Anda di halaman 1dari 14

Analisis karya tulis ilmiah sesuai EYD edisi V

“MITOS SANGKAL DALAM TRADISI PERTUNANGAN DINI DI MADURA”

Abdullah Hasan As
abdullahhasanassyafii20@gmail.com

Dimas Maulana Efendi


dme57813@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini mengkaji tentang menganalisis salah satu karya tulis ilmiah Dr. iwan kuswandi,
karya tulis beliau berjudul “Mitos Sangkal DalamTradisi Pertunangan Dini Di Madura”. Dimana analisis
yang dilakukan disini menggunakan EYD edisi V, KBBI, EYD bahasa Madura yang disempurnakan.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah harus menggunakan etika dan kaidah keilmuan yang merujuk kepada
penulisan Ejaan yang baik dan benar. Penggunaan Ejaan yang baik dan benar adalah sesuai dengan
kaidah EYD edisi V. Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah terdapat kesalahan dalam penggunaa n
Ejaan, baik dalam penggunaan huruf dan penulisan unsur serapan bahasa Madura. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisa kesalahan pada dalam penggunaan huruf, penulisan kata,
penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Objek dalam penelitian ini adalah Karya
Tulis Ilmiah. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah peneliti membaca satu
persatu objek penelitian, menandai kesalahan penulisan, menganalisis penggunaan huruf, imbuha n,
serta tanda baca. Peneliti berharap agar kedepannya sebaiknya dalam menulis sebuah Karya Tulis
Ilmiah harus sesuai dengan ketentuan EYD edisi V dan EYD bahasa Madura yang disempurnaka n
agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh pembaca.

Kata Kunci: Analisis, EYD V, dan EYD bahasa Madura yang disempurnakan

Abstract

This paper examines the analysis of one of the scientific papers of Dr. iwan Kuswandi,
his writing is entitled "Myths Deny in the Tradition of Early Engagement in Madura". Where
the analysis carried out here uses the EYD edition V, KBBI, EYD Madura language which is
enhanced. Scientific Writing must use ethics and scientific rules that refer to good and correct
spelling. The use of good and correct spelling is in accordance with the rules of EYD edition
V. In the writing of scientific papers there are errors in the use of spelling, both in the use of
letters and in writing the absorption elements of the Madurese language. The purpose of this
study was to analyze errors in the use of letters, writing words, using punctuation marks, and
writing absorption elements. The object of this research is Scientific Writing. The data analysis
technique used by the researcher was the researcher reading one by one the research object,
marking writing errors, analyzing the use of letters, affixes, and punctuation marks. The
researcher hopes that in the future, writing a scientific paper should be in accordance with
the provisions of the EYD edition V and EYD Madura language which is refined so that the
message conveyed can be understood by the reader.

