Anda di halaman 1dari 16

ABSTRAK

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan


dipilih dan digunakanoleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran yang
bertujuan untuk memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran,
yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Macam-
macam strategi pembelajaran geografi yaitu
ekspository, berbasis masalah, kontekstual inquiry
dan afektif.

WA RAMLA
NIM : 03202002024
PRODI : PENDIDIKAN GEOGRAFI

TUGAS MAKALAH
PEMBELAJARAN
GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUSLIM BUTON


( UMU BUTON)
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah, dengan judul : “
Pembelajaran Geografi ”

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasmya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

One waara, 22 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................
A. Pengertian Strategi Pembelajaran dan Klasifikasi Pembelajaran .................... 3
B. Pengertian Pembelajaran Geografi............................................................... 4
C. Macam-macam Strategi Pembelajaran Geografi ............................................. 5
D. Konsep Esensial Geografi ............................................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang kompleks.
Pandangan nama tentang pembelajaran telah bergeser dari guru aktif menuju
murid aktif. Fungsi guru berubah dari penyampai pesan menjadi fasilitator
yang profesional. Untuk itu seorang guru dituntut agar memiliki wawasan yang
luas dan mantap tentang kemungkinan-kemungkinan penggunaan strategi
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan.Selain itu,
penguasaan teknis dalam merencanakan sistem lingkungan pembelajaran dan
mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan dalam proses
pembelajaran.
Calon guru perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam merencanakan proses pembelajaran. Dalam makalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami makna strategi pembelajaran, mengklasifikasi
berbagai strategi pembelajaran atas dasar kriteria tertentu, serta
mengaplikasikannya dalam sistem pembelajaran. Selain itu,pembaca
diharapkan dapat memahami berbagai jenis karakteristik, tujuan, prosedur,
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan serta kelebihan dan
kelemahan suatu metode pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian strategi pembelajaran dan klasifikasi pembelajaran?
2. Bagaimana komponen pembelajaran?
3. Bagaimana macam-macam strategi pembelajaran geografi?
4. Bagaimana konsep esensial geografi?
5. Bagaimana penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan yang terdapat dalam
makalah ini yaitu.
1. Dapat mengetahui pengertian strategi pembelajaran dan klasifikasi
pembelajaran.
2. Dapat mengetahui komponen pembelajaran.
3. Dapat mengetahui macam-macam strategi pembelajaran geografi.
4. Dapat mengetahui konsep esensial geografi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran dan Klasifikasi Pembelajaran


a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Belajar dan mengajar merupakan istilah yang telah lama dan umum
dikenal dalam pendidikan. Akan tetapi koma tidak terdapat kesamaan
pengertian antara orang yang satu dengan orang yang lain. Oleh karena itu
perlu sekali adanya persamaan pengertian dan persepsi lebih dahulu agar
pembahasan lebih, lanjut satu makna, dan akan menjadi mudah.
b. Hakikat Belajar
Dalam pendidikan tradisional belajar diberi makna upaya seseorang
untuk menambah pengetahuan atau menghafal sehingga maknanya
penambahan ilmu. Oleh karena itu, sekolah tradisional sering dicap
pendidikan yang sifatnya intelektualistik. Sedang menurut pendidikan
modern belajar adalah mengubah tingkah laku anak, seperti anak dapat
melakukan sesuatu karena setelah belajar atau melakukan sesuatu tetapi
dengan cara yang lebih tepat guna. Kelakuan dalam arti luas dan meliputi:
pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan,
minat, penghargaan dan sikap. Pengetahuan tetap penting, tetapi
pengetahuan harus berfungsi dalam kehidupan anak. Hasil yang
diharapkan dapat dicapai dalam proses belajar di samping pengetahuan
juga perlu diperhatikan perkembangan sosial emosional, tiga, sikap dan
seluruh pribadi anak jadi lebih memperhatikan perkembangan seluruh
pribadi anak.
Pembelajaran geografi tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang
fenomena geosfer tetapi juga diperoleh pengertian tentang cara hidup
orang lain, sumbangan dan penghargaan pada orang lain, toleransi pada
agama dan pendapat orang lain, adat-istiadat, dan sebagainya. Belajar
geografi tidak sebagai tujuan, melainkan sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi, yaitu pembentukan pribadi anak sesuai dengan
cita-cita bangsa dan negara yang dilandasi pancasila.
Berdasarkan pengertian bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku,
pendidik menghadapi tiga masalah, yaitu:
- Pendidik harus menentukan kelakuan apakah yang diharapkan
dari peserta didik.
- Pendidik harus menentukan taraf perkembangan kelakuan
minimal yang harus dapat dikerjakan peserta didik.
- Pendidik harus menyediakan kesempatan dan persyaratan yang
sebaik-baiknya yang menurut penalarannya akan menghasilkan
kelakuan yang diinginkan.

