Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI SOSIOLOGI TERAPAN DARI PREPEKTIF KLASIK


( MATA KULIAH SOSIOLOGI TERAPAN )

Nama Anggota Kelompok III : 1. Dion Leonard Martinus Tulle ( 1603030100 )


2. Yustina Yusri Nirwanda Dian ( 2003030115 )
3. Reinildis Alvalina Nabas Waja ( 2003030103 )
4. Fiter Manaji Napang ( 2003030084 )
5. Yuliani Feronika Ndun
6. Gregorian F. Sereh ( 1903030107 )
7. Hironnimus V.N Kobit ( 1803030084 )
8. Lukas Tena ( 1903030099 )

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..3
2.1 Bagaimana peran sosiologi dalam menghadapi masalah-masalah sosial
sekarang ini………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….9


3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
3.2. Saran…………………………………………………………………………..9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
petunjukNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas diskusi dalam bentuk
makalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen SAMUEL BENU ,


S.sos,M.Si mata kuliah Sosiologi Terapan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami menyadari ,makalah yang kami buat ini masi jauh dari kata
sempurna ,Oleh karena itu,kami mohon kritik dan saran yang membangun
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata selamat membaca dan mohon maaf atas
ketidaksempurnaan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disiplin ilmu yang tidak berupaya untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial


disebut dengan teori yang bebas nilai. Menurut Lincoln dan Guba, disiplin ilmu yang bebas
nilai sudah lama ditinggalkan orang. Tidak ada disiplin ilmu yang bekerja dalam suasana
value and moral free. Selama ilmu itu dikembangkan dan terjadi dalam masyarakat
manusia, tidak mungkin ilmu bebas dari orang yang mengembangkannya. Sebagai manusia,
orang yang mengembangkan nya tidak mungkin melepaskan diri dari nilai dan moral yang
berlaku dalam masyarakat. Apalagi sosiologi sebagai salah satu dari disiplin ilmu-ilmu
sosial yang berhubungan dengan nilai dan moral yang berlaku pada seseorang dan
masyarakat sebagai objek kajiannya, keterkaitan nya dengan nilai dan moral sangat kuat.
Peranan sosiologi sangat diharapkan, terutama dalam menghadapi masalah-masalah
sosial yang sering muncul sekarang ini di Indonesia. Misalnya, banyak pembangunan yang
sudah dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat kurang berhasil karena
tidak memerhatikan latar belakang dan kondisi sosialnya. Munculnya konflik antar
kampung atau perpecahan di daerah, dari yang dilatarbelakangi oleh hal-hal sepele sampai
pertentangan karena perbedaan suku, agama, dan ras merupakan akibat dari kurangnya
hubungan dan interaksi sosial. Dengan demikian, hal tersebut dapat memicu terjadinya
disintegrasi bangsa.
Selain itu, banyaknya tindakan di luar aturan nilai dan norma akibat kurangnya
pemahaman dan kesadaran terhadap unsur-unsur nilai dan norma pada masyarakat.
Menerapkan pengetahuan sosiologi, terutama dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
yang majemuk sudah menjadi hal yang penting dan mendesak. Hal ini mengingat banyak
munculnya masalah-masalah sosial akhir-akhir ini. Sejak awal telah dikemukakan bahwa
dilihat dari hakikat keilmuan dan kriteria yang dimiliki, sosiologi merupakan ilmu murni
(pure science). Sebagaimana menurut Bertrand, suatu ilmu pengetahuan yang bersifat
murni berarti terlepas dari kegunaan praktis secara langsung. Kecenderungan ini dinilainya
sebagai usaha untuk menghindarkan penyelewengan ilmiah yang bisa terjadi apabila ilmu-
ilmu itu dipakai oleh seseorang untuk mempelajari pemecahan-pemecahan masalah praktis,
seperti masalah-masalah sosial. Walaupun demikian, bukan berarti sosiologi tidak dapat
menyumbangkan ilmunya untuk kepentingan masyarakat. 
Teori klasik adalah teori sosiologi yang muncul pada tahun-tahun awal, periode ini
ditandai oleh munculnya aliran Sosiologi dengan tokoh-tokoh seperti: Auguste Comte, Max
Weber, Karl Marx, dll. Sedangkan teori modern adalah teori-teori dari hasil pengembangan
dari aliran-aliran sosiologi klasik. Aliran-aliran utama dalam sosiologi modern ini meliputi:
Sosiologi Amerika, Fungsionalisme, Teori konflik,dan lainnya.
Terkait perkembangan teori sosiologi pada abad ke-20 terjadi cukup pesat di
Amerika. Hal ini terdorong oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah perubahan sosial yang
menerangkan berbagai kekuatan sosial yang terlibat dalam perkembangan teori sosiologi.
Meski banyak faktor yang berperan, dan perkembangan posisi ilmuan sosial dalam
khasanah perkembangan teori-teori sosiologi di amerika serikat, kekuatan sosial dalam
perkembangan teori sosiologi. Revolusi politik, revolusi prancis (1789) merupakan faktor
utama yang mendorong lahirnya teori sosial. Geografi sosial dalam struktur keilmuan agar
tetap eksis memerlukan pengembangan teori, penajaman dan perluasan aplikasi.
Kajian sehingga manusia perkataan penelitian adalah output dari ilmu-ilmu sosial
pada tingkat perkembangan tertentu. Dari sisi lainnya pengembangan teori dan metode
ilmu-ilmu filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukkan
perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial. Teori feminis
terhadap pekerjaan sosial tertama sangat tampak pada bidang penelitian pekerjaan sosial
yang merupakan fondasi pengembangan teori.
Terkait dengan pengembangan agribisnis berbasis komunitas, analisis beberapa
prespektif teori sosiologi khususnya sosiologi ekonomi dalam kajian-kajian kapital sosial
tentang evolusi sosial sampai pada bentuk bangunan teori. Serangkaian perubahan yang
bertujuan mengatasi akibat samping sistem industri dan kapitalisme dapat digabungkan di
bawah istilah “sosialisme”. Meski pun beberapa sosiolog lebih memilih sosialisme sebagai
solusi atas masalah-masalah industri, secara pribadi dan secara intelektual kebanyakan
mereka menentangnya. Dampak besar dalam masalah industri adalah terjadinya migrasi
besar-besaran ini terutama di sebabkan oleh pekerjaan yang di tawarkan sistem industri di
wilayah perkotaan. Namun hal ini melahirkan kesulitan bagi mereka, karena harus
menyesuaikan diri dengan kehidupan di kota. Perubahan sosial yang ditimbulkan oleh
revolusi politik, industri, dan urbanisasi membawa dampak besar pada religiolitas.tidak
sedikit sosiolog dari latar balakang religius dan sebagian profesional mereka terlibat aktif
memasukkan tujuan yang sama sebagaimana tujuan agama mereka. Mereka berharap dapat
meperbaiki kehidupan orang. Ketika teori sosiologi mulai berkembang, semakin banyak
penekanan di berikan pada ilmu pengetahuan, bukan hanya di perguruan tinggi dan
universitas, namun juga dalam masysrakat secara keseluruhan. Teknologi yang di hasilkan
ilmu pengetahuan menyebar ke segenap sektor kehidupan, dan ilmu pengetahuan
memperoleh prestise yang lebih tinggi. Meski faktor-faktor sosial memang penting adanya,
namun fokus utama ringkasan ini adalah kekuatan-kekuatan intelektual yang berperan besar
dalam teori sosiologi. Di dunia nyata, sudah tentu faktor intelektual tidak dapat di pisahkan
dari kekuatan sosial. Pencerahan adalah periode perkembangan intelektual dan perubahan
pemikiran filsafat yang luar biasa. Sejumlah ide dan keyakinan yang tetap bertahan,
sebagian di antaranya berkaitan dengan kehidupan sosial di abaikan dan di campakkan
selama pencerahan. Secara keseluruhan, pencerahan di tandai ole keyakinan bahwa orang
dapat memahami dan mengontrol semesta raya dengan rasio dan penelitian empiris.
Alasannya adalah bahwa karena dunia fisik di dominasi oleh hukum alam, maka dunia
sosial pun semestinya juga demikian. Dengan menekankan rasio, para filsuf pencerahan
cenderung menafikan kepercayaan terhadap otoritas tradisional, sering kali mereka
menganggap nilai da institusi tersebut irasional, yaitu berlawanan dengan sifat manusia dan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Menurut pandangan seidman, ideologi kontra pencerahan merepresentasikan


