Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

METODA ANALISIS RANGKAIAN

Tujuan Pembelajaran Umum.


Setelah selesai mempelajari Bab IV diharapkan mahasiswa dapat
menggunakan/mengaplikasikan metoda yang tepat untuk menyelesaikan masalah
rangkaian baik dc maupun ac

Tujuan Pembelajaran Khusus.


Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi Bab IV, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menggunakan metoda reduksi untuk menghitung besaran-besaran listrik pada suatu
rangkaian dc maupun ac
2. Menggunakan metoda arus lup untuk menghitung besaran-besaran listrik pada suatu
rangkaian dc maupun ac
3. Menggunakan metoda node voltage untuk menghitung besaran-besaran listrik pada
suatu rangkaian dc maupun ac
4. Menggunakan metoda superposisi untuk menghitung besaran-besaran listrik pada
suatu rangkaian dc maupun ac
5. Menggunakan teorema Thevenin untuk menghitung aruslistrik pada suatu rangkaian
dc maupun ac
6. Menggunakan teorema Norton untuk menghitung aruslistrik pada suatu rangkaian dc
maupun ac
7. Menghitung daya maksimum pada beban suatu rangkaian dc maupun ac

6.1. Pendahuluan.

Dalam bab ini akan dibahas cara sistematis untuk merumuskan dan menyelesaikan
sistem persamaan yang diperoleh dalam analisis rangkaian untuk menghitung arus
yang mengalir pada setiap rangkaian dari yang paling sederhana sampai dengan
rangkaian yang kompleks dengan menggunakan hukum dasar rangkaian seperti
hukum Ohm, hukum Kirchoff mengenai arus dan hukum Kirchoff mengenai
tegangan.
Metoda analisis yang akan dibahas meliputi metoda penyederhanaan rangkaian
dengan menggunakan prinsip rangkaian seri-paralel dan transformasi, metoda arus lup
dengan menggunakan hukum Kirchoff tegangan, metoda tegangan simpul (Node
voltega) dengan menggunakan hukum Kirchoff arus serta metoda superposisi. Selain
keempat metoda diatas diatas juga dibahas teorema Thevenin dan teorema Norton.
Dalam membahas berbagai teknik abnalisis diatas, akan dibatasi pada rangkaian yang
unsur rangkaiannya hanya terdiri dari resistor saja. Hal ini dilakukan agar pusat
perhatian tertuju pada teori rangkaian itu sendiri yang bebas dari berbagai kerumitan
yang timbul dengan adanya bilangan kompleks jika induktansi dan kapasitansi
terlibat dalam rangkaian. Pendekatan ini tidak akan menghilangkan sifat umum
analisis rangkaian.
Adanya berbagai macam metoda ini memungkinkan kita dapat menyelesaikan analisis
rangkaian dengan lebih mudah dan cepat dengan cara pemilihan metoda yang tepat
untuk model rangkaian tertentu.

Rangkaian Listrik 53
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

Ada berbagai model rangkaian dilihat dari banyaknya lup dan banyaknya sumber,
yaitu:
- rangkaian yang mempunyai satu buah sumber dan satu buah lup
- rangkaian yang mempunyai satu buah sumber dan beberapa buah lup
- rangkaian yang mempunyai beberapa buah sumber dan satu buah lup
- rangkaian yang mempunyai beberapa buah sumber dan beberapa buah lup

6.2. Metoda penyederhanaan.


Metoda ini digunakan untuk menganalisis seperti menghitung arus pada setiap
cabang rangkaian yang hanya mempunyai sebuah sumber tenaga listrik (sumber
tegangan atau sumber arus). Didalam teknik penyederhanaan digunakan prinsip-
prinsip rangkaian seri-paralel dan transformasi delta-bintang atau bintang delta.
Langkah penyederhanaan rangkaian dilakukan dengan menyderhanakan pada
bagian ujung yang besebrangan (paling jauh) dengan sumber.

1.Rangkaian seri-parael.
Hitung arus pada setiap cabang rangkaian dibawah :
R1 R3
I1 I3 Diketahui :
I2 I4 I5 Vs = 12 volt.
+ Vs R2 R4 R5
R1 = 6 Ω ; R2 = 8 Ω ; R3 = 4 Ω
R4 = 6 Ω ; R5 = 12Ω

Gambar 6. 1. Rangkaian dc seri-paralel

Langkah 1. R4 dan R5 direduksi menjadi R6

R1 R3
I1 I3 R6 =
I2
R6 =
+ Vs R2 R6
R6 = 4 Ω

Langkah 2, R3 dan R6 direduksi menjadi R7

Rangkaian Listrik 54
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

R1
I1 I3 R7 = R 3 + R 6
I2
R7 = 4 Ω + 4 Ω
+ Vs R2 R7
R7 = 8 Ω

Langkah 3, R2 dan R7 direduksi menjadi R8


R1
R8 = =
I1
Selanjutnya menghitung :
+ Vs R8
Rtotal = R1+ R8 = 6 Ω + 4 Ω
Rtotal = 10 Ω

Arus yang ditarik dari sumber adalah I1 yang besarnya :

I1 =

Untuk menghitung arus cabang yang lain, kita urut dari langkah 2, langkah 1
kemudian kerangkaian semula.

Rangkaian langkah 2.

Karena tegangan pada R2 dan R7 sama,


I1 I3
maka :
I2
Vs R2 R7 I2 =

I3 =

Rangkaian Listrik 55
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

Rangkaian semula :
R1 R3 Arus I3 terbagi menjadi I4 dan I5,
I1 I3 tegangan pada R4 dan R5 sama,
sehingga :
I2 I4 I5
I4 =
Vs R2 R4 R5

I5 = I3 – I4 = 0.6A - 0.4A = 0.2 A

2. Rangkaian Bintang dan Delta.


Dalam suatu rangkaian dengan satu buah sumber baik dc maupun ac sering kita
temukan rangkaian yang bukan hubungan seri maupun paralel, sehingga tidak bisa
disederhanakan dengan sifat rangkaian seri maupun sifat rangkaian paralel.
Rangkaian yang demikian mempunyai hubungan bentuk bintang (Y) dan bentuk

delta () atau rangkaian hubungan T dan rangkaian hubungan .

R1 R2 RC
A B A B

R3 transformasi ke RB RA

C C C
Gb.6.2.Rangkaian hubungan bintang (Y= T) Gb.6.3 Rangkaian hubungan delta (=)

Rangkaian hubungan bintang dapat diubah (digantikan) menjadi rangkaian delta dan
sebaliknya rangkaian hubungan delta dapat diubah (digantikan) menjadi rangkaian
hubungan bintang dengan cara transformasi, dengan ketentuan tahanan antara
terminal baik hubungan bintang maupun hubungan delta harus tetap sama setelah
ditransformasi.

a. Transformasi bintang (Y=T) ke delta (=).

Transformasi dari rangkaian hubungan bintang menjadi rangkaian hubungan delta


dimaksudkan mencari/menghitung harga tahanan rangkaian delta pengganti
rangkaian hubungan bintang.
Ketentuan yang harus dipenuhi :
RAB() = RC = RAB (Y) = R1 paralel R2 = (R1R2)/(R1+R2) ....................................... 1.

Rangkaian Listrik 56
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

RBC() = RA = RBC (Y) = R2 paralel R3 = (R2R3)/(R2+R3) ...................................... 2.


RAC() = RB = RAC (Y) = R1 paralel R3 = (R1R3)/(R1+R3) ...................................... 3.
Dengan melakukan proses substitusi dari persamaan 1; 2 dan 3 diperoleh harga R :

R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3
RA =
R1

R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3
RB =
R2

R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3
RC =
R3

Contoh :

Diketahui rangkaian bintang yang ditransformasi menjadi rangkaian delta :

R1= 4 Ω R2 = 2 Ω RC
A B A B

R3 = 6 Ω RB RA

C C C
Hasil transformasi :

R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3 4 Ω .2Ω + 2Ω .6Ω + 4Ω .6 Ω
RA = = = 11 Ω
R1 4Ω

R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3 4 Ω .2Ω + 2Ω .6Ω + 4Ω .6Ω


