Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI

KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT


(PASAMAN BARAT)

Jalan Panti – Simpang Empat (Pasaman Barat) merupakan salah satu ruas
jalan Provinsi yang memiliki arus lalu lintas yang cukup tinggi. Selama 2 tahun
terakhir ruas jalan ini megalami kerusakan yang cukup parah, akibat bayaknya
truk-truk besar yang membawa padi, kopi, sawit kepabrik dan truk besar yang
membawa alat-alat berat. sehingga mengganggu kenyamanan dalam berkendaraan
bahkan sering menimbulkan kecelakaan.
Namun beberapa bulan terakhir ini kami melihat banyak kendaraan
bermuatan lebih yang melintasi ruas jalan tersebut sehingga tidak lagi memenuhi
standar muatan yang dizinkan atau tidak lagi sesuai dengan perencanaan awal
pembangunan jalan ini. Melihat kondisi yang seperti itu kami tertarik untuk
mengangkat masalah tentang Analisa Pengaruh Muatan Berlebih (overload)
Terhadap Umur Rencana Perkerasan Jalan.
1. SURVEY TIMBANGAN MUATAN TERBERAT (MTS) KENDARAAN
DILAPANGAN
Menurut : (Sukirman,1992) Beban Sumbu dipengaruhi oleh konfigurasi
sumbu dan muatan kendaraan. Dua (2) buah kendaraan yang sama mempunyai
beban sumbu yang berbeda akibat perbedaan muatan. Dengan demikian berbeda
pula angka ekivalennya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap
variasi beban sumbu, sehingga dapat ditentukan angka ekivalen perencanaan yang
baik, mewakili angka ekivalen untuk variasi beban sumbu selama umur rencana
dan penelitian ini dilakukan dengan survey timbang kendaraan
Tabel 2.5 Konfigurasi Sumbu dan Distribusi Beban

Sumber : Bina Marga, (1983)


PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

2. ANGKA EKIVALEN KENDARAAN / FORMULA DAYA RUSAK


KENDARAAN AKIBAT MUATAN LEBIH
Angka Ekivalen / Damage factor adalah nilai daya rusak terhadap jalan
yang diakibatkan oleh sumbu kendaraan yang melaluinya. Menurut : (Sukirman,
1992) Angka Ekivalen Kendaraan adalah angka yang menunjukan jumlah
lintasan dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan menyebabkan kerusakan
yang sama atau penurunan indeks permukaan yang sama apabila kendaraan
tersebut lewat satu kali.
Anggapan bahwa nilai daya rusak ini sebanding dengan pangkat empat
sampai pangkat lima dari beban itu sendiri. Anggapan ini sesuai dengan rumus
Liddle di bawah:

Rumus Liddle : E = k {beban8160sumbu kg} 4

Dimana:
E = Angka ekivalen beban sumbu
k = 1 (untuk sumbu tunggal)
k = 0,086 (untuk sumbu ganda)
k = 0,026 (untuk sumbu triple)
Direktorat jendral bina marga departemen pekerjaan umum melalui SNI
No:1732 –1989 – F, menetapkan rumus angka ekivalen sumbu tunggal dan sumbu
ganda dengan rumus diatas. Untuk itu kendaraan sumbu triple nilai k = 0,026.
Angka ekivalen kendaraan (E) dapat dihitung sebagai berikut :
Menurut Bina Marga :
E = E sb depan + E sb belakang,
1. Untuk Sumbu Tunggal :
E = (34% (beban sumbu depan / 8160)4 + (66% (beban sumbu belakang /
8160)4
2. Untuk Sumbu Ganda :
E = 0,086 (25% (beban sumbu depan /8160)4 +0,086 (75% (beban sumbu
belakang / 8160)4
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

