Anda di halaman 1dari 9

Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI)

Pendidikan Bahasa Indonesia


Kaidah Penulisan Huruf Kapital
1. Huruf Kapital digunakan huruf pertama di awal kalimat
Misalnya: Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya: Ahmad Ikfal
Aan Fais
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama
jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya : Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya : Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
Penulisan Huruf Kapital Yang Salah
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran
 Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ?anak dari‘, seperti bin, binti, boru, dan van, atau
huruf pertama kata tugas.
 Huruf capital tidak dipakai di Nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan
Kaidah Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan pada Nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan Huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata yang
ditegasan atau dikhususkan Kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contoh Penulisan Huruf Miring
 Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan Huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan Kata
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
 Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing.
Penggunaan Tanda Baca
 Tanda Titik
1. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (tidak dipakai
jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)
3. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka
waktu
4. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan
tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
5. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika tidak
menunjukkan jumlah)
6. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel,
dan sebagainya
7. Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat
penerima surat
 Tanda Koma
1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata seperti tetapi atau melainkan
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya)
4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
 Tanda Titik Koma
1. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
kalimat majemuk
Analisis Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia dalam Perpajakan
Pada saat wajib pajak membuat surat pengurangan atau penghapusan sanksi,
keberatan, gugatan maupun banding harus memenuhi beberapa syarat, salah
satunya menggunakan bahasa indonesia yang baku. Oleh karena itu dalam
penulisan surat tersebut wajib menggunakanpenulisan ejaan yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah tata bahasa indonesia (EYD). Kenyataan yang ada
dimasyarakat sekarang penggunaan bahasa indonesia semakin hari semakin
menurun. Banyak masyarakat Indonesia memakai bahasa yang tidak sesuai
dengan kaidah bahasa indonesia. Seperti bahasa yang digunakan para remaja saat
ini yaitu bahasa alay, dan masuknya istilah-istilah asing yang sering digunakan.
Hal ini terjadi karena kurangnya menjaga bahasa indonesia. Tidak hanya dalam
pengucapan, tetapi dalam penulisanpun juga penting. Banyak orang yang tidak
memperhatikan penulisan bahasa indonesia yang benar. Contohnya dalam
pembuatan karya tulis, masih banyak ejaan-ajaan atau penulisan yang salah. Didalam
bidang perpajakan penggunaan ejaan kelak akan berguna dalam pembuataan laporan-
laporan kerja dan agar dapat membuat kebijakan-kebijakan atau peraturan perundang-
undang tentang perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai