Mengetahui,
Kepala Balai TNKM
Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan dengan
diselesaikannya laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan kelompok masyarakat desa
binaan Long Jelet di SPTN Wilayah III Long Ampung tahun 2020. Laporan ini disusun
berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 18 Maret 2020
Laporan ini menggambarkan kegiatan pendampingan penyusunan Draft Perjanjian
Kerjasama (PKS), Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) kelompok masyarakat desa binaan di SPTN III Long Ampung bersama masyarakat.
Draft PKS disusun sebagai upaya Balai TNKM dalam rangka kemitraan konservasi berupa
pemberian akses di zona tradisional Taman Nasional Kayan Mentarang di Desa Long Jelet,
Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau. Sementara Draft RPP dan RKT merupakan
turunan/kewajiban kedua belah pihak terhadap adanya PKS. Sehingga penyusunan draft-
draft tersebut dilakukan dalam upaya efisiensi dan efektifitas, mengingat adanya kendala
keterbatasan waktu dan kesulitan akses menjangkau desa Long Jelet.
Demikian laporan ini kami susun. Kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan berpartisipasi. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca dan pihak terkait.
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………................................... iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………............................... v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………. vi
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………….….............................. 1
1. Latar Belakang ……………………………………....………………………............................ 1
2. Maksud dan Tujuan ……………………………………………...………. 2
…...........................
3. Hasil yang Diharapkan .....…………………………………………………........................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………….……………………………… 3
1. Pemberdayaan Masyarakat.…………………………………………………………………………. 3
2. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………………………….. 4
3. Rencana Kerja................................................................................................ 5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………………………………............................... 6
1. Dasar Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................... 6
2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ……………………….…………………………………………… 6
3. Alat dan Bahan ………………………………………………………………………………………….. 6
4. Metode Pelaksanaan …….……………………………………………………………………………. 7
5. Tim Pelaksana Kegiatan ……………………………….…………………………………………….. 7
6. Biaya ………………………………………………………………………………………………………… 7
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ………………………………………………………………………………. 8
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………… 13
1. Hasil …………………………………………………………………………………………………………. 13
2. Pembahasan …………..…………………………………………………………………………………. 14
VI. PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………. 18
1. Kesimpulan ……………………………………………………………..………………………………… 18
2. Saran ……………………………………………………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hal
Tabel 1. Tata waktu pelaksanaan kegiatan ..……………………………………………………… 12
Tabel 2. Petugas pelaksana kegiatan ….........................................................…….. 13
Hal
Gambar 1. Peta penataan zonasi di Desa Long Jelet …………………………..……………… 15
Gambar 2. Potensi wista alam di Desa Long Jelet ...............................…………… 16
Gambar 3. Kondisi sekolah dasar di Desa Long Jelet …………...............................… 17
Gambar 4. Kondisi gereja di Desa Long Jelet ....................................................... 17
Gambar 5. Kondisi pemukiman di Desa Long Jelet ................................................ 18
Gambar 6. Pemanfaatan rotan di Desa Long Jelet ................................................ 19
Gambar 7. Ikan padek yang terdapat di Desa Long Jelet ...................................... 19
Hal
Lampiran 1. Surat Tugas …………………………..…………….........................................… 21
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan ......................................................…………… 22
Lampiran 3. Draft PKS …………............................................................................… 23
Lampiran 4. Draft RPP .......................................................................................... 34
Lampiran 5. Draft RKT ......................................................................................... 55
Lampiran 5. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 74
1. Latar belakang
Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) ditetapkan sebagai salah satu unit
pelaksana teknis yang bertanggung jawab mengelola salah satu kawasan pelestarian alam
di Indonesia. Kawasan Hutan TNKM ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: 4787/Menhut-VII/KUH/2014 Tentang Penetapan Kawasan Hutan
Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1.271.696,56 (satu juta dua ratus tujuh puluh
satu ribu enam ratus sembilan puluh enam dan lima puluh enam perseratus) hektar di
Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Kawasan TNKM
memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai kegiatan dalam
pengelolaan keanekaragaman hayati mencatat berbagai potensi tumbuhan obat maupun
keunikan beberapa flora. Demikian halnya satwa, dokumen RPJP TNKM 2018-2027
mencatat setidaknya terdapat 150 jenis mamalia dan 310 jenis burung.
