Anda di halaman 1dari 33

K7

MANAJEMEN PENYAKIT TUMBUHAN


(bagian II)
PENGAJAR:
Tim Dosen Dasprotan 2021

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 1


Resistensi/Ketahanan tanaman :
kemampuan inherent suatu organisme (tanaman inang) untuk
mengatasi atau memperlambat aktivitas (infeksi) patogen atau
faktor perusak lain secara sempurna ataupun pada level
tertentu.
 Ketahanan tanaman ada yang monogenik (diatur oleh 1 gen),
oligogenik (2-3 gen) dan poligenik (banyak gen)
 Gen ketahanan ada yang disebut gen mayor, yaitu yang
mempunyai pengaruh/ekspresi pada fenotipe yang kuat dan
gen minor (mempunyai pengaruh kecil)

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 2


Ketahanan Tanaman :
1. Ketahanan vertikal (kualitatif)  diatur oleh 1 - 3 gen
mayor dan tahan secara mutlak terhadap ras patogen
tertentu
2. Ketahanan horizontal (kuantitatif)  diatur oleh banyak
gen minor dan tahan secara parsial terhadap semua varian
(ras) patogen yang ada

Beberapa metode yang termasuk dalam prinsip RESISTENSI

 Penanaman varietas tahan (resisten)  cara yang paling


mudah, aman, murah, dan efektif untuk pengendalian penyakit
tanaman. Ketahanan biasanya ditujukan untuk patogen utama
(key pest) tanaman. Dengan teknik rekayasa genetika, pada saat
ini sudah dapat diisolasi gen ketahanan tunggal (R-gene)

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 3


Contoh:
Tanaman kedelai tahan terhadap nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) 
dapat mencegah terbentuknya bintil puru akar dan kekerdilan tanaman
Ketahanan 2 varietas melon terhadap Cucurbit aphid
Tahan yellow borne virus
Rentan Tahan
Bola de oro TGR-1551

Rentan

Rentan Tahan

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 4


 Penggunaan tanaman transgenik.
Tanaman transgenik: tanaman yang DNAnya dimodifikasi melalui rekayasa
genetika (introduksi gen lain dan bergabung dalam tanaman sehingga akan
mengubah sifat genom tanaman).
Contoh: pepaya yang tahan Papaya ring spot virus, kedelai transgenic dll

Pepaya non transgenik Pepaya transgenik Kedelai transgenik tahan Colletotrichum truncatum
Diinokulasi PRSV Diinokulasi PRSV https://doi.org/10.3389/fpls.2020.00562 (2020)
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 5
 Induced resistance (Induksi Ketahanan)
Tanaman yang diinduksi oleh suatu agen penginduksi (patogen, mikroba non
patogenik) akan menjadi lebih tahan terhadap serangan patogen-patogen lain.
Resistensi terinduksi ada 2, yaitu:

(1) Induced systemic resistance (ISR) (2) Systemic acquired


 Penginduksi: PGPR, Endofit resistance (SAR)
(bakteri, cendawan)
 Penginduksi: patogen,
 Perlakuan akar
 Mekanisme: peningkatan bahan kimia
jasmonic acid/ethylene  Perlakuan: akar/daun
(JA/ET)  Mekanisme: peningkatan
asam salisilat (SA) yang
PGPR-plant growth promoting
rhizobacteria memicu ketahanan tanaman

ISR SAR

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 6


Contoh: Penggunaan PGPR untuk pengelolaan infeksi Tobacco mosaic virus Pada Cabe

ISOLAT PGPR I-35 I-16 Kontrol - + + -


I-35 Kontrol
Cabai yang diberi PGPR tumbuh lebih baik dan lebih tahan + : Terinfeksi TMV
terhadap infeksi TMV karena ketahanannya terinduksi - : Sehat
(Damayanti et al. 2007)
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 7
Using of plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) for better plant health
Brebes Local Cultivar

P. fluorescens PG 01 P. fluorescens PG 01 Control


Control
+ B. polymixa BG 25 + B. polymixa BG 25
Cabai yang diberi PGPR tumbuh lebih baik dan lebih tahan terhadap infeksi Colletotrichum spp
karena ketahanannya terinduksi
Widodo (2010)
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 8
Proteksi: Melindungi tanaman dari infeksi patogen

Metode/cara

Kultur Teknis Biologi Kimia


 Tanaman barrier & mulsa  Tanah supresif  Penggunaan pestisida
 Nutrisi tanaman  Mikroba antagonis
 Modifikasi pH tanah  Proteksi silang
 Temperatur (greenhouse)  Hypovirulen
 Menejemen Air

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 9


Penggunaan tanaman barrier/penghalang Proteksi secara Kultur teknis

 Tanaman barrier
mencegah
penularan virus
tular serangga
menginfeksi
tanaman utama
 Tanaman barrier
lebih tinggi dari
tanaman utama
 Dobel barrier lebih
efektif

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 10


Proteksi secara Kultur teknis
 Penggunaan mulsa

Mulsa plastik perak mencegah serangga vektor Mulsa organik dapat mencegah pertumbuhan
Virus datang ke pertanaman; tanaman gulma, memberi nutrisi organik, sebagai barrier
terlindungi dari infeksi virus, melindungi terhadap patogen tular tanah, mempertahankan
tanaman dari pathogen tular tanah yang splash kelembapan, perlindungan tanah dan moderation
up dari tanah soil temperature selama cuaca panas

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 11


 Nutrisi tanaman Proteksi secara Kultur teknis

 Defisiensi nutrisi dapat


membuat tanaman stress
dan lebih rentan terhadap
infeksi patogen.
 Nitrogen paling penting
dampaknya terhadap penyakit
tanaman. Kelebihan nitrogen
jaringan tanaman menjadi
sukulen, kekurangan nitrogen
tanaman menjadi senescence/tua
 Kombinasi quick-release &
slow-release pupuk nitrogen
dapat mencegah kondisi
ekstrim yang meningkatkan
penyakit

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 12


 pH Tanah
• Rekomendasi pH tanah dibuat berdasarkan kebutuhan tanaman dan
pengaruhnya pada ketersediaan nutrient
• Modifikasi pH tanah dilakukan untuk mengurangi infeksi patogen tular tanah
Contoh: peningkatan pH tanah 7.2 untuk mereduksi penyakit akar gada, pH
4.0-5.2 mengurangi kudis kentang dll
• Sebagian besar patogen tular tanah tidak dipengaruhi oleh pH tanah dalam
kisaran yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman

 Suhu rumah kaca

• Suhu rumah kaca dikontrol dengan naungan dan ventilasi oleh kipas
• Syringing (aplikasi air irigasi singkat pada lapangan golf saat tengah hari
panas
• Penyimpanan suhu dingin untuk mengurangi aktivitas pathogen pasca
panen, benih dan bahan perbanyakan propagatif.
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 13
 Menejemen Air

 Mengurangi daun basah (reduce leaf wetness); kunci penting untuk infeksi bakteri, cendawan
dan nematode pada daun (foliar nematodes)

Cara mengurangi daun basah;


Kipas (fans); digunakan di rumah kaca dan
lapangan golf
Turfbreeze fans

Menggunakan jarak tanam sesuai rekomendasi

Menghilangkan embun dengan


memangkas/menyiangi rumput pada pagi hari

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 14


 Mengatur orientasi baris tanaman dan  Pemberian air di permukaan tanah mengurangi
pergerakan udara agar daun cepat kering penyakit daun karena meminimalkan periode
(orientasi baris tanaman tanpa naungan) daun basah

 Menghindari adanya naungan karena akan


meningkatkan kelembapan pertanaman,
sehingga meningkatkan penyakit daun

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 15


Proteksi secara BIOLOGI
 Tanah supressif penyakit (disease suppressive soils)
Tanah supressif penyakit: tanah dengan kekecualian ekosistem dimana
tanaman kurang mengalami gangguan soil-borne pathogen karena aktivitas
mikroorganisme tanah lainnya; tanah banyak mengandung mikroba bermanfaat.

S. Bit gula ditanam pada tanah


supressif; insidensi damping
off oleh Rhizoctonia solani ~1%
Pemberian tanah supresif
akan mengurangi infeksi
C. Bit gula ditanam pada patogen
tanah condusif untuk
infeksi R. solani; insidensi
mencapai 60%

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 16


 Mikroba antagonis
- parasitisme langsung atau lisis
- kompetisi makanan
- efek toksik secara langsung (antibiosis)
- efek toksik tidak langsung (senyawa volatil antagonis)
 Menggunakan fungi atau bakteri antagonis
 Ada cukup banyak mikroba yang tercatat sebagai agen biokontrol dan
dijual komersial
Fungi;
- Gliocladium virens, (GlioGard)…untuk mengendalikan patogen di
pembibitan, tanaman hias dan bedding plants.
- Trichoderma harzianum (F-stop) - untuk mengendalikan beberapa soil-born
patogen (fungi).
- Trichoderm harzianum/T. polysporum (BINAB T) – untuk mengendalikan
busuk kayu.

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 17


Contoh penggunaan mikroba antagonis untuk melindungi tanaman dari infeksi
patogen
Perlakuan tanah Perlakuan benih Perlakuan buah

Perlakuan benih kapri dengan


bakteria Burkholderia ambifaria
Strain AMMD untuk mengendalikan
Busuk akar Aphanomyces

Proteksi buah dari infeksi Penicillium dengan


Yeast. Kiri-tanpa perlakuan, kanan perlakuan
Perlakuan tanah versus Botrytis cinerea
Sumber :Agrios 2005
Sumber :Agrios 2005
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 18
 Proteksi silang (cross-protection)
Inokulasi strain lemah patogen tertentu (virus) dapat menginduksi ketahanan
tanaman terhadap infeksi strain kuat patogen yang sama. Telah berhasil digunakan
untuk pengendalian virus tristeza pada jeruk, Papaya Ring Spot Virus pada pepaya,
TMV pada tomat, CMV dll.
Contoh proteksi silang

CMV-V3 (virulent) CMV-N4 (mild) + CMV-V3 (virulent)

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 19


 Hypovirulence (hipovirulensi)

• Hipovirulensi : fenomena
Contoh: pada Botrytis cinerea strain B05.10 (pathogen) & HBtom.372
yang melibatkan mycovirus (mengandung mycovirus).
(virus yang menginfeksi
cendawan patogen,
mereduksi virulensi atau
kemampuan menyebabkan
penyakit pathogen).
•Mycovirus dapat menyebar
dari strain hipovirulent ke
dalam miselium strain virulen
karena secara genetik hifanya
kompatibel dengan
cendawan patogen sehingga
dapat melebur (anastomosis),
dan mengurangi kemampuan
fungi menyebabkan penyakit. https://doi.org/10.3390/v10050254 (2018)

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 20


Contoh:
Success story pada kanker chesnut (Cryptonectria parasitica) versus Cryptonectria hypovirus 1

Calussing Calussed
Lethal bark canker: Cryptonectria parasitica tahun 2004 C. parasitica + Cryptonectria hypovirus 1 tahun 2014
Panah: C. parasitica diinokulasi pada bagian tengah
kanker

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 21


Prinsip : ERADIKASI dan PROTEKSI

Metode KIMIA dalam manajemen penyakit tumbuhan Pestisida


 Pestisida (fungisida, bakterisida, nematisida, insektisida, dll.)  melindungi
permukaan tanaman dari infeksi patogen atau untuk membasmi (eradikasi)
patogen yang sudah terlanjur menginfeksi
 Beberapa pestisida juga digunakan untuk mengurangi inokulum pathogen
sebelum mencapai tanaman, misalnya melalui perlakuan tanah (PCNB,
metalaxyl, diazoben, dll.)
 Fumigasi tanah atau bahan tanaman (chloropicrin, methyl bromide, metham
sodium)
 Sanitasi gudang (fumigant, larutan tembaga sulfat)
 Pengendalian vektor patogen (insektisida, nematisida)
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 22
Fungisida
 Fungisida adalah bahan kimia yang dapat membunuh
fungi/cendawan

FUNGISIDA BERDASARKAN CARA KERJANYA

1. Protektif; mampu melindungi tanaman atau permukaan tanaman


terhadap infeksi patogen
Fungisida
2. Eradikan; mampu memberantas patogen yang sudah ada atau
sudah menginfeksi tanaman
3. Sistemik; senyawa menjadi bersifat fungisidal setelah diserap
atau ditranslokasikan dalam tanaman

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 23


Fungisida komersial
Informasi pada label: nama
dagang/formulasi, nama
bahan aktif, cara
penggunaan, peringatan
bahaya, dll.

