Anda di halaman 1dari 10

“PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMIKIRAN IMAM ABU HANIFAH”

Oleh
Dr.H. Kasful Anwar.Us.M.Pd
Kasfulanwarus@gmail.com

Ayu sari rahayu


Ayusarirahayu2@gmail.com

Abstrak
Dasar pemikiran dalam bidang pendidikan tetdapat pada penintegrasian ilmu da amal atau
aspek intelektual dan spiritual diri manusia.Sistem pendidikan imam Abu Hanafi meliputi
sistem asrama dan sistem umum,sistem majelis halaqoh dengan tatap muka langsung
,interaksi guru dan murid bersifat edukatif,metode dan materi pengajaran yang sesuai,dan
tujuan pengajaran yaitu membentuk manusia berkpribadian yang merdeka,berakhlak mulia
dan beraqidah islamiah.

The rationale in the field of education lies in the integration of science and charity or the

intellectual and spiritual aspects of the human self. Imam Abu Hanafi's education system

includes the boarding system and general system, the halaqoh assemblies system with direct

face-to-face meetings, the interaction of teachers and students is educative, teaching methods

and materials appropriate, and the purpose of teaching is to form human beings who have

independent personalities, have noble character and have Islamic faith.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan fundamental dalam kehidupan manusia.dimana
ada kehidupan manusia bagaimanapun juga disana pasti ada pendidikan meski dalam bentuk
yang sangat sederhana.
Menurut panadangan islam pada hakikatnya kegiatan pendidikan yang berarti luas telah
dilaksanakan sejak zaman nabi muhammad saw. Pengertian pendidikan yaitu identik dengan
kegiatan dakwah yang biasanya di pahami sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran islam
kepada masyarakat.1

1
Imam bawani,segi-segi pendidikan islam,(surabaya:Aliklas,1987),h.73-74
1.
Dalam perjalanan sejarahnya umat islam telah mencapai puncak kemasanya pada abad ke 28-
6 atau 12.2 bukti pada masa keemasan tersebut adalah ketika peradaban islam mencapai
puncaknya dan para aintelektual muslim menjadi tokoh pemikiran pilsafat dan ilmu
pengetahuan.3sistem pendidikan islam berawal dengan sisitem kuttab, sistem masjid dan
halaqah, kemudian dengan masjid dan asrama, sistem madrasah. Pendidikan islam ditinjau
dari segi kelembagaan pendidikan islam pada waktu itu.sedangakan bila ditinjau dari segi
formal atau tidaknya, sistem madrasah dar al-qur’an dan dar al hadist sistem pendidikannya
agak formal, bila dibanding sistem halaqah dimasjid- masjid, perpustakaan, kuttab atau
rumah para syekh,maka sistem pendidikannya lebih sedikit longgar.4

Kemajuan bagdad adalah disebabkan umat islam mampu menyerap dan memanfaatkan ilmu
filsafat dan mantik5. Dengan dukungan filsafat umum islam mampu mengembangkan aturan
berpikir ilmiah sehingga mengeluarkan berbagai macam ilmu keislaman, seperti
fiki,nahwu,ilmu kalam dan lainnya.dan dengan dukungan aturan-aturan mantik umat islam
cara berpikirnya menjadi logis.6
Diantara para mujtahid dibidang fikih pada masa itu adalah nukman bin tsabit bin zautha bin
mah atau lebih dikenal abu hanifah.abu hanifah adalah salah satu dari imam mazhab.abu
hanifa menjadi imam mazhab hanafi,(80-150h), pada masahidupnya mengalami dua daulah
yaitu daualah umaiyah dan abbasiyah. 7
Fikih merupakan bidsng keahlian abu hanifah yang diakui oleh banyak ulamat termasuk
pengakuan dari banayak ulama iama mazhab fiqh seperti asy syafi’i mengatakan, bahwa
manusia seleruhnya dalam ilmu fikih menjadi keluaraga dan anak buah abu hanifah 8
Konsep abu hanifah dalam berbagai disiplin ilmu yang dikuasai. Akan tetapi tidak dijumpai
tulisan-tulisan mauoun catatan yang ditulisnya sendiri pendapat fatwa-fatwa, konsep abu
hanifa dibukukan dan disebar luaskan oleh murid dan sahabatnya menurut muhammad abiu
zahrah bahwa abu hanifah selain memiliki keahlian dibidang fiqh, hadist dan
lain,sebagaimana sudah dikenal secara umum ia juga mempunyai pemikiran ataupun konsep
dibidang pendidikan sebagaimana tertuang dalam risalah-risalah al alim waalmuta allim.9
Dengan adanya risalah tersebut penulis imgin mengkaji dan meneliti pemikiran iamam abu
hanifah tentang sistem pendidikan islam yang merupakan bidang yang masih belum banyak
dijamah sebagai bidang-bidang lainnya dari peradaban yang sama.10 Sedangkan persoalan-

