AGRARIA
Fungsi Hutan
1. Fungsi Produksi
2. Fungsi Lindung
3. Fungsi Konservasi
Apakah izin pemanfaatan hutan boleh ditaruh di 3 fungsi ini? Boleh, kecuali untuk zona inti dan zona rimba
taman nasional serta cagar alam → karena terdapat flora fauna yang bersifat endemik yang hanya ada di
Indonesia (menjaga keragaman hayati)
Tata Cara
● Pemohon yang eligible yaitu menteri atau pejabat setingkat menteri, gubernur, bupati, walikota, pimpinan
badan usaha, atau ketua yayasan
● Menteri melakukan penilaian atas permohonan yang diajukan
● Menteri menerbitkan persetujuan prinsip penggunaan kawasan apabila pemohon memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis
● Menteri menerbitkan izin pinjam pakai akwasan apabila pemohon sudah memenuhi sejumlah
kewajiban yang disebutkan dalam pemberian persetujuan prinsip.
IUP Hasil ● Hutan produksi ● Perorangan Kementerian Menteri dengan rekomendasi dari gubernur
Hutan Kayu ● Hutan lindung ● Koperasi KLHK setelah mendapatkan pertimbangan dari
● BUMN/D/S bupati/walikota
IUP Jasa ● Hutan produksi ● Perorangan Bupati, walikota, ● Bupati/walikota dgn tembusan kepada
Lingkungan ● Hutan lindung ● Koperasi gubernur, dan gubernur, menteri & kepala KPH
● Hutan ● BUMN/D/S menteri sesuai ● Gubernur dgn tembusan pada menteri dan
konservasi (kec dengan kewenangan kepala KPH
zona inti & masing-masing ● Menteri dgn tembusan ke menteri,
rimba) gubernur, bupati, walikota & kepala KPH
IUP Kawasan ● Hutan produksi ● Perorangan Bupati, walikota, ● Bupati/walikota dgn tembusan kepada
Hutan ● Hutan lindung ● Koperasi gubernur, dan gubernur, menteri & kepala KPH
● Hutan menteri sesuai ● Gubernur dgn tembusan pada menteri dan
konservasi (kec dengan kewenangan kepala KPH
zona inti & masing-masing ● Menteri dgn tembusan ke menteri,
rimba) gubernur, bupati, walikota & kepala KPH
Sebelum diberikan izin Pelelangan Wilayah IUP: yg dicari informasi oleh peserta lelang → potensi
tambangnya karena banyak yang belum diketahui.
--- Perusahaan yang menang lelang akan lanjut ke pengajuan IUP eksplorasi → harus memenuhi syarat di
atas
Kegiatan IUP Eksplorasi: penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan → tidak ada bukti deposit/ada
bukti deposit:
● IUP Eksplorasi atau IUP OP diberikan kepada badan usaha (BUMN/D/S), koperasi, dan perusahaan
perorangan (orang, perusahaan firma, perusahaan komanditer) (UU 4/2009 dan PP 23/2010)
● Izin diajukan kepada menteri dan kepada gubernur dengan dilimpahkannya kewenangan oleh menteri
● Format permohonan izin dapat dilihat di permen ESDM 34/2017
Orang yang memantau terkait kegiatan atas perusahaan tambang terhadap pemilik dibeut sebagai inspektorat
tambang → mastiin kewajiban pemegang IUP dikerjakan semua
Jenis Izin
Dalam PP 121/2015 dan PUPR 1/2016, istilah yang digunakan adalah Izin Pengusahaan Sumberdaya Air
dan Izin Penggunaan Sumberdaya Air
1. Izin Penggunaan Sumberdaya Air Bukan Usaha (Penggunaan)
2. Izin Penggunaan Sumberdaya Air Untuk Usaha (Pengusahaan)
Prosedur
● Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat yg berwenang. Pemohon harus memenuhi
persyaratan administratif, teknis, lingkungan
