Anda di halaman 1dari 30

LEMBAR PENGESAHAN

“PENDAMPINGAN KELOMPOK MASYARAKAT


DESA BINAAN LONG JELET
DI SPTN WILAYAH III LONG AMPUNG”

Malinau, April 2020

Ketua Tim Pelaksana Kepala SPTN Wilayah III Long Ampung

Galih Nugroho, S.Hut Agus Erwan, S.Hut., M.Sc


NIP. 19920820 201801 1 001 NIP. 19800810 200501 1 008

Mengetahui,
Kepala Balai TNKM

Ir. Johnny Lagawurin


NIP. 19620717 199003 1 001

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


1. Nama Kegiatan : “Pendampingan Kelompok Masyarakat Desa Binaan
Long Jelet di SPTN Wilayah III Long Ampung”

2. Indikator Input : 1. Tersedianya dana yang akan digunakan untuk


pelaksanaan kegiatan. Dana yang digunakan berasal dari
DIPA BA 29 Tahun Anggaran 2020,
2. Tersedianya sumber daya manusia yang melaksanakan
kegiatan pendampingan kelompok masyarakat desa
binaan Long Jelet di SPTN Wilayah III Long Ampung.

3. Indikator Output : 1. Terlaksananya kegiatan pendampingan kelompok


masyarakat desa binaan Long Jelet di SPTN Wilayah III
Long Ampung.
2. Dokumen Draft Perjanjian Kerjasama (PKS), Rencana
Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) Kelompok Unung Ilu Mung

4. Indikator : Masyarakat di sekitar kawasan TNKM terlibat secara


Manfaat langsung dalam proses pengelolaan taman nasional secara
kolaboratif.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan dengan
diselesaikannya laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan kelompok masyarakat desa
binaan Long Jelet di SPTN Wilayah III Long Ampung tahun 2020. Laporan ini disusun
berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 18 Maret 2020
Laporan ini menggambarkan kegiatan pendampingan penyusunan Draft Perjanjian
Kerjasama (PKS), Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) kelompok masyarakat desa binaan di SPTN III Long Ampung bersama masyarakat.
Draft PKS disusun sebagai upaya Balai TNKM dalam rangka kemitraan konservasi berupa
pemberian akses di zona tradisional Taman Nasional Kayan Mentarang di Desa Long Jelet,
Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau. Sementara Draft RPP dan RKT merupakan
turunan/kewajiban kedua belah pihak terhadap adanya PKS. Sehingga penyusunan draft-
draft tersebut dilakukan dalam upaya efisiensi dan efektifitas, mengingat adanya kendala
keterbatasan waktu dan kesulitan akses menjangkau desa Long Jelet.
Demikian laporan ini kami susun. Kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan berpartisipasi. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca dan pihak terkait.

Long Ampung, April 2020

Tim Pelaksana Kegiatan

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………................................... iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………............................... v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………. vi

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………….….............................. 1
1. Latar Belakang ……………………………………....………………………............................ 1
2. Maksud dan Tujuan ……………………………………………...………. 2
…...........................
3. Hasil yang Diharapkan .....…………………………………………………........................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………….……………………………… 3
1. Pemberdayaan Masyarakat.…………………………………………………………………………. 3
2. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………………………….. 4
3. Rencana Kerja................................................................................................ 5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………………………………............................... 6
1. Dasar Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................... 6
2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ……………………….…………………………………………… 6
3. Alat dan Bahan ………………………………………………………………………………………….. 6
4. Metode Pelaksanaan …….……………………………………………………………………………. 7
5. Tim Pelaksana Kegiatan ……………………………….…………………………………………….. 7
6. Biaya ………………………………………………………………………………………………………… 7
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ………………………………………………………………………………. 8
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………… 13
1. Hasil …………………………………………………………………………………………………………. 13
2. Pembahasan …………..…………………………………………………………………………………. 14
VI. PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………. 18
1. Kesimpulan ……………………………………………………………..………………………………… 18
2. Saran ……………………………………………………………………………………………………….. 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan ..……………………………………………………… 12
Tabel 2. Petugas pelaksana kegiatan ….........................................................…….. 13

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Peta penataan zonasi di Desa Long Jelet …………………………..……………… 15
Gambar 2. Potensi wista alam di Desa Long Jelet ...............................…………… 16
Gambar 3. Kondisi sekolah dasar di Desa Long Jelet …………...............................… 17
Gambar 4. Kondisi gereja di Desa Long Jelet ....................................................... 17
Gambar 5. Kondisi pemukiman di Desa Long Jelet ................................................ 18
Gambar 6. Pemanfaatan rotan di Desa Long Jelet ................................................ 19
Gambar 7. Ikan padek yang terdapat di Desa Long Jelet ...................................... 19

