Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Unisla 2018, 3 Oktober 2018

Litbang Pemas – Universitas Islam Lamongan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MONOPOLI AKAD SYARIAH


(MONASY) UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN SYARIAH

Athi’ Hidayati1, Mafudhiyanto2, M. Nurul Qomar3


1
Fakultas Ekonomi, Universitas Hasyim Asy’ari
2
Fakutas Ekonomi, Universitas Hasyim Asy’ari
3
Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam, IAIN Kudus
browmas2@gmail.com1, mahfudiyanto563@gmail.com2, mnqomar84@gmail.com

ABSTRAK
Pada pertumbuhan industri perbankan syari’ah dewasa ini masih dinilai bergerak lambat. Hal ini diduga
karena produk yang ditawarkan perbankan syari’ah menggunakan bahasa arab. Istilah perbankan syari’ah
berbahasa arab dianggap sebagai faktor kendala bagi masyarakat untuk mengenali produk perbankan
Syariah. Bagi mahasiswa, akad-akad syariah pada mata kuliah fiqh muamalah belum dipahami sampai
penerapan akad dii perbankan syariah. hal demikian menjadi evaluasi dalam proses pembelajaran mata
kuliah fiqh muamalah dii prodi ekonomi syariah. Penelitian ini bertujuan merancang pengembangan
monopoli akad syariah sebagai media pembelajaran mata kuliah muamalah untuk meningkatkan literasi
keuangan syariah bagi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan model research dan development. Proses
pengembangan media pembelajaran diawali dengan tahap analisis dengan melakukan observasi dan
analisis masalah mahasiswa. Selanjutnya peneliti melalukan pengembangan media permainan monopoli
dengan mengkonversi fungsi-fungsi monopoli umum menjadi fungsi-fungsi berbasis syariah sesuai
kebutuhan pembelajaran mata kuliah fiqh muamalah.
Kata Kunci: Pengembangan, Monopoli, Akad Syariah

1. PENDAHULUAN akhir 2015 terdapat 256 program studi yang


Bank syari’ah sebagai lembaga keuangan menawarkan ekonomi dan keuangan syari’ah di
yang menggunakan sistem yang relatif baru, tentu indonesia. Namun demikian, dari peringkat
masih banyak distorsi dan kendala dalam akreditasi, mayoritas prodi memiliki C, yaitu 64,
prakteknya. Khususnya di Indonesia, secara 06 persen. Hanya 8 prodi yang memiliki akreditasi
bertahap usaha dalam memperbaiki sistem yang A dan 84 prodi yang terkreditasi B. Ini
ada selalu dilakukan. Untuk itu, Bank Indonesia menunjukkan bahwa meski dari sisi kuantitas
telah menyusun inisiatif pengembangan bank jumlah prodi yang dimiliki termasuk relatif
syari’ah yang terangkum dalam blue print banyak, akan tetapi dari sisi kualitas masih perlu
perbankan syari’ah di Indonesia (Rahmawati, ditingkatkan (Beik dan Arsyianti, 2016: 157-158).
2008: 277). Melihat realita di atas, adanya potensi jumlah
Pada pertumbuhan industri perbankan program studi ekonomi syari’ah yang terhitung
syari’ah dewasa ini masih dinilai bergerak lambat. banyak merupakan potensi pengembangan industri
Hal ini diduga karena produk yang ditawarkan syari’ah di indonesia dengan peningkatan kualitas
perbankan syari’ah berbahasa arab. Istilah pendidikan ekonomi syari’ah, lebih khusus lagi
perbankan syari’ah dalam bahasa arab dianggap pembelajaran ekonomi syari’ah. Dengan
sebagai faktor kendala bagi masyarakat untuk peningkatan pendidikan ekonomi syari’ah di
mengenali produk-produk yang ditawarkan. perguruan tingggi diharapkan para alumninya
Menurut Beik dan Arsyianti (2016: 153), menjadi ujung tombak edukasi ekonomi syari’ah
Industri keuangan syari’ah sendiri masih pada masyarakat, termasuk untuk mengenali
kekurangan sumber daya manusia (SDM), yang produk-produk perbankan syari’ah. Selain itu,
bisa memenuhi tuntutan industri keuangan dan diharapkan alumni ekonomi syari’ah berkontribusi
perbankan syari’ah. Solusi instannya adalah dalam pengembangan industri perbankan syari’ah
dengan mengkonversi sumber daya manusia sebagai praktisi atau pengguna (nasabah).
(SDM) di perbankan konvensional untuk pindah di Dalam hal penguasaan dasar fiqh muamalah,
bank syari’ah melalui training dan pelatihan, serta mahasiswa dinilai masih belum memahami secara
merekrut sumber daya manusia (SDM) yang latar baik mata kuliah fiqh muamalah sebagai dasar
belakang pendidikan formalnya bukan dari perbankan syari’ah. Hal ini dibuktikan Pratiwi
ekonomi syari’ah. dalam penelitiannya (2016: 18) yang berjudul
Di lain sisi menurut data Badan Akreditasi Analisa Pemahaman Nasabah Bank Syari’ah
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), hingga Terhadap Sistem Perbankan Syari’ah (Studi Kasus