RB = = = 22 Ω
R2 2Ω

R1 R2 + R 2 R3 + R 1 R3 4 Ω .2Ω + 2Ω .6Ω + 4Ω .6Ω


RC = = = 7 1/3 Ω
R3 6Ω

Diperoleh rangkaian delta :

Rangkaian Listrik 57
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

RC = 7 1/3 Ω
A B

RB = 22 Ω RA = 11 Ω

C C

b. Transformasi delta (=) ke bintang (Y=T)

Transformasi dari rangkaian hubungan delta menjadi rangkaian hubungan bintang


dimaksudkan mencari/menghitung harga tahanan rangkaian bintang pengganti
rangkaian hubungan delta.
RC R1 R2
A B A B

RB RA Transformasi ke R3

C C C
Gb.6.4 Rangkaian hubungan delta (=) Gb.6.5.Rangkaian hubungan bintang
(Y= T)

Pada transformasi delta – bintang, kita menghitung harga R Y sebagai pengganti


sekaligus fungsi dari R.
Dengan menggunakan persamaan 1, 2 dan 3, diperoleh harga RY :

RB RC RARC RARB
R1 = ; R2 = ; R3 =
RA + R B + R C RA + R B + R C RA + R B + R C

Contoh :
Rangkaian delta yang diketahui masing-masing resistansinya, ditransformasik ke
rangkaian bintang, hitung masing-masing resistansi penggantinya :

RC = 12 Ω R1 R2
A B A B

Rangkaian Listrik 58
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

RB =2 Ω RA=6 Ω Transformasi ke R3

C C C

Harga-harga RY :

RB RC (12Ω x2Ω )
R1 = = = 1.2 Ω
RA + R B + R C 20 Ω

RARC (12Ω x6Ω )


R2 = = = 3.6 Ω
RA + R B + R C 20 Ω

RARB (2Ω x6Ω )


R3 = = = 0.6 Ω
RA + R B + R C 20 Ω

Contoh penggunaan transformasi bintang – delta pada proses penyederhanaan


rangkaiaan :
Diketahui rangkaian sebagai berikut :

R1 a
Hitung arus pada setiap cabang, bila
R2 R
+ R4 Vs = 48 V
Vs b c R1 = 16 ; R2 = 12 ; R3 = 12 ;
-
R5 R6 R4 = 12 ; R5 = 2 ; R6 = 8

d
Gambar 6. 6. Rangkaian jembatan dc

Untuk menyederhanakan rangkaian diatas tidak cukup dengan prinsip seri-paralel


saja karena dari kelima resistor dalam jembatan tidak ada hubungan seri maupun
paralel, sehingga langkah pertama adalah melakukan transformasi delta-bintang atau
bintang delta.
Pada rangkaian diatas terdapat dua buah hubungan delta (R2 , R3 , R4 dan R4 , R5 , R6
) serta dua buah hubungan bintang (R2 , R4 , R5 dan R3 , R4 , R6).
Diambil salah satu hubungan delta ( R2 , R3 , R4 ) yang akan ditransformasi menjadi
hubungan bintang :
Rangkaian Listrik 59
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

Langkah 1, transformasi hubungan delta R2 , R3 , R4 ,


R1
Transformasi delta bintang :
Ra =
I1 Ra
+ Rb Rc
Vs Rb =
- b c
R5 R6
I5 I6 Rc =
d
Gambar 6. 7. Rangkaian jembatan setelah ditransformasi
Langkah 2,
R1

I1 Ra
Rb seri dengan R5 dan Rc seri
+
Vs dengan R6 sehingga :
- b c
R7 = Rb + R5 = 4 + 2 = 6
R7 R8
R8 = Rc + R6 = 4 + 8 = 12
I5 I6
d
Selanjutnya mereduksi R7 yang paralel dengan R8 menjadi R9
Langkah 3,
R1 a

R7 // R8
I1 Ra
R9 =
+
Vs
- R9 =
R9

d
Langkah 4, mereduksi R1 , Ra dan
R1 , Ra dan R9 berhubungan seri, sehingga :
I1 Rtotal = R1 + Ra + R9 = 16+ 4 + 4
Rtotal = 24
Rangkaian Listrik Arus yang ditarik beban : 60
I1 =
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