3. METODA PERHITUNGAN LINTAS EKIVALEN RENCANA (LER)


LAPANGAN DAN PENURUNAN UMUR RENCANA
Umur Rencana jalan ditentukan atas dasar pertimbangan klasifikasi
fungsional jalan, pola lalu lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan yang
tidak terlepas dari pola pengembangan wilayah agar sesuatu menjadi seimbang
baik kegunaan maupun pembiayaan yang akan dikeluarkan untuk membuat jalan
tersebut.
Dalam hal pelaksanaan hendaknya dilakukan secara bertahap. Adapun
usaha dalam tahap tersebut meliputi pengawasan teknis, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pembiayaan yang tidak boleh diabaikan agar umur rencana
tersebut sesuai dengan yang direncanakan.
1. MUATAN SUMBU TERBERAT KENDARAAN DI LAPANGAN
a) Konfigurasi Sumbu dan Distribusi Beban Kendaraan Lapangan
Berdasarkan tabel konfigurasi sumbu dan distribusi beban :
a. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As
Distribusi Sumbu Depan adalah 34% danBelakang adalah 66%
- Beban Sumbu Depan = 34% X Berat Hasil Penimbangan
- Beban Sumbu Belakang = 66% X Berat Hasil Penimbangan
b. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As
Distribusi Sumbu Depan adalah 25% dan Belakang adalah 75%
- Beban Sumbu Depan = 25% X Berat Hasil Penimbangan
- Beban Sumbu Belakang = 75% X Berat Hasil Penimbangan
b) Angka Ekivalen Kendaraan / Formula
Daya Rusak Kendaraan (Damage Factor) Akibat Muatan Lebih di Lapangan
a. Angka Ekivalen Beban Sumbu (E)

1. E untuk Sumbu Tunggal = {8,16p }4


P : Beban Sumbu Kendaraan Depan dan Sumbu Belakang
4 : Pangkat yang ditetapkan BinaMarga
2. E untuk Sumbu Tandem = 0,086
0,086 : Konstanta
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

3. E untuk Sumbu Triple = 0,026 {8,16p }4


0,026 : Konstanta
b. Faktor Daya Rusak Kendaraan / Angka Ekivalen Kendaraan (DF)
1. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As

DF = {8,16p }4={0,34
8,16
P
}+{
8,16 }
0,66 P 4

2. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As

DF = 0,086 {8,16p } =0,086 {0,25


4
8,16 }
P 4
+ 0,086 {0,75
8,16 }
P4

c) Lintasan Ekivalen Rencana (LER) Muatan Normal


a. LHRo (Lalu-lintas Harian Rata-rata Awal Umur Rencana dari data Lalu lintas).
b. LHRn (Lalu-lintas Harian Rata-rata Akhir Umur Rencana)
LHRn = LHRo ( 1 + i )n
LHRo : LHR dari data Lalu lintas
i : Perkembangan Lalu lintas
n : Umur Rencana
c. LEP (Lintas Ekivalen Permulaan Umur Rencana)
LEP = LHRo X C X E
C : Koefisien Distribusi Kendaraan
E : Angka Ekivalen Kendaraaan Muatan Normal
d. LEAn (Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana)
LEAn = LHRn X C X E
LHRn : LHR Akhir Umur Rencana
e. LETn (Lintas Ekivalen Tengah Umur Rencana)
LETn = ( LEP + LEAn )
2
LEAn : Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana
LEP : Lintas Ekivalen Permulaan Umur Rencana
f. LER (Lintas Ekivalen Rencana)
LER = LETn X FP, → FP = (UR)/10
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

FP : Faktor Penyesuaian
UR : Umur Rencana
d) Lintasan Ekivalen Rencana (LER) Akibat Muatan Lebih di Lapangan
a. Lalu lintas Harian Rata-rata Akhir Umur Rencana (LHRn) Muatan
Lebih
LHRn = LHRo ( 1 + i )n
LHRo : Data Lalu lintas Harian Rata-rata yang diekivalenkan terhadap
jumlah Kendaraan yang bermuatan lebih
i : Perkembangan Lalu lintas
n : Umur Rencana
b. Lintasan Ekivalen Permulaan Umur Rencana (LEP) Akibat Muatan
Lebih
LEP = LHRo X C X E
E : Angka Ekivalen Kendaraan Muatan Lebih
C : Koefisien Distribusi Kendaraan
c. Lintasan Ekivalen Akhir Umur Rencana (LEAn) Akibat Muatan
Lebih
LEAn = LHRn X C X E
LHRn : Lalu lintas Harian Rata-rata akhir Umur Rencana Kendaraan
Muatan lebih
d. Lintasan Ekivalen Tengah Umur Rencana (LETn) Akibat Muatan
Lebih
LETn = ( LEP + LEAn )
2
LEAn : Lintasan Ekivalen Akhir Umur Rencana Kendaraan Muatan Lebih
LEP : Lintasan Ekivalen Permulaan Umur Rencana Kendaraan Muatan
Lebih
e. Lintasan Ekivalen Rencana (LERn) Akibat Muatan Lebih
LERn = LETn X FP, → FP = (UR)/10
FP : Faktor Penyesuaian
UR : Umur Rencana
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