2
Hasan Asari,Menyingkap zaman keemasan islam,(kajian atas lembaga-lembaga pendidikan),(bandung
:mizan,1994) h.19
3
C.A Qadir,Filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam Terjemahan hasan basri (jakarta: yayaan obor
indonesia.199 D.h 111

4
Hasan abasari,Op.cit,h.12

5
M.Amin Abdullah,Filsafat kalam (Di era potmodarnisme),yogyakarta:putaka pelajar,1995,h.11
6
Ibid
7
Wahbah Alzuhaili,muqoromah al-mazahib al-fiqiyah dalam abdul aziz masykur(penyunting)jombang:t,t h.15
8
Moenawar Chalil,biografi empat serangkai imam mazhab,(jakarta bulan bintang,1992),h.29
9
Muhammad abu zahrah ,fi taikh al-mazahib al-fikhiyah,(madinah madba’ah al-mandy,t,t h.156)
10
Hasan asari,Op.cit. h.11
2.
persoalan yang terdapat dalam b hidang pendidikan secra umum dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu:1.persoalan fondasianal 2.persoalan struktur 3. Persoalan operasional 11
Disamping itu kajian sistem pendidikan pada umumnya berasal dari pakar pendidikan
sedangkan kajian sistem pendidikan dari salah satu fukaha, apalagi imam mahzab,masih
jarang ditemukan. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebutlah penulis bermaksud
mengkajii sitem pendidikan islam dan pemikiran imam abu hanifah.

Rumusan masalah
1.Apakah dasar yang digunakan imam Abu hanifah untuk menentukan suatu hukum /
2.Mengapa abu hanifah berpesan untuk menjaga adab dan tutur kata kepada orang yang
berilmu ?
3.Apakah akibat bila seseorang berilmu tidak mempunyai adab atau ahlak yang baik.
4.Siapa nama murid dari imam Abu hanifah yang memiliki peran dalam penyebaran
madzhabnya.
5.Apa saja nilai-nilai keteladanan dari kisah imam hanfi.

PEMBAHASAN

1.Pemikiran pendidikan abu hanifah


Abu hanifah tidak hanya seorang ahli fiqh yang andal ,tetapi juga ahli pendidikan yang
mempuni.ini terbukti dengan lahirnya kitab al-alim wa al-mutaalim.kitab yang dinukilkan
dari abu hanifah ini dapat disebut dangan kitab pertama di bidang pendidikan islam.kitab ini
mendahului kitab al-mutallim wa akham al-mutallim karya al-qabisi dan ta’lim al-mutallim
thaqik at-ta’llum karya az-zarnuzi.
Para intelektual islam seperti ibnu an-nadim, al-isfarayini al-muwaffak al-makii,hafiz ad-din
muhammad al-kurdari,haji khalifah ,dan ismail basha al-baghdadi al-babani,menegaskab
bahwa kitab al-alim wa al-mutallim merupakan karya yang penting yang dinukilkan dari abu
hanifah.12jadi tidak ada keraguan sedikitpun bahwa kitab al-alim wa al-mutallim karya abu
hanifah sekalipun ia menulisnya sendiri,melaikan ditulis oleh murid-muridnya.
1.Tujuan pendidikan islam
Perbincagan mengenai tujuan pendidikan termasuk salah satu aspek penting apabila berbicara
tentang falsafah pendidikan.bahkan,tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa perbedaan di
antara suatu falsafah pendidikan itu senantiasa merujuk kepada perbedaan tujuan pendidikan

11
S .bayu wahyono,dinamika pendidikan “merencanakan keberadaan ilmu pendidikan di indonesia
“(yogyakarta ;FIF IKIP YOGYAKARTA,No1,1994, h.16

