Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA PENERAPAN PRINSIP

GOOD CORPORATE GOVERNANCE


DI SEBUAH PERUSAHAAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Nilai Ulangan Tengah Semester
Mata Kuliah Komputer Aplikasi IT I

Oleh:
Chairunasya Sakilla
NIM. 20922074

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS WANITA INTERNASIONAL
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karenaatas


limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikanMakalah
dengan judul: ”Pentingnya Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Sebuah
Perusahaan”. Salawat dan salam semoga tetaptercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai
hari penghabisan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1.Dosen Pengampu Mata Kuliah Komputer Aplikasi IT I

2.Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat


banyakvkekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan
saranyang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-
langkahselanjutnya.Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Rabu, 7 Desember 2022

Chairunasya Sakilla

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................................3
2.1 Latar Belakang Munculnya Good Corporate Governance..............................................3
2.2 Definisi Good Corporate Governance............................................................................4
2.3 Tujuan Good Corporate Governance.............................................................................5
2.4 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance.................................................................6
BAB III PEMBAHASAN TEORI....................................................................................................9
3.1 GCG dan Hukum Perseroan di Indonesia.......................................................................9
3.2 Organisasi Khusus dalam Penerapan GCG......................................................................9
3.3 GCG dalam BUMN........................................................................................................12
3.4 GCG dalam Pengawasan Pasar Modal Indonesia.........................................................12
3.5 GCG Perbankan Indonesia............................................................................................13
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
4.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................xv
BIODATA PENULIS..................................................................................................................xvi

ii
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Kita sering mendengar banyak perusahaan yang terpuruk karena tata
pemerintahansebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud
ataupraktik korupsi, kolusi dannepotisme (KKN) yang terjadi, sehingga terjadinya
krisis ekonomi dan krisis kepercayaanpara investor, yang mengakibatkantidak
ada investor yang mau membeli saham perusahaantersebut. artinya,bisa dikatakan
jika perusahaan tersebut tidak menerapkan CorporateGovernance dengan baik.
Oleh karena itu, undang-undang ini menjadi acuan awal dalampenjabaran
dan penciptaan GCG di berbagai negara. Good Corporate
Governancedimaksudkan agar tata kelola perusahaan baik sehingga bisa
meminimalisir praktek-prakterkecurangan.Joel Balkan (2002) mengatakan
bahwa perusahaan (korporasi) saat ini telahberkembang dari sesuatu yang
relative tidak jelas menjadi institusi ekonomi dunia yangamat dominan.
Kekuatan tersebut terkadang mampu mendikte hingga ke
dalampemerintahan suatu negara, sehingga mejadi tidak berdaya dalam
menghadapi penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang
berpengaruh tersebut.Semua itu terjadi karena perilaku tidak etis dan bahkan
cenderung kriminal-yang dilakukanoleh para pelaku bisnis yang memang
dimungkinkan karena kekuatan mereka yang sangatbesar disatu sisi, dan
ketidakberdayaan aparat pemerintah dalam menegakkan hukum danpengawasan
atas perilaku para pelaku bisnis tersebut; disamping berbagai praktik tata
kelolaperusahaan dan pemerintahan yang buruk.Dalam corporate governance selalu
ada dua hal yang perlu diperhatikan. Apakah aturanatau sistem tata-kelola sudah ada
secara jelas, lengkap, dan tertulis ? Apakah aturan dan sistemyang sudah jelas
tersebut dilaksanakan dengan konsisten atau tidak ? Kedua hal tersebutlah
yangmenentukan apakah sudah ada good corporate governance dalam suatu
perusahaan.

1
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana GCG dalam Hukum Perseroan di Indonesia?
2. Organisasi Khusus dalam Penerapan GCG?
3. Bagaimana GCG dalam BUMN?
4. Bagaimana GCG dalam Pengawasan Pasar Modal?
5. Bagaimana GCG Perbankan Indonesia?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya GCG.
2. Untuk mengetahui pengertian GCG
3. Untuk mengetahui prinsip GCG
4. Untuk mengetahui manfaat GCG
5. Untuk mengetahui GCG dan hukum perseroan di Indonesia
6. Untuk mengetahui Organisasi khusus dalam penerapan GCG
7. Untuk mengetahui GCG dalam BUMN
8. Untuk Mengetahui GCG dalam pengawasan pasar modal
9. Untuk mengetahui GCG perbankan Indonesia

2
BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Latar Belakang Munculnya Good Corporate Governance


Good Corporate Governance atau dikenal dengan nama Tata Kelola Perusahaan
YangBaik (selanjutnya disebut “GCG”) muncul tidak semata-mata karena adanya
kesadaran akanpentingnya konsep GCG namun dilatar belakangi oleh maraknya
skandal perusahaan yangmenimpa perusahaan-perusahaan besar. Joel Balkan (2002)
mengatakan bahwa perusahaan(korporasi) saat ini telah berkembang dari sesuatu
yang relative tidak jelas menjadi institusiekonomi dunia yang amat dominan.
Kekuatan tersebut terkadang mampu mendikte hinggake dalam pemerintahan
suatu negara, sehingga mejadi tidak berdaya dalam menghadapi
penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang berpengaruh
tersebut.Semua itu terjadi karena perilaku tidak etis dan bahkan cenderung kriminal-
yang dilakukanoleh para pelaku bisnis yang memang dimungkinkan karena kekuatan
mereka yang sangatbesar disatu sisi, dan ketidakberdayaan aparat pemerintah
dalam menegakkan hukum danpengawasan atas perilaku para pelaku bisnis tersebut;
disamping berbagai praktik tata kelolaperusahaan dan pemerintahan yang buru.

Salah satu dampak signifikan yang terjadi adalah krisis ekonomi di suatu negara,
dantimbulnya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sebagai akibat adanya
tata kelolaperusahaan yang buruk oleh perusahan-perusahaan besar yangmana
mengakibatkanterjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan para
investor, seperti yang terjadi diAmerika pada awal tahun 2000 dan tahun 2008
yang mengakibatkan runtuhnya beberapaperusahan besar dan ternama dunia;
disamping juga menyebabkan krisis global dibeberapabelahan negara dunia. Sebagai
contoh, untuk mengatasi krisis tersebut, pemerintah amerikamengeluarkan
Sarbanes-Oxley Act tahun 2002; undang-undang dimaksud berisikanpenataan
kembali akuntansi perusahaan publik, tata kelola perusahaan dan
perlindunganterhadap investor. Oleh karena itu, undang-undang ini menjadi acuan
awal dalam penjabarandan penciptaan GCG di berbagai negara.

3
Konsep GCG belakangan ini makin mendapat perhatian masyarakat
dikarenakanGCG memperjelas dan mempertegas mekanisme hubungan antar
para pemangkukepentingan di dalam suatu organisasi yang mencakup :

1. Hak-hak para pemegang saham (shareholders) dan perlindungannya,


2. Peran para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
lainnya.
3. Pengungkapan (disclosure) yang akurat dan tepat waktu.
4. Transparansi terkait dengan struktur dan operasi perusahaan.
5. Tanggungjawab dewan komisaris dan direksi terhadap perusahaan itu
sendiri, kepada para pemegang saham dan pihak lain yang
berkepentingan.

II.2 Definisi Good Corporate Governance


Pada awalnya, istilah “Corporate Governance” pertama kali dikenalkan
olehCadbury Committee di Inggris tahun 1922 yang menggunakan istilah
dimaksud dalamlaporannya yang dikenal dengan Cadbury Report (dalam
sukrisno Agoes, 2006). Berikutdisajikan beberapa definisi “Corporate
Governance” dari beberapa sumber, diantaranya:

1) Cadbury Committee of United Kingdom


A set of rules that define the relationship between shareholders, managers,
creditors,the goverment, employees, and other internal and external
stakeholders in respect to theirright and responsibilities, or the system by
which companies are directed and controlled
2) Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI-2006)
FCGI tidak membuat definisi sendiri, namun mengadopsi definisi
CadburyCommittee of United Kingdom dan menerjemahkan “Seperangkat
peraturan yang mengaturhubungan antar pemegang saham, pengurus
(pengelola) perusahaan, kreditur, pemerintah,karyawan serta para pemegang
kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitandengan hak-hak

4
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem
yangmengarahkan dan mengendalikan perusahaan”
3) Sukrisno Agoes (2006)
Tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang
mengatur hubunganperan dewan komisaris, para direksi, pemegang saham,
dan pemangku kepentingan lainnya.Tata kelola perusahaan yang baik juga
disebut sebagai suatu proses yang transparan ataspenentuan tujuan
perusahaan, pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya.
4) Organization for Economics Cooperation and Development (OECD)(dalam
Tjager dkk, 2004)
The structure through which shareholders, directors, managers,
set of the boardobjectives of the company, the means of attaining
those objectives and monitoringperformance. [Suatu struktur yang
terdiri atas para pemegang saham, direktur, manager,seperangkat
tujuan yang ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat yang akan digunakan
dalammencapai tujuan dan memantau kinerja.

II.3 Tujuan Good Corporate Governance


1. Meningkatkan kinerja organisasi,
2. Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan,
3. Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang signifikan dalam
pengelolaan organisasi,
4. upaya agar para pemangku kepentingan tidak dirugikan,
5. MekanismeMengatur dan mempertegas kembali hubungan, peran,
wewenang,dan tanggung jawab.

5
II.4 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Gambar 1 https://blog.olahkarsa.com/csr-sebagai-langkah-menuju-good-corporate-governance/

1. Transfaransi
Perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan serta mudah
diakses dan dipahami oleh stakeholder, termasuk hal-hal penting untuk
pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya. Pedoman pokok transparansi meliputi:
a) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses stakeholder.
b) Informasi yang harus diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha
dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
pengurus.
c) Pemegang saham pengendali, kepemilikan saham, sistem manajemen
risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem
pelaksanaan GCG, serta kejadian penting yang memengaruhi kondisi
perusahaan.
d) Prinsip keterbukaan yang dianut perusahaan tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai
peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
e) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada stakeholder.

6
2. Akuntanbilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja secara
transparan dan wajar. Pengelolaan perusahaan diarahkan pada pencapaian
tujuan organisasi dengan tetap mempertimbangkan kepentingan pemegang
saham dan stakeholder lain. Pedoman pokoknya adalah:
a) Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab setiap organ perusahaan
dan seluruh karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-
nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.
b) Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan
mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan
perannya dalam pelaksanaan GCG.
c) Kepastian adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan perusahaan.
d) Kepemilikan ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang
konsisten dengan sasaran perusahaan, serta memiliki sistem reward
and punishment.
e) Setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada
etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah disepakati.
3. Independensi
Untuk menjalankan GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak pula diintervensi oleh pihak lain. Pedoman pokok
prinsip independensi adalah:
a) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari dominasi, tidak
terpengaruh kepentingan tertentu, beban dari conflict of interest dan
segala pengaruh atau tekanan, untuk menjamin pengambilan
keputusan yang objektif.
b) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan, dan tidak saling melempar tanggung jawab.

7
4. Tanggung Jawab
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
menjalankan tanggung jawab masyarakat dan lingkungan untuk mendukung
kesinambungan usaha jangka panjang sekaligus mendapat pengakuan sebagai
good corporate citizen. Pedoman pokok prinsip ini adalah:
a) Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar, dan peraturan perusahaan.
b) Perusahaan harus menjalankan tanggung jawab sosial, antara lain
peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di
sekitar perusahaan.
5. Fairness
Berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Pedoman pokok prinsip
ini adalah:
a) Pemberian kesempatan kepada stakeholder untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan
serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.
b) Perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholder sesuai dengan
manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
c) Pemberian kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan,
berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan SARA, gender, dan kondisi fisik.

8
BAB III PEMBAHASAN TEORI

III.1 GCG dan Hukum Perseroan di Indonesia


Kegiatan perusahaan (perseroan) di Indonesia didasarkan atas paying hokum
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentan perseroan terbatas. Namun Undang-
Undang ini kemudiandicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun
2007. Sebagimana diatur dalamPasal 1 ayat 1 UU Nomor 40 Tahun 2007, yang
dimaksud dengan perseroan adalah badan hokumyang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usahadengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
yangditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007,


dikatakanalasan pencabutan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 untuk diganti
dengan Undang-UndangNomor 40 tahun 2007. pertimbangan tersebut antar
alain karena adanya perubahan danperkembangan yang cepat berkaitan dengan
teknologi, ekonomi, harapan masyarakat tentangperlunya peningkatan pelayanan dan
kepastian hokum, kesadaran social dan lingkungan, sertatuntutan pengelolaan usaha
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik

III.2 Organisasi Khusus dalam Penerapan GCG


Meskipun ketentuan mangenai organ perseroan telah diatur dalam
Undang-UndangPerseroan Terbatas Nomor 47 Tahun 2007 dan selanjutnya dituang
kembali di dalanm AnggaranDasar Perseroan, namun dalam praktiknya organ ini
belum mampu menjamin terselenggaranyatata kelola perusahaan yang sehat.Indara
Surya dan Ivan Yustiavananda (2006) menyebutkan paling tidak diperlukan empat
organtambahan untuk melengkapi penerapan GCG, yaitu;

9
Gambar 2 https://manjakan.com/tugas-komisaris/

Komisaris dan Direktur Independen

Istilah independent sering di artikan sebagai merdeka, bebas, tidak memihak,


tidak dalamtekanan pihak tertentu, netral, objektif, punya integritas, dan
tidak dalam posisi konflikkepentingan. Indra Surya dan Ican Yustiavandana
(2006) mengungkapkan ada dua pengertianindependent terkait dengan konsep
komisaris dan direktur independent tersebut.