Keywords: Analysis, EYD V, and EYD Madurese enhanced

Pendahuluan “Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karya Tulis


Ilmiah”.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan
salah satu produk berfikir dan meneliti sebuah Pembahasan
studi kasus yang akhirnya menghasilka n
A. Penggunaan huruf
upaya solutif dalam memecahkan masalah.
1. Gabungan Huruf Vokal
Dalam penyusunan KTI ada beberapa kaidah
yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah • Monoftong
penggunaan bahasa yang baik dan benar Monoftong dalam bahasa Indonesia
sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan gabungan huruf
baku. Penggunaan bahasa yang baik dan vokal eu yang dilafalkan [ɘ].
benar sangat memengaruhi kata yang akan • Diftong
tersusun menjadi sebuah kalimat yang tepat. Diftong dalam bahasa Indonesia
Pemilihan kata yang tepat dapat membuat dilambangkan dengan gabungan huruf
struktur sebuah tulisan mudah dipahami dan vokal ai, au, ei, dan oi.
menjadikan tulisan tersebut memiliki nilai 2. Gabungan Huruf Konsonan
tersendiri. Tetapi, pada kenyataannya tidak Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny,
sedikit dari masyarakat atau pelajar masih
dan sy melambangkan satu bunyi
kebingungan dalam menuliskan sebuah
konsonan.
kalimat lengkap dengan penggunaa n
3. Huruf Kapital
ejaannya.
• Huruf kapital digunakan sebagai
Selain itu, masyarakat seringkali tidak huruf pertama awal kalimat.
memperhatikan kebenaran tulisan sesuai • Huruf kapital digunakan sebagai
dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnaka n
huruf pertama unsur nama orang,
(EYD) edisi V. Apabila tujuan dan maksud
termasuk julukan.
sudah tersampaikan kepada lawan bicara
sudah cukup bagi mereka. Dengan latar • Huruf kapital tidak digunakan
belakang tersebut, penulis mencoba sebagai huruf pertama nama orang
mengamati kesalahan penggunaan Bahasa yang digunakan sebagai nama jenis
Indonesia khususnya pada beberapa atau satuan ukuran.
kesalahan ejaan yang sering penulis temukan • Huruf kapital tidak digunakan untuk
dengan rujukan beberapa buku dan sumber menuliskan huruf pertama kata yang
dari internet. Pada penelitian ini, penulis bermakna 'anak dari', seperti bin,
memberi judul makalah ini dengan judul binti, boru, dan van, kecuali
dituliskan sebagai awal nama atau • Huruf pertama peristiwa sejarah
huruf pertama kata tugas dari. yang tidak digunakan sebagai nama
• Huruf kapital digunakan pada awal ditulis dengan huruf noncapital.
kalimat dalam petikan langsung. • Huruf kapital digunakan sebagai
• Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
huruf pertama dalam hal tertentu • Huruf pertama unsur geografi yang
yang berkaitan dengan nama agama, tidak diikuti nama diri ditulis dengan
kitab suci, dan Tuhan, termasuk huruf nonkapital.
sebutan dan kata ganti Tuhan serta • Huruf pertama nama diri geografi
singkatan nama Tuhan. yang digunakan sebagai nama jenis
• Huruf kapital digunakan sebagai ditulis dengan huruf noncapital.
huruf pertama unsur nama gelar • Huruf kapital digunakan untuk nama
kehormatan, kebangsawanan, geografi yang menyatakan asal
keturunan, keagamaan, atau daerah.
akademik yang diikuti nama orang • Huruf kapital digunakan sebagai
dan gelar akademik yang mengikuti huruf pertama semua kata (termasuk
nama orang. unsur bentuk ulang utuh) seperti
• Huruf kapital digunakan sebagai pada nama negara, lembaga, badan,
huruf pertama unsur nama gelar organisasi, atau dokumen, kecuali
kehormatan, keturunan, keagamaan, kata tugas.
profesi, serta nama jabatan dan • Huruf kapital digunakan sebagai