12
Mohd anuar mamat dan wan suhaini wan abdullah tujuan pendidikandan kaidah pengajaran abu hanifah
dalam kitab Al-alim wa al-mutallim (sheh alam afkar,2010)h.9-10
3.
yang digariskan .Artinya tujuan pendidikan akan mempengaruhi kaidah,metode,dan
pendekatan pendidikan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Pandagan abu hanifah tentang tujuan pendidikan terlihat jelas dalam pernytaanya mengenai
ilmu dan amal.ia menegaskan bahwa suatu perbuatan itu hendaknya menurut panduan
(pertunjuk) ilmu sebagai anggota badan menuruti panduan pengelihatan.
Sesungguhnya ilmu yang disertai dengan perbuatan yang sedikit ialah lebih bermanfaat dari
pada kebodohan yang disertai dengan perbuatan yang banyak .

a.Untuk memperoleh ilmu pemahaman


Tujuan pendidikan ini dapat dipahami melalui qiyas yang dikemukakan abu hanafi.ia
menyatakan dua qiyas atau perumpamaan mengenai ilmu dan kegunaanya.dalam qiyas
pertama abu hanifah mengumpaman ilmu seperti mata (alat pengelihatan) dalam hal funsinya
,sebagai panduan ,ilmu merupakan petunjuk bagi amal ibadah,sementara mata sebagai
petunjuk untuk anggota badan.
Adapun qiyas kedua,abu haifah mengumpamakan ilmu seperti bekal yang bermanfaat bagi
musafir.sementara kebodohan merupakan bekal yang tidak bermanfaat.Bagi seseorang yang
musafir yang paham ilmu kegunaan bekal,niscaya ia dapat memanfaatkan bekalnya secara
baik.namun seorang musafir yang bodoh,tidak akan bisa memanfaatkan bekal itu.

Dengan menyitir surah az-zumar (39) ayat 9,abu hanifah seolah ingin menegaskan bahwa
tidaklah sama antara seseorang yang berilmu dengan seseorang yang bodoh.

b.Untuk meningkatkan kualitas amal


Tujuan pendidikan yang kedua menurut hanifah ialah untuk menungkatkan kualitas amal.ia
menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh itu akan menuntun atau menjadi petunuj kepada
setiap amalan dan perbuatan.peranan ilmu dan amalan ini ibarat mata yang menjadi petunjuk
bagi anggota badan yang lain.sebab seluruh anggota badan tergantung kepada pengelihatan
mata untuk melakukan ragam pergerakan .Dengan demikian,ilmu sangatlah penting bagi
amalan.kualitas amalan seseorang akan mampu meningkatkan apabila ilmu dan pemahaman
telah berhasil diperoleh.
Tujuan pendidikan ke dua tidak ada ilmu melainkan untuk beramal denganya.olehsebab itu
tujuan pendidikan bukan sekedar bekal dan pemahaman melainkan untuk kualitas seorang
murid.