Vs Rtotal

Lembar Latihan 6.2


1. Diketahui rangkaian arus searah :
0.5Ω 0.5Ω 1Ω

Hitung tahanan total dan


Rangkaian Listrik 61
arus yang ditarik dari
sumber, bila Vs = 24 volt
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

+
- Vs 12Ω 4Ω 10Ω 8Ω

0.5Ω 0.5Ω 1Ω

2. Diketahui rangkaian arus searah :


12Ω

6Ω 6Ω
Hitung Rtotal dan arus pada setiap cabang

+
36V
- 4Ω 2Ω

3. Diketahui rangkaian arus searah :


12Ω

6Ω 6Ω
Hitung Rtotal dan arus pada setiap cabang

6Ω
4Ω 2Ω
+
- 24

4. Diketahui rangkaian arus searah :


12 H

6Ω 6Ω
Hitung Rtotal dan arus pada setiap cabang
Rangkaian Listrik 62
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

+ 10F
36V
- 4Ω
2Ω

5. Diketahui rangkaian sebagai berikut :


7Ω 2Ω Hitung Rab.
a Hitung arus yang mengalir
pada setiap cabang bila
6Ω terminal a-b dihubungkan
6Ω 4Ω dengan sumber dc 24V

9Ω 6Ω
b
6Ω

6. Hitung arus sumber dan arus pada resistor 150Ω dari rangkaian dibawah ini.
15Ω 15Ω 15Ω

75Ω 75Ω
30V 150Ω
75Ω 75Ω
15Ω 15Ω 15Ω

7. Diketahui rangkaian arus searah :

a
4Ω Bila terminal a-b diberi tegangan 24
10Ω 6Ω 2Ω volt, hitung Rtotal dan arus pada
20Ω 1Ω setiap cabang

35Ω

6. 3. Metoda arus lup

Metoda arus lup digunakan untuk menghitung arus cabang suatu rangkaian dengan
cara membuat arus lup sebagai arus asumsi (pemisalan). Dengan menggunakan

Rangkaian Listrik 63
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

hukum tegangan Kirchoff (KVL) diperoleh persamaan tegangan untuk setiap lup
yang ditentukan (dipilih), dengan bantuan hukum Ohm persamaan tegangan diubah
menjadi persamaan arus lup yang kemudian dengan penyelesaian matematis
diperoleh harga arus lup, sehingga arus cabang rangkaian dapat dihitung karena
merupakan fungsi arus lup.
Metoda ini dapat digunakan untuk semua model rangkaian seperti telah disebutkan .
Langkah-langkah untuk menghitung arus pada rangkaian dengan metoda arus lup
sebagai berikut :

Langkah 1: Tentukan atau buat arus lup pada setiap lup rangkaian sehingga semua
komponen dilalui oleh minimal sebauh arus lup. Banyaknya arus lup sama dengan
banyaknya lup pada rangkaian. Arah arus lup dibuat bebas, searah jarum jam atau
sebaliknya.

Langkah 2 : Buat persamaan tegangan pada setiap lup yang dipilih dengan
menggunakan hukum tegangan Kirchoff (KVL), dimana jumlah persamaan sama
dengan banyaknya arus lup.

Langkah 3: Dengan bantuan hukum Ohm, ganti persamaan tegangan


menjadi persaman arus lup, lalu hitung nilai arus lup dengan cara menyelesaikan
persamaan arus lup.

Langkah 4 : Hitung arus cabang (arus sebenarnya) sebagai fungsi arus lup untuk
setiap cabang rangkaian.
Untuk lebih memahami penggunaan metoda arus lup ini mari kita perhatikan
beberapa contoh berikut :

Contoh 1.
Suatu rangkaian arus searah :
R1 R2

I1 I2 Arus yang akan dihitung adalah I1 , I2


+ +
, dan I3
Vs.1 I3 R3 _ Vs.2

Gambar 6. 8. Rangkain dc dua lup dua sumber

Dengan menggunakan metoda arus lup :