kepangkatan yang digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
sapaan. unsur bentuk ulang utuh) di dalam
• Huruf kapital digunakan sebagai judul buku, karangan, artikel, dan
huruf pertama unsur nama jabatan makalah, serta nama media massa,
dan pangkat yang diikuti nama orang kecuali kata tugas yang tidak terletak
atau yang digunakan sebagai pada posisi awal.
pengganti nama orang, nama • Huruf kapital digunakan sebagai
instansi, atau nama tempat. huruf pertama unsur singkatan nama
• Huruf kapital digunakan sebagai gelar dan nama pangkat.
huruf pertama seperti pada nama • Huruf kapital digunakan sebagai
bangsa, suku, bahasa, dan aksara. huruf pertama kata penunjuk
• Huruf kapital tidak digunakan pada hubungan kekerabatan, seperti
nama bangsa, suku, bahasa, dan bapak, ibu, kakak, dan adik serta
aksara yang berupa bentuk dasar kata kata atau ungkapan lain (termasuk
turunan. unsur bentuk ulang utuh) yang
• Huruf kapital digunakan pada huruf digunakan sebagai sapaan.
pertama unsur nama peristiwa 4. Huruf Miring
sejarah. • Huruf miring digunakan untuk
menuliskan judul buku, judul film,
judul album lagu, judul acara dirangkaikan dengan tanda hubung (-
televisi, judul siniar, judul lakon, dan ).
nama media massa yang dikutip e) Bentuk terikat maha- dan kata dasar
dalam tulisan, termasuk dalam daftar atau kata berimbuhan yang mengacu
pustaka. pada nama atau sifat Tuhan ditulis
• Huruf miring digunakan untuk terpisah dengan huruf awal kapital
menegaskan atau mengkhususkan sebagai pengkhususan.
huruf, bagian kata, kata, atau • Bentuk Ulang
kelompok kata dalam kalimat. a) Bentuk ulang ditulis dengan
• Huruf miring digunakan untuk menggunakan tanda hubung (-) di
menuliskan kata atau ungkapan antaraunsur-unsurnya.
dalam bahasa daerah dan bahasa b) Bentuk ulang gabungan kata ditulis
asing. dengan mengulang unsur pertama.
5. Huruf Tebal • Gabungan Kata
• Huruf tebal digunakan untuk a) Unsur gabungan kata, termasuk
menegaskan bagian tulisan yang istilah khusus, ditulis terpisah.
sudah ditulis miring. b) Gabungan kata yang dapat
• Huruf tebal digunakan untuk menimbulkan salah pengertian ditulis
menegaskan bagian karangan, seperti dengan membubuhkan tanda hubung
bab atau subbab. (-) di antara unsur-unsurnya.
c) Gabungan kata yang mendapat
B. Penulisan kata awalan dan akhiran sekaligus ditulis
1. Kata Dasar d) Gabungan kata yang hanya mendapat
Kata dasar ditulis secara mandiri. awalan atau akhiran ditulis terpisah.
2. Kata Turunan e) Gabungan kata berikut ditulis
• Kata Berimbuhan : serangkai.
a) Kata yang mendapat imbuhan 3. Pemenggalan Kata
(awalan, sisipan, akhiran, serta • Pemenggalan kata pada kata dasar
gabungan awalan dan akhiran) ditulis dilakukan sebagai berikut :
serangkai dengan imbuhannya. Jika di tengah kata terdapat huruf
b) Kata yang mendapat bentuk terikat vokal yang berurutan,
ditulis serangkai jika mengacu pada pemenggalannya dilakukan di antara
konsep keilmuan tertentu. kedua huruf vokal itu, Monoftong eu
c) Kata yang diawali dengan huruf tidak dipenggal, Diftong ai, au, ei,
kapital dan mendapat bentuk terikat dan oi tidak dipenggal, Jika di tengah
dirangkaikan dengan tanda hubung (- kata dasar terdapat huruf konsonan
). (termasuk gabungan huruf konsonan)
d) Kata yang ditulis dengan huruf di antara dua huruf vokal,
miring dan mendapat bentuk terikat pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan itu, Jika di tengah
kata dasar terdapat dua huruf • Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis
konsonan yang berurutan, serangkai dengan kata yang
pemenggalannya dilakukan di antara mendahuluinya.
kedua huruf konsonan itu, Jika di • Partikel pun ditulis terpisah dari kata
tengah kata dasar terdapat tiga huruf yang mendahuluinya.
konsonan atau lebih yang masing- • Bentuk pun yang merupakan bagian
masing melambangkan satu bunyi, kata penghubung ditulis serangkai.
pemenggalannya dilakukan di antara • Partikel per yang berarti 'demi',
huruf konsonan yang pertama dan 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis
huruf konsonan yang kedua. terpisah dari kata yang
• Pemenggalan kata pada kata mengikutinya.
berimbuhan dilakukan sebagai 6. Singkatan
berikut : • Singkatan nama orang, gelar, sapaan,
Pemenggalan kata berimbuha n atau pangkat diikuti dengan tanda
dilakukan di antara bentuk dasar dan titik di setiap unsur singkatan itu.
unsur pembentuknya, pemengga la n • Singkatan nama orang dalam bentuk
kata berimbuhan yang bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
dasarnya mengalami perubahan • Singkatan, termasuk akronim, yang
dilakukan seperti pemenggalan pada terdiri atas huruf awal setiap kata
kata dasar, pemenggalan kata yang ditulis dengan huruf kapital tanpa
mendapat sisipan dilakukan seperti tanda titik.
pada kata dasar, pemenggalan kata • Singkatan yang terdiri atas lebih dari
yang menyebabkan munculnya satu dua huruf yang lazim digunakan
huruf di awal atau akhir baris tidak dalam dokumen atau surat-menyurat
dilakukan. diikuti dengan tanda titik.
• Jika kata terdiri atas dua unsur atau
• Singkatan satuan ukuran, takaran,
lebih dan salah satu unsurnya itu
dan timbangan; lambang kimia; dan
dapat bergabung dengan unsur lain, mata uang tidak diikuti tanda titik.
pemenggalannya dilakukan di antara
• Akronim nama diri yang berupa
unsur-unsur itu.
gabungan huruf dan suku kata atau
• Nama orang yang terdiri atas dua
gabungan suku kata dari deret kata
kata atau lebih pada akhir baris ditulis dengan huruf awal kapital.
dipenggal di antara kata tersebut.
• Akronim bukan nama diri yang
• Singkatan tidak dipenggal.
berupa gabungan huruf dan suku
4. Kata Depan kata atau gabungan suku kata dari
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, deret kata ditulis dengan huruf
ditulis terpisah dari kata yang
nonkapital.
mengikutinya. 7. Angka dan Bilangan
5. Partikel
• Angka Arab atau angka Romawi • Penulisan angka dan akhiran -an
lazim digunakan sebagai lambang dirangkaikan dengan tanda hubung (-
bilangan atau nomor. ).
• Bilangan dalam teks yang dapat • Bilangan seperti yang terdapat dalam
dinyatakan dengan satu kata ditulis peraturan perundang-undangan, akta,
dengan huruf, kecuali jika digunakan atau kuitansi dapat ditulis dengan
secara berurutan seperti dalam angka dan diikuti oleh huruf.
perincian. • Bilangan yang digunakan sebagai
• Angka digunakan untuk menyatakan unsur nama geografi ditulis dengan
(a) ukuran, seperti ukuran panjang, huruf secara serangkai.
berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) 8. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
nilai, seperti nilai uang dan • Kata ganti ku- dan kau- ditulis
persentase. serangkai dengan kata yang
• Bilangan berupa angka pada awal mengikutinya, sedangkan -ku, -mu,
kalimat yang terdiri atas lebih dari dan -nya ditulis serangkai dengan
satu kata didahului kata seperti kata yang mendahuluinya.
sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau • Kata ganti kau yang bukan bentuk
diubah susunan kalimatnya. terikat ditulis terpisah dengan kata