2.Metode pembelajran efektif


Apek metode pembelajaran menjadi perhatian serius para intelektual islam sejak masa klasik
4.
sampai modrn,tak terkecuali Abu hanifah yang dikenal luas sebagai salah seorang pelopor
teori pendidikan islam.Sebab, seorang guru atau pendidik yang baik tidaklah sekedar
memiliki ilmu pengetahuan yang mempuni atau mendalam,tetapi juga perlu mempunyai
kemahiran ataun keahlian dalam aspek metode pembelajaran.
Adapun metode pembelajaran yang sering kali digunakan oleh Abu hanifah adalah sebagai
berikut:
a.Metode tanya jawab
Metode tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran yang sering kali digunakan
abu hanifa dalam mengajar muridnya,baik didalam kelas maupun diluar kelas.ini terbukti
dengan lahirnya beberapa kitab penting yang menaplikasikan metode ini, seperti kitan Al-
alim wa Al-mutallim dan Al-fiqh al-absat.Ibnu furak menegaskan bahwa lafazh al-alim wa
al-mutallim pada judul kitab tersebut merujuk pada tradisi tanya jawab di antara guru (al-
alim)dengan murid (al-mutallim).
Dalam penerapanya,metode tanya jawab termasuk metode pembelajaran yang terbukti sangat
efektif,sebab metode ini memungkinkan kepada guru dan murid melakukan sesuatu interaksi
atau komunikasi yang efektif dan aktif.
Abu hanifah sering mengunakan metode tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman
muridnya terhadap persoalan atau masalah.Misalnya ia pernah bertanya secara langsung
kepada muhammad al-baqir.salah satu seorang murid sekaligur gurunya,untuk menkonfirmasi
tuduhan yang menyatakan bahwa ia(abu hanifah)telah mengubah agama rassulullah
saw.Tariq suawidan menukilkan bahwa abu hanifa berkata kepada muhammad al-baqir
sebagai berikut.13
“Dihadapan muhammad al-baqir,abu hanifa berkata ‘aku akan bertanya kepadamu tentang
tiga hal dan aku harap engkau berkenan menjawabnya.Siapa yang lebih lemah,laki-laki
atakah perempuan ?al-baqir menjawab’perempuan lebih lemah dari pada laki-laki,Abu hanifa
bertanya lagi berapa pembagian harta warisan di antara mereka? Al-baqir menjawab ‘laki-
laki memilih dua bagian,sedangkan perempuan satu bagian,Abu hanafi lalu berkata,itulah
hadis dari kakekmu.seandainya aku mengubah agama kakekmu melalui jalan qiyas,niscaya
aku tegaskan bahwa mestinya laki-laki mendapat satu bagian,sebab perempuan lebih lemah
dari laki-laki kemudian,abu hanifah melanjutkan pertanyaanya,manakah yang lebih utama
sholat atau puasa ‘al-baqir menjawab sholat lebih utama dari pada puasa ‘abu hanifah lalu
berkata, itulah perkataan kakekmu.seadai aku mengubah agama kakekmu melalu qiyas maka
aku pasti memerintahkan seseorang perempuan yang telah suci dari haid untuk henqadakan
sholatnya,tetapi tidak dengan puasanya,abu hanifah melanjutkan ‘ manakah yang lebih najis
air seni atau air mani,dijawab air kencing yang lebih najis ,itulah perkataan
kakekmu,seandainya aku mengubah agama kakekmu melalui qiyas ,aku pasti akan
memerintahkan orang menjadi yunub stelah kencing hanya bewudhu setelah mengeluarkan
air mani.Tetapi aku berlindung kepada allah swt,dari mengubah agama kakekmu melalu jalan

13
Mohd anuar mamat dan wa suhaini wan abdullah,tujuan h.37
5.
qiyas, muhammad al-baqir bangkit berdiri dari tempat duduknya,ia lalu merangkul abu
hanifah,mencium keningnya,dan menghormatinya.
Berdasarkan contoh tersebut,jelas bahwa abu hanifah telah meneapkan metode tanya jawab
dalam aktifitas pembelajaran atau pendidikan yang dilakukanya.terbukti metode yang
digunakan abu hanifah efektif untuk menciptakan pembelajaran.
b.Metode qiyas
Metode kedua yang digunakan oleh abu hanifah dalam proses pembelajaran ialah metode
qiyas.Terdapat banyak qiyas yang digunakan oleh abu hanifah ketika ia menyampaikan
materi pembelajaran.Ia berpendapat bahwa pengunaan metode qiyas merupakan salah satu
hal yang akan membantu murid dalam memahami berbagai materi pelajaran secara mudah.
Abu hanifah berkata sebagai berikut :
“Aku lebih menyukai engkau menerangkan sesuatu dengan qiyas.sebenarnya orang yang
bodoh sebenarya ialah memberi tumpuan terhadap sesuatu yang dihadapinya dan ia ingin
mempelajarinya.Lalu engkau mengambarkan kepadanya sesuatu yang ia tidak mampu
memahaminya.Maka hendaklah engkau terangkan kepadanya menggunakan qiyas.Sebab
qiyas akan lebih memudahkannya untuk memahami sesuatu.”
Berdasarkan pada pernyataan abu hanifah tersebut,maka sudah jelas bagi kita bahwa metode
qiyas amatlah penting dalam aktivitas pembelajaran ,sebab metode qiyas bisa mempermudah
murid dalam memahami materi pembelajaran secara cepat,jelas dan tepat.bahkan,setiap
persoalan yang abstrak dan kompleks pasti akan bisa dijelaskan dan dipahami secara mudah
melalui metode qiyas.