1. Menetukan/ membuat arus dengan arah seperti pada gambar berikut :

Rangkaian Listrik 64
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

R1 b R2
a c
Il.1 Il.2 Arus yang akan dihitung adalah I1 , I2
+ +
, dan I3
Vs.1 R3 _ Vs.2

f e d
2. Membuat persamaan tegangan :
Lup yang dipilih adalah : lup a-b-e-f-a dan lup b-c-d-e-b.
KVL pada lup a-b-e-f-a : V = 0, persamaannya :
Vab + Vbe + Vef + Vfa = 0 ………………………..1
KVL pada lup b-c-d-e-b :
Vbc + Ved + Vde + Veb = 0 ………………………..2
3. Mengubah persamaan tegangan menjadi persaan arus:
Persamaan 1 menjadi R1.Il.1 + R3 (Il.1 - Il.2) + 0 – Vs.1 = 0, disederhanakan
menjadi :
(R1 + R3 ).IL.1 - R3.Il.2 = Vs.1 …………………..1.
Persamaan 2 menjadi R2.Il.1 + Vs.2 + 0 + R3 (Il.2 - Il.1 ) = 0, disederhanakan
menjadi
- R3.Il.1 + (R2 + R3 ) = -Vs.2 …………………..2
4. Menghitung harga arus lup.
Untuk menghitung besarnya Il.1 dan Il.2 dari kedua persamaan diatas dapat
dilakukan dengan eliminasi atau metoda matrik.
Persamaannya :
(R1 + R3 ).Il.1 - R3.Il.2 = Vs.1 …………………..1.
- R3.Il.1 + (R2 + R3 ) Il.2 = -Vs.2 …… ……….2.
Dengan menggunakan metoda matriks diperoleh :

Il.1 = dan Il.2 =

5. Menghitung arus sebenarnya (arus pada stiap cabang)


Setelah diperoleh harga arus lup ( Il.1 dan Il.2 ), maka arus sebenarnya yang
mengalir pada setiap cabang pada rangkaian dapat dihitung.
Arus pada cabang a-b adalah I1 , arus pada cabang b-c adalah I 2 dan arus pada
cabang b-e adalah I3, maka :
I1 = Il.1 dengan arah dari a ke b bila nilai I l.1 positif dan arah dari b ke a bila nilai
Il.1 negatif.
I2 = Il.2 dengan arah dari b ke c bila nilai Il.2 positif dan arah dari c ke b bila Il.2
negatif.
Rangkaian Listrik 65
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

I3 = Il.1 - Il.2 , arus I3 merupaka selisih dari Il.1 dengan Il.2 karena berlawanan arah,
dengan asumsi arah I3 searah dengan Il.1. Bila hasilnya I3 negatif, berarti arah
arus I3 sebenarnya dari e ke b.

Contoh 2.
Bila pada rangkaian pada contoh 1 diketahui harga-harga :
Vs.1 = 24 volt ; Vs.2 = 6 volt ; R1 = 2Ω ; R2 = 6Ω ; R3 = 8Ω , maka dengan arah arus
lup seperti pada contoh 1. diperoleh persamaan arus sebagai berikut :
(R1 + R3 ).Il.1 - R3.Il.2 = Vs.1 …………………..1.
- R3.Il.1 + (R2 + R3 ) Il.2 = -Vs.2 …… ……….2.
dengan memasukan harga-harga diatas diperoleh persamaan ,
(2 Ω +8Ω ).Il.1 - 8Ω .Il.2 = 24V, atau (10Ω ).Il.1 - 8Ω .Il.2 = 24V………1.
- 8Ω .Il.1 + (6Ω +8Ω ) Il.2 = -6V , atau - 8Ω .Il.1 + (14Ω ) Il.2 = -6 V ….….2.
Menghitung harga arus lup :

Il.1 =

Il.2 =

Jadi arus sebenarnya yang mengalir pada setiap cabang adalah :

I1 = Il.1 = dengan arah sama dengan arah Il.1

I2 = Il.2 = dengan arah sama dengan arah Il.2.

I3 = Il.1 – Il.2 = 3.84A – 1.74A = 2.10A.