• Angka yang menunjukkan bilangan yang lain.
besar dapat ditulis sebagian dengan 9. Kata Sandang si dan sang
huruf supaya lebih mudah dibaca. • Kata si dan sang ditulis terpisah dari
• Angka digunakan sebagai bagian kata yang mengikutinya.
dari alamat, seperti jalan, rumah, • Kata sang ditulis dengan huruf awal
apartemen, atau kamar. kapital jika merupakan unsur nama
• Angka digunakan untuk menomori Tuhan.
bagian karangan atau bagian kitab
suci C. Penggunaan tanda baca
• Penulisan bilangan dengan huruf 1. Tanda Titik (.)
seperti dalam peraturan Tanda titik digunakan pada akhir
perundangundangan, akta, dan kalimat pernyataan; untuk mengakhir i
kuitansi dilakukan sebagai berikut. pernyataan lengkap yang diikuti
• Penulisan bilangan dengan huruf perincian berupa kalimat baru, paragraf
seperti dalam peraturan baru, atau subjudul baru; Tanda titik
perundangundangan, akta, dan digunakan di belakang angka atau huruf
kuitansi dilakukan sebagai berikut. dalam suatu daftar, perincian, tabel, atau
• Penulisan bilangan tingkat dapat bagan; Tanda titik tidak digunakan di
menggunakan angka Romawi, belakang angka terakhir pada deret
gabungan awalan ke- dan angka nomor dalam perincian; Tanda titik tidak
Arab, atau huruf. digunakan pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam perincian;
Tanda titik tidak digunakan di belakang untuk memisahkan petikan langsung
angka terakhir, baik satu digit maupun yang diakhiri tanda tanya atau tanda seru
lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, dari bagian kalimat yang mengikutinya ;
atau gambar; Tanda titik digunaka n Tanda koma digunakan di antara (a)
untuk memisahkan angka jam, menit, dan nama dan alamat, (b) bagian-bagia n
detik yang menunjukkan waktu atau alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d)
jangka waktu; Tanda titik digunaka n nama tempat dan wilayah yang ditulis
untuk memisahkan bilangan ribuan atau berurutan; Tanda koma digunaka n
kelipatannya yang menunjukkan jumlah; sesudah salam pembuka (seperti dengan
Tanda titik tidak digunakan untuk hormat atau salam sejahtera), salam
memisahkan bilangan ribuan atau penutup (seperti salam takzim atau
kelipatannya yang tidak menunjukka n hormat kami), dan nama jabatan penanda
jumlah; Tanda titik tidak digunakan pada tangan surat; Tanda koma digunakan di
akhir judul dan subjudul; Tanda titik antara nama orang dan singkatan gelar
tidak digunakan di belakang alamat akademis yang mengikutinya untuk
penerima surat serta tanggal surat. membedakannya dari singkatan nama
2. Tanda Koma (,) diri, nama keluarga, atau nama marga;
Tanda koma digunakan di antara Tanda koma digunakan sebelum angka
unsur-unsur dalam perincian berupa kata, desimal atau di antara rupiah dan sen
frasa, atau bilangan; Tanda koma yang dinyatakan dengan angka; Tanda
digunakan sebelum kata penghubung, koma digunakan untuk mengapit
seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, keterangan tambahan atau keterangan
dalam kalimat majemuk pertentangan; aposisi; Tanda koma dapat digunakan di
Tanda koma digunakan untuk belakang keterangan yang terdapat pada
memisahkan anak kalimat yang awal kalimat untuk menghindari salah
mendahului induk kalimat; Tanda koma pengertian.
tidak digunakan jika induk kalimat 3. Tanda Titik Koma (;)
mendahului anak kalimat; Tanda koma Tanda titik koma dapat digunakan
digunakan di belakang kata atau sebagai pengganti kata penghubung
ungkapan penghubung antarkalima t, untuk memisahkan kalimat setara di
seperti oleh karena itu, jadi, dengan dalam kalimat majemuk; Tanda titik