Lebih jauh abu hanifah berpendapat bahwa qiyas sesungguhnya bahwa alat atau cara untuk
dan membuktikan suatu kebenaran.Menurut abu hanifah qiyas ibarat saksi-saksi yang adil
dalam membuktikan kebenaran suatu perkara di dakwakan oleh seseorang.Dengan hadirnya
saksi-saksi tersebut,maka ia akan mengesahkan kebenaran yang didakwa oleh mereka.14
Pendapat abu hanifah tersebut menegaskan bahwa qiyas bukan hanya untuk memudahkan
pemahaman murid .Lebih jauh qiyas dapat difunsikan sebagai hujjah dan bukti terhadap
suatu kebenaran yang di inkari oleh orang yang bodoh.
3.Sistem Pendidikan kritis
Sebagai guru,Abu hanifah memi8liki metode yang baik dalam menerapkan
pembelajaranya.sistem pendidikan yang digunakan oleh abu hanifah dalam memberikan
materi pembelajaran kepada para muridnya bukan dengan menyuapi atau menjejali (otak)
mereka dengan ilmu pengetahuan .Sebab cara ini mematikan daya ingat aktivitas murid
.sebaliknya,ia mengembagkan sistem pendidikan kritis.
Maksud dari sistem kritis asdalah sistem pendidikan yang menegagkan murid untuk
senantiasa berpikir kritis dan rasional.15Inilah sistem pendidikan yang diterapkan abu

14
Ibid h.38
15
Suwito dan fauzan (ed),sejarah pemikiran para tokoh pendidikan (bandung :angkasa,2003) h.32
6.
hanifah.Ia tidak ingin muridnya merima begitu sajailmu yang disampaikanya,tetapi murid
boleh mengemukakan tanggappan,pendapat dan kritik terhadap gurunya baik dalam kelas
maupun di luar kelas.
Pada kenyatannya,sering kali abu hanifah ditemukan sedang berdiskusi dan berdebat secara
alot dengan muridnya sendiri tentang suatu persoalan.Dan hal itu menjadikan kelas yang
dipimpinya menjadi hidup ,ia justru memberikan kebebasan amat luas kepada muridnya
untuk berani mengemukakan pendapat.Alhasil murid menjadi lebih leluasa untuk
mengembagkan pemikirann yang kreatif.
Dalam dunia pendidikan,berpikir rasional dan kritis sebagaimana dikehendakinya abu hanifah
merupakan perwujudan prilaku belajar ,terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah
.Murid yang berpikir rasional dan kritis akan mengunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dan menjawab pertanyaan “bagaimana”dan “mrengapa”.Murid juga akan dituntut
mengunakan logika untuk menentukan sebab akibat,menganalisis,menarik kesimpulan ,dan
menciptakan kaidah teoretis.
Oleh sebab itu ,sesungguhnya berpikir rasional dan kritis menjadi suatu keniscayaan dalam
pendidikan.dan hal ini hanya terwujud apabila guru mampu menerapkan sistem pendidikan
yang kritis dan menyadari sepenuhnya tugas dan tanggung jawab .Guru bukanlah pihak yang
menstranfortasikan ilmu pengetahuan,melainkan juga mimbingan ,motivasi ,dan menuntun
para murid untuk mengembagkan potensi yang mereka miliki secara maksimal. A.Pendidikan
ahlak kepada orang tua
Kepatuhan dan ketundukan orang tua dijelaskan oleh al-qur’an.Bisa dipahami untuk
mengucapkan kata ah tida dibenarkan .apalagi lebih dari itu.Anak harus berbuat baik kepada
orang tua dengan baik.16
Walaupun abu hanifah seorang ahli fiqh yang terkenal pada masanya,ibunya pernah
bersumpah kata hazan bin ziat,kemudian ia melanggarnya,sebagai ahli fiqh,ibunya meminta
fatwa dari anaknya akan sangsinya,kemudian ibu hanifah memberikan fatwa.Farwa itu tidak
diterima ibunya.Kemudian ibunya minta fatwanya dari zur’ah seorang yang suka bercerita di
masjid.Zur’ah mengatakan apakah saya memberi fatwa kepadamu sedangkan bersamamu
ahli fiqh dari kufah.abu hanifah dengan tawadu’berkomentar ,berilah ibuku fatwa
begini,begitu.zur’ah akhirnya memberikan fatwa ,kemudian ibunya setuju.17
1.Pendidikan ahlak menghormati guru
Imam abu hanifah memuliakan gurunya,sebagaimana ia memuliakan keluarganya.Khatib
meriwayatkan bahwa abu hanifah jika memberikan hal-hal yang sama kepada guru-
gurunya.Abu hanifah juga bersedekah buat temanya,maka ia memberi melebihi kemampuan
mereka .Disini terlihat fungsional dan nilai baik dalam sedekah abu hanifah,karena ia
memberi sesuatu di atas kemampuan orang yang menerima.