● Pejabat menanggapi permohonan dengan membentuk tim untuk melakukan verifikasi permohonan izin
● Pejabat mengembalikan, menolak, atau menerima permohonan izin setelah memperhatikan laporan tim
verifikasi dan mendegan pertimbangan teknis dari pengelola sumberdaya air
Unsur-Unsur
1. Batas wilayah
2. Jangka waktu
3. Izin yang dikeluarkan dari tuan rumah ke negara asing
4. Kewajiban dari perusahaan asing untuk memberi royalti kepada negara tuan rumah
Implikasi Konsesi
1. Kepemilikan kekayaan migas merupakan bagian yang melekat dengan kepemilikan hak atas tanahnya
2. Keterlibatan negara sangat terbatas
3. Jangka waktu konsesi selama 75 tahun
4. Negara dalam sistem konsesi hanya menerima royalti secara umum
Keuntungan
1. Membantu negara penghasil minyak untuk bisa menemukan minyak untuk pertama kali
2. Perusahaan minyak internasional membayar pajak tinggi dan membawa teknologi ke negara tuan rumah
3. Terkadang, perusahaan minyak internasional membantu negara tuan rumah secara ekonomi melalui
pembayaran tunai
4. Negara tuan rumah mendapat laba tetap tanpa resiko dan hasil produksi perusahaan minyak
5. Merupakan kontrak yang sederhana dan mudah dipahami karena hanya terdapat perusahaan minyak
pemegang konsesi yang memiliki semua hak (termasuk HAT) dan melakukan operasi industri minyak
Kerugian
1. Keputusan pengembangan wilayah kerja, penemuan, eksplorasi, produksi dan penjualan adalah hak
eksklusif
2. Jangka waktu yang sangat lama yaitu 75 tahun
3. Tidak ada hukuman atau sanksi bagi perusahaan minyak dari negara penghasil minyak jika
perusahaan tsb tidak mengembalikan wilayah kerja atau tidak menghasilkan minyak sama sekali
4. Perusahaan minyak sebagai pemilik produksi minyak mentah
Kontrak Karya
Dasar Hukum dan Pengertian
● Perpu 44/1960 tentang Pertambangan Minyak Gas dan Bumi → UU 44 Prp 1960 tentang
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
● Pengertian: perjanjian antara pemerintah dengan perusahaan pertambangan berkaitan dengan segala
kegiatan pertambangan.
Unsur-Unsur
1. Kontraktual → perjanjian para pihak (sepakat)
2. Harus ada subjeknya, yaitu pemerintah Indonesia dengan kontraktor asing semata-mata atau gabungan
antara pihak asing dengan pihak Indonesia
3. Kegiatan berupa eksplorasi, eksploitasi, pemurnian dan pengolahan, pengangkutan, penjualan
4. Adanya jangka waktu dalam kontrak
Dengan adanya kondisi ini, perlu dipikirkan lagi skema kontrak migas yang menguntungkan bagi bangsa
Indonesia. Tidak hanya dari pendapatan yang lebih baik, tetapi juga untuk menegakkan kedaulatan migas di
negeri ini.
Unsur-Unsur
1. Perjanjian atau kontrak (kontrak bagi hasil)
2. Subjek (badan pelaksana dan badan usaha)
3. Objek (eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas bumi)
4. Mengatur bagi hasil antara negara dengan perusahaan minyak
5. Kegiatan di bidang minyak dan gas bumi
Pengaturan PSC
● Merupakan bagian dari sistem kontrak yang merupakan kepemilikan SDA yaitu sumber daya minyak dan
gas, dikuasai penuh oleh negara, dan pengusahaannya diselenggarakan oleh pemerintah atau perusahaan
migas nasional negara tersebut.
● Kontrak bagi hasil ini mengadopsi skema bagi hasil yang selama ini diterapkan pada pola pertanian di
Indonesia.