demikian, sehubungan dengan itu, dan koma digunakan pada bagian perincia n
meskipun demikian; Tanda koma yang berupa frasa verbal; Tanda titik
digunakan sebelum dan/atau sesudah koma digunakan untuk memisa hka n
kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau bagian-bagian perincian dalam kalimat
hai, dan kata yang dipakai sebagai yang sudah menggunakan tanda koma;
sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak; Tanda Tanda titik koma digunakan untuk
koma digunakan untuk memisa hka n memisahkan sumber-sumber kutipan.
petikan langsung dari bagian lain dalam 4. Tanda Titik Dua (:)
kalimat; Tanda koma tidak digunaka n
Tanda titik dua digunakan pada akhir melambangkan jumlah huruf; Tanda
suatu pernyataan lengkap yang langsung hubung digunakan untuk merangka i
diikuti perincian atau penjelasan; Tanda unsur bahasa Indonesia dengan unsur
titik dua tidak digunakan jika perincia n bahasa daerah, bahasa asing; Tanda
atau penjelasan itu merupakan bagian hubung digunakan untuk menandai
dari kalimat lengkap; Tanda titik dua imbuhan atau bentuk terikat yang
digunakan sesudah kata atau frasa yang menjadi objek bahasan; Tanda hubung
memerlukan pemerian; Tanda titik dua digunakan untuk menandai dua unsur
digunakan dalam naskah drama sesudah yang merupakan satu kesatuan.
kata yang menunjukkan pelaku dalam 6. Tanda Pisah (—)
percakapan; Tanda titik dua digunakan di Tanda pisah dapat digunakan untuk
antara (a) jilid atau nomor dan halaman, mengapit keterangan atau penjelasan
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta yang bukan bagian utama kalimat; Tanda
(c) judul dan anak judul suatu karangan; pisah dapat digunakan untuk mengapit
Tanda titik dua dapat digunakan untuk keterangan atau penjelasan yang
memisahkan angka jam, menit, dan detik merupakan bagian utama kalimat dan
yang menunjukkan waktu atau jangka dapat saling menggantikan dengan
waktu; Tanda titik dua digunakan untuk bagian yang dijelaskan; Tanda pisah
menuliskan rasio dan hal lain yang digunakan di antara dua bilangan, tanggal
menyatakan perbandingan dalam bentuk (hari, bulan, tahun), atau tempat yang
angka. berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
5. Tanda Hubung (-) 7. Tanda Tanya (?)
Tanda hubung digunakan untuk Tanda tanya digunakan di akhir
menandai bagian kata yang terpengga l kalimat tanya; Tanda tanya digunakan di
oleh pergantian baris; Tanda hubung dalam tanda kurung untuk menyataka n
digunakan untuk menyambung unsur bagian kalimat yang diragukan atau yang
bentuk ulang; Tanda hubung digunaka n kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
untuk (a) menyambung tanggal, bulan, 8. Tanda Seru (!)
dan tahun yang dinyatakan dengan Tanda seru digunakan untuk
angka, (b) menyambung huruf dalam mengakhiri ungkapan yang
kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menggambarkan kekaguman,
menyatakan skor pertandingan; Tanda kesungguhan, emosi yang kuat, seruan,
hubung digunakan untuk memperjelas atau perintah.
hubungan bagian kata atau ungkapan; 9. Tanda Elipsis (...)
Tanda hubung digunakan untuk Tanda elipsis digunakan untuk
merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
di antara huruf kapital dan nonkapita l atau kutipan ada bagian yang dihilangka n
serta di antara huruf dan angka; Tanda atau tidak disebutkan; Tanda elipsis
hubung tidak digunakan di antara huruf digunakan untuk menulis ujaran yang
dan angka jika angka tersebut tidak selesai dalam dialog; Tanda elipsis
digunakan untuk menandai jeda dalam Tanda kurung siku digunakan untuk