Ijin peredaran di Indonesia


diberikan oleh Komisi
Pestisida  Keputusan
Menteri Pertanian RI

Ijin tetap diberikan selama 5


tahun dan dapat
diperpanjang

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 24


Jenis bahan kimia fungisida

 Senyawa Anorganik. Senyawa anorganik yang banyak digunakan untuk bahan dasar
fungisida, antara lain: tembaga (Cu), belerang (S), karbonat dan fosfat. Umumnya
senyawa-senyawa tersebut mempunyai spektrum yang luas (mampu mengendalikan
banyak macam penyakit)

 Senyawa Organik. Senyawa-senyawa organik (alamiah / hasil sintesa) pada saat ini
memegang peranan penting untuk pengendalian penyakit-penyakit utama tanaman.
Beberapa senyawa: senyawa belerang organik (dithiocarbamate), senyawa aromatis,
senyawa heterosiklik, merupakan bahan baku fungisida berspektrum luas yang banyak
digunakan petani

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 25


Contoh fungisida anorganik

Tembaga (Cu) → fungisida pertama yang dikembangkan secara


komersial dan paling banyak digunakan hingga saat ini. Contoh:
bubur bordo / BB: campuran tembaga sulfat dan kapur tohor →
efektif untuk mengendalikan penyakit oleh fungi dan
bakteri

Belerang (S) → merupakan unsur tertua yang diketahui bersifat


fungisidal. Sebagai debu, tepung terbasahkan (WP), pasta, atau
larutan → penyakit embun tepung (powdery mildew), karat,
hawar daun, dan busuk buah

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 26


Contoh fungisida organik

 Belerang organik (dithiokarbamat): thiram, ferbam, nabam, maneb, zineb, dan


mancozeb  fungisida serbaguna, mempunyai spektrum yang luas dan efektif
terhadap penyakit-penyakit daun dan buah
 Senyawa aromatis: Pentachloronitrobenzene (PCNB, Terrachlor) efektif terhadap
patogen-patogen tanaman yang hidup di dalam tanah. Chlorotalonil (Bravo) merupakan
fungisida berspektrum luas dan efektif terhadap beberapa penyakit bercak daun,
hawar, karat, embun bulu (downy mildew), antraknosa, dan busuk buah

 Senyawa heterosiklik: Captan  berspektrum luas dan efektif untuk pengendalian


bercak daun, hawar, dan busuk buah, perlakuan benih tanaman sayuran,
rumput padang golf, dll.

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 27


Contoh fungisida organik (lanjutan)

 Quinone: chloranil dan dichlone merupakan senyawa yang secara alami dapat
diproduksi tanaman melalui proses oksidasi senyawa-senyawa fenol
 Fungisida Sistemik: diserap melalui akar atau daun dan ditranslokasikan ke
seluruh tubuh tanaman melalui pembuluh xylem. Contoh: metalaxyl (Ridomil)
adalah senyawa sistemik terbaik untuk mengendalikan fungi dari kelas
Oomycetes (Pythium, Phytophthora, downy mildew). Benomyl
(Benlate), yang sangat efektif terhadap sejumlah besar patogen
 Antibiotika: senyawa yang diproduksi oleh suatu organisme dan bersifat
toksik terhadap mikroorganisme lainnya. Antibiotika yang paling penting
dalam pengendalian penyakit tanaman: streptomycin dan tetracycline 
mempunyai spektrum yang luas.
 Dll.

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 28


Cara Penggunaan Fungisida
 Penyemprotan dan penghembusan daun. Penyemprotan dilakukan dengan
menggunakan alat sprayer. Fungisida umumnya diformulasikan dalam bentuk
tepung (WP-wettable powder, SC-soluble concentrate, WSC-water soluble
concentrate) atau butiran (WDG-water dispersible granule) dan dilarutkan ke
dalam air sebelum disemprotkan. Untuk penghembusan, fungisida
diformulasikan dalam bentuk tepung (D-dust) dan dilakukan dengan duster

 Perlakuan benih / bahan perbanyakan tanaman. Perlakuan untuk


membunuh patogen yang terbawa benih / bahan tanaman atau untuk melindungi
bibit dari patogen-patogen yang ada di lapang.

 Perlakuan tanah. Perlakuan untuk menekan jumlah inokulum patogen


tumbuhan penghuni tanah (nematoda, fungi, bakteri). Cara yang banyak
dilakukan: fumigasi, pembasahan tanah, penaburan (broadcast), pencampuran,
melalui air irigasi, dll.
3/21/2021 Dept. PTN-IPB 29
PERALATAN UNTUK APLIKASI PESTISIDA

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 30


Penyemprotan

Pesawat & drone

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 31


Perlakuan tanah

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 32


Referensi
Agrios GN. 2005. Plant Pathology 5th Ed. Academic Press.
Schuman GL, D’Arcy CJ. 2006. Essential Plant Pathology. APS Press
Data hasil berselancar di berbagai website

Terima kasih

3/21/2021 Dept. PTN-IPB 33

Anda mungkin juga menyukai