e) Hasil
4. PENURUNAN UMUR RENCANA AKIBAT LINTAS EKIVALEN
KENDARAAN MUATAN LEBIH
a. Umur Rencana Sisa (URs)
URs = LER Muatan Normal
LER Muatan Lebih

LER Muatan Normal : Lintasan Ekivalen Kendaraan Muatan Normal


LER Muatan Lebih : Lintasan Ekivalen Kendaraan Muatan Lebih
b. Penurunan Umur Rencana (UP)
UP = UR – URs
UP : Umur Rencana Penurunan
UR : Umur Rencana
URs : Umur Rencana Sisa
Untuk mencapai tujuan dalam mendapatkan besarnya penurunan umur
rencana perkerasan jalan akibat muatan berlebih, maka langkah-langakh yang
harus dilakuakan :
 Metode Pengumpulan Data
Meliputi data primer dan data sekunder, yang mana cara pengumpulan data
tersebut adalah :
1. Data Primer
Surve dilapangan yaitu surve hasil timbangan muatan sumbu terberat (MTS)
kendaraan dilapangan pada jembatan timbangan oto (JTO) Beringin Sub Dinas
UPTD Dinas Perhubungan dan observasi lapangan untuk melihat kondisi
perkerasan jalan pada ruas jalan Panti-Simpang Empat.
2. Data Sekunder
Surve instansional yaitu pengumpulan data dari instansi-instansi terkait seperti :
Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga
 Tinjauan Pustaka
Mengambil bahan-bahan bacaan atau referensi dari buku yang sesuai dengan
masalah penulisan dan penulisan tugas akhir.
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

ANALISA PERHITUNGAN DATA TIMBANG MUATAN SUMBU


TERBERAT (MST) DI LAPANGAN
Dari hasil Survei yang dilakukan dilapangan yang bertempat di jembatan
timbang oto (JTO) beringin, jenis kendaraan yang lewat dapat dibedakan menjadi:
1. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As
2. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As
a. Konfigurasi Sumbu dan Distribusi Beban Kendaraan di Lapangan
Berdasarkan hasil surve dan tabel konfigurasi sumbu dan distribusi beban,
maka beban masing-masing sumbu adalah:
a. Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As
Distribusi Sumbu Depan adalah 34% dan Belakang adalah 66%
- Beban Sumbu Depan = 34% X Berat Hasil Penimbangan
- Beban Sumbu Belakang = 66% X Berat Hasil Penimbangan
b. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As
Distribusi Sumbu Depan adalah 25% dan Belakang adalah 75%
- Beban Sumbu Depan = 25% X Berat Hasil Penimbangan
- Beban Sumbu Belakang = 75% X Berat Hasil Penimbangan
Distribusi Sumbu Kendaraan adalah :
1. Kendaraan sumbu Tunggal / 2 As
- Beban Sumbu Depan = 34% X 9000 Kg = 3.060 Kg
- Beban Sumbu Belakang = 66% X 9000 Kg = 5.940 Kg
2. Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As
Distribusi Sumbu Depan adalah 25% dan Belakang adalah 75%
- Beban Sumbu Depan = 25% X 24.410 Kg = 6.103 Kg
- Beban Sumbu Belakang = 75% X 24.410 Kg = 18.308 Kg
b. Analisa Perhitungan Angka Ekivalen Kendaraan / Formula Daya
Rusak Kendaraan Muatan Lebih di Lapangan
Dalam analisa ini akan dicoba menghitung nilai daya rusak (Damage Factor) yang
diakibatkan oleh tiap jenis kendaraan yang diuji pada ruas jalan Panti – Simpang
Empat, berdasarkan surve MST terlampir pada tabel dimana rumus yang dipakai
adalah :
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