pembalikan tak langsung liberalisme pencerahan. Dengan premis-premis modernis, kita
dapat mendeteksi adanya sentimen anti modernis yang begitu kuat di kalangan pengkritik
pencerahan. Seperti kita akan ketahui, sosiologi pada umumnya, dan sosiologi prancis pada
khususnya, sejak awal merupakan campur aduk antara gagasan pencerahan dengan kontra
pencerahan.
Aspek terpenting dari pemikiran saint-simon adalah signifikansinya bagi
perkembangan teori konservatif maupun teori Marxian radikal. Di sisi konservatif, saint-
simon ingin mempertahankan masyarakat sebagaimana adanya, namun ia tidak berusaha
untuk kembali kepada kehidupan zaman pertengahan, seperti halnya de bonald dan de
maistre. Comte sangat terusik degan pemikir yang menumbuhkembangkan pencerahan dan
revolusi. Ia mengembangkan pandangan ilmiahnya “filsafat positif” untuk menyarang apa
yang di pandangnnya sebagai filsafat negatif dari pencerahan. Durkheim dia dipandang
sebagai pewaris tradisi pencerahan karena penekanannya pada ilmu pengetahuan dan
refomisme sosial, dan dia juga di pandang sebagai pewaris tradisi konservatif. Fakta sosial,
Durkheim mengembangkan konsep tersendiri tentang pokok bahasan sosiologi, dan
selanjutnya mengujinya dengan studi empiris, dalam bukunya Durkheim menyatakan
bahwa tugas utama sosiologi adalah mengkaji apa yang di sebut fakta sosial. Selain itu,
Durkheim juga meneliti masyarakat primitif untuk menemukan akar-akar agama. Ia
percaya bahwa ia akan lebih mampu menemukan akar-akar tersebut dalam simplisitas
komparatif masyarakat primitif daripada dalam kompleksitas masyarakat modern.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana peran sosiologi dalam menghadapi masalah-masalah sosial sekarang
ini?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana peran sosiologi dalam menghadapi masalah-masalah sosial sekarang ini
2.1.1 Masalah Sosial Yang Ada Di Masyarakat
Masalah - masalah sosial berhubungan erat dengan nilai- nilai moral dengan
lembaga- lembaga kemasyarakatan. Lembaga tersebut bersifat sosial karena
menyangkut paut dengan hubungan antar manusia dan dalam kerangka bagian-
bagian kebudayaan normatif dan dinamakan masalah karena menyangkut paut
dengan gejala- gejala yang mengganggu kelengangan dalam masyarakat. Dengan
demikian masalah- masalah sosial menyangkut nilai sosial yang menyangkut nilai
moral. Dikatakan masalah karena menyangkut tata kelakuan immoral, berlawanan
dengan hukum dan bersifat merusak. Masalah sosial tumbuh dari kekurangan -
kekurangan dalam diri atau kelompok sosial yang bersumber dari faktor - faktor
ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan.
Problem ( masalah- masalah ) sosial yang berasal dari faktor ekonomis antara
lain adalah kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. dari faktor biologis
contohnya penyakit sedangkan yang berasal psikologis seperti penyakit syaraf,
gangguan jiwa dan yang berasal kebudayaan menyangkut perceraian, kejahatan,
kenakalan anak- anak ,konflik rasial dan keagamaan.
Menurut soerjono soekanto, masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Objek kajian sosiologi yang terdapat disekeliling kehidupan kita meliputi
berbagai hasil tindakan yang berbentuk tindakan assosiatif maupun tindakan
disosiatif.
Kehidupan masyarakat yang dapat dijadikan sebagai kajian sosiologi, misalnya
kemajemukan masyarakat, kesenjangan sosial, dan lain sebagainya.
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara dan oleh manusia,
baik secara individu maupun secara kelompok. Suatu peristiwa atau proses disebut
gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait.
Ada berbagai karakteristik gejala sosial. Gejala sosial sangat kompleks,
beranekaragam, tidak universal, dinamis, tidak mudah dimengerti, kurang obyektif,
kualitatif, dan sulit diprediksi. Berbagai gejala sosial dapat dikelompokkan dalam
bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinant social phenomenon) dan
bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined social phenomenon).
Gejala-gejala sosial, menurut Pitirim a. Sorokin dapat dikelompokkan dalam
berbagai jenis diantaranya adalah gejala sosial religius, gejala sosial ekonomi, gejala
sosial politik, dan gejala sosial hukum.
Ada tiga tingkatan gejala sosial, yakni gejala sosial mikro, gejala sosial meso dan
gejala sosial makro. Gejala-gejala sosial ini tentu perlu kita teliti untuk dapat
dipahami, dan untuk menjawab apa, kapan, di mana, dan bagaimana serta mengapa
gejala sosial itu terjadi. Hal ini dapat kita lakukan dengan bantuan ilmu sosiologi.
Fungsi sosiologi: sebagai penelitian, pembangunan, perencanaan, dan pemecah
maslah sosial. Adapun peran sosiologi adalah sebagai ahli riset, sebagai konsultan
kebijakan, sebagai praktisi dan sebagai guru atau pendidik.
2.1.2 peran sosiologi dalam menghadapi masalah-masalah sosial sekarang ini
Ada beberapa fungsi Atau Peran sosiologi, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian Dengan penelitian akan diperoleh suatu rencana penyelesaian maslah
sosial yang baik. contohnya cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi
maslah pengangguran.
2. Pembangunan Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. pada tahap
perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan sosial. pada tahap
pelaksanaan, hal yang harus dilihat adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses
perubahan sosial.
3. Perencanaan Sosial Sosiologi berfungsi untuk mempersiapkan masa depan
masyarakat yang bertujuan untuk mengatasi munculnya berbagai masalah yang
terjadi dalam masyarakat. Perencanaan ini bersifat antisipatif.
4. Pemecahan Masalah Sosial Masalah sosial merupakan suatu peristiwa yang tidak di
inginkan oleh masyarakat, karena dapat mengganggu bahkah membahayakan
kehidupan masyarakat. Contohnya masalah kenakalan remaja. Metode dalam
penyelesaian maslah sosial ini adalah metode preventif yakni metode untuk
mengatasi masalah sosial sebelum terjadinya penyimpangan sosial, kemudian
metode represif yaitu metode untuk mengatasi masalah sosial setelah terjadinya
penyimpangan sosial.

Sebagai ahli ilmu kemasyarakatan, para sosiolog sangat berperan dalam


membangun masyarakat terutama di daerah yang sedang berkembang. Bentuk-
bentuk peran sosiologi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sosiolog Sebagai Ahli Riset


Seperti ilmuan lainnya, para sosiolog berfokus pada pengumpulan dan
penggunaan data. Oleh karena itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah.
tujuannya adalah untuk mencari data kehidupan sosial masyarakat. Daa itu
kemudian di olah menjadi karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan
keputusan untuk memecahkan masalah - masalah di masyarakat.
2. Sosiologi Sebagai Konsultan Kebijakan
Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan
sosial yang mungkin terjadi. setiap kebijakan adalah suatu prediksi. Artinya,
kebijakan diambil dengan harapan menghasilkan pengaruh atau dampak
yang diinginkan.
3. Sosiolog Sebagai Praktisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai
maslah hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan, maslah moral,
maupun hubungan antar kelompok dalam organisasi. Sosiologi bekerja
sebagai ilmuan terapan (Applied scientist) yang harus memperhatikan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang dibahasnya karena keduanya
merupakan nilai ideal.
4. Sosiolog Sebagai Guru atau Pendidik
Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat digeluti oleh seorang
sosiolog. Sebagai seorang pendidik, sosiolog berperan dalam mengajarkan
dan mengembangkan sosiologi sebagai ilmu di berbagai bidang dengan
memberikan contoh-contoh yang terdapat di masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan sosiologi sangat diharapkan, terutama dalam menghadapi masalah-masalah
sosial yang sering muncul sekarang ini di Indonesia. Misalnya, banyak pembangunan
yang sudah dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat kurang berhasil
karena tidak memerhatikan latar belakang dan kondisi sosialnya. Munculnya konflik
antar kampung atau perpecahan di daerah, dari yang dilatarbelakangi oleh hal-hal sepele
sampai pertentangan karena perbedaan suku, agama, dan ras merupakan akibat dari
kurangnya hubungan dan interaksi sosial. Dengan demikian, hal tersebut dapat memicu
terjadinya disintegrasi bangsa.
Selain itu, banyaknya tindakan di luar aturan nilai dan norma akibat kurangnya
pemahaman dan kesadaran terhadap unsur-unsur nilai dan norma pada masyarakat.
Menerapkan pengetahuan sosiologi, terutama dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
yang majemuk sudah menjadi hal yang penting dan mendesak. Hal ini mengingat
banyak munculnya masalah-masalah sosial akhir-akhir ini. Sejak awal telah
dikemukakan bahwa dilihat dari hakikat keilmuan dan kriteria yang dimiliki, sosiologi
merupakan ilmu murni (pure science). Sebagaimana menurut Bertrand, suatu ilmu
pengetahuan yang bersifat murni berarti terlepas dari kegunaan praktis secara langsung.
Kecenderungan ini dinilainya sebagai usaha untuk menghindarkan penyelewengan
ilmiah yang bisa terjadi apabila ilmu-ilmu itu dipakai oleh seseorang untuk mempelajari
pemecahan-pemecahan masalah praktis, seperti masalah-masalah sosial. Walaupun
demikian, bukan berarti sosiologi tidak dapat menyumbangkan ilmunya untuk
kepentingan masyarakat. 
Teori klasik adalah teori sosiologi yang muncul pada tahun-tahun awal, periode ini ditandai
oleh munculnya aliran Sosiologi dengan tokoh-tokoh seperti: Auguste Comte, Max Weber, Karl
Marx, dll. Sedangkan teori modern adalah teori-teori dari hasil pengembangan dari aliran-
aliran sosiologi klasik. Aliran-aliran utama dalam sosiologi modern ini meliputi: Sosiologi
Amerika, Fungsionalisme, Teori konflik, dan lainnya.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapakan mahasiswa telah mengerti dan memahami
masalah sosial sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan masyarakat dan
mengurangi tingkat permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat sekarang ini dan
paling penting memahami teori terapan dalam perspektif klasik.
DAFTAR
PUSTAKA

Deni mulia dkk , 2019. " Fungsi Sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat "
Jakarta.

Selvi M Tumengkol, 2012. Masalah Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial Dan Upaya
Pemecahannya. Manado.

Anda mungkin juga menyukai