Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN BEBERAPA TEORI

TENTANG MASYARAKAT

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah SOSIOLOGI Semester Genap 2020/2021

Oleh:
Taufiq Qurrohman NIM: 202044510118

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAM ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG JEMBER
2020

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim, Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayahnya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan karya tulis ini yang
berjudul “Perkembangan Sosiologi Dan Beberapa Teori Tentang Masyarakat”.Walaupun
dalam proses pembuatan karya tulis ini penulis mendapat beberapa hambatan dan
masalah tapi dengan bantuan beberapa pihak dan dengan seizin Dzat yang maha kuasa
akhirnya penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini dibuat sebagai pelengkap tugas pelajaran SOSIOLOGI semester
dua dan sebagai bukti bahwa penulis mengerti teori dari materi.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Kami menyadari
bahwa dalam karya tulis ini masih banyak kekurangan dan terdapat banyak
kelemahan .Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan dan
akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini dimasa mendatang

Lumajang, 12 Mei 2021

PENULIS

2
DAFTAR ISI

Halaman
MAKALAH..........................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................................III
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................2
1.4. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Sosiologi pada abad ke-19 & 20......................................3
2.2. Interaksi dan tindakan social.................................................................................7
2.3. Hubungan kelompok social dan norma social.....................................................10
2.4. Proses sosial. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian....................................12
BAB III..............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................14
3.2. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Para filsuf besar zaman Yunani kuno, Plato dan Arostoteles, telah menulis buku-buku
tentang bagaimana menciptakan masyarakat yang adil dan bahagia
Sarjana Timur Ibn Khaldun menulis tentang integrasi sosial (Asabiyah) dan peradaban
manusia pada abad ke-14 sebelum Eropa memasuki Renaissance. Pada tahap awal
pencerahan di Eropa Barat, Thomas Hobbes, John Locke dan Jean Jacques Rouseau telah
menulis tentang bagaimana mengatur masyarakat sehingga hidup dalam harmoni dalam
sistem pemerintahan, di bawah istilah “kontrak sosial”.

Jika sosiologi dipahami sebagai studi masyarakat, sosiologi telah ada sejak zaman Yunani
kuno. Artinya, “sosiologi” ada sebelum istilah “sosiologi” ada.

Sejarah perkembangan sosiologi, yang sering diajarkan, adalah sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan modern atau ilmiah. Istilah ilmiah itu sendiri hanya muncul dalam
Pencerahan di Prancis. Pencerahan memiliki konotasi rasional dan empiris
Ilmu pengetahuan, ketika itu datang dari pikiran manusia, adalah rasional, bukan
metafisik dan teologis. Ilmu pengetahuan bersifat empiris jika dapat dicicipi oleh indera
untuk diuji kebenarannya. Sosiologi sebagai sains ilmiah adalah sosiologi yang rasional
dan empiris.

Sebagai ilmu sosial yang rasional dan empiris, sosiologi relatif lebih muda dari ilmu
sosial lainnya. Auguste Comte, intelektual Perancis, menciptakan istilah sosiologi dalam
bukunya “Course de filsafatie positif” (1838), yang pada saat itu memiliki konotasi fisika
sosial.

Hukum tiga tahap yang dikembangkan oleh Comte menekankan bahwa sosiologi atau
fisika sosial adalah sains yang berada dalam tahap positif. Positif berarti rasional, empiris
dan dapat diperiksa dengan hukum ilmiah seperti ilmu alam.

Berada dalam keadaan positif berarti meninggalkan unsur-unsur teologis dan metafisik.
Dengan demikian perkembangan historis sosiologi modern adalah ilmu positif ketika

4
pertama kali ditemukan. Metodologi ini mengikuti hukum ilmu alam dan oleh karena itu
disebut fisika social.

1.2. Rumusan Masalah

 Jelaskan Perkembangan dan peran Sosiologi!


 Jelaskan Interaksi dan tindakan social!
 Jelaskan Hubungan kelompok social dan norma social!
 Jelaskan Proses sosial. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian!