Pertama, komisaris dan direktur independent adalah seseorang yang


ditunjuk untukmewakili pemegang saham independent (pemegang saham
minoritas). Sebagaimana diatur dalamUndang-Undang Perseroan, anggota Direksi,
dan Komisaris diangkat dan diberhentikan olehRUPS, sedangkan keputusan yang
diambil dalam RUPS didasarkan perbandingan jumlah suarapara pememgang saham.
Hak suara dalam RUPS tidak didasarkan atas satu orang sat suara,tetapi didasarkan
atas jumlah saham u\yang dimilikinya. Sebagai konsekunsinya,
keputusanpenetapan dan pemberhentian anggota komisaris dan direksi akan selalu
berasal dari kepentinganpemegang saham mayoritas.

Kedua, komisaris dan direktur inderpenden adalah pihak yang ditunjuk


tidak dalamkepastian mewakili pihak mana pun dan semata-mata ditunjuk
berdasarkan latar belakangpengetahuan, pengalmana, dan keahlian professional

10
yang dimilikinya untuk menjalankan tugasdemi kepentingan perusahaan. Jadi,
pengertiannya disini lebih luas dibandingkan pengertianpertama.

Komite Audit

Undang-Undang Perseroan terbatas Pasal 121 memunginkan Dewan Komisaris


untukmembentuk komite tertentu yang dianggap perlu untuk membantu
tugas pengawasan yangdiperlukan. Salah satu komite tambahan yang kini banyak
muncul untukmembantu fungsi DewanKomisaris adalah Komite Audit.
Munculnya komite audit ini barangkali disebabkankecenderungan makin
meningkatnya berbagai skandal penyelewengan dan kelalaian yangdilakukan
para direktur dan komisaris yang menandakan kurang memadainya fungsi
pengawasan.

Sekretaris Perusahaan

Tugas, tanggung jawab, dan kedudukan pejabat sekretaris perusahaan sebagi


bagian daripelaksanaan GCG berbeda sekali dengan tugas, kedudukan, dan
tanggung jawab seorangsekretaris eksekutif yang selama ini sudah sangat dikenal.
Sekretaris eksekutif biasnya direkrutsebagai staf khusus untuk keperluan para
eksekutif puncak suatu perusahaan, seperti: direksi,komisaris atau ekesekutif puncak
lainnya. Fungsi utama sekretaris eksekutif lebih banyak untukmembantu pejabat
eksekutuf yang bersangkutan, antara lain: menyangkut pengaturan
jadwalkegiatan, jadwal rapat, dokuemntasi surat masuk dan surat keluar,
penerimaan telepon,pengurusan tiket dan dokumen perjalanan dan sebagainya.

Jabatan sekretaris perusahaan menempati posisi yang sangat tinggi dan strategis
karenaorang dalam jabatan ini berfungsio sebagai pejabat penghubung atau semacam
public relationantar perusahaan dengan pihak luar perusahaan, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan besaryang telah mendaftarkan sahamnya dibursa.
Tugas utama sekretaris perusahaan antara lainmenyimpan dokumenperusahaan,
daftar pemegang saham, risalah rapat direksi dan RUPS sertameyimpan dan

11
meyediakan informasi penting lainya bagi kepentingan seluruh
pemangkukepentingan.

III.3 GCG dalam BUMN

Gambar 3 https://www.vector69.com/2020/08/logo-kementerian-bumn-2020-svg.html

Pada awalnya tujuan dibentuknya BUMN adalah merupakan penjabaran


danimplementasi pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Bumi dan air kekayaan
alam yangterkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-
besar kemakmuranrakyat.” Berdasarkan peraturan yang ada, dapat dibedakan tiga
jenis bentuk hukum BUMN yaituPersero, Perusahaan Umum (Perum), dan
perusahaan jawatan (Perjan). Tjager dkk (2003)selanjutnya mengungkapkan
bahwa rendahnya kinerja BUMN ini ada kaitannya dengan belumefektifnya
penerapan tata kelola perusahaan yang baik di BUMN tersebut. Contohnya
pemberianremunerasi yang berlebihan kepada direksi.