 Kendaraan Sumbu Tunggal = {8,16P } 4

Kendaraan Sumbu Tandem = 0,086 {


8,16 }
P
 4

Kendaraan Sumbu Triple = 0,026 {


8,16 }
0,25 P
 4

Perhitungan Faktor Daya Rusak


(Damage Faktor) nya adalah :
1. Kendaraan Sumbu Tunggal (2 As) :

DF = {8160p } = {0,348160
4 x 9000
} {0,668160
4
+
x 9000
} = 0,304

2. Kendaraan Sumbu Tandem (3 As) :

DF = 0,086 {8160p } = 0,086 {0,258160


4 x 24,410
} + 0,086 {0,758160
4 x 24,410
} = 2,21
4

ANALISA PERHITUNGAN LINTASAN EKIVALEN RENCANA (LER)


MUATAN NORMAL
Dalam Perhitungan Lintasan Ekivalen Rencana (LER) ruas jalan Panti – Simpang
Empat ini digunakan metode Bina Marga, dimana rumus yang digunakan adalah :
Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata awal Umur Rencana (LHRo)
Berdasarkan data hasil surve lalu lintas yang dilakukan Subdinas P2TJJ Bina
Marga Sumbar, Lalu lintas pada tahun 2012 yang didapat maka untuk LHRo awal
umur rencana 2007 dapat ditentukan.
LHR tahun 2007 pada ruas jalan Panti – Simpang Empat adalah :

 Mobil penumpang = 1.111


 Bus = 137
 Truk 2 as 14 ton = 257
 Truk 3 as 20 ton = 123 +
Σ LHR = 1.628 / Kendaraan / Hari / 2 Jurusan
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

Perhitungan Lalu lintas Harian Rata-rata Akhir Umur Rencana (LHRn)

LHR akhir umur rencana pada ruas jalan Panti-Simpang Empat berdasarkan data
diatas adalah:
 Mobil penumpang : 1.111 ( 1 + 0,075 )10 = 2289,80
 Bus : 137 ( 1 + 0,075 )10 = 282,36
 Truk 2 as 13 ton : 257 ( 1 + 0,075 )10 = 529,68
 Truk 3 as 20 ton : _123 ( 1 + 0,075 )10 = 253,50 +
Σ LHRn = 3355,34 Kendaraan

Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Umur Rencana


Umur LEP umur rencana dihitung dengan rumus LEP = LHRo x C x E,
Sedangkan untuk nilai ekivalen (E) masing-masing kendaraan adalah:
 Mobil penumpang 2 ton : 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
 Bus 8 ton : 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
 Truk 2 as 13 ton : 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
 Truk 3 as 20 ton : 0,9238 + 0,7425 = 1,6663

Maka nilai LEP dari kendaraan adalah:

 Mobil penumpang : 1.111 x 0,5 x 0,0004 = 0,2222


 Bus 8 ton : 137 x 0,5 x 0,1593 = 10,91205
 Truk 2 as 13 ton : 257 x 0,5 x 1,0648 = 136,8268
 Truk 3 as 20 ton : 123 x 0,5 x 1,6663 = 102,47745 +
Σ LEP = 250,4385

Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana (LEAn)


Lintas ekivalen akhir yang akan dihitung dalam jangka waktu 10 tahun dengan
rumus: LEAn = LHRn x C x E
 Mobil penumpang 2 ton : 2289,80 x 0,5 x 0,0004 = 0,4579
 Bus 8 ton : 282,36 x 0,5 x 0,1593 = 22,4899
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

