Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN DAERAH ACEH SEBAGAI PUSAT AGAMA ISLAM DI

NUSANTARA ABAD KE-13-15 M Dari Segi Geohistori

Moch Fajar Ramadhan

Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Sosial, Departemen Ilmu Sejarah

Abstrak

Aceh merupakan daerah paling ujung yang ada di nusantara dan berdekatan dengan
selat malaka yang pada zaman abad ke-13 M merupakan selat paling ramai karena
menghubungkan China dengan Asia Timur (Arab-Persia). Oleh sebab itu aceh juga
berkembang menjadi tempat pelabuhan bagi para pedagang, dengan datangnya para
pedagang yang berasal dari Arab, Persia dan Gujarat yang memiliki Agama Islam.
Pada artikel ini akan membahas mengenai bagaimana perkembangan daerah Aceh
yang pada masa abad ke-13 M hanya sebuah daerah pelabuhan menjadi daerah pusat
penyebaran agama islam di nusantara abad ke-15 M.

Kata Kunci

Aceh, Islam, Geohistori

Abtract

Aceh is the most extreme area in the archipelago and is adjacent to the Malacca Strait,
which in the 13th century AD was the busiest strait because it connected China with
East Asia (Arabic-Persian). Therefore aceh also developed into a port for traders, with
the arrival of traders from Arabia, Persia and Gujarat who had Islam. In this article,
we will discuss how the development of the Aceh region, which in the 13th century
AD was only a port area, became the center of the spread of Islam in the archipelago
in the 15th century AD.

Keyword

Aceh, Islam, Geohistory


Pendahuluan

Wilayah Aceh merupakan daerah yang berada di ujung pulau Sumatra, posisi aceh
yang juga berdekatan dengan selat malaka yang digunakan untuk jalur utama perdagangan di
nusantara yang membawa banyak pedagang dari Asia Timur, China dan India, hal ini
memungkinkan daerah pesisir untuk mengalami percepatan interaksi dari pedagang luar dan
mengalami interaksi budaya yang meliputi bidang-bidang lain. Salah satunya agama, agama
islam mulai datang ke aceh dibawa oleh para pedagang dari Arab, Persia dan India,
Penyebaran agama islam sebagai bentuk interaksi budaya yang nantinya menjadi corak dari
wilayah aceh yang dianggap sebagai pusat penyebaran agama islam di nusantara.

Letak wilayah Aceh yang dekat dengan jalur utama perdagangan dengan basis
kelautan tersebut, memainkan peranana sebagai gerbang menuju belahan Nusantara lainnya.
Daerah pesisir yang pantai dan lautnya menjadi dermaga dan tempat pemberhentian para
pedagang asing dengan berbagai macam latar belakang kebudayaan mendorong wilayah
Aceh untuk menerima tak hanya barang-barang dagangan (komoditas) asing melainkan juga
kebudayaan-kebudayaannya. Banyaknya saudagar Arab dan juga yang berasal dari Gujarat
yang berlayar di Malaka untuk berdagang, mempercepat proses pertukaran budaya tersebut di
daerah pesisir Aceh.

Penyebaran Islam di Aceh pada mulanya diawali oleh penerimaan masyarakat pesisir
pada kebudayaan-kebudayaan asing yang juga berarti penerimaan masyarakat pesisir Aceh
pada agama yang diperkenalkan oleh para pedagang asing. Mudahnya interaksi masyarakat
pesisir dengan para pedagang Arab, Turki, dan India ini menjadi kunci penyebaran Islam dari
daerah pesisir ke pedalaman Aceh. Para penerima agama Islam di Aceh untuk pertama
kalinya adalah kalangan pribumi biasa yang hidup sebagai petani, nelayan, dan pedagang
yang selain berinteraksi dengan para pedagang asing juga berinteraksi dengan masyarakat
pribumi Aceh di wilayah pedalaman. Dengan demikian, peranan ruang pesisir Aceh yang
menjadi jalur perdagangan arus utama ini berpengaruh dalam penyebaran Islam di Aceh
hingga pedalamannnya.

Interaksi kebudayaan yang melibatkan faktor ruang yakni lingkup geografis suatu
wilayah ini, menunjukkan betapa besarnya peranan geografis dalam proses interaksi
kebudayaan. Perkembangan Islam di wilayah pedalaman Aceh tak dapat dipisahkan dari
masuknya unsur-unsur masyarakat pemeluk Islam di pesisir yang telah menjalin hubungan
dengan kebudayaan asing dan menyebarkannya semakin jauh ke bagian pedalaman, Dari
berbagai faktor tersebut dapat diketahui bahwa selain faktor-faktor antropologis, terdapat
determinasi alam dalam penyebaran agama Islam dan kebudayaan Islam Melayu di Aceh.

