Anda di halaman 1dari 31

Konversi Hutan ke Perkebunan

kacamata biolog

Team Teaching
Ekologi Tanaman Perkebunan

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Apa itu konversi hutan?

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021
Mengapa terjadi konversi hutan?

Kebutuhan manusia

Lahan dan pekerja yang murah serta subsidi


pemerintah
Peraturan lingkungan yang kurang terimplementasi

maksimal

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Tahapan-tahapan dalam konversi hutan

Tidak Sesuai STOP


Perencanaan Penilaian
OK Konversi
Penyiapan lahan AMDAL
Legalitas HCV
Aturan hukum
Persiapan evaluasi lahan
Persiapan syarat-syarat

Biologi: Flora, Fauna dan Ekosistem

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Beberapa Aturan Dasar

● Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

● UU No 5 Tahun 1960 – Pokok-Pokok Agraria

● UU No 26 Tahun 2007 – Penataan Ruang

UU No 18 Tahun 2013 – Pencegahan dan Pemberantasan


Perusakan Hutan dan Implementasinya

● UU No 39 Tahun 2014 – Tentang Perkebunan

● PP no 27 Tahun 1999 – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


98/Permentan/OT.140/9/2013

●UU Cipta Kerja – penghapusan luasan minimal 30% hutan →


kontraproduktif

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Definisi perkebunan menurut perundangan
“Perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya

alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budi
daya, panen, pengolahan, dan pemasaran terkait Tanaman
Perkebunan”
● UU No 39 Tahun 2014

●Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman


tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
● Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
98/Permentan/OT.140/9/2013

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Status Lahan Perkebunan

Hak Guna Usaha → 5 ha atau lebih, ada


modal, dan teknologi yang memadai.

●Dalam Undang-Undang 5/1960 Pasal 29


ayat (1) menyebut, Hak Guna Usaha (HGU)
hanya diberikan untuk waktu paling lama 25
tahun. Di ayat (2), untuk perusahaan yang
memerlukan waktu yang lebih lama dapat
diberikan hak guna usaha untuk waktu paling
lama 35 tahun.

UUCK → 90 tahun?

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Pembukaan lahan

●Pembukaan Lahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai perencanaan tata
ruang dan tata letak, pengukuran areal,dan pembersihan lahan sampai dengan lahan siap
untuk ditanami.
● Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 47/Prementan/OT.140/4/2014

Pembukaan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal lahan

pertanaman kelapa sawit.


– Kegiatan pembukaan lahan ini sangat tergantung pada jenis vegetasi, topografi, sarana,
dan prasarana pendukung. Hal yang harus diperhatikan dalam pembukaan lahan
adalah membuat perencanaan kerja yang baik dan mempertimbangkan faktor iklim
setempat. Pasalnya, faktor iklim merupakan faktor dominan.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Metode pembukaan lahan

●Metode pembukaan lahan (land clearing) akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan
situasi setempat, seperti lahan berbukit, lahan datar dan lahan rendahan.
– kimiawi → mudah dan cepat → mahal
– mekanis → penebangan dan bantuan buldozer → murah

Izin Pembukaan Lahan → peran pemda


– Sebelum melakukan pembukaan lahan, langkah berikutnya adalah memohon Izin


Pembukaan Lahan atau lebih dikenal Izin Land Clearing kepada kepala daerah
setempat (bupati) dengan rekomendasi dinas kehutanan dan dinas perkebunan
setempat. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penelitian secara administrasi,
pemerintah kabupaten mengeluarkan Izin Pembukaan Lahan / Land Clearing.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Syarat-syarat pembukaan hutan

●Setelah IPL diterbitkan, perusahaan harus memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut:
1.Pembukaan lahan dilakukan tanpa pembakaran
2.Tidak melakukan Land Clearing / pembabatan
sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan radius
kurang lebih 100 m kiri kanan sungai
3.Menyampaikan laporan tertulis tentang
pelaksanaan kegiatan land clearing kepada
pemegang izin.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Macam penanaman komoditas perkebunan - sawit

Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada berbagai kondisi


areal sesuai dengan ketersediaan lahan yang akan dibuka


menjadi perkebunan kelapa sawit.
1.Bukaan baru (new planting) pada hutan primer, hutan
sekunder, semak belukar atau areal yang ditumbuhi lalang –
memerlukan kajian komprehensif
2.Konversi, yaitu penanaman pada areal yang sebelumnya
ditanami dengan tanaman perkebunan seperti karet, kelapa, atau
komoditas tanaman perkebunan lainnya – definisi lebih sempit
3.Bukaan ulangan (replanting), yaitu areal yang sebelumnya juga
ditanami kelapa sawit – kawasan-kawasan tertentu seperti lereng
tidak boleh ditanami ulang

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Hutan dan perusakan hutan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan


Pemberantasan Perusakan Hutan
menyatakan definisi hutan di dalam pasal 1
angka (1) menyatakan:
●“Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.”

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Unsur-unsur hutan sesuai pemerintah Indonesia

1.Unsur lapangan yang cukup luas (minimal ¼


hektar), yang disebut tanah hutan,
2.Unsur pohon (kayu, bambu, palem), flora,
dan fauna,
3.Unsur lingkungan, dan
4.Unsur penetapan pemerintah.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Larangan perusakan hutan

Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013,


menyatakan:
Pencegahan perusakan hutan adalah segala upaya yang dilakukan
untuk menghilangkan kesempatan terjadinya perusakan hutan.