Litbang Pemas Unisla ISBN: 978-602-62815-4-9


125
Seminar Nasional Unisla 2018, 3 Oktober 2018
Litbang Pemas – Universitas Islam Lamongan

Mahasiswa S1 Ekonomi Islam Universitas tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.


Brawijaya), menyimpulkan bahwa sebagai Kata media berasal dari Latin, Medius yang secara
mahasiswa program studi ekonomi islam hanya harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar
sekedar tahu sistem bagi hasil yang diterapkan (Arsyad, 2008: 3). Sedangkan Asosiasi Pendidikan
perbankan syari’ah, sebagian dari mereka sudah Nasional (National Education Association/ NEA)
pernah mendapatkan materi tersebut, namun memiliki pengertian yang berbeda, media adalah
penerapannya dalam sistem perbankan syari’ah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
belum mereka pahami. audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
Secara umum, mata kuliah fiqh dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan
mu’amalah tidak sulit, namun ketika dihadirkan dibaca (Sadirman, 2010:7).
dosen dalam pembelajarannya bersifat monoton, Media yang digunakan dalam proses
maka tujuan pembelajaran akan tidak maksimal. pembelajaran disebut media pembelajaran.
Pada posisi ini fungsi media pembelajaran sebagai Pembelajaran sendiri didefinisikan sebagai usaha-
pembawa informasi dari sumber (dosen) menuju usaha yang terencana dalam memanipulasi
penerima (mahasiswa) menjadi sangat urgen, sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar
untuk menghindari kecenderungan pembelajaran dalam diri siswa (Arsyad, 2008:5).
mata kuliah fiqh mu’amalah yang kurang menarik Menurut Trianto (2007:5), maksud dari
dan membosankan. media pembelajaran adalah kerangka konseptual
Pengembangan media pembelajaran yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
kelebihan-kelebihan yang dimiliki media tersebut mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
dan berusaha menghindari hambatan-hambatan sebagai pedoman bagi para perancang
yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran pembelajaran dan para pengajar dalam
Berdasarkan hal tersebut, media harus bermanfaat merencanakan aktivitas belajar mengajar.
antara lain untuk a. memperjelas pesan agar tidak Adapun penelitian sebelumnya diantaranya adalah
terlalu verbalistis, b. mengatasi keterbatasan Penelitian oleh Suciati, Septiana, dan Untari
ruang, waktu, tenaga dan daya indra, c. (2015) yang berjudul “Penerapan Media Monosa
Menimbulkan gairah belajar, d. memberikan (Monopoli Bahasa) berbasis Kemandirian dalam
rangsangan yang sama (Daryanto, 2016: 8-9). Pembelajaran di Sekolah Dasar.” Hasil penelitian
Permainan dapat digunakan sebagai ini adalah mendia pembelajaran monosa layak
media pembelajaran. Permainan sebagai media dibunakan sebagai media pembelajaran. Setelah
bertujuan untuk membantu mahasiswa berperan diujicobakan didapati bahwa media monosa
aktif dan menciptakan suasana kondusif dalam memiliki keefektivan, keefisiensi dan daya tarik
pembelajaran. Permainan monopoli dipilih sebagai kepada pengguna
pengembangan media pembelajaran karena Media pembelajaran merupakan suatu pola yang
termasuk permainan yang pernah dimainkan dipakai oleh dosen untuk membentuk kurikulum,
mahasiswa dan aturan permainannya sudah artinya para Dosen boleh memilih media
banyak yang mengetahui. Kota atau negara pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
dianalogikan sebagai aset yang diperjualbelikan mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan
menggunakan akad syari’ah. Para pemain demikian media pembelajaran tersebut merupakan
monopoli bersaing untuk melakukan transaksi pola umum perilaku untuk mencapai tujuan
demi mencapai falah. Adapun lingkup penelitian pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah
ini adalah rancangan pengembangan permainan mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara
monopoli berdasarkan akad-akad perbankan berpikir, dan mengekspresikan ide melalui media
syari’ah secara umum. pembelajaran yang digunakan oleh Dosen. Media
pembelajaran dapat digunakan Dosen sebagai
2. METODE pedoman dalam merencanakan proses belajar
Dalam penelitian ini, peneliti mengajar.
menggunakan metode penelitian dan Dalam perbankan syari’ah, setiap transaksi diikat
pengembangan (Research and Development). dalam akad yang memiliki konsekuensi duniawi
Sebelum membahas pengertian media dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
pembelajaran, terlebih dahulu dijelaskan berdasarkan hukum islam. Berbeda kondisinya
pengertian dari media itu sendiri. Menurut Arsyad jika perjanjian atau kesepakatan yang telah
(2007:2), media adalah bagian yang tidak bisa dilakukan didasarkan hukum positif saja, maka
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi nasabah atau petugas bank sering melakukan
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan pelanggaran-pelanggaran. Tetapi tidak demikian
Litbang Pemas Unisla ISBN: 978-602-62815-4-9
126
Seminar Nasional Unisla 2018, 3 Oktober 2018
Litbang Pemas – Universitas Islam Lamongan

