6.1. Pendahuluan.
Dalam bab ini akan dibahas cara sistematis untuk merumuskan dan menyelesaikan
sistem persamaan yang diperoleh dalam analisis rangkaian untuk menghitung arus
yang mengalir pada setiap rangkaian dari yang paling sederhana sampai dengan
rangkaian yang kompleks dengan menggunakan hukum dasar rangkaian seperti
hukum Ohm, hukum Kirchoff mengenai arus dan hukum Kirchoff mengenai
tegangan.
Metoda analisis yang akan dibahas meliputi metoda penyederhanaan rangkaian
dengan menggunakan prinsip rangkaian seri-paralel dan transformasi, metoda arus lup
dengan menggunakan hukum Kirchoff tegangan, metoda tegangan simpul (Node
voltega) dengan menggunakan hukum Kirchoff arus serta metoda superposisi. Selain
keempat metoda diatas diatas juga dibahas teorema Thevenin dan teorema Norton.
Dalam membahas berbagai teknik abnalisis diatas, akan dibatasi pada rangkaian yang
unsur rangkaiannya hanya terdiri dari resistor saja. Hal ini dilakukan agar pusat
perhatian tertuju pada teori rangkaian itu sendiri yang bebas dari berbagai kerumitan
yang timbul dengan adanya bilangan kompleks jika induktansi dan kapasitansi
terlibat dalam rangkaian. Pendekatan ini tidak akan menghilangkan sifat umum
analisis rangkaian.
Adanya berbagai macam metoda ini memungkinkan kita dapat menyelesaikan analisis
rangkaian dengan lebih mudah dan cepat dengan cara pemilihan metoda yang tepat
untuk model rangkaian tertentu.
Rangkaian Listrik 53
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Ada berbagai model rangkaian dilihat dari banyaknya lup dan banyaknya sumber,
yaitu:
- rangkaian yang mempunyai satu buah sumber dan satu buah lup
- rangkaian yang mempunyai satu buah sumber dan beberapa buah lup
- rangkaian yang mempunyai beberapa buah sumber dan satu buah lup
- rangkaian yang mempunyai beberapa buah sumber dan beberapa buah lup
1.Rangkaian seri-parael.
Hitung arus pada setiap cabang rangkaian dibawah :
R1 R3
I1 I3 Diketahui :
I2 I4 I5 Vs = 12 volt.
+ Vs R2 R4 R5
R1 = 6 Ω ; R2 = 8 Ω ; R3 = 4 Ω
R4 = 6 Ω ; R5 = 12Ω
R1 R3
I1 I3 R6 =
I2
R6 =
+ Vs R2 R6
R6 = 4 Ω
Rangkaian Listrik 54
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
R1
I1 I3 R7 = R 3 + R 6
I2
R7 = 4 Ω + 4 Ω
+ Vs R2 R7
R7 = 8 Ω
I1 =
Untuk menghitung arus cabang yang lain, kita urut dari langkah 2, langkah 1
kemudian kerangkaian semula.
Rangkaian langkah 2.
I3 =
Rangkaian Listrik 55
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Rangkaian semula :
R1 R3 Arus I3 terbagi menjadi I4 dan I5,
I1 I3 tegangan pada R4 dan R5 sama,
sehingga :
I2 I4 I5
I4 =
Vs R2 R4 R5
R1 R2 RC
A B A B
R3 transformasi ke RB RA
C C C
Gb.6.2.Rangkaian hubungan bintang (Y= T) Gb.6.3 Rangkaian hubungan delta (=)
Rangkaian hubungan bintang dapat diubah (digantikan) menjadi rangkaian delta dan
sebaliknya rangkaian hubungan delta dapat diubah (digantikan) menjadi rangkaian
hubungan bintang dengan cara transformasi, dengan ketentuan tahanan antara
terminal baik hubungan bintang maupun hubungan delta harus tetap sama setelah
ditransformasi.