1.3. Tujuan

 Untuk mengetahui Perkembangan dan peran Sosiologi


 Untuk mengetahui Interaksi dan tindakan social
 Untuk mengetahui Hubungan kelompok social dan norma social
 Untuk mengetahui Proses sosial. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian

1.4. Manfaat

 Mengetahui Perkembangan dan peran Sosiologi


 Mengetahui Interaksi dan tindakan social
 Mengetahui Hubungan kelompok social dan norma social
 Mengetahui Proses sosial. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Sosiologi pada abad ke-19 & 20


A. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad ke-19
Pada tahun 1876, intelektual Inggris Herbert Spencer menulis buku pertama di
mana istilah “sosiologi” digunakan dalam judulnya “Prinsip Sosiologi“. Spencer
adalah orang yang percaya pada teori evolusi Darwin.

Dia menerapkan hukum evolusi biologis ke sosiologi. Spencer memperkenalkan


teori besar evolusi sosial, yang diterima secara luas beberapa tahun kemudian.

Pada tahun 1883, intelektual Amerika Lester F. Ward menulis sebuah buku
berjudul “Sosiologi Dinamis”. Buku tersebut dianggap sebagai buku pertama
tentang desain aksi sosial yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk membuat
kemajuan.

Email Durkheim selanjutnya menjelaskan secara rinci metodologi sosiologi ilmiah


dalam bukunya “The Rules of Sociological Mehod”.

Sosiologi berkembang pesat di Eropa Barat pada abad ke-19. Perkembangan ini
sangat dipengaruhi oleh revolusi politik dan revolusi industri, yang mengubah
struktur kehidupan sosial secara dramatis.

Minat intelektual dalam mengetahui perubahan sosial masyarakat pada waktu itu
menjadi poin penting dalam sejarah perkembangan sosiologi. Tokoh berpengaruh
dalam sosiologi adalah intelektual Inggris Karl Marx. Marx tidak pernah secara
khusus menyatakan dirinya sebagai seorang sosiolog. Dia meneliti dampak
kebijakan ekonomi dari perubahan sosial di Eropa.

Teorinya tentang perjuangan kelas mempengaruhi perkembangan teori sosiologis


hingga hari ini. Teori-teori Marx menghasilkan aliran Marxisme dalam sosiologi.
Dengan demikian perubahan sosial telah menjadi faktor penting dalam kelahiran
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern.

B. Sejarah Perkembangan Sosiologi Abad ke-20

6
Pada awal abad ke-20 ada “migrasi tradisi ilmiah” sosiologi dari Eropa Barat ke
Amerika Serikat. Sosiologi pada abad ke-20 berkembang pesat di Amerika
Serikat. Konteks Amerika Serikat pada awal abad ke-20 juga harus disebutkan.
Pada saat itu, industrialisasi dan urbanisasi tersebar luas di daerah perkotaan di
Amerika Serikat.

Hasil industrialisasi ini adalah perubahan sosial dengan eskalasi yang kuat. Desa
dan kotamadya sangat berbeda. Kondisi seperti itu menyebabkan para intelektual
Amerika mempelajari fenomena sosial yang dihasilkan dari perubahan sosial.
Sosiologi adalah salah satu studi ilmu sosial paling populer.

Sejarah perkembangan sosiologi di Amerika Serikat dari sebelum Perang Dunia


Pertama hingga 1930-an didominasi oleh sekolah Chicago School dengan karakter
utamanya Albion W. Small, yang juga merupakan penggagas jurnal sosiologi
paling bergengsi di dunia. , Jurnal Jurnal Sosiologi Amerika.

Pada fase selanjutnya, pengembangan Sekolah Chicago memunculkan sosok besar


Pitrim Sorokin, yang melakukan banyak hal untuk memperluas aspek metodologi
sosiologi.

Sejumlah sosiolog post-bangsal telah muncul di Amerika Serikat, termasuk: WI


Thomas, Robert E. Park, Charles Horton Cooley, George Herbert Mead, Jane
Addams, Charlotte Perkins Gilman, Anna Julia Cooper, Marianne Webber,
Beatrice Potter Webb dan WEB you Bois

Juga harus ditekankan di sini bahwa migrasi tradisi sosiologi ilmiah ke Amerika
Serikat tidak serta merta menghentikan sejarah perkembangan sosiologi di Eropa
Barat.

Intelektual Jerman Max Weber mengkritik metode sosiologi ilmiah yang muncul
pada abad ke-19. Weber berpendapat bahwa metode ilmiah tidak relevan dengan
ilmu sosial.

Ilmu-ilmu sosial menjadikan manusia subjek mereka, sehingga ada unsur


subjektivitas dalam ilmu sosial. Ini berbeda dengan ilmu alam, yang menekankan
unsur objektivitas.

