Anda di halaman 1dari 17

INFLAMMATORY

BOWEL DISEASE
By kelompok 3
Anggota kelompok :

1. Ayuda Setianingrum ( 202008015 )


2. Candra Santoso ( 202008016 )
3. Cindy Eka Septiyana ( 202008017 )
4. Dela Dwi Septiani ( 202008018 )
5. Delima Indah Tamara ( 202008019 )
6. Desinta Suci Ramadhani ( 202008020 )
7. Dhela Rahma Priolaninsih ( 202008021 )

Dosen Pengampu :

apt. Yanuar As’hari Cahyaningrum, S.Farm


Definisi Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Inflammatory bowel disease (IBD) adalah penyakit kronik dimana


terjadi peradangan pada saluran pencernaan manusia yaitu
tepatnya diusus.

IBD berisiko merusak saluran pencernaan karena penyakit ini


merupakan penyakit menahun. Inflammatory bowel diseases
memiliki sifat remisi dan dapat kambuh kembali tergantung kondisi
kekebalan tubuh pasien (Masrul et al., 2018).
Klasifikasi Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Ulcerative Colitis Chron’s Diseases Indeterminate


(UC) (CD) Colitis
penyakit peradangan kronik penyakit peradangan kronik terdapat beberapa gejala
yang menyebabkan secara transmural yang yang sesuai diantara
peradangan dan ulkus menyebabkan peradangan dan Ulcerative Colitis (UC) dan
secara terus-menerus pada ulkus secara terus menerus yang Chron’s Diseases (CD)
kolon dan rektum . bisa mengenai setiap bagian dari dan dianggap sebagai
traktus gastrointestinal dari mulut colitis tak tentu.
sampai anus.
EPIDEMIOLOGY
Penyakit radang usus paling umum di negara-negara barat dan di daerah lintang utara. Tingkat
IBD yang dilaporkan adalah tertinggi di Skandinavia, Inggris Raya, dan Amerika Utara. Crohn’s
penyakit ini memiliki insiden yang dilaporkan 3,6 hingga 8,8 per 100.000 orang di Amerika Serikat
dan prevalensi 20 hingga 40 per 100.000 orang Insiden penyakit Crohn sangat bervariasi di antara
penelitian, tetapi jelas meningkat secara dramatis selama tiga atau empat tahun terakhir dekade. Insiden
kolitis ulseratif berkisar antara 3 hingga 15 kasus per 100.000 orang per tahun di antara populasi kulit
putih, dengan prevalensi 80 sampai 120 per 100.000 orang. Insiden kolitis ulserativa tetap relatif
konstan selama bertahun-tahun Meskipun sebagian besar studi epidemiologi menggabungkan proktitis
ulserativa, dengan kolitis ulserativa, dari 17% hingga 49% kasus adalah proktitis.
Lanjutan

Kedua jenis kelamin sama-sama terpengaruh dengan penyakit radang usus, meskipun
beberapa penelitian menunjukkan jumlah wanita yang sedikit lebih besar dengan. Penyakit
Crohn dan laki-laki dengan kolitis ulserativa. Kolitis ulserativa dan penyakit Crohn
memiliki distribusi bimodal pada usia awal presentasi. Insiden puncak terjadi pada hari
kedua atau ketiga dekade kehidupan, dengan puncak kedua terjadi antara 60 dan 80 tahun
usia.1,2 Peningkatan insiden kolitis ulserativa secara signifikan (empat sampai lima kali
normal) telah diamati pada orang Yahudi Ashkenazi, sedangkan kulit hitam dan Asia
memiliki insiden yang relatif rendah.
ETIOLOGI
Penyakit inflammatory bowel diseases merupakan kondisi medis
yang belum ditemukan jelas bagaimana penyebabnya.

Salah satu kemungkinan penyebab yang dapat dijelaskan yaitu


karena adanya penyimpangan hasil respon imun dan
berkurangnya toleransi terhadap mikrofloral normal usus yang
berakibat terjadinya peradangan kronik pada usus.