dengan akad dalam islam, perjanjian tersebut menjual produk usaha 2


memiliki pertanggungjawaban hingga yaumul kali lipat
qiyamah (Antonio, 2001: 29-30). 6 Waralaba
Unit usaha berhak
menjual produk usaha
3. PEMBAHASAN 10 kali lipat
Pengembangan monasy (monopoli akad
syariah) diawali tahap analisis yaitu analisis Tim peneliti selanjutnya memulai mencari
masalah dan kebutuhan. Analisis kebutuhan data-data pendukung, seperti gambar-gambar dan
dilakukan dengan melakukan observasi di kata-kata yang menarik yang telah dikumpulkan
Universitas Hasyim Asy’ari Jombang Prodi kemudian di tata di dalam kerangka yang telah
Ekonomi Syariah Semester II pada kelas fiqh dibuat untuk menyempurnakan monopoli akad
muamalah. Sebagaimana temuan awal observasi syariah (monasy). Selanjutnya tahap
adalah mahasiswa merasa kesulitan menjelaskan pengembangan, peneliti mendesain komponen
istilah akad-akad yang digunakan perbankan monopoli akad syariah (monasy) , seperti Uang
syari’ah, hal ini dikarenakan mahasiswa dalam monopoli akad syariah (monasy), Kartu Pintar,
proses pembelajaran tidak terlibat aktif. Kartu Kepemilikan, Kartu Baitul Maal, Petunjuk
pada tahap ini, peneliti merancang konsep dan Permainan.
tampilan media pembelajaran monopoli akad Konsep di atas telah beberapa kali didiskusikan
syariah di atas kertas. Sebagai komparasi dengan anggota tim peneliti sebagai bentuk
perubahan konsep dan fungsi tampilan permainan evaluasi. hasil evaluasi tersebut menyimpulkan
antara monopoli pada umumnya dan monopoli bahwa:
akad syariah dijelaskan dalam bentuk tabel berikut a. Desain pada papan diberi warna berbeda
ini; paket investasi
b. Harus ada logo atau desain yang mencirikan
syariah
Monopoli Akad Syariah c. Petak kartu pintar pada papan lingkaran
No Komponen Fungsi
dihapus untuk tujuan memaksimalkan papan
1 monopoli akad syariah (monasy), sehingga
Papan Monopoli Ada 29 petak terdiri dari aturan permainan sedikit dirubah.
berbentuk - 21 unit usaha Berikut perubahan dari rancangan awal sampai
lingkaran dengan rancangan yang sudah diperbaiki:
- Mulai
- Baitul maal
- Masuk Pon-Pes
- Pergi Umrah
- KawasanWajib Zakat
- Asuransi syariah
- Anda Muflis
2 Kartu Baitul
Maal Kartu yang tertulis
pendapatan, dan
pengeluaran bagi pemain
sesuai dengan prinsip
syariah
3 Kartu Pintar
Berisi pertanyaan yang
berhubungan dengan
fiqh muamalah dan
kunci jawabannya
4 Kartu Hak
Kepemilikan Berisi keterangan atas
kepemilikan unit usaha
5 Cabang usaha
Unit usaha berhak