7
Weber menyarankan bahwa alih-alih menjadikan masyarakat subjek penelitian,
sosiologi harus memeriksa tindakan sosial subjektif.

Sebaliknya, unsur objektivitas sosiologis di Amerika Serikat sebenarnya


berevolusi melalui karya tokoh besar Talcott Parsons. Pada 1937 Parsons
menerbitkan buku “The Structure of Social Action”, yang secara signifikan
mempengaruhi perkembangan teori sosiologis.

Parsons sangat dipengaruhi oleh Dukheim dan Weber, tanpa memperhatikan


Marx. Interpretasinya terhadap masyarakat Amerika mempengaruhi
perkembangan teori sosiologis Amerika beberapa tahun kemudian.

Implikasinya adalah bahwa teori Marxisme dikecualikan dari legitimasi ilmiah


sosiologi Amerika. Parsons mengembangkan banyak teori fungsionalisme
struktural ketika menganalisis sistem sosial. Sosiologi yang berkembang di
Amerika pada periode Parsonian adalah makrososiologi.

Perdebatan antara objektivitas, subjektivitas, struktur dan mikro-makro dalam


sosiologi telah berlanjut dari abad ke-20 hingga saat ini. Sejumlah aliran
pemikiran ekstrim yang cenderung secara sosiologis dikritik sejak awal.

Sosiologi positivis yang kemudian dipicu oleh Comte mulai ditinggalkan. Salah
satu aliran pemikiran paling keras yang dikritik oleh sosiologi Comte adalah
Sekolah Frankfurt, yang terdiri dari para intelektual kritis dari Jerman.

Sekolah Frankfurt mencapai puncaknya di pertengahan abad ke-20. Kritik paling


kejam adalah sosiologi positivis, yang tidak memberikan kontribusi apa pun bagi
sejarah manusia karena ia mengabaikan aspek transformatif dan emansipatoris
yang seharusnya ada dalam agenda sosiologi. Ilmu sosial tidak bisa netral, tetapi
harus berdiri di sisi cita-cita transformasi sosial.

C. Peran Sosiologi

Peran sosiologi dan sosiolog meliputi kontribusi ilmu pengetahuan untuk


pengembangan masyarakat dan tangan terampil para sosiolog untuk menciptakan
kehidupan sosial yang bernilai. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan harus
berkontribusi pada perkembangan masyarakat.

8
Perkembangan di sini tidak selalu berarti progres atau kemajuan. Perkembangan
berarti dinamis dan tidak stagnan. Perubahan sosial merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat. Sosiologi harus memberi kontribusi pada kehidupan
masyarakat yang senantiasa dinamis.

Peran sosiolog untuk menciptakan kehidupan sosial yang bernilai artinya segala
tindakan dan perilaku masyarakat memiliki orientasi makna, tidak hampa. Tanpa
nilai, kehidupan sosial menjadi bar-bar dimana semua orang saling serang dan
membunuh.

Postingan ini akan mengulas tentang peran sosiologi dan peran sosiolog bagi
masyarakat. Peran yang akan disampaikan disini tentu saja peran ideal yang
diharapkan. Pada praktiknya, peran tersebut tidak selalu disambut baik oleh semua
orang.

D. Peran sosiolog bagi masyarakat


1. Peran sosiolog sebagai peneliti

Sosiolog bertugas melakukan penelitian ilmiah yang hasilnya dapat dimanfaatkan


untuk pihak-pihak yang berwenang. Misalnya, laporan penelitian yang ditulis oleh
sosiolog tentang desentralisasi pembangunan sebagai upaya mengurangi
kesenjangan sosial antara masyarakat kota dan desa. Ketika pemerintah
mengeluarkan kebijakan berdasarkan hasil laporan penelitian tersebut dan
kemudian angka kesenjangan sosial menurun, maka sosiolog tersebut telah
berkontribusi melalui penelitiannya.

2. Peran sosiolog sebagai pendidik

Sosiolog berdiri di depan kelas mengajar para siswa dan mahasiswa tentang
materi-materi yang berkaitan dengan sosiologi. Peran sebagai pendidik juga bisa
dilakukan dengan bimbingan ketika kulian lapangan, penelitian atau tugas akhir
anak didik. Peran sosiolog sebagai pendidik tentu tidak sekadar menyampaikan
bahan ajar, melainkan juga memberi contoh melalui kehidupannya sebagai
seorang manusia.