R1 b R2
a c
I1 I2
+ +
Vs.1 R3 _ Vs.2

I3
f e d
Gambar 6. 9. Rangkaian dc dua lup dua sumber

Rangkaian Listrik 66
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

Lembar Latihan 6.3


Hitung arus pada setiap cabang rangkaian dengan menggunakan metoda arus lup dari
rangkaian dibawah :
1. Diketahui rangkaian arus searah :
12 Ω

6Ω 6Ω

+
36V
- 4Ω 2Ω

2. Diketahu rangkaian arus searah :


12 Ω

Rangkaian Listrik 67
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

6Ω 6Ω

12V 6Ω
2Ω
+
- 24V

3. Diketahui rangkaian arus searah :


12 H

6Ω 6Ω

+ 10F
36V
- 4Ω
2Ω

6. 3. Transfer daya maksimum

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hubungan antara sumber dengan beban,
yaitu pada kondisi apa daya maksimum dapat diberikan sumber kepada beban dan
berapa besar daya maksimumnya.
Kita tinjau sebuah sumber tegangan dengan tahanan dalamnya yang dihubungkan
dengan sebuah beban RL :

rd
Daya pada beban RL adalah :
PL =
+ I = , bila I dimasukan kedalam
_E I RL
persamaan daya, persamaan menjadi :

PL = .

Gambar 6.10. RL pada sebuah


sumber tegangan dc tidak ideal

Rangkaian Listrik 68
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

Daya (PL) maksimum bila dipenuhi persamaan :

Bila persamaan daya dimasukan kedalam persamaan diferensial :

Penyelesaian persamaan diferensial diatas adalah : rd = RL.


Jadi transfer daya maksimum terjadi pada saat r d = RL, dan besarnya daya
maksimum adalah :

PL = .

Untuk melihat apakah memang daya yang disalurkan akan maksimum pada saat
RL= rd, dengan ilustrasi dibawah ini akan lebih jelas :
Suatu rangkaian dc dengan beban perupa tahanan geser agar besarnya RL dapat
diatur diberikan harga-harganya sebagai berikut

rd =4Ω
Daya pada beban RL adalah :
PL =
+
I = , bila I dimasukan kedalam
_ E=24V IL RL
persamaan daya, persamaan menjadi :

PL = .

Gambar 6.11. RL pada sebuah


sumber tegangan dc tidak ideal

Kita hitung daya pada RL untuk beberapa harga RL dan dimasukan dalam tabel :
Tabel 6.1. Daya pada R L
rd [Ω ] RL [Ω ] IL[ampere] VL[volt] PL [watt]
4/2 0/0 6/12 0/0 0/0
4/2 1 4.8/8 4.8/8 24.64/64
4/2 2 4/6 8/12 32/72
4/2 4 3/4 12/16 36/56

Rangkaian Listrik 69
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

4 6 2.4 14.4 34.56


4 8 2 16 32
4 12 1.5 18 27

Terlihat bahwa daya terbesar pada beban adalah sebesar 36 watt dicapai pada saat
RL= rd = 4Ω
Kurva atau grafik hubungan daya dengan RL ditunjuk oleh gambar 6.32.
PL
PL.max

RL=rd RL
Gambar. 6.12. Kurva daya fungsi RL

Lembar Latihan 6.8

1. Diketahui rangkaian sebagai berikut :

R1 =2Ω b c
a 1. Tentukan harga RL yang
I1 I2 IL
+ R2=2Ω menyebabkan terjadinya transfer
24V RL daya maksimum pada RL
12V
2. Hitung daya maksimum pada RL

f e d

2. Diketahui rangkaian :

R1 =2Ω b c 1. Tentukan harga RL


a
yang menyebabkan
I1 I2 I3 IL
+ R2=1Ω R3=2Ω terjadinya transfer daya
24V RL
maksimum pada RL
12V 12V
2. Hitung daya
Rangkaian Listrik maksimum pada RL 70
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN

f e d

3. Diketahui rangkaian :

4Ω
6Ω 2Ω
1. Tentukan harga RL yang
a b c
menyebabkan terjadinya transfer
2Ω 2Ω
daya maksimum pada RL
RL
2. Hitung daya maksimum pada
12V 9V
RL

Rangkaian Listrik 71

Anda mungkin juga menyukai