2
c. Hakikat Mengajar
Mengajar adalah suatu kegiatan bimbingan dari
guru. Karena guru berfungsi sebagai pembimbing, maka semua kegiatan
berpusat pada anak didik. Prinsip cara belajar siswa aktif dapat diterapkan
secara sempurna, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Mengajar juga merupakan kegiatan guru mengatur
lingkungan belajar sebaik-baiknya sehingga lingkungan dapat berperan
untuk merangsang belajar dan menguntungkan untuk terjadinya proses
pembelajaran. Guru berperan sebagai organisator dan pengaruh belajar
(director of learning).

d. Klasifikasi Strategi Pembelajaran


Menurut T. Raka Joni (1984) terdapat beberapa dasar yang digunakan
untuk mengelompokkan strategi pembelajaran, antara lain:
1) Pengaturan Guru Dan Murid
Dari segi pengaturan guru dibedakan menjadi dua, yaitu: seorang guru
dan tim teaching.
- Seorang guru, yang dimaksud dengan seorang guru adalah setiap
mata pelajaran diasuh oleh seorang guru. Adapun kegiatan yang
dikerjakan oleh guru tersebut adalah mulai menyusun perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran hingga evaluasi nya. Guru tersebut mengajar pada kelas paralel atau
tingkat kelas yang berbeda.
- Tim teaching, yang dimaksud dengan tim teaching adalah setiap
mata pelajaran diasuh lebih dari seorang guru. Mulai kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi
dilaksanakan bersama-sama. Pelaksanaannya dapat dikerjakan
secara bergiliran dengan metode ceramah atau bersama-sama
dengan metode diskusi atau panel.
2) Pengaturan Murid
Dari segi pengaturan murid dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: classical,
kelompok kecil, dan Individual.
- Pengajaran klasikal. Guru melaksanakan pembelajaran pada satu
kelompok belajar dengan 10-40 murid dengan metode dan bahan
pembelajaran yang sama.
- Pengajaran kelompok kecil. Kelas dibagi menjadi kelompok kecil
sekitar 5 murid, setiap kelompok mendapat tugas masing-masing
dan diminta untuk diselesaikan atau dipertanggungjawabkan oleh
kelompoknya.
- Pengajaran individual. Setiap murid diberi beban belajar sendiri
untuk diselesaikan dan dipertanggungjawabkan sendiri titik
bentuk pembelajarannya dengan modul.

3
3) Pengaturan Hubungan Guru Dan Murid
Dari segi hubungan guru dan murid dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Hubungan langsung, hubungan guru-murid dan media, hubungan tak
langsung.
a. Hubungan langsung. Yang dimaksud adalah antara guru dengan
murid mengadakan hubungan langsung dalam tatap muka.
b. Guru murid dan media. Yang dimaksud adalah hubungan tatap
muka langsung guru dengan murid dan dibantu dengan media
pembelajaran baik media cetak maupun elektronik.
c. Hubungan tidak langsung titik yang dimaksud adalah apabila
penyampaian bahan pembelajaran tidak dengan tatap muka
langsung antara guru dengan murid, melainkan dengan takaran
media pembelajaran baik cetak maupun elektronik.
e. Struktur Pembelajaran
Berdasarkan struktur Pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Struktur tertutup.
Dari aktivitas mengajar dapat dimaknai suatu proses pembelajaran atau
penyampaian pesan yang ketat dimana tidak boleh menyimpang dari rencana yang
telah ditetapkan. Dari arah komunikasi dapat dimaknai pemberi pesan atau guru
menerangkan murni ceramah tanpa diselingi dengan umpan balik
dari penerima pesan. Misalnya pada saat khotbah, tidak ada
penerima pesan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pesan.
2) Struktur terbuka.
Dari aktivitas belajar mengajar dapat dimaknai tujuan, bahan ajar atau pesan yang
akan dibahas ditentukan pada saat berlangsungnya dalam proses pembelajaran.
Contoh pembelajaran terbuka ini adalah pembelajaran dengan metode united dari
arah komunikasi guru murid dapat dimaknai terjadinya komunikasi tiga arah, yaitu
dari guru ke murid atau dari murid ke guru dan antar murid titik pesan atau bahan
ajar adalah materi pengajaran yang dipakai sebagai masukan untuk mencapai tujuan
belajar, dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan titik pesan dapat pula
diartikan informasi yang perlu diketahui siswa.
B. Pengertian Pembelajaran Geografi
Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah mengkaji dan menelaah tentang
semua aspek-aspek yang terdapat di muka bumi. Oleh karena itu, lingkungan bagi geografi
harus dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran. Pentingnya sumber belajar dapat
dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan bahwa siswa mendapatkan
pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding orang tua mereka ketika masih muda.
Sehingga cukup beralasan apabila sekolah memeberikan siswa pengalaman sebanyak
mungkin danvariatif. Untuk mencapai hal ini, sekolah harus menggunakan sebanyak
mungkin sumber belajar yang bermanfaat untuk membangkitkan motivasi siswa dalam
belajar. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu seorang
guru dalam belajar, mengajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar yang

4
beraneka ragam disekitar kehidupan siswa belum dimanfaatkan secara optimal dalam
pembelajaran.Sebagian besar guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-
satunya sumber belajar. Masih banyak para guru-guru di Indonesia yang menjadikan buku
pelajaran sebagai satu-satunya patokan dalam mengajar. Padahal banyak sumber belajar
selain buku yang justru sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa seperti
lingkungan sekitar, perpustakaan, benda dan lain sebagainya.

C. Macam-macam Strategi Pembelajaran Geografi


1. Strategi Pembelajaran Ekspository
Menurut Sanjaya (2006: 177), strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang pendidik kepada sekolompok peserta didik dengan
maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori cenderung menekankan penyampaian
informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi.
Menurut Romiszowski (1984: 56), strategi pembelajaran ekspositori
berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut. Pertama, penyajian
informasi. Penyajian informasi ini dapat dilakukan dengan ceramah, latihan,
atau demonstrasi. Kedua, tes penguasaan dan penyajian ulang bila dipandang
perlu. Ketiga, memberikan kesempatan penerapan dalam bentuk contoh dan
soal, dengan jumlah dan tingkat kesulitan yang bertambah. Keempat,
memberikan kesempatan penerapan informasi baru dalam situasi dan masalah
sebenarnya.
Salah satu tujuan dari strategi pembelajaran ekspositori adalah
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik (Ausubel,
Novak, Hanesian, 1978: 171-172). Pengetahuan dan keterampilan yang
dianggap penting untuk peserta didik seperti informasi-informasi yang
berkaitan dengan sains, matematika, kajian sosial, kesehatan, keselamatan dan
lainlain sering dapat dilakukan secara efisien dan efektif dengan menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori. Di samping itu, strategi pembelajaran ini
lebih tepat untuk menjelaskan hubungan antara beberapa konsep dan lebih
sesuai untuk diterapkan pada peserta didik kelas lima dan kelas enam (Al
Rasydin dan Nasution, 2015: 136-137).
Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar pendidikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses deduksi. Strategi
pembelajaran ini merupakan strategi yang sering atau biasa digunakan pendidik dalam
praktek pembelajaran secara aktual dilapangan.

5
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang difokuskan kepada proses penyelesaian
masalah/problema secara ilmiah. Problema tersebut bisa diambil dari buku teks atau
dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masyarakat.
Ada tiga karakteristik penting dari SPBM. Pertama, SPBM merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam pelaksanaan SPBM, peserta
didik tidak hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal
materi pelajaran, tetapi juga peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data, serta menyimpulkan. Kedua, aktivitas
pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan masalah. Masalah harus ada
dalam implementasi SPBM. Sebab tanpa adanya masalah dalam SPBM, maka
tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan
metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu) dan emperis (didasarkan
pada data dan fakta yang jelas) (Sanjaya, 2006: 212).

Menurut Sanjaya (2006: 213), strategi pembelajaran dengan


pemecahan masalah dapat diterapkan:
- Jika pendidik menginginkan agar peserta didik tidak hanya dapat
mengingat materi pelajaran tapi juga dapat memahaminya dengan baik;
- Apabila pendidik bermaksud untuk mengembangkan keterampilan
berpikir rasional peserta didik, yaitu kemampuan menganalisis situasi,
menerapkan pengetahuannya dalam situasi baru, mengetahui adanya
perbedaan antara fakta dan pendapat;
- Jika pendidik menginginkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual bagi peserta
didik;
- Jika pendidik ingin agar peserta didik dapat lebih bertanggung jawab
dalam belajarnya;
- Jika pendidik ingin agar peserta didik dapat memahami hubungan antara
teori dengan kenyataan dalam kehidupannya.

3. Strategi Pembelajaran Kontekstual


Strategi pembelajaran kontekstual telah berkembang di negara-negara
maju dengan nama yang bervariasi. Di negara Belanda disebut dengan
realistics mathematics education (RME), yang menjelaskan bahwa
pembelajaran matematika harus dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik. Di Amerika disebut dengan istilah contextual teaching and

6
learning (CTL) yang intinya membantu peserta didik untuk mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan nyata yang dialaminya dalam kehidupan seharihari.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 253).
Menurut Sanjaya (2006: 253-254) dari konsep strategi pembelajaran
kontekstual tersebut di atas, ada tiga hal yang harus dipahami.
- CTL menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara
langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar peserta
didik hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran.
- CTL mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya peserta didik dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan
nyata, bukan saja bagi peserta didik materi itu akan bermakna secara fungsional,
akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori peserta
didik, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
- CTL mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan peserta didik dapat memahami materi
yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran kontekstual adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan keaktifan dan keterlibatan siswa untuk mencari dan menemukan
materi yang harus dikuasai dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata
sehingga pada gilirannya siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
(Sanjaya, 2006: 194). Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
pembelajaran heuristik, karena strategi pembelajaran inkuiri pada hakikatnya
merupakan bagian dari strategi pembelajaran heuristik. Strategi pembelajaran
heuristik terbagi dua, yaitu strategi diskoveri dan strategi inkuiri (Winataputra,
2001: 2.47).

7
Menurut Sanjaya (2006: 194-195), ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan
keaktifan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
Dalam proses pembelajaran peserta didik tidak hanya sebagai penerima materi
pelajaran melalui penjelasan pendidik secara verbal, tetapi juga mereka
berupaya menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu. Kedua, seluruh
kegiatan yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan kegiatan ini
dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak
hanya dituntut dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi peserta didik juga dituntut
untuk dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

5. Strategi Pembelajaran Afektif


Strategi pembelajaran afektif adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada pembentukan sikap yang positif pada diri peserta didik. Strategi
pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan peserta didik pada situasi yang
mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan
peserta didik dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik
(Sanjaya, 2006: 277).
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang
sifatnya tersembunyi. Nilai berhubungan dengan pandangan manusia tentang
baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak
adil, dan lain sebagainya. Pandangan manusia tentang semuanya itu, dapat
diketahui dari perilakunya (Masitoh dan Dewi, 2009: 201).
Douglas Graham sebagaimana dikutif Masitoh dan Dewi (2009: 201),
melihat empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai
tertentu, yaitu:
- Normativist.
Biasanya kepatuhan pada norma-norma hukum.
- Integralist.
Kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-pertimbangan
yang rasional;
- Fenomalist.
Kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekadar basa basi;
- Hedonist.
Kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.

8
D. Konsep Esensial Geografi
Konsep Geografi merupakan rancangan ataupun gambaran dari sebuah
objek, proses, atau pula yang berkaitan dengan ilmu geografi. Dan Kosep
Geografi juga merupakan unsur yang terpenting dalam memahami fenomena
atau kejadian geografi (alam dan sosial). Penjelasan lengkap tentang konsep
geografi selalu berkaitan dengan persebaran, hubungan, fungsi, bentuk, pola,
sampai proses terjadinya. Dan adapun konsep menurut hasil seminar loka karya
geografi Indonesia atau Semlok IGI di Semarang pada tahun 1988 terdiri dari
10 konsep, yaitu :
1. Konsep Lokasi
Konsep ini merupakan letak atau tempat dimana copypaste fenomena
geografi terjadi. Konsep ini pula dibagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan
lokasi relatif. Lokasi absolut sendiri merupakan letak atau tempat yang dilihat
atau terlihat dari garis lintang dan garis garis bujur atau garis astronomis.
Lokasi ini pula keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya, di
karenakan berpedoman pada garis astronomis pada bumi. Pebedaan dari garis
astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu
(garis bujur). Lokasi relatifmerupakan letak atau tempat yang dilihat dari
daerah lainnya yang berada di sekitarnya. Lokasi ini pula dapat berganti-ganti
sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.