●Perkebunan merupakan sektor yang potensi terjadinya cukup


tinggi

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Larangan perusakan hutan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan:


1.Kerusakan hutan akibat pengerjaan/pendudukan tanah hutan secara tidak sah,
penggunaan hutan yang menyimpang dari fungsinya, dan pengusahaan hutan yang tidak
bertanggung jawab.
2.Kerusakan hutan akibat mengambilan batu, tanah dan bahan galian lainnya, serta
penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan kondidi tanah/tegakan;
3.Kerusakan hutan akibat pencurian kayu dan penebangan tanpa izin;
4.Kerusakan hutan akibat penggembalaan ternak dan akibat kebakaran;
5.Kerusakan hasil hutan akibat perbuatan manusia, ganggungan hama dan penyakit dst.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Larangan penebangan hutan

●Tindakan penebangan pohon di dalam kawasan hutan jika dilakukan tanpa izin dari
instansi/pejabat kehutanan, digolongkan sebagai tindakan yang melawan hukum.
Termasuk, perbuatan penebangan liar dilakukan subjek hukum yang telah memperoleh
izin menebang namun, melampaui batas/target yang diberikan instansi/pejabat
kehutanan.
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Biolog
Kegiatan konversi hutan memerlukan

biolog
●Kegiatan biolog sah dan telah ditetapkan
secara resmi

Biolog → Biodiversitas dan ekosistem


– Berkolaborasi dengan tim-tim dari bidang


lain

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


AMDAL DAN HCV: Peran Biolog

AMDAL dan HCV – terdapat bagian khusus Flora dan Fauna.


Aturan dasar AMDAL – PP no 27 Tahun 1999


●Biolog – aturan menuntut pendataan Flora dan Fauna baik


terestrial atau akuatik.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


AMDAL

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Kajian Aspek Lingkungan Biologi

Ekosistem tersusun dari material tak hidup, produsen, konsumen, dan pengurai

Komponen biologis juga dibagi menjadi autotrofik dan heterotrofik


● Biodiversity is the key

Pemikiran masa kini yang memahami pentingnya memfokuskan keanekaragaman hayati


dalam berbagai aktivitas terkait seperti pertanian dan perkebunan

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Pendataan Biota dalam AMDAL

Biota terrestrial

– Jenis-jenis flora atau fauna


– Jumlah vegetasi atau jumlah satwa liar
– Apakah ada jenis dilindungi?
Biota akuatik (air laut dan tawar)

– Jenis-jenis flora atau fauna dan kuantitasnya


– Jenis dan kuantitas keanekaragaman hayati
– Apakah ada jenis dilindungi?

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


High Conservation Value (Nilai Konservasi Tinggi)

HCV untuk memenuhi syarat penjualan produk. Misalnya


RSPO pada sawit.


●HCV – Nilai Konservasi Tinggi – Kawasan yang memiliki
nilai penting terkait pelestarian sumber daya alam hingga
sosial masyarakat.
●Termasuk dalam HCV adalah flora fauna endemik,
terancam punah, atau dilindungi oleh UU.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


HCV Biologi

KERAGAMAN SPESIES

– Konsentrasi keragaman biologi meliputi spesies


endemik, langka, terancam, yang signifikan perannya
dalam mempertahankan kelestarian spesies pada
tingkatan nasional atau global
TINGKATAN EKOSISTEM

– Ekosistem tingkatan lansekap, mosail, dan intact


forest landscapes (IFL = lansekap hutan alami) yang
signifikan pada skala nasional hingga global. Di
dalam kawasan ini, terdapat populasi alami yang
mampu turun temurun
EKOSISTEM DAN HABITAT

– Ekosistem, habitat, atau kawasan refugia yang


Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021
Intact forest landscapes dan
ekosistem langka

Sundaland heath forest

Intact forest landscapes

Hutan rawa gambut


Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021
Menentukan biota endemik, terancam punah, atau dilindungi

Status perlindungan → PP No 106 Tahun 2018


Terancam pundah → IUCN Red List


Perdagangan → Appendiks CITES


Endemik → Jurnal ilmiah atau pangkalan data


Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Area ekosistem sungai

biodiversitas | budaya leluhur | penghindaran dari bencana


Pemetaan kawasan NKT

Data itu akan dikombinasikan


sehingga diperoleh peta
rekomendasi NKT. Lahan mana
yang boleh dibuka dan tidak.

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Hopea bilitonensis

Tumbuhan kritis (Critically Endangered) di Belitung


●Pembukaan kawasan hutan seluas ± 200 hektar di


Belitung batal dilakukan karena terdapat populasi pohon
ini

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Kesimpulan
Indonesia memiliki aturan hukum tentang konversi hutan baik UU,
PP, atau Peraturan Menteri dan legal lainnya

Pembukaan hutan dapat dilakukan setelah semua persyaratan


dipenuhi (AMDAL atau NKT)

Peran Biolog penting dalam menggali keanekaragaman hayati dan


statusnya pada hutan yang akan dikonversi → salah satu
komponen kunci pengambilan keputusan

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021


Terima kasih

Prodi Biologi Universitas Samudra © 2021

Anda mungkin juga menyukai