tuturan yang dituliskan; Tanda elipsis di mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
akhir kalimat diikuti dengan tanda baca sebagai koreksi atau tambahan atas
akhir kalimat berupa tanda titik, tanda kesalahan atau kekurangan di dalam
tanya, atau tanda seru. naskah asli yang ditulis orang lain; Tanda
10. Tanda Petik ("…") kurung siku digunakan untuk mengapit
Tanda petik digunakan untuk keterangan dalam kalimat penjelas yang
mengapit petikan langsung yang berasal terdapat dalam tanda kurung.
dari pembicaraan, naskah, atau bahan 14. Tanda Garis Miring (/)
tertulis lain; Tanda petik digunaka n Tanda garis miring digunakan dalam
untuk mengapit judul puisi, judul lagu, nomor surat, nomor pada alamat, dan
judul artikel, judul naskah, judul bab penandaan masa 1 tahun yang terbagi
buku, judul pidato/khotbah, atau dalam 2 tahun takwim; Tanda garis
tema/subtema yang terdapat di dalam miring digunakan sebagai pengganti kata
kalimat; Tanda petik digunakan untuk dan, atau, serta setiap; Tanda garis miring
mengapit istilah ilmiah yang kurang dapat digunakan untuk mengapit huruf,
dikenal atau kata yang mempunyai arti kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
khusus. atau pengurangan atas kesalahan atau
11. Tanda Petik Tunggal ('…') kelebihan di dalam naskah asli yang
Tanda petik tunggal digunakan untuk ditulis orang lain.
mengapit petikan yang terdapat dalam 15. Tanda Apostrof (’)
petikan lain; Tanda petik tungga l Tanda apostrof dapat digunakan untuk
digunakan untuk mengapit makna, menunjukkan penghilangan bagian kata
padanan, atau penjelasan kata atau atau bagian angka tahun dalam konteks
ungkapan. tertentu.
12. Tanda Kurung ((…))
Tanda kurung digunakan untuk
mengapit keterangan tambahan, seperti D. EYD bahasa Madura 1973 yang
singkatan atau padanan kata asing; Tanda disempurnakan
kurung digunakan untuk mengapit
• Huruf Vokal
keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat; Tanda kurung Alos: a,i,u
digunakan untuk mengapit kata yang Tajem: a,e,o
keberadaannya di dalam teks dapat
Mereng: e
dimunculkan atau dihilangkan; Tanda
kurung digunakan untuk mengapit huruf • Huruf Konsonan
atau angka sebagai penanda perincia n Tajem: k,p,t,th,s,c,m,n,ng,ny
yang ditulis ke samping atau ke bawah di Alos:b,dh,d,g,j
dalam kalimat.
13. Tanda Kurung Siku ([…]) Mardhuwane:l,r,w,y
Rumus bunyi(suara) konsonan tajem sebek 'iris', tembhang 'timbang' dan
+vokal tajem tembhang 'Iagu',
Konsonan alos+vokal alos Catatan huruf konsonan:
Catatan huruf vokal: 1. Konsonanf, q, v, x, dan z dipakai
1. Vokal “a” mempunyai dua variasi dalam bahasa Madura untuk
bunyi, yakni [a] dan [a]; vokal Ia! penulisan kata yang merupakan unsur
akan berb~nyi [a] apabila konsonan serapan.
yang dilekatinya berupa konsonan 2. Untuk kepentingan praktis, bunyi
takbersuara dan akan berbunyi [a] harnzah atau glolal stop ([?])
apabila konsonan yang dilekatmya dilambangkan dengan tanda apostroJ
berupa konsonan bersuara. Untuk ( . .'..). Digunakannya lambang
keperJuan praktis, kedua simbol tersebut karena antara IkJ velar ([k])
bunyi Ia! tersebut sarna-sarna dengan IkJ glotal ([?]) dalam bahasa
digunakan. Madura merupakan [onem yang
2. Tanda diakritik ( ') pada huruf vokal berbeda. Di samping itu, bunyi glotal
Ie'! tetap digunakan. karena an tara lei stop dalam bahasa Madura banyak
dan lei dalam bahasa Madura yang berposisi di tengah kata.
merupakan fonem yang berbeda; Contoh: paka' [paka?] 'masam', 'sepet'
seperti pada kata sebek 'sesak' dan dan pa'a' [pa?a?] 'tatah', 'untuk
melubangi kayu'.

