TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
terjadi peradangan pada saluran pencernaan manusia yaitu usus. IBD berisiko
diseases memiliki sifat remisi dan dapat kambuh kembali tergantung kondisi
b. Klasifikasi
5
6
3) Indeterminate Colitis
Diseases (CD) dan dianggap sebagai colitis tak tentu (Chandra and
Simadibrata, 2014).
c. Etiologi
usus. Secara genetis ditemukan adanya mutasi gen pada gen NOD2 (gen
(Firmansyah, 2017).
7
d. Patogenesis
protein yang terlibat pada pengenalan bakteri oleh monosit sehingga aktivitas
Qingdon, 2019).
yaitu:
1) Faktor Eksternal
a) Gastrointestinal Microbiota
mikrobia yang ada pada usus. Mikrobia pada usus berperan penting
b) Diet
2) Faktor Internal
peradangan. Tipe kedua sel usus yaitu sel Paneth yang terdapat di
aktivasi.
b) Faktor Genetik
e. Patofisiologi
oleh makrofag yang berasal dari respon terhadap antigenik. Berikatan dengan
T, pada kondisi IBD sel T helper tipe 1 (T H-1) berhubungan dengan CD dan
sel T helper tipe 2 (TH-2) berhubungan dengan UC. Respon dari imun ini akan
merasa lemas dan nyeri sendi. Sebesar 10-20 % kasus IBD terdapat manisfetasi
klinis berupa arthritis, uveitis dan penyakit liver. Gambaran klinis pada kasus
UC dapat muncul BAB berdarah dan bisa disertai dengan tenesmus, sedangkan
pada kasus CD sering didapatkan fistula dan abses, nyeri akut pada perut
Kehilangan berat badan juga merupakan manifestasi klinis dari IBD, hal ini
pucat yang merupakan tanda dari anemia. Nyeri tekan pada abdomen dapat
menjadi tanda dari peritonitis lokal. Pasien dengan megakolon toksik memiliki
gejala sepsis yang ditandai dengan demam tinggi, menggigil, nyeri tekan
abdomen, distensi abdomen dan mual muntah. Pasien pada kasus CD dapat
ditemukan massa pada kuadran perut kanan bawah (Danastri and Putra, 2013).
1) Terapi Farmakologi
a) Terapi Simtomatis
2013)
b) Terapi Step-Wise
remisi pada pasien IBD dan dapat mencegah rekurensi pada pasien CD
dan ciprofloxacin dapat menginduksi remisi pada pasien IBD. Obat anti
bekerja dengan cara memperlambat onset (dua sampai tiga bulan) dan
2) Intervensi Pembedahan
3) Terapi Gizi
IBD (Schreiner et al., 2019). Penyebab dari malnutrisi ini dapat berasal
dari nutrisi yang tidak adekuat, malaborbsi dan dari penyakit itu sendiri.
Ada 2 jenis terapi nutrisi yaitu terapi nutrisi primer dan terapi
sendiri.
serangan akut terjadi maka diet yang perlu dilakukan pada pasien
adalah :
gandum)
menimbulkan gas
dihindar
lemak omega 3.
3. Skrining Gizi
Skrining gizi merupakan kegiatan penapisan gizi terhadap pasien
Tools (MST) adalah salah satu formulir skrining gizi yang dilakukan pada
masalah yang berkaitan dengan gizi, sehingga dapat memberikan asuhan gizi
yang aman, efektif dan berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar yang telah
dengan lainnya dan merupakan siklus yang berulang terus sesuai respon atau
16
perkembangan pasien. Apabila tujuan telah tercapai maka proses ini akan
dihentikan, namun bila tujuan belum tercapai atau tujuan awal tercapai tetapi
terdapat masalah gizi baru maka proses berulang kembali mulai dari asesmen
1. Asesmen Gizi
yang relevan untuk mengidentfikasi masalah gizi, penyebab serta tanda dan
a. Riwayat Gizi
Data dari riwayat gizi yaitu terdiri dari data asupan makan termasuk
komposisi, pola makan, diet yang sedang diterapkan saat ini dan data
b. Data Biokimia
d. Data Antropometri
tinggi badan dan berat badan. Tinggi badan dapat diukur dengan
tinggi badan dan berat badan digunakan untuk menghitung status gizi
IMT Kategori
< 18.5 Berat Badan Kurang
18.5 – 22.9 Normal
≥23.0 Berat Badan Lebih
23.0 - 24.9 Beresiko
> 25.0 – 29.9 Obesitas Tingkat I
≥ 30.0 Obesitas Tingkat II
(Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pacific
a. Riwayat Pasien
Informasi saat ini dan masa lalu mengenai riwayat personal, medis,
2. Diagnosis Gizi
nama masalah gizi yang aktual, dan atau beresiko menyebabkan masalah gizi.
faktor penyebab yang mendasarinya, dan menjelaskan tanda dan gejala yang
a. Domain asupan
19
b. Domain klinis
terkait gizi.
3. Intervensi Gizi
yaitu :
Intervensi gizi yang daoat dilakukan pada pasien IBD berdasarkan (Nuraini
biasa.
kekuatan hasil analisa (Kemenkes RI, 2014). Monitoring dan evaluasi yang
dilakukan pada pasien IBD yaitu terkait data fisik klinis, data biokimia serta
A. Kerangka Teori
Pasien Masuk
Tidak
Tujuan
beresiko
tercapai STOP
Skrining gizi Diet
Pasien
standar ( Rencana tindak
Pulang
lanjut )
pulang
Beresiko
malnutrisi
Assessment
Intervensi gizi
1. Antropometri
Diagnosis gizi Pemberian diet
2. Biokimia
1. Masalah gizi dan konseling
3. Fisik/klinis
terkait penyakit
4. Riwayat makan
2. Penyebab
5. Riwayat lain
masalah gizi
peRumah
terkait penyakit
Sakitonal/lain-
3. Tanda atau gejala
lain
yang berkaitan
dengan masalah Monitoring dan evaluasi
gizi (Monitoring perkembangan,
Mengukur hasil , Evaluasi
hasil)
1. Antropometri
2. Biokimia
Tujuan tidak 3. Fisik/klinis
tercapai 4. Riwayat makan
Target dari setiap
parameter mengalami
perubahan yang lebih
baik
B. Kerangka Konsep
Diagnosis Gizi
Domain Asupan
Domain Klinik
Domain Behavior
Perencanaan
Pemberian Diet,Edukasi dan
Konseling Gizi
Monitoring Intervensi Gizi
dan Evaluasi
Gizi Implementasi
Pemberian Diet, Edukasi dan
Konseling Gizi
23
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana hasil skrining gizi pada pasien inflammatory bowel
diseases?
diseases?
diseases?