Litbang Pemas Unisla ISBN: 978-602-62815-4-9


127
Seminar Nasional Unisla 2018, 3 Oktober 2018
Litbang Pemas – Universitas Islam Lamongan

3.1 ATURAN PERMAINAN MONOPOLI


AKAD SYARIAH (MONASY)
Permainan Akad Syariah (monasy) adalah
permainan untuk meningkatkan literasi keuangan
syariah sekaligus media pembelajaran fiqh
muamalah. Pemain diharapkan lebih akrab dengan
istilah istilah akad syariah dan memahami teori
dan pratek akad dalam perbankan syariah.
Petak Permainan
Petak permainan berjumlah 28 petak,
1) terdiri dari 21 petak unit usaha (Pemain
diharuskan melakukan investasi dengan
membeli unit usaha tersebut sesuai harga
dipetak unit usaha)
2) Petak Mulai (Permainan di awali dari
petak ini. Setiap pemain berhasil
melewati petak ini tidak pada posisi
Gambar 3.1 Rancangan Papan Monasy
muflis, maka pemain berhak
Sebelum dan Sesudah Dievaluasi
mendapatkan ujrah dari bank senilai
Rp.1000,-)
3) Petak Baitul Maal (pemain wajib
mengambil kartu baitul maal dan pemain
harus taat atas petunjuk dan kelterangan
di kartu baitul maal.
4) Petak Masuk Pon-Pes (Pon-pen artinya
pondok pesantren, pemain ditugaskan
untuk menjelaskan landasan hukum dari
akad yang bersumber dari al-Qur’an, Al-
Hadist, atau fatwa DSN, atau
menjelaskan definisi akad sampai dengan
skema, atau pemain tinggal di ponpes
selama 3 putaran).
5) Petak Pergi Umrah ( Pemain
diperintahkan berbicara “membuat 5
kalimat” dalam bahasa arab atau
membayar guide sebesar Rp. 10.000,-)
6) Petak KWZ (KWZ artinya Kawasan
Wajib Zakat, pemain wajib membayar
zakat senilai 2,5% dari harta yang
3.2 Uang Permainan Monopoli Akad Syariah dimiliki)
7) Petak Asuransi Syariah (pemain
membayar dana asuransi syariah sebesar
Rp. 8000,-)
8) Petak Anda Muflis ( Muflis artinya rugi,
pemain tidak berhak mendapatkan ujrah
ketika melewati petak Mulai selama 3
putaran)

Uang Monopoli Akad Syariah:


Awal permainan setiap pemain diberi modal
awal Rp. 480.000,- dengan rincian sebagai berikut:
Rp. 100.000,- (2 lembar)
Rp. 5.000,- (4 lembar)
3.3 Kartu Pintar dalam Bentuk Pertanyaan dan Rp. 1.000,- (5 lembar)
Jawaban Rp. 50.000,- (2 lembar)