Selain kekayaan sumber daya alam, TNKM merupakan salah satu taman nasional
yang memiliki mandat kolaborasi dalam pengelolaanya. Mandat pengelolaan secara
kolaboratif sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1214/Kpts-
II/2002 Tentang Pengelolaan Kolaboratif Taman Nasional Kayan Mentarang. Kolaborasi
pengelolaan dimaksudkan dengan adanya pembagian tanggung jawab, pembagian peran
dan pembagian manfaat. Masyarakat di daerah penyangga secara aktif terlibat dalam
berbagai kegiatan yang menunjang pengelolaan secara lestari. Keterlibatan masyarakat
secara langsung dapat memberikan manfaat bagi pengelola yakni meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap pelestarian kawasan hutan serta kekayaan alam
didalamnya. TNKM dalam melakukan kolaborasi salah satunya dengan membentuk dan
melakukan pendampingan terhadap kelompok masyarakat di desa binaan.
Desa Long Jelet yang merupakan salah desa binaan TNKM berdasarkan Keputusan
Kepala Balai TNKM Nomor: SK.105/T.20/TU/KK/6/2019 tentang Perubahan Kesatu
Penetapan Lokasi Desa Binaan dan Pendamping pada Daerah Penyangga Taman Nasional
Kayan Mentarang Tahun 2019 pada tanggal 28 Juni 2019. Desa Long Jelet memiliki
kelompok binaan dengan nama “Unung Ilu Mung”. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
anggota kelompok ini memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap hutan dan
hasil hutan yang berada di dalam kawasan TNKM. Akses pemanfaatan perlu diberikan
kepada mereka. Pemberian akses tersebut harus dituangkan dalam dokumen Perjanjian
Kerjasama (PKS). Kemudian kegiatan dalam kerjasama ini akan diuraikan dalam
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemberdayaan Masyarakat
Taman Nasional Kayan Mentarang melakukan konservasi kawasan dengan
pengelolaan kolaboratif bersama masyarakat etnis Dayak. Kolaboratif artinya ada
pembagian peran, tanggung jawab dan manfaat antara pengelola dan masyarakat. Upaya
pengelolaan kolaboratif di TNKM diwujudkan salah satunya melalui pendampingan
terhadap kelompok masyarakat desa binaan yang berada di daerah penyangga kawasan
konservasi.
Masyarakat menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam adalah orang perseorangan atau
kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat yang tinggal di sekitar KSA/KPA atau
yang kehidupannya memiliki keterkaitan dan ketergantungan pada potensi dan sumber
daya alam di KSA/KPA. Masyarakat yang berada pada daerah tersebut di atas termasuk
masyarakat daerah penyangga. Dalam upaya konservasi, masyarakat daerah penyangga
dilibatkan dalam pengelolaan kolaboratif. Pengelolaan kawasan yang melibatkan
masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. Pasal 1 ayat 3 peraturan ini
menyatakan bahwa Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
Sopandi (2010) memaknai pemberdayaan masyarakat dengan kesimpulan bahwa:
(a) pemberdayaan masyarakat hendaknya bukan membuat masyarakat menjadi
tergantung pada program-program pemberian ( charity); (b) akan tetapi, setiap apa yang
dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri; dan (c) hasil akhir: memandirikan
masyarakat dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang
lebih baik secara berkelanjutan ( sustainable). Konsep pemberdayaan masyarakat pun
merupakan paradigma baru dalam pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered,
participatory, empowering, and sustainable (Chambers (1995) dalam Sopandi (2010)).
Upaya memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, diharapkan
pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat mampu menciptakan kondisi yang stabil
di lingkungan masyarakat secara berkelanjutan.
3. Rencana Kerja
Secara konseptual pemberdayaan masyarakat terutama dapat dilakukan dengan
sistem pemberdayaan pelaku dalam kelompok itu sendiri. Keberhasilan pemberdayaan
sangat bergantung pada partisipasi kelompok sebagai pelaku maupun stakeholder lain
yang turut dalam pengembangannya. Dalam hal ini lebih banyak metode "bottom up", di
mana perencanaan lebih diupayakan sasaran dan dilakukan secara partisipatif. Dalam
praktek untuk menggugah partisipasi masyarakat sasaran langkah-langkah yang
dilakukan (Karsidi (2005) dalam Karsidi (2007), adalah:
1. Identifikasi Potensi
2. Analisis Kebutuhan
3. Rencana Kerja Bersama
4. Pelaksanaan Program Kerja Bersama
5. Monitoring dan Evaluasi.
Selanjutnya Karsidi (2007) menyatakan bahwa setelah kebutuhan dapat
ditentukan maka kemudian disusun sebuah rencana program kerja bersama untuk
mencapai kondisi yang diinginkan berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan bersama.
