TENTANG MASYARAKAT
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah SOSIOLOGI Semester Genap 2020/2021
Oleh:
Taufiq Qurrohman NIM: 202044510118
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAM ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG JEMBER
2020
1
KATA PENGANTAR
PENULIS
2
DAFTAR ISI
Halaman
MAKALAH..........................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................................III
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................2
1.4. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Sosiologi pada abad ke-19 & 20......................................3
2.2. Interaksi dan tindakan social.................................................................................7
2.3. Hubungan kelompok social dan norma social.....................................................10
2.4. Proses sosial. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian....................................12
BAB III..............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................14
3.2. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8
3
BAB I
PENDAHULUAN
Jika sosiologi dipahami sebagai studi masyarakat, sosiologi telah ada sejak zaman Yunani
kuno. Artinya, “sosiologi” ada sebelum istilah “sosiologi” ada.
Sejarah perkembangan sosiologi, yang sering diajarkan, adalah sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan modern atau ilmiah. Istilah ilmiah itu sendiri hanya muncul dalam
Pencerahan di Prancis. Pencerahan memiliki konotasi rasional dan empiris
Ilmu pengetahuan, ketika itu datang dari pikiran manusia, adalah rasional, bukan
metafisik dan teologis. Ilmu pengetahuan bersifat empiris jika dapat dicicipi oleh indera
untuk diuji kebenarannya. Sosiologi sebagai sains ilmiah adalah sosiologi yang rasional
dan empiris.
Sebagai ilmu sosial yang rasional dan empiris, sosiologi relatif lebih muda dari ilmu
sosial lainnya. Auguste Comte, intelektual Perancis, menciptakan istilah sosiologi dalam
bukunya “Course de filsafatie positif” (1838), yang pada saat itu memiliki konotasi fisika
sosial.
Hukum tiga tahap yang dikembangkan oleh Comte menekankan bahwa sosiologi atau
fisika sosial adalah sains yang berada dalam tahap positif. Positif berarti rasional, empiris
dan dapat diperiksa dengan hukum ilmiah seperti ilmu alam.
Berada dalam keadaan positif berarti meninggalkan unsur-unsur teologis dan metafisik.
Dengan demikian perkembangan historis sosiologi modern adalah ilmu positif ketika
4
pertama kali ditemukan. Metodologi ini mengikuti hukum ilmu alam dan oleh karena itu
disebut fisika social.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1883, intelektual Amerika Lester F. Ward menulis sebuah buku
berjudul “Sosiologi Dinamis”. Buku tersebut dianggap sebagai buku pertama
tentang desain aksi sosial yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk membuat
kemajuan.
Sosiologi berkembang pesat di Eropa Barat pada abad ke-19. Perkembangan ini
sangat dipengaruhi oleh revolusi politik dan revolusi industri, yang mengubah
struktur kehidupan sosial secara dramatis.
Minat intelektual dalam mengetahui perubahan sosial masyarakat pada waktu itu
menjadi poin penting dalam sejarah perkembangan sosiologi. Tokoh berpengaruh
dalam sosiologi adalah intelektual Inggris Karl Marx. Marx tidak pernah secara
khusus menyatakan dirinya sebagai seorang sosiolog. Dia meneliti dampak
kebijakan ekonomi dari perubahan sosial di Eropa.
6
Pada awal abad ke-20 ada “migrasi tradisi ilmiah” sosiologi dari Eropa Barat ke
Amerika Serikat. Sosiologi pada abad ke-20 berkembang pesat di Amerika
Serikat. Konteks Amerika Serikat pada awal abad ke-20 juga harus disebutkan.
Pada saat itu, industrialisasi dan urbanisasi tersebar luas di daerah perkotaan di
Amerika Serikat.
Hasil industrialisasi ini adalah perubahan sosial dengan eskalasi yang kuat. Desa
dan kotamadya sangat berbeda. Kondisi seperti itu menyebabkan para intelektual
Amerika mempelajari fenomena sosial yang dihasilkan dari perubahan sosial.
Sosiologi adalah salah satu studi ilmu sosial paling populer.
Juga harus ditekankan di sini bahwa migrasi tradisi sosiologi ilmiah ke Amerika
Serikat tidak serta merta menghentikan sejarah perkembangan sosiologi di Eropa
Barat.
Intelektual Jerman Max Weber mengkritik metode sosiologi ilmiah yang muncul
pada abad ke-19. Weber berpendapat bahwa metode ilmiah tidak relevan dengan
ilmu sosial.
7
Weber menyarankan bahwa alih-alih menjadikan masyarakat subjek penelitian,
sosiologi harus memeriksa tindakan sosial subjektif.