 Truk 2 as 13 ton : 529,68 x 0,5 x 1,0648 = 137,8916


 Truk 3 as 20 ton : 253,50 x 0,5 x 1,6663 = 211,2035 +
Σ LEA10 = 372,0429
Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Nilai lintas ekivalen tengah dapat dihitung dengan rumus:
LETn = ( LEP+ LEAn )
2
LET10 = = ( LEP +LEAn ) = 311,2407 lintasan
2
Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Nilai LER dapat ditentukan dengan rumus:
UR
LERn = LETn x
10
10
LER10 = 311,2407 x
10
= 311,2407 lintasan ( diambil 312 lintasan )
Untuk 10 tahun = 312 x 365 x 10
= 1.138.800 lintasan
ANALISA PERHITUNGAN LINTASAN EKIVALEN RENCANA (LER)
AKIBAT MUATAN LEBIH (OVER LOAD) DI LAPANGAN
Pada bagian ini akan dihitung berapa besar jumlah lintasan yang dicapai pada
akhir tahun rencana akibat adanya kelebihan muatan yang diperoleh dari hasil
surve timbang muatan kendaraan jembatan timbang beringin pada ruas jalan Panti
– Simpang Empat.
Menghitung LHR Akhir (LHRn)
LHR akhir pada ruas jalan Panti – Simpang Empat berdasarkan data diatas adalah:
 Mobil penumpang : 1.111( 1 + 0,075 )10 = 2.289,80
 Bus : 137 ( 1 + 0,075 ) 10 = 282,36
 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 110 ( 1 + 0,075 ) 10 = 226,71
Beban Lebih : 56 ( 1 + 0,075 ) 10 = 115,41
: 115 ( 1 + 0,075 ) 10 = 237,01
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

: 64 ( 1 + 0,075 ) 10
= 131,90
: 45 ( 1 + 0,075 ) 10
= 92,74
 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 50 ( 1 + 0,075 ) 10 = 103,05
Beban Lebih : 13 ( 1 + 0,075 ) 10 = 26,79
: 59 ( 1 + 0,075 ) 10 = 121,60
: 17 ( 1 + 0,075 ) 10
= 35,03
: 6 ( 1 + 0,075 ) 10 = 12,36 +
Σ LHRn = 3.674,76 Kendaraan
Menghitung Lintasan Ekivalen Permulaan (LEP) Umur Rencana
Nilai LEP Umur Rencana dihitung dengan rumus LEP = LHRo x C x E
sedangkan untuk nilai ekivalen (E) masing-masing kendaraan adalah:
 Mobil Penumpang 2 Ton (1+1) : 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
 Bus 8 Ton (5+3) : 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
Beban Lebih 9 Ton – 17 Ton = 1,1758
18 Ton – 19 Ton = 6,6862
20 Ton – 22 Ton = 8,5766
23 Ton – 26 Ton = 14,7182
 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 0,9238 + 0,7425 = 1,6663
Beban Lebih 24 Ton – 30 Ton = 4,4522
31 Ton – 35 Ton = 8,2680
36 Ton – 40 Ton = 12,8492
41 Ton – 47 Ton = 21,7533
Maka nilai LEP dari kendaraan adalah :
 Mobil Penumpang : 1.111 x 0,5 x 0,0004 = 0,22
 Bus 8 Ton : 137 x 0,5 x 0,1593 = 10,91
 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 110 x 0,5 x 1,0648 = 58,56
Beban Lebih : 56 x 0,5 x 1,1758 = 32,92
: 115 x 0,5 x 6,6862 = 384,45
: 64 x 0,5 x 8,5766 = 274,45
: 45 x 0,5 x 14,7183 = 331,16
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 50 x 0,5 x 1,6663 = 41,16


Beban Lebih : 13 x 0,5 x 4,4522 = 28,93
: 59 x 0,5 x 8,3680 = 246,89
: 17 x 0,5 x 12,8492 =109,22
: 6 x 0,5 x 21,7533 = 65,26 +
Σ LEP = 1.584,63
Menghitung Nilai Lintasan Ekivalen Akhir Umur Rencana (LEAn)
Lintasan ekivalen akhir yang akan dihitung dalam jangka waktu 10 tahun dihitung
dengan rumus : LEAn = LHRn x C x E
 Mobil Penumpang 2 Ton : 2.289,80 x 0,5 x 0,0004 = 0,46
 Bus 8 Ton : 282,36 x 0,5 x 0,1593 = 22,49
 Truk 2 as 13 Ton (Normal) : 226,71 x 0,5 x 1,0648 = 120,70
Beban Lebih : 115,41 x 0,5 x 1,1758 = 67,84
: 237,01 x 0,5 x 6,6862 = 792,34
: 131,90 x 0,5 x 8,5766 = 565,62
: 92,74 x 0,5 x 14,7183 = 682,48
 Truk 3 as 20 Ton (Normal) : 103,05 x 0,5 x 1,6663 = 85,85
Beban Lebih : 26,79 x 0,5 x 4,4522 = 59,63
: 121,60 x 0,5 x 8,3680 = 508,77
: 35,03 x 0,5 x 12,8492 = 225,05
: 12,36 x 0,5 x 21,7533 = 134,43 +
Σ LEA10 = 3.265,66
Menghitung Nilai Lintasan Ekivalen Tengah (LET)
Nilai Lintasan Ekivalen Tengah dapat dihitung dengan rumus :
LETn = ( LEP+ LEAn )
2
LER10 = ( 1584,63+3265,66 )
2
= 925,15

