Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP AUDIT

REVIEW BAB 5 S/D BAB 7

Dosen : Rivan Wibowo SE,MAk


BAB 5 : PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL

Definisi Pengendalian Internal Menurut SA 315 (IAPI,315;2)


Proses yang dirancang, diimplementasikan dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk
meyakinkan tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan
keandalan laporan keuangan, efesiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan
terhadap perundang-undangan.
1. Pengendalian Intern terdiri atas 5 komponen yang saling terkait :
a. Lingkungan Pengendalian (struktur organisasi, tugas wewenang dan tanggung jawab, partisipasi
dewan komisaris, integritas dan komitmen terhadap kompetensi)
b. Penaksiran Risiko
Personel baru, tehnologi baru, system informasi baru,PSAK baru
c. Aktivitas Pengendalian
Review kinerja (KPI), Pengolahan Informasi(SIA), Pengendalian asset(Stok opname), Pemisahan tugas
d. Informasi dan Komunikasi
Metode dan system dalam pencatatan akuntansi dan pemahaman dalam tugas dan tanggung jawab
e. Pemantauan
Pengambilan tindakan koreksi secara kontinue

2. Hubungan Pengendalian Intern dengan Scope Pemeriksaan


a. Jika Pengendalian Intern Lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan
akan sangat besar bagi Akuntan Publik ataupun kecurangan dalam perusahaan.
b. Jika Pengendalian Intern tidak berjalan efektif maka Auditor harus memperluas scope
pemeriksaannya
3. Ada 3 Cara Melakukan Pemahaman dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern
a. Internal Control Questioner.
 Umum (struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dll)
 Akuntansi ( Proses pencatatan manual/computerize, Siklus utang piutang, system persediaan,
pencatatan asset dll
b. Flowchart (Apakah dibuat disetiap unit kerja )
c. Narative ( adanya Sistem dan prosedur, Memo, Nota dinas)

4. Keterbatasan Pengendalian Intern


a. Pengambilan keputusan yang salah
Misalnya kebijakan penambahan produksi yg tidak sesuai dengan anggaran.
b. Kolusi didalam manajemen
Adanya kesepakatan jahat (fraud) antar bagian dan unit kerja
c. Pertimbangan biaya yang melebihi dari manfaat
Misalnya mendahulukan performa perusahaan dibandingkan dengan manfaat produksi yang
akan menghasilkan laba.
BAB 6 : BUKTI AUDIT DAN TES TRANSAKSI

Bukti audit meliputi :


1. Tertulis maupun elektronik, seperti cek; catatan electronic fund system; notulen rapat; konfirmasi
dan reprentasi tertulis dari pihak yang mengetahui
2. Informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengaman, inspeksi dan
pemeriksaan pisik; serta informasi yang dikembangkan oleh auditor.
Menurut Konrath(2002:114 &115) ada 6 tipe bukti audit :
1. Physical evidence (bukti fisik yg bisa dihitung misalnya: Kas, persediaan, asset tetap)
2. Evidence obtain through confirmation (konfirmasi dengan pihak luar misalnya :bank piutang)
3. Documentary evidence ( faktur, journal voucher )
4. Mathematical evidence ( perhitungan persediaan, penyusutan dll)
5. Analytical evidence (Analisa terhadap Lap keu)
6. Hearsay evidence ( jawaban dari pertanyaan lisan misalnya : past dan slow moving persediaan)
Compliance Test dan Substantive Test

Complience Test (Tes Ketaatan )


Yaitu tes terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusaan
untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi suadh di proses dan dicatat sesuai
dengan sisten dan prosedur yang ditetapkan manajemen.

Substantive Test,
Yaitu tes terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan(laporan posisi keuangan
[neraca] dan laporan laba rugi).
BAB 7 : KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
1. Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan
pemeriksaan, yang berasal dari :
a. Pihak Klien : Laporan Keu, Rincian Persediaan, Hutang Piutang dll.
b. Analisa yang dibuat auditor : BA Kas Opname, Working Balance Sheet, Working Profit and Loss
c. Pihak Ketiga : Konfirmasi Bank, Piutang, Hutang.

2. Tujuannya adalah :
a. Mendukung opini kewajaran auditor
b. Bukti pelaksaan pemeriksaan
c. Referensi pertanyaan dari Bank Pajak dan Klien
d. Acuan audit pada periode berikutnya
CURRENT FILE DAN PERMANENT FILE :
Current File adalah berkas tahun berjalan ( Lap Keu dan rinciannya), sedangkan
Permanent File contohnya Akta Pendirian Surat Kontrak, Notulen Rapat kebijakan.

PEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan publik.
Walaupun sebagai kertas kerja akuntan publik dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi
kliennya.
Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau mereview kertas kerja pemeriksaan baru bisa
diberikan atas persetujuan dari klien yang bersangkutan.
Akuntan publik harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja
pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
TOP SCHEDULE DAN SUPPORTING SCHEDULE

Top Schedule akan memperlihatkan saldo Per Book (Bersumber dari Trial Balance Klien), saldo
per audit, serta saldo tahun lalu (Bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu).

Angka - angka dalam Top Schedule akan di dukung oleh angka - angka dalam Supporting
Schedule, untuk itu antara Top Schedule dan Supporting Schedule harus dilakukan Cross Index.

Dalam Top Schedule Biasanya dicantumkan kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Sifat
Perkiraan, prosedur audit yang dilakukan beserta tick mark, audit adjusment yang diusulkan auditor
dan diterima klien, harus tercantum di Supporting Schedule.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai