Anda di halaman 1dari 289

Mind Map

7
OFFICIAL STATISTIK SOSIAL KEPENDUDUKAN

STATISTIK KETENAGAKERJAAN

A. Angkatan Kerja
Klasifikasi: 2 kelompok penduduk dalam statistik tenaga kerja:
(1) Penduduk mencapai usia minimum (berumur ≥ 15 tahun) adalah Penduduk Usia Kerja
(PUK) atau disebut juga angkatan kerja potensial.
(2) Selebihnya (berumur < 14 tahun) adalah Bukan Usia Kerja (BUK)
Definisi: PUK yang aktif secara ekonomi (economically active population) terdiri dari: (1)
bekerja, dan (2) mencari pekerjaan (unemployed) adalan angkatan kerja. PUK tidak bekerja
karena sekolah atau mengurus rumahtangga (economically inactive population) adalah
bukan angkatan kerja.

B. Konsep Pengukuran
1. Gainful worker / employment concept
● Berdasarkan status pekerjaan (occupational status) sehari-hari
● Definisi: seseorang yang biasa bekerja pada jenis pekerjaan tertentu dengan
mendapatkan gaji/upah (uang atau barang) karena membantu dalma produksi
barang atau jasa
● Kelemahan-kelemahan dalam aplikasi Gainful workerconcept
a. Pensiunan, dilaporkan menurut jenis pekerjaannya sewaktu aktif;
b. Pendatang baru dalam pasar tenaga kerja tidak selalu dicakup;
c. Penganggur diabaikan, sementara pekerja musiman sering dicakup
2. Labour force concept
● Berdasarkan obyektivitas dari aktivitas seseorang selama periode waktu tertentu
sebelum tanggal dilaksanakannya pencacahan.
● Mencakup aktivitas seluruh AK potensial, baik mereka yang aktif secara ekonomi
(termasuk yang bekerja, dan aktif mencari pekerjaan), maupun mereka yang tidak
aktif secara ekonomi.
● Periode/referensi waktu yang digunakan adalah seminggu atau sebulan.
3. Marxian approach of productive & unproductive labour
● productive labor: seluruh pekerja yang ditujukan untuk memperluas proses
akumulasi modal
● unproductive labor: semua pekerjaan yang mempunyai fungsi sebagai konsumsi
atau transfer penghasilan
● Aktivitas produksi barang =>productive labor, dan hampir seluruh aktivitas
tentang jasa (services) =>unproductive labor
4. Labour utilization framework
● Keterbatasan labour force concept, dan setengah pengangguran (underemployment)
tidak dapat diukur secara tepat
● Pengukuran visible dan invisible underemployment (inadequate employment)
bersifat multificated, karena kurang waktu kerja, tingkat pendapatan dan tingkat
keahlian rendah
● Visible underemployment: bekerja di bawah jam kerja normal, dan masih mencari
atau bersedia menerima pekerjaan tambahan

8
● Invisible underemployment: bekerja di atas jam kerja normal, tetapi tidak cukup
karena pendapatan masih rendah, tidak memungkinkan untuk mamaksimalkan
sepenuhnya seluruh kapasitas/keahlian, atau produktivitas rendah.

C. Konsep ketenagakerjaan di indonesia


1. Kerangka Ketenagakerjaan (ICLS 13)
Angkatan kerja (AK): penduduk usia kerja yg secara ekonomi aktif memproduksi
barang/jasa, mereka yang punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja karena
cuti/sedang menunggu panen, dan mereka yang sedang mencari pekerjaan.

2. Kerangka Ketenagakerjaan (ICLS 19)


Penduduk Usia Kerja

Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

Bekerja Setengah Pengangguran AK potensial Menginginkan Tidak ingin


Pengangguran -mencari tidak pekerjaan (tidak bekerja
bersedia mencari, tidak
-bersedia tidak bersedia)
mencari

3. Perbedaan konsep ICLS 13 dan ICLS 19


Konsep ICLS 2013 ICLS 2019
Bekerja minimal 1 (satu) jam minimal 1 (satu) jam SECARA
BERTURUT-TURUT TANPA KUMULATIF dalam seminggu yang
TERPUTUS dalam seminggu lalu.
yang lalu.
Pengangguran PENDUDUK TIDAK BEKERJA PENDUDUK TIDAK BEKERJA dan :
dan: a. SEBULAN YANG LALU AKTIF
a. SEMINGGU YANG LALU mencari pekerjaan atau
mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, dan

9
mempersiapkan suatu usaha. siap/bersedia bekerja dalam selang
(Termasuk yang HANYA waktu DUA MINGGU KE DEPAN.
sedang menunggu hasil b. Tidak mencari pekerjaan dengan
lamaran). alasan sudah diterima bekerja tetapi
b. Tidak mencari pekerjaan belum mulai bekerja, dimulainya
dengan alasan sudah pekerjaan tersebut dalam kurun
diterima bekerja tetapi waktu KURANG DARI 3 BULAN
belum mulai bekerja. KEDEPAN, dan mengaku saat ini
c. Tidak mencari pekerjaan dalam kondisi siap/bersedia untuk
karena merasa tidak segera bekerja dalam selang waktu
mungkin mendapat DUA MINGGU KE DEPAN (future
pekerjaan (putus asa). starter).
c. Tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan (putus asa) BUKAN lagi
termasuk pengangguran.
Bukan Angkatan Mencakup: Mencakup:
Kerja a. Bersekolah a. Angkatan kerja potensial (Potential
b. Mengurus rumah tangga Labour Force), mencakup mereka
c. Kegiatan lainnya selain yang:
kegiatan pribadi - Mencari pekerjaan/mempersiapkan
usaha, namun belum bersedia/siap
untuk segera memulai suatu
pekerjaan.
- Tidak mencari
pekerjaan/mempersiapkan usaha,
namun mengaku bersedia/siap untuk
segera memulai suatu pekerjaan.
Termasuk yang merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan (putus asa).
b. Penduduk yang menginginkan
pekerjaan namun tidak mencari
pekerjaan/mempersiapkan usaha dan
mengaku saat ini belum bersedia/siap
untuk segera memulai suatu
pekerjaan.
c. Penduduk yang tidak menginginkan
pekerjaan.
Setengah Penduduk bekerja yang jam Penduduk bekerja yang menginginkan
Penganggur kerjanya kurang dari 35 jam dan siap/bersedia mengambil jam
seminggu: kerja tambahan dalam kurun waktu 2
a. Sedang mencari pekerjaan minggu ke depan, dimana:
atau mempersiapkan usaha a. Jam kerja seminggu yang lalu dan
seminggu yang lalu jam kerja biasanya dibawah 40 jam
b. Tidak mencari pekerjaan seminggu
karena putus asa atau sudah b. Jam kerja seminggu yang lalu lebih
diterima bekerja tapi belum dari atau sama dengan 40 jam, namun
mulai bekerja dan masih jam kerja biasanya kurang dari 40 jam
mau menerima pekerjaan. c. Jam kerja seminggu yang lalu kurang
dari 40 jam, namun jam kerja biasanya
lebih dari atau sama dengan 40 jam,
dikarenakan penurunan aktivitas
produksi tempat kerja.

10
D. Indikator Ketenagakerjaan: TPAK, pengangguran, setengah pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐴𝐾
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ≥ 15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Tingkat Pengangguran Terbuka
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐴𝐾
Tingkat Setengah Pengangguran
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 < 35 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
● Tingkat setengah pengangguran kentara:
Proporsi jumlah penduduk ≥15 tahun yang bekerja < 35 jam seminggu dan masih
mencari pekerjaan/bersedia menerima pekerjaan lain terhadap jumlah penduduk ≥15
tahun yang bekerja
● Tingkat setengah pengangguran tidak kentara:
Proporsi jumlah penduduk ≥15 tahun yang bekerja ≥ 35 jam seminggu dan masih
mencari pekerjaan/bersedia menerima pekerjaan lain terhadap jumlah penduduk ≥15
tahun yang bekerja
E. LAPANGAN USAHA/PEKERJAAN: dibedakan atas 10 golongan besar
1) Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan
2) Pertambangan dan penggalian
3) Industri pengolahan
4) Listrik, gas dan air
5) Bangunan
6) Perdagangan, rumah makan, dan hotel
7) Angkutan, penggudangan, dan komunikasi
8) Keuangan, asuransi, dan usaha persewaan bangunan
9) Jasa kemasyarakatan, jasa sosial, dan jasa perorangan
10) Kegiatan yang tidak/belum jelas
F. JENIS PEKERJAAN
1) Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis
2) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
3) Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis
4) Tenaga usaha penjualan
5) Tenaga usaha jasa
6) Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan & perikanan
7) Tenaga produksi, operator alat angkutan, dan pekerja kasar
8) Tenaga lainnya
G. STATUS PEKERJAAN
1) Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain
2) Berusaha dibantu ART/buruh tidak tetap
3) Berusaha dengan buruh tetap
4) Buruh/karyawan
5) Pekerja bebas pertanian
6) Pekerja bebas di sektor bukan pertanian

11
7) Pekerja keluarga
H. JENIS PENGANGGURAN
Berdasarkan jam kerja
1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment): tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2) Setengah Menganggur (Under Unemployment): tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment): tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan.
Berdasarkan penyebab terjadinya
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment): pengangguran karena pekerja
menunggu pekerjaan yang lebih baik.
2) Pengangguran Struktural (Structural unemployment): penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja.
3) Pengangguran Teknologi (Technology unemployment): Pengangguran yang disebabkan
perkembangan/pergantian teknologi.
4) Pengangguran Siknikal: Pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi yang
menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada.
5) Pengangguran Musiman: Pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi karena
pergantian musim.
6) Setengah Menganggur: Pengangguran dimana pekerja yang hanya bekerja dibawah jam
normal (sekitar 7-8 jam per hari)
7) Pengangguran Keahlian/Pengangguran Tidak Kentara: Pengangguran Keahlian adalah
disebabkan karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian.
I. Catatan
1. Batasan usia kerja di Indonesia ≥ 15 tahun (standar internasional) sesuai konvensi
International Labour Organization (ILO)
2. Kelemahan: tak menggambarkan situasi ketenagakerjaan yang sebenarnya banyak anak
< 15 tahun bekerja (child labour) tidak dicakup dalam statistik resmi
3. Jumlah penduduk naik => AK (labour supply) naik, perlunya perluasan kesempatan
kerja (labour demand)
4. AK > Kesempatan Kerja => surplus tenaga kerja, akan terjadi pengangguran, setengah
pengangguran, dan ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan.

STATISTIK PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
● pendidikan kunci kemajuan suatu bangsa
● peningkatan pendidikan => peningkatan kualitas SDM
● peningkatan kualitas SDM mendorong percepatan pembangunan suatu bangsa
● perencanaan dan evaluasi pembangunan pendidikan perlu adanya indikator
pendidikan
B. Isu Utama
1. Perluasan akses ==> peningkatan kualitas
● UAN untuk pemetaan kualitas lulusan

12
● Sertifikasi guru untuk peningkatan kualitas proses belajar-mengajar
2. Pergeseran prioritas
● Pendidikan Dasar ==> Pendidikan Menengah [wajar 9 thn => wajar 12 thn]
● Pendidikan Menengah ==> Pendidikan Tinggi [kualitas SDM]
● Pendidikan ketrampilan ==> pendidikan ketrampilan hidup (lifeskill training)
3. Perluasan kesempatan kerja: pekerja ==> pengusaha [penciptaan kesempatan kerja
yang lebih luas]
C. Indikator Pendidikan
● Jumlah Penduduk Usia Sekolah
● Rasio Murid terhadap Guru
● Angka Partisipasi Sekolah
● Angka Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
● Angka melek huruf
● Rata-rata Lama Sekolah
● Statistik pendidikan lainnya
D. Melek Huruf
1. Definisi
● Melek huruf: dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam
aksara tertentu.
● Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille digolongkan dapat
membaca dan menulis huruf latin.
● Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena
cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan
menulis.
● Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau sebaliknya,
dianggap tidak dapat membaca dan menulis.
2. Indikator
● Angka Buta Huruf (ABH): jumlah penduduk 10 tahun ke atas yang tidak dapat
baca dan tulis huruf latin atau huruf lainnya per 100 penduduk 10 tahun ke atas
𝑃10+𝐵𝐻
𝐴𝐵𝐻 = 𝑥 100
𝑃10+
● Angka melek huruf [AMH] adalah komplemen dari ABH
𝐴𝐵𝐻 = 100 − 𝐴𝑀𝐻
E. Partisipasi Pendidikan
1. Klasifikasi berdasarkan pendidikan formal:
● Tidak/belum pernah sekolah, : Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak
pernah atau belum pernah terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti
pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket
A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak
melanjutkan ke sekolah dasar.
● Sedang bersekolah : Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan baik di suatujenjang pendidikan formal maupun non
formal (Paket A/B/C), yang berada di bawah pengawasan Kemdikbud,
Kementrian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun Instansi Swasta.
● Tidak bersekolah lagi : Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal maupun non

13
formal (Paket A/B/C),tetapi pada saat pencacahan tidak lagi terdaftar dan tidak
lagi aktif.
2. Jenjang Pendidikan Formal
● Pendidikan dasar: SD dan SMP (7-12 tahun) dan (13-15 tahun)
● Pendidikan menengah: SMA/K (16-18)
● Pendidikan tinggi (19-24 tahun)
3. Indikator pada statistik Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
APS adalah proporsi anak pada kelompok usia tertentu yang masih sekolah
dibandingkan dengan anak pada kelompok usia yang sama. Kesesuaian jenjang
pendidikan tidak diperhatikan, tujuan APS untuk melihat partisipasi sekolah
1) Keunggulan
● mencerminkan partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia
sekolah
● Mengukur seberapa besar penduduk yang sedang menikmati pendidikan
2) Kelemahan
Tidak dapat melihat di jenjang apa seseorang tersebut
bersekolah/menikmati pendidikan.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑢𝑠𝑖𝑎7 − 12𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ
𝐴𝑃𝑆7−12 = 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑢𝑠𝑖𝑎7 − 12𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝑃𝑆13−15, dst. Menggunakan formula yang sama
b. Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK jumlah anak sekolah pada setiap jenjang dibagi jumlah anak pada jenjang
usia pendidikan yang sama
1) Keunggulan
Mencerminkan partisipasi dan akses penduduk bersekolah di jenjang
tertentu tanpa memperhatikan usia
2) Kelemahan
Tidak dapat melihat di usia berapa seseorang bersekolah/menikmati
pendidikan di suatu jenjang tertentu
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑𝑆𝐷
𝐴𝑃𝐾𝑆𝐷 = 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑢𝑠𝑖𝑎7 − 12𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝑃𝐾𝑆𝑀𝑃 , dst. Menggunakan formula yang sama
c. Angka Partisipasi Murni (APM):
APM menunjukan kesesuaian umur dan jenjang pendidikan. APM bertujuan untuk
melihat penduduk usia sekolah yang dapat bersekolah tepat waktu.
1) Keunggulan
Mencerminkan partisipasi dan akses penduduk bersekolah di jenjang
tertentu sesuai kelompok usia pada jenjang tersebut (bersekolah tepat
waktu).
2) Kelemahan
Tidak dapat menggambarkan anak yang sekolah di luar kelompok umur di
suatu jenjang seperti anak usia 5-6 tahun, dan anak usia 12 tahun ke atas
yang masih bersekolah di SD/sederajat.
d. Angka Partisipasi Pra Sekolah

14
● Pendidikan pra sekolah (pre school): pendidikan pada anak berumur antara
3-6 tahun. Jenis pendidikan adalah Kelompok Bermain (Play Group) dan
Taman Kanak-kanak (Kindergarten), pendidikan untuk adaptasi berkumpul
dengan orang asing (teman-temannya)
● Angka Partisipasi menyatakan banyaknya anak usia 3-6 tahun yang
bersekolah di Kelompok Bermain dan TK.
● Di Indonesia sistem dikenal dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), early
child education
● Pendidikan pra sekolah dapat dikategorikan menjadi: 3 –4 tahun; 5 –6 tahun;
3 –6 tahun.
F. Tingkat Pendidikan
● Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki adalah jenjang
pendidikan tertinggi yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak
bersekolah lagi atau yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah,
baik jenjang pendidikan formal maupun non formal.
● Tamat sekolah/satuan pendidikan adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai
dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan
formal atau non formal dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah.
G. Rata-rata Lama Sekolah (MYS)
● Jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam
pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang mengulang). Untuk menghitung Rata-
rata Lama Sekolah dibutuhkan informasi:
a. Partisipasi sekolah
b. Jenjang dan jenis pendidikan yang pernah/sedang diduduki
c. Ijazah tertinggi yang dimiliki
d. Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki.
● Tingginya angka Rata-rata Lama Sekolah (MYS) menunjukkan jenjang pendidikan
yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang. Semakin tinggi angka MYS maka
semakin lama/tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya.
1
𝑀𝑌𝑆 = 𝑃15+
𝑃15+ ∑𝑖=1 (𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑘𝑒 − 𝑖)
Lama sekolah:
● Tidak pernah sekolah = 0
● Masih SD sampai S1 = ijazah terakhir + kelas terakhir – 1
● Masih S1/S2 = ijazah terakhir + 1
● Tidak bersekolah lagi dan tamat di kelas terakhir = ijazah terakhir
● Tidak bersekolah lagi dan tidak tamat di kelas terakhir = ijazah terakhir+kelas
terakhir–1
H. Statistik Pendidikan Lain
• Persentase sekolah yang memiliki perpustakaan
• Persentase sekolah yang memiliki laboratorium
• Persentase sekolah yang memiliki koperasi
• Jarak rumah ke sekolah
• Rata-rata biaya sekolah
I. Sumber Data

15
Sumber data dari statistik pendidikan antara lain, Susenas, Sensus Penduduk, SUPAS,
Kementerian/Dinas Pendidikan

STATISTIK KEMISKINAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan adalah masalah sosial yang kompleks (multi-dimensional), yang dicirikan
oleh tingkat pendapatan rendah, kondisi kesehatan dan status gizi yang buruk,
pendidikan rendah dan keahlian terbatas, rendahnya akses terhadap tanah dan modal,
rentan terhadap gejolak ekonomi, bencana alam, konflik sosial dan risiko lainnya,
rendahnya partisipasi dalam proses pengambilan kebijakan yang terkait dengan
penanggulangan kemiskinan, serta keamanan individu yang sangat kurang.
B. Tujuan
● Identify disadvantaged sub-populations: Social assistance to disadvantaged groups.
● Monitor progress: requires comparability over time.
● Identify disadvantaged sub-national regions: assistance to disadvantaged areas
(comparability over space).
● Identify causal factors of poverty: requires data on potential cofounding factors.
● Identify poor individuals: identify recipients of program benefits.
C. Konsep Kemiskinan
Bank Dunia: kemiskinan adalah suatu kondisi kekurangan kesejahteraan yang nyata dan
berdimensi ganda.
Secara konseptual, kemiskinan dapat dibedakan:
1. Kemiskinan Absolut
a. Berkaitan dengan standar hidup minimum suatu masyarakat yang diwujudkan
dalam bentuk Garis Kemiskinan.
b. Ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok
minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang
diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
2. Kemiskinan Relatif
Kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu
menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi
pendapatan.
D. Garis Kemiskinan
Konsep kemiskinan di Indonesia (BPS) merujuk pada pendekatan “the cost of
basic needs”, dimana kemiskinan didefinisikan sebagai kurangnya kemampuan atas
kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan.
Garis Kemiskinan (GK) adalah suatu standar minimum yang dibutuhkan seeoran
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, termasuk kebutuhan makanan dan bbukan
makanan. Menggunakan data pendapatan, tetapi karena data pendapatan cenderung
“under-estimation” di banyak negara-negara LDCs, termasuk Indonesia, maka data
pengeluaran rumahtangga digunakan sebagai “proxy to income”.
o Garis Kemiskinan Makanan: standar minimum untuk konsumsi makanan yang secara
cukup diperluakan oleh setiap orang untuk hidup yang layak, ditentukan mengikuti
rekomendasi WNPG 1978. Seseorang untuk hidup layak dan sehat harus
mengonsumsi minimal 2100 kalori energi setiap hari. Ekuivalen dengan total
pengeluaran yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan jumlah kalori tersebut.

16
o GK Bukan Makanan: total pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan makanan yang
dikonsumsi oleh mayoritas penduduk rujukan. Kebutuhan dasar bukan makan
mencakup sekitar 25-27 komoditas bukan makanan, termasuk pakaian, perumahan,
pendidikan, kesehatan, transportasi, dan jenis-jenis bukan makanan esensial lainnya
o GK = GK Makanan + GK Bukan Makanan

Penduduk dengan pengeluaran bulanan per orang di bawah GK akan dikategorikan


sebagai miskin.

E. Indikator Utama
The Foster-Greer-Thorbecke index (FGT)
𝐻
1 𝑧 − 𝑦𝑖 𝛼
𝐹𝐺𝑇𝛼 = ∑ ( )
𝑁 𝑧
𝑖=1

Keterangan
z = garis kemiskinan
yi = pendapatan/pengeluaran individu, z > yi,
p = banyaknya individu terkategori miskin dibawah z
N adalah jumlah populasi.
● Untuk α = 0 𝑃0, disebut headcount index, % penduduk miskin.
● Untuk α = 1 𝑃1, disebut index kedalaman kemiskinan.
● Untuk α = 2 𝑃2, disebut index keparahan kemiskinan.
F. Sumber Data
1. SUSENAS
● Modul konsumsi memuat informasi sangat rinci tentang pengeluaran konsumsi
rumah tangga
● Modul kor mengumpulkan informasi pokok tentang demografi, kesehatan, balita,
pendidikan, perilaku hidup sehat, ketenagakerjaan, fertilitas & KB, perumahan.
2. PODES: kajian profil kemiskinan untuk tingkat komunitas (desa) atau wilayah.
3. SAKERNAS: meneliti angka pengangguran terbuka, setengah pengangguran, pekerja
sektor informal, dan pekerja dengan pendapatan rendah (misalnya, dengan tingkat
upah di bawah garis kemiskinan.
G. Kegunaan Data kemiskinan di Indonesia
● Formula FGT untuk estimasi alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk mengangkat
taraf hidup semua penduduk miskin sampai dengan senilai GK di masing-masing
daerah tempat tinggal mereka.
● Distribusi pendapatan/pengeluaran untuk melihat pemerataan hasil pembangunan
di antara semua lapisan masyarakat.
● Data tentang karakteristik kemiskinan: perbandingan tingkat kemiskinan antara
kategori-kategori berbeda dari indikator-indikator determinan kemiskinan: ukuran
keluarga, pendidikan kepala keluarga rumahtangga, akses ke air bersih dan sanitasi,
sumber penghasilan utama rumahtangga miskin
● Data tentang pola konsumsi rumahtangga: makanan dan bukan makanan.

17
STATISTIK DISTRIBUSI PENDAPATAN, KONSUMSI RUMAH TANGGA
DAN KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

A. Latar Belakang
1. Untuk memahami hubungan antara pola distribusi pendapatan dan kecenderungan-
kecenderungan masyarakat dalam mengorganisasi kehidupannya, termasuk pola
konsumsi, struktur angkatan kerja, dan aspek-aspek kesejahteraan social, ekonomi dan
budaya dari seluruh penduduk di suatu Negara.
2. Untuk mengkaji perbedaan dalam kelembagaan dan kebijakan yang mempengaruhi
distribusi pendapatan antar negara atau antar wilayah di suatu negara. Pengaruh-
pengaruh ini akan lebih baik dipahami melalui kajian tren dari distribusi pendapatan
sepanjang waktu, dan antar wilayah.
3. Memonitor perubahan-perubahan pada sumber penghasilan dan distribusi pendapatan
dari kelompok penduduk tertentu sangat penting untuk mengevaluasi kesejahteraan
ekonomi dari individu-individu orang dan masyarakat secara keseluruhan.
B. Kurva Lorentz
● Kurva Lorenz (Lorenz curve) menggambarkan suatu fungsi distribusi kumulatif
pendapatan atau kesejahteraan dari sekelompok penduduk.
● Line of perfect quality (distribusi pendapatan yang merata secara sempurna): kelompok
terendah N% dari total penduduk akan menikmati N% dari total pendapatan penduduk
tersebut.
● Line of perfect inequality (distribusi pendapatan yang tidak merata secara sempurna):
bila satu orang memiliki semua pendapatan dan yang lainnya tidak memiliki sama
sekali.

C. Koefisien Gini
• Koefisien Gini (Gini coefficient) adalah rasio wilayah (lihat Kurva Lorenz) antara ‘line of
perfect equality’ dan kurva Lorenz hasil observasi (A) ke wilayah antara ‘line of perfect
equality’ dan ‘line of perfect inequality’ (A+B).

18
• Koefisien Gini = rasio A/(A+B). Semakin tinggi koefisien, semakin timpang distribusi
pendapatan.
• Klasifikasi: ketimpangan rendah (less inequality): koefisien < 0,35, ketimpangan sedang
(medium inequality): koefisien 0,35 - 0,50, ketimpangan tinggi (high inequality):
koefisien > 0,50
D. Indikator Ketimpangan Distribusi Pengeluaran sebagai Proksi Pendapatan di Indonesia
1. Kriteria Bank Dunia: mengklasifikasikan penduduk di suatu Negara atau wilayah atas 3
kelompok menurut pendapatan:
• jika kelompok terbawah 40% memperoleh kurang dari 12% dari total pendapatan,
maka ketimpangan pendapatan dikatakan tinggi;
• jika kelompok terbawah 40% memperoleh antara12% dan17% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan sedang;
• jika kelompok terbawah 40% memperoleh lebih dari 17% dari total pendapatan,
maka ketimpangan pendapatan dikatakan rendah;
2. Koefisien (rasio) Gini
𝑛

𝐺 = 1 − ∑(𝑋𝑘 − 𝑋𝑘−1 )(𝑌𝑘 − 𝑌𝑘−1 )


𝑘=1

G = Koefisien Gini
𝑋𝑘 = Proporsi kumulatif dari penduduk untuk k=0,1,2,...,n
𝑌= Proporsi kumulatif dari pengeluaran untuk k=0,1,2,...,n
E. Kelompok ‘Near Poor’
Kelompok ‘near poor’ beresiko mengalami episode kemiskinan, yaitu masuk ke-dan-keluar
dari jurang kemiskinan. Mengingat standar hidupnya sedikit di atas ambang kemiskinan,
status kesejahteraan mereka relatif mudah berubah, yaitu miskin atau tidak miskin, atau
sensitif terhadap fluktuasi dan gejolak drastis yang langsung mengganggu kehidupan
ekonomi keluarganya, seperti krismon, bencana alam, kematian pencari nafkah.
F. Pola Konsumsi Rumah Tangga
1. Melihat komposisi belanja rutin rumahtangga selama sebulan sebelum waktu survei.
2. Menelaah kecenderungan pengeluaran konsumsi rumahtangga apakah lebih besar untuk
kebutuhan makanan atau bukan makanan yang sesuai dengan status kesejahteraannya.
3. Dalam konteks masyarakat miskin Indonesia, makanan secara umum identik dengan
beras, atau di beberapa tempat dapat berupa jenis makanan pokok lainnya seperti jagung,
umbi-umbian.
4. Dalam banyak kasus khususnya di pedesaan Jawa, mampu untuk mengkonsumsi beras
saja setiap hari, tanpa lauk makanan berprotein, berarti mampu bertahan hidup.

STATISTIK JAMINAN SOSIAL

A. Latar Belakang
1. Menurut kaidah internasional: hak setiap warga negara untuk memperoleh jaminan
sosial (social security) adalah bagian tidak terpisahkan dari hak-hak asasi manusia.
2. Pemerintah di setiap negara wajib memberikan perlindungan dan jaminan/tunjangan:
o untuk mengatasi kehilangan sumber penghasilan karena usia tua, pengangguran,
cacat, meninggal dunia dan semacamnya.

19
o untuk memastikan kesejahteraan dari kelompok penduduk tertentu seperti anak-
anak, penduduk lanjut usia dan penyandang cacat – khususnya yang tidak mampu
atau miskin.
3. Sejak tahun 1980an, jaminan sosial sebagai salah satu subyek kebijakan pembangunan di
banyak Negara-negara sedang berkembang, karena 3 alasan :
o Adanya kesadaran yang tinggi di Negara-negara sedang berkembang tentang
perbedaan antara pekerja di sektor formal dan pekerja mandiri di sektor informal
dalam memperoleh akses ke jaminan sosial.
o Program penanggulangan kemiskinan ternyata tidak dapat menjamin perlindungan
yang memadai dari berbagai bentuk pemiskinan, sehingga program-program ini
kurang efektif dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
di Negara-negara berkembang.
o Penilaian kritis terhadap peran dari jaring pengaman sosial (social safety nets).
B. Konsep
Jaminan sosial (social security): perlindungan yang diberikan negara atau lembaga-lembaga
sosial kepada warga masyarakat umum melalui berbagai bantuan sosial untuk menghidari
kesesangsaraan hidup, terhentinya atau penurunan drastic pada pendapatan mereka, yang
disebabkan oleh sakit, kematian ibu melahirkan, pengangguran, cacat, usia tua, atau
kematian.
Jaminan sosial mencakup:
1. Asuransi sosial (social insurance) didasarkan pada prinsip perlindungan terhadap resiko-
resiko tertentu yang dicakup. Setiap orang yang dilindungi oleh skema asuransi social
memberikan kontribusi untuk dana premi asuransi.
2. Perlindungan sosial (social protection): perlindungan terhadap resiko-resiko karena
adanya perubahan ekonomi dan sosial yang dialami oleh semua penduduk di suatu
negara.
Sistem perlindungan sosial terdiri dari 3 lapisan perlindungan:
• Lapisan pertama (1st Tier) disebut jaring pengaman sosial (social safety net) yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar dan bantuan langsung tunai oleh pemerintah
kepada rumahtangga miskin untuk bisa bertahan hidup (subsistence level income
security).
• Lapisan kedua (2nd Tier) adalah skema asuransi sosial yang didanai berdasarkan
kontribusi dari pekerja dan pengusaha, yang memberikan jaminan keuangan selama
periode interupsi sementara tidak bekerja dan berbagai pelayanan kesehatan umum.
• Lapisan ketiga (3rd Tier) adalah jaminan tambahan dalam bentuk asuransi tabungan
pensiun dan asuransi kesehatan bagi pekerja.
C. Jaminan Sosial Kesehatan dan Ketenagakerjaan di Indonesia
Ciri-ciri khusus dalam pengembangan sistem perlindungan sosial di negara-negara sedang
berkembang, seperti Indonesia:
• Sistem jaminan sosial sangat tergantung pada dukungan dari keluarga besar ( extended
families) dan masyarakat untuk memberikan jaring pengaman social informal terhadap
resiko kehilangan sumber penghasilan, sakit, dan lainnya.
• Ketergantungan pada sistem berbasis pemberi pekerja sangat terbatas, khususnya yang
menurut perjanjian kolektif antara tri-partit (pekerja, pengusaha dan pemerintah), untuk
secara langsung memberikan tunjangan-tunjangan seperti keuangan selama sakit dan
melahirkan, serta pemberhentian sementara.

20
• Ketergantungan terhadap asuransi sosial untuk sektor swasta khususnya dalam sistem
dana pensiun (provident fund system) dengan memberikan sejumlah uang (pesangon)
saat pensiun juga sangat terbatas.
• Berlakunya jaminan sosial bagi pegawai negeri dan anggota TNI dan Kepolisian berupa
asuransi kesehatan dan dana pensiun.
D. Jaminan Sosial di Indonesia: SJSN
• Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
• SJSN memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak, apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau
berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan,
memasuki usia lanjut atau pensiun.
• Sinkronisasi dilakukan terhadap berbagai skema jaminan sosial sebelum SJSN, seperti
Asuransi Kesehatan (ASKES) dan Tabungan Asuransi Pensiun (TASPEN) untuk pegawai
negeri, Asuransi ABRI (ASABRI) untuk anggota TNI dan Kepolisian, Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) untuk karyawan swasta.
• Jenis-jenis program jaminan sosial di Indonesia menurut UU No. 40 Tahun 2004, yaitu:
1. Jaminan kesehatan: menjamin agar peserta dan anggota keluarganya memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan.
2. Jaminan kecelakaan kerja: menjaminan agar peserta memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan tunai apabila ia mengalami kecelakaan kerja atau menderita
penyakit akibat kerja.
3. Jaminan hari tua: menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki
masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
4. Jaminan pensiun: mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta
mengalami kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia
pensiun atau mengalami kecelakaan.
5. Jaminan kematian: memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli
waris peserta yang meninggal.
• Program-program jaminan sosial diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) berupa:
1. BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
2. BPJS Ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
E. Indikator Utama Jaminan Sosial
Kelompok 1, Indikator-indikator yang terkait dengan cakupan perlindungan social terhadap
resiko kehilangan sumber penghasilan, seperti:
Proporsi penduduk dan rumahtangga yang terkena resiko dan dilindungi oleh program
jaminan sosial atau program sejenis, menurut jenisnya, jenis kelamin, kelompok umur,
perkotaan dan pedesaan, jenis rumahtangga, kelompok sosial ekonomi.
Kelompok 2, Indikator-indikator yang terkait dengan penggunaan dan besarnya cakupan
perlindungan sosial terhadap resiko kehilangan sumber penghasilan:
• Persentase penduduk dan rumah tangga yang secara potensial layak menerima program
jaminan sosial dan sejenisnya, menurut jenis program,
• rata-rata tunjangan yang diterima per orang/rumahtangga, menurut jenis kelamin dan
kelompok umur, dan kelas sosial-ekonomi.

21
• Total dan per kapita pengeluaran untuk jaminan/asuransi social dan program sejenisnya.
• Rasio jaminan/asuransi social dan sejenisnya terhadap total pendapatan rumahtangga.
• Jumlah dan persentase penduduk yang tinggal di lembaga-lembaga social (panti asuhan,
panti jompo dan sejenisnya), menurut jenis kelamin dan kelompok umur
Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengembangkan “Decent Work Indicators of Social
Security” dengan indikator:
• % (Presentase) penduduk di atas usia pensiun resmi (65+) yg menerima pensiun hari
tua,
• Pengeluaran jaminan sosial publik terhadap GDP,
• Pengeluaran rumahtangga untuk biaya kesehatan
• % penduduk usia angkatan kerja yg membayar kontribusi skema pension
• % penduduk yang dilindungi oleh jaminan kesehatan dasar
• Pengeluaran publik untuk dukungan bantuan tunai langsung (BLT)untuk memenuhi
kebutuhan pokok
• Jumlah penerima BLT
• Jumlah karyawan yang cuti sakit
• % penganggur yang menerima jaminan pengangguran secara rutin
• Rasio rata-rata dana pensiun usia tua dan upah minimum

STATISTIK KRIMINALITAS

A. Pendahuluan
Statistik kriminal (crimes) dan keadilan kejahatan (criminal justice) dapat membantu
pemerintah untuk mengevaluasi dan memonitor kondisi dan perkembangan dari
aspekkeamanan secara umum, dan kejadian kejahatan, intensitas kriminalitas per wilayah
secara khusus.
B. Manfaat Data
1. Administrasi
Laporan statistik reguler yang mengintegrasikan informasi tentang alokasi sumber daya
dan insiden jasa panggilan untuk bantuan polisi, jenis-jenis kriminalitas/kejahatan, serta
identifikasi tersangka kejahatan adalah sangat penting.
2. Perencanaan
Proses perencanaan biasanya mencakup tahapan-tahapan berikut ini:
● Memahami situasi dan kondisi saat ini;
● Memformulasikan tujuan yang ingin dicapai secara jelas;
● Mengidentifikasikan pendekatan-pendekatan alternatif untuk mencapai tujuan dan
apa keuntungan-keuntungan serta kerugian-kerugian dari setiap pendekatan;
● Menyusun kriteria dalam memilih pendekatan terbaik;
● Melaksanakan pendekatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan;
● Menerapkan suatu sistem untuk memberikan informasi tentang apakah rencana
dapat mendukung pencapaian tujuan-tujuan dengan cara yang benar.
3. Riset dan kajian kebijakan (policy research and analysis)
Analisis kebijakan merujuk pada upaya-upaya untuk menentukan dampak-dampak dari
perubahan kebijakan, hukum atau prosedur, dan untuk mengembangkan strategi dalam
rangka mengantisipasi dampak-dampak tersebut.
Analis kebijakan dapat melakukan dua cara, yaitu:

22
● analisis internal – untuk menentukan pengaruh kebijakan internal atau perubahan
prosedur terhadap kegiatan operasional lembaga,
● analisis eksternal – untuk mengkaji dampak terhadap kebijakan atau prosedur di
lembaga-lembaga lainnya atau perubahan menyeluruh dari suatu sistem. Kedua jenis
analisis dapat dilakukan sebelum adanya perubahan – diistilahkan sebagai simulasi
kebijakan, atau setelah perubahan – sebagai evaluasi atau analisis dampak. Kedua
analisis tersebut memerlukan data statistik.
C. Indikator
1. Frekuensi dan derajat pelanggaran hukum dan jumlah korban kejahatan
● Jumlah pelanggaran kejahatan tertentu, dan tingkat kejahatan per kapita, daerah
perkotaan, pedesaan dan kota-kota besar;
● Jumlah korban luka-luka atau terbunuh/mati, dan tingkatnya menurut kelompok
umur, jenis kelamin, perkotaan, pedesaan dan kota-kota besar;
● Jumlah dan persentase penduduk atau rumahtangga yang mangalami pencurian atau
perampokan dan kehilangan barang berharga, total, nilai rata-rata kehilangan,
periode waktu kejadian, perkotaan, pedesaan dan kota-kota besar;
● Jumlah dan persentase korban lembaga/kantor (bukan penduduk) yang mangalami
pencurian atau perampokan dan kehilangan barang berharga, total, nilai rata-rata
kehilangan, periode waktu kejadian, perkotaan, pedesaan dan kota-kota besar;
2. Ciri-ciri dan perlakuan terhadap pelanggar hukum
Jumlah pelanggar yang terdakwa dan proporsinya terhadap total penduduk, menurut
kelompok umur dan jenis kelamin, di kota-kota besar;
● Proporsi pelanggar yang diputus salah, periode waktu, menurut kelompok umur dan
jenis kelamin, di kota-kota besar;
● Persentase distribusi pelanggar yang diputus salah menurut disposisinya, periode
waktu, menurut kelompok umur dan jenis kelamin, di kota-kota besar;
● Jumlah narapidana di penjara dan proporsinya terhadap total penduduk, menurut
kelompok umur dan jenis kelamin;
● Jumlah dan proporsi tahanan sementara (on probation), menurut kelompok umur
dan jenis kelamin;
● Jumlah eks narapidana yang telah selesai menjalani hukuman kurungan penjara, dan
rata-rata lamanya penahanan, selama periode waktu tertentu, menurut kelompok
umur dan jenis kelamin.
3. Kelembagaan, personel dan kinerja peradilan
● Proporsi pelanggaran tertentu yang dilaporkan selama periode waktu tertentu, dan
telah diselesaikan kasusnya oleh kepolisian, perkotaan, pedesaan, dan kota-kota
besar;
● Rata-rata waktu proses yang diperlukan dari dakwaan sampai disposisi, keputusan
awal hakim, selama periode waktu tertentu, menurut jenis dakwaan;
● Jumlah dan proporsi penduduk yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ketertiban
umum dan keselamatan/keamanan, perkotaan, pedesaan, kota-kota besar, public dan
swasta.
D. Sumber Data
Catatan Kepolisian, catatan peradilan kriminalitas, dan survei dengan pendekatan
rumahtangga tentang peristiwa kejahatan yang pernah dialami rumahtangga sampel di suatu
negara.

23
STATISTIK SOSIAL BUDAYA LAINNYA

A. Pendahuluan
Pendataan mengenai budaya yang dilaksanakan oleh BPS terdapat utamanya di Susenas &
Sensus Penduduk.
Secara garis besar, data yang dikumpulkan BPS dapat dibedakan menjadi dua:
● Budaya sebagai identitas penduduk, seperti: agama, suku bangsa, kewarganegaraan, dan
bahasa;
● Budaya sebagai perilaku sehari-hari penduduk.
B. Indikator
1. Budaya sebagai identitas
a. Suku Bangsa & Kewarganegaraan
o Pada umumnya suku mengikuti garis paternalistik (ayah/laki-laki), tetapi ada
beberapa suku yang mengikuti garis maternalistik (ibu/perempuan) seperti Suku
Minangkabau.
o Dalam situasi tertentu seseorang bisa saja sulit menentukan suku bangsanya,
sehingga suku anggota rumahtangga (ART) yang bersangkutan adalah menurut
pendapatnya.
o Apabila kewarganegaraan kedua orang tua berbeda dan responden tidak dapat
menentukan kewarganegaraan anaknya maka kewarganegaraan anak mengikuti
kewarganegaraan ayah.
b. Bahasa
o Bahasa Sehari-hari adalah bahasa yang dipakai seseorang, dan tidak selalu
didasarkan keturunan, melainkan terbentuk karena interaksi sosial.
o Bahasa sehari-hari juga dapat dipandang sebagai bahasa yang biasa dipakai dalam
komunikasi di rumah sesama anggota rumah tangga.
o Jika bahasa yang digunakan lebih dari satu jenis, maka pilih bahasa yang paling
banyak atau sering digunakan.
o Seorang tunarungu dicatat menggunakan bahasa isyarat.
2. Budaya sebagai perilaku
o Mendengarkan radio (kegiatan meluangkan waktu dan perhatian untuk
mendengarkan atau mengikuti siaran radio dari salah satu atau beberapa acara
yang disajikan).
o Membaca Surat Kabar/Majalah (pernah membaca setidaktidaknya satu artikel di
surat kabar atau majalah dan biasanya mengetahui/mengerti isi artikel tersebut).
o Menonton Televisi (kegiatan meluangkan waktu dan perhatian untuk menonton
salah satu atau beberapa acara yang disajikan dalam televisi sehingga mengerti
dan menikmatinya)
o Olahraga (kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktunya untuk
melakukan satu atau lebih kegiatan fisik secara teratur)
3. Seni: untuk melihat minat masyarakat dalam bidang kesenian, baik sebagai penonton
maupun pelaku seni.
4. Membaca: untuk melihat usaha peningkatan kualitas masyarakat.

24
5. Hubungan sosial dengan masyarakat: untuk melihat melihat keterlibatan masyarakat
dalam berbagai upacara adat yang ada di daerahnya, baik mengadakan sendiri maupun
menghadiri acara tersebut.

25
26
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2018/2019

==============================================
MATA KULIAH : Statistik Sosial dan Kependudukan
TINGKAT : IV SI dan SD
DOSEN : Tim Dosen
T.A : 2018/2019
==============================================
1. Ada dua kelompok indikator-indikator utama jaminan sosial, sebutkan dan jelaskan
cakupan dari kedua kelompok indikator tersebut dan beri contoh 2 indikator untuk setiap
kelompok!
2. Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini yang terkait dengan statistik distribusi
pendapatan:
a) Sebutkan dan jelaskan dua ukuran ketimpangan pendapatan yang sering digunakan!
b) Jelaskan dan interpretasikan indikator yang tergambar di dalam grafik bawah ini!

3. Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini terkait dengan statistik penggunaan waktu
(time use statistics):
a) Apa yang dimaksud dengan statistik penggunaan waktu dan sebutkan kegunaan dari
data penggunaan waktu!
b) Indikator utama apa saja yang dapat dihasilkan dari statistik penggunaan waktu dan
jelaskan bagaimana mendapatkan indikator tersebut!
4. Jelaskan pengertian dan cara menghitung indikator-indikator kemiskinan tahun 2016
yang tergambar di dalam grafik bawah ini! Kemudian interpretasikan data tersebut!

27
5. Jawablah dengan ringkas pertanyaan yang terkait dengan statistik ketenagakerjaan
berikut:
a) Dalam statistik ketenagkerjaaan dikenal pendekatan angkatan kerja (labor force
concept) yang banyak dugunakan untuk menentukan besaran jumlah tenaga kerja.
Untuk memudahkan pembahasan dan penghitungan, buatlah bagan (scheme) yang
dapat membagi penduduk dalam golongan-golongan berdasarkan sifat kegiatan!
b) Dalam konsep Labor Untilization framework terdapat empat klasifikasi tenaga kerja
yang belum termanfaatkan secara optimal. Jelaskan keempat klasifikasi tersebut
beserta cut of point untuk menentukan klasifikasi tersebut!

*** Selamat Mengerjakan ***

28
PEMBAHASAN UAS GANJIL TAHUN AKADEMIK 2018/2019
STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

1. Jaminan sosial mencakup semua tindakan atau kebijakan yang memberikan jaminan-
jaminan atau tunjangan-tunjangan, baik dalam bentuk uang maupun barang/jasa
pelayanan, untuk memastikan adanya perlindungan dari: (a) berkurangnya atau
hilangnya pendapatan karena sakit, cacat, kematian ibu melahirkan, kecelakaan kerja,
pengangguran, usia lanjut, atau kematian anggota keluarga, (b) tidak adanya akses
terhadap pelayanan kesehatan dasar, dan (c) tidak cukupnya dukungan keluarga,
khususnya untuk anak-anak dan orang tua, serta kemiskinan dan penolakan social (social
exclus).
Berdasarkan pengertian tersebut, UN (1998) mengkonseptualisasikan indikator-
indikator jaminan sosial dalam dua kelompok besar, yaitu:
Kelompok 1. Indikator-indikator yang terkait dengan cakupan perlindungan social
terhadap resiko kehilangan sumber penghasilan, seperti:
a) Proporsi penduduk dan rumahtangga yang terkena resiko dan dilindungi oleh
program jaminan sosial atau program sejenis
b) Menurut jenisnya
c) Jenis kelamin
d) Kelompok umur
e) Perkotaan dan pedesaan
f) Jenis rumahtangga
g) Kelompok sosial ekonomi.
Catatan: program-program jaminan sosial dapat berupa bantuan pelayanan kesehatan
dan pendidikan gratis atau murah dari pemerintah, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS),
Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan juga bantuan tunai langsung, seperti Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS), dan sejenisnya, serta programprogram pensiun, Jaminan Sosial Tenaka
Kerja (Jamsostek), asuransi kesehatan (askes) atau BPJS.
Kelompok 2. Indikator-indikator yang terkait dengan penggunaan dan besarnya cakupan
perlindungan sosial terhadap resiko kehilangan sumber penghasilan:
h) % penduduk dan rumahtangga yang secara potensial layak menerima program
jaminan sosial dan sejenisnya, menurut jenis program,
i) rata-rata tunjangan yang diterima per orang/rumahtangga, menurut jenis kelamin
dan kelompok umur, dan kelas sosial-ekonomi.
j) Total dan per kapita pengeluaran untuk jaminan/asuransi social dan program
sejenisnya.
k) Rasio jaminan/asuransi social dan sejenisnya terhadap total pendapatan
rumahtangga.
l) Jumlah dan persentase penduduk yang tinggal di lembaga-lembaga social (panti
asuhan, panti jompo dan sejenisnya), menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

2. Statistik distribusi pendapatan


a) Terdapat dua ukuran ketimpangan yang sering digunakan, yaitu:
Kriteria Bank Dunia: mengklasifikasikan penduduk di suatu Negara atau wilayah atas
3 kelompok menurut pendapatan:
• kelompok dengan pendapatan terendah 40%,

29
• kelompok dengan pendapatan menegah 40%, dan
• kelompok dengan pendapatan tertinggi 20%.
Ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase
pendapatan yang diperoleh oleh kelompok dengan pendapatan rendah 40%, sbb:
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh kurang dari 12% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan tinggi;
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh antara12% dan17% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan sedang;
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh lebih dari 17% dari total pendapatan,
maka ketimpangan pendapatan dikatakan rendah;
Koefisien (rasio) Gini: salah satu dari pengukuran yang sering digunakan untuk
menilai tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Untuk menghitungnya,
data pengeluaran sebagai proksi pendapatan digunakan, dengan formula sebagai
berikut:
∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑦𝑖 )(𝑆𝑖−1 + 𝑆𝑖 )
𝐺 =1−
𝑆𝑛

• Dimana G adalah rasio Gini


• f(yi) frekuensi penduduk pada kelas pendapatan ke-I
• Si-1 adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-
i-1
• Si adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-I
b) Gini ratio di Indonesia selama 15 tahun cenderung mengalami peningkatan, yang
artinya ketimpangan di Indonesia semakin meningkat sejak tahun 2002. Apabila
dilihat berdasarkan wilayah, maka dapat dilihat bahwa gini ratio di perkotaan lebih
tinggi daripada ketimpangan di perdesaan, bahkan gini ratio di perkotaan pada tahun
2015 lebih tinggi daripada angka nasional. Nilai gini ratio perkotaan pada tahun 2015
ketimpangan yang terjadi masuk dalam kategori sedang karena berkisar 0,35 sampai
0,5 dan ketimpangan yang terjadi di perdesaan berada pada kategori rendah karena
berada di bawah 0,35.

3. Statistik penggunaan waktu


a) Statistik penggunaan waktu atau time use statistics merupakan ringkasan kuantitatif
bagaimana individu "menghabiskan" atau mengalokasikan waktu mereka selama
periode tertentu - biasanya selama 24 jam sehari atau selama 7 hari seminggu.
Statistik penggunaan waktu menjelaskan:
• Apa saja yang dilakukan oleh individu dalam populasi referensi atau kegiatan apa
saja yang mereka terlibat di dalamnya.
• Berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap kegiatan tersebut.
Kegunaan data statistik penggunaan waktu adalah sebagai berikut
• Data penggunaan waktu dapat mengungkapkan rincian dari "kehidupan sehari-
hari dengan kombinasi kekhususan dan kelengkapannya" dari seorang individu
yang tidak tercakup dalam berbagai jenis data survei lainnya (United Nations,
1997).
• Dapat memberikan gambaran yang terintegrasi tentang bagaimana berbagai
kegiatan, seperti kerja dibayar dan tidak dibayar, kerja sukarela, kerja

30
domestik/rumah tangga, santai dan kegiatan pribadi, saling berkaitan dalam
kehidupan masyarakat umum di berbagai macam sektor.
Dengan data penggunaan waktu, dimungkinkan untuk menentukan apa,
bagaimana, mengapa, dan berapa lama kegiatan dilakukan. Ketika dikumpulkan
dan dianalisis dengan benar, data penggunaan waktu dapat digunakan untuk
menggambarkan pola hubungan alokasi waktu berdasarkan status demografi dan
sosial ekonomi individu.
b) Indikator statistic penggunaan waktu dan cara mendapatkannya
• Rata rata waktu yang digunakan oleh populasi survei untuk kegiatan tertentu
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
• Rata rata waktu yang digunakan oleh orang orang yang melalukan kegiatan
tertentu dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
• Rata rata durasi dari sebuah episode dari aktivitas tertentu
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑒𝑝𝑖𝑠𝑜𝑑𝑒(𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖)𝑑𝑎𝑟𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
• Rata rata jumlah episode (frek) aktivitas tertentu yang dilaporkan oleh populasi
survei
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑒𝑝𝑖𝑠𝑜𝑑𝑒(𝑓𝑟𝑒𝑘)𝑑𝑎𝑟𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
• Rata rata jumlah episode aktivitas tertentu yang dilaporkan oleh peserta kegiatan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑒𝑝𝑖𝑠𝑜𝑑𝑒(𝑓𝑟𝑒𝑘)𝑑𝑎𝑟𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑦𝑔𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑠𝑏
• Tingkat partisipasi atau proporsi org dalam populasi survei yang bertasipasi
dalam kegiatan tertentu
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
4. Menurut UN, kemiskinan secara fundamental adalah suatu penyangkalan (denial) atas
pilihan-pilihan dan kesempatan-kesempatan untuk hidup layak, yang mencerminkan
pelanggaran harga diri manusia.
FGT (Foster-Greer-Thorbecke) index adalah suatu ukuran umum dari kemiskinan yang
terjadi dalam suatu perekonomian. FGT didasarkan atas poverty gap (bentuk dalam
kurun), yaitu selisih pengeluaran individu terhadap garis kemiskinan. Poverty gaps
dipangkatkan α yang menentukan penggunaannya.
𝐻
1 𝑧 − 𝑦𝑖 𝛼
𝐹𝐺𝑇𝛼 = ∑ ( )
𝑁 𝑧
𝑖=1
Untuk α = 0 𝑃0, disebut headcount index, % penduduk miskin.
Untuk α = 1 𝑃1, disebut index kedalaman kemiskinan.
Untuk α = 2 𝑃2, disebut index keparahan kemiskinan.
Berdasarkan gambar pada soal, dapat dilihat bahwa persentase penduduk miskin di
perdesaan mencapai 13,93% atau sekitar 17,1 juta jiwa penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan. Angka tersebut lebih tinggi daripada persentase penduduk miskin di

31
perkotaan yang hanya mencapai 7,72% atau sekitar 10,67 juta jiwa. Secara keseluruhan
persentase penduduk miskin di kedua wilayah sebesar 10,64% atau sekitar 27,7 juta jiwa.
Pada gambar berikutnya dapat dilihat bahwa indeks kedalaman kemiskinan di perdesaan
lebih tinggi daripada indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan. Artinya kesenjangan
rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk miskin dan garis kemiskinan di pedesaan
lebih tinggi daripada perkotaan. Begitu pula dengan indeks keparahan kemiskinan di
perdesaan yang lebih tinggi daripada perkotaan.
5. Statistik Ketenagakerjaan
a) Bagan golongan-golongan penduduk berdasarkan kegiatannya menurut pendekatan
angkatan kerja (labour force approach)

b) Berikut merupakan empat klasisfikasi tenaga kerja yang belum termanfaatkan secara
optimal beserta cut off point berdasarakan konsep Labor Utilization framework.
Laboor force inadequately utilized Indikator Cut-off point
By unemployment Jam kerja 0 jam kerja
By time worked Jam kerja Di bawah jam kerja
normal (misal, kurang
dari 35 jam selama
seminggu)
By level of income Pendapatan harian atau Upah minimum atau
mingguan selama tingkat pendapatan
referensi waktu tertentu rendah yang disetujui
atau tingkat
kemiskinan
By skill mismatch Tingkat pendidikan Ketidaksesuaian
(lamanya sekolah) antara pendidikan &
pekerjaan

32
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN AKADEMIK 2019/2020

==============================================
MATA KULIAH : Statistik Sosial dan Kependudukan
TINGKAT : IV SI dan SD
DOSEN : Tim Dosen
T.A : 2019/2020
==============================================

1. Ada tiga indikator yang umumnya digunakan untuk melihat sejauh mana capaian
partisipasi penduduk dalam Pendidikan: Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi
Murni dan Angka Partisipasi Kasar.
a) Jelaskan kegunaan dari ketiga indikator tersebut!
b) Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari setiap indikator!
2. Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini yang terkait dengan statistik ketenagakerjaan:
a) Dalam labour utilization framework, tenga kerja menurut fungsinya dibagi dalam
dua kelompok, sebutkan kedua kelompok tersebut dan jelaskan!
b) Berdasarkan penyebab terjadinya, terdapat berbagai ragam pengangguran. Apa yang
dimaksud dengan pengangguran friksional, pengangguran struktural dan
pengangguran siknikal?
3. Jawablah dengan ringkas pertanyaan yang terkait dengan statistik jaminan sosial
berikut:
a) Jelaskan secara ringkas alasan perlunya pendataan statistik jaminan sosial!
b) Jelaskan pengertian/konsep Jaminan Sosial! Dan jelaskan jenis-jenis program
Jaminan Sosial di Indonesia menurut UU No. 40 tahun 2004!
c) United Nation telah menkonseptualisasikan indikator-indikator jaminan sosial
dalam dua kelompok besar. Jelaskan secara ringkas kedua kelompok tersebut
beserta contoh indikator dari masing-masing kelompok tersebut!
4. Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini yang terkait dengan statistik kemiskinan dan
distribusi pendapatan:
a) Dalam pembahasan distribusi pendapatan, ada undang-undang yang disebut Engel’s
Law. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Engel’s Law!
b) Ada dua ukuran ketimpangan pendapatan yang sering digunakan, sebutkan dan
jelaskan!
c) Dalam perhitungan garis kemiskinan (GK), kelompok penduduk (population
reference) mana yang diukur pengeluaran konsumsinya untuk mengukur GK
tersebut? Kenapa kelompok tersebut yang dijadikan acuan? Jelaskan dengan singkat
dan jelas!
5. Jawablah dengan ringkas pertanyaan yang terkait dengan statistik kriminalitas berikut:
a) Sebutkan secara ringkas manfaat dari statistik kriminalitas!
b) Berikan analisis singkat berdasarkan grafik crime total dan crime rate di bawah ini!

33
*** Selamat Mengerjakan ***

34
PEMBAHASAN UAS GANJIL TAHUN AKADEMIK 2019/2020
STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

1. Ada tiga indikator capaian partisipasi penduduk dalam Pendidikan


a) Kegunaan dari ketiga indikator tersebut:
• Angka Partisipasi Sekolah: untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia
sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan. Makin tinggi APS berarti
makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan
secara umum.
• Angka Partisipasi Murni: Untuk mengukur daya serap sistem pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah. APM menunjukkan seberapa banyak penduduk
usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada
jenjang pendidikannya.
• Angka Partisipasi Kasar: Untuk menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara
umum pada suatu tingkat pendidikan. APK yang tinggi menunjukkan tingginya
tingkat partisipasi sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada
jenjang pendidikannya.
b) Kelebihan dan kekurangan dari setiap indikator:
Indikator Kelebihan Kekurangan

Angka • APS dapat mencerminkan APS tidak dapat


Partisipasi partisipasi/akses pendidikan melihat di jenjang apa
Sekolah sesuai kelompok usia sekolah seseorang tersebut
• APS dapat mengukur seberapa bersekolah/menikma
besar penduduk yang sedang ti pendidikan.
menikmati pendidikan
Angka Partisipasi APM dapat mencerminkan partisipasi APM tidak dapat
Murni dan akses penduduk bersekolah di menggambarkan
jenjang tertentu sesuai kelompok usia anak yang sekolah di
pada jenjang tersebut (bersekolah luar kelompok umur
tepat waktu). di suatu jenjang
seperti anak usia 5-6
tahun, dan anak usia
12 tahun ke atas yang
masih bersekolah di
SD/sederajat.

Angka Partisipasi APK dapat mencerminkan partisipasi APK tidak dapat


Kasar dan akses penduduk bersekolah di melihat di usia
jenjang tertentu tanpa berapa seseorang
memperhatikan usia bersekolah/menikma
ti pendidikan di suatu
jenjang tertentu

2. Statistik ketenagakerjaan:

35
a) Dalam labour utilization framework (kerangka pemanfaatan tenaga kerja), tenaga
kerja menurut fungsinya dibagi dalam dua kelompok:
• Utilized adequately, yaitu tenaga kerja yang sepenuhnya dimanfaatkan.
• Utilized inadequately, yaitu tenaga kerja yang kurang sepenuhnya dimanfaatkan.
Utilized inadequately terjadi dikarenakan:
1. Due to unemployment (pengangguran)
2. Due to inadequate hours of work (jam kerja kurang)
3. Due to inadequate income (rendahnya pendapatan)
4. Due to mismatch occupation and education/skills (ketidaksesuaian antara
pekerjaan dan pendidikan/keahlian)

b) Berdasarkan penyebab terjadinya, terdapat berbagai ragam pengangguran. Apa yang


dimaksud dengan pengangguran friksional, pengangguran struktural dan
pengangguran siknikal?
• Pengangguran Friksional (frictional unemployment) yaitu pengangguran karena
pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik.
• Pengangguran Struktural (Structural unemployment) yaitu penganggur yang
mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja.
• Pengangguran Siknikal yaitu Pengangguran yang disebabkan kemunduran
ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua
pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis
yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.
3. Statistik jaminan sosial
a) Statistik jaminan sosial dibutuhkan, terutama oleh pembuat kebijakan yang terkait
dengan jaminan sosial tersebut, dalam hal ini Pemerintah di setiap negara.
Pemerintah wajib memberikan perlindungan dan jaminan/tunjangan yang bertujuan:
• Untuk mengatasi kehilangan sumber penghasilan karena usia tua, pengangguran,
cacat, meninggal dunia dan semacamnya. Ketika masyarakat tidak lagi dalam usia
produktif atau menua, tentu mereka tidak lagi seproduktif saat masih muda yang
berefek pada berkurangnya bahkan kehilangan mata pencaharian dan
mempengaruhi sumber pendapatannya. Maka pemerintah wajib hadir pada
golongan masyarakat usia lanjut maupun masyarakat yang tidak bekerja seperti
pengangguran dan cacat untuk menanggulangi masalah berkurangnya sumber
pendapatan tersebut.
• Untuk memastikan kesejahteraan dari kelompok penduduk tertentu seperti anak-
anak, penduduk lanjut usia dan penyandang cacat – khususnya yang tidak mampu
atau miskin. Kelompok penduduk tersebut bergantung pada keluarganya yang
masih berada pada usia produktif untuk mendapatkan sumber pendapatan. Maka,
ketika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, kesejahteraan kelompok
penduduk tertentu tersebut tidak terganggu.
b) Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan
oleh negara guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup
dasar yang layak. Jaminan sosial mencakup asuransi sosial, bantuan sosial, tunjangan
keluarga kurang mampu dan punya anak, tunjangan pensiun, dan program-program
sejenis yang bersifat wajib diberikan oleh pengusaha dan diatur oleh undang-undang
ketenagakerjaan di suatu Negara.

36
Jenis-jenis program Jaminan Sosial di Indonesia menurut UU No. 40 tahun 2004:
• Jaminan kesehatan: kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap
rakyat Indonesia adar dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.
• Jaminan kecelakaan kerja: kepastian jaminan pelayanan dan santuan apabila
tenaga kerja mengalami kecelakaan saat menuju, menunaikan dan selesai
menunaikan tugas pekerjaan dan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaannya
• Jaminan hari tua: diberikan sekaligus sebelum pensiun, bisa diterimakan kepada
ahli waris yang sah apabila peserta meninggal dunia
• Jaminan pensiun berkala: substitusi dari penurunan/hilangnya penghasilan
karena peserta pensiun, mengalami cacat permanen, atau meninggal dunia.
• Jaminan kematian

c) United Nation (PBB) pada 1998 telah mengkonseptualisasikan indikator jaminan


sosial dalam dua kelompok besar, yaitu:
Kelompok 1. Indikator-indikator yang terkait dengan cakupan perlindungan social
terhadap resiko kehilangan sumber penghasilan, seperti:
• Proporsi penduduk dan rumahtangga yang terkena resiko dan dilindungi oleh
program jaminan sosial atau program sejenis
• Menurut jenisnya
• Jenis kelamin
• Kelompok umur
• Perkotaan dan pedesaan
• Jenis rumahtangga
• Kelompok sosial ekonomi.
Catatan: program-program jaminan sosial dapat berupa bantuan pelayanan
kesehatan dan pendidikan gratis atau murah dari pemerintah, seperti Kartu
Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan juga bantuan tunai langsung,
seperti Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan sejenisnya, serta programprogram
pensiun, Jaminan Sosial Tenaka Kerja (Jamsostek), asuransi kesehatan (askes) atau
BPJS.
Kelompok 2. Indikator-indikator yang terkait dengan penggunaan dan besarnya
cakupan perlindungan sosial terhadap resiko kehilangan sumber penghasilan:
• % penduduk dan rumahtangga yang secara potensial layak menerima program
jaminan sosial dan sejenisnya, menurut jenis program,
• rata-rata tunjangan yang diterima per orang/rumahtangga, menurut jenis
kelamin dan kelompok umur, dan kelas sosial-ekonomi.
• Total dan per kapita pengeluaran untuk jaminan/asuransi social dan program
sejenisnya.
• Rasio jaminan/asuransi social dan sejenisnya terhadap total pendapatan
rumahtangga.
• Jumlah dan persentase penduduk yang tinggal di lembaga-lembaga social (panti
asuhan, panti jompo dan sejenisnya), menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

4. Statistik kemiskinan dan distribusi pendapatan

37
a) Engel's law adalah pengamatan dalam ekonomi yang menyatakan bahwa ketika
pendapatan naik, proporsi pendapatan yang dihabiskan untuk makanan turun,
bahkan jika pengeluaran aktual untuk makanan naik. Dengan kata lain, elastisitas
pendapatan dari permintaan makanan adalah antara 0 dan 1. Engel's law tidak
menyiratkan bahwa pengeluaran makanan tetap tidak berubah ketika pendapatan
meningkat, yang menunjukkan bahwa konsumen meningkatkan pengeluaran mereka
untuk produk makanan (dalam %) kurang dari peningkatan pendapatan mereka.
Intinya, menurut Engel’s Law ini, bagian dari pendapatan yang dihabiskan untuk
makanan menurun, bahkan ketika total pengeluaran makanan naik
b) Dua ukuran ketimpangan pendapatan:
Kriteria Bank Dunia: mengklasifikasikan penduduk di suatu Negara atau wilayah atas
3 kelompok menurut pendapatan:
• kelompok dengan pendapatan terendah 40%,
• kelompok dengan pendapatan menegah 40%,
• dan kelompok dengan pendapatan tertinggi 20%.
Ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase
pendapatan yang diperoleh oleh kelompok dengan pendapatan rendah 40%, sbb:
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh kurang dari 12% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan tinggi;
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh antara12% dan17% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan sedang;
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh lebih dari 17% dari total pendapatan,
maka ketimpangan pendapatan dikatakan rendah;
Koefisien (rasio) Gini: salah satu dari pengukuran yang sering digunakan untuk
menilai tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Untuk menghitungnya,
data pengeluaran sebagai proksi pendapatan digunakan, dengan formula sebagai
berikut:
∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑦𝑖 )(𝑆𝑖−1 + 𝑆𝑖 )
𝐺 =1−
𝑆𝑛

• Dimana G adalah rasio Gini


• f(yi) frekuensi penduduk pada kelas pendapatan ke-I
• Si-1 adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-
i-1
• Si adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-I
c) Kelompok referensi (reference population) yang digunakan dalam perhitungan garis
kemiskinan (GK) yaitu 20 persen penduduk yang berada diatas Garis Kemiskinan
Sementara (GKS). Kelompok referensi ini didefinisikan sebagai penduduk kelas
marginal. GKS dihitung berdasar GK periode sebelumnya yang di-inflate dengan
inflasi umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

5. Statistik kriminalitas
a) Secara garis besar, penggunaan statistik kriminal dan peradilan kejahatan dapat
dibedakan atas tiga bidang yang saling berkaitan satu sama lain ( interdependent
areas). Ketiga bidang ini adalah:

38
• Administrasi
Data statistik tentang berbagai indikator kriminalitas dapat memberikan suatu
ukuran tentang apakah aparat-aparat lembaga peradilan dan
keamanan/ketertiban telah memenuhi harapan dan seberapa baik lembaga-
lembaga tersebut menuntaskan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuannya. Informasi
seperti itu sangat krusial untuk baik pengambilan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kebutuhan dan kualitas aparat maupun anggaran.
• Perencanaan
Statistik kriminalitas membantu administratur mengenali masalah,
mengidentifikasi konsekuensi-konsekuensinya, mengidentifikasi tindakan-
tindakan yang perlu, dan menyadari keuntungan dan kerugian dari setiap opsi.
Data statistik kriminalitas juga berguna untuk membedakan antara opsi dan
memonitor implementasi dari tindakan-tindakan tertentu.
• Riset & kajian kebijakan (policy research and analysis).
Statistik kriminalitas digunakan untuk kegiatan analisis kebijakan, dimana
analisis kebijakan ini merujuk pada upaya-upaya untuk menentukan dampak-
dampak dari perubahan kebijakan, hukum atau prosedur, dan untuk
mengembangkan strategi dalam rangka mengantisipasi dampak-dampak
tersebut.
b) Analisis singkat berdasarkan grafik crime total dan crime rate:

Dalam Statistik Kriminal, indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kejahatan
adalah crime total atau angka jumlah kejahatan dan crime rate atau angka kejahatan
per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Statistik Kriminal menurut Provinsi di
Indonesia di atas, dapat dilihat bahwa crime total yang tinggi tidak selalu diikuti
dengan crime rate yang tinggi. Misalnya pada data crime total, wilayah Metro Jaya
(Jadetabek) menempati provinsi dengan jumlah kejadian kejahatan terbanyak, yakni
44.461 kejadian. Namun jika dilihat crime rate nya, wilayah Metro Jaya bukanlah
provinsi yang memiliki crime rate tertinggi, tepatnya hanya berada di posisi ke-13

39
dengan angka crime rate 181. Angka 181 ini menunjukkan bahwa terdapat sekitar
181 kejadian kejahatan yang terjadi per 100.000 penduduk.

40
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN AKADEMIK 2020/2021

==============================================
MATA KULIAH : Statistik Sosial dan Kependudukan
TINGKAT : IV SI dan SD
DOSEN : Tim Dosen
T.A : 2019/2020
Tanggal : 7 Januari 2021
Durasi : 120 menit
Keterangan Ujian : Terstruktur
==============================================

1. Berdasarkan Tabel A.2 di bawah ini:


a) Hitunglah tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan
Tingkat Setengah Pengangguran untuk bulan Agustus tahun 2018, 2019 dan 2010!
b) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, buat analisa singkat mengenai
perkembangan ketenagakerjaan dari Agustus 2018 s.d Agustus 2020!

2. Jawablah pertanyaan berikut


a) Jelaskan dengan singkat pengertian kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif!
b) Andaikan disuatu komunitas terdapat 5 individu. Dari suatu survei diperoleh data
pengeluaran bulan Januari (dalam ribu rupiah perkapita) untuk individu pertama
hingga kelima sebagai berikut: 350; 125; 70; 50; 100. Dengan menggunakan garis
kemiskinan Rp100 ribu/kapita/bulan, Hitunglah P0, P1, dan P2! Interpretasikanlah
angka-angka tersebut!
c) Bila pengeluaran riil di bulan berikutnya tidak banyak berubah, hanya terjadi transfer
sebesar Rp50 ribu dari individu terkaya ke individu termiskin di bulan Januari,
jelaskan secara intuitif pengaruhnya terhadap angka-angka kemiskinan dan
pemerataan di atas (tidak perlu di hitung ulang)!

41
3. Jawablah pertanyaan berikut
a) Jelaskan dengan singkat, kenapa program jaminan sosial sangat diperlukan di setiap
Negara
b) Sebutkan dan jelaskan program jaminan sosial di Indonesia berdasarkan UU. No. 40
Tahun 2004! Menurut saudara dari semua program jaminan sosial tersebut, program
mana yang harus mendapatkan perhatian lebih dan kenapa?
4. Jawablah pertanyaan berikut
a) Ada dua cara dalam mengukur ketimpangan pendapatan, sebutkan dan jelaskan!
b) Hitung Gini Ratio berdasarkan data di bawah ini serta berikan sedikit ulasannya!
c) Gambarkan Kurva Lorenz dari data tersebut!
Quintile Konsumsi

1 100,000

2 150,000

3 210,000

4 300,000

5 425,000

Total 1,185,000

5. Dalam Publikasi Statistik Kriminal 2020 yang dipublikasikan oleh BPS, jumlah kejahatan
untuk level provinsi/polda selama tahun 2019 tertinggi tercatat pada Polda Metro Jaya
sebanyak 31.934 kejadian, disusul oleh Polda Sumatera Utara (30.831 kejadian), dan
Polda Jawa Timur (26.985 kejadian). Sementara itu, publikasi tersebut juga mencatat
indikator crime rate tertinggi berada di Papua Barat sebesar 325 (setiap 100.000
penduduk), disusul oleh Sulawesi Utara sebesar 302 (setiap 100.000 penduduk), dan
Sumatera Utara sebesar 216 (setiap 100.000 penduduk).
a) Jelaskan secara singkat konsep dan formula penghitungan dari kedua indikator
tersebut!
b) Jelaskan secara singkat mengapa ranking provinsi/polda dari kedua indikator
tersebu bisa berbeda!

*** Selamat Mengerjakan ***

42
PEMBAHASAN UAS GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

6. Menggunakan jumlah penduduk pertengahan tahun


a) Tahun 2018
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎(𝑇𝑃𝐴𝐾)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘≥15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝐴𝐾 (72.888.720+71.970.863)⁄2
𝑥100 (109.063.543+110.434.035)⁄ 𝑥100 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑢𝑠𝑖𝑎𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎≥15𝑡ℎ𝑛 2
66%
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘≥15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 (4.636.154+4.636.719)⁄2
𝑥100 (72.888.720+71.970.863)⁄ 𝑥100 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘≥15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝐴𝐾 2
64%
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑆𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘≥15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎<35𝑗𝑎𝑚𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 (16.270.180+13.838.788)⁄2
• 𝑥100 (68.252.566+67.334.144)⁄ 𝑥100 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘≥15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 2
22%
Tahun 2019, dengan formula yang sama
(75.206.277+74.867.224)⁄2
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎(𝑇𝑃𝐴𝐾) (111.903.038+113.329.745)⁄2 𝑥100 =
67%
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎
(4.749.519 + 4.710.757)⁄2
𝑥100 = 63%
(75.206.277 + 74.867.224)⁄2
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑆𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
(15.665.131 + 14.738.004)⁄2
𝑥100 = 22%
(70.456.758 + 70.156.457)⁄2
Tahun 2020, dengan formula yang sama
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎(𝑇𝑃𝐴𝐾)
(77.431.963 + 76.339.972)⁄2
𝑥100 = 67%
(114.756.917 + 115.822.856)⁄2
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎
(4.735.488 + 6.853.491)⁄2
𝑥100 = 75%
(77.431.963 + 76.339.972)⁄2
• 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑆𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
(16.275.477 + 20.317.876)⁄2
𝑥100 = 26%
(72.696.475 + 69.486.481)⁄2
b) Selama periode 2018-2020, ketenagakerjaan Indonesia cenderung statis jika dilihat
dari tingkat partisipasi, dan dinamis jika dilihat dari tingkat pengangguran. TPAK
Indonesia periose 2018 sampai 2020 berkisar antara 66-67%, yang artinya 66-67%
penduduk berusia 15 tahun ke atas termasuk angkatan kerja. Sedangkan tingkat
pengangguran terbuka sebesar 64% pada 2018, 63% pada 2019, dan 75% pada 2020.
Hal tersebut menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran terbuka yang
signifikan pada tahun 2020. Dengan kata lain, jumlah angkatan kerja yang
menganggur/tidak mencari pekerjaan mencapai 75%. Adapun tingkat setengah
pengangguran juga menunjukkan penurunan, meski tidak sebesar indikator
sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi pada tahun 2020 dimana tingkat setengah
penganggur sebesar 26%, sedangkan dua tahun ke belakang hanya sebesar 22%. Hal

43
tersebut menunjukkan 26% darp penduduk yang bekerja memiliki jam kerja dibawah
35 jam.
7. Statistik Kemiskinan
a) Kemiskinan Absolut
Konsep ini berkaitan dengan standar hidup minimum suatu masyarakat yang
diwujudkan dalam bentuk Garis Kemiskinan. Dalam hal ini, kemiskinan
ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan
pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan
pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kemiskinan
absolut mengindikasikan tidak adanya sumber daya (uang) untuk menjamin
kebutuhan pokok utk hidup.
Kemiskinan Relatif
Konsep ini timbul akibat pengaruh kebijakan pembangunan yang belum
mampu menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan
ketimpangan distribusi pendapatan. Umumnya, kemiskinan relatif diukur sbg
persentase penduduk dengan pendapatan kurang dari suatu proporsi yang
telah ditentukan terhadap median pendapatan. Konsep ini juga sering
menggunakan Quintile pendapatan, yakni: Q1 (20% penduduk dengan
pendapatan terendah) dan Q5 (20% tertinggi).
b) The Foster-Greer-Thorbecke index (FGT)
𝐻
1 𝑧 − 𝑦𝑖 𝛼
𝐹𝐺𝑇𝛼 = ∑ ( )
𝑁 𝑧
𝑖=1
Keterangan
z = garis kemiskinan
yi = pendapatan/pengeluaran individu, z > yi,
p = banyaknya individu terkategori miskin dibawah z
N adalah jumlah populasi.
• Untuk α = 0 𝑃0, disebut headcount index, % penduduk miskin.
• Untuk α = 1 𝑃1, disebut index kedalaman kemiskinan.
• Untuk α = 2 𝑃2, disebut index keparahan kemiskinan
𝐻 2
1 𝑧 − 𝑦𝑖 0 1 100 − 𝑦𝑖 0 1 100 − 70 0 100 − 50 0
𝑃1 = ∑ ( ) = ∑( ) = [( ) +( ) ]
𝑁 𝑧 5 100 5 100 100
𝑖=1 𝑖=1
= 0,4
Sebanyak 40% penduduk di wilayah tersebut mengalami kemiskinan. Dengan
kata lain, 4 dari setiap 10 orang di wilayah tersebut tergolong miskin.
𝐻 2
1 𝑧 − 𝑦𝑖 1 1 100 − 𝑦𝑖 1 1 100 − 70 1 100 − 50 1
𝑃2 = ∑ ( ) = ∑( ) = [( ) +( ) ]
𝑁 𝑧 5 100 5 100 100
𝑖=1 𝑖=1
= 0,16
Kesenjangan antara rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk miskin dan
garis kemiskinan adalah sebesar 16%.
𝐻 2
1 𝑧 − 𝑦𝑖 2 1 100 − 𝑦𝑖 2 1 100 − 70 2 100 − 50 2
𝑃3 = ∑ ( ) = ∑( ) = [( ) +( ) ]
𝑁 𝑧 5 100 5 100 100
𝑖=1 𝑖=1
= 0,068
Penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin sebesar 6,8%

44
c) Jika pengeluaran tiap-tiap individu menjadi 300, 125, 70, 100, 100 ribu/kapita/bulan.
Dengan GK yang sama, yakni Rp100/kapita/bulan, maka
• P1 akan menurun, sebab ada penduduk miskin yang beralih menjadi tidak miskin.
Dengan menurunnya jumlah penduduk miskin sedangkan jumlah penduduknya
tetap, maka persentase penduduk miskin akan menurun.
• Kesenjangan antara rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk miskin dan garis
kemiskinan juga menurun. Hal ini sebab penduduk yang paling miskin beralih
menjadi tidak miskin, sehingga penduduk miskin yang tersisa memiliki rata-rata
pengeluaran konsumsi dengan garis kemiskinan yang tidak setimpang
sebelumnya.
• Penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin juga menurun. Hal ini sebab
rentang pengeluaran penduduk miskin yang tersisa tidak setimpang sebelumnya.
8. Statistik Jaminan Sosial
a) Program jaminan sosial diperlukan oleh setiap negara karena jaminan sosial
merupakan bagian tidak terpisahkan dari hak-hak manusia. Perlindungan sosial
diberikan negara kepada warga negaranya bertujuan untuk menghindari
kesengsaraan hidup, terhentinya atau penurunan drastis pendapatan yang
disebabkan oleh beberapa macam hal, seperti sakit, kematian, pengangguran, cacat,
dan usia tua. Perlindungan sosial juga bertujuan untuk memastikan kesejahteraan
dari kelompok penduduk tertentu, seperti pekerja, anak-anak, penduduk usia lanjut,
dan penyandang disabilitas.
b) Jaminan sosial di Indonesia diwujudkan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang diatur dalam UU no. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Dengan adanya SJSN, diharapkan setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang mengakibatkan hilang/berkurangnya
pendapatan. Dalam aturan tersebut, SJSN diwujudkan dalam 5 program yang
berlandaskan kepada 3 azas dan menggunakan 9 prinsip. Progam-program tersebut
adalah
• Jaminan Kesehatan merupakan jaminan sosial untuk membantu setiap
masyarakat dalam mendapatkan akses kesehatan yang mudah dan terjangkau,
dan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia.
• Jaminan Kecelakaan kerja merupakan jaminan sosial untuk memenuhi kebutuhan
pekerja apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pekerjaan.
• Jaminan Hari Tua merupakan jaminan sosial untuk melindungi dan memastikan
kesejahteraan masyarakat lanjut usia yang tidak dapat melakukan aktivitas
(bekerja) seperti pada masa mudanya.
• Jaminan Pensiun merupakan jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja yang
sudah pensiun, sehingga kesejahteraannya tetap terjamin.
• Jaminan Kematian merupakan jaminan sosial yang diberikan terhadap keluarga
atau kerabat dari seseorang yang meninggal dunia.
Dari kelima program jaminan dalam SJSN diatas, yang merupakan program yang
paling penting adalah Jaminan Kesehatan. Jaminan Kesehatan merupakan jaminan
sosial yang dapat dirasakan oleh setiap orang, mulai dari baru lahir hingga lansia.
Dengan adanya Jaminan Kesehatan, setiap masyarakat mendapatkan keringanan
akses kesehatan dengan biaya yang terjangkau, dan masyarakat tidak khawatir
dengan mahalnya fasilitas kesehatan dan diharapkan dapat melakukan aktivitas

45
seperti biasanya. Jaminan Kesehatan juga diperlukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat di Indonesia.
9. Statistik ketimpangan
a) Dua ukuran ketimpangan pendapatan:
Kriteria Bank Dunia: mengklasifikasikan penduduk di suatu Negara atau wilayah atas
3 kelompok menurut pendapatan:
• kelompok dengan pendapatan terendah 40%,
• kelompok dengan pendapatan menegah 40%,
• dan kelompok dengan pendapatan tertinggi 20%.
Ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase
pendapatan yang diperoleh oleh kelompok dengan pendapatan rendah 40%, sbb:
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh kurang dari 12% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan tinggi;
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh antara12% dan17% dari total
pendapatan, maka ketimpangan pendapatan dikatakan sedang;
• Jika kelompok terbawah 40% memperoleh lebih dari 17% dari total pendapatan,
maka ketimpangan pendapatan dikatakan rendah;
Koefisien (rasio) Gini: salah satu dari pengukuran yang sering digunakan untuk
menilai tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Untuk menghitungnya,
data pengeluaran sebagai proksi pendapatan digunakan, dengan formula sebagai
berikut:
∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑦𝑖 )(𝑆𝑖−1 + 𝑆𝑖 )
𝐺 =1−
𝑆𝑛
• Dimana G adalah rasio Gini
• f(yi) frekuensi penduduk pada kelas pendapatan ke-I
• Si-1 adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-
i-1
• Si adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-I
b) Gini rasio
Untuk memudahkan dalam menghitung Gini rasio, data pada soal diubah menjadi
sebagai berikut.

Persentase Kumulatif
Quintile Konsumsi Penduduk Konsumsi
konsumsi penduduk
f(yi) Si
1 100,000 0.084 0.200 0.084 0.200
2 150,000 0.127 0.200 0.211 0.400
3 210,000 0.177 0.200 0.388 0.600
4 300,000 0.253 0.200 0.641 0.800
5 425,000 0.359 0.200 1.000 1.000
Total 1,185,000 1.000 1.000

Lalu hitung gini rasio menggunakan rumus yang telah dijabarkan pada jawaban poin
a.
Quintile Si+S{i-1} f(yi)*Si+S{i-1}

46
1 0.084 0.017
2 0.295 0.059
3 0.599 0.120
4 1.030 0.206
5 1.641 0.328
Total 0.730

∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑦𝑖 )(𝑆𝑖−1 + 𝑆𝑖 )


𝐺 = 1−
𝑆𝑛
𝐺 = 1 − 0.730
𝐺 = 0.270

Koefisien Gini berkisar antara 0 sampai 1. Apabila koefisien Gini berniali 0 berarti
pemerataan sempurna, sedangkan bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna. Dari
penghitungan data pada soal, diperoleh gini rasio sebesar 0.27, dan nilai yang
diperoleh sudah mendekati 0.
c) Kurva Lorenz

10. Statistik kriminalitas


a) Jumlah peristiwa kejahatan merupakan jumlah terjadinya kejahatan yang terjadi
disuatu wilayah. Konsep kejahatan yang digunakan merujuk pada konsep kejahatan
yang digunakan Polri maupun KUHP. Jumlah kejahatan dihitung dari jumlah
terjadinya kejahatan disuatu wilayah yang tercatat. Sedikit berbeda dengan jumlah
kejahatan, crime rate merupakan angka kejahatan per 100.000 penduduk. Crime rate
dapat diartikan sebagai tingkat resiko terkena kejahatan. Untuk menghitung crime
rate dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎𝐾𝑒𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐶𝑟𝑖𝑚𝑒𝑅𝑎𝑡𝑒 = ∗ 100.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
b) Rangking kedua provinsi dapat berbeda karena konsep yang digunakan dalam kedua
indikator tersebut berbeda. Crime rate memperhitungkan jumlah penduduk
diwilayah tersebut, sedangkan jumlah kejahatan (crime total) tidak. Dengan

47
demikian, misal di suatu daerah memiliki jumlah kejahatan yang tinggi tetapi
memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak, bisa memiliki crime rate yang lebih
rendah dibandingkan daerah lain yang memiliki jumlah kejahatan yang sama. Pada
kasus di soal, Jumlah penduduk di Sumatera Utara lebih banyak dibandingka dengan
Papua Barat, sehingga rasio nya menjadi lebih kecil.

48
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN AKADEMIK 2021/2022

==============================================
MATA KULIAH : Statistik Sosial dan Kependudukan
TINGKAT : IV SI dan SD
DOSEN : Tim Dosen
T.A : 2019/2020
TANGGAL/SESI/DURASI : 20 DESEMBER 2021 / SESI III / 120 MENIT
DURASI : 120 MENIT
KETERANGAN UJIAN : Boleh Buka Buku Dan Menggunakan Kalkulator
==============================================

1. Soal nomor 1
a) Jelaskan dengan singkat pengertian kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif!
b) Andaikan disuatu komunitas terdapat 20 individu. Dari suatu survei diperoleh data
pengeluaran bulan Januari (dalam ribu rupiah perkapita) untuk individu pertama
hingga keduapuluh sebagai berikut: 150; 120; 90; 200; 135; 185; 225; 400; 80; 300;
75; 250; 150; 100; 200; 350; 125; 70; 50; dan 100. Dengan menggunakan garis
kemiskinan Rp.100 ribu/kapita/bulan, Hitunglah P0, P1, dan P2! Interpretasikanlah
angka-angka tersebut!
c) Bila pengeluaran riil di bulan berikutnya tidak banyak berubah, hanya terjadi transfer
sebesar Rp50 ribu dari individu terkaya ke individu termiskin di Bulan Januari,
jelaskan secara intuitif pengaruhnya terhadap angka-angka kemiskinan dan
pemerataan di atas (tidak perlu di hitung ulang)!
2. Di bawah ini merupakan contoh indikator Statistik Distribusi Pendapatan. Jelaskan cara
penghitungan dari indikator tersebut! Berikan analisis deskriptif singkat mengenai
gambaran yang terlihat dari indikator tersebut!

Catatan: hijau (perkotaan), merah muda (nasional), kuning (pedesaan)


3. Hasil pendataan penduduk di Negara A tahun 2020 mencatat 18 juta penduduk baik
lakilaki maupun perempuan yang ada di negara tersebut. Dari 18 juta penduduk tersebut,
14 juta diantaranya tercatat sebagai penduduk yang telah berusia 15 tahun keatas dan 4
juta penduduk masih berusia dibawah 15 tahun. Dari 14 juta orang tersebut, 9 juta orang
tercatat sebagai angkatan kerja, 2 juta orang masih bersekolah, 2 juta orang memilih

49
untuk mengurus rumah tangga dan sisanya 1 juta orang merupakan kelompok usia
manula yang tidak mempunyai kegiatan.

Selanjutnya dari 9 juta angkatan kerja tersebut, ada 6 juta orang yang sedang bekerja yang
diatas 35 jam per minggu dan 1 juta orang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Sisanya
sebanyak 1 juta orang tercatat yang terkena PHK yang sedang mencari lagi pekerjaan, 500
ribu orang sedang menyiapkan berbagai usaha yang sedang tren di wilayah tersebut, dan
500 ribu orang lagi sudah dinyatakan lulus tes dan hanya menunggu panggilan kerja. Dari
kasus diatas, bila saat itu diselenggarakan survei ketenagakerjaan nasional, maka:
a. Hitung penduduk usia kerja, AK, BAK, TPAK, TPT, dan Setengah pengangguran dengan
menggunakan konsep konsep ICLS 13!
b. Buat bagan ketenagakerjaan konsep ICLS 13!
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan status pekerjaan dalam ketenagakerjaan di
Indonesia dan jelaskan juga bagaimana BPS dalam menghitung jumlah pekerja di
sektor formal dan sektor informal!
4. Di bawah ini merupakan contoh indikator Statistik Pendidikan. Jelaskan cara
penghitungan dari indikator tersebut! Berikan analisis deskriptif singkat mengenai
gambaran yang terlihat dari indikator tersebut!

5. Di bawah ini merupakan contoh indikator Statistik Kriminalitas. Jelaskan cara


penghitungan dari indikator tersebut! Berikan analisis deskriptif singkat mengenai
gambaran yang terlihat dari indikator tersebut!

***** Selamat Mengerjakan *****

50
PEMBAHASAN UAS GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022
STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
1. Soal nomor 1
a. Pengertian kemiskinan absolut dan kemiskinan relative Kemiskinan absolut adalah
kemiskinan yang ditentukan berdasarkan garis kemiskinan (GK). Penduduk yang
berada di bawah GK mengalami kemiskinan absolut. Sedangkan kemiskinan relatif
adalah kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu
menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan
distribusi pendapatan. Umumnya kemiskinan relative diukur sebagai presentase
penduduk dengan pendapatan kurang dari suatu proporsi yang telah ditentukan
terhadap median pendapatan.
b. Garis kemiskinan (z) = Rp 100 ribu/kapita/bulan.
N = 20
yi = pengeluaran ribu rupiah/kapita/bulan
NP = not poor
P = poor

individu yi keterangan (z-yi)/z [(z-yi)/z]^2


1 150 NP
2 120 NP
3 90 P 0,1 0,01
4 200 NP
5 135 NP
6 185 NP
7 225 NP
8 400 NP
9 80 P 0,2 0,04
10 300 NP
11 75 P 0,25 0,0625
12 250 NP
13 150 NP
14 100 NP
15 200 NP
16 350 NP
17 125 NP
18 70 P 0,3 0,09
19 50 P 0,5 0,25
20 100 NP

1 (𝑧−𝑦𝑖 ) 0 5
1) 𝑃0 = 𝐹𝐺𝑇0 = ∑𝐻
𝑖 ( ) = = 0.25 = 25%
𝑁 𝑧 20
1 (𝑧−𝑦𝑖 ) 1 0.1+0.2+0.25+0.3+0.5
2) 𝑃1 = 𝐹𝐺𝑇1 = 𝑁 ∑𝐻
𝑖 ( ) = = 0.0675 = 6.75%
𝑧 20
1 (𝑧−𝑦𝑖 ) 2 0.01+0.04+0.0625+0.09+0.25
3) 𝑃2 = 𝐹𝐺𝑇2 = 𝑁 ∑𝐻
𝑖 ( 𝑧 ) = = 0.022625 =
20
2.26%

Interpretasi:

51
1) Berdasarkan data komunitas penduduk yang berjumlah 20 individu, diperoleh
nilai 𝑃0 = 0.25, hal ini menunjukan bahwa setiap 100 penduduk di komunitas
tersebut terdapat 25 penduduk miskin, atau dari 20 individu terdapat 5 penduduk
miskin.
2) Untuk nilai 𝑃1 = 0.0675, dapat diartikan kesenjangan rata-rata antara pengeluaran
konsumsi penduduk komunitas tersebut dengan garis kemiskinannya adalah
sebesar 6.75%
3) Untuk nilai 𝑃2 = 0.022626, dapat diartikan bahwa penyebaran atau distribusi
pengeluaran penduduk miskin hanya sebesar 2.26%
c. Apabila pengeluaran riil di bulan berikutnya tidak banyak berubah, dan hanya terjadi
transfer sebesar Rp 50 ribu dari individu terkaya ke individu termiskin di Bulan
Januari, angka-angka kemiskinan dan pemerataan yang akan terpengaruh antara lain:
1) Nilai 𝑃0 akan semakin menurun karena mungkin ada beberapa penduduk yang
tadinya miskin berubah menjadi tidak miskin
2) Nilai 𝑃0 yang menurun juga akan membuat nilai 𝑃1 dan 𝑃2 menurun karena
kesenjangan antara z dan yi juga semakin menurun.
2. Pada gambar tersebut, indikator yang digunakan adalah Gini Ratio. Gini Ratio merupakan
salah indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui ketimpangan antar penduduk di
suatu wilayah.
Cara perhitungan
𝑛

𝐺 = 1 − ∑(𝑋𝑘 − 𝑋𝑘−1 )(𝑌𝑘 − 𝑌𝑘−1 )


𝑘=1

G = Koefisien Gini
𝑋𝑘 = Proporsi kumulatif dari penduduk untuk k=0,1,2,...,n
𝑌= Proporsi kumulatif dari pengeluaran untuk k=0,1,2,...,n
Atau

∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑦𝑖 )(𝑆𝑖−1 + 𝑆𝑖 )


𝐺 =1−
𝑆𝑛
• Dimana G adalah rasio Gini
• f(yi) frekuensi penduduk pada kelas pendapatan ke-I
• Si-1 adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-
i-1
• Si adalah frekuensi kumulatif dari total pendapatan pada kelas pendapatan ke-I

Interpretasi:
jika dilihat dari gambar pada soal nomor 2, bencana pandemi virus COVID-19 pada awal
tahun 2020 berdampak atas meningkatnya nilai Gini Ratio yang menunjukan
ketimpangan. Hal ini terlihat pada meningkatnya nilai Gini Ratio pada bula Maret-
September di tahun 2020. Adanya pandemi membuat ketimpangan semakin meningkat.
Hal ini karena biasanya terjadi perubahan pendapatan atau pengeluaran selama pandemi.
Jika ditinjau berdasarkan wilayah, secara umum di Indonesia pada periode
September 2018 hingga Maret 2021, daerah perkotaan ternyata lebih mengalami
ketimpangan daripada daerah pedesaan. Hal ini terlihat dari gini ratio kota yang lebih

52
tinggi daripada pedesaan. hal ini mungkin disebabkan karena pertumbuhan pendapatan
di daerah pedesaan lebih lambat dibandingkan perkotaan.
Kondisi ketimpangan di Indonesia kemudian membaik pada awal tahun 2021
karena kondisi sudah mulai normal setelah adanya pandemi. Hal ini terlihat dari nilai di
Indonesia yang menurun 0,001 poin.
3. Pembahasan soal nomor 3
a. Berdasarkan uraian soal nomor 3, didapatkan rincian sebagai berikut.

Jumlah penduduk di negara A 18000000


Penduduk bukan usia kerja 4000000
Penduduk usia kerja 14000000

Bukan angkatan kerja 5000000


sekolah 2000000
mengurus rumah tangga 2000000
lainnya (lansia) 1000000

Angkatan kerja 9000000


bekerja 7000000
> 35 jam 6000000
< 35 jam 1000000
pengangguran 2000000
mencari kerja 1000000
mempersiapkan 500000
belum mulai kerja tapi 500000
sudah diterima

• Penduduk usia kerja sebanyak 14.000.000 orang


• Angkatan kerja sebanyak 9.000.000
• Bukan angkatan kerja sebanyak 5.000.000
• TPAK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐴𝐾
TPAK = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ≥ 15𝑡ℎ𝑛
9000000
TPAK = × 100%
14000000
TPAK = 64,286%

• TPT
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
TPT = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐴𝐾
200000
TPAK = × 100%
9000000
TPAK = 22,22%

• Tingkat Setengah Menganggur


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 < 35 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
TPT = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ≥ 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

53
1000000
TPAK = × 100%
7000000
TPAK = 14,286%
b. Bagan ketenagakerjaan sesuai dengan konsep ICLS 13 adalah sebagai berikut

c. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di


suatu unit usaha/kegiatan. Sejak tahun 2001, status pekerjaan dibedakan menjadi
beberapa kategori, yaitu sebagai berikut:
1) Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara
ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah
dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja
dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya
memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
2) Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau
berusaha atas risiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan
atau buruh/pekerja tidak tetap.
3) Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas risiko sendiri
dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.
4) Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau
instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik
berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak
digolongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang
dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah
tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan
batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/lembaga, boleh lebih dari
satu.
5) Pekerja bebas adalah gabungan antara pekerja bebas di pertanian dan pekerja
bebas di non pertanian. Pekerja bebas dikategorikan sbb:
• Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan
pembayaran yang disepakati.

54
• Pekerja bebas di pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan
terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan
usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau
imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem
pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian,
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perternakan, perikanan dan
perburuan, termasuk juga jasa pertanian.
• Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan), di usaha
nonpertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha
nonpertanian meliputi: usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas
dan air, konstruksi/persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, serta
sektor jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan.
6) Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang
lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun
barang. Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari:
• Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang
membantu suaminya/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar.
• Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya,
seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak
dibayar.
• Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya,
seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga
tetangganya dan tidak dibayar.

Mulai Sakernas Februari 2016, penentuan tenaga kerja formal dan informal
sudah mengadopsi konsep pekerjaan formal dan informal yang dicetuskan
melalui International Conference of Labour Statistician (ICLS) ke 17 tahun 2003,
yang juga merupakan rekomendasi ILO. Penentuan tenaga kerja formal dan
informal ditentukan melalui 4 pertanyaan dalam kuesioner Sakernas 2016, yaitu:

• Status pekerjaan utama


• Tipe pencatatan/pembukuan keuangan
• Kepemilikan/penerimaan jaminan sosial terkait pekerjaan
• Jenis instansi/lembaga/institusi tempat kerja
4. APS (Angka Partisipasi Sekolah) dapat diukur secara umum menggunakan rumus berikut.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝐼 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ


APSI = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝐼

Jika berdasarkan jenis kelamin maka,


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝐼 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ
APSI L = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝐼

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝐼 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ


APSI P = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝐼

55
APS menggambarkan partisipasi atau akses pendidikan untuk setiap jenis
kelompok umur. Jika ditinjau berdasarkan kelompok umur terlihat bahwa penduduk
yang memiliki akses sekolah paling mudah adalah penduduk pada kelompok umur 7
sampai 12 tahun. Hal ini terlihat dari nilai APS pada kelompok umur 7 sampai 12 tahun
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok umur lain, sedangkan tingkat partisipasi
sekolah paling kecil berada pada penduduk dengan kelompok umur 16 sampai 18 tahun.
Jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa penduduk berjenis
kelamin perempuan pada umumnya dapat menikmati pendidikan secara lebih baik
dibandingkan penduduk berjenis kelamin laki-laki. Hal ini terlihat dari nilai aps
penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-laki untuk setiap kelompok
umur.
5. Cara perhitungan:
o Jumlah kejahatan diukur berdasarkan jumlah kejadian kejahatan yang dilaporkan
kepada kepolisian RI atau dapat diperoleh dari banyaknya kejahatan yang dicatat
oleh POLRI
o Tingkat risiko kejahatan (crime rate)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑐𝑟𝑖𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 = × 100.000
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
o Selang waktu kejahatan dapat dihitung dari rata-rata interval waktu antar
kejadian kejahatan
Berdasarkan gambar pada soal nomor 5, dapat diperoleh informasi bahwa pada suatu
wilayah terdapat total sebanyak 269.324 kejahatan yang dilaporkan oleh kepolisian
setempat, dengan interval antar waktu kejadian antar kejahatan selama 1 menit 57 detik.
Hal ini menandakan bahwa setiap 1 menit 57 detik di wilayah tersebut dapat terjadi
sebuah kejahatan. Dengan total kejahatan dan interval waktu tersebut, di wilayah
tersebut terdapat 103 dari 100.000 penduduk di wilayah tersebut yang memiliki risiko
kejahatan atau risiko terkena kejahatan,

56
Mind Map

58
RANGKUMAN STATISTIK PRODUKSI
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA (KBLI)
A. Definisi
KBLI adalah klasifikasi rujukan yang digunakan untuk mengklasifikasikan aktivitas/kegiatan
ekonomi Indonesia ke dalam beberapa lapangan usaha/bidang usaha yang dibedakan
berdasarkan jenis kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk/output baik berupa barang
maupun jasa.
Dasar penyusunan KBLI adalah International Standard Industrial Classification of All
Economic Activities (ISIC), sampai 4 digit, disesuaikan dengan ASEAN Common Industrial
Classification (ACIC) dan East Asia Manufacturing Statistics (EAMS), serta dikembangkan
rinci sampai 5 digit untuk kegiatan ekonomi yang khas Indonesia.
Cara membaca KBLI adalah 1 digit adalah kategori, 2 digit adalah golongan pokok, 3 digit
adalah golongan, 4 digit adalah sub golongan, dan 5 digit adalah kelompok. Beberapa hal
tentang KBLI
1) Dalam klasifikasi, seluruh data dikelompokkan ke dalam kelas-kelas yang sehomogen
mungkin sesuai kaidah atau standar tertentu yang ditetapkan
2) Aktivitas ekonomi ditandai dengan adanya input, proses produksi, dan menghasilkan
output
3) Kegiatan yang memiliki proses yang sama dan menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi barang atau jasa, dikelompokkan bersama dalam satu kode KBLI
4) KBLI merupakan klasifikasi menurut jenis aktivitas ekonomi, sehingga ruang lingkupnya
terbatas pada unit yang terlibat dalam aktivitas ekonomi
5) KBLI disempurnakan 5 tahun sekali
B. Manfaat KBLI
1) KBLI menyediakan kerangka kerja yang komprehensif, dimana data statistik ekonomi
dapat dikumpulkan dan disajikan dalam format yang di desain untuk tujuan analisis,
pengambilan keputusan, dan perencana kebijakan.
2) Membuat perbandingan antara data pada tingkat nasional dengan negara-negara lain
3) KBLI digunakan untuk menyediakan arus informasi berkelanjutan yang mutlak
diperlukan dalam melakukan monitoring dan evaluasi dari pencapaian/pelaksanaan
perekonomian pada kurun waktu tertentu misalnya dalam penyusunan PDB/PDRB
4) Sebagai dasar penentuan klasifikasi bidang usaha perijinan investasi/penanaman modal
5) Menyediakan suatu sistem pengklasifikasian kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang
dapat digunakan untuk mempelajari perilaku satuan-satuan ekonomi
C. KBLI 2020
Latar belakang dilakukannya penyempurnaan KBLI
1) Perluasan pemanfaatan yaitu penggunaan KBLI 2015 dalam sistem Online Single
Submission (OSS). Namun KBLI 2015 dianggap belum mencakup semua aktivitas usaha
2) Penetapan Aksi Pencegahan Korupsi (Aksi PK) tahun 2019-2020 sebagai tindak lanjut
PerPres No 54 Tahun 2018 tentang Starategi Nasional Pencegahan Korupsi (Staranas
PK). Salah satu Aksi PK adalah percepatan integrasi perizinan di OSS
3) Sedang disusunnya RUU Omnibus Law Cipta Kerja (CLK) yang menerapkan konsep baru
perizinan berbasis resiko (Risk Approach-RBA)
4) Penerapan konsep RBA memberikan dampak pada tata Kelola OSS. Perubahan tata
Kelola OSS membutuhkan penyesuaian KBLI
Manfaat penyempurnaan KBLI 2020 adalah sebagai berikut
1) Kerangka kerja yang komprehensif untuk tujuan analisis, pengambilan keputusan, dan
perencanaan kebijakan.
2) Pemetaan perusahaan/orang berizin sesuai dengan kode KBLI

59
3) Dasar penentuan klasifikasi bidang usaha perijinan investasi/penanaman modal DPI
(Daftar Prioritas Investasi)
4) Pemetaan Pembina sektoral (NSPK) terlihat kode mana yang saling tumpeng tindih
pembinaan atau yang tidak ada pembinanya.
Informasi yang dihasilkan KBLI 2020
1) Pemutakhiran deskripsi level 1 digit (kategori)
2) Pemutakhiran deskripsi level; 2 digit (Golongan Pokok)
3) Pemutakhiran level 3 digit (golongan), label 4 digit (subgolongan) dan level 5 digit
(kelompok) karena perbaikan judul, penambahan kode baru, perubahan deskripsi,
pemindahan kode, pengkodean Kembali hasil pembahasan dengan K/L
Struktur pengkodean KBLI 2020 masih mengadaptasi struktur ISIC dengan tambahan
1) Kode angka “0” pada digit akhir digunakan jika suatu tingkatan klasifikasi tidak diuraikan
menjadi subtingkat selanjutnya
2) Kode angka “9” pada digit akhir digunakan untuk menampung kegiatan lain yang
tercakup dalam kode ybs namun tidak dijabarkan menjadi kode yang lebih rinci
Tidak ada perbedaan judul kategori KBLI 2015 dengan KBLI 2020, berikut judul kategorinya
a. Pertanian, kehutanan, dan perikanan
b. Pertambangan dan pengalian
c. Industri pengolahan
d. Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin
e. Pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah dan
aktivitas remediasi
f. Konstruksi
g. Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor
h. Pengangkutan dan pergudangan
i. Penyedia akomodasi dan penyediaan makan dan minum
j. Informasi dan komunikasi
k. Aktivitas keuangan dan asuransi
l. Real estat
m. Aktivitas professional, ilmiah dan teknis
n. Aktivitas penyewaan dan sewa guna tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen
perjalanan dan penunjang usaa lainnya
o. Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib
p. Pendidikan
q. Aktivitas Kesehatan manusia dan aktivitas sosial
r. Kesenian, hiburan, dan rekreasi
s. Aktivitas jasa lainnya
t. Aktivitas rumah tangga sebagai pemberi kerja; aktivitas yang menghasilkan barang
dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri
u. Aktivitas badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
D. Contoh
Ini hanya jawaban dari penulis modul, jangan langsung percaya dan silahkan di crosscheck
lagi dan jika ada salah mohon dimaklumi
Pekerjaan Kategori Kode KBLI
Jasa pengiriman online H – Pengangkutan dan pergudangan 53201 – Aktivitas kurir
Ojek online
H – Pengangkutan dan pergudangan 49424 – Angkutan ojek motor
(Gojek/Grab)
58190 – Aktivitas Penerbitan
Usaha Endorsement J – Informasi Dan Komunikasi
Lainnya

60
N – Aktivitas Penyewaan dan Sewa
78101 – Aktivitas
Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Penyeleksian dan
Artist Management Ketenagakerjaan, Agen
Penempatan Tenaga Kerja
Perjalanan dan Penunjang Usaha
Dalam Negeri
Lainnya
S – Aktivitas Jasa Lainnya 96990 – Aktivitas Jasa
Perorangan Lainnya YTDL
N - Aktivitas penyewaan dan sewa
Wedding Organisation
guna tanpa hak opsi, 82302 - Jasa Penyelenggara
ketenagakerjaan, agen perjalanan Event Khusus (Special
dan penunjang usaa lainnya Event)
97000 – Aktivitas Rumah
Tangga Sebagai Pemberi
T – Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Kerja Dari Personil
Pemberi Kerja; Aktivitas Yang Domestik (dilakukan
Penyalur pembantu Menghasilkan Barang Dan Jasa rumah
rumah tangga Oleh Rumah Tangga yang tangga/perorangan
Digunakan untuk Memenuhi
Kebutuhan Sendiri 78103 (jika resmi, punya izin)
- Aktivitas Penempatan
Pekerja Rumah Tangga
63990 – Aktivitas Jasa
Informasi Lainnya YTDL
Vlogger/Youtuber J – Informasi Dan Komunikasi
90029 - Aktivitas Pekerja Seni
dan Pekerja Kreatif
Lainnya
63122 – Portal web dan/atau
platform digital dengan
Lazada J – Informasi dan komunikasi. tujuan komersial

G- 47914
63122 – Portal web dan/atau
Google J – Informasi dan komunikasi platform digital dengan
tujuan komersial
01499 – Pembibitan dan
A – Pertanian, kehutanan, dan
Ternak jangkrik budidaya aneka ternak
perikanan
lainnya
14120 – Penjahitan dan
Penjahit C – Industri pengolahan pembuatan pakaian sesuai
pesanan.
G – Perdagangan besar dan eceran,
45201 – Reparasi mobil
Reparasi mobil reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor
I – Penyediaan akomodasi dan 56102 – Rumah/warung
Warung bakso
penyediaan makan minum makan
N – Aktivitas Penyewaan dan Sewa
77392 – Aktivitas Penyewaan
Penyewaan traktor Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
dan Sewa Guna Usaha
untuk membajak Ketenagakerjaan, Agen
Tanpa Hak Opsi Alat
sawah tanpa sopir Perjalanan dan Penunjang Usaha
Transportasi Lainnya
Lainnya
Penyewaan mobil
H – Pengangkutan dan Pergudangan 49422 – Angkutan Sewa
dengan sopir

61
49211 – Angkutan bus
Sopir travel Jakarta-
H – Pengangkutan dan Pergudangan Antarkota Antarprovinsi
Bandung
(AKAP)

STATISTIK INDUSTRI BESAR DAN SEDANG (IBS)


A. Pendahuluan
Klasifikasi berdasarkan tenaga kerja
1) Industri manufaktur mikro jika tenaga kerja 1-4 orang
2) Industri manufaktur kecil jika tenaga kerja 5-19 orang
3) Industri manufaktur sedang jika tenaga kerja 20-99 orang
4) Industri manufaktur besar juka tenaga kerja lebih atau sama dengan 100 orang
Selain itu Perusahaan industri manufaktur juga dikelompokkan menurut jenis
barang/produk utama yang dihasilkan menggunakan : STANDAR INTERNASIONAL → ISIC
(INTERNATIONAL STANDARD INDUSTRIAL CLASSIFICATION FOR ALL ECONOMICS
ACTIVITIES) yang diterjemahkan menjadi Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) dan
selanjutnya diubah menjadi Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
Produk utama merupakan produk yang memiliki nilai paling tinggi di antara beberapa jenis
produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan/usaha. Apabila dalam suatu perusahaan
memiliki hasil produksi lebih dari satu jenis dan administrasi tidak dapat dipisahkan, maka
penentuan produk utamanya berdasarkan:
1) Produk yang mempunyai nilai produk/jasa industri terbesar;
2) Jika nilai produk/jasa industri sama besar, maka produk utama adalah produk yang
memiliki volume terbesar;
3) Jika nilai produk/jasa industri dan volume barang/jasa sama besar, maka produk
utamanya adalah produk yang membutuhkan waktu terlama dalam proses produksinya;
4) Jika nilai produk/jasa industri, volume dan waktu produksi sama, maka ditentukan
menurut pengakuan responden.
B. Konsep dan Definisi
1) Industri Pengolahan
Suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan baku secara mekanis, kimia atau dengan
tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir,
termasuk dalam kegiatan ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri
dan pekerjaan perakitan (assembling).
2) Perusahaan atau Usaha Industri
Suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau
lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.
3) Jasa Industri Pengolahan
Kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku
disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahan
dengan mendapat imbalan sejumlah uang/barang sebagai balas jasa (makloon),
Misalnya perusahaan penggilingan padi/gabah, dimana gabahnya milik petani, sedang
perusahaan hanya menerima balas jasa dari petani tersebut.
C. Updating Direktori Industri Manufaktur
Tujuan updating direktori industri manufaktur
1) Menjaring perusahaan baru di sektor industri manufaktur berskala besar dan sedang.
2) Pemutakhiran informasi dasar dan kondisi perusahaan yang terdaftar dalam direktori
sebelumnya.

62
3) Memperoleh populasi perusahaan industri manufaktur berskala besar dan sedang
sebagai dasar penyusunan direktori yang mutakhir.
4) Menyusun kerangka sampel (sampling frame) untuk Survei Tahunan Perusahaan
Industri Manufaktur dan survei lain berbasis industri manufaktur, seperti Survei Industri
Besar dan Sedang Bulanan, Survei Litbang Sektor Industri, Survei Harga Produsen, Survei
IPTEK di sektor manufaktur dan sebagainya.
Catatan
1) Matching yaitu membandingkan daftar perusahaan yang berasal dari instansi lain
dengan direktori BPS yg disusun menurut abjad, untuk mencari nama perusahaan yg
belum tercantum di direktori BPS.
2) Direktori selalu diupdate dengan memperbaiki nama, alamat, no telp, contact person, dll
sesuai dengan keadaan yg terbaru dan melaporkan perusahaan yang tutup, berubah
kegiatan atau berubah skala tenaga kerja.
3) Kunci utama menjaring perusahaan baru adalah proses matching dan keseriusan KSK
dalam melaporkan perusahaan baru di wilayah tugasnya. Sumber utama calon
perusahaan tambahan adalah daftar perusahaan dari instansi lain dan temuan KSK di
lapangan.
Kegiatan updating direktori industri manufaktur pada dasarnya terdiri dari 3 hal utama
1) Menambahkan perusahaan baru yang belum terdaftar ke dalam direktori.
2) Memutakhirkan keadaan perusahaan yang sudah ada di direktori, yaitu melaporkan
perusahaan tutup, pindah, berubah nama, badan hukum/usaha, alamat, TK, contac
person, dll
3) Mengeluarkan perusahaan yang tidak memenuhi syarat sebagai industri manufaktur
berskala besar dan sedang dari direktori final yang digunakan sebagai kerangka sampel
untuk kegiatan survei industri manufaktur.
Daftar II-B digunakan untuk melaporkan keadaan perusahaan yang tidak dapat mengisi
kuesioner survei tahunan (termasuk perusahaan yang baru ditambahkan ke Direktori pada
pemutakhiran terakhir). Ada empat kelompok perusahaan yang keadaanya harus dilaporkan
dengan daftar II-B:
a. nonaktif yaitu: tutup, atau usang/tidak terpakai,
b. pindah keluar kab/kodya, Khusus Perusahaan Industri digunakan juga untuk :
c. perusahaan aktif tetapi non respon
d. menjadi industri kecil
D. Survei Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan
Survei ini mencakup perusahaan industri pengolahan yang berskala besar dan sedang yaitu
mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. Pendekatan yang digunakan adalah
establishment. Periode pengumpulan data adalah tahunan (Januari s/d Desember).
Pencacahan dilakukan secara lengkap (Complete enumeration) di seluruh wilayah Indonesia
Metode pengumpulan data adalah kombinasi antara wawancara langsung terhadap contact
person di perusahaan dan atau dengan self-enumeration. Pelaksanaan di lapangan diawali
dengan memberikan daftar pertanyaan (Questioner) ke perusahaan industri dimulai Januari
s/d April untuk perusahaan aktif lama dan April s/d Juni untuk perusahaan aktif baru.
Questioner yang sudah diisi lengkap oleh perusahaan dikembalikan/ diambil oleh petugas
BPS mulai Februari s/d Juli tahun survei
Data diolah di level BPS Provinsi, bahkan untuk Provinsi tertentu di level BPS Kab/Kota
dengan tujuan untuk mendekatkan ke sumber data sehingga kalau ada keraguan terhadap
isian akan mudah untuk pengecekan. Data yang sudah diolah di BPS Provinsi dikirim ke BPS
Pusat, untuk dicek kembali kekonsistensiannya baik antar wilayah maupun antar waktu.
Jadwal pengolahan di daerah mulai Juni s/d Oktober. Pengiriman data ke BPS pusat via email
atau cd mulai Agustus s/d September. Terhadap data-data perusahaan yang tidak masuk
dokumennnya dilakukan estimasi oleh BPS Pusat.

63
Data yang disajikan mencakup level Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data
dikelompokkan menjadi industri skala besar dan sedang dan kelompok ISIC 5 digit versi 3.
Data yang pernah disajikan dari tahun 1975 s/d 2005 dengan tingkat penyajiannya adalah
tahunan.
E. Survei Industri Besar dan Sedang (IBS) Bulanan
Cakupan survei tersebar di 34 provinsi dan jumlah sampel berdasarkan pengambilan sampel
tahun 2019 sebesar 1848. Indeks Produksi IBS Bulanan saat ini menggunakan tahun dasar
2010=100. Sumber kerangka sampel yang digunakan berasal dari Sensus Ekonomi tahun
2016 dengan 1848 perusahaan terpilih yang representative untuk 2 digit KBLI tahun 2015.
Data pendukung kerangka sampel dari Survei IBS tahunan 2013, 2014, 2015 dan direktori
perusahaan s.d 2018. Penarikan sampel menggunakan metode Cut Off Point dan Probability
Proportional to Size (PPS).
Berikut tahapan penarikan sampelnya
1) Mengurutkan data berdasarkan nilai output tertinggi kemudian memilih perusahaan
dengan output tertinggi sampai memperoleh nilai output kumulatif lebih daru 50 persen
dari total nilai output. Sampel ini kemudian dikategorikan sebagai sampel kategori “C1”
2) Mengurutkan data berdasarkan produktivitas tertinggi kemudian memilih 1% dari
jumlah usaha yang kemudian sampel ini dikategorikan “C2”
3) Menggabungkan data sampel “C1” dan “C2” kemudian memisahkan dari data dan hitung
share of output menurut KBLI 2 digit. Jika nilai share of output masih kurang 50 persen
maka dilakukan pengambilan sampel untuk memenuhi keterwakilan dua digit KBLI
secara nasional. Setelah itu, mengurutkan perusahaan yang tidak terpilih “C1” dan “C2”
dari output terbesar menurut 2 digit KBLI kemudian dipilih perusahaan dengan output
tertinggi sampai kumulatif lebih dari 50% untuk masing-masing KBLI. Sampel ini
kemudian dikategorikan sebagai sampel kategori “C3”
4) Penambahan sampel untuk memenuhi share nasional. Menggabungkan sampel
kategori ”C1”, ”C2”, dan “C3”, kemudian memisahkan dari data. Kemudian mengurutkan
data berdasarkan nilai output tertinggi dan mengambil sampel perusahaan dengan teknik
pengambilan sampel secara PPS. Sampel ini kemudian dikategorikan sebagai sampel
kategori “S”
5) Penambahan sampel untuk memenuhi share provinsi. Menghitung share of output setelah
pengambilan sampel “C1”, “C2”, “C3”, dan S. Apabila share of output per provinsi kurang
50 persen maka dilakukan pengambilan sampel untuk memenuhi keterwakilan provinsi.
Caranya dengan mengurutkan data berdasarkan nilai output tertinggi provinsi dan
memilih perusahaan dengan output tertinggi sampai dengan kumulatid lebih dari 50
persen untuk masing-masing Provinsi. Sampel ini kemudian dikategorikan sebagai
sampel kategori “C4”
Metode penghitungan indeks produksi bulanan menggunakan Metode Discrete Divisia.
Formula
Discrete Divisia berdasarkan rasio antar bulan dari masing-masing variabel dengan tahapan
agregasi secara berjenjang dengan formula sebagai berikut:
a. Menghitung rasio komoditas
b. Menghitung rasio perusahaan
c. Menghitung rasio KBLI
d. Menghitung rasio total
e. Menghitung indeks KBLI dan total
Pentingnya indeks produksi industri bulanan digunakan sebagai indikator dini untuk melihat
perkembangan perekonomian, dan dasar kebijakan pemerintah. Oleh karena itu terdapat dua
aspek yang perlu diperhatikan yaitu masalah kecepatan (timeliness) dan akurasi (accuracy).
Timeliness berkaitan erat dengan masalah manajemen pengelolaan survey yang dilakukan
secara tertib dan berkelanjutan. Timeliness diperlukan pengelolaan manajemen survei yang
tertib dan berkelanjutan, beberapa hal yang perlu diperhatikan:

64
1) Membina hubungan baik dengan contact person.
2) Buat jadwal pengiriman dokumen ke BPS untuk memonitor perkembangan, pengisian
dokumen dan aktivitas petugas lapangan.
3) Untuk perusahaan berkategori sulit, harus diatasi oleh pejabat struktural BPS daerah
secara
4) berjenjang.
5) Lakukan komunikasi berkala dengan contact
6) person untuk keperluan penting.
Sementara itu, akurasi berkaitan dengan kualitas data, yaitu bagaimana kita melakukan
pemeriksaan terhadap tingkat kewajaran dan konsistensi data di samping objektivitas data
yang dilaporkan. Meningkatkan akurasi dilakukan dengan memeriksa tingkat kewajaran dan
konsistensi data, dengan langkah sbb:
1) Periksa kelengkapan isian
2) Periksa tingkat kewajaran harga
3) Periksa kewajaran banyaknya produksi terhadap jumlah pekerja
4) Periksa kewajaran persentase realisasi produksi terhadap kapasitas penuh
F. Konsep dan Definisi
1) Banyaknya Produksi adalah banyaknya komoditas (barang) dan jasa yang benar-benar
dihasilkan dari proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan industri itu sendiri
dalam kurun waktu tertentu.
2) Satuan adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan jumlah produksi seperti Ton,
Kg, Liter, M3, Buah, Pasang dan sebagainya.
3) Nilai Produksi adalah nilai dari sejumlah komoditas (barang) dan jasa yang dihasilkan
dari proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Nilai produksi ditulis dalam satuan
jutaan rupiah, jika dalam mata uang lain harus di konversi ke satuan jutaan rupiah.
4) Pekerja adalah orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalam
proses produksi, dan memperoleh balas jasa atas pekerjaannya dari perusahaan tempat
mereka bekerja.
5) Kapasitas penuh (full capacity) adalah kapasitas produksi maksimum yang diharapkan
dapat dicapai apabila seluruh mesin dan peralatan serta pekerja produksi yang tersedia
di perusahaan tersebut dioperasikan secara penuh
6) Realisasi Produksi adalah sejumlah komoditas (barang) dan jasa yang benar-
benardihasilkan atau diproduksi sendiri dalam kurun waktu tertentu
7) Persentase realisasi produksi dalam triwulan laporan terhadap kapasitas penuh (full
capacity) adalah perkiraan besarnya persentase dari sejumlah komoditas dan jasa yang
dihasilkan atau diproduksi selama triwulan laporan dibandingkan dengan perkiraan
sejumlah barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi apabila seluruh mesin dan
peralatan di perusahaan tersebut dioperasikan secara penuh (full capacity) pada triwulan
laporan
G. Konsep Data Berkualitas
1) Relevan, data yang dihasilkan harus ada hubungannya dengan persoalan yang akan
dipecahkan
2) Objektif, artinya sesuai dengan keaadan yang sebenarnya
3) Representatif, artinya mewakili (persoalan yang ada) sesuatu yang lebih luas
4) Kesalahan Baku Kecil. Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi jika kesalahan bakunya atau kesalahan samplingnya kecil.
5) Up to Date, data harus masih baru atau tidak kadaluarsa
H. Indeks Industri Besar Sedang
1) Rasio Komoditi

65
2) Rasio Perusahaan

3) Rasio KBLI

4) Rasio Total

5) Indeks per KBLI dan Total

6) Indeks per KBLI dan Total


Suatu angka yang menunjukkan persentase kenaikan/penurunan nilai produksi industri
manufaktur pada periode berjalan/periode bersangkutan terhadap nilai produksi
industri manufaktur pada periode sebelumnya. Angka ini juga disajikan dalam bulanan,
triwulanan dan tahunan serta disajikan pertumbuhan produksi industri dalam KBLI 2
(dua) digit.

66
STATISTIK INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
A. Pendahuluan
1) Perusahaan/Usaha Industri Manufaktur
Unit produksi yang melakukan kegiatan ekonomi berupa industri manufaktur yang
menghasilkan barang atau jasa; terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu; serta ada
seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.
2) Perusahaan/Usaha Jasa Industri Manufaktur (maklun)
Unit produksi yang melakukan kegiatan industri manufaktur yang melayani keperluan
pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak yang dilayani dan pihak
perusahaan/usaha melaksanakan proses pengolahannya dengan memperoleh
pembayaran sebagai balas jasanya (nilai upah maklun).
3) Petunjuk Untuk Mengenali Usaha/Perusahaan
● Mengacu kepada konsep Industri pengolahan, yaitu apabila terjadi proses produksi
sehingga ada pertambahan nilai.
● Berdasarkan nature-nya, yaitu tujuan awal pendirian usaha. Contoh Suatu
perusahaan membuat mie basah (Industri pengolahan), kemudian berkembang
dengan menjual mie pangsit dan mie goreng (sektor penyedia makan minum) maka
naturenya adalah Industri pengolahan pembuatan mie. Usaha penjualan kelapa yang
memiliki fasilitas pemarutan kelapa tergolong sebagai usaha perdagangan. Usaha
penggilingan bumbu yang dijual di pasar tergolong sebagai usaha perdagangan.
● Untuk usaha/perusahaan makanan/minuman yang lokasi usahanya tidak di
bangunan (di gerobak, dipikul) termasuk ke dalam sektor penyedia makan minum,
sedangkan yang lokasi usahanya di bangunan sensus
1. Apabila ada proses peracikan dan penyajian (hidangan) maka bukan Industri
pengolahan tetapi penyedia makan minum (misalnya: rumah makan/restoran,
dll)
2. Apabila tidak ada proses peracikan dan penyajian maka termasuk Industri
pengolahan.
● Untuk kasus batas antara industri dengan pertanian, peternakan, atau perikanan
(yang prosesnya sederhana):
1. Apabila bahan baku milik sendiri (dari hasil pertaniannya) maka
usaha/perusahaan tersebut mempunyai 2 (dua) kegiatan. Kegiatan pertama
adalah dari penanaman sampai menjadi hasil pertanian (misal: buah, pohon,
daun dll) dikategorikan usaha pertanian (pasca panen), sedangkan jika bahan
bakunya berasal dari hasil pertanian yang diproses (diolah) menjadi
barang/produk dikategorikan industri pengolahan.
2. Apabila bahan baku diperoleh dari pembelian dikategorikan Industri
pengolahan. Apabila bahan bakunya dari pembelian tetapi masih hasil pasca
panen maka dikategorikan usaha pertanian (contoh: pemilihan (sortasi),
pembersihan dan pengupasan kopi, baik menggunakan mesin maupun tanpa
mesin yang kopinya berasal dari pembelian. Produk akhir berupa biji kopi).
B. Survei IMK
Terdapat dua survei IMK, yaitu IMK tahunan dan triwulanan. Survei Industri Mikro dan Kecil
(VIMK) Tahunan diselenggarakan setahun sekali sejak tahun 2009. Sementara itu, Kegiatan
Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Triwulanan diselenggarakan empat kali setahun,
pertama dilaksanakan pada tahun 2011. Tujuan umum dari survei IMK adalah mengetahui
profil (karakteristik) usaha IMK dan mengetahui pertumbuhan produksi IMK tiap
triwulanan. Sementara itu tujuan khusus dari IMK adalah untuk mendapatkan informasi
dasar seperti
a. banyaknya usaha
b. banyaknya tenaga kerja

67
c. pengeluaran untuk tenaga kerja
d. struktur input dan output
e. struktur permodalan
f. kendala dan prospek usaha
g. beberapa keterangan lainnya yang berkaitan dengan usaha IMK
Terdapat dua kerangka sampel untuk IMK yaitu
1) Kerangka sampel blok sensus. Digunakan untuk pemilihan sampel blok sensus dan
diperoleh dari hasil SE 2016
2) Kerangka Sampel Usaha IMK, digunakan untuk pemilihan sampel usaha industri mikro
dan kecil dan diperoleh dari hasil pendaftaran usaha industri mikro dan kecil di setiap
blok sensus
C. Survei IMK Tahunan
Terdapat dua kerangka sampel (sampling frame) survei IMK
1) Kerangka Sampel Blok Sensus
Daftar blok sensus yang dilengkapi dengan informasi jumlah usaha industri mikro dan
kecil hasil pencacahan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) beserta informasi
penimbangnya. Stratifikasi mencakup seluruh blok sensus pada kerangka sampel blok
sensus.
2) Kerangka Sampel Usaha/Perusahaan IMK
Daftar usaha hasil pendaftaran usaha industri mikro dan kecil dengan Daftar VIMK20-
L2. Untuk setiap jenis usaha (KBLI 2-digit), strata konsentrasi adalah sekelompok blok
sensus dengan komposisi usaha didominasi oleh jenis usaha tertentu. Stratifikasi blok
sensus ini dilakukan pada level kabupaten.
Stratifikasi mencakup seluruh blok sensus pada kerangka sampel blok sensus dengan tujuan
membentuk strata konsentrasi usaha. Pembentukan strata konsentrasi usaha didasarkan
pada jumlah relatif usaha industri mikro dan kecil menurut jenis golongan pokok Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2-digit) 2020.
Penarikan sampel yang digunakan adalah penarikan sampel dua tahap ter-stratifikasi
(stratified two-stage sampling). Tahap 1 adalah PPS dengan size banyaknya usaha IMK hasil
pendaftaran (listing) usaha IMK pada kegiatan Sensus Ekonomi. Sementara itu pada tahap 2
memilih sampel usaha IMK dengan cara sistematik. Perusahaan/usaha yang terpilih tercetak
ke Daftar Sampel VIMK-DS2

D. Survei IMK Triwulan


Mengingat pentingnya peran sektor industri terhadap PDB termasuk industri mikro dan
kecil maka diperlukan indicator dini untuk mengamati perkembangan produksi IMK. Sejak
Tahun 2011, VIMK dilakukan secara triwulanan. Database hasil pengolahan triwulan I
(Januari – Maret) sudah harus diterima di BPS Cq Subdit Statistik IKR tgl. 20 April, dst.
Pengolahan dilakukan di BPS Provinsi dan Kab/Kota dan hasil data IMK triwulanan
Digunakan untuk mendukung data PDB/PDRB triwulanan.
Tujuan adanya survei IMK Triwulanan 2020, antara lain untuk menghasilkan data dan
indikator
a. Pertumbuhan Indeks Produksi Mikro dan Kecil
b. Bahan perencanaan ekonomi secara makro
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada VIMK Triwulanan, yaitu
1) Listing blok sensus hanya dilakukan pada Triwulan I
2) Sampel pencacahan Triwulan I (Januari-Maret) ditargetkan 100%.
3) Penggantian sampel hanya boleh dilakukan pada Triwulan I, tidak diperbolehkan
mengganti sampel pada Triwulan II, III dan IV. (lihat Sub Bab Daftar VIMK19-DS1 tentang
tatacara penggantian sampel)
4) Pada Triwulan I khusus usaha musiman harus mengisi daftar VIMK19-S1 seluruhnya
secara lengkap kecuali Blok V dan VI (jika sementara tidak berproduksi). Isian Blok IV

68
(banyaknya pekerja, hari kerja dan rata-rata jam kerja per hari) adalah keadaan bulan
terakhir berproduksi.
5) Pada Triwulan II s.d. Triwulan IV apabila usaha musiman sedang tidak berproduksi maka
isian daftar VIMK-DS1 Blok V kolom (10) kode 5 (sementara tidak berproduksi).
Meskipun demikian usaha tersebut tetap dicacah dengan daftar VIMK-S1
6) Pada Triwulan II s.d. Triwulan IV apabila usaha IMK dalam daftar VIMK19-DS1 Blok V
kolom (10) kode 2 s.d. 6, maka usaha IMK tersebut tetap dicacah dengan VIMK19- S1
7) Isian daftar VIMK19-S1 Triwulan II s.d. Triwulan IV harus lengkap untuk semua blok,
kecuali usaha IMK yang mengisi daftar VIMK19-S1 Rincian 207 kode 2 s.d. 6
E. Konsep Musiman (Seasonal) IMK
Perusahaan/usaha industri manufaktur musiman adalah unit kegiatan ekonomi yang
melakukan/mengusahakan industri manufaktur yang karakteristik bahan baku dan proses
produksinya dipengaruhi oleh iklim. Jika suatu usaha/perusahaan tetap bisa berproduksi
ketika tidak terjadi ‘pencetus musiman’, maka usaha tersebut tidak dianggap sebagai usaha
musiman. Contoh usaha bukan musiman adalah industri terompet, Industri kue (termasuk
kue lebaran), Industri anyaman (tikar/atap rumbia), Industri menjahit/bordir/konveksi,
Industri kopra dan Industri layangan. Pengadaan bahan baku dan proses produksi dari
industri tersebut tidak dipengaruhi iklim dan tetap bisa berproduksi kapanpun.
F. Proses/Strategi Penyusunan Indeks Produksi IMK
● Usaha IMK dicacah secara panel pada setiap triwulannya, listing hanya dilakukan pada
TW I
● Disusun triwulanan menjadi bahan Berita Resmi Statistik
● Menggunakan model modified Paasche
● Disusun secara bottom-up, jika seluruh BPS Provinsi menyatakan final maka angka
nasional akan final
● Menggunakan worksheet simulasi (*.xlsx) sebagai alat untuk evaluasi dan menjadi dasar
untuk verifikasi data ke lapangan
● Melibatkan 7 PIC untuk koordinasi dengan tim penghitungan indeks di BPS Provinsi
● Video Conference di minggu terakhir sebelum rilis BRS untuk konsolidasi dan
inventarisasi fenomena dan justifikasi hasil indeks
G. Indeks Produksi
Indeks adalah Angka yang dipakai sebagai perbandingan 2 atau lebih kegiatan yang sama
dalam waktu yang berbeda. Sebuah angka yang menggambarkan perubahan relatif terhadap
harga, kuantitas atau nilai dibandingkan dengan tahun dasar.
Periode dasar (base year) adalah periode yang dipakai sebagai dasar dalam membandingkan
kegiatan tersebut. Periode dasar biasanya dinyatakan dalam angka indeks, sebesar 100.
Periode berjalan (given year) adalah periode yang sedang berjalan atau periode yang
dibandingkan dalam kegiatan tersebut. Periode berjalan disebut juga periode bersangkutan.
Pemilihan tahun dasar dapat berdasarkan pada beberapa hal seperti tahun dengan kondisi
perekonomian yang relatif stabil, tidak terlalu jauh dengan tahun-tahun tertentu dan tahun
dimana terjadi perubahan penting.
1) Indeks Kuantitas Paasce

69
2) Indeks Paasce Modifikasi

STATISTIK INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)


A. Pendahuluan
Pembangunan ekonomi yang terpadu membutuhkan data sector pertambangan dan energi
melengkapi data sektor ekonomi lainnya (pertanian, industri pengolahan, konstruksi,
perdagangan, hotel, restoran, -transportasi, keuangan, jasa-jasa). Kontribusi Sektor
pertambangan dan energi dalam pembangunan ekonomi (PDB) cukup besar. Data-data yang
dihasilkan memiliki keterkaitan dengan kegiatan sektor ekonomi lainnya yang merupakan
informasi penting bagi pembangunan ekonomi terpadu. Berikut kategori pertambangan dan
energi pada KBLI 2020.

70
Kode Golongan
Kode Kategori Nama Golongan Pokok
Pokok
05 Pertambangan Batu Bara dan Lignit
Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam dan Panas
06
Bumi
B - Pertambangan
Dan Penggalian 07 Pertambangan Bijih Logam
08 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
09 Aktivitas Jasa Penunjang Pertambangan
Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan
19
Minyak Bumi

C - Industri 23 Industri Barang Galian Bukaan Logam


Pengolahan 24 Industri Logam Dasar
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan
25
Peralatannya
Pengadaan Listrik, Gas, Uap /Air Panas dan Udara
35
Dingin
D - Pengadaan Listrik, 351 Ketenagalistrikan
Gas, Uap/ Air Panas
Dan Udara Dingin 352 Pengadaan dan Distribusi Gas Alam dan Buatan
Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin dan
353
Produksi Es
36 Treatment Air
E - Treatment Air,
Treatment Air 27 Treatment Air Limbah
Limbah, Treatment
Dan Pemulihan Pengumpulan, Treatment dan Pembuangan Limbah dan
38
Material Sampah Sampah serta Aktivitas Pemulihan Material
Dan Aktivitas
Aktivitas Remediasi dan Pegelolaan Limbah dan
Remediasi 39
Sampah Lainnya

B. Statistik Pertambangan dan Penggalian


● Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan
bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air.
● Pertambangan Minyak Bumi, Gas Alam dan Panas Bumi: Mencakup usaha pencarian
kandungan minyak dan gas bumi, pengeboran, penambangan, pemisahan serta
penampungan. Hasil pertambangan minyak dan gas bumi antara lain : minyak mentah,
kondensat, gas bumi, dan uap panas bumi
● Pertambangan Non Minyak dan Gas Bumi (Mineral dan Batu bara): Mencakup usaha
pencarian dan pengambilan bahan tambang yang memiliki unsur kimia, mineral dan
segala macam batuan yang merupakan endapan alam. Hasil pertambangan non minyak
dan gas bumi antara lain : batubara, timah, bauksit, bijih nikel, emas dan perak, konsentrat
tembaga, dan aspal.
● Pertambangan Barang Galian lainnya adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan
mineral dari tambang dan galian, juga pengerukan tanah endapan, penghancuran batu

71
dan pengambilan garam. Sebagian besar hasil pertambangan dan penggalian mineral ini
digunakan pada bidang konstruksi (pasir, batu dan lain-lain), industri bahan galian
(tanah liat, gips, kapur dan lain-lain), industri bahan-bahan kimia dan lain-lain.
Tahapan kegiatan pertambangan sebagai berikut
1) Prospeksi adalah kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan
galian atau mineral berharga.
2) Eksplorasi adalah kegiatan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan
besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral
berharga yang telah diketemukan.
3) Konstruksi adalah kegiatan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan
eksploitasi
4) Eksploitasi adalah kegiatan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau
mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian.
5) Pengilangan adalah kegiatan memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan jalan
memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga yang dilakukan secara kimia.
C. Survei Statistik Pertambangan
Tujuan dari survei statistik pertambangan adalah
1) Memperoleh data dan informasi yang akurat, rinci dan mutakhir dari sektor
pertambangan dan penggalian secara berkala.
2) Memberikan gambaran perkembangan sektoral yang dicapai sebagai bahan dasar
perencanaan, evaluasi dan monitoring.
Jenis-jenis survei tahunan pertambangan
Jenis Survei Pencacahan

Survei Pertambangan Migas Cacah Lengkap


Survei Pertambangan Non-Migas Sampel Survei
Survei Pertambangan Bahan Galian (Berbadan Cacah Lengkap
Hukum)
Survei Pertambangan Bahan Galian (URT) Sampel Survei

Survei Tahunan Survei Tahunan Survei Tahunan


Perusahaan Perusahaan Perusahaan
Pertambangan Pertambangan Penggalian
Minyak Dan Gas Bumi Non Migas
Awal 1980 1980 2005
diselenggar
akan
MIGAS NON MIGAS Galian-BH (untuk
Perusahaan yang
berbadan Hukum)
Nama
Kuesioner
Galian-URT (untuk
usaha rumah
tangga)

72
Seluruh perusahaan Perusahaan Perusahaan
Migas negara, swasta pertambangan
(KKKS=Kontraktor dan asing bahan galian (cacah
Kontrak Kerja Sama), lengkap) dan usaha
Responden
seperti PT Pertamina, penggalian
JOB Pertamina, perorangan (sampel
Medco, Lapindo, survei)
Chevron, Mobil-Oil.
Banyaknya tenaga Banyaknya Bentuk Badan
kerja, Upah dan Gaji, tenaga kerja, Hukum/Usaha,
Volume dan Nilai Upah dan Gaji, Banyaknya tenaga kerja,
Produksi, Volume Volume dan Upah dan Gaji, Volume
Rincian
Penjualan dalam Nilai Produksi, dan Nilai Produksi,
yang
negeri dan ekspor, Volume Struktur Biaya
ditanyakan
Biaya antara Penjualan
dalam negeri
dan ekspor,
Biaya antara
Periode April – Agustus April – Agustus April – Agustus
Pencacaha
n
Sampling unit: Sampling unit:
Perusahaan Perusahaan
Mineral dan penggalian, Usaha
Batubara rumah tangga
penggalian

Population
Frame: Perusahaan
Direktori Penggalian → cacah
Perusahaan lengkap
Metode Mineral dan
Pengambila Batubara Hasil
n Sampel Listing Usaha Usaha Penggalian →
Sensus Simple Random
Ekonomi 2016 Sampling

Population Frame:
Direktori
Perusahaan
Penggalian Hasil
Listing Usaha Sensus
Ekonomi 2016

D. Survei Statistik Energi


Tujuan dari survei statistik energi adalah
1) Memperoleh data dan informasi yang akurat, rinci dan mutakhir dari listrik, gas dan air
bersih secara berkala.
2) Memberikan gambaran perkembangan sektoral yang dicapai sebagai bahan dasar
perencanaan, evaluasi dan monitoring.

73
Jenis Survei Pencacahan

Survei Tahunan Perusahaan Listrik Cacah Lengkap

Survei Tahunan Gas Cacah Lengkap

Survei Tahunan Perusahaan Air Bersih Cacah Lengkap

Survei Captive Power Sampel Survei

E. Statistik Listrik
Cakupan ruang lingkup
1) Pengoperasian fasilitas pembangkit yang menghasilkan energi listrik, yang berasal dari
sumber energi, seperti energi termal, nuklir hidroelektrik, turbin gas, diesel dan energi
yang dapat diperbarui
2) Pengoperasian sistim transmisi yang menghantarkan listrik dari fasilitas pembangkit ke
sistim distribusi
3) Pengoperasian sistim distribusi (yaitu, terdiri dari jalur/saluran, kutub, pengukur dan
kabel) yang menghantarkan tenaga listrik yang diterima dari fasilitas pembangkit atau
sistem transmisi ke konsumen
4) Perdagangan listrik ke konsumen
5) Kegiatan agen pembangkit listrik yang mengurus penjualan listrik melalui sistem
distribusi tenaga listrik yang dioperasikan oleh pihak lain
6) Pengoperasian pengubahan kapasitas dan daya tenaga listrik
7) Except: Produksi atau pembangkitan listrik melalui pembakaran sampah.
Survei Perusahaan Listrik diselenggarakan oleh BPS di seluruh Indonesia sejak tahun 1980.
Cakupan survei adalah perusahaan listrik milik negara maupun swasta. Survei Listrik
dilaksanakan sejak tahun 1980. Awalnya cakupan survei adalah PLN Distribusi, PLN Wilayah
dan PLN Pembangkitan. Sejak tahun 2010 cakupan survei diperluas dengan menambahkan
perusahaan listrik swasta.
Tujuan dari survei ini adalah memperoleh gambaran mengenai penyerapan tenaga kerja di
sektor
Listrik, struktur biaya maupun jumlah dan nilai produksi dari output yang dihasilkannya.
Data yang diperoleh adalah produksi listrik, tenaga kerja, nilai produksi listrik, struktur
biaya dan balas jasa pekerja. Cakupan Wilayah dari survei ini adalah sebagian wilayah
provinsi di Indonesia dan cakupan responden adalah perusahaan listrik. Unit observasi dan
unit analisis adalah perusahaan pembangkitan dan distribusi listrik negara dan swasta.
Pengumpulan data dengan mengisi kuesioner sendiri (self-enumeration).
F. Statistik Gas
Survei tahunan perusahaan gas mencakup perusahaan gas milik negara dan perusahaan gas
swasta. Perusahaan yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang mempunyai
kegiatan distribusi gas dengan menggunakan jaringan pipa dalam pendistribusian gas
kepada pelanggannya baik yang dikelola oleh pemerintah/negara maupun pihak swasta.
Tujuan survei tahunan perusahaan gas adalah
1) Mengumpulkan data statistik gas di Indonesia yang dapat dipercaya dan tepat waktu
untuk keperluan perencanaan pembangunan khususnya pada penyediaan gas sebagai
energi final.
2) Untuk mendapatkan data yang lebih rinci tentang perusahaan distribusi gas yang
mencakup banyaknya tenaga kerja, besarnya balas jasa, tenaga kerja, jumlah dan nilai
bahan bakar, banyaknya volume penjualan gas serta keterangan lainnya.
Pengumpulan data survei tahunan perusahaan gas dilakukan secara rutin setiap tahun
dengan menggunakan metode self-enumeration, pengumpulan data dilakukan pada bulan

74
Januari sampai dengan bulan Juni 2015 dengan menggunakan Kuesioner Gas 2014. Cakupan
wilayahnya adalah Sebagian kabupaten/kota. Responden, unit observasi dan unit analisis
adalah seluruh perusahaan distribusi gas negara di Indonesia.
Beberapa konsep dan definisi yang berkaitan dengan statistik gas sebagai berikut.
1) Gas (Gas Bumi) adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari
senyawa metana (CH4) yang dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan
juga tambang batubara. Gas bumi diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil. Gas bumi didistribusikan ke
pelanggan menggunakan pipa.
2) Pekerja tetap adalah pekerja yang terikat perjanjian kerja dengan perusahaan dalam
jangka waktu panjang dan berkesempatan mengikuti jenjang karir yang berlaku di
perusahaan.
3) Pekerja kontrak adalah pekerja yang terikat kontrak dengan perusahaan paling lama 2
tahun, hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun dan tidak
berkesempatan mengikuti jenjang karir yang berlaku di perusahaan.
4) Pekerja Asing adalah pekerja warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja
yang bekerja pada perusahaan di Indonesia.
5) Pekerja Outsourcing adalah pekerja yang disediakan oleh perusahaan penyalur tenaga
kerja yang diperbantukan di perusahaan yang biasanya bertanggung jawab atas sebagian
pekerjaan non teknis, seperti : cleaning service, usaha penyediaan makanan bagi
pekerja/buruh catering, security/satuan pengamanan.
6) Balas jasa dalam bagian ini termasuk pemberian uang, barang, dan jasa kepada
pekerja/karyawan, baik sebagai kompensasi atas hasil pekerjaannya maupun yang
diberikan secara cuma-cuma. Pemberian berupa barang dan jasa dari perusahaan
kepada karyawan bisa secara langsung maupun melalui Yayasan yang nilainya
diperkirakan berdasarkan harga pasar yang berlaku.
7) Pengeluaran untuk tenaga kerja adalah semua pengeluaran perusahaan untuk pekerja
yaitu upah/gaji, upah lembur, hadiah, bonus, dana pensiun, tunjangan kecelakaan dan
pengeluaran lainnya yang dibayarkan baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk
berupa barang.
8) Biaya Input adalah pengeluaran yang digunakan untuk pembelian bahan baku, bahan
bakar, alat tulis dan kantor, onderdil, ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil sarana
produksi, sewa gedung dan mesin serta jasa lainnya.
9) Nilai Output adalah nilai gas yang dijual/didistribusikan kepada pelanggan rumah
tangga, komersial, industri, pembangkit listrik, dan SPBG.
G. Statistik Perusahaan Air Bersih
Survei air bersih mencakup semua perusahaan air minum antar lain PDAM, PAM, BPAM,
perusahaan swasta dan usaha jasa penunjang yang langsung berhubungan dengan usaha
pengadaan dan penyaluran air bersih seperti jasa pencatatan meteran dan pemberian
tagihan. Tujuan dari survei air bersih adalah
1) Untuk memperoleh data statistik air bersih yang terpercaya dan tepat waktu guna
perencanaan dan evaluasi pembangunan nasional
2) Memperoleh data dan informasi yang akurat, rinci dan mutakhir dari sektor air bersih
secara berkala.
3) Memberikan gambaran perkembangan sektoral air bersih yang dicapai sebagai bahan
dasar perencanaan, evaluasi dan monitoring.
Metode penarikan sampel adalah dengan pencacahan lengkap dengan ruang lingkup semua
perusahaan air minum. Survei dilakukan dengan periode tahunan pada bulan Mei-Juli.
Responden yang dicakup adalah perusahaan daerah dan perusahaan swasta. Rincian yang
ditanyakan pada survei seperti bentuk badan usaha, banyaknya tenaga kerja, upah dan gaji,
volume dan nilai produksi dan struktur biaya.
Beberapa konsep dan definisi yang berkaitan dengan statistik air bersih

75
1) Air Bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air bersih yang berlaku.
2) Air baku adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air baku yang dapat diolah
menjadi air minum.
3) Air Minum adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum yang berlaku.
4) Perusahaan/usaha air bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan pengadaan,
penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air, mobil tangki yang
masih satu pengelolaan administrasi dengan perusahaan/usaha air besih ke rumah
tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersial.
5) Pekerja dan Pengeluaran Untuk Pekerja adalah orang yang bekerja pada perusahaan air
bersih, baik pekerja operasional dan perawatan maupun pekerja lainnya.
6) Pengeluaran untuk pekerja adalah semua pengeluaran perusahaan untuk pekerja yaitu
upah/gaji, upah lembur, hadiah, bonus, dana pensiun, tunjangan kecelakaan dan
pengeluaran lainnya yang dibayarkan baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk
barang.
7) Biaya input adalah pengeluaran yang digunakan untuk pembelian bahan-bahan kimia,
tenaga listrik, bahan bakar, alat-alat tulis dan kantor, onderdil, ongkos pemeliharaan dan
perbaikan kecil prasarana produksi, sewa gedung dan mesin serta jasa-jasa lainnya.
8) Nilai output adalah nilai dari air bersih yang disalurkan, tenaga listrik yang dijual dan
penerimaan lainnya dari jasa non industri.
H. Survei Captive Power (Pembakitan Listrik untuk Kebutuhan Sendiri)
Survei Captive Power, dilakukan dengan pendekatan perusahaan non pertambangan dan
industri pengolahan. Secara umum survei ini bertujuan untuk memperoleh data energi listrik
yang dihasilkan oleh instansi/perusahaan sendiri dengan cara pembangkitan listrik. Oleh
karena jenis perusahaan yang dicakup sangat banyak, maka cakupan perusahaannya selalu
berubah di setiap tahun. Survei ini dilaksanakan sejak tahun 2010 dengan sasaran sampel
unit kegiatan usaha yang berbeda-beda setiap tahunnya. Periode pencacahannya adalah
April-Agustus
Informasi yang diperoleh pada survei ini adalah konsumsi energi listrik oleh pelaku kegiatan
ekonomi dan pemeritahan dan besarnya energi listrik yang dibangkitkan sendiri oleh pelaku
kegiatan ekonomi. Metode pemilihan sampel perusahaan yang digunakan adalah Probability
Sampling, dengan cara pengambilan sampel secara Simple Random Sampling. Kerangka
sampel yang digunakan adalah hasil Listing Sensus Ekonomi 2016. Data yang dikumpulkan
adalah
1) Sumber tenaga listrik yang digunakan
2) Kapasitas daya listrik terpasang
3) Konsumsi tenaga listrik
4) Produksi tenaga listrik
5) Volume dan Nilai Produksi
6) Pemakaian Energi
7) Produksi Energi oleh Sendiri
8) Jumlah Tenaga Kerja dan Balas jasa Pekerja
I. Survei Triwulanan Perusahaan Pertambangan dan Energi
Survei ini diselenggarakan diseluruh Indonesia sejak tahun 2019 dengan periode
pencacahan pada bulan April, Juli, Oktober dan Januari. Nama kuesioner yang digunakan
adalah TW-21, TW-22, TW-401, TW-402, TW-410. Responden pada survei ini adalah
perusahaan Pertambangan Besar Pusat/Perwakilan di DKI Jakarta, Perusahaan Listrik PLN
(Kantor Pusat), Perusahaan Gas Kota PGN (Kantor Pusat) dan Perusahaan Air Bersih, PAM
Jaya, PT Aetra. Rincian yang ditanyakan meliputi volume dan nilai produksi, banyaknya
tenaga kerja, upah dan gaji.
Pemilihan sampel survei dilakukan pada survei dengan metode pencacahan sampel, yaitu
Survei Pertambangan Non Migas, Survei Penggalian Perorangan (URT), dan Survei Captive
Power.

76
1) Pada Survei Pertambangan Non Migas, seluruh perusahaan berskala besar dipilih
sebagai sampel, sementara yang berskala kecil dan menengah dipilih secara sampel.
2) Pada Survei Galian-URT, pemilihan sampel dialokasikan proporsional berdasarkan
sebaran wilayah dan sebaran jenis bahan galian yang diproduksi.
3) Pada kegiatan survei Captive Power, sampel perusahaan setiap tahunnya terdiri dari tiga
atau empat jenis kegiatan (sektor) usaha. Walaupun dilakukan di tahun yang sama,
pemilihan sampel setiap jenis usaha dapat berbeda. Metode pencacah lengkap dilakukan
terhadap kegiatan usaha yang jumlahnya relative sedikit, sedangkan pencacahan secara
sampel dilakukan untuk kegiatan usaha yang jumlah populasi unit kegiatan usahanya
banyak.

STATISTIK PERTAMBANGAN DAN ENERGI


A. DEFINISI
Pertambangan ∼ kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan
bumi, di bawah permukaan bumi, dan di bawah permukaan air. Jenis-jenis pertambangan:
a. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi: Mencakup usaha pencarian kandungan minyak
dan gas bumi, pengeboran, penambangan, pemisahan serta penampungan. Hasil
pertambangan minyak dan gas bumi antara lain: minyak mentah, kondensat, gas bumi,
dan uap panas bumi.
b. Pertambangan Non Minyak dan Gas Bumi (Mineral dan Batu Bara): Mencakup usaha
pencarian dan pengambilan bahan tambang yang memiliki unsur kimia, mineral dan
segala macam batuan yang merupakan endapan alam. Hasil pertambangan non minyak
dan gas bumi antara lain: batubara, timah, bauksit, bijih nikel, emas dan perak,
konsentrat tembaga, dan aspal.
c. Pertambangan Barang Galian lainnya: Suatu kegiatan yang meliputi pengambilan segala
jenis barang mineral dan segala macam batuan yang merupakan endapan alam (KBLI
2015, kode golongan 08, seperti, asbes, talk, mika, grafit, magnesit, tawas, batu permata,
pasir kwarsa, kaolin,felspar, gips, bentonit, batu apung, marmer, batu kapur, dolomit,
kalsit, granit, andesit, yang umumnya merupakan bahan baku industri dan konstruksi).
Penggalian ∼ kegiatan pengambilan segala jenis barang galian yang mengandung unsur
kimia yang merupakan endapan alam. Bahan galian ini biasanya digunakan sebagai bahan
baku atau bahan penolong sektor industri maupun konstruksi. Hasilnya yaitu batu gunung,
batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin,
tanah liat. Kegiatan pemecahan, peleburan, pemurnian dan segala proses pengolahan hasil
pertambangan / penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan / penggalian, akan
tetapi digolongkan ke dalam kegiatan industri.
Pengilangan ∼ suatu pekerjaan memurnikan/ meninggikan kadar bahan dengan jalan
memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian membuang mineral yang
tidak berharga tersebut. Produksi dari pengilangan migas secara umum terbagi dalam 3
(tiga) jenis, yaitu produk kilang minyak, produk kilang gas dan produk petrokimia.

Sektor Energi
Listrik : Kegiatan pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik untuk keperluan
rumah tangga, usaha, dll.
Perusahaan : Perusahaan yang berusaha di bidang tenaga listrik meliputi usahausaha
Listrik seperti produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik;pengembangan
tenaga listrik; dan jasa-jasa di bidang tenaga listrik.
Gas : Kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi
gas kota kepada rumahtangga, industri dan usaha lainnya dengan tujuan
komersial.

77
Air Bersih : Kegiatan pengadaan, penjernihan, penyediaan dan penyaluran air bersih
secara langsung melalui pipa penyalur atau mobil tangki kepada pelanggan
ke rumahtangga, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersial
Perusahaan Air : Perusahaan yang melakukan kegiatan pengadaan, penjernihan, penyediaan
Bersih dan penyaluran air bersih secara langsung melalui pipa penyalur atau mobil
tangki kepada pelanggan ke rumahtangga, industri dan konsumen lainnya
dengan tujuan komersial. Perusahaan/usaha air bersih yang dicakup adalah
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Badan Pengelola Air Minum
(BPAM) maupun perusahaan/usaha swasta lainnya.
B. TAHAPAN KEGIATAN
PERTAMBANGAN
1. Prospeksi: kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan galian
atau mineral berharga.
2. Eksplorasi: kegiatan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan
besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral
berharga yang telah diketemukan.
3. Konstruksi: kegiatan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan eksploitasi.
4. Eksploitasi: kegiatan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau mineral
berharga sampai ke tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian.
5. Pengilangan: kegiatan memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan jalan
memisahkan mineral berharga tidak berharga yang dilakukan secara kimia.
ENERGI
1. Produksi: kegiatan untuk menghasilkan energi.
2. Transmisi: kegiatan penyaluran energi dari sumber produksi ke jaringan distribusi.
3. Distribusi: kegiatan penyaluran energi dari pusat transmisi ke pelanggan melalui jaringan
distribusi.
4. Jasa Penunjang: kegiatan pendukung kegiatan distribusi ke pelanggan

Survei Stat. Pertambangan dan Energi


Tujuan:
● Memperoleh data dan info yang akurat, rinci dan mutakhir dari sektor pertambangan,
listrik, gas dan air bersih secara berkala.
● Memberikan gambaran perkembangan sektoral yang dicapai sebagai bahan dasar
perencanaan, evaluasi dan monitoring.

Survei Pertambangan Besar


a. Survei Tahunan Pertambangan Migas (sejak 1980)
● Metodologi: cacah lengkap, kuesioner MIGAS
● Ruang lingkup / sumber data: Perusahaaan dg Perusahaan dg izin eksplorasi dan
atau produksi di seluruh Indonesia berdasar direktori instansi pemerintah.
● Responden: Pertamina, JOB Pertamina, TAC Pertamina; Perusahaan Eksplorasi dan
Eksploitasi Migas swasta domestik; Perusahaan Eksplorasi dan Eksploitasi Migas
swasta asing.
● Info yang dikumpulkan: Pekerja, upah & gaji, produksi, volume penjualan dalam
negeri & ekspor, biaya antara, output, dan nilai tambah.
● Periode pencacahan: April – Agustus.
b. Survei Tahunan Pertambangan Non Migas (sejak 1980)
● Metodologi: sample survey, kuesioner NON MIGAS
● Metode Pengambilan Sampel
- Sampling unit: Perusahaan Mineral dan Batubara
- Population Frame: Direktori Perusahaan Mineral dan Batubara Hasil Listing
Usaha Sensus Ekonomi 2016

78
● Ruang lingkup / sumber data: Perusahaan Pertambangan Non Minyak dan gas bumi
yang mempunyai izin eksplorasi dan atau produksi di seluruh Indonesia. Adapun
sumber datanya yaitu unit eksplorasi/produksi perusahaan-perusahaan
pertambangan non migas, baik milik Negara, swasta maupun kontraktor asing.
● Responden: Perusahaan Batubara dan Mineral = Perusahaan Negara, Perusahaan
swasta domestik, Perusahaan asing.
● Info yang dikumpulkan: Pekerja, upah & gaji, produksi, volume penjualan dalam
negeri & ekspor, biaya antara, output, dan nilai tambah.
● Periode pencacahan: April – Agustus.
c. Survei Tahunan Perusahaan Pengilangan Migas (sejak 2000)
● Metodologi: Cacah lengkap, Kuesioner Kilang (kunjungan & selfenumeration).
Responden: Perusahaan Pengilangan/pengolahan minyak dan gas bumi, Unit
Pengilangan PT PERTAMINA (Persero), Perusahaan pengilangan swasta.
● Info yang dikumpulkan: Pekerja, upah & gaji, volume produksi tiap jenis kilang, biaya
antara, output, dan nilai tambah.
Survei Penggalian Besar
Survei Tahunan Perusahaan Penggalian (Sejak 2005)
● Metodologi: Cacah Lengkap (Perusahaan Penggalian) dan SRS (Usaha Penggalian)
● Metode Pengambilan Sampel
- Sampling unit: Perusahaan penggalian, Usaha rumah tangga penggalian
- Perusahaan Penggalian: cacah lengkap
- Usaha Penggalian: Simple Random Sampling
- Population Frame: Direktori Perusahaan Penggalian Hasil Listing Usaha Sensus
Ekonomi 2016
● Kuesioner: Galian-BH (Perusahaan) dan Galian-URT (Usaha Rumah Tangga), sistem
mailing dan canvassing
● Ruang lingkup / sumber data: perusahaan penggalian dg izin usaha penggalian (SIPD)
maupun usaha penggalian tanpa izin di seluruh Indonesia
● Responden: Perusahaan Pertambangan Bahan Galian, Usaha Penggalian
● Info yang dikumpulkan: Perusahaan, tenaga kerja, Upah dan Gaji, Volume Produksi,
Pendapatan, Pengeluaran.
● Periode pencacahan: April-Agustus

Survei Energi
a. Survei Listrik PLN/Survei Tahunan Listrik (sejak 1980)
● Metodologi: Cacah lengkap, Kuesioner Listrik (self-enumeration)
● Ruang lingkup / sumber data: perusahaan yang mempunyai kegiatan pembangkitan
dan distribusi listrik baik yang dikelola oleh negara maupun pihak swasta.
● Responden: perusahaan yang mempunyai kegiatan pembangkitan dan distribusi
listrik baik yang dikelola oleh negara maupun pihak swasta.
● Responden: perusahaan yang mempunyai kegiatan pembangkitan dan distribusi
listrik baik yang dikelola oleh negara maupun pihak swasta.
b. Survei Gas Kota (sejak 1980)
● Metodologi: Cacah lengkap, Kuesioner Gas Kota (self-enumeration).
● Responden: PT PGN dan Perusahaan gas swasta. PT PGN (Persero), meliputi SBU
(Strategic Business Unit) dam Unit Distribusi (Distrik).
● Info yang dikumpulkan: Tenaga kerja, Upah dan Gaji, Volume dan nilai gas yg
didistribusikan, Struktur Biaya.
c. Survei Air Bersih (sejak 1980)

79
● Metodologi: Cacah lengkap, Kuesioner Air Bersih (Pencacahan langsung)
● Ruang lingkup / sumber data: semua perusahaan air bersih yang dikelola pemerintah
pusat/ daerah maupun swasta
● Responden: semua perusahaan air bersih, yang dikelola pemerintah pusat/daerah
maupun milik swasta
● Info yang dikumpulkan: Banyak usaha dan Tenaga kerja, Upah dan Gaji, Volume dan
Nilai Produksi, Struktur Biaya.
d. Survei Captive Power (sejak tahun 2010)
● Metodologi: Sample survey, Kuesioner Captive Power (Pencacahan Langsung)
● Metode Sampling: Probability Sampling, dengan cara pengambilan sampel secara
Simple Random Sampling. Kerangka sampel yang digunakan adalah hasil Listing
Sensus Ekonomi 2016
● Tujuan: Untuk mendapatkan, Konsumsi energi listrik instansi / perusahaan, Besarnya
energi listrik yang dibangkitkan sendiri
● Responden: Perbankan, Mini Market/Super Market, Telekomunikasi dan Internet
Provider, Penyiaran Televisi dan Radio, Stasiun Kereta. Responden Komersial Non
Industri (RS, Hotel & Restoran, Gedung kantor dan belanja, apartmen).
● Info yang dikumpulkan: Volume & Nilai Produksi, Pemakaian Energi, Produksi Energi
oleh Sendiri, Jumlah Tenaga Kerja & Balas jasa Pekerja.
e. Survei Triwulanan Perusahaan Pertambangan & Energi (Sejak 2009)
● Kuesioner: TW21, TW-22, TW-401, TW402, TW-410
● Periode Pencacahan: April, Juli, Oktober, Januari
● Responden: Perusahaan Pertambangan Besar Pusat/Perwakilan di DKI Jakarta,
Perusahaan Listrik PLN (Kantor Pusat), Perusahaan Gas Kota PGN (Kantor Pusat),
Perusahaan Air Bersih, PAM Jaya, PT Aetra.
● Info yang dikumpulkan: Volume & Nilai Produksi, Banyaknya tenaga kerja, Upah & Gaji.

STATISTIK ENERGI DAN NERACA


A. STATISTIK ENERGI
Cakupan statistik energi menurut IRES (International Recommendations for energy
Statistics), yaitu Statistik Energi Dasar dan Neraca Energi. Energi adalah kapasitas suatu
sistem fisik untuk melakukan pekerjaan. Tidak semua energi merupakan objek pengamatan
statistik. Produk energi terbagi menjadi 2:
● Primer: Penangkapan/ekstraksi/pernambangan/diperoleh secara langsung bahan bakar
atau energi dari aliran energi alam, biosfer, dan cadangan alam dari bahan bakar fosil.
● Sekunder: Pembuatan produk energi melalui proses transformasi bahan bakar primer
atau energi. Contohnya adalah kokas (sekunder) dari batubara (primer) dan arang
(sekunder) dari kayu bakar (primer) Standard International Energy Product
Classification (SIEC) digunakan untuk memastikan komparatif lintas negara dan temporal
dari statistik energi, dan membantu negara-negara dalam delineasi produk energi.

Unit Asli adalah unit pengukuran yg spesifik untuk produk energi dan dipekerjakan pada titik
pengukuran aliran energi seperti batubara oleh massanya (metrik ton) dan minyak oleh
volumenya (barrel). Sedangkan unit umum didapatkan dengan mengkonversi unit asli
(Joule). Nilai kalor bahan bakar (missal: GJ/Ton) mengungkapkan panas yang diperoleh dari
satu unit bahan bakar.

80
Arus Energi Utama

B. NERACA ENERGI
a. Konsep Definisi
Neraca energi: Gambaran keseimbangan antara pasokan berbagai sumber energi dan
penggunaan energi dalam periode tertentu (UU Nomor 30/2007 tentang Energi). Neraca
energi disajikan dalam bentuk matriks. Lajur baris menunjukkan aliran dari asal energi
sampai ke penggunaannya (transaksi energi), misal produksi, ekspor, impor, stok
kebutuhan energi, energi konversi. Lajur kolom menunjukkan sumber energi (komoditi
energi), misal batu bara, minyak mentah, BBM, listrik, gas alam, tenaga panas bumi dan
listrik. Selain itu, dalam publikasi ini disajikan pula perkembangan neraca energi untuk
tiap sumber energi.
Data yang digunakan dalam penyusunan neraca energi merupakan data sekunder. Data
sekunder berasal dari BPS dan instansi/departemen yang berkaitan dengan kegiatan
produksi sumber energi seperti Kementerian ESDM, Dirjen Migas, Dirjen Batubara, PLN,
dll dengan lag 1 tahun.
Suatu neraca energi memiliki persamaan:
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 + 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Dengan hanya memperhitungkan energi kalor, maka persamaan neraca energi akan
menjadi
𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 + 𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 + 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
b. Tujuan
● Meningkatkan pemanfaatan statistik energi dengan menyediakan data energi yang
komprehensif dan terkonsiliasi pada suatu wilayah
● Memberikan informasi yang lengkap dan komprehensif tentang penggunaan dan
ketersediaan energi pada suatu wilayah
● Menjadi alat yang berkualitas untuk memastikan kelengkapan, konsistensi, dan
keterbandingan statistik dasar dari statistik energi
● Memastikan keterbandingan antar wilayah
● Menyediakan data untuk estimasi emisi CO2 pada suatu wilayah
● Menyediakan indikator dasar peran energi dalam perekonomian suatu negara
● Menghitung efisiensi dari proses transformasi yang terjadi di suatu negara
● Menghitung kontribusi relatif dari konsumsi berbagai produk energi terhadap total
konsumsi
● Menyediakan input untuk modelling dan peramalan
c. Manfaat

81
● Dapat mengetahui peranan berbagai pasokan komoditas energi dalam kontribusinya
terhadap perekonomian nasional
● Untuk memeriksa keakuratan data yang terkumpul
● Bermanfaat untuk penaksiran, analisis dan pembuatan kebijakan pemerintah di
bidang energi
● Sebagai titik awal penyusunan berbagai indikator konsumsi energi
d. Struktur
● Top Block – Flows, Aliran blok atas mewakili energi yang masuk dan keluar dari
wilayah nasional, serta perubahan stok untuk menyediakan informasi tentang pasokan
energi di wilayah nasional selama periode referensi.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝑠𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = (+𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
+ 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡 𝑜𝑓 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 𝑎𝑛𝑑 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑎𝑟𝑦 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦
− 𝐸𝑥𝑝𝑜𝑟𝑡 𝑜𝑓 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 𝑎𝑛𝑑 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑎𝑟𝑦 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦
− 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙(𝑎𝑣𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑛𝑑 𝑚𝑎𝑟𝑖𝑛𝑒)𝑏𝑢𝑛𝑘𝑒𝑟𝑠
+ 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒𝑠)

● Middle Block-Flows, Aliran blok tengah menunjukkan bagaimana energi


ditransformasikan, ditransfer, digunakan oleh industri energi untuk penggunaan
sendiri dan hilang dalam distribusi dan transmisi.
● Bottom Block-Flows, Aliran blok bawah mencerminkan konsumsi akhir yang terdiri
atas 2 penggunaan/pemakaian/konsumsi yaitu: Non energi. Misal bahan bakar untuk
bahan baku kimia yg digunakan sebagai bahan baku.
Energi: Industri pertambangan manufaktur, konstruksi dan non-bahan bakar;
Transportasi (Penerbangan domestik, jalan raya, kereta api); Lainnya (Rumah Tangga,
Perdagangan dan Pelayanan Publik, Pertanian).

STATISTIK KONSTRUKSI
A. KONSEP DEFINISI
Konstruksi/Bangunan suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi
yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya baik yang digunakan sebagai tempat
tinggal atau sarana lainnya (kategori F). Hasil kegiatan konstruksi antara lain gedung, jalan,
jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan
sanitasi bandara.
B. KLASIFIKASI BIDANG PEKERJAAN
Pengelompokan perusahaan konstruksi menurut jenis pekerjaan menurut keahliannya.
Lima jenis klasifikasi bidang pekerjaan, yaitu:
1. Arsitektur untuk perusahaan konstruksi yang mampu menangani pekerjaan gedung,
seperti pembangunan rumah, ruko, rukan, dan gedung perkantoran;
2. Sipil, untuk perusahaan konstruksi yang mampu menangani pekerjaan sipil, seperti
pembangunan jalan, jembatan, rel kereta api, waduk, drainase, dan jaringan pengairan.
3. Mekanikal, untuk perusahaan yang mampu menangani pekerjaan mekanikal, seperti
pemasangan mesin pabrik, elevator, eskavator, conveyor dan pekerjaanmmekanikal
lainnya;
4. Kelistrikan, Elektrikal untuk perusahaan yang mampu menangani pekerjaan listrik,
seperti pembangkit tenaga listrik, transmisi dan pekerjaan telekomunikasi;
5. Tata Lingkungan, untuk perusahaan yang mampu menangani pekerjaan eksterior, seperti
bangunan pengolah limbah air bersih dan limbah, perpipaan, reboisasi, dan pengeboran
air tanah.

82
C. KATEGORI KONSTRUKSI
Kategori Konstruksi diberi kode F yang terdiri dari:
1. Konstruksi Gedung (KBLI 2009, 41)
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum berbagai macam
gedung/bangunan, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung,
penambahan dan renovasi bangunan, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi
pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Golongan pokok ini juga mencakup
konstruksi bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran, pertokoan, sarana dan
prasarana umum lainnya, termasuk bangunan pertanian dan lain-lain. Kegiatan
Konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau seluruhnya.
2. Konstruksi Bangunan Sipil (KBLI 2009, 42)
Mencakup kegiatan konstruksi berat seperti fasilitas industri, proyek infrastruktur dan
sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik, fasilitas
olahraga di tempat terbuka dan lain-lain.
3. Konstruksi Khusus (KBLI 2009, 43)
Mencakup kegiatan konstruksi khusus, kegiatan penyelesaian gedung, instalasi berbagai
macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng, pemanas,
pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik lain, sistem penyiraman, lift
dan tangga berjalan dan lain-lain. Termasuk juga kegiatan instalasi dan perbaikan system
penerangan dan pemberian tanda isyarat untuk jalan raya, rel kereta api, Bandar udara,
pelabuhan, dll.
D. KUALIFIKASI PERUSAHAAN
Kualifikasi Perusahaan adalah penggolongan perusahaan konstruksi menurut
tingkat/kedalaman kompetensi kemampuan usaha, yang selanjutnya dibagi menurut
kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria risiko/kriteria penggunaan
teknologi/kriteria besaran biaya.
Berikut kualifikasinya:
Peraturan No. 10 Th. 2014 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
No Golongan Usaha Kualifikasi Batas Nilai Satu Pekerjaan

1 Perorangan Perorangan s.d. 300 Juta

2 Kecil K1 s.d 1 Milyar

K2 s.d. 1,75 Milyar

K3 s.d. 2,5 Milyar

3 Menengah M1 s.d. 10 Milyar

M2 s.d. 50 Milyar

4 Besar B1 s.d. 250 Milyar

B2 Tak Terbatas

5 Non Kualifikasi Tidak mendaftar ke LPJKN/sudah expired

E. Kegiatan Statistik
Statistik Konstruksi yang sudah rutin dilaksanakan:

83
● Updating Direktori Perusahaan Konstruksi (UDP-Konstruksi)
● Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan (SKTH)
● Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan (SKTR)
Survei Konstruksi yang dilaksanakan secara Insidentil:
● Survei perusahaan/usaha menengah dan besar (UMB) Kategori Konstruksi (SE06-UMB.F)
● Survei perusahaan/usaha mikro dan kecil (UMK) Kategori Konstruksi (SE06-UMK.F)
● Survei harga satuan kegiatan jasa konstruksi
● Survei Perumahan
a. Survei Perusahaan Konstruksi Tahun (SKTH)
● Ruang Lingkup
1. Perusahaan Konstruksi ber Badan Hukum
2. Perusahaan Konstruksi kualifikasi: Kecil (K1, K2, K3); Menengah (M1, M2)
dan; (B1, B2)
● Tujuan
Memperoleh statistik dasar sektor konstruksi menurut lokasi proyek, struktur
pendapatan dan pengeluaran perusahaan, jenis konstruksi yang dikerjakan,
banyaknya tenaga kerja, dll.
● Kuesioner: SKTH
● Metodologi
Kerangka Sampel perusahaan/usaha konstruksi untuk survei perusahaan
konstruksi bersumber dari direktori perusahaan yang telah diupdate oleh daerah
masing-masing berdasarkan kriteria:
1. Memiliki kode kualifikasi kecil K1, K2, K3); Menengah (M1, M2) dan; (B1, B2)
2. Tahun proyek 2012 ke atas
3. Memiliki Kode Identitas Perusahaan (KIP) berupa Kode wilayah administrasi
provinsi dan kabupaten dan No urut Perusahaan
● Survei tahunan perusahaan/usaha konstruksi 2014 dengan jumlah sampel pada
setiap kualifikasi perusahaan/usaha konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Jumlah sampel perusahaan/usaha konstruksi kualifikasi B1, B2 yang ada
seluruhnya dilakukan pencacahan lengkap (take all).
2. Jumlah sampel perusahaan/usaha konstruksi kualifikasi M1, M2 pencacahan
dilakukan hanya pada perusahaan/usaha konstruksi yang terpilih (take
some) saja.
3. Jumlah sampel perusahaan/usaha konstruksi kualifikasi K1, K2, K3
pencacahan juga dilakukan hanya pada perusahaan/usaha konstruksi yang
terpilih (take some) saja.
● Indikator SKTH
1. Variabel Nilai Pekerjaan Konstruksi
2. Estimasi Populasi
3. Besarnya Mandays/hari orang bekerja
4. Besarnya nilai pengeluaran bahan/Material yang digunakan
b. Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan (SKTR)
● Ruang Lingkup
1. Subsampel dari sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan (SKTH), dan
perusahaan/usaha yang terpilih pada triwulan I akan terus diamati pada
triwulan II, triwulan III dan triwulan IV (sampel panel/berulang).
2. Tahun 2015 jumlah sampel Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan
sebanyak 2.800 responden yang dicacah secara panel sebanyak 4 (empat)
kali/triwulanan.
● Tujuan

84
Mengetahui perkembangan sektor konstruksi secara umum dengan referensi
waktu singkat, seperti indikator tenaga kerja, balas jasa, nilai pekerjaan, persepsi
bisnis, dan masalah bisnis.
● Kuesioner VKT
● Metodologi
Kerangka Sampel
1. Sampel perusahaan/usaha konstruksi triwulanan merupakan sub sampel dari
sampel konstruksi tahunan.
2. Kerangka sampel untuk survei konstruksi triwulanan adalah daftar
perusahaan/usaha konstruksi yang terpilih pada survei tahunan.
Panel Survei: Perusahaan yang terkena sampel akan terus di observasi selama masih
aktif.
Rancangan Penarikan Sampel: Jumlah sampel untuk kualifikasi perusahaan
konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Jumlah sampel perusahaan konstruksi kualifikasi B1, B2 yang ada seluruhnya
dilakukan pencacahan lengkap (take all).
2. Jumlah sampel perusahaan konstruksi M1, M2 SKTR-2015 merupakan subset
dari SKTH-2014, dan dilakukan pencacahan pada perusahaan konstruksi
terpilih saja (take some). Sehingga pemilihan sampel hanya dilakukan pada
perusahaan konstruksi menengah.
Prosedur penarikan sampel perusahaan konstruksi triwulanan kualifikasi menengah:
1. Daftar perusahaan/usaha konstruksi kualifikasi menengah yang terpilih pada
survei tahunan harus diurutkan terlebih dahulu berdasarkan
kabupaten/kota.
2. Rancangan penarikan sampel satu tahap, yaitu memilih sejumlah
perusahaan/usaha konstruksi untuk setiap kualifikasi secara linear
systematic sampling.
Penggantian Sampel: Penggantian Sampel Utama (SK15-DSU) hanya dilakukan
untuk perusahaan kualifikasi M1, M2 yang tutup, tidak ditemukan, pindah alamat,
dan pindah sektor. Selanjutnya penggantian diberikan oleh BPS melalui daftar
sampel pengganti (SK15-DSP) sesuai dengan kualifikasi yang akan diganti.