2. Jarak
Jarak sendiri merupakan ruang atau cela yang dapat menghubungkan
antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang
maupun waktu. Konsep Jarak juga mempunyai peranan penting di dalam
kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik. Konsep jarak ini pula dapat dibagi
menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif. Jarak mutlak merupakan
ruang atau sela antara kedua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui
ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak
merupakan jarak yang tetap dan tidak bisa berubah-ubah. Jarak relatif ini
merupakan ruang atau sela antara kedua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya
perjalanan atau waktu.
3. Morfologi
Morfologi sendiri merupakan konsep yang menjelaskan tentang struktur
luar dari batu-batuan yang tersusun membentuk morfologi permukaan bumi
seperti(pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
Contoh dari konsep morfologi yaitu:
- Jakarta merupakan dataran rendah, Bandung dataran tinggi.
4. Keterjangkauan
Keterjangkauan sendiri merupakan jarak yang mampu dicapai dengan
maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya
dengan copypaste tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan

9
prasarana penunjang. Contoh dari konsep keterjangkauan ini adalah sebagai
berikut:
- Pusat perbelanjaan itu terletak di pusat kota supaya mudah dicapai oleh warga
- Bantuan bencana sangat sulit mencapai lokasi karena medan yang berat
- Kepulauan Seribu hanya dapat dijtempuh menggunakan kapal dari pelabuhan
Muara Angke
5. Pola
Pola merupakan bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian
di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial. Contoh dari konsep
pola sendiri sebagai berikut:
- Pemukiman di kota besar seperti Jakarta dibangun berhimpitan atau
kumuh
- Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai
rectangular.
6. Aglomerasi
Aglomerasi sendiri merupakan adanya suatu fenomena yang terkelompok
menjadi satu bentuk atau struktur. Contoh dari konsep aglomerasi sendiri
adalah sebagai berikut:
Di daerah perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan status sosial
dan ekonomi melalui kawasan selum area, menengah ke atas, dan kawasan
elit.
7. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan ini merupakan konsep yang sangat berkaitan dengan nilai
guna dari suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang
menunjang perkembangan suatu wilayah. Contoh dari konsep nilai kegunaan
sendiri adalah sebagai berikut:
- Pulau Madura yang panas dan tanah yang tidak subur sangatlah tidak
cocok sebagai lahan pertanian, akan tetapi dari lokasi geografisnya banyak
dijadikan sebagai kawasan tambak garam.
8. Interaksi/Interpendensi
/Interpendensi sendiri merupakan konsep yang menunjukkan
keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling
memenuhi kebutuhannya. Contoh dari konsep Interaksi/interpendensi adalah
sebagai berikut:
- Desa merupakan pemasok tenaga kerja dan kota sebagai pemasok bahan
produksi untuk desa.
9. Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal sendiri merupakan konsep yang membandingkan
antara dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah
dengan wilayah lain karena pada tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas
masing-masing. Contoh dari konsep Diferensiasi areal adalah sebagai berikut:

10
- Di dearah pantai penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan, namun
di daerah pegunungan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
- Pakaian yang terbuat dari bahan katun sangat cocok digunakan di daerah
panas seperti Jakarta, akan tetapi pakaian dari bahan woll sangat cocok di
gunakan di daerah dingin.
- Bentuk rumah penduduk asli di Sulawesi berbentuk panggung, sedangkan
bentuk rumah penduduk asli di Jawa tidak berbentuk panggung.
10. Keterkaitan Ruang
Keterkaitan ruang sendiri merupakan konsep yang menunjukkan tingkat
keterkaitan antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat
antarwilayah. Contoh dari konsep keterkaitan ruang adalah sebagai berikut:
- Kabut asap yang melanda Singapura adalah hasil dari pembakaran lahan di
Riau, Palembang, dan sekitarnya yang terbawa angin.
- Gaya bicaya dari Pak Ruhut asal Medan lebih copypaste, tegas, keras, dan
galak. Sangat Berbeda dengan gaya bicara Pak Joko asal Solo yang lemah
lembut dan sopan. Sekian pembahasan tentang Konsep geografi semoga
dapat membantu dan menambah wawasan kita semua.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di
akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/ prosedur yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural,
yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan,
yang bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh
masing-masing guru bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang berbedabeda.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau
prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari
strategi pembelajaran.

Berdasarkan struktur Pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Struktur


tertutup dan struktur terbuka.
Macam-macam strategi pembelajaran geografi yaitu strategi pembelajaran
ekspository, strategi pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran kontekstual
strategi pembelajaran inquiry dan strategi pembelajaran afektif.
B. Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga disampaikan
kepada pembaca untuk lebih mengembangkan materi yang terdapat dalam makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Prasetya, S.P. 2014. Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Ombak
http://repository.upi.edu/17796/5/S_GEO_0901696_Chapter1.pdf
Gilang Permana, 2015 Pemetaan Sumber Belajar Dan Pemanfaatannya Oleh Guru
Geografi SMA di Kabupaten Purwakarta, Universitas Pendidikan.
Moh. Fahry Djuraini, 2020. Strategi Pembelajaran Geografi, Universitas Negeri
Gorontalo.

13

Anda mungkin juga menyukai