3. Peran sosiolog sebagai konsultan

9
Sosiolog yang berperan sebagai konsultan bertugas mengarahkan, memandu, dan
memberi nasehat pada para eksekutor. Eksekutor ini bisa siapa saja yang memiliki
kewenangan. Sebagai contoh, pengusaha kelapa sawit ingin merelokasi sebagain
warga ke tempat lain secara layak karena kampungnya akan dibeli untuk industri
sawit. Sosiolog sebagai konsultan dapat mengarahkan pengusaha tersebut untuk
melakukanya atau tidak melakukannya. Jika melakukan relokasi, bagaimana
caranya dan apa saja resiko yang siap ditanggung.

4. Peran sosiolog sebagai teknisi

Peran sosiolog sebagai teknisi artinya sebagai pelaksana kebijakan. Pelaksanan


tersebut tentu saja dilakukakan sesuai keahliannya. Misalnya, pemerintah
memiliki program transmigrasi dalam rangka menunjang pemerataan
pembangunan dan mengurangi angka kemiskinan di desa. Sosiolog yang berperan
sebagai teknisi diberi tugas melakukan sosialisasi program agar calon transmigran
paham dan merasa logowo pindah rumah. Peran tersebut dimainkan sebagai
bagian dari eksekusi kebijakan.

2.2. Interaksi dan tindakan social

Dalam Hukum Gerak Newton, pada poin hukum ketiga dikatakan bahwa “Untuk setiap
aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda
pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.”
Nah, di dunia sosiologi juga hampir sama. Setiap aksi (perilaku/tindakan) yang kita
lakukan akan menghasilkan reaksi dari orang lain. Apa sih hubungan antara tindakan dan
interaksi sosial ini? Coba deh kta simak kategori tindakan sosial di bawah ini.

a) Tindakan sosial instrumental


Tindakan sosial instrumental adalah tindakan yang bersifat rasional atau masuk
akal. Tujuan tindakan ini dipertimbangkan secara matang untuk mencapai tujuan
yang sudah diperhitungkan. Misalnya, ketika membeli gadget, kita akan
mempertimbangkan terlebih dahulu jenis, spesifikasi, hingga harganya.

10
b) Tindakan sosial berorientasi nilai
Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan karena tindakan tersebut dianggap
baik dan benar di mata masyarakat, namun tujuan dari tindakan tersebut tidak
terlalu diperhitungkan. Contohnya, menggunakan tangan kanan ketika memberi
atau menerima sesuatu karena masyarakat menganggap penggunaan tangan kanan
lebih sopan dibandingkan tangan kiri.

c) Tindakan sosial tradisional


Tindakan sosial tradisional dilakukan tanpa perhitungan yang matang, namun
karena kebiasaan yang sudah ada di lingkungan masyarakat. Selain itu, tidak ada
rencana dalam melakukan tindakan ini, karena hanya meniru atau mengulang
tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya,
kebiasaan balimau masyarakat Minangkabau yang dilakukan saat menyambut
bulan Ramadhan.
d) Tindakan afektif

Tindakan afektif adalah tindakan irasional yang terjadi secara spontan. Sebagian
besar tindakan ini didorong oleh perasaan dan emosi, tanpa perhitungan yang
matang. Misalnya, tindakan seorang ibu yang langsung memeluk anaknya yang
sedang menangis, karena tindakan tersebut merupakan ungkapan kasih sayang
yang dilakukan tanpa perlu pertimbangan sebelumnya.

Nah, tindakan sosial ini menjadi dasar terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial
sangat erat kaitannya dengan naluri manusia untuk menjadi satu dengan manusia
lain dan keinginan untuk bersatu dengan lingkungannya.

Interaksi sosial tidak terjadi secara spontan, namun didasari oleh faktor-faktor tertentu.
Menurut ahli Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mendasari
interaksi sosial, yaitu:
1. Imitasi

Imitasi adalah tindakan meniru orang lain, baik sikap, tingkah laku, maupun penampilan
fisiknya. Imitasi ini bisa menjadi hal yang positif kalau hal yang ditiru tersebut

11
merupakan hal yang baik di mata masyarakat. Sebaliknya, apabila hal yang ditiru tersebut
merupakan hal negatif, tentunya akan dinilai buruk di mata masyarakat. Misalnya, meniru
penampilan penyanyi yang memakai dandanan dan perhiasan yang berlebihan akan
menimbulkan reaksi yang negatif di lingkungan sosial.
2. Sugesti