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Surat Tugas …………………………..…………….........................................… 21
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan ......................................................…………… 22
Lampiran 3. Draft PKS …………............................................................................… 23
Lampiran 4. Draft RPP .......................................................................................... 34
Lampiran 5. Draft RKT ......................................................................................... 55
Lampiran 5. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 74

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet vii


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) ditetapkan sebagai salah satu unit
pelaksana teknis yang bertanggung jawab mengelola salah satu kawasan pelestarian alam
di Indonesia. Kawasan Hutan TNKM ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: 4787/Menhut-VII/KUH/2014 Tentang Penetapan Kawasan Hutan
Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1.271.696,56 (satu juta dua ratus tujuh puluh
satu ribu enam ratus sembilan puluh enam dan lima puluh enam perseratus) hektar di
Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Kawasan TNKM
memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai kegiatan dalam
pengelolaan keanekaragaman hayati mencatat berbagai potensi tumbuhan obat maupun
keunikan beberapa flora. Demikian halnya satwa, dokumen RPJP TNKM 2018-2027
mencatat setidaknya terdapat 150 jenis mamalia dan 310 jenis burung.
Selain kekayaan sumber daya alam, TNKM merupakan salah satu taman nasional
yang memiliki mandat kolaborasi dalam pengelolaanya. Mandat pengelolaan secara
kolaboratif sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1214/Kpts-
II/2002 Tentang Pengelolaan Kolaboratif Taman Nasional Kayan Mentarang. Kolaborasi
pengelolaan dimaksudkan dengan adanya pembagian tanggung jawab, pembagian peran
dan pembagian manfaat. Masyarakat di daerah penyangga secara aktif terlibat dalam
berbagai kegiatan yang menunjang pengelolaan secara lestari. Keterlibatan masyarakat
secara langsung dapat memberikan manfaat bagi pengelola yakni meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap pelestarian kawasan hutan serta kekayaan alam
didalamnya. TNKM dalam melakukan kolaborasi salah satunya dengan membentuk dan
melakukan pendampingan terhadap kelompok masyarakat di desa binaan.
Desa Long Jelet yang merupakan salah desa binaan TNKM berdasarkan Keputusan
Kepala Balai TNKM Nomor: SK.105/T.20/TU/KK/6/2019 tentang Perubahan Kesatu
Penetapan Lokasi Desa Binaan dan Pendamping pada Daerah Penyangga Taman Nasional
Kayan Mentarang Tahun 2019 pada tanggal 28 Juni 2019. Desa Long Jelet memiliki
kelompok binaan dengan nama “Unung Ilu Mung”. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
anggota kelompok ini memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap hutan dan
hasil hutan yang berada di dalam kawasan TNKM. Akses pemanfaatan perlu diberikan
kepada mereka. Pemberian akses tersebut harus dituangkan dalam dokumen Perjanjian
Kerjasama (PKS). Kemudian kegiatan dalam kerjasama ini akan diuraikan dalam

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


pelaksanaan program pendampingan dan pembinaan tehadap desa binaan. Kegiatan ini
perlu didiskusikan dan direncanakan oleh pengelola bersama masyarakat. Hal tersebut
diperlukan untuk menggali informasi mengenai kebutuhan masyarakat yang selaras
dengan kearifan budaya dan tradisi masyarakat di sekitar kawasan. Selain itu untuk
menyinkronkan antara pelaksanaan kegiatan di SPTN Wilayah III Long Ampung Resor
Pujungan terkait Desa binaan. Rencana kegiatan juga dapat dijadikan dasar dalam
melakukan monitoring dan evaluasi dalam kegiatan pendampingan masyarakat. Untuk itu,
perlu dilakukan pendampingan kelompok masyarakat tahun 2020.

2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan diadakannya kegiatan pendampingan kelompok
masyarakat adalah:
A. Maksud
Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan pendampingan kelompok masyarakat dalam
merencanakan kerjasama dan pelaksanaan program pendampingan.
B. Tujuan
Tujuan kegitan ini adalah:
 Menyediakan dokumen sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pendampingan masyarakat di Desa Long Jelet mengenai pemungutan hasil hutan
oleh masyarakat adat di SPTN III Long Ampung
 Menyusun Draft Perjanjian Kerjasama (PKS), Rencana Pelaksanaan Program (RPP)
dan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

3. Hasil yang diharapkan


a. Tersusunnya dokumen Draft PKS, RPP tahun 2020-2024 dan RKT tahun 2020
b. Masyarakat memahami hak dan kewajibannya sebagaimana yang tertuang dalam
Draft PKS, RPP tahun 2020-2024 dan RKT tahun 2020 yang telah disusun bersama
antara Balai TNKM dan masyarakat Desa Long Jelet
c. Adanya kesepahaman dengan desa terhadap upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang sejalan dengan kelestarian kawasan TNKM.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pemberdayaan Masyarakat
Taman Nasional Kayan Mentarang melakukan konservasi kawasan dengan
pengelolaan kolaboratif bersama masyarakat etnis Dayak. Kolaboratif artinya ada
pembagian peran, tanggung jawab dan manfaat antara pengelola dan masyarakat. Upaya
pengelolaan kolaboratif di TNKM diwujudkan salah satunya melalui pendampingan
terhadap kelompok masyarakat desa binaan yang berada di daerah penyangga kawasan
konservasi.
Masyarakat menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam adalah orang perseorangan atau
kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat yang tinggal di sekitar KSA/KPA atau
yang kehidupannya memiliki keterkaitan dan ketergantungan pada potensi dan sumber
daya alam di KSA/KPA. Masyarakat yang berada pada daerah tersebut di atas termasuk
masyarakat daerah penyangga. Dalam upaya konservasi, masyarakat daerah penyangga
dilibatkan dalam pengelolaan kolaboratif. Pengelolaan kawasan yang melibatkan
masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. Pasal 1 ayat 3 peraturan ini
menyatakan bahwa Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
Sopandi (2010) memaknai pemberdayaan masyarakat dengan kesimpulan bahwa:
(a) pemberdayaan masyarakat hendaknya bukan membuat masyarakat menjadi
tergantung pada program-program pemberian ( charity); (b) akan tetapi, setiap apa yang
dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri; dan (c) hasil akhir: memandirikan
masyarakat dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang
lebih baik secara berkelanjutan ( sustainable). Konsep pemberdayaan masyarakat pun
merupakan paradigma baru dalam pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered,
participatory, empowering, and sustainable (Chambers (1995) dalam Sopandi (2010)).
Upaya memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, diharapkan
pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat mampu menciptakan kondisi yang stabil
di lingkungan masyarakat secara berkelanjutan.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


2. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus mampu mengembangkan teknik-teknik
pendidikan tertentu yang imajinatif untuk menggugah kesadaran masyarakat. Menurut
Silkhondze (1999) dalam Karsidi (2007), orientasi pemberdayaan masyarakat haruslah
membantu masyarakat agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang
ada, ditetapkan secara partisipatoris, yang pendekatan metodenya berorientasi pada
kebutuhan masyarakat sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk
layanan individu maupun kelompok. Peran petugas pemberdayaan masyarakat sebagai
outsider people dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu peran konsultan, peran
pembimbingan dan peran penyampaian informasi. Dengan demikian peran serta
kelompok sasaran (masyarakat itu sendiri) menjadi sangat dominan. Untuk melakukan
pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-
prinsip dasar pendampingan masyarakat (Karsidi (1988) dalam Karsidi (2007)), sebagai
berikut:
1. Belajar Dari Masyarakat
Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti, dibangun pada
pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan tradisional
masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah sendiri.

2. Pendamping sebagai Fasilitator, Masyarakat sebagai Pelaku


Konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya pendamping menyadari perannya
sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku atau guru. Untuk itu perlu sikap rendah
hati serta kesediaan belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat
sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu sendiri. Bahkan
dalam penerapannya masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan. Kalaupun pada
awalnya peran pendamping lebih besar, harus diusahakan agar secara bertahap peran itu
bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan pada warga masyarakat
itu sendiri.

3. Saling Belajar, Saling Berbagi Pengalaman


Salah satu prinsip pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat adalah pengakuan
akan pengalaman dan pengetahuan lokal masyarakat. Hal ini bukanlah berarti bahwa
masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah. Kenyataan objektif telah
membuktikan bahwa dalam banyak hal perkembangan pengalaman dan pengetahuan

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


lokal (bahkan tradisional) masyarakat tidak sempat mengejar perubahan-perubahan yang
terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang. Namun
sebaliknya, telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern dan inovasi dari luar yang
diperkenalkan oleh orang luar tidak juga dapat memecahkan masalah mereka. Bahkan
dalam banyak hal, pengetahuan modern dan inovasi dari luar malah menciptakan
masalah yang lebih besar lagi. Karenanya pengetahuan lokal masyarakat dan
pengetahuan dari luar atau inovasi, harus dipilih secara arif dan atau saling melengkapi
satu sama lainnya.

3. Rencana Kerja
Secara konseptual pemberdayaan masyarakat terutama dapat dilakukan dengan
sistem pemberdayaan pelaku dalam kelompok itu sendiri. Keberhasilan pemberdayaan
sangat bergantung pada partisipasi kelompok sebagai pelaku maupun stakeholder lain
yang turut dalam pengembangannya. Dalam hal ini lebih banyak metode "bottom up", di
mana perencanaan lebih diupayakan sasaran dan dilakukan secara partisipatif. Dalam
praktek untuk menggugah partisipasi masyarakat sasaran langkah-langkah yang
dilakukan (Karsidi (2005) dalam Karsidi (2007), adalah:
1. Identifikasi Potensi
2. Analisis Kebutuhan
3. Rencana Kerja Bersama
4. Pelaksanaan Program Kerja Bersama
5. Monitoring dan Evaluasi.
Selanjutnya Karsidi (2007) menyatakan bahwa setelah kebutuhan dapat
ditentukan maka kemudian disusun sebuah rencana program kerja bersama untuk
mencapai kondisi yang diinginkan berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan bersama.
Dalam tahap ini baik Perguruan Tinggi/LSM/Swasta, maupun instansi terkait sebagai
fasilitator sangat dibutuhkan peranannya.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Dasar Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Balai Taman
Nasional Kayan Mentarang Nomor. ST 196/T.20/TU/Peg/03/2020 tanggal 10 Maret 2020
untuk melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka kegiatan Pendampingan Kelompok
Masyarakat Desa Binaan Long Jelet di SPTN Wilayah III Long Ampung.

2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan di Desa Long Jelet, Kecamatan Pujungan, Kabupaten
Malinau-Kalimantan Utara. Wilayah Desa Long Jelet termasuk dalam wilayah pengelolaan
Resor Sungai Pujungan, SPTN Wilayah III Long Ampung, Balai Taman Nasional Kayan
Mentarang. Kegiatan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari pada tanggal 12 s/d 18 Maret
2020. Tata waktu pelaksanaan kegiatan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan

N Tanggal (Maret 2020)


Uraian
o 12 13 14 15 16 17 18
1 Perjalanan menuju Desa Long Jelet menggunakan
ketinting
2 Kordinasi dengan Kepala Desa Long Jelet dan
kelompok Unung Ilu Mung
3 Evaluasi kegiatan binaan tahun 2019
4 Pembahasan Draft PKS
5 Pembahasan Draft RPP
6 Pembahasan Draft RKT tahun 2020
7 Penandatangan Berita Acara Pelaksanaan
Kegiatan
8 Perjalanan kembali menuju Long Pujungan
menggunakan ketinting

3. Alat dan Bahan


a. Peralatan yang digunakan antara lain :
1) Kamera digital
2) Alat tulis kantor
b. Bahan yang digunakan antara lain :
1) Bahan evaluasi kegiatan pendampingan tahun 2019

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


2) Draft Perjanjian Kerja Sama
3) Draft Rencana Pelaksanaan Program
4) Draft Rencana Kerja Tahunan 2020

4. Metode Pelakasanaan
a. Perencanaan
Perencanaan dalam bentuk rencana kerja pelaksanaan kegiatan dibuat secara
berjenjang. Perencanaan kegiatan berisi perkiraan hal-hal yang dibutuhkan
seperti personil, logistik/ transportasi, alat dan bahan, materi yang akan
disampaikan, waktu pelaksanaan serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan tersebut.
b. Pelaksanaan.
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi bersama anggota kelompok dan aparat
desa. Selama berjalannya proses diskusi, kegiatan didokumentasikan untuk
pelaporan pendampingan kelompok desa binaan di Desa Long Jelet.
c. Pelaporan.
Pelaporan dibuat setelah melaksanakan kegiatan sebagai bentuk
pertanggungjawaban.

5. Tim Pelaksana Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan oleh pegawai Balai Taman Nasional Kayan Mentarang
yang terdiri dari 2 (dua) orang petugas SPTN Wilayah III Long Ampung. Pelaksana
kegiatan ini seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Petugas pelaksana kegiatan

No. Nama Jabatan


1. Galih Nugroho, S.Hut Polhut SPTN III Long Ampung

2. Akri Tadius Babis, S.Hut Polhut SPTN III Long Ampung

6. Biaya
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana APBN pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Taman Nasional Kayan Mentarang Bagian Anggaran
Nomor 29 Tahun 2020.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI

1. Identitas Desa
Nama Desa : Long Jelet
Kecamatan : Pujungan
Kabupaten : Malinau
Propinsi : Kalimantan Utara
Batas Wilayah
- Utara : Desa Long Pua
- Selatan : Desa Data Dian
- Timur : Desa Long Ketaman
- Barat : Desa Long Bena / Sungai Iwan

Desa Long Jelet merupakan desa yang secara administratif terletak di Kecamatan
Pujungan Kabupaten Malinau Propinsi Kalimantan Utara. Berada di kawasan dengan
tutupan hujan tropis dataran tinggi, sebagian besar juga berupa hamparan lahan dengan
kontur bergelombang rendah sampai tinggi. Peta penataan zonasi di Desa Long Jelet
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta penataan zonasi di Desa Long Jelet.

Desa Long Jelet adalah salah satu desa dari 9 Desa yang ada di Kecamatan
Pujungan Kabupaten Malinau. Dilihat dari letak geografisnya Desa Long Jelet berada 347
meter diatas permukaan laut. Desa ini memiliki iklim tropis. Desa Long Jelet memiliki
curah hujan mencapai 2.500 – 4.000 mm/tahun. Suhu udara berkisar antara 27,00 –

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


32,48 derajat celcius dengan tingkat kelembaban mencapai 87% dan memiliki intensitas
cahaya matahari 12 jam. Kontur dari Desa Long Jelet ini terdiri dari tebing dan bergun ug-
gunung. Ph tanah yang terdapat di Desa Long Jelet berkisar antara 4,5 – 5,5 dengan jenis
tanah Intipsol atau Humus Tipis.
Akses menuju Desa Long Jelet dari Ibu Kota Kabupaten Malinau dapat ditempuh
dengan 2 cara. Pertama, menggunakan pesawat selama 40 menit menuju Desa Pujungan
dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan ketinting selama 2 jam
menuju desa Long Jelet. Kedua, perjalanan darat dari Malinau menuju Tanjung Selor
selama 5 jam, dilanjutkan dengan menggunakan transportasi air berupa longboat selama
2 jam perjalanan menuju desa Pujungan, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan
menggunakan perahu ketinting menuju Desa Long Jelet selama 2 jam perjalanan.
Penduduk Desa Long Jelet umumnya melakukan beberapa aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti berburu babi, mengolah ladang dengan
menanam padi, ubi dan ketela, dan sebagian lagi mengerjakan kerajinan rumah tangga
seperti membuat anyaman rotan dan tikar serta beternak unggas seperti ayam dan
bebek. Di desa Long Jelet, terdapat kelompok ekowisata Unung Ilu Mung yang bertugas
mengelola beberapa potensi wisata alam yang berada di Desa Long Jelet. Beberapa
potensi wisata alam yang dikelola oleh kelompok Unung Ilu Mung adalah air terjun U’ung
Meluung, situs bersejarah kuburan suku danyak kenyah Umalasan, dan panorama gunung
kapur. Potensi wisata alam dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Potensi wista alam di Desa Long Jelet

2. Kependudukan
Berdasarkan data statistik yang disusun oleh aparatur Desa Long Jelet, jumlah
penduduk Desa Long Jelet sampai dengan tahun 2019 adalah sebanyak 105 jiwa yaitu 54
jiwa penduduk laki – laki dan 51 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala
keluarga (KK) sebanyak 24 KK. Suku yang berada di Desa Long Jelet sebanyak 23 KK
adalah berasal dari suku Dayak dan 1 KK berasal dari suku Jawa.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Desa Long Jelet adalah sekolah
menengah ke bawah. Fasilitas umum pendidikan yang terdekat berupa satu sekolah dasar
(SD) dengan jumlah murid 14 dan jumlah guru sebanyak 2. Sedangkan untuk
melanjutkan ke tingkat sekolah lanjutan pelajar harus menetap sementara di kota
kecamatan dan atau kota kabupaten. Rata-rata minat bersekolah anak-anak di masing-
masing desa cukup tinggi namun kendala utama yang dihadapi adalah biaya yang
tergolong cukup mahal dan transportasi terbatas. Kondisi sekolah dasar di Desa Long
Jelet dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar3. Kondisi sekolah dasar di Desa Long Jelet

Agama yang dianut oleh masyarakat adat di desa Long Jelet umumnya adalah
agama Kristen Protestan. Fasilitas pendukung kegiatan keagamaan di desa Long Jelet
terdapat gereja yang biasa digunakan untuk sembayang. Kondisi gereja di Desa Long
Jelet dapat dilihat pada Gambar 4. Penduduk pendatang seperti PAMTAS yang bertugas di
perbatasan negara umumnya beragama Islam.

Gambar 4. Kondisi gereja di Desa Long Jelet

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


3. Kondisi Pemukiman
Luas pemukiman masyarakat Desa Long Jelet adalah 3,5 Ha. Dari 24 rumah yang
terdapat di Desa Long Jelet, semuanya adalah rumah semi permanen dengan material
kayu. Status kepemilikan rumah masyarakat Desa Long Jelet adalah rumah pribadi.
Semua rumah yang terdapat di Desa Long Jelet memanfaatkan sungai sebagai sumber air
bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi pemukiman Desa Long Jelet
seluruhnya terbuat dari kayu dengan rumah-rumah panggung dengan berbagai luas dan
bentuk dan tidak lagi bermukim pada rumah tradisional masyarakat Dayak kenyah yaitu
rumah panjang. Pada saat ini, infrastruktur yang ada di Desa Long Jelet telah mengalami
kemajuan dengan adanya jalan yang sudah seminisasi dan penggunaan material beton
pada fasilitas umum yaitu WC umum. Kondisi pemukiman di Desa Long Jelet dapat dilihat
pada Gambar 5.