Dalam tahap ini baik Perguruan Tinggi/LSM/Swasta, maupun instansi terkait sebagai
fasilitator sangat dibutuhkan peranannya.
4. Metode Pelakasanaan
a. Perencanaan
Perencanaan dalam bentuk rencana kerja pelaksanaan kegiatan dibuat secara
berjenjang. Perencanaan kegiatan berisi perkiraan hal-hal yang dibutuhkan
seperti personil, logistik/ transportasi, alat dan bahan, materi yang akan
disampaikan, waktu pelaksanaan serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan tersebut.
b. Pelaksanaan.
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi bersama anggota kelompok dan aparat
desa. Selama berjalannya proses diskusi, kegiatan didokumentasikan untuk
pelaporan pendampingan kelompok desa binaan di Desa Long Jelet.
c. Pelaporan.
Pelaporan dibuat setelah melaksanakan kegiatan sebagai bentuk
pertanggungjawaban.
6. Biaya
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana APBN pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Taman Nasional Kayan Mentarang Bagian Anggaran
Nomor 29 Tahun 2020.
1. Identitas Desa
Nama Desa : Long Jelet
Kecamatan : Pujungan
Kabupaten : Malinau
Propinsi : Kalimantan Utara
Batas Wilayah
- Utara : Desa Long Pua
- Selatan : Desa Data Dian
- Timur : Desa Long Ketaman
- Barat : Desa Long Bena / Sungai Iwan
Desa Long Jelet merupakan desa yang secara administratif terletak di Kecamatan
Pujungan Kabupaten Malinau Propinsi Kalimantan Utara. Berada di kawasan dengan
tutupan hujan tropis dataran tinggi, sebagian besar juga berupa hamparan lahan dengan
kontur bergelombang rendah sampai tinggi. Peta penataan zonasi di Desa Long Jelet
dapat dilihat pada Gambar 1.
Desa Long Jelet adalah salah satu desa dari 9 Desa yang ada di Kecamatan
Pujungan Kabupaten Malinau. Dilihat dari letak geografisnya Desa Long Jelet berada 347
meter diatas permukaan laut. Desa ini memiliki iklim tropis. Desa Long Jelet memiliki
curah hujan mencapai 2.500 – 4.000 mm/tahun. Suhu udara berkisar antara 27,00 –
2. Kependudukan
Berdasarkan data statistik yang disusun oleh aparatur Desa Long Jelet, jumlah
penduduk Desa Long Jelet sampai dengan tahun 2019 adalah sebanyak 105 jiwa yaitu 54
jiwa penduduk laki – laki dan 51 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala
keluarga (KK) sebanyak 24 KK. Suku yang berada di Desa Long Jelet sebanyak 23 KK
adalah berasal dari suku Dayak dan 1 KK berasal dari suku Jawa.
Agama yang dianut oleh masyarakat adat di desa Long Jelet umumnya adalah
agama Kristen Protestan. Fasilitas pendukung kegiatan keagamaan di desa Long Jelet
terdapat gereja yang biasa digunakan untuk sembayang. Kondisi gereja di Desa Long
Jelet dapat dilihat pada Gambar 4. Penduduk pendatang seperti PAMTAS yang bertugas di
perbatasan negara umumnya beragama Islam.
Potensi ikan di Desa Long Jelet ditandai dengan beraneka ragamnya jenis ikan
yang hidup disepanjang aliran sungai, beberapa jenis ikan yang sering ditemukan dan
dikonsumsi oleh masyarakat diantaranya adalah ikan baung, ikan padek atau pelian.
Pemanfaatan ikan ini sendiri masih sekedar untuk dikonsumsi sendiri, belum adanya
pemanfaatan untuk budidaya dalam skala besar maupun pengolahan ikan untuk
dipasarkan. Ikan padek atau pelian yang terdapat di Desa Long Jelet dapat dilihat pada
Gambar 7.