Secara genetis ditemukan adanya mutasi gen pada gen NOD2


(gen IBD1) atau CARD15 (gen penyebab kerentanan terjadinya
IBD) di kromosom 16 pada chron’s diseases dan kromosom 12
pada ulcerative colitis
PATOGENESIS
Patogenesis dari penyakit inflammatory bowel diseases terbagi menjadi 2 yaitu:

Faktor Eksternal Faktor Internal


a. Gastrointestinal Microbiota a. Arsitektur Sel-Sel Usus

Saluran gastrointestinal Struktur khusus musin pada bagian kolon


merupakan habitat alami bagi dapat menghambat pergerakan
mikrobia yang ada pada usus, mikroorganisme patogen masuk ke dalam
Kerusakan pada barrier epitel usus sel-sel lapisan epitel usus. Adanya mutasi
dapat menyebabkan predisposisi gen berpengaruh terhadap fungsi normal
sehingga memicu IBD. sel goblet selaku sel penghasil musin yang
menghasilkan respon peradangan
b. Diet
b. Faktor Genetik
Diet memiliki kaitan yang Kelompok etnis dan ras yang berbeda
penting terhadap sistem memiliki prevalensi yang berbeda.
kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini lebih banyak menyerang
orang kulit putih.
PATOFISIOLOGY

IBD adalah gangguan peradangan usus kronis tanpa etiologi yang


tepat. Hipotesis utama pada patogenesis IBD menyatakan bahwa itu tidak
tepat dan respon inflamasi yang terlalu agresif mikroba enterik dalam
inang yang rentan secara genetik dengan faktor lingkungan yang memicu
timbulnya atau reaktivasi penyakit.
DIAGNOSIS

2 4
1 3
Pemeriksaan darah Pemeriksaan
lengkap serologi
Pemeriksaan feses Pemeriksaan
histologi
Lanjutann........

Pemeriksaan
5 6 Colonoscopy
radiologi

Sigmoidoscopy fleksibel
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan IBD dapat dengan terapi obat – obatan


pembedahan, maupun kombinasi keduannya (lebih sering kombinasi).
Pendekatan terapi farmakologi pada pasien IBD yaitu terapi
berdasarkan gejala dan pendekatan secara step-wise dengan obat –
obatan sampai respon yang diharapkan tercapai.
PENATALAKSANAAN
Terapi simtomatis Intervensi Pembedahan

Karena biasanya pasien IBD memiliki Pendekatan dengan terapi pembedahan


gejala seperti diare, spasme atau nyeri, pada IBD bervariasi tergantung pada
ketidaknyamanan epigastirum, maka penyakitnya.
diberikan seperti antidiare,
antispasmodie, pereda asam lambung dan
lainnya.
Terapi Step-Wise
Pendekatan secara step-wise digunakan dengan cara memakai obat yang paling ringan
atau sementara terlebih dahulu, jika obat itu gagal, obat – obatan pada tahap berikutnya
yang digunakan,
1. Step I Aminosalisilat
Aminosalisilat digunakan untuk menangani perluasan IBD dan mempertahankan remisi.
2. Step IA Antibiotik
Metronidazole dan ciprofloxacin merupakan antibiotik tersering yang digunakan pada
pasien IBD
3. Step II Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan agen anti inflamasi yang bekerja dengan cepat dan indikasinya
untuk IBD yaitu pada penyakit dengan perluasan akut saja, tidak untuk mempertahankan
remisi.
4. Step III Immune modifier
6-MP dan azathioprine digunakan pada pasien IBD dengan remisi yang sulit
dipertahankan hanya dengan aminosalisilat.
5. Step IV Terapi eksperimental
Terapi eksperimental yang digunakan pasien dengan CD yaitu, methotrexate, thalidomide,
dan IL-11
Komplikasi IBD

Banyak komplikasi yang berhubungan dengan IBD yang


dapat terjadi baik pada UC maupun pada CD. Komplikasi
ekstraintestinal dapat terjadi kira – kira 20% dari pasien
dengan IBD. Pada beberapa kasus, komplikasi tersebut dapat
lebih menjadi masalah dibandingkan penyakitnya sendiri.
Komplikasi intestinal yang dapat terjadi adalah striktur,
fistula dan abses, perforasi, megakolon toksik, dan
keganasan.
Prognosis IBD

UC dan CD memiliki angka mortalitas yang hampir


sama. Walaupun mortalitas UC menurun dalam 40 – 50
tahun terakhir ini, namun kebanyakan studi menyatakan
bahwa adanya peningkatan mortalitas yang
berhubungan dengan IBD. Penyebab tersaring kematian
pada pasien IBD adalah penyakit primer, yang diikuti
dengan keganasan, penyakit tromboemboli, peritonitis
dengan sepsis, dan komplikasi pembedahan.
Thankyou ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Anda mungkin juga menyukai