, mengajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar yang
4
beraneka ragam disekitar kehidupan siswa belum dimanfaatkan secara optimal dalam
pembelajaran.Sebagian besar guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-
satunya sumber belajar. Masih banyak para guru-guru di Indonesia yang menjadikan buku
pelajaran sebagai satu-satunya patokan dalam mengajar. Padahal banyak sumber belajar
selain buku yang justru sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa seperti
lingkungan sekitar, perpustakaan, benda dan lain sebagainya.
5
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang difokuskan kepada proses penyelesaian
masalah/problema secara ilmiah. Problema tersebut bisa diambil dari buku teks atau
dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masyarakat.
Ada tiga karakteristik penting dari SPBM. Pertama, SPBM merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam pelaksanaan SPBM, peserta
didik tidak hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal
materi pelajaran, tetapi juga peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data, serta menyimpulkan. Kedua, aktivitas
pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan masalah. Masalah harus ada
dalam implementasi SPBM. Sebab tanpa adanya masalah dalam SPBM, maka
tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan
metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu) dan emperis (didasarkan
pada data dan fakta yang jelas) (Sanjaya, 2006: 212).
6
learning (CTL) yang intinya membantu peserta didik untuk mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan nyata yang dialaminya dalam kehidupan seharihari.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 253).
Menurut Sanjaya (2006: 253-254) dari konsep strategi pembelajaran
kontekstual tersebut di atas, ada tiga hal yang harus dipahami.
- CTL menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara
langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar peserta
didik hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran.
- CTL mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya peserta didik dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan
nyata, bukan saja bagi peserta didik materi itu akan bermakna secara fungsional,
akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori peserta
didik, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
- CTL mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan peserta didik dapat memahami materi
yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran kontekstual adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan keaktifan dan keterlibatan siswa untuk mencari dan menemukan
materi yang harus dikuasai dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata
sehingga pada gilirannya siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
(Sanjaya, 2006: 194). Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
pembelajaran heuristik, karena strategi pembelajaran inkuiri pada hakikatnya
merupakan bagian dari strategi pembelajaran heuristik. Strategi pembelajaran
heuristik terbagi dua, yaitu strategi diskoveri dan strategi inkuiri (Winataputra,
2001: 2.47).
7
Menurut Sanjaya (2006: 194-195), ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan
keaktifan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
Dalam proses pembelajaran peserta didik tidak hanya sebagai penerima materi
pelajaran melalui penjelasan pendidik secara verbal, tetapi juga mereka
berupaya menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu. Kedua, seluruh
kegiatan yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan kegiatan ini
dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak
hanya dituntut dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi peserta didik juga dituntut
untuk dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
8
D. Konsep Esensial Geografi
Konsep Geografi merupakan rancangan ataupun gambaran dari sebuah
objek, proses, atau pula yang berkaitan dengan ilmu geografi. Dan Kosep
Geografi juga merupakan unsur yang terpenting dalam memahami fenomena
atau kejadian geografi (alam dan sosial). Penjelasan lengkap tentang konsep
geografi selalu berkaitan dengan persebaran, hubungan, fungsi, bentuk, pola,
sampai proses terjadinya. Dan adapun konsep menurut hasil seminar loka karya
geografi Indonesia atau Semlok IGI di Semarang pada tahun 1988 terdiri dari
10 konsep, yaitu :
1. Konsep Lokasi
Konsep ini merupakan letak atau tempat dimana copypaste fenomena
geografi terjadi. Konsep ini pula dibagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan
lokasi relatif. Lokasi absolut sendiri merupakan letak atau tempat yang dilihat
atau terlihat dari garis lintang dan garis garis bujur atau garis astronomis.
Lokasi ini pula keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya, di
karenakan berpedoman pada garis astronomis pada bumi. Pebedaan dari garis
astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu
(garis bujur). Lokasi relatifmerupakan letak atau tempat yang dilihat dari
daerah lainnya yang berada di sekitarnya. Lokasi ini pula dapat berganti-ganti
sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
2. Jarak
Jarak sendiri merupakan ruang atau cela yang dapat menghubungkan
antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang
maupun waktu. Konsep Jarak juga mempunyai peranan penting di dalam
kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik. Konsep jarak ini pula dapat dibagi
menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif. Jarak mutlak merupakan
ruang atau sela antara kedua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui
ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak
merupakan jarak yang tetap dan tidak bisa berubah-ubah. Jarak relatif ini
merupakan ruang atau sela antara kedua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya
perjalanan atau waktu.