1. Hasil
Evaluasi kegiatan binaan tahun 2019.
Kegiatan pendampingan kelompok Unung Ilu Mung pada tahun sebelumnya
dinilai cukup memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Long Jelet. Salah satu
evaluasi menurut masyarakat yakni kegiatan peningkatan ekonomi produktif
masyarakat melalui pemberian bantuan mesin olahan rotan. Masyarakat
membutuhkan praktek cara menggunakan alat tersebut. Untuk itu perlu diadakan
pelatihan dalam penggunaan mesin pengolahan rotan.
Pembahasan Draft Perjanjian Kerjasama (PKS)
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menindaklanjuti surat Direktorat Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem nomor:
S.1035/KSDAE/KK/KSA.1/12/2019 tentang persetujuan dan arahan Perjanjian
Kerjasama (PKS) Kemitraan konservasi pemungutan HHBK, budidaya tradisional,
pemanfaatan tradisional sumberdaya perairan terbatas dan perburuan tradisional
kepada kelompok Unung Ilu Mung pada zona tradisional Taman Nasional Kayan
Mentarang.
Kerja sama akan dilakukan antara Balai Taman Nasional Kayan Mentarang
dengan Kelompok Unung Ilu Mung tentang kemitraan konservasi berupa pemberian
akses di zona tradisional Taman Nasional kayan Mentarang di Desa Long Jelet,
Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau. Pembahasan Draft PKS ini mencakup
tujuan, ruang lingkup, luas dan letak, Rencana Pelaksanaan Program, hak dan
kewajiban para pihak, kekayaan intelektual, aset dan hasil kerjasama, jangka waktu
PKS, pembiayaan, moniroting evaluasi dan addendum.
Kerja sama ini dilakukan pada zona tradisional Resor Pujungan TNKM dengan
luas areal kerja sama ± 3.081,96 Ha. ruang lingkup kerja sama ini meliputi:
Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa rotan, gaharu, madu, tumbuhan
obat, bambu, kulit kayu, buah-buahan; Budidaya tradisional berupa rotan, buah-
buahan; Perburuan tradisional untuk jenis yang tidak dilindungi; Pemanfaatan
tradisional sumberdaya perairan terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi; dan Wisata
alam terbatas. Masyarakat menyambut baik perjanjian kerjasama ini dan menyetujui
ruang lingkup serta hal lain yang diatur dalam dokumen ini sebagaimana disebutkan
sebelumnya.
2. Pembahasan
Pemberdayaan masyarakat menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan
Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Pemberdayaan
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan ini sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan pendampingan kelompok masyarakat desa binaan Long Jelet
telah dilakukan dan menghasilkan dokumen yang dapat dijadikan pedoman
pendampingan kelompok masyarakat di Desa Long Jelet mengenai pemungutan hasil
hutan oleh masyarakat adat di SPTN III Long Ampung;
b. Dokumen Draft Perjanjian Kerjasama (PKS), Rencana Pelaksanaan Program tahun
2020-2024 dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2020 telah di susun.
2. Saran
Selama menjalankan kegiatan tersebut di atas diperlukan upaya-upaya tindak lanjut
sebagai berikut :
a) Tindak lanjut terhadap dokumen PKS dan RPP yang telah disusun untuk di
tandatangani bersama
b) Meningkatkan pasrtisipasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pendampingan
yang mampu meningkatkan kompetensi masyarakat.
[BTNKM] Balai Taman Nasional Kayan Mentarang. 2017. Rencana Pengelolaan Jangka
Panjang Taman Nasional Kayan Mentarang 2018-2027 . Balai Taman Nasional Kayan
Mentarang: Malinau
Karsidi R. 2007. Pemberdayaan masyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro (pengalaman
empiris di wilayah Surakarta Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan 3(sopandi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.7/Menlhk/setjen/OTL.0/1/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Taman Nasional
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/Menlhk/setjen/KUM.1/6/2017 Tentang Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Sandyatma YH. 2012. Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Menunjang Efektivitas
Gapoktan pada Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat di
Kabupaten Bogor. Kawistara 2(3):225-328
Sopandi A. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Strategi dan Kebijakan
Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bekasi. Jurnal Kybernan 1(1):40-56