Sugesti adalah pengaruh atau pandangan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain,
sehingga ada proses saling mempengaruhi dan menerima pandangan tersebut secara
ataupun tidak, tanpa berpikir panjang. Misalnya, calon presiden yang melakukan
kampanye untuk menyakinkan masyarakat untuk memilihnya pada saat pemilu. 
3. Identifikasi

Identifikasi yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang
lain, umumnya orang yang diidolakan. Identifikasi adalah bentuk lanjutan dari proses
imitasi dan sugesti yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Contohnya, seorang
penggemar K-pop yang sangat mengidolakan Irene Red Velvet, kemudian mulai
mengubah penampilannya agar mirip dengan idolanya tersebut, mulai dari cara
berpakaian, model rambut, dan make up.
4. Simpati

Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain sehingga
ingin mengerti pihak lain untuk semakin memahaminya. Misalnya, ketika
mendapatkan broadcast mengenai berita tentang anak hilang melalui aplikasi Whatsapp,
sikap simpati yang muncul adalah meneruskan pesan tersebut ke orang lain agar anak
tersebut segera ditemukan.
5. Empati

Mirip dengan simpati. Namun, pada empati kita benar-benar merasakan hal yang sama
dengan apa yang dirasakan orang lain. Misalnya, seorang ibu yang kehilangannya karena
penyakit kanker akan mengikuti komunitas dengan latar belakang anggota yang sama
sebagai sarana berbagi informasi dan penggalangan dana sebagai bentuk dukungan
materil dan moril untuk orang-orang yang memiliki nasib yang sama.
6. Motivasi

12
Mirip dengan sugesti namun lebih rasional. Motivasi memberikan pengaruh kepada orang
lain namun tetap dapat diterima secara lebih kritis, rasional dan bertanggung jawab.
Misalnya, ketika dipuji oleh guru karena mendapatkan nilai yang bagus, kita akan lebih
termotivasi untuk giat belajar agar nilai kita tetap bagus.

Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, interaksi sosial harus memenuhi dua syarat,
yaitu kontak dan komunikasi.

2.3. Hubungan kelompok social dan norma social


a. Kelompok Sosial
Manusia merupakan makhluk individu, namun sekaligus juga makhluk sosial.
Karenanya, manusia hidup tidak akan bisa lepas dari hubungan dengan manusia
lainnya. Hubungan itu kemudian akan membentuk interaksi antara individu-individu
(manusia). Dari interaksi inilah terbentuk kelompok kelompok sosial yang didasari
adanya kepentingan bersama.

Pengertian kelompok sendiri adalah kumpulan individu yang berinteraksi satu sama
lain, yang mempunyai pekerjaan yang berhubungan, serta berinteraksi.

Sedangkan pengertian kelompok sosial adalah kumpulan dari individu-individu yang


memiliki pola perilaku tertentu dan berinteraksi saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya, sehingga diantara mereka timbul perasaan bersama serta
mempunyai hubungan yang erat.

Kumpulan dari individu-individu ini hidup secara bersama dan mempunyai


hubungan yang sifatnya timbal balik. Selain itu, mereka juga memiliki kesadaran
akan keanggotaannya. 

Individu yang tergabung di dalam kelompok sosial secara umum terdapat kesamaan
aktivitas umum, interaksi, dan juga mempunyai perasaan untuk membentuk
keseluruhan yang terorganisir.

b. Norma Sosial

13
Norma sosial merupakan seperangkat aturan disertai sanksi-sanksi baik tertulis
maupun tidak yang berfungsi memandu kehidupan sosial anggota masyarakat. Secara
sederhana kita bisa mengatakan bahwa norma adalah apa yang membuat suatu
tindakan sosial disebut normal.

Sebagai seperangkat aturan, norma bisa memandu, mempengaruhi, menentukan, dan


mengatur tindakan seseorang. Dalam sosiologi, norma merupakan bagian dari
struktur sosial. Mempelajari norma artinya mempelajari bagaimana struktur sosial
membuat tindakan masyarakat bisa tampak dalam bentuk pola yang teratur. Jika
norma dilanggar, maka sistem sosial terganggu. Jika norma ditaati, maka sistem
sosial berjalan sebagaimana mestinya.