Rangkaian Listrik 56
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3
RA =
R1
R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3
RB =
R2
R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3
RC =
R3
Contoh :
R1= 4 Ω R2 = 2 Ω RC
A B A B
R3 = 6 Ω RB RA
C C C
Hasil transformasi :
R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3 4 Ω .2Ω + 2Ω .6Ω + 4Ω .6 Ω
RA = = = 11 Ω
R1 4Ω
Rangkaian Listrik 57
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
RC = 7 1/3 Ω
A B
RB = 22 Ω RA = 11 Ω
C C
RB RA Transformasi ke R3
C C C
Gb.6.4 Rangkaian hubungan delta (=) Gb.6.5.Rangkaian hubungan bintang
(Y= T)
RB RC RARC RARB
R1 = ; R2 = ; R3 =
RA + R B + R C RA + R B + R C RA + R B + R C
Contoh :
Rangkaian delta yang diketahui masing-masing resistansinya, ditransformasik ke
rangkaian bintang, hitung masing-masing resistansi penggantinya :
RC = 12 Ω R1 R2
A B A B
Rangkaian Listrik 58
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
RB =2 Ω RA=6 Ω Transformasi ke R3
C C C
Harga-harga RY :
RB RC (12Ω x2Ω )
R1 = = = 1.2 Ω
RA + R B + R C 20 Ω
R1 a
Hitung arus pada setiap cabang, bila
R2 R
+ R4 Vs = 48 V
Vs b c R1 = 16 ; R2 = 12 ; R3 = 12 ;
-
R5 R6 R4 = 12 ; R5 = 2 ; R6 = 8
d
Gambar 6. 6. Rangkaian jembatan dc
I1 Ra
Rb seri dengan R5 dan Rc seri
+
Vs dengan R6 sehingga :
- b c
R7 = Rb + R5 = 4 + 2 = 6
R7 R8
R8 = Rc + R6 = 4 + 8 = 12
I5 I6
d
Selanjutnya mereduksi R7 yang paralel dengan R8 menjadi R9
Langkah 3,
R1 a
R7 // R8
I1 Ra
R9 =
+
Vs
- R9 =
R9
d
Langkah 4, mereduksi R1 , Ra dan
R1 , Ra dan R9 berhubungan seri, sehingga :
I1 Rtotal = R1 + Ra + R9 = 16+ 4 + 4
Rtotal = 24
Rangkaian Listrik Arus yang ditarik beban : 60
I1 =
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Vs Rtotal
+
- Vs 12Ω 4Ω 10Ω 8Ω
0.5Ω 0.5Ω 1Ω
6Ω 6Ω
Hitung Rtotal dan arus pada setiap cabang
+
36V
- 4Ω 2Ω
6Ω 6Ω
Hitung Rtotal dan arus pada setiap cabang
6Ω
4Ω 2Ω
+
- 24
6Ω 6Ω
Hitung Rtotal dan arus pada setiap cabang
Rangkaian Listrik 62
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
+ 10F
36V
- 4Ω
2Ω
9Ω 6Ω
b
6Ω
6. Hitung arus sumber dan arus pada resistor 150Ω dari rangkaian dibawah ini.
15Ω 15Ω 15Ω
75Ω 75Ω
30V 150Ω
75Ω 75Ω
15Ω 15Ω 15Ω
a
4Ω Bila terminal a-b diberi tegangan 24
10Ω 6Ω 2Ω volt, hitung Rtotal dan arus pada
20Ω 1Ω setiap cabang
35Ω
Metoda arus lup digunakan untuk menghitung arus cabang suatu rangkaian dengan
cara membuat arus lup sebagai arus asumsi (pemisalan). Dengan menggunakan
Rangkaian Listrik 63
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
hukum tegangan Kirchoff (KVL) diperoleh persamaan tegangan untuk setiap lup
yang ditentukan (dipilih), dengan bantuan hukum Ohm persamaan tegangan diubah
menjadi persamaan arus lup yang kemudian dengan penyelesaian matematis
diperoleh harga arus lup, sehingga arus cabang rangkaian dapat dihitung karena
merupakan fungsi arus lup.
Metoda ini dapat digunakan untuk semua model rangkaian seperti telah disebutkan .
Langkah-langkah untuk menghitung arus pada rangkaian dengan metoda arus lup
sebagai berikut :
Langkah 1: Tentukan atau buat arus lup pada setiap lup rangkaian sehingga semua
komponen dilalui oleh minimal sebauh arus lup. Banyaknya arus lup sama dengan
banyaknya lup pada rangkaian. Arah arus lup dibuat bebas, searah jarum jam atau
sebaliknya.
Langkah 2 : Buat persamaan tegangan pada setiap lup yang dipilih dengan
menggunakan hukum tegangan Kirchoff (KVL), dimana jumlah persamaan sama
dengan banyaknya arus lup.
Langkah 4 : Hitung arus cabang (arus sebenarnya) sebagai fungsi arus lup untuk
setiap cabang rangkaian.
Untuk lebih memahami penggunaan metoda arus lup ini mari kita perhatikan
beberapa contoh berikut :
Contoh 1.
Suatu rangkaian arus searah :
R1 R2
Rangkaian Listrik 64
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
R1 b R2
a c
Il.1 Il.2 Arus yang akan dihitung adalah I1 , I2
+ +
, dan I3
Vs.1 R3 _ Vs.2
f e d
2. Membuat persamaan tegangan :
Lup yang dipilih adalah : lup a-b-e-f-a dan lup b-c-d-e-b.
KVL pada lup a-b-e-f-a : V = 0, persamaannya :
Vab + Vbe + Vef + Vfa = 0 ………………………..1
KVL pada lup b-c-d-e-b :
Vbc + Ved + Vde + Veb = 0 ………………………..2
3. Mengubah persamaan tegangan menjadi persaan arus:
Persamaan 1 menjadi R1.Il.1 + R3 (Il.1 - Il.2) + 0 – Vs.1 = 0, disederhanakan
menjadi :
(R1 + R3 ).IL.1 - R3.Il.2 = Vs.1 …………………..1.