Gambar 5. Kondisi pemukiman di Desa Long Jelet

4. Komoditas Penting Desa


Komoditas yang terdapat di desa Long Jelet adalah rotan dan ikan. Melimpahnya
rotan di kawasan hutan memungkinkan masyarakat setempat memanfaatkan rotan.
Pengambilan rotan dilakukan di zona khusus dan zona tradisional. Untuk mencapai lokasi
rotan, warga harus berjalan kaki atau naik perahu apabila menyusuri sungai. Jenis rotan
yang diambil adalah rotan sega. Rotan ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk
membuat anyaman keranjang atau tas, untuk pemanfaatan yang lebih luas belum
dilakukan oleh warga karena masih kurangnya keahlian yang mereka miliki. Pemanfaatan
rotan yang ada di Desa Long Jelet dapat dilihat pada Gambar 6.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


Gambar 6. Pemanfaatan rotan di Desa Long Jelet

Potensi ikan di Desa Long Jelet ditandai dengan beraneka ragamnya jenis ikan
yang hidup disepanjang aliran sungai, beberapa jenis ikan yang sering ditemukan dan
dikonsumsi oleh masyarakat diantaranya adalah ikan baung, ikan padek atau pelian.
Pemanfaatan ikan ini sendiri masih sekedar untuk dikonsumsi sendiri, belum adanya
pemanfaatan untuk budidaya dalam skala besar maupun pengolahan ikan untuk
dipasarkan. Ikan padek atau pelian yang terdapat di Desa Long Jelet dapat dilihat pada
Gambar 7.

Gambar 7. Ikan padek yang terdapat di Desa Long Jelet

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
 Evaluasi kegiatan binaan tahun 2019.
Kegiatan pendampingan kelompok Unung Ilu Mung pada tahun sebelumnya
dinilai cukup memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Long Jelet. Salah satu
evaluasi menurut masyarakat yakni kegiatan peningkatan ekonomi produktif
masyarakat melalui pemberian bantuan mesin olahan rotan. Masyarakat
membutuhkan praktek cara menggunakan alat tersebut. Untuk itu perlu diadakan
pelatihan dalam penggunaan mesin pengolahan rotan.
 Pembahasan Draft Perjanjian Kerjasama (PKS)
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menindaklanjuti surat Direktorat Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem nomor:
S.1035/KSDAE/KK/KSA.1/12/2019 tentang persetujuan dan arahan Perjanjian
Kerjasama (PKS) Kemitraan konservasi pemungutan HHBK, budidaya tradisional,
pemanfaatan tradisional sumberdaya perairan terbatas dan perburuan tradisional
kepada kelompok Unung Ilu Mung pada zona tradisional Taman Nasional Kayan
Mentarang.
Kerja sama akan dilakukan antara Balai Taman Nasional Kayan Mentarang
dengan Kelompok Unung Ilu Mung tentang kemitraan konservasi berupa pemberian
akses di zona tradisional Taman Nasional kayan Mentarang di Desa Long Jelet,
Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau. Pembahasan Draft PKS ini mencakup
tujuan, ruang lingkup, luas dan letak, Rencana Pelaksanaan Program, hak dan
kewajiban para pihak, kekayaan intelektual, aset dan hasil kerjasama, jangka waktu
PKS, pembiayaan, moniroting evaluasi dan addendum.
Kerja sama ini dilakukan pada zona tradisional Resor Pujungan TNKM dengan
luas areal kerja sama ± 3.081,96 Ha. ruang lingkup kerja sama ini meliputi:
Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa rotan, gaharu, madu, tumbuhan
obat, bambu, kulit kayu, buah-buahan; Budidaya tradisional berupa rotan, buah-
buahan; Perburuan tradisional untuk jenis yang tidak dilindungi; Pemanfaatan
tradisional sumberdaya perairan terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi; dan Wisata
alam terbatas. Masyarakat menyambut baik perjanjian kerjasama ini dan menyetujui
ruang lingkup serta hal lain yang diatur dalam dokumen ini sebagaimana disebutkan
sebelumnya.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