Dari uraian di atas kita bisa pahami bahwa norma berperan penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Sosiolog Emile Durkheim menyebut bahwa tanpa norma, masyarakat
akan chaos. Kekacauan merupakan anomali dalam sistem sosial yang teratur.
Durkheim menyebutnya sebagai anomie, suatu kondisi sosial tanpa aturan, tanapa
norma, tanpa keteraturan.

1. Fungsi norma sosial

Sebagai pedoman hidup yang berlaku untuk warga masyarakat di lokasi dan
waktu yang spesifik. Sebagai contoh, di kampung Ciraos, orang-orang
mengucapkan salam sebelum pergi dan ketika bertemu. Perilaku tersebut tentu
saja bisa tidak berlaku di kampung lain atau di Ciraos sebelum dikenal salam.

Mengikat setiap anggota masyarakat pada peraturan-peraturan sehingga siapa


yang melanggar akan dikenai sanksi. Sanksi ini bisa berbeda tingkatannya. Misal,
orang yang mencuri ayam bisa dihukum penjara. Sedangkan orang yang suka
misuh-misuh bisa kena sanksi sosial berupa dijauhi.

2. Jenis-jenis norma sosial


a) Fashion
b) Usage

14
c) Folkways
d) Mores
e) Custom
f) Norma agama
g) Norma hukum

2.4. Proses sosial. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian

1. Pengertian Sosialisasi
Setiap anggota baru dari suatu kelompok masyarakat harus mempelajari kebiasaan
melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi
(socialization). Menurut KBBI sosialisasi adalah proses belajar seseorang anggota
masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di
lingkungannya. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi merupakan
suatu proses sosial dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap
untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang didalam kelompoknya.
Jadi, sosialisasi juga dapat diartikan sebagai proses sosial yang terjadi jika
seseorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok
dimana ia hidup dan merasa bagian dari kelompoknya.

2. Tujuan Sosialisasi

 Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan


kehidupannya ditengah-tengah masyarakat.
 Mengembangkan kemampuan individu untuk berkomunikasi secara efektif
dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.
 Membantu individu dalam mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui
latihan-latihan mawas diri yang tepat.
 Menanamkan pada diri seseorang tentang nilai-nilai kepercayaan kepada
masyarakat.
3. Bentuk-bentuk Sosialisasi

 Sosialisasi Primer (Primary Socialization) yaitu sosialisasi yang pertama kali


dijalani seseorang semasa kecil. Sosialisasi ini merupakan awal seseorang
dalam memasuki keanggotaan masyarakat.

15
 Sosialisasi Sekunder (Secondary Socialization) yaitu sosialisasi yang
berlangsung pada tahap berikutnya. Salah satu bentuk dari sosialisasi
sekunder ini adalah resosialisasi. Yang dimaksud dengan resosialisasi yakni
“proses pemberian kepribadian baru kepada seseorang atau sering disebut
juga dengan proses pemasyarakatan total”.
4. Tahap-tahap Sosialisasi

Menurut George Herbert Mead, sosialisasi dilakukan seseorang melalui tahapan


yang tidak sempurna. Berikut tahap-tahap sosialisasi:

 Tahap Persiapan (prepatory stage) yaitu tahap awal dalam sosialisasi yang


dilakukan manusia, dimulai sejak lahir ke dunia. Pada tahan inilah seseorang
sudah memiliki persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan
lingkungan.
 Tahap meniru (play stage) yaitu seseorang mulai mampu meniru dengan
sempurna. Tahap ini juga disebut dengan tahap bermain. Anak mulai
mengenal “significant other” yakni orang-orang disekitarnya yang dianggap
penting bagi pertumbuhan dan pembentukan dirinya. Misal: ayah, ibu, kakak,
kakek, nenek ataupun yang lainnya yang sering berinteraksi dengannya.
 Tahap siap bertindak (game stage). Didalam tahap ini peniruan yang
dilakukan seorang anak mulai berkurang, digantikan dengan peranan secara
langsung yang dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan
menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat dan
kemantapan dirinya jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Teman
sebaya sangat berpengaruh pada game stage ini.
 Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other). Pada tahap inilah
seseorang bisa disebut sebagai “manusia dewasa”. Ia tidak hanya
menempatkan dirinya di posisi orang lain, tetapi dapat bertenggang rasa
dengan masyarakat luas, mulai menyadari pentingnya peraturan-peraturan dan
menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

3.2. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/02/proses-sosialisasi.html
https://pahamify.com/blog/artikel/sosiologi-tindakan-dan-interaksi-sosial/

Anda mungkin juga menyukai