No. Kata yang Alasan Pembenaran Kata Halaman/ tata


salah letak kata yang
salah
1. Bagi Menurut EYD versi V huruf bagi Halaman Pertama
kapital digunakan setelah di “abstrak”
tanda titik (.) bukan tanda
koma (,)
2. pulau Menurut EYD versi V huruf Pulau Halaman kedua
kapital digunakan sebagai paragraf pertama
huruf pertama nama geografi “Pendahuluan”
3. “merasuk” Menurut EYD versi V huruf “Merasuk” Halaman kedua
kapital digunakan pada awal paragraf pertama
kalimat dalam petikan “pendahuluan”
langsung
4. “tanda” Menurut EYD versi V huruf “Tanda” Halaman ketiga
kapital digunakan pada awal paragraf pertama
kalimat dalam petikan “Pendahuluan”
langsung
5. desa Menurut EYD versi V huruf Desa Halaman ketiga
kapital digunakan sebagai paragraf pertama
huruf pertama nama geografi “pendahuluan”
6. “tako’sangkal” Menurut EYD versi V huruf “tako’sangkal” Halam keempat
kapital digunakan pada awal paragraf kedua
kalimat dalam petikan “pendahuluan”
langsung
7. para lelaki- Tanda pisah (-) tidak sesuai para lelaki yang Halaman keempat
yang, dan dengan EYD versi V, dan paragraf ketiga
untuk seharusnya tidak memakai untuk melamar “pembahasan”
melamamar- tanda pisah tetap membuat
tetap membuat
8. bhakal Menurut EYD bahasa bakal Halaman kelima
madura 73 tidak ada kata paragraf ketiga
awalan atau akhiran bh yang “pembahasan”
ada dh
9. narabhas Menurut EYD bahasa narabas jalan Halaman kelima
jhalan madura 73 tidak ada kata paragraf ketiga
awalan atau akhiran bh dan “pembahasan”
jh yang ada dh,th
10. nagghuk Menurut EYD bahasa nagguk Halaman kelima
madura 73 tidak ada kata paragraf ke
tiga“pembahasan”
awalan atau akhiran bh dan
jh yang ada dh,th
11. Paghar Menurut EYD bahasa Pagar Halaman kelima
madura 73 tidak ada kata paragraf keempat
awalan atau akhiran bh dan “pembahasan”
jh yang ada dh,th
12. Paghar Menurut EYD bahasa Pagar Halaman keenam
madura 73 tidak ada kata paragraf kelima
awalan atau akhiran bh dan “pembahasan”
jh yang ada dh,th
13. tongkebbhan Menurut EYD bahasa tonggebban Halaman keenam
madura 73 tidak ada kata paragraf kelima
awalan atau akhiran bh dan “pembahasan”
jh yang ada dh,th dan dalam
penulisan tidak ada huruf GK
ber sambung yang ada GG
14. Hukum Adat Menurut EYD versi V huruf Hukum adat Halaman keenam
kapital tidak digunakan pada paragraf keenam
kalimat dalam petikan “pembahasan”
langsung
15. Abhakalan Menurut EYD bahasa Abakalan Halaman keenam
madura 73 tidak ada kata paragraf ketujuh
awalan atau akhiran bh dan “pembahasan”
jh yang ada dh,th.
16. kecamatan Menurut EYD versi V huruf Kecamatan Halaman keenam
kapital digunakan pada awal paragraf
kalimat dalam petikan nama kesepuluh
tempat atau daerah. “pembahasan”
17. kecamatan Menurut EYD versi V huruf Kecamatan Halaman keenam
kapital digunakan pada awal paragraf
kalimat dalam petikan nama ketigabelas
tempat atau daerah. “pembahasan”
18 kabupaten Menurut EYD versi V huruf Kabupaten Halaman keenam
kapital digunakan pada awal paragraf
kalimat dalam petikan nama keduapuluh
tempat atau daerah. “pembahasan”

Kesimpulan pemahaman mengenai kaidah Ejaan Yang


Setelah dilakukan analisis mendala m, Disempurnakan (EYD) EYD edisi V dan
kesalahan pada Karya Tulis Ilmiah terletak EYD bahasa Madura. Akhirnya penulisa n
pada salah penggunaan huruf kapital yang Karya Tulis Ilmiah menjadi tidak sesuai
kurang tepat, penggunaan huruf bh pada dengan kaidah EYD edisi V. Dan juga
EYD bahasa Madura tidak ada , penggunaa n banyak kata yang typo dan juga ada kata tidak
tanda titik yang tidak pas (.). Kesalahan baku yang tidak sesuai dengan KBBI
tersebut dilatar belakangi oleh kurang
DAFTAR PUSTAKA

EFFENDY, Moh Hafid. PROBLEMATIKA PERIODISASI EJAAN BAHASA MADURA


DALAM PERSPEKTIF PRAKTISI MADURA. OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra,
2013, 7.2.
SAIRI, S. (2020). Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan Bahasa Madura pada Majalah Jokotole
Edisi 21 Tahun 2018 (Doctoral dissertation, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
MADURA).
PRIHANTINI, Ainia. EYD Bahasa Indonesia. Bentang B first, 2015.

Anda mungkin juga menyukai