○ Pola yang dimaksud adalah pembagian "paron" (50% penggarap, 50% pemilik lahan). Modal paron
adala pula usaha dimana pemerintah diibaratkan sebagai "pemilik sawah" yang mengamanatkan
pengelolaan sawah miliknya kepada "petani penggarap" yaitu kontraktor migas.
● Timbulnya ini untuk mengatasi permasalahan keterbatasan modal, teknologi, dan SDM yang dihadapi
Pertamina, khususnya dalam menjalankan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan migas.
● Secara umum, durasi kontrak itu 30 tahun (20 tahun eksploitasi dan 10 tahun eksplorasi)
● Hal yang harus ditekankan dalam PSC, yaitu berkaitan dengan perhitungan bagi hasil antara pemerintah
dan kontraktor. Dalam hal ini, pembagian hasil usaha dihitung pada pembagian hasil produksi nyata
(production sharing), bukan pada pembagian pendapatan usaha (revenue sharing) dan bukan pula pada
pembagian keuntungan (profit sharing)
● Skema KBH yang tidak mengubah status kepemilikan SD merupakan skema hasil pengejawantahan Pasal
33 UUD 1945 dimana negara melakukan penguasaan penuh terhadap sumber daya migas yang dimiliki
untuk kemudian dikelola bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kontrak bagi hasil juga
memungkinkan negara melalui perusahaan migas yang dimiliki untuk melakukan pengelolaan dan
pengawasan pada kegiatan pengelolaan migas nasional
Tujuan:
1. Mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi yang lebih cepat.
2. Mendorong para kontraktor migas dan industri penunjang migas untuk lebih efisien sehingga lebih mampu
menghadapi gejolak harga minyak dari waktu ke waktu
3. Mendorong bisnis proses kontraktor hulu migas (K3S) dan SKK Migas menjadi lebih sederhana dan
akuntabel. Dengan demikian sistem pengadaan (procurement) yang birokratis dan perdebatan yang terjadi
selama ini menjadi berkurang
4. Mendorong K3S untuk mengelola biaya operasi dan investasinya dengan berpijak kepada sistem
keuangan korporasi bukan sistem keuangan negara.
Gross Split → perolehan migas dibagi dua oleh govert & kontraktor. Komponen biaya sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor/pelaku usaha → tidak diklaim oleh gross production
Secara nyata, subjek HAT ada 3, yaitu Tuhan sebagai pencipta dan pemilik semua yang diciptakan, badan-
badan hukum, dan orang.
1. Tuhan → kekuasan mutlak dan tertinggi. kepemilikan sejati (karunia Tuhan) → Pasal 1 (2) UUPA
2. Badan-Badan Hukum
a. Nadzir (Orang atau BH Keagamaan) → mewakafkan HAT → bukan merupakan pemilik, tetapi
hanya pengelola karena yang memiliki adalah wakif setelah diberikan kepadanya → PP 28/1977
b. Raja (Kalifatullah, Kerajaan) → karena dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi
Pasal 7 UUPA:
Untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak
diperkenankan.
● Tuan tanah adalah bangsawan, orang asing (bertindak selaku investor atau pengusaha asing yang
kebanyakan dari Portugal, Spanyol, Belanda, Inggris, dsb). Pasca kemerdekaan, kelebihan batas
maksimum dari yang melampaui batas diberikan ke pemerintah, kemudian diambil dan selanjutnya
dibagikan & diredistribusikan pd rakyat Indonesia yg miskin dan memerlukan tanah.
Pasal 10 UUPA:
(1) Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada azasnya diwajibkan
mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan.
(2) Pelaksanaan dari pada ketentuan dalam ayat (1) pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan.
(3) Pengecualian terhadap asas tersebut pada ayat ( 1 ) pasal ini diatur dalam peraturan perundangan.