● Indikator SKTR
Indeks Divisia Konstruksi
1. Rasio Proyek
𝑄𝑖𝑗𝑘2
𝑅𝑖𝑗𝑘 =
𝑄𝑖𝑗𝑘1

𝑅𝑖𝑗𝑘 : Rasio proyek k, perusahaan j, KBLI 5 digit i antar triwulan 2 dan 1


𝑄𝑖𝑗𝑘2 : Proyek konstruksi k, perusahaan j, KBLI 5 digit i antar triwulan 2
𝑄𝑖𝑗𝑘1 : Proyek konstruksi k, perusahaan j, KBLI 5 digit i antar triwulan 1

2. Rasio Perusahaan
𝑉𝑖𝑗𝑘 𝑄𝑖𝑗𝑘2
𝑅𝑖𝑗 = 𝑒𝑥𝑝 [∑ ( ×𝑙𝑛 𝑙𝑛 ( )]
∑𝑘 𝑉𝑖𝑗𝑘 𝑄𝑖𝑗𝑘1
𝑘
𝑅𝑖𝑗 : Rasio Perusahaan j, KBLI 5 digit i pada triwulan 2 terhadap triwulan 1
𝑉𝑖𝑗𝑘 : Variabel konstruksi proyek k, perusahaan j dalam KBLI 5 digit i selama 2
triwulan

3. Rasio KBLI

85
𝑉𝑖𝑗
𝑅𝑖 = 𝑒𝑥𝑝 [∑ ( ×𝑙𝑛 𝑙𝑛 (𝑅𝑖𝑗 ) )]
∑𝑗 𝑉𝑖𝑗
𝑗
𝑅𝑖 : Rasio KBLI 2 digit I pada triwulan ke-2 terhadap triwulan ke-1
𝑉𝑖𝑗 : variable konstruksi untuk perusahaan j dalam KBLI 2 digit I pada periode
2 triwulan, dimana 𝑉𝑖𝑗 = ∑ 𝑉𝑖𝑗𝑘

4. Rasio Total
𝑉𝑖
𝑅𝑡𝑜𝑡 = 𝑒𝑥𝑝 [∑ ( × 𝑙𝑛 (𝑅𝑖 ))]
∑𝑗 𝑉𝑖
𝑖
𝑅𝑡𝑜𝑡 : Rasio total
𝑉𝑖 : variable konstruksi untuk perusahaan j dalam KBLI 2 digit I pada periode
2 triwulan, dimana 𝑉𝑖 = ∑ 𝑉𝑖𝑗

5. Total indeks divisia konstruksi


𝐼𝑡 = 𝐼(𝑡−1) × 𝑅𝑡𝑜𝑡
𝐼𝑡 : Indeks konstruksi pada triwulan ke t
𝐼𝑡−1 : Indeks konstruksi pada triwulan ke t-1

6. Indeks Base 2010


𝐼𝑡
𝐼𝑑𝑡 = × 100
𝑎𝑣𝑔(𝐼𝑑 )
𝐼𝑑𝑡 : Indeks tahun dasar pada periode t
𝐼𝑡 : Indeks pada triwulanan periode t
𝑎𝑣𝑔(𝐼𝑑 ) : Rata-rata indeks tahun dasar 2010

Indeks Diffusion
Metode indeks diffusion digunakan untuk menghitung indeks kondisi dan prospek
bisnis pengusaha.
%𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐼𝐷 = %𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 +
2

Indeks Diffusion
𝐼𝐷:
%𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡: Persentase pendapat pengusaha yang menyatakan kondisi usahanya
pada periode tertentu meningkat dibanding dengan periode
sebelumnya

%𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝: Persentase pendapat pengusaha yang menyatakan kondisi usahanya


pada periode tertentu tetap dibanding dengan periode
sebelumnya

Indeks Diffusion
Penghitungan ID dilakukan untuk setiap kondisi/variabel, kemudian dihitung
indeks diffusion komposit, sebagai berikut:

86
∑𝑣𝑗=1 𝐼𝐷𝑖
𝐼𝐷𝑐 =
𝑣
𝐼𝐷𝑐 : Indeks diffusion komposit
𝐼𝐷𝑖 : Indeks diffusion kondisi/variabel ke-i
𝑣 : Jumlah kondisi/variabel

Indeks Masalah Bisnis


Metode ini digunakan untuk menghitung kondisi derajat kegawatan kinerja
pengusaha
∑𝑘𝑣=1 𝑇𝑣 × 𝐼𝑀𝑣
𝐼𝑀𝐵 =
∑𝑘𝑣=1 𝑇𝑣
𝑛

𝑇𝑣 = ∑ 𝑆𝑣𝑖
𝑖=1

100% 𝑇𝑣
𝐼𝑀𝑣 = ×
4 𝑛

𝐼𝑀𝐵 : Indeks masalah bisnis


𝐼𝑀𝑣 : Indeks masalah untuk kondisi ke-v
𝑇𝑣 : Total nilai skor untuk kondisi ke-v
𝑆𝑣𝑖 : Nilai skor untuk kondisi ke-v pada perusahaan ke-i
𝑛 : Jumlah perusahaan
𝑘 : Jumlah variabel

Interpretasi:
● 𝐼𝑀𝑣 atau 𝐼𝑀𝐵 = 0 : tidak ada masalah
● 0 < 𝐼𝑀𝑣 atau 𝐼𝑀𝐵 ≤ 25 : sedikit masalah
● 25 < 𝐼𝑀𝑣 atau 𝐼𝑀𝐵 ≤ 50 : cukup masalah
● 50 < 𝐼𝑀𝑣 atau 𝐼𝑀𝐵 ≤ 75 : bermasalah
● 75 < 𝐼𝑀𝑣 atau 𝐼𝑀𝐵 ≤ 100 : sangat bermasalah

c. Survei Usaha Konstruksi Perorangan (SKP)


● Ruang Lingkup dan Cakupan
Dilaksanakan di 2.420 desa/kelurahan pada 160 kab/kota yang tersebar di 33
provinsi. Sampel sebanyak 24.200 usaha konstruksi perorangan dengan sistem
borongan dan aktif selama setahun yang lalu (Mei 2014 – April 2015).
● Tujuan
Memperoleh data profil usaha konstruksi perorangan di Indonesia Mendapatkan
informasi karakteristik usaha konstruksi perorangan, seperti tenaga kerja,
struktur input dan ouput, permodalan, kendala dan prospek usaha menurut
bidang pekerjaan utama.
● Metodologi
Metode Pemilihan sampel 2 tahap
1. Pada setiap kabupaten/kota dipilih desa secara probality proportional to size
(PPS) dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil SE2006.
2. Tiap desa terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi perorangan dari hasil
pendaftaran usaha konstruksi perorangan di desa terpilih secara linear
systematic sampling.
Pemilihan sampel
Dari hasil rekap pendataan per kab/kota, alokasikan target sampel usaha ke seluruh
desa terpilih. Untuk usaha Konstruksi Sipil dan Khusus diambil seluruhnya (take

87
all), sedangkan usaha Konstruksi Gedung dipilih sejumlah usaha dari sisa target
sampel usaha kab/kota yang tersedia secara linear systematic sampling.
Metode pengumpulan dan penentuan responden:
1. Pengumpulan data dengan kunjungan dan wawancara langsung.
2. Penentuan responden dengan mengidentifikasi keberadaan responden hasil
SE2006 yang telah dimuktahirkan melalui VTBH12, SKP13, dan SKP14.
3. Menggali informasi keberadaan usaha konstruksi perorangan dari
narasumber secara (snowballing)
● Indikator SKP
1. Nilai Persentase
2. Nilai Rataan
3. Indeks Persepsi Bisnis Pengusaha Konstruksi Perorangan dengan
menggunakan Indeks Diffusion
4. Indeks Masalah Bisnis Pengusaha Konstruksi perorangan dengan
menggunakan indeks masalah bisnis
5. Kedepannya dengan menambah sampel survei, dari data SKP ini akan
dilakukan estimasi populasi
d. Updating Direktori Perusahaan Konstruksi
● Tujuan
1. Membentuk Kerangka Induk Perusahaan Sektor Konstruksi yang up-to-date.
2. Memperbaharui Direktori Perusahaan Konstruksi kondisi terakhir.
3. Mendapatkan informasi tentang Badan Hukum Perusahaan, Kualifikasi
Perusahaan, Bidang Pekerjaan Utama, Jenis Bangunan Usaha dan Banyaknya
Pekerja Tetap Perusahaan, dan contact person.
4. Mendapatkan informasi tentang Aktifitas Perusahaan selama 3 tahun terakhir
● Dasar pengambilan sampel
1. Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan(SKTH),
2. Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan (SKTR),
3. Survei Usaha Konstruksi Perorangan (SKP)
● Jenis Dokumen dan Data
Jenis dokumen yang digunakan untuk pelaksanaan Updating Direktori Perusahaan
Konstruksi ini adalah Daftar UDP- Konstruksi. Sedangkan Data dan Keterangan
yang dikumpulkan dalam Updating Direktori Perusahaan Konstruksi adalah:
1. Keterangan Umum Perusahaan
2. Situasi Perusahaan Saat Dikunjungi
3. Kode Identitas Perusahaan (KIP)
4. Badan Hukum Perusahaan
5. Kualifikasi Usaha/Perusahaan
6. Jenis Bangunan Usaha/Perusahaan
7. Aktifitas Perusahaan selama 3 (tiga) tahun terakhir
8. Banyaknya Pekerja Tetap
9. Survei yang Diikuti Pada Tahun Lalu
10. Keterangan Penanggung Jawab dan Kontak Person
11. Komentar Usaha/Perusahaan tentang e-survei
● Cakupan Responden
Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar, Menengah, Kecil, dan
Perorangan
● Metodologi
Metode Penelitian Survei > Sampel nonprobabilitas > Purposive Hasil dari kelima
instansi dan dari BPS serta hasil snowballing tersebut dilakukan matching untuk
menentukan gabungan perusahaan konstruksi yang berdomisili di daerah
bersangkutan, sehingga dapat ditentukan nama-nama perusahaan baru, tutup,
pindah alamat dan bukan konstruksi.

88
89
UJIAN AKHIR SEMESTER T.A. 2017/2018

PILIHAN GANDA

1. Kegiatan ekonomi berikut ini yang termasuk dalam usaha di sector pertambangan dan
penggalian adalah:
a. Usaha penggalian batu
b. Usaha pemecahan batu
c. Usaha penambangan timah dengan produk akhir berupa bijih timah
d. a dan c benar
2. Berikut ini merupakan komoditi hasil kegiatan pertambangan non migas, kecuali:
a. Pasir besi
b. Biji timah
c. Pasir silica
d. Batu bara
3. Berikut ini merupakan komoditi hasil kegiatan penggalian, kecuali:
a. Tanah liat
b. Pasir kuarsa
c. Bauksit
d. Koral
4. Berikut merupakan pernyataan yang benar mengenai survei perusahaan/usaha penggalian,
kecuali:
a. Perusahaan pertambangan bahan galian dilakukan pencacahan sebagian (survei sampel)
b. Perusahaan pertambangan bahan galian yang menjadi responden adalah perusahaan
yang mempunyai izin penambangan
c. Usaha pengalian yang tidak berbadan hokum dilakukan pencacahan sebagian (survei
sampel)
d. Survei ini akan mengumpulkan kegiatan pertambangan dan penggalian yang
menghasilkan bahan tambang/bahan gailan untuk keperluan industry dan kontruksi
5. Berikut merupakan sampel perusahaan pertambangan triwulanan, kecuali:
a. Perusahaan Air bersih seluruh Indonesia
b. Perusahaan/usaha captive power seluruh Indonesia
c. Perusahaan listrik Negara (kantor Pusat) seluruh Indonesia
d. Perusahaan gas kota (kantor Pusat) seluruh Indonesia
6. Berikut ini adalah ciri usaha industry mikro kecil, kecuali:
a. Unit usaha pengolahan umumnya menggunakan bangunan sensus campuran
b. Secara nasional, mempunyai kontribusi nilai tambah yang besar tapi kontribusi tenaga
kerjanya lebih kecil daripada industry besar sedang
c. Secara nasional, mempunyai kontribusi nilai tambah yang kecil tapi kontribusi tenaga
kerjanya lebih banyak daripada industry besar sedang
d. Pemasaran sebagian besar masih dalam satu kab/kota
7. Manakah pernyataan berikut yang salah dari metodologi pengumpulan data IMK Tahunan
menggunakan stratified two stage sampling:
a. Kerangka sampel blok sampel sensusnya adalah daftar blok sensus dengan informasi
jumlah usaha IMK hasil Sensus Ekonomi 2016
b. Kerangka sampel blok sensusnya adalah daftar blok sensus dengan informasi nilai output
usaha IMK hasil Sensus Ekonomi 2016
c. Kerangka sampel usahanya adalah daftar usaha hasil pendaftaran perusahaan usaha IMK
d. Stratifikasi blok sensus menurut 2 digit KBLI dilakukan di BPS Provinsi

90
8. Tujuan survei IMK Tahunan adalah untuk mendapatkan data berikut ini, kecuali:
a. Indeks produksi IMK tahunan
b. Jumlah pekerja dan balas jasa
c. Struktur input da output
d. Pemodalah, pemasaran, kemitraan
9. Pemilihan sampelusaha dalam survei IMK adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Industri kecil diambil seluruhnya (take all) jika jumlah industry kecil dalam suatu
provinsi lebih kecil dari target sampel usaha IMK
b. Industry kecil diambil sampel jika jumlah industry kecil dalam suatu provinsi melebihi
target sampel usaha IMK
c. Industri mikro diambil seluruhnya (take all) dari hasil pendaftaran IMK
d. Industri mikro diambil sampel secara sistematik linier dari hasil pendaftaran IMK
10. Alokasi sampel usaha industry mikro (IM) per kabupaten/kota di suatu provinsi adalah
sebagai berikut, kecuali:
a. Dilakukan setelah semua kabupaten/kota melakukan listing pendaftaran usaha IMK
b. Dilakukan setelah sebelumnya mengurangi target IMK provinsi dengan jumlah industri
kecil (IK) untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut
c. Dilakukan secara proportional terhadap jumlah usaha IM di masing-masing
Kabupaten/kota
d. Dilakukan secara square root proportional terhadap square root jumlah usaha IM di
masing-masing Kabupaten/kota
11. Perhitungan indeks produksi IMK triwulanan menggunakan metode
a. Laspeyres
b. Modified Laspeyres
c. Modified Paasche
d. Discrete Divisa
12. Pengeluaran biaya input antara usaha IMK selama setahun antara lain, kecuali:
a. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong
b. Pengeluaran bahan bakar, listrik, air
c. Pengeluaran upah pekerja
d. Jasa industry yang dikerjakan pihak lain
13. Pernyataan berikut yang paling benar tentang kegiatan yang termasuk usaha di subsector
listrik adalah:
a. Kegiatan distribusi tenaga listrik ke rumah tangga saja
b. Kegiatan distribusi tenaga listrik ke rumah tangga, usaha, dan industry
c. Kegiatan distribusi tenaga listrik ke rumah tangga, usaha, dan industry termasuk kegiatan
pembangkitan tenaga listrik
d. Kegiatan distribusi tenaga listrik ke rumah tangga, usaha, dan industry, termasuk
kegiatan pembangkitan tenaga listrik dan kegiatan transmisi tenaga listrik
14. Output dari perusahaan air bersih PAM adalah
a. Air bersih yang diproduksi
b. Air bersih yang disalurkan dijual kepelangan
c. Air bersih yang dikemas dalam kemasan air minum, air mineral alamai, air demineral
d. Air isi ulang

15. Berikut adalah pernyataan yang salah tentan Survei Tahunan Perusahaan Gas:
a. Mengumpulkan data statistic gas di Indonesia untuk keperluan perencanaan
pembangunan khususnya pada penyediaan gas sebagai energi final
b. Perusahaan yang dicakup adalah perusahaan gas yaitu perusahaan yang bergerak di
bidang distribusi gas kota untuk keperluan bahan bakar bagi rumah tangga, perusahaan

91
industry, rumah sakit, hotel dan sebagainyya dengan menggunakan jaringan pipa yang
dikelola perusahaan gas milik negara dan perusahaan gas swasta
c. Mencakup usaha pengolahan bahan bakar gas yang dapat dimanfaatkan secara langsung
sebagai bahan bakar di mana pembuatannya disertai usaha peningkatan mutu gas, seperti
pemurnian, pencampuran dan proses lainnya yang dihasilkan dari gas alam (termasuk
LPG)
d. Mencaku pedagang eceran yang menjual elpiji
16. Dalam KBLI 2015 ruang lingkup kegiatan/bidang pekerjaan kontruksi (kategori F) meliputi:
a. Penyewaan alat konstruksi tanpa operator
b. Bidang Pekerjaan Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Kelistrikan dan Tata Lingkungan
c. Bidang Pekerjaan Pengiriman Barang-Barang Konstruksi
d. Bidang Pekerjaan Penjualan Bahan-Bahan Konstruksi
17. Kualifikasi Perusahaan Usaha (Gred) Jasa Pelaksana Konstruksi Menurut Peraturan
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Nomor 10 Tahun 2014
didasarkan kepada:
a. Jumlah Tenaga Kerja Tetap dan tidak Tetap
b. Batas Nilai Barang Modal Konstruksi
c. Batas Nilai Pekerjaan Konstruksi
d. Jumlah Buruh Harian Lepas
18. Nilai Pekerjaan Konstruksi adalah:
a. Nilai proyek
b. Nilai proyek yang sudah diselesaikan
c. Nilaiproyek setelah dikurangi nilai pekerjaan yang di subkontrakkan
d. Persentase nilai realisasi fisik yang sudah diselesaikan pada periode survei dari nilai
proyek setelah dikurangi nilai pekerjaan yang disubkontrakan
19. Dalam sebuah Survei Perusahaan Konstruksi, apabila Nilai Bahan Konstruksi yang
disediakan Perusahaan dan Pemilik tidak ada nilainya, maka jenis pekerjaan Konstruksinya
adalah:
a. Proyek Rumah Tangga
b. Proyek Gedung Perkantoran
c. Proyek Reklamasi Pantai atau Pengurungan Sungai
d. Proyek PLN/Telekomunikasi
20. Sama dengan soal diatas, apabila dari Perusahaan kosong tetapi dari Pemilik ada, maka jenis
pekerjaan Konstruksinya adalah:
a. Proyek Reklamasi Pantai atau Pengurungan Sungai
b. Proyek PLN/Telekomunikasi
c. Proyek Rumah Tangga
d. Proyek Gedung Perkantoran
21. Cakupan Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan adalah
a. Perusahaan Konstruksi Besar dan Menengah
b. Seluruh Perusahaan Kontruksi
c. Perusahaan/Usaha Kontruksi Perorangan
d. Perusahaan Konstruksi Menengah dan Kecil
22. Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan mencakup seluruh Perusahaan Konstruksi, kecuali:
a. Perusahaan Konstruksi Kecil
b. Perusahaan Konstruksi Besar
c. Perusahaan Konstruksi Menengah
d. Perusahaan Usaha Konstruksi Perorangan
23. Dalam Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan Perusahaan Konstruksi yang dicacah
seluruhnya (take all) adalah:

92
a. Perusahaan Konstruksi Menengah
b. Perusahaan/Usaha Konstruksi Perorangan
c. Perusahaan Konstruksi Besar
d. Perusahaan Konstruksi Kecil
24. Rancangan sampel Perusahaan Konstruksi Triwulanan didasarkan kepada:
a. Rancangan Sampel Baru
b. Sub sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan
c. Sample random sampling
d. Systematic Random Sampling
25. Survei Perusahaan/Usaha Konstruksi Perorangan dilaksanakan secara:
a. Khusus dan Tersendiri
b. Sub sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan
c. Bersamaan dengan pelaksanaan Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan
d. Tidak dilaksanakan
26. Berikut adalah pernyataan yang benar, kecuali:
a. Penggolongan industry pengolahan semata-mata hanya dilakukan kepada banyaknya
tenaga kerja yang bekerja
b. Kegiatan jasa industry dan kegiatan perakitan (assembling) adalah termasuk dalam
kegiatan industry pengolahan
c. Jasa industry merupakan kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada
kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain, sedangkan pihak pengolahan hanya
melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang sebagai
upah makloon
d. Suatu perusahaan industry digolongkan perusahaan industry kecil jika perusahaan
tersebut mempunyai tenaga kerja antara 5 sampai 20 orang
27. Survei IBS adalah survei perusahaan manufaktur yang merupakan:
a. Survei rutin yang dilakukan tahunan saja
b. Survei rutin yang dilakukan bulanan saja
c. Survei lengkap perusahaan manufaktur berskala menengah dan besar
d. Survei lengkap perusahaan manufaktur
28. Berikut adalah pernyataan yang salah, kecuali:
a. Usaha industry besar dan sedang disurvei secara sampel setiap tahun dan setiap bulan
b. Usaha industry besar dan sedang disurvei seluruhnya secara lengkap setiap tahun dan
secara sampel setiap triwulanan
c. Usaha industry besar dan sedang disurvei seluruhnya secara lengkap setiap tahun dan
secara sampel setiap bulan
d. Jawaban a, b, dan c benar

29. Metode analisis dan indicator berikut yang tidak termasuk dalam perhitungan indeks dalam
industry besar dan sedang (IBS) adlah:
a. Menghitung rasio komoditi
b. Menghitung rasio perusahaan
c. Menghitung rasio KBLI
d. Menghitung indeks perusahaan
30. Dalam manajemen survei IBS yang baik adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Perusahaan yang belum respon sesuai periodenya harus ditanyakan via telpon dan tidak
perlu dilakukan revisit
b. Membina hubungan baik dengan contact person di perusahaan

93
c. Sebelum dikirim keBPS kuesioner hasil pencacahan hendaknya diperiksa terlebih dahulu
dan jika ada isian yang meragukan agar dikonfirmasikan kembali ke perusahaan
responden
d. Dokumen kuesioner hasil pencacahan yang sudah diperiksa, segera dikirim ke BPS dan
jangan ditunggu hingga selesai semua

ESSAY
1. Untuk menghasilkan bahan tambang dan galian memerlukan tahapan yang cukup panjang.
Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan dalam kegiatan pertambangan!
2. Tahapan pengambilan sampel industry besar sedang (IBS) bulanan terdiri dari 5 tahap.
Jelaskan kelima tahapan tersebut dengan singkat dan jelas!

94
PEMBAHASAN UJIAN AKHIR SEMESTER STATPRO T.A. 2017/2018
PILIHAN GANDA
1. D
Kegiatan pemecahan, peleburan, pemurnian dan segala proses pengolahan hasil
pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian, akan tetapi
digolongkan ke dalam kegiatan industri.
2. C
Pertambangan non migas; Hasil kegiatan ini antara lain, batubara, pasir besi, bijih timah,
bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan. Sedangkan pasir
silika merupakan hasil kegiatan penggalian
3. C
Hasil kegiatan penggalian antara lain, batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu
marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat. Sedangkan bauksit merupakan
hasil kegiatan pertambangan non migas.
4. B
Survei Tahunan Perusahaan Penggalian meliputi perusahaan penggalian yang mempunyai
izin usaha penggalian (SIPD) maupun usaha penggalian yang tidak mempunyai izin di
seluruh Indonesia.
5. B
Survei Triwulanan Perusahaan Pertambangan Dan Energi:
a. Perusahaan Pertambangan Besar Pusat/Perwakilan di DKI Jakarta
b. Perusahaan Listrik PLN (Kantor Pusat)
c. Perusahaan Gas Kota PGN (Kantor Pusat)
d. Perusahaan Air Bersih, PAM Jaya, PT Aetra
Sedangkan periode Survei Captive Power merupakan tahunan
6. B
IMK:
1. Mempunyai jumlah usaha yang sangat besar
2. Mempunyai penyerapan tenaga kerja yang tinggi
3. Mempunyai ‘share’ Nilai Tambah yang kecil dibandingkan Industri Besar dan Sedang
7. B
Kerangka BS yang dilengkapi informasi jumlah IMK 🡪 Sensus ekonomi
8. A
Tujuan Khusus mendapatkan informasi dasar seperti:
a. banyaknya usaha
b. banyaknya tenaga kerja
c. pengeluaran untuk tenaga kerja
d. struktur input dan output
e. struktur permodalan
f. kendala dan pemasaran
g. beberapa keterangan lainnya yang berkaitan dengan usaha IMK
9. C
Mengambil seluruh Industri kecil. Bila jumlah Industri kecil melebih target dilakukan
pemilihan sampel. Sedangkan industri mikro dilakukan pengambilan sampel🡪 secara
sistematik linier dari hasil listing IMK
10.D
Dari kerangka sampel dipilih sejumlah BS (2015=7.988) secara PPS dg size banyakya usaha
IMK hasil SE
11.D

95
Penghitungan indeks Produksi IMK Triwulanan sama dengan penghitungan Indeks IBS
bulanan (Diskret Divisia).
12.C
Biaya antara adalah pengeluaran yang digunakan untuk pembelian bahan baku, bahan bakar,
alat tulis dan kantor, onderdil, ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil sarana produksi,
sewa gedung dan mesin serta jasa lainnya. Atau biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi selain balas jasa pekerja, sewa tanah, pajak tak langsung, bunga atas pinjaman dan
hadiah, sumbangan dsb
13.D
Sektor energi subsektor listrik adalah kegiatan pembangkitan, transmisi, dan distribusi
tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga, usaha, dan industri.
14.A
Nilai output adalah nilai produksi yang dijual/didistribusikan ditambah pendapatan atau
penerimaan dari kegiatan lainnya termasuk jasa non industri
15.D
Pedagang eceran LPG tidak termasuk dalam kategori konstruksi (F), melainkan kategori
perdagangan (G)
16.A
Penyewaan alat konstruksi dengan operator termasuk kategori konstruksi sedang tanpa
operator termasuk kategori penyewaan (N)
17.C
Berdasarkan peraturan no.10 Tahun 2014 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJKN), Kualifikasi perusahaan Konstruksi dibagi atas 5 (lima) menurut batas nilai satu
pekerjaan
18.D
Nilai pekerjaan konstruksi merupakan besarnya nilai realisasi fisik proyek yang dikerjakan
setelah dikurangi pekerjaan yang disubkontrakkan
19.D
Menurut mimin:
Proyek rumah tangga biasanya nilai bahan konstruksi disediakan pemilik, proyek gedung
perkantoran dan reklamasi atau pengurungan sungai biasanya nilai bahan konstruksi
disediakan perusahaan atau perusahaan dan pemilik, untuk bahan konstruksi yang tidak
disediakan perusahaan dan pemilik berarti perusahaan jasa konstruksi yang opsi lebih
mendekati Proyek PLN/Telekomunikasi
20.C
21.A
Survei rutin:
a. Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan (SKTH) untuk perusahaan besar, menengah, dan
kecil
b. Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan (SKTR) untuk perusahaan besar dan menengah
c. Survei Usaha Konstruksi Perorangan (SKP) untuk perorangan
22.D
23.C
Jumlah sampel perusahaan/usaha konstruksi kualifikasi B1, B2 (besar) yang ada seluruhnya
dilakukan pencacahan lengkap (take all) sedangkan kualifikasi M1, M2 (menengah), K1, K2,
dan K3 (kecil)yang terpilih (take some) saja.
24.B
Kerangka Sampel SKTR

96
a. Sampel perusahaan/usaha konstruksi triwulanan merupakan sub sampel dari sampel
konstruksi tahunan
b. Kerangka sampel untuk survei konstruksi triwulanan adalah daftar perusahaan/usaha
konstruksi yang terpilih pada survei tahunan
25.A
Metode pengumpulan SKP:
a. Pengumpulan data dengan kunjungan dan wawancara langsung
b. Penentuan responden dengan mengidentifikasi keberadaan responden hasil SE2006 yang
telah dimuktahirkan melalui VTBH12, SKP13, dan SKP14.
c. Menggali informasi keberadaan usaha konstruksi perorangan dari narasumber. Dari setiap
narasumber yang didatangi dilakukan pendataan secara getok tular (snowballing)
Sub sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan merupakan SKTR, SKP dilaksanakan
tidak bersamaan dengan SKTR
26.D
Perusahaan industri kecil mempunyai tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan dalam rentang 20-
99 termasuk perusahaan industri sedang
27.C
Pengumpulan data perusahaan manufaktur:
a. Survei Industri Besar Sedang (IBS)Tahunan dilakukan secara lengkap kepada semua
perusahaan industri yang tergolong besar dan sedang yang tercatat dalam Direktori Industri
BPS (pencacahan lengkap).
b. Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan dilakukan secara sampel.
c. Survei Industri Mikro dan Kecil (IMK) dilakukan secara sampel.
d. Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan dilakukan dengan mengamati panel sampel
selama satu tahun.
28.C
29.D
Indeks produksi bulanan dihitung dengn Metode Discrete Divisia berdasarkan rasio antar
bulan masing2 variabel dengan tahapan sebagai berikut :
a. Rasio Komoditi
b. Rasio Perusahaan
c. Rasio KBLI
d. Rasio Total
e. Indeks KBLI dan Total
30.A
Perusahaan yang belum respon sesuai periodenya harus ditanyakan via telpon dan perlu
dilakukan revisit

ESSAY
1. Tahapan kegiatan pertambangan:
1) Prospeksi adalah kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan
bahan galian atau mineral berharga.
2) Eksplorasi adalah kegiatan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata
dan besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral
berharga yang telah diketemukan.
3) Konstruksi adalah kegiatan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan
eksploitasi.
4) Eksploitasi adalah kegiatan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau
mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian.

