Anda di halaman 1dari 2

Ide dan Konsep Negara

Istilah ide negara dan konsep (pengertian) negara memiliki perbedaan, yaitu:
Ide Negara yaitu:
 Sebagai cita-cita suatu negara
 Sebagai idealisme
 Bagaimana negara “seharusnya ada”
Pengertian Negara, yaitu:
 Merupakan kenyataan
 Sebagai realisme
 Bagaimana negara itu “ada” dalam kenyataan sejarah
Atau lebih singkatnya ide negara memiliki pengertian opini atau pandangan tertentu
mengenai negara sedangkan konsep negara adalah kenyataan dari opini atau
pandangan tersebut. Ide negara merupakan bentuk refleksi dari kenyataan, namun
seringkali ditemukan ketidakcocokan yang kadang besar atau kadang mendekati
antara ide dengan kenyataan. Tidak semua ide negara dapat direalisasikan, bagian
dari ide negara yang terealisasikan tersebut merupakan titik pertemuan antara ide dan
konsep. Semakin besar ide yang terealisasikan, semakin besar persamaan antara cita-
cita dan kenyataan (semakin mendekati negara ideal). Menurut Dr. Bierens de Haan
ada tiga tipe negara, yaitu:
 Ide negara berdasarkan atas ide yang abstrak (transdental)
Ide negara yang yang menganggap bahwa negara merupakan ciptaan Tuhan
dan kekuasaan pemerintah bersumber dari kuasa dan penetapan Tuhan. Dari tipe
ide negara ini lahirlah pengertian teokratis
 Ide negara berdasarkan atas ide yang empiris
Ide ini melahirkan konsep negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat
atau negara demokrasi
 Ide negara berdasarkan atas ide yang immanent
keyakinan akan akal Ketuhanan yang terjelma dalam sejarah, dalam
persekutuan manusia
Unsur-Unsur Negara
Berikut adalah unsur-unsur konstitutif dari negara, yaitu:
1. Penduduk
Unsur pertama negara yang harus dipenuhi adalah penduduk atau rakyat, negara
harus memiliki sekumpulan manusia atau individu yang mendiami wilayah tersebut.
Dari segi hukum, rakyat merupakan warganegara dari suatu negara. Ada dua kriteria
umum yang digunakan untuk menentukkan warganegara suatu negara, yaitu
berdasarkan kelahiran dan naturalisasi. Kriterium kelahiran didasarkan atas dua asas
yang saling bergandengan, yaitu:
 Asas Ius Sanguinis (asas keibubapaan) atau Hukum Darah (law of the blood)
Asas ini menentukan warganegara berdasarkan kewarganegaraan orang
tuanya atau berdasarkan garis keturunan (hubungan darah). Misalnya apabila
seorang anak lahir dari ayah dan ibu yang berkewarganegaraan Indonesia tetapi
dilahirkan di Australia , maka anak itu memiliki kewarganegaraan Indonesia.
Jadi Ius Sanguinis tidak merpedulikan dimanapun lokasi anak tersebut
dilahirkan.
 Asas Soli (asas kelahiran)
Asas ini menentukan kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran
seseorang. Dalam asas ini kewarganegaraan orang tua tidak memiliki pengaruh.
Berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan pada Pasal 1 dan 7 menyatakan
bahwa “orang yang lahir didalam wilayah Republik Indonesia selama kedua
orang tuanya tidak diketahui”, menurut asas Ius Soli anak tersebut memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia
Sedangkan naturalisasi atau pewarganegaraan adalah pemerolehan bagi seseorang
untuk mendapatkan suatu kewarganegaraan tertentu berdasarkan proses hukum. Hal
ini diatur dalam Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia Nomor 62
tahun 1958 pada pasal 4 sampai 6.
2. Wilayah
Wilayah merupakan landasan fisik atau materiil suatu negara. Jika ada penduduk,
maka harus ada wilayah sebagai tempat yang akan didiami oleh penduduk tersebut.
Luas wilayah suatu negara ditentukan oleh batasan-batasan tertentu yang di dalamnya
terdapat pemberlakuan kekuasaan hukum negara atas orang dan benda yang ada
didalam batasan wilayah tersebut. Wilayah mempunyai arti yuridis yang meliputi
wilayah geografis, udara diatas wilayah tersebut (angkasa), laut (perairan) disekitar
wilayah itu.
3. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah merupakan unsur yang mutlak dalam suatu negara, dan
berwewenang sebagai pengatur dan pemimpin negara. Pemerintah berperan sebagai
penegak hukum dan pemberantas kekacauan, mengadakan perdamaian dan
menyelaraskan kepentingan yang bertentangan. Pemerintah memiliki tugas untuk
melaksanakan tujuan-tujuan negara dan menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan
bersama. Dalam menjalankan fungsi tersebut, pemerintah mengunakan artribut
hukum negara, yaitu kedaulatan. Disinilah pemerintah memegang kekuasaan untuk
menjalankan paksaan fisik secara legal. Pemerintah dapat diumpakan sebagai otak,
sumsum dan jantung bagi suatu negara.
Selain ketiga unsur tersebut terdapat unsur khusus, yaitu kemampuan
mengadakan hubungan dengan negara-negara lainnya. Menurut Prof Strake dan
hukum internasional unsur ini adalah unsur terpenting karena unsur ini membedakan
negara dengan unit-unit yang lebih kecil seperti negara-bagian sesuatu federasi,
protektorat dan sebagainya yang tidak memiliki kemampuan untuk menangani sendiri
urusan luar negerinya dan belum mendapatkan pengakuan dari negara lain sebagai
anggota masyarakat internasional yang mandiri. Namun bagi ilmu politik unsur ini
tidak mutlak dimiliki oleh suatu negara karena sifatnya hanya menerangkan adanya
suatu negara (eksistensi).

Anda mungkin juga menyukai