GIZI
PUSKESMAS BAKUNASE
NIM 1022010044
FAKULTAS KEDOKTERAN
PUSKESMAS BAKUNASE
KUPANG
2022
GIZI BURUK
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini,
yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden
age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak
secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu,
penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat
dicegah. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi,
dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini
mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat
dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dimiliki
Masa balita merupakan kesempatan emas tumbuh kembang anak, khususnya dalam
dua tahun pertama kehidupan. Dukungan semua pihak diperlukan agar balita memperoleh
makanan bergizi sesuai umur, mendapatkan stimulasi tumbuh kembang dan terhindar dari
penyakit yang dapat dicegah. Pemenuhan hak anak untuk menjalani proses tumbuh kembang
secara optimal diperlukan guna mengembangkan potensi yang dimiliki dan menjadi generasi
berkualitas di masa depan. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi salah
Standar Antropometri digunakan untuk menilai atau menentukan status gizi yang
dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan
dengan Standar Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan Indeks
Antropometri sesuai dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth Standards untuk
anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun. Anak dengan
BB/PB atau BB/TB di bawah minus dua atau di bawah minus tiga standar deviasi termasuk
gizi kurang atau gizi buruk sehingga wajib mendapatkan intervensi berupa pencegahan dan
Gizi buruk adalah suatu kondisi yang dapat terjadi secara akut dan kronis
disebabkan
oleh masukan zat gizi yang tidak memadai, gangguan penyerapan dan/atau metabolisme zat
gizi akibat penyakit. Menurut WHO gizi buruk dibedakan menurut umur anak. Anak disebut
mengalami gizi buruk apabila usianya kurang dari 6 bulan dengan BB/PB (atau BB/TB)
kurang dari -3 SD, atau edema bilateral yang bersifat pitting (tidak kembali setelah ditekan),
serta apabila berada pada usia 6-59 bulan: dengan BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD
atau LiLA < 11,5 cm, atau edema bilateral yang bersifat pitting. (2)
Balita dengan gizi buruk mempunyai dampak jangka pendek dan panjang, berupa
gangguan tumbuh kembang, termasuk gangguan fungsi kognitif, kesakitan, risiko penyakit
degeneratif di kemudian hari dan kematian. Situasi status gizi kurang (wasting) dan gizi
buruk (severe wasting) pada balita di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik pada tahun 2014
masih jauh dari harapan. Indonesia menempati urutan kedua tertinggi untuk prevalensi
wasting di antara 17 negara di wilayah tersebut, yaitu 12,1%. Selain itu, cakupan penanganan
penemuan dini kasus serta tatalaksananya sampai sembuh dan tidak terulang kembali. Selain
pemantapan upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat, aspek peningkatan kualitas
pelayanan tatalaksana gizi buruk di fasilitas kesehatan tidak kalah pentingnya, baik di faskes
primer maupun di faskes rujukan. Penyakit infeksi dan sejumlah penyakit lainnya yang sering
diderita balita dapat menjadi pemicu terjadinya kekurangan gizi. Untuk itu, balita perlu
mendapat imunisasi dasar lengkap, konseling MP-ASI sesuai umur, pemantauan dan
stimulasi tumbuh kembang, yang didukung oleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat,
d. Alamat : Bakunase
Keluhan Utama: Pasien datang diantar oleh ibunya ke Posyandu Kenari pada tanggal 24
Riwayat penyakit sekarang : Pengukuran status gizi, status gizi anak berada di bawah
Riwayat Imunisasi: Pasien sudah mendapat imunisasi lengkap sesuai jadwal imunisasi di
posyandu
Pemeriksaan Fisik :
Tinggi Badan : 78 cm
Status Antropometri :
I. Berdasarkan BB/U : < -3 SD (Gizi Buruk)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), Pupil Isokor (+/+)
I. KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien atas nama An. RS berusia 3 tahun 2 bulan. Pasien diberi
pelayanan pengukuran tinggi dan berat badan. Pasien masuk dalam program pemantauan
dari Puskesmas Bakunase selama beberapa bulan untuk melihat perkembangan status gizi
anak tersebut. Orang tua pasien diberi edukasi agar pasien mendapat nutrisi yang cukup
serta terus melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas. Selain itu, ibu juga diberi edukasi
untuk terus memantau perkembangan dan pertumbuhan anak dan memberikan anak
Ditjen Bina Gizi dan Kesehat Ibu dan Anak Kementeri Kesehat RI. 2011;1–40.