Setelah ada UUPA, untuk menindaklanjuti landreform ini, khususnya larangan kepemilikan tanah yg melampaui
batas segara keluarkan UU 56 Prp 1960 → menetapkan luas maksimum dan minimum
● Maksimum
○ Pasal 1 (1): Seorang atau orang-orang yang dalam penghidupannya merupakan satu keluarga
bersama-sama hanya diperbolehkan menguasai tanah pertanian, baik milik sendiri atau kepunyaan
orang lain atau dikuasai seluruhnya tidak boleh lebih dari 20 hektar, baik sawah, tanah kering
maupun sawah dan tanah kering.
○ Pasal 2: Hanya 5 hektar bagi tanah yang sangat subur dan penduduknya padat
○ Terdapat pengecualian bagi usaha besar → diberikan HGU, batas 20 hektar tidak berlaku.
● Minimum (Pasal 8): Pemerintah mengadakan usaha-usaha agar supaya setiap petani sekeluarga memiliki
tanah pertanian minimum 2 hektar. → tanah dan pemiliknya harus pada domisili yang berdekatan
(kecamatan yang sama/berbatasan)
Tanah Bangunan
● Tidak mengenal batas maksimum dan minimum → tidak mengenal land reform
● Pasal 7 UUPA → yang disebut tanah bukan untuk pertanian
● Yang diatur adalah jumlah kepemilikannya tidak boleh lebih dari 5 bidang, tanahnya boleh jauh dari
domisilinya
Perizinan
● Ada dua bentuk perizinan yaitu eksplorasi dan operasi produksi.
● Jangka waktu perizinan eksplorasi singkat dan beragam → paling lama 8 tahun untuk mineral logam
● Setelah menggunakan perizinan eksplorasi dan mendapat informasi mengenai minerba pada suatu
daerah, perlu ditingkatkan menjadi perizinan operasi produksi.
● Jangka waktu perizinan operasi produksi dibagi berdasarkan jenisnya → paling lama untuk mineral
logam.
○ Jangka waktu bisa diperpanjang terkait kegiatan integrasi dengan fasilitas pengolahan dan
pemurnian (smelter).
○ Co: logam sampai 20 tahun, tapi apabila diintegrasi dengan smelter jadi bisa 30 tahun
Smelter
● Smelter (pengolahan dan pemurnian) hanya bisa memberikan royalti sebesar 5% kepada negara (atau
bahkan 0%) dengan ada insentif pajak
● Pemurnian menghasilkan limbah tailing yang sangat berbahaya → bisa mengubah DNA, merusak organ
tubuh manusia
● Smelter berbentuk seperti sumur dan banyak yang tidak mengembalikan/mereklamasi ke keadaan semula
● Pembangunannya banyak yang dekat pemukiman padahal seharusnya jauh dari pemukiman
Sektor Agraria
Sektor Mineral, Batubara, Minyak, dan Gas (Minerba dan Migas)
● UU 3/2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
● Berakhirnya Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dikembalikan
kepada menteri → harus memberikan penjelasan tertulis dengan alasan yang jelas (co: kendala pendanaan)
● Jika tidak dikembalikan maka bisa dicabut oleh menteri, dengan alasan:
1. Tidak memenuhi kewajiban dalam IUP, IUPK, dan peraturan perundang-undangan
2. Melakukan tindak pidana yang terkandung dalam UU 3/2020
3. Pailit
4. Habis masa berlakunya (tidak diperpanjang)
● UU Cipta Kerja mengamandemen KKS sektor migas menjadi berakhir sesuai dengan jangka waktunya
Sektor Kehutanan
● PP 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko → belum diklasifikasikan,
hanya berbentuk subsektor
● PP 23/2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan
● Perizinan usaha di sektor kehutanan diklasifikasi menjadi 2
○ Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil Hutan
→ berakhir dengan dicabut akibat sanksi administratif
Tidak hanya hak dan kewajiban, tetapi juga mengatur mengenai larangan → memindahtangankan ke orang lain
karena hak perorangangan, menguasai sumber air, privatisasi dengan menutup akses kepada masyarakat.