 Pembahasan Draft Rencana Pelaksanaan Program (RPP)
RPP disusun sebagai bentuk tindaklanjut dari rencana kerja sama yang dibahas
sebelumnya. Dokumen ini memuat rencana program yang akan dilaksanakan bersama
melalui pendampingan kelompok. Program yang direncanakan meliputi: Pemungutan
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa rotan, gaharu, madu, tumbuhan obat, bambu,
kulit kayu, buah-buahan; Budidaya tradisional berupa rotan, buah-buahan; Perburuan
tradisional untuk jenis yang tidak dilindungi; Pemanfaatan tradisional sumberdaya
perairan terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi; dan Wisata alam terbatas.
Rencana program ini dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan
setiap tahun hingga 5 tahun mendatang sebagaimana jangka waktu PKS. Hasil yang
diharapkan dari rencana pelaksanaan program ini yakni semakin meningkatnya
pengelolaan kolaboratif TNKM dan pembangunan masyarakat.
 Pembahasan Draft Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2020
RKT merupakan dokumen yang menyajikan rencana kegiatan kelompok selama
satu tahun. RKT melampirkan uraian kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok
Unung Ilu Mung melalui pendampingan. Kegiatan yang disepakati bersama untuk
dilaksanakan tahun 2020 sebagai berikut:
 Pemungutan HHBK dan peningkatan kapasitas anggota kelompok dalam
pengolahan rotan
 Pengadaan sarana budidaya ikan meliputi kolam ikan, ketinting dan sarana
pelaporan (laptop)
 Perburuan tradisional jenis yang tidak dilindungi
 Pemanenan ikan sungai

Kegiatan pendampingan kelompok masyarakat ini menghasilkan kesepakatan yang


kemudian ditandatangani dalam berita acara.

2. Pembahasan
Pemberdayaan masyarakat menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan
Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Pemberdayaan

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


masyarakat di kawasan penyangga TNKM dilakukan dalam penguatan fungsi taman
nasional. Fungsi tersebut yakni pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Taman Nasional.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di SPTN Wilayah III Long Ampung
dilakukan pada desa binaan. Desa binaan di SPTN Wilayah III ditetapkan pada tahun
2019 sebanyak dua desa yakni Desa Long Jelet dan Desa Data Dian. Penetapn desa
binaan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai TNKM Nomor: SK
105/T.20/TU/KK/6/2019 Tentang Perubahan Kesatu Penetapan Lokasi Desa Binaan dan
Pendamping pada Daerah Penyangga Taman Nasional Kayan Mentarang Tahun 2019.
Kelompok kerja pemberdayaan masyarakat Desa Long Jelet yang telah dibentuk
bernama Kelompok Unung Ilu Mung. Kelompok ini dibentuk berdasarkan Surat
Keterangan Kepala Desa Long Jelet Nomor: SK.011/LJ/PJ/05/2019 tentang Pembentukan
Desa Binaan di SPTN II Long Alango Balai Taman Nasional Kayan Mentarang. Kelompok
ini memiliki jumlah anggota sebanyak 24 Kepala Keluarga (KK) dengan tiga kelompok
kerja (Pokja). Kelompok kerja yang dibentuk dalam kelompok ini yakni Pokja Pertanian,
Pokja Ekowisata dan Pokja Seni dan Budaya. Berbagai kegiatan pendampingan telah
dilakukan oleh Balai TNKM pada tahun 2019. Kegiatan pendampingan tersebut terdiri dari
pembentukan desa binaan, penyusunan RKT tahun 2019, pelatihan anyaman rotan dan
pengembangan usaha ekonomi produktif melalui pemberian bantuan. Dalam rangka
penyempurnaan program pendampingan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
Evaluasi kegiatan pendampingan kelompok masyarakat di desa long jelet telah
dilakukan. Keterlibatan anggota kelompok dalam evaluasi kegiatan pendampingan
merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat. Mardikanto (2007) dalam Sandyatma
(2012) mengemukakan bahwa partisipasi adalah suatu bentuk keterlibatan dan
keikutsertaan secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam (intrinsik)
maupun dari luar (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang mencakup:
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi,
serta pemanfaatan hasil kegiatan yang dicapai.
Kegiatan pendampingan kelompok Unung Ilu Mung pada tahun 2019 dinilai cukup
memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Long Jelet. Salah satu evaluasi menurut
masyarakat perlu dilakukan pada kegiatan peningkatan ekonomi produktif masyarakat
melalui pemberian bantuan mesin olahan rotan. Masyarakat membutuhkan praktek cara

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


menggunakan alat tersebut. Untuk itu perlu diadakan pelatihan dalam penggunaan mesin
pengolahan rotan.
Selain evaluasi terhadap kegiatan pendampingan, kegiatan pendampingan
kelompok masyarakat di Desa Long Jelet juga membahas rencana kerja sama yang telah
diusulkan. Rencana kerja sama tertuang dalam Draft PKS. Perjanjian kerja sama ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menjamin terwujudnya keutuhan, kelestarian dan manfaat kawasan Taman Nasional
Kayan Mentarang,
2. Revitalisasi peran masyarakat adat dalam pengelolaan Taman Nasional Kayan
Mentarang,
3. Mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka penguatan
tata kelola dan fungsi kawasan konservasi dan kelestarian keanekaragaman hayati,
4. Meminimalkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung sebagai akibat
kegiatan pemberian akses kepada kelompok Unung Ilu Mung, Desa Long Jelet,
Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau.
Kerja sama yang akan disepakati bersama antara Balai TNKM dengan Kelompok
Unung Ilu Mung dapat meningkatkan upaya TNKM dalam kolaborasi pengelolaan
kawasan. Selain itu, TNKM dapat mengoptimalkan upaya pengembangan usaha ekonomi
produktif masyarakat di daerah penyangga. Karsidi (2007) menyatakan bahwa kerjasama
antar stakeholder akan menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk pengembangan UKM.
Untuk itu, maka program-program yang menyangkut pengembangan UKM baik yang
bersifat technical asistant (TA) maupun yang non TA harus diupayakan adanya koordinasi
dan berbagi peran antar stakeholder agar optimal hasilnya.
Tindaklanjut dari upaya kerja sama yakni perlu juga direncanakan bersama sejak
dini. Salah satu tindak lanjut perjanjian kerja sama yang harus dilakukan adalah
menyusun Rencana Pelaksanaan Program (RPP) untuk kurun waktu lima tahun. RPP yang
didiskusikan bersama memuat rencana program yang terdapat dalam ruang lingkup PKS.
Diskusi penyusunan rencana program ini dilakukan sebagai langkah dalam melatih
kemandirian masyarakat. Sopandi (2010) menyatakan bahwa program pemberdayaan
masyarakat menjadi sesuatu yang penting dikembangkan sesuai dengan sosio-kultural
masyarakatnya, berdasarkan strategi dan pola adaptasi yang dikembangkan oleh
masyarakat sekitar. Model perencanaan sosial tersebut juga berlaku secara menyeluruh,
sehingga ada mata rantai aktivitas yang sinergis dari berbagai pihak. Sebagaimana
dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi (2001: 60) bahwa model pengembangan
masyarakat (community development) pada intinya bertujuan mengembangkan

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


kemandirian masyarakat. Bentuk partisipasi yang diharapkan adalah masyarakat mampu
mendefinisikan dan mencoba memenuhi kebutuhan mereka sendiri melalui metode proses
kreatif dan kooperatif serta pembentukan kelompok-kelompok keswadayaan.
Hasil pembahasan diatas kemudian disusun rencana tindak lanjut yang dapat
dilakukan pada tahun 2020 dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti sumber
pendanaan, sumber daya manusia, dan faktor lainnya. Rencana tindak lanjut ini kemudian
dijadikan dokumen Rencana Kerja Tahunan kelompok masyarakat desa binaan SPTN
Wilayah III Long Ampung tahun 2020. Disepakati bersama para peserta kegiatan ini
bahwa dokumen yang telah disusun menjadi pedoman bersama untuk pengembangan
Kelompok Unung Ilu Mung dan akan dilakukan upaya bersama untuk mengembangkan
organisasi yang telah dibentuk baik sumberdaya manusia maupun usaha ekonominya.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


BAB VI
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan ini sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet
telah dilakukan dan menghasilkan dokumen yang dapat dijadikan pedoman
pendampingan kelompok masyarakat di Desa Long Jelet mengenai pemungutan hasil
hutan oleh masyarakat adat di SPTN III Long Ampung;
b. Dokumen Draft Perjanjian Kerjasama (PKS), Rencana Pelaksanaan Program tahun
2020-2024 dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2020 telah di susun.

2. Saran
Selama menjalankan kegiatan tersebut di atas diperlukan upaya-upaya tindak lanjut
sebagai berikut :
a) Tindak lanjut terhadap dokumen PKS dan RPP yang telah disusun untuk di
tandatangani bersama
b) Meningkatkan pasrtisipasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pendampingan
yang mampu meningkatkan kompetensi masyarakat.

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


DAFTAR PUSTAKA

[BTNKM] Balai Taman Nasional Kayan Mentarang. 2017. Rencana Pengelolaan Jangka
Panjang Taman Nasional Kayan Mentarang 2018-2027 . Balai Taman Nasional Kayan
Mentarang: Malinau
Karsidi R. 2007. Pemberdayaan masyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro (pengalaman
empiris di wilayah Surakarta Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan 3(sopandi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.7/Menlhk/setjen/OTL.0/1/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Taman Nasional
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/Menlhk/setjen/KUM.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Sandyatma YH. 2012. Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Menunjang Efektivitas
Gapoktan pada Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat di
Kabupaten Bogor. Kawistara 2(3):225-328
Sopandi A. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Strategi dan Kebijakan
Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi. Jurnal Kybernan 1(1):40-56

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2


Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan Pendampingan kelompok masyarakat desa
binaan Long Jelet

Laporan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet 2

Anda mungkin juga menyukai