Persamaan 2 menjadi R2.Il.1 + Vs.2 + 0 + R3 (Il.2 - Il.1 ) = 0, disederhanakan
menjadi
- R3.Il.1 + (R2 + R3 ) = -Vs.2 …………………..2
4. Menghitung harga arus lup.
Untuk menghitung besarnya Il.1 dan Il.2 dari kedua persamaan diatas dapat
dilakukan dengan eliminasi atau metoda matrik.
Persamaannya :
(R1 + R3 ).Il.1 - R3.Il.2 = Vs.1 …………………..1.
- R3.Il.1 + (R2 + R3 ) Il.2 = -Vs.2 …… ……….2.
Dengan menggunakan metoda matriks diperoleh :
I3 = Il.1 - Il.2 , arus I3 merupaka selisih dari Il.1 dengan Il.2 karena berlawanan arah,
dengan asumsi arah I3 searah dengan Il.1. Bila hasilnya I3 negatif, berarti arah
arus I3 sebenarnya dari e ke b.
Contoh 2.
Bila pada rangkaian pada contoh 1 diketahui harga-harga :
Vs.1 = 24 volt ; Vs.2 = 6 volt ; R1 = 2Ω ; R2 = 6Ω ; R3 = 8Ω , maka dengan arah arus
lup seperti pada contoh 1. diperoleh persamaan arus sebagai berikut :
(R1 + R3 ).Il.1 - R3.Il.2 = Vs.1 …………………..1.
- R3.Il.1 + (R2 + R3 ) Il.2 = -Vs.2 …… ……….2.
dengan memasukan harga-harga diatas diperoleh persamaan ,
(2 Ω +8Ω ).Il.1 - 8Ω .Il.2 = 24V, atau (10Ω ).Il.1 - 8Ω .Il.2 = 24V………1.
- 8Ω .Il.1 + (6Ω +8Ω ) Il.2 = -6V , atau - 8Ω .Il.1 + (14Ω ) Il.2 = -6 V ….….2.
Menghitung harga arus lup :
Il.1 =
Il.2 =
R1 b R2
a c
I1 I2
+ +
Vs.1 R3 _ Vs.2
I3
f e d
Gambar 6. 9. Rangkaian dc dua lup dua sumber
Rangkaian Listrik 66
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
6Ω 6Ω
+
36V
- 4Ω 2Ω
Rangkaian Listrik 67
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
6Ω 6Ω
12V 6Ω
2Ω
+
- 24V
6Ω 6Ω
+ 10F
36V
- 4Ω
2Ω
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hubungan antara sumber dengan beban,
yaitu pada kondisi apa daya maksimum dapat diberikan sumber kepada beban dan
berapa besar daya maksimumnya.
Kita tinjau sebuah sumber tegangan dengan tahanan dalamnya yang dihubungkan
dengan sebuah beban RL :
rd
Daya pada beban RL adalah :
PL =
+ I = , bila I dimasukan kedalam
_E I RL
persamaan daya, persamaan menjadi :
PL = .
Rangkaian Listrik 68
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
PL = .
Untuk melihat apakah memang daya yang disalurkan akan maksimum pada saat
RL= rd, dengan ilustrasi dibawah ini akan lebih jelas :
Suatu rangkaian dc dengan beban perupa tahanan geser agar besarnya RL dapat
diatur diberikan harga-harganya sebagai berikut
rd =4Ω
Daya pada beban RL adalah :
PL =
+
I = , bila I dimasukan kedalam
_ E=24V IL RL
persamaan daya, persamaan menjadi :
PL = .
Kita hitung daya pada RL untuk beberapa harga RL dan dimasukan dalam tabel :
Tabel 6.1. Daya pada R L
rd [Ω ] RL [Ω ] IL[ampere] VL[volt] PL [watt]
4/2 0/0 6/12 0/0 0/0
4/2 1 4.8/8 4.8/8 24.64/64
4/2 2 4/6 8/12 32/72
4/2 4 3/4 12/16 36/56
Rangkaian Listrik 69
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Terlihat bahwa daya terbesar pada beban adalah sebesar 36 watt dicapai pada saat
RL= rd = 4Ω
Kurva atau grafik hubungan daya dengan RL ditunjuk oleh gambar 6.32.
PL
PL.max
RL=rd RL
Gambar. 6.12. Kurva daya fungsi RL
R1 =2Ω b c
a 1. Tentukan harga RL yang
I1 I2 IL
+ R2=2Ω menyebabkan terjadinya transfer
24V RL daya maksimum pada RL
12V
2. Hitung daya maksimum pada RL
f e d
2. Diketahui rangkaian :
f e d
3. Diketahui rangkaian :
4Ω
6Ω 2Ω
1. Tentukan harga RL yang
a b c
menyebabkan terjadinya transfer
2Ω 2Ω
daya maksimum pada RL
RL
2. Hitung daya maksimum pada
12V 9V
RL
Rangkaian Listrik 71