Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah
kanan-Nya.” (Yohanes 13:23)
“Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: ‘Itu Tuhan.’” (Yohanes 21:7a) Jika kita melihat Injil Yohanes, kita akan menemukan bagaimana Yohanes berkali-kali menyebut dirinya sebagai murid yang dikasihi Yesus. Menarik sekali bukan? Ternyata Yohanes tidak bermegah atas kasihnya kepada Tuhan Yesus, melainkan dia bermegah atas kasih Tuhan Yesus kepadanya. Inilah seharusnya perspektif yang juga dimiliki oleh setiap pengikut Kristus. Kita harus sadar bahwa kita diselamatkan dan diberkati bukan karena kasih kita kepada Tuhan, melainkan karena kasih Tuhan yang begitu luar biasa kepada kita. Seperti yang 1 Yohanes 4:10 katakan, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” Jangan sampai kita menjadi seperti para orang farisi dan ahli taurat yang merasa dirinya benar dan layak untuk Tuhan. Marilah kita menjadi orang-orang yang sadar bahwa diri kita berdosa dan sebenarnya tidak layak untuk Tuhan, namun karena kasih karunia-Nya, kita diberikan keselamatan dan kesempatan untuk memiliki hubungan dengan-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Kita diberkati dan diselamatkan oleh karena kasih karunia Tuhan, bukan karena kehebatan diri kita sendiri. Maka itu janganlah kita sombong, melainkan tetap bersyukur. Ketika bertemu dengan orang lain, janganlah kita menyombongkan pencapaian-pencapaian kita, tetapi marilah kita menceritakan tentang Tuhan yang telah memberkati kita dengan begitu ajaib. “Aku bisa seperti hari ini, itu semua karena kasih karunia Tuhan di dalam hidupku. Tuhan Yesus sangat baik, Dia sangat sayang sama aku.” Tuhan Yesus datang untuk menghancurkan pekerjaan iblis, sang pembohong dan penipu, yang ingin menyeret kita kedalam dosa. Dan hanya di dalam Tuhan Yesus Kristus saja kita dapat memiliki kepercayaan diri yang sepenuhnya bahwa di dalam Dia terdapat kemenangan! Hanya saja, dibalik kebenaran yang luar biasa ini, masih banyak dari kita sebagai orang percaya yang masih belum hidup seperti seorang pemenang, tetapi merasa sebagai seorang ‘victims’ atau korban. Ya, walaupun mungkin banyak hal di dalam hidup ini yang membuat kita merasa seperti seseorang yang menderita dan menjadi seperti ‘korban’ dari keadaan, kita tidak harus lagi untuk tetap merasa seperti itu sebab seperti yang tertulis di dalam Roma 8 ayat 37: “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” Ya, sebab di dalam Kristus saja, kita memiliki HARAPAN dan kesempatan untuk terus melangkah maju dan berkemenangan atas semua permasalahan di dalam hidup ini karena Kristus telah mengalahkan dan menaklukkan hal yang paling buruk didalam hidup kita, yaitu kuasa dosa. Saya terkadang bertanya tanya, bagaimana mereka yang tidak mengenal Kristus dapat menghadapi berbagai permasalahan di dalam hidup ini? Bagi saya pribadi, tidak mungkin saya dapat bertahan dengan harapan di dalam hati saya jika itu bukan karena Kristus yang tinggal di dalam saya. Ya, hanya Dia saja yang menjadi Gunung batu dan fondasi hidup saya, dan saya sangat bersyukur untuk hal itu. Teman teman terkasih, jika kita hidup di dalam Kristus, dan diijinkan menghadapi situasi yang sepertinya tidak memiliki dasar untuk berharap, ingatlah selalu akan Tuhan Yesus Kristus, akan apa yang telah Dia lakukan dan tawarkan kepada kita, yaitu diriNya sendiri dan kehidupan yang kekal bersamaNya. Hal tersebutlah satu satunya yang seharusnya memampukan dan menguatkan iman percaya kita. Ya mari kita sama sama belajar untuk terus mengingat dan saling mengingatkan pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus tersebut. Dan jika ada dari teman teman yang belum hidup di dalam Kristus, apalagi yang teman teman tunggu? Dia menawarkan tidak hanya harapan di dalam hidup ini, tetapi juga harapan akan kehidupan yang kekal bersama denganNya suatu saat nanti