Litbang Pemas Unisla ISBN: 978-602-62815-4-9


128
Seminar Nasional Unisla 2018, 3 Oktober 2018
Litbang Pemas – Universitas Islam Lamongan

Rp. 500,- ( 5 lembar) SDM Pada Industri Keuangan Syariah di


Rp. 20.000,- (3 lembar) Indonesia, INFERENSI, Vol 7, No.1, hlm
Rp. 100,- ( 5 lembar) 127.
Rp. 10.000,- (2 lembar) Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran, PT
Raja Grafindo, Jakarta.
Dadu: Beik, Irfan Syauqi dan laily Dwi Arsyianti. 2016.
Awal permainan: masing-masing pemain Ekonomi Pembangunan Syariah,
melempar dadu, urutan permainan ditentukan dari Rajawali Press, Jakarta.
pemain yang angka dadu terbanyak. langkah Cahyo, Agus N.2011. Gudang Permainan Kreatif
selanjutnya pemain melempar dadu dan Khusus Asah Otak Kiri Anak, Flash
melangkah sesuai angka pada dadu. Book, Yogyakarta.
1 Rumah warna Hijau berarti unit usaha yang Daryanto. 2015. Media Pembelajaran, PT. Sarana
dimiliki pemain telah buka 1 cabang Tutorial Nurani Sejahtera, Bandung.
1 rumah warna merah berarti unit usaha yang Husna. 2009. 100+ Permainan Tradisional
dimiliki pemain telah buka cabang usaha 5 Indonesia Untuk Kreativitas,
atau unit usaha tersebut sudah mempunyai Ketangkasan dan Kearaban, Andi,
sistem waralaba Yogyakarta.
Nasrun Haroen. 2000. Fiqh Muamalah, Gaya
Kartu Pintar (diambil pemain lain) Media Pratama, Jakarta.
Di ambil saat pemain berhenti di petak unit Pratiwi, Citra. 2016. Analisis Pemahaman
usaha yang telah dibeli. Pemain wajib menjawab Nasabah Bank Syari’ah Terhadap Sistem
pertanyaan yang tertera di kartu pintar yang telah Perbankan Islam (Studi Kasus
diambilkan oleh pemain lain. Apabila pemain Mahasiswa Si Ekonomi Islam Universitas
berhasil menjawab dengan benar, maka pemain Brawijaya), Skripsi. Malang: Universitas
berhak mendapatkan hibah uang senilai Rp. 2000,- Brawijaya.
Rahmawati, Lilik. (2008). Analisis Terhadap Blue
Kartu baitul maal Print Bank Indonesia untuk
Diambil saat pemain berhenti di petak baitul Pengembangan Perbankan Syari’ah,
maal. Pemain harus taat kepada petunjuk dan Antologi Kajian Islam, seri 13, hlm 277.
keterangan di atas kartu. SartikaNingrum, Ria .(2013). Pengembangan
Kartu kepemilikan hak usaha: Media Pembelajaran Permainan
Syarat mendapatkan kartu ini: Monopoli Akuntansi untuk
1. Pernah berhenti di petak pondok Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
pesantren dan berhasil melaksanakan Kelas X Program Keahlian Akuntansi
aturan main di petak pondok pesantren SMK Negeri Tempel, Skripsi,
2. Membayar uang sesuai dengan nominal Yogyakarta: Universitas Negeri
yang tertera pada petak unit usaha Yogyakarta.
Suciati, dkk. (2015). Penerapan Media Monosa
4. KESIMPULAN (Monopoli Bahasa) Berbasis
Berdasarkan kemajuan penelitian dan Kemandirian Dalam Pembelajaran di
didukung evaluasi tim peneliti, maka dapat Sekolah Dasar, Mimbar Sekolah Dasar,
disimpulkan sebagai berikut. Permainan monopoli vol. 2, no 2, hlm. 1.
akad syari’ah (monasy) sebagai media Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kualitatif,
pembelajaran fiqh mu’amalah sudah selesai pada Kuantitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
tahap pengembangan kerangka konseptual Suhendi, Hendi. 2007. Fiqh Mu’amalah, PT. Raja
permianan dan siap ke tahap berikutnya yaitu Grafindo Persada, Jakarta.
produksi. Peneliti melalukan pengembangan Susanto, Arif, dkk. (2012). Permainan Monopoli
media permainan monopoli dengan mengkonversi Sebagai Media Pembelajaran Sub Materi
fungsi-fungsi monopoli umum menjadi fungsi- Sel Pada Siswa Kelas Xi IPA, Bioedu,
fungsi berbasis syariah sesuai kebutuhan Vol. 1, No. 1, hlm. 1.
pembelajaran mata kuliah fiqh muamalah. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-progresi: Konsep, Landasan dan
PUSTAKA Implementasinya pada Kurikulum
Amalia Euis dan M. Nur Rianto al-Arif. (2013). Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi Islam Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
di Perguruan Tinggi dengan Kebutuhan
Litbang Pemas Unisla ISBN: 978-602-62815-4-9
129

Anda mungkin juga menyukai