Sosiologi positivis yang kemudian dipicu oleh Comte mulai ditinggalkan. Salah
satu aliran pemikiran paling keras yang dikritik oleh sosiologi Comte adalah
Sekolah Frankfurt, yang terdiri dari para intelektual kritis dari Jerman.
C. Peran Sosiologi
8
Perkembangan di sini tidak selalu berarti progres atau kemajuan. Perkembangan
berarti dinamis dan tidak stagnan. Perubahan sosial merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat. Sosiologi harus memberi kontribusi pada kehidupan
masyarakat yang senantiasa dinamis.
Peran sosiolog untuk menciptakan kehidupan sosial yang bernilai artinya segala
tindakan dan perilaku masyarakat memiliki orientasi makna, tidak hampa. Tanpa
nilai, kehidupan sosial menjadi bar-bar dimana semua orang saling serang dan
membunuh.
Postingan ini akan mengulas tentang peran sosiologi dan peran sosiolog bagi
masyarakat. Peran yang akan disampaikan disini tentu saja peran ideal yang
diharapkan. Pada praktiknya, peran tersebut tidak selalu disambut baik oleh semua
orang.
Sosiolog berdiri di depan kelas mengajar para siswa dan mahasiswa tentang
materi-materi yang berkaitan dengan sosiologi. Peran sebagai pendidik juga bisa
dilakukan dengan bimbingan ketika kulian lapangan, penelitian atau tugas akhir
anak didik. Peran sosiolog sebagai pendidik tentu tidak sekadar menyampaikan
bahan ajar, melainkan juga memberi contoh melalui kehidupannya sebagai
seorang manusia.
9
Sosiolog yang berperan sebagai konsultan bertugas mengarahkan, memandu, dan
memberi nasehat pada para eksekutor. Eksekutor ini bisa siapa saja yang memiliki
kewenangan. Sebagai contoh, pengusaha kelapa sawit ingin merelokasi sebagain
warga ke tempat lain secara layak karena kampungnya akan dibeli untuk industri
sawit. Sosiolog sebagai konsultan dapat mengarahkan pengusaha tersebut untuk
melakukanya atau tidak melakukannya. Jika melakukan relokasi, bagaimana
caranya dan apa saja resiko yang siap ditanggung.
Dalam Hukum Gerak Newton, pada poin hukum ketiga dikatakan bahwa “Untuk setiap
aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda
pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.”
Nah, di dunia sosiologi juga hampir sama. Setiap aksi (perilaku/tindakan) yang kita
lakukan akan menghasilkan reaksi dari orang lain. Apa sih hubungan antara tindakan dan
interaksi sosial ini? Coba deh kta simak kategori tindakan sosial di bawah ini.
10
b) Tindakan sosial berorientasi nilai
Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan karena tindakan tersebut dianggap
baik dan benar di mata masyarakat, namun tujuan dari tindakan tersebut tidak
terlalu diperhitungkan. Contohnya, menggunakan tangan kanan ketika memberi
atau menerima sesuatu karena masyarakat menganggap penggunaan tangan kanan
lebih sopan dibandingkan tangan kiri.
Tindakan afektif adalah tindakan irasional yang terjadi secara spontan. Sebagian
besar tindakan ini didorong oleh perasaan dan emosi, tanpa perhitungan yang
matang. Misalnya, tindakan seorang ibu yang langsung memeluk anaknya yang
sedang menangis, karena tindakan tersebut merupakan ungkapan kasih sayang
yang dilakukan tanpa perlu pertimbangan sebelumnya.
Nah, tindakan sosial ini menjadi dasar terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial
sangat erat kaitannya dengan naluri manusia untuk menjadi satu dengan manusia
lain dan keinginan untuk bersatu dengan lingkungannya.
Interaksi sosial tidak terjadi secara spontan, namun didasari oleh faktor-faktor tertentu.
Menurut ahli Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mendasari
interaksi sosial, yaitu:
1. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru orang lain, baik sikap, tingkah laku, maupun penampilan
fisiknya. Imitasi ini bisa menjadi hal yang positif kalau hal yang ditiru tersebut
11
merupakan hal yang baik di mata masyarakat. Sebaliknya, apabila hal yang ditiru tersebut
merupakan hal negatif, tentunya akan dinilai buruk di mata masyarakat. Misalnya, meniru
penampilan penyanyi yang memakai dandanan dan perhiasan yang berlebihan akan
menimbulkan reaksi yang negatif di lingkungan sosial.
2. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh atau pandangan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain,
sehingga ada proses saling mempengaruhi dan menerima pandangan tersebut secara
ataupun tidak, tanpa berpikir panjang. Misalnya, calon presiden yang melakukan
kampanye untuk menyakinkan masyarakat untuk memilihnya pada saat pemilu.
3. Identifikasi
Identifikasi yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang
lain, umumnya orang yang diidolakan. Identifikasi adalah bentuk lanjutan dari proses
imitasi dan sugesti yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Contohnya, seorang
penggemar K-pop yang sangat mengidolakan Irene Red Velvet, kemudian mulai
mengubah penampilannya agar mirip dengan idolanya tersebut, mulai dari cara
berpakaian, model rambut, dan make up.
4. Simpati
Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain sehingga
ingin mengerti pihak lain untuk semakin memahaminya. Misalnya, ketika
mendapatkan broadcast mengenai berita tentang anak hilang melalui aplikasi Whatsapp,
sikap simpati yang muncul adalah meneruskan pesan tersebut ke orang lain agar anak
tersebut segera ditemukan.
5. Empati
Mirip dengan simpati. Namun, pada empati kita benar-benar merasakan hal yang sama
dengan apa yang dirasakan orang lain. Misalnya, seorang ibu yang kehilangannya karena
penyakit kanker akan mengikuti komunitas dengan latar belakang anggota yang sama
sebagai sarana berbagi informasi dan penggalangan dana sebagai bentuk dukungan
materil dan moril untuk orang-orang yang memiliki nasib yang sama.
6. Motivasi
12
Mirip dengan sugesti namun lebih rasional. Motivasi memberikan pengaruh kepada orang
lain namun tetap dapat diterima secara lebih kritis, rasional dan bertanggung jawab.
Misalnya, ketika dipuji oleh guru karena mendapatkan nilai yang bagus, kita akan lebih
termotivasi untuk giat belajar agar nilai kita tetap bagus.
Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, interaksi sosial harus memenuhi dua syarat,
yaitu kontak dan komunikasi.
Pengertian kelompok sendiri adalah kumpulan individu yang berinteraksi satu sama
lain, yang mempunyai pekerjaan yang berhubungan, serta berinteraksi.
Individu yang tergabung di dalam kelompok sosial secara umum terdapat kesamaan
aktivitas umum, interaksi, dan juga mempunyai perasaan untuk membentuk
keseluruhan yang terorganisir.
b. Norma Sosial
13
Norma sosial merupakan seperangkat aturan disertai sanksi-sanksi baik tertulis
maupun tidak yang berfungsi memandu kehidupan sosial anggota masyarakat. Secara
sederhana kita bisa mengatakan bahwa norma adalah apa yang membuat suatu
tindakan sosial disebut normal.
Dari uraian di atas kita bisa pahami bahwa norma berperan penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Sosiolog Emile Durkheim menyebut bahwa tanpa norma, masyarakat
akan chaos. Kekacauan merupakan anomali dalam sistem sosial yang teratur.
Durkheim menyebutnya sebagai anomie, suatu kondisi sosial tanpa aturan, tanapa
norma, tanpa keteraturan.
Sebagai pedoman hidup yang berlaku untuk warga masyarakat di lokasi dan
waktu yang spesifik. Sebagai contoh, di kampung Ciraos, orang-orang
mengucapkan salam sebelum pergi dan ketika bertemu. Perilaku tersebut tentu
saja bisa tidak berlaku di kampung lain atau di Ciraos sebelum dikenal salam.
14
c) Folkways
d) Mores
e) Custom
f) Norma agama
g) Norma hukum
1. Pengertian Sosialisasi
Setiap anggota baru dari suatu kelompok masyarakat harus mempelajari kebiasaan
melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi
(socialization). Menurut KBBI sosialisasi adalah proses belajar seseorang anggota
masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di
lingkungannya. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi merupakan
suatu proses sosial dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap
untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang didalam kelompoknya.
Jadi, sosialisasi juga dapat diartikan sebagai proses sosial yang terjadi jika
seseorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok
dimana ia hidup dan merasa bagian dari kelompoknya.
2. Tujuan Sosialisasi
15
Sosialisasi Sekunder (Secondary Socialization) yaitu sosialisasi yang
berlangsung pada tahap berikutnya. Salah satu bentuk dari sosialisasi
sekunder ini adalah resosialisasi. Yang dimaksud dengan resosialisasi yakni
“proses pemberian kepribadian baru kepada seseorang atau sering disebut
juga dengan proses pemasyarakatan total”.
4. Tahap-tahap Sosialisasi
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
3.2. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/02/proses-sosialisasi.html
https://pahamify.com/blog/artikel/sosiologi-tindakan-dan-interaksi-sosial/