3. Morfologi
Morfologi sendiri merupakan konsep yang menjelaskan tentang struktur
luar dari batu-batuan yang tersusun membentuk morfologi permukaan bumi
seperti(pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
Contoh dari konsep morfologi yaitu:
- Jakarta merupakan dataran rendah, Bandung dataran tinggi.
4. Keterjangkauan
Keterjangkauan sendiri merupakan jarak yang mampu dicapai dengan
maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya
dengan copypaste tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan
9
prasarana penunjang. Contoh dari konsep keterjangkauan ini adalah sebagai
berikut:
- Pusat perbelanjaan itu terletak di pusat kota supaya mudah dicapai oleh warga
- Bantuan bencana sangat sulit mencapai lokasi karena medan yang berat
- Kepulauan Seribu hanya dapat dijtempuh menggunakan kapal dari pelabuhan
Muara Angke
5. Pola
Pola merupakan bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian
di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial. Contoh dari konsep
pola sendiri sebagai berikut:
- Pemukiman di kota besar seperti Jakarta dibangun berhimpitan atau
kumuh
- Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai
rectangular.
6. Aglomerasi
Aglomerasi sendiri merupakan adanya suatu fenomena yang terkelompok
menjadi satu bentuk atau struktur. Contoh dari konsep aglomerasi sendiri
adalah sebagai berikut:
Di daerah perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan status sosial
dan ekonomi melalui kawasan selum area, menengah ke atas, dan kawasan
elit.
7. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan ini merupakan konsep yang sangat berkaitan dengan nilai
guna dari suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang
menunjang perkembangan suatu wilayah. Contoh dari konsep nilai kegunaan
sendiri adalah sebagai berikut:
- Pulau Madura yang panas dan tanah yang tidak subur sangatlah tidak
cocok sebagai lahan pertanian, akan tetapi dari lokasi geografisnya banyak
dijadikan sebagai kawasan tambak garam.
8. Interaksi/Interpendensi
/Interpendensi sendiri merupakan konsep yang menunjukkan
keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling
memenuhi kebutuhannya. Contoh dari konsep Interaksi/interpendensi adalah
sebagai berikut:
- Desa merupakan pemasok tenaga kerja dan kota sebagai pemasok bahan
produksi untuk desa.
9. Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal sendiri merupakan konsep yang membandingkan
antara dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah
dengan wilayah lain karena pada tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas
masing-masing. Contoh dari konsep Diferensiasi areal adalah sebagai berikut:
10
- Di dearah pantai penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan, namun
di daerah pegunungan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
- Pakaian yang terbuat dari bahan katun sangat cocok digunakan di daerah
panas seperti Jakarta, akan tetapi pakaian dari bahan woll sangat cocok di
gunakan di daerah dingin.
- Bentuk rumah penduduk asli di Sulawesi berbentuk panggung, sedangkan
bentuk rumah penduduk asli di Jawa tidak berbentuk panggung.
10. Keterkaitan Ruang
Keterkaitan ruang sendiri merupakan konsep yang menunjukkan tingkat
keterkaitan antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat
antarwilayah. Contoh dari konsep keterkaitan ruang adalah sebagai berikut:
- Kabut asap yang melanda Singapura adalah hasil dari pembakaran lahan di
Riau, Palembang, dan sekitarnya yang terbawa angin.
- Gaya bicaya dari Pak Ruhut asal Medan lebih copypaste, tegas, keras, dan
galak. Sangat Berbeda dengan gaya bicara Pak Joko asal Solo yang lemah
lembut dan sopan. Sekian pembahasan tentang Konsep geografi semoga
dapat membantu dan menambah wawasan kita semua.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di
akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/ prosedur yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural,
yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan,
yang bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh
masing-masing guru bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang berbedabeda.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau
prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari
strategi pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Prasetya, S.P. 2014. Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Ombak
http://repository.upi.edu/17796/5/S_GEO_0901696_Chapter1.pdf
Gilang Permana, 2015 Pemetaan Sumber Belajar Dan Pemanfaatannya Oleh Guru
Geografi SMA di Kabupaten Purwakarta, Universitas Pendidikan.
Moh. Fahry Djuraini, 2020. Strategi Pembelajaran Geografi, Universitas Negeri
Gorontalo.
13