Metode Penelitian

Metode Penelitian kali ini akan menggunakan metode penelitian sejarah dengan
menggunakan geohistori untuk menganalisa terkait perkembangan aceh sebagai pusat islam
di nusantara, metode penelitian sejarah adalah suatu kumpulan yang sistematis yang
dimaksudkan untuk membantu secara efektif dalam mengumpulkan sumber sejarah serta
menilai dan menguji sumber itu secara kritis yang kemudian disajikan dalam bentuk
historiografi.

Untuk pengumpulan sumber menggunakan teknik studi pustaka, teknik ini merupakan
pengumpulan data dengan melakukan telaah pada berbagai macam literatur pendukung
seperti buku, artikel, jurnal dan catatan sebagai sumber untuk tema yang ingin diangkat
(Nazir, 2003). Studi kepustakaan juga dapat mempelajari berbeagai buku referensi serta hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono, 2006). Menurut Sugiyono (2012) studi
pustaka adalah bentuk kajian teoritis dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan nilai, norma
dan budaya yang berkembang pada situasi sosial yang pada saat diteliti.

Hasil dan Pembahasan

Berkembanganya Agama Islam di Aceh

Wilayah Aceh dikenal sebagai wilayah yang sangat strategis untuk jalur rempah dan
banyak disinggahi oleh pedagang, di wilayah aceh sendiri merupakan penghasil rempah-
rempah seperti lada dan pinang, secara geografi aceh berbatasan langsung dengan selat
malaka yang merupakan jalur perdagangan paling ramai pada masa abad ke-11 M, Aceh juga
berbatasan langsung dengan laut india yang hal ini banyak para pedagang dari india untuk
singgah ke aceh. Daerah pertama kali yang disebarkan agama islam berada di pesisir pantai
yang kemudian juga mendirikan kerajaan samudera pasai yang juga kerajaan islam pertama
kali ada di nusantara.
Dengan letak geografi yang sangat strategis tersebut dengan dipertemukannya jalur
timur tengah dan tiongkok maka banyak dari para pedagang di berbagai belahan dunia
tersebut untuk datang ke wilayah aceh, para pedagang tersebut merupakan mayoritas dari
India (Gujarat), Persia, Arab, dll. Kedatangan dari para pedagang tersebut juga membawa
budaya dan agama mereka masing-masing, salah satunya islam.

Daerah aceh juga dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti lada, cengkih dan
pinang yang pada masa abad ke-11 M rempah-rempah tersebut sangat dibutuhkan bagi orang-
orang dibelahan bumi lain untuk bahan-bahan dapur. Jalur perdagangan rempah di masa lalu
menjadikan aceh sebagai pusat perdagangan pentin di asia tenggara. Jalur rempah atau spice
trade membuat daerah aceh secara ekonomi maju dengan banyak perkembangan di berbagai
bidang seperti pendidikan dengan banyak datangnya para ulama dari luar, pertahanan dengan
dibentuknya armada maritim serta dibentuknya kuliner yang banyak berakulturasi dengan
makanan dari luar.

Awal Mula Islam Berkembang di Aceh

Aceh dibentuk oleh kepulauan di ujung Utara Pulau Sumatera yang membentuk garis
depan peristiwa megathrust, dari Andaman Besar hingga Mentawai, tidak seperti pulau-pulau
kecil lainnya di Kepulauan Indonesia dan Filipina, yang telah menunjukkan resistensi yang
kuat terhadap pengaruh luar, meskipun letak geografisnya di rute perdagangan menunjukkan
pangkalan yang ideal untuk pedagang yang lewat.

Baik ‘agama India’ maupun Islam tidak bisa mendapatkan sebuah pijakan untuk
mendirikan basis yang kuat. Palung Sunda yang dalam membuat mereka terpisah dari daratan
selama setidaknya 10.000 tahun, sementara yang paling utara mungkin selalu berupa pulau-
pulau sampai Zaman Es terakhir.

Keterpaparan akut mereka terhadap tsunami juga harus menjelaskan sebagian dari
perlawanan ini, dengan secara berkala memusnahkan permukiman perdagangan pesisir asing,
dan mendorong orang-orang yang selamat untuk tidak mempercayai pantai dan laut. Pada
tahun 1890-an dilaporkan bahwa "Semua tradisi Andaman berasal dari suatu bencana besar
yang menenggelamkan sebagian besar tanah." (Portman 1899,18).

Perkembangan Agama Islam di Aceh memiliki banyak pendapat berbeda dimulai dari
Seminar Sejarah tentang “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia”
yang digelar sebanyak 3 kali di lokasi berbeda yang mendapat kesimpulan bahwa agama
islam datang langsung dari Arab pada abad ke-7 M di wilayah Aceh sebagai daerah penerima
kedatangan islam, hal ini didukung dari batu nisan aceh. Wilayah Aceh juga dinilai sebagai
wilayah utama dalam proses penyebaran agama islam di nusantara.