Menghitung Lintasan Ekivalen Rencana (LER)


Nilai LER dapat dihitung dengan rumus :
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

UR
LERn = LETn ×
10
LER10 = 925,15 x 10/10
= 925,15
Untuk 10 tahun = 925,15 x 365 x 10 = 3.376.797,5 Lintasan
 Jadi akibat muatan lebih jumlah LER jalan Panti – Simpang Empat
meningkat menjadi 3.376.797,5 lintasan untuk 10 tahun.

HASIL
Dari hasil analisa perhitungan lintasan ekivalen rencana yang normal serta yang
bermuatan lebih dapat ditentukan besarnya penurunan umur rencana perkerasan
jalan
PENURUNAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN AKIBAT
LINTASAN EKIVALEN MUATAN LEBIH (OVERLOAD)
Dari hasil perhitungan didapat nilai LER normal adalah 1.138.800 untuk 10
tahunnya. Sedangkan LER akibat adanya muatan lebih adalah 3.376.797,5 untuk
10 tahunnya. Jadi untuk 1 tahun nilai LER nya adalah 337.679,75 lintasan. Maka
umur rencana sisa perkerasan jalan sekarang adalah :
a. Umur Rencana Sisa (URs)
URs = LER Muatan Nomal
LER Muatan Lebih
= 1138.800 / 337.679,75
= 3,37 Tahun
Dari hasil itu dapat ditentukan penurunan umur rencana akibat adanya beban
lebih. Penurunan umur rencana akibat beban lebih tersebut adalah :
b. Penurunan Umur Rencana Perkerasan Jalan (UP)
UP = UR – URs
UP = 10 – 3,37
= 6,63 Tahun
Dari hasil diatas maka dapat kita lihat bahwa akibat adanya kendaraan yang
bermuatan lebih didapat penurunan umur rencana sebesar 6,63 Tahun.
PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (STUDI
KASUS : RUAS JALAN PANTI – SIMPANG EMPAT
(PASAMAN BARAT)

SURVEI TIMBANG MUATAN SUMBU TERBERAT (MTS)


Pada Survey Timbang Muatan Sumbu Terberat (MST) kendaraan di
lapangan didapati jumlah kendaraan yang memasuki Jembatan Timbang Oto
(JTO) Beringin adalah : 752 Buah Kendaraan dengan rincian ;
- 280 Buah Kendaraan Sumbu Tunggal / 2 As Bermuatan Lebih
- 95 Buah Kendaraan Sumbu Tandem / 3 As Bermuatan Lebih
- 160 Buah Kendaraan Bermuatan Normal yang terdiri dari kendaraan Sumbu
Tunggal dan Sumbu Tandem.
Jadi kendaraan yang melewati ruas jalan ini terdapat pelanggaran kapasitas
muatan izin yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan.
PENURUNAN UMUR RENCANA
Penurunan Umur Rencana Perkerasan Jalan Akibat Muatan Lebih (Over
Load) Kendaraan Sumbu Tunggal dari 9 ton s/d 24 ton, dan Kendaraan Sumbu
Tandem dari 25 ton s/d 47 ton adalah : 6,63 Tahun dari Umur Rencana Perkerasan
jalan 10 Tahun, untuk Muatan Normal 8 ton dan 24 ton.

LALU LINTAS EKIVALEN RENCANA


Akibat muatan berlebih jumlah LER jalan Panti- Simpang
Empat meningkat menjadi 3.376.797,5 lintasan dari 1.138.800
lintasan normal untuk umur rencana 10 tahun, dengan demikian
sisa umur rencana menjadi 3,37 tahun.

Anda mungkin juga menyukai