16
Q.s al-isra/17:23.
17
Wabi sulaiman ghawaji ‘imam abu hanifah ‘ dalam min a’lam al-tarbiyah al-islamiah jilid 1 h.136,muklis
m.hanafi ,biografi lima imam mad-hab: imam abu hanifah h.68
7.
Imam abu hanifah .mengatakan kepada seseorang. ‘ketahuilah bahwa saya tidak
membicarakan ilmu kecuali saya tahu allah swt.mengharuskan saya untuyk mengetahuinya
secara bersungguh-sungguh mencari keselamatan.
Makki bin ibrahim,gurunya bukhari berterima kasih pada abu hanifah yang suatu saat ini ia
mengatakan kepadanya.. ‘ Berdagang tanpa ilmu mungkin akan mewariskan persahabatan
yang buruk,itu terjadi padaku sampai saya belajar ,ketika saya belajar ,saya suka
mengingatkan abu hanifah ,dan saya ingat kata-katanya ,selesai saya sholat saya
mendoakanya,semoga ia mendapatkan kebaikan,karena ia telah membukkan kepadaku berkah
pintu ilmiu.18
Abu hanifah sebagaimana dikatakan Abu shihab yang dikuatkan oleh ibn ma’in mengatakan
“siapa yang belajar ilmu untung kepentingan dunia,tidak ada berkahnya ,tidak meresap dalam
hati ,dan tidak bermanfaat banyak bagi seeeseorang.Sebaliknya orang yang belajar untuk
tujuan agama ,maka Allah akan memberkahi ilmunya,meresap dalam hatinya ,dan bermanfaat
bagi orang yang mengunakan ilmunya..19
Sebagai seorang ulama ,Imam abu hanifah terlihat oriontasinya dalam belajar mendahulukan
urusan akhirat.Akhirat adalah tujuan jangka panjang.Dunia sebagaimana maknanya dekat
sebagai tujuan jangka pendek.Tujuan jangka pendek tidak akan menyentuh tujuan jangka
panjang,sementara tujuan jangka panjang ,dengan sendirinya aka mencapai jangka
pendek.Dengan demikian ,tujuan jangka panjang ,pasti tidak akan mengabaikan tujuan jangka
pendek.
Abu hanifah menganjurkan,agar mendahulukan tugas menuntut ilmu,kemudian
mengumpulkan harta,kemudian menikah.20tersurat pendapatnya bahwa mengutamakan
menuntut ilmu dan bisa saja sama dengan pendapat ibn sina bahwa dari ilmu seseorang harus
mencapai hidup .juga pendapat abu hanifah ini,menuntut ilmu didahulukan bekerja
mengumpulkan harta.Memiliki harta persiapan untuk menikah.
Abu hanifah juga memperhatikan persoalan waktu
Abu hanifah menjaga etika ilmiah secara prefesional.beliau tidak menjawab suatu yang ia
tidak sesuai dengan Q.s al-isra /17:36.
Abu hanifah adalah seseorang pemaaf dan bisa menjaga emosi .Abu yusup
mengatakan,pernah beliau belajar,kemudian ada seseorang dengan berdiri disebelah majelis
ilmu .Orang itu menghina dan mencaci abu hanifah ,abu hanifah tidak memberhentikan
pembicaraanya dan tidak juga memperdulikan kata-kata orang tersebut.Tidak seorang pun
menjawab murid-muridnya sampai selesai abu hanifah mengajar,kemudiabn berdiri dan
masuk rumahnya,.Sewaktu sampai di depan rumahnyadatang orang tersebut dan berdiri .Abu
hanifah berkata “rumahku aku ingin masuk,seandainya kamu meneruskan sisa
pembicaraanmu,maka saya mengucapkan sampai tidak ada yang tersisa bagimu,sehingga
kamu takut ditinggalkan .

18
Wahabi sulaiman ghawaji “imam abu hanifah” dalam min a lam al-tarbiyah al-islamiyah h.144
19
Ibid, h.145
20
Ibid
8.
Orang tersebut malu mengatakan ‘berikan saya tempat’ Abu hanifah menjawab kamu punya
tempat.21
Yasin bin kumait juga pernah meriwayatkan bahwa ia mendengarkan seseorang karena
sesuatu pembahasan masalah mengatakan kepada abu hanifah “wahai pembuat bid’ah wahai
zindiq ,abu hanifah biasa tidak marah ia mengomentari “semoga allah mengampunimu allah
mengetahui kebalikan yang engkau katakan kepadaku.22
Bisa mengendalikan emosi adalah pekerjaan yang tidak mudah .Itu yang diperoleh abu
hanifah ,dengan cacian membuatnya tetap tenang .Dia biarkan orang yang mencaci tanpa
memperdulikan .Setelah selesai ia mencaci maki ,barulah beliau berkomentar.

21
Ibid, h.154-15
22
Ibid h. 155
9.
Kesimpulan
Abu hanafi tidak hanya seorang ahli fiqh yang andal ,tetapi juga ahli pendidikan yang
mempuni.ini terbukti dengan lahirnya kitab al-alim wa al-mutaalim.kitab yang dinukilkan
dari abu hanifah ini dapat disebut dangan kitab pertama di bidang pendidikan islam.kitab ini
mendahului kitab al-mutallim wa akham al-mutallim karya al-qabisi dan ta’lim al-mutallim
thaqik at-ta’llum karya az-zarnuzi.
Tujuan pendidikan termasuk salah satu aspek penting apabila berbicara tentang falsafah
pendidikan.bahkan,tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa perbedaan di antara suatu
falsafah pendidikan itu senantiasa merujuk kepada perbedaan tujuan pendidikan yang
digariskan. Tujuan pendidikan ini dapat dipahami melalui qiyas yang dikemukakan abu
hanafi.ia menyatakan dua qiyas atau perumpamaan mengenai ilmu dan kegunaanya.dalam
qiyas pertama abu hanifah mengumpaman ilmu seperti mata (alat pengelihatan) dalam hal
funsinya ,sebagai panduan ,ilmu merupakan petunjuk bagi amal ibadah,sementara mata
sebagai petunjuk untuk anggota badan.
Tujuan pendidikan yang kedua menurut hanifah ialah untuk menungkatkan kualitas amal.ia
menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh itu akan menuntun atau menjadi petunuj kepada
setiap amalan dan perbuatan.peranan ilmu dan amalan ini ibarat mata yang menjadi petunjuk
bagi anggota badan yang lain.sebab seluruh anggota badan tergantung kepada pengelihatan
mata untuk melakukan ragam pergerakan .Dengan demikian,ilmu sangatlah penting bagi
amalan.kualitas amalan seseorang akan mampu meningkatkan apabila ilmu dan pemahaman
telah berhasil diperoleh.
Tujuan pendidikan ke dua tidak ada ilmu melainkan untuk beramal denganya.olehsebab itu
tujuan pendidikan bukan sekedar bekal dan pemahaman melainkan untuk kualitas seorang
murid.
Dalam penerapanya,metode tanya jawab termasuk metode pembelajaran yang terbukti sangat
efektif,sebab metode ini memungkinkan kepada guru dan murid melakukan sesuatu interaksi
atau komunikasi yang efektif dan aktif. Metode kedua yang digunakan oleh abu hanifah
dalam proses pembelajaran ialah metode qiyas.Terdapat banyak qiyas yang digunakan oleh
abu hanifah ketika ia menyampaikan materi pembelajaran.Ia berpendapat bahwa pengunaan
metode qiyas merupakan salah satu hal yang akan membantu murid dalam memahami
berbagai materi pelajaran secara mudah

Sistem kritis asdalah sistem pendidikan yang menegagkan murid untuk senantiasa berpikir
kritis dan rasional.

10.

Anda mungkin juga menyukai