Proses awal penyebaran agama islam di Aceh dilakukan dengan berbagai macam cara,
dimulai dari Pernikahan dengan kaum muslim pendatang, Berdagang, Pendidikan yang
dianjarkan oleh para kyai dari luar dan kesenian yang berakulturasi dengan budaya setempat.
Penyebaran dilakukan oleh para ulama-ulama yang berasal dari arab dan persia maupun dari
kalangan pedagang yang membuat citra bagus dan berefek pada rasa percaya bagi masyarakat
aceh.

(Researchgate.net)

Dari gambar peta diatas menunjukkan jalur perdagangan yang ada di aceh, dimulai
dari daerah gujarat (india), daerah arab, daerah china dan sampai ke eropa melalui terusan
suez. Proses perkembangan awal islam dilakukan oleh para pedagang dengan melalui jalur
tersebut, pada masa hindu-budha daerah aceh kurang dipengaruhi oleh agama tersebut, maka
agama islam dapat dengan mudah masuk dan berakulturasi dengan kebudayaan asli dari
masyarakat aceh.

Aceh Sebagai Pusat Utama Penyebaran Islam di Nusantara

Perkembangan Aceh sebagai pusat dari penyebaran agama islam di nusantara terjadi
dalam waktu yang cukup lama. Perkembangan sebagai pusat utama agama islam di nusantara
dilakukan setelah berdirinya samudra pasai pada abad ke-13 M yang didirikan oleh Meurah
Silu, pada masa tersebut banyak dari para ulama dan kyai datang ke tanah jawa, kalimantan
dan sulawesi untuk menyebarkan agama islam dan pada daerah-daerah tersebut juga berdiri
sebuah kesultanan seperti kesultanan Demak yang berdiri pada akhir abad ke-15 M,
kesultanan Gowa-Tallo yang berdiri pada awal abad ke-16 M, kesultanan banjar yang berdiri
pada awal abad ke-15 M.

Dengan banyaknya para ulama dan kyai yang datang ke aceh yang kemudian
menyebarkan agama islam di nusantara, hal ini menunjukkan peranan besar aceh dalam
penyebaran agama islam di nusantara, hal ini tidak luput juga pada jaringan perdagangan
yang dibentuk oleh para pedagang islam di aceh untuk selain berdagang juga untuk
menyebarkan agama islam dengan cara pendekatan ke masyarakat langsung.

(Kompas.com)

Peta ini menunjukkan bagaimana persebaran agama islam di nusantara yang


dilakukan oleh daerah aceh di nusantara dengan melalui banyak tempat. Pada peta ini
sekaligus dijelaskan bahwa islam pertama kali masuk dari daerah aceh yang kemudian
menyebar melalui jalur selat malak yang diteruskan ke pulau jawa, pulau kalimantan dan
sekitar pulau sulawesi.
Dari situlah banyak dari para pedagang yang berasal dari wilayah arab, gujarat
maupun china datang ke wilayah nusantara dengan membawa agama mereka yang nantinya
akan disebarkan ke wilayah nusantara.

Simpulan

Agama islam di Aceh berkembang melalui jalur perdagangan yang menghubungkan


daerah Asia Timur dan China, dengan letak strategis tersebut Aceh yang menjadi pelabuhan
bagi para pedagang berkembang menjadi sebuah daerah dengan perekonomian yang besar.
Agama islam berkembang melalui daerah pesisir yang dimulai dari dibangunya pemukiman
para pedagang yang berasal dari Arab, Persia dan Gujarat. Dengan berkembangnya daerah
Aceh serta didukung dengan jalur perdagangan yang melewati daerah jawa, kalimantan dan
sulawesi, Aceh dapat menyebarkan agama islam ke Nusantara dan menjadi pusat
perkembangan agama islam pada abad ke-14 M.
Daftar Rujukan

Auliahadi Arki. 2019. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN-KERAJAAN


ISLAM DI SUMATERA DAN JAWA. Universitas Imam Bonjol Padang. Volume 23
No. 1, Edisi Januari-Juni.

Nyoman I Batu Pramatha. 2017. Pengaruh Geohistoris Pada Kerajaan Sriwijaya. IKIP PGRI
Bali. Vol. 05. NO. 1 Februari.

Widiyani Roshma. 2021. Demak, Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa dan Sejarahnya
Lengkap. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5736082/demak-
kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-dan-sejarahnya-lengkap

Kumparan.com. 2021. Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi dan Sejarah Singkatnya.


Retrieved from https://kumparan.com/berita-update/kerajaan-kerajaan-islam-di-
sulawesi-dan-sejarah-singkatnya-1wpy89OCNUV/2

Lestari Widya Ningsih. 2021. Sejarah Berdirinya Kesultanan Banjar. Retrieved form
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/25/204144279/sejarah-berdirinya-
kesultanan-banjar?page=all.

Hadi Lukman Subroto. 2022. Peta Proses Masuknya Agama Islam di Indonesia. Retrieved
from https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/08/181500479/peta-proses-
masuknya-agama-islam-di-indonesia?page=all.

Anda mungkin juga menyukai