III.4 GCG dalam Pengawasan Pasar Modal Indonesia


Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar dimana berbagai
instrumentkeuangan jangka panjang bisa diperjual belikan, baik dalam
bentuk hutang maupun modalsendiri, baik yang terbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta. Keberadaan pasarmodal ditentukan oleh lembaga-
lembaga penunjang pasar modal, antara lain:
1. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
2. Bursa Efek
3. Lembaga Kliring
4. Investor
5. Akuntan public
6. Notaris
7. Konsultan hukum

12
III.5 GCG Perbankan Indonesia

Gambar 4 https://dewirosdyana.wordpress.com/2014/01/12/arsitektur-perbankan-indonesia-api/

Menyadari tata kelola perbankan di Indonesia masih lemah, dalam upaya menata
kembalimanajemen dan kegiatan perbankan di Indonesia, Bank Indonesia
mengeluarkan peraturan No8/4/PBI/2006 pada tanggal 30 januari 2006
tentang implementasi GCG oleh Bank-bankkomersial. Secara garis besar,
peraturan ini mengatur tentang:

a. Prosedur pengelolaan melalui penerapan prinsip transparansi,


akuntabilitas, tanggungjawab,independensi dan kesetaraanb.
b. Tujuan implementasi GCG, minimal untuk merealisasikan:
 Kejelasan tugas dan tanggung jawab Dewan komisaris dan Dewan
Dereksi
 Kelengkapan dan implementasi tugas komite dan unit pelaksana fungsi
internal audit bank
 Kinerja ketaan, fungsi auditor internal dan eksternal
 Implementasi manajemen resiko termasuk system pengendalian
internal
 Ketentuan dalam pihak-pihak terkait dan dana dalam jumlah besar
 Rencana strategi bank
 Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan

13
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikanperusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder. Konsep inimenekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak
pemegang saham untuk memperolehinformasi dengan benar dan tepat pada
waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untukmelakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semuainformasi kinerja
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.Terdapat empat komponen utama
yang diperlukan dalam konsep Good CorporateGovernance, yaitu fairness,
transparency, accountability, dan responsibility. Keempat komponentersebut penting
karena penerapan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten terbuktidapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi penghambat
aktivitasrekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak
menggambarkan nilai fundamentalperusahaan.

Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa


pelaksananCorporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini
terutama disebabkan olehkenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia
belum sepenuhnya memiliki CorporateCulture sebagai inti dari Corporate
Governance. Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwakorporat kita belum
dikelola secara benar, atau dengan kata lain, korporat kita
belummenjalankan governansi.

IV.2 Saran
Untuk dapat memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, kita perlu
memahamilebih dalam tentang Good Corporate Governance yang mana dapat
membantu kitamembentuk perusahaan yang baik sesuai dengan tujuan yang
ditentukan oleh perusahaansebelumnya. Oleh sebab itu, pembahasan ini dapat
membantu para pembaca untuk dapatdijadikan referensi yang mengacu pada tata
kelola perusahaan yang baik

14
DAFTAR PUSTAKA

Arafat, W. (Juli 2008). How To Implement GCG Effectively. Skyrocketing Publisher.

Arafat, W. M. (October 2009). Smart Strategy for 360 degree GCG (Good Corporate
Governance). Skyrocketing Publisher.

Barus Veronika, L. (2011). Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance Terhadap


Pelayanan publik. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Becht, M. P. (October 2002; updated August 2004). Corporate Governance Control. ECGI -
Finance Working Paper No. 02/2002.

Dwinda, A. (Januari 2021). 5 prinsip dasar Good Corporate Governance. GLINTS FOR
EMPLOYERS BLOG.

Kamal, M. (n.d.). Undang Undang PT dan Harapan Implementasi


GCG,www.alf.com,2008http://gustiphd.blogspot.com/2011/10/sejarah-lahir-gcg-
dan-perkembangannya.
www.alf.com,2008http://gustiphd.blogspot.com/2011/10/sejarah-lahir-gcg-dan-
perkembangannya.htmlhttp://onvalue.wordpress.com/2007/10/09/sejarah-
timbulnya-corporate-governance/.

xv
BIODATA PENULIS

Nama : Chairunasya Sakilla


Alamat : Kp. Tugu Desa Tugu Mukti Kecamatan Cisarua Kab
Bandung Barat Provinsi Jawa Barat
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 19 Januari 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
No.Telpon : 089523409698
Email : nasyasakilla8@gmail.com
Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Jambudipa
2. SMP Negeri 1 Cisarua
3. SMA Negeri 1 Cisarua
4. Universitas Wanita International
Pekerjaan : Mahasiswa

xvi

Anda mungkin juga menyukai