97
5) Pengilangan adalah kegiatan memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan
jalan memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga yang dilakukan secara
kimia.
2. Tahapan pengambilan sampel IBS:
1) Data diurutkan berdasarkan nilai output tertinggi; Memilih perusahaan dengan cara Cut
off point yaitu memilih perusahaan dengan output tertinggi sampai memperoleh
nilaioutput kumulatif lebih dari 50 persen dari total nilai output. Sampel ini kemudian
dikategorikan sebagai sampel kategori ”C1”;
2) Menghitung produktifitas tiap perusahaan; Mengurutkan data berdasarkan
produktifitas tertinggi; Memilih sebanyak 1 persen dari jumlah usaha. Sampel ini
kemudian dikategorikan sebagai sampel kategori “C2”;
3) Menggabungkan data sampel kategori ”C1” dan ”C2” kemudian memisahkan dari data;
Menghitung share of output menurut KBLI 2 digit; Apabila share of output setelah
pengambilan sampel “C1” dan “C2” kurang 50 persen, maka dilakukan pengambilan
sampel untuk memenuhi keterwakilan dua digit KBLI secara nasional;
- Mengeluarkan sampel kategori ”C1” dan sampel kategori ”C2” dari data;
- Mengurutkan perusahaan dari output terbesar menurut dua digit KBLI;
- Memilih perusahaan dengan output tertinggi sampai dengan kumulatif lebih dari
50 persen untuk masing-masing KBLI.
Sampel ini kemudian dikategorikan sebagai sampel kategori “C3”;
4) Menggabungkan sampel kategori ”C1”, sampel kategori ”C2”,dan sampel kategori “C3”
kemudian memisahkan dari data; Mengurutkan data berdasarkan nilai output tertinggi;
Mengambil sampel perusahaan dengan teknik pengambilan sampel secara Probability
Proportional to Size (PPS).
Sampel ini kemudian dikategorikan sebagai sampel kategori “S”;
5) Menggabungkan sampel kategori ”C1”, ”C2”, “C3”, dan “S” kemudian memisahkan dari
data; Menghitung share of output setelah pengambilan sampel “C1”,“C2”, “C3”, dan “S”.
Apabila share of output per provinsi kurang 50 persen, maka dilakukan pengambilan
sampel untuk memenuhi keterwakilan provinsi; Mengurutkan data berdasarkan nilai
output tertinggi per provinsi; Memilih perusahaan dengan output tertinggi sampai
dengan kumulatif lebih dari 50 persen untuk masing-masing Provinsi.
Sampel ini kemudian dikategorikan sebagai sampel kategori “C4”;

98
UJIAN AKHIR SEMESTER T.A. 2018/2019
PILIHAN GANDA
1. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam sektor industri pengolahan adalah mengubah bahan
baku baik secara mekanis, kimia dan tangan menjadi barang jadi/ setengah jadi menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, termasuk juga :
a. Insustri jasa.
b. Jasa industry dan pekerjan perakitan.
c. Makloon.
d. Industri rumahan.
2. Karakteristik IBS dan IMK bila dilihat dari jumlah tenaga kerja keseluruhannya adalah:
a. Jumlah tenaga kerja IBS sama dengan IMK.
b. Jumlah tenaga kerja IBS lebih besar dari IMK.
c. Jumlah tenaga kerja IBS lebih kecil dari IMK.
d. Semuanya benar.
3. Perusahaan IBS yang termasuk dalam survei IBS tahunan maupun triwulanan adalah
perusahaan yang mempunyai tenaga kerja :
a. Dibawah 20 orang.
b. 1-5 orang.
c. Diatas 100 orang.
d. 20 orang dan lebih.
4. Penyajian data Statistik IBS tahunan mencakup level :
a. Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
b. Nasional.
c. Nasional dan Provinsi.
d. Kabupaten/Kota.
5. Berikut metodologi dalam pelaksanaan survei IMK tahunan yang benar, kecuali :
a. Kerangka sampel yang digunakan dalam Survei IMK diambil dari hasil Sensus Ekonomi.
b. Untuk sampel Industri Mikro diambil secara acak menggunakan SRS.
c. Untuk sampel Industri Kecil tergantung dari target yang sudah ditentukan.
d. Strata blok sensus dikelompokkan berdasarkan daerah konsentrasi dan non-konsentrasi.
6. Berikut merupakan tujuan dilakukannya Survei IMK Triwulanan, kecuali :
a. Untuk mendapatkan indeks produksi triwulanan.
b. Untuk mengetahui struktur Input dan Output perusahaan setiap triwulan.
c. Untuk mendapatkan nilai PDRB sektor IMK.
d. Untuk mendapatkan indeks harga setiap Triwulanan.
7. Berikut adalah contoh Industri kecil musiman, kecuali :
a. Industri Pengeringan/perajangan tembakau.
b. Industri gula dari tebu.
c. Industri terompet.
d. Industri batu bata.
8. Pendaftaran listing usaha/perusahaan industri mikro kecil pada blok sensus menggunakan
pendekatan :
a. Unit Usaha.
b. Rumah Tangga.
c. Bangunan.
d. Rumah Tangga dan Bangunan.

99
9. Tujuan Utama survei IBS bulanan/triwulanan adalah :
a. Menghasilkan data Statistik IBS yang lengkap.
b. Menghasilkan indeks produksi IBS triwulanan sebagai indikator untuk penghitungan
PDB/PDRB triwulanan sektor industri pengolahan.
c. Menghasilkan data Statistik IBS yang valid dan reliable.
d. Menghasilkan data Statistik IBS sewaktu-waktu.
10. Survei IBS tahunan dilakukan secara:
a. Sampel.
b. Sensus.
c. Sampel dua tahap.
d. Sampel linear systematic.
11. Implikasi dari penggunaan panel sampel dalam survei IBS bulanan/triwulanan adalah :
a. Tidak berimplikasi.
b. Tidak mengikuti perkembangan populasi perusahaan baru, mati tutup dan berubah
sektor serta penggambaran indeks produksi populasi menjadi tidak tepat.
c. Tidak mengikuti perkembangan teknologi.
d. Tidak mengikuti perkembangan era industry 4.0.
12. Yang dimaksud dengan Output/Nilai Produksi dalam survei IBS tahunan dan triwulanan
adalah :
a. Nilai kapasitas penuh produksi pada periode survei.
b. Nilai realisasi produksi pada periode survei.
c. Nilai full capacity produksi pada periode survei.
d. Nilai ideal produksi pada periode survei.
13. Berikut adalah pernyataan yang benar mengenai konsep definsi yang digunakan dalam
survei IMK, kecuali :
a. Bahan baku adalah komponen bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang/jasa.
b. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan
bahan baku menjadi penolong.
c. Industri Musiman adalah industry pengolahan yang karakteristik bahan baku dan proses
produksinya dipengaruhi oleh iklim.
d. Tenaga Kerja adalah semua orang tanpa memperhatikan usia dan jenis kelamin yang
terlihat secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan di usaha/perusahaan. Tidak termasuk
tenaga kerja adalah pemilik.
14. Bagian dari penggolongan Industri Pengolahan (IMK) menurut KBLI 2015 adalah :
a. Golongan Pokok : Terdiri dari 1 digit angka
b. Golongan : Terdiri dari 3 digit angka
c. Sub Golongan : Terdiri dari 3 digit angka
d. Sub Kelompok : Terdiri dari 5 digit angka
15. Pelaksanaan pencacahan unit perusahaan IMK triwulanan menggunakan pendekatan
berikut ini, yaitu:
a. Self Enumerationn
b. Mailing System
c. Wawancara
d. Elektronik System
16. Usaha/Perusahaan berikut ini termasuk dalam ruang lingkup kegiatan Industri Mikro dan
Kecil adalah:

100
a. Penjual pisang goreng keliling.
b. Service/reparasi sepeda motor.
c. Penjual manik-manik.
d. Pembuat terompet tahun baru.
17. Pengklasifikasian perusahaan/usaha konstruksi besar, menangah dan kecil didasarkan
pada :
a. Omset
b. Output atau nilai produksi
c. Jumlah tenaga kerja
d. Kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi dari LPJK (Lembaga Pengambangan Jasa
Konstruksi)
18. Usaha konstruksi yang termasuk Usaha Mikro Kecil (UMK) adalah :
a. Batas nilai satu pekerjaan maksimal 300 juta rupiah (usaha perorangan)
b. Batas nilai satu pekerjaan maksimal 2,5 miliar rupiah
c. Batas nilai satu pekerjaan maksimal 50 miliar rupiah
d. Batas nilai satu pekerjaan maksimal 250 miliar rupiah
19. Survei konstruksi tahunan dilaksanakan secara sensus dan sampel, kecuali :
a. Sensus untuk usaha kualifikasi B
b. Sampel untuk usaha kualifikasi M
c. Sampel untuk usaha kualifikasi K
d. Sampel untuk usaha kualifikasi Perorangan
20. Tujuan utama survei konstruksi tahunan adalah berikut ini, kecuali :
a. Mendapatkan nilai pekerjaan konstruksi selama setahun.
b. Untuk melihat besarnya pekerjaan harian yang terserap dalam satu hari proyek
(mandays)
c. Nilai pengeluaran bahan/material yang digunakan
d. Indikator masalah bisnis usaha konstruksi
21. Data yang dikumpulkan dalam survei konstruksi triwulanan adalah :
a. Tenaga kerja dan balas jasa
b. Pemakaian tenaga listrik dan bahan bakar, bahan bangunan yang digunakan,
penambahan dan pengurangan barang modal
c. Pendapatan pekerjaan konstruksi
d. Indikator persepsi bisnis
22. Output dari sektor konstruksi adalah :
a. Nilai proyek
b. Nilai konstruksi yang diselesaikan ditambah nilai bahan/ material yang disediakan
pemilik
c. Nilai konstruksi yang diselesaikan ditambah nilai bahan/material yang disediakan
perusahaan konstruksi
d. Termasuk nilai konstruksi yang disubkontrakkan
23. Output dari sektor konstruksi meliputi berikut ini, kecuali :
a. Nilai proyek yang diselesaikan pada tahun yang bersangkutan dikurangi nilai konstruksi
yang disubkontrakkan
b. Komisi (fee) dari peminjaman nama badan hukumnya (nama CV atau PT) oleh usaha
konstruksi lainnya
c. Pendapatan dari menyewakan alat konstruksi yang dilengkapi dengan operatornya
d. Pendapatan dari menyewakan alat konstruksi tanpa operatornya

101
24. Survei usaha konstruksi triwulanan dilakukan dengan cara sampel panel pada :
a. Sensus untuk usaha kualifikasi B dan sampel untuk usaha kualifikasi M
b. Sampel untuk usaha kualifikasi B dan M
c. Sampel untuk usaha kualifikasi B, M, dan K
d. Sampel untuk usaha kualifikasi B, M, K dan Perorangan
25. Cakupan survei usaha konstruksi perorangan berikut yang paling tepat adalah :
a. Usaha konstruksi perorangan dengan sistem borongan
b. Usaha konstruksi perorangan dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu
yang melakukan usaha sendiri
c. Usaha konstruksi perorangan dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu
yang melakukan usaha harus dengan dibantu buruh bangunan
d. Usaha konstruksi perorangan dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu
yang melakukan usaha sendiri maupun dibantu buruh bangunan
26. Berikut metodologi survei konstruksi perorangan yang paling benar adalah :
a. Pada setiap kabupaten/kota dipilih desa secara probability proportional to size (PPS)
dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil Sensus Ekonomi
b. Dari setiap desa terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi perorangan dari hasil
pendaftaran usaha konstruksi perorangan di desa terpilih secara linear systematic
sampling
c. Untuk usaha Konstruksi Sipil dan Khusus diambil seluruhnya (take all), sedangkan usaha
Konstruksi Gedung dipilih sejumlah usaha dari sisa target sampel usaha kab/kota yang
tersedia secara linear systematic sampling
d. Semua benar
27. Pada mulanya KBLI disusun untuk keperluan analisis ekonomi, alat bantu pengambilan
keputusan, dan pembuatan kebijakan. Di bawah ini adalah kegiatan yang memanfaatkan
KBLI, kecuali :
a. Menentukan kualifikasi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
b. Mengetahui lowongan pekerjaan berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI)
c. Dasar penentuan kualifikasi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
d. Dasar penetuan kualifikasi perijinan investasi/penanaman modal
28. Cakupan statistik penggalian meliputi :
a. Seluruh perusahaan yang melaksanakan kegiatan penggalian dan telah memiliki izin
usaha penggalian
b. Seluruh perusahaan yang melaksakan kegiatan penggalian baik yang memiliki izin usaha
penggalian maupun tidak memiliki izin usaha dengan kegiatan berupa pencacahan,
peleburan, dan pemurnian
c. Seluruh perusaan yang melaksanakan kegiatan penggalian baik yang memiliki izin usaha
penggalian maupun tidak memiliki izin usaha
d. Semua jawaban a, b, dan c benar
29. Pernyataan yang paling benar adalah :
a. Prospeksi adalah kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan
galian atau mineral berharga
b. Kegiatan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya
cadangan serta studi kelayakan dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang
telah diketemukan disebut eksplorasi

102
c. Kegiatan penambangan yang meliputi pekerjaan pengambilan dan pengangkutan
endapan bahan galian atau mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan
pengolahan/pencucian terkadang sampai ke tempat pemasaran disebut eksploitasi
d. Semua jawaban a,b, dan c benar
30. Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai Survei Pertambangan dan Penggalian adalah
a. Survei Perusahaan Pertambangan Migas dilaksanakan secara lengkap
b. Survei Pertambangan dan Penggalian dilaksanakan secara lengkap
c. Survei Perusahaan Pertambangan Non-Migas dilaksanakan secara lengkap
d. Survei Perusahaan Penggalian dilaksanakan secara sampel
31. Berikut yang merupakan respinden Survei Tahunan Perusahaan Minyak dan Gas, kecuali :
a. Pertamina
b. Perusahaan Migas swasta domestic
c. Unit Pemasaran/UPMS
d. Perusahaan Migas swasta asing
32. Struktur pengkodean KBLI mengadaptasi dari struktur pengkodean pada ISIC. Berikut ini
adalah struktur pengkodean dan penamaan struktur kode dalam KBLI 2015, kecuali :
a. Golongan Pokok
b. Golongan
c. Kategori Pokok
d. Kategori
33. Unit statistik yang kompeks mempunyai aktivitas ekonomi yang banyak. Identifikasi
aktivitas utama dapat didekati dari :
a. Output bruto dari barang/jasa yang dihasilkan dan sedang booming di masyarakat
b. Nilai penjualan dalam setiap kategoti aktivitas
c. Banyaknya asset yang digunakan oleh setiap aktivitas
d. Jawaban a, b, dan c benar semua
34. Batasan “Pertambangan” yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik adalah :
a. Suatu kegiatan pengambilan bahan galian berharga dari dalam bumi seperti emas, perak,
timah, nikel, serta harta karun lainnya
b. Suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari
dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi, dan di bawah permukaan air
c. Suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari
dalam kulit bumi baik secara mekanis maupun manual seperti batu marmer, pasir, oasir
silica, pasir kursa, kaolin, tanah liat dan lain lain
d. Semua jawaban a, b, c benar
35. Bahan galian adalah unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan
endapan alam, misalnya :
a. Logam, batubara, minyak dan gas bumi, serta bahan radioaktif
b. Batubara, pasir besi biji timah, biji nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan
bijih mangan
c. Batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silica, pasir
kuarsa, kaolin, dan tanah liat
d. Semua jawaban a, b, dan c benar
36. Cakupan statistik pertambangan meliputi :
a. Seluruh perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengolahan/ pengilangan/ pemurnian
dengan basil berupa minyak dan gas bumi, batubara, dll

103
b. Seluruh perusahaan yang melaksanakan kegiatan prospeksi dan penelitian umum,
eksplorasi, persiapan penambangan dan pembangunan, eksploitasi dan pengolahan/
pengilangan/pemurnian
c. Seluruh perusahaan yang melaksanakan kegiatan penambangan dengan basil berupa
minyak dan gas bumi, batubara dll
d. Semua jawaban a, b, dan c salah
37. Berikut yang tidak termasuk jenis energi fosil adalah :
a. Batubara
b. Uranium
c. Gas
d. Minyak
38. Survei Triwulan Perusahaan Pertambangan dan Energi dilaksanakan pada bulan berikut,
kecuali :
a. Maret
b. Juli
c. September
d. Januari
39. Metodologi yang digunakan pada Survei Tahunan Perusahaan Penggalian adalah :
a. Perusahaan penggalian dicacah secara saMpel
b. Pemilihan sampel perusahaan penggalian menggunakan PPS
c. Usaha rumah tangga penggalian dicacah secara lengkap
d. Pemilihan sampel usaha rumah tangga penggalian menggunakan SRS
40. Berikut ini yang bukan responden Survei Captive Power adalah :
a. Perusahaan konstruksi
b. Hotel
c. Restoran
d. Apartemen

ESSAY
1. Dalam KBLI 2015 Kategori Konstruksi terbagi menjadi 3 golongan pokok, sebutkan dan
jelaskan disertai contohnya?
2. Survei IBS dilaksanakan secara tahunan dan bulanan. Untuk survei bulanan IBS sendiri tidak
seluruh perusahaan IBS menjadi sampel, namun sampel IBS bulanan terbagi ke dalam
beberapa kategori atau kode. Sebutkan dan jelaskan?

104
PEMBAHASAN UJIAN AKHIR SEMESTER STATPRO T.A. 2018/2019
PILIHAN GANDA

1. B
Termasuk dalam kegiatan industri pengolahan adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan
perakitan (assembling)
2. B
Jumlah tenaga kejra IBS >19 orang
Jumlah tenaga kerja IMK ≤19 orang
3. D
Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1) Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)
2) Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3) Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4) Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang.
4. A
Disajikan pada level Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
5. B
Pengambilan sampel industri mikro dilakukan secara sistematik linear dari hasil
pendaftaran IMK.
6. C
Untuk mendapatkan nilai PDRB sektor IMK. (Survei IMK Tahunan)
7. C
Pengadaan bahan baku dan proses produksi pada industri terompet tidak dipengaruhi iklim
dan tetap bisa berproduksi kapanpun
8. D
Pendaftaran perusahaan/usaha industri di setiap blok sensus dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu pendekatan bangunan dan pendekatan rumah tangga.
9. B
Sudah jelas.
10.B
Pencacahan dilakukan secara lengkap di seluruh wilayah Indonesia.
11.B
Penggunaan panel sampel berarti sampel yang digunakan pada setiap triwulanan dalam satu
tahun merupakan sampel yang sama. Jadi panel sampel tidak mengikuti perkembangan
populasi, seperti munculnya perusahaan baru, adanya perusahaan yang telah mati atau tutup
atau ganti sector, dan sebagainya.
12.B
Nilai output adalah nilai produksi yang dijual/didistribusikan ditambah pendapatan atau
penerimaan dari kegiatan lainnya termasuk jasa non industri
13.D
Tenaga Kerja adalah semua orang tanpa memperhatikan usia dan jenis kelamin yang terlihat
secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan di usaha/perusahaan, termasuk pemilik.

14.B

105
Penggolongan menurut KBLI 2015.
Golongan Pokok : Terdiri dari 2 digit angka
Golongan : Terdiri dari 3 digit angka
Sub Golongan : Terdiri dari 4 digit angka
Kelompok : Terdiri dari 5 digit angka
15.C
16.D
17.D
18.B

19.D
SKTH tidak mencakup usaha kualifikasi untuk perorangan.
20.D
Indikator masalah bisnis usaha konstruksi didapatkan dari Survei Perusahaan Konstruksi
Triwulanan.
21.D
Menghasilkan indeks konstruksi, indeks persepsi bisnis konstruksi, dan indeks masalah
bisnis konstruksi terhadap perusahaan yang respon.
22.B
Nilai konstruksi yang diselesaikan tahun 2016 adalah Nilai kontrak/pekerjaan dikurangi
nilai yang disubkontrakkan, dikalikan dengan realisasi fisik pekerjaan yang dikerjakan di
tahun 2016, ditambah nilai bahan bangunan yang disediakan pemilik proyek.
23.B
24.A
Sensus untuk usaha kualifikasi B dan sampel untuk usaha kualifikasi M.
25.D
26.D
Semua pilihan jawaban benar.
27.B
Mengetahui lowongan pekerjaan berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)
bukan merupakan penggunaan KBLI.
28.C
Kegiatannya meliputi pemecahan ,peleburan, pemurnian dan segala proses pengolahan hasil
pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian, akan tetapi
digolongkan ke dalam kegiatan industri.
29.D
Semua jawaban benar.
30.B/C

106
31.C
Responden: Pertamina, JOB Pertamina, TAC Pertamina, Perusahaan Eksplorasi dan
Eksploitasi Migas swasta domestik, Perusahaan Eksplorasi dan Eksploitasi Migas swasta
asing (Production Sharing Contract).
32.C
Kategori, Golongan Pokok, Golongan, Sub Golongan, dan Kelompok.
33.C
34.B
Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan
bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini
antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit,
bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan.
35.C
Barang galian adalah unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan
endapan alam (tidak termasuk logam, batubara, minyak dan gas bumi dan bahan radioaktif).
Bahan galian ini biasanya digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong sektor
industri maupun konstruksi. Hasil kegiatan penggalian antara lain, batu gunung, batu kali,
batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat dan
lain-lain.
36.B
Tahapan kegiatan pertambangan meliputi: prospeksi dan penelitian umum, eksplorasi,
persiapan penambangan dan pembangunan, eksploitasi dan
pengolahan/pengilangan/pemurnian.
37.B
Uranium termasuk bahan radioaktif.
38.A/C
Dilaksanakan pada bulan April, Juli, Oktober, Januari
39.D
Sampling unit: Perusahaan penggalian, Usaha rumah tangga penggalian

107
Perusahaan Penggalian 🡪 cacah lengkap
Usaha rumah tangga Penggalian 🡪 Simple Random Sampling
Population Frame: Direktori Perusahaan Penggalian
Hasil Listing Usaha Sensus Ekonomi 2016
40.A
Kecuali perusahaan konstruksi.

ESSAY

1. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2015) merupakan klasifikasi baku
ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori.
Dalam KBLI 2015 Kategori Konstruksi terbagi menjadi 3 golongan pokok berdasarkan Bidang
Pekerjaan Utama, yakni :
1. Konstruksi Gedung (KBLI 2015, 41...)
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum berbagai macam
gedung/bangunan, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung,
penambahan dan renovasi bangunan, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi
pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Golongan pokok ini mencakup
konstruksi bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran, pertokoan, sarana dan
prasarana umum lainnya, termasuk bangunan pertanian dan lain-lain. Kegiatan
konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan.
2. Konstruksi Sipil (KBLI 2015, 42...)
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum bangunan sipil, baik bangunan
baru, perbaikan bangunan, penambahan bangunan dan perubahan bangunan, pendirian
bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi proyek dan konstruksi yang bersifat
sementara. Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan konstruksi berat seperti fasilitas
industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran
pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga di tempat terbuka dan lain-lain. Sebagian atau
keseluruhan pengerjaan dapat dilakukan atas biaya sendiri, berdasarkan balas
jasa/kontrak.
3. Konstruksi Khusus (KBLI 2015, 43...)
Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus (yang berhubungan dengan
keahlian khusus), biasanya khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda,
yang membutuhkan peralatan atau keterampilan khusus dan lebih banyak dilakukan
berdasarkan subkontrak. Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan penyelesaian
gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti
pipa-pipa ledeng, pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik
lain, sistem penyiraman, lift dan tangga berjalan dan lain-lain. Termasuk juga kegiatan
instalasi dan perbaikan sistem penerangan dan pemberian tanda isyarat untuk jalan raya,

108
rel kereta api, bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain. Kegiatan penyelesaian bangunan
dan perbaikan meliputi kegiatan yang memberikan kontribusi untuk penyelesaian akhir
suatu konstruksi.
2. Survei IBS bulan terbagi menjadi beberapa kategori atau kode didasari oleh penarikan
sampel secara bertahap. Berikut merupakan penarikan sampel IBS bulanan pada tahun
2019 :
1) Perusahaan yang tutup/dobel harus dikeluarkan dari data (frame).
2) Cleaning data yang Outlier. Data yang dikategorikan “outlier” pada peubah pekerja dan
output yaitu jika rasio data tahun frame terhadap tahun sebelumnya untuk pekerja diluar
range (0.5 < rasio pekerja < 2) dan output di luar range (0.1 < rasio output < 10).
“Outlier” pada Output per Worker diambil dari sebaran persentil “top / top bottom” 1% :
Output per Worker di bawah Persentil 1%
Output per Worker di atas Persentil 99%
3) Penentuan “Cut-off point”.
Semua perusahaan di tahun 2016 diurutkan (di-sort) berdasarkan nilai output secara
menurun (descending). Seluruh perusahaan yang nilai outputnya berada diatas nilai “Cut-
off point” dipilih secara certainty yang dikategorikan sebagai sampel “C1”.
Cut-off point diperoleh dari formula berikut :
oi 
(O N − Oi −1 )  o
n − (i − 1)
i −1

Keterangan :
ON = Nilai output populasi
Oi = Kumulatif nilai output sampai perusahaan ke i
oi = Nilai output perusahaan ke i
N = Jumlah perusahaan pada tahun 2010
n = Rencana jumlah sampel seluruhnya
4) Output per tenaga kerja 1 % tertinggi
− Semua perusahaan diurutkan kembali berdasarkan produktivitas tenaga kerja (rasio
output terhadap banyaknya tenaga kerja). Seluruh perusahaan yang output per tenaga
kerjanya 1% tertinggi dipilih secara certainty yang dikategorikan sebagai sampel “C2”.
− Perusahaan-perusahaan yang terpilih tersebut diasumsikan sebagai perusahaan yang
menggunakan teknologi tinggi.
5) Meningkatkan cakupan Survei
Pemeriksaan sebaran data yang sudah terpilih “C1” dan “C2” untuk frekuensi, share of output,
dan ratio of output per 3-digit ISIC. Khususnya untuk ISIC yang mempunyai ratio of output
< 50%, tetapi share of output nya berada pada top 25%, maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa ISIC tersebut cukup penting. Oleh karena itu ISIC tersebut perlu
diambil sampel secara khusus, dikategorikan sebagai sampel “C3”.
Begitu juga dengan share of output per provinsi yang belum memenuhi > 50 %. Maka perlu
diambil lagi sampel untuk memenuhi share per provinsi, dikategorikan “C4”.
6) Teknik sampling “Probability Proportional to Size” (PPS)
Setelah C1, C2, C3, dan C4 diambil, diperoleh kerangka sampel yang baru yang datanya
diurutkan menurut ISIC 3 digit dan output per tenaga kerja secara menurun, dan
selanjutnya dipilih sampel dengan teknik sampling “Probability Proportional to Size”
(PPS) dengan output sebagai size-nya. Sampel ini dikategorikan sebagai sampel “S”.
Formula untuk menentukan perusahaan yang terkena sampel kode ’S’ adalah:
Oi ≥ R1 + j * I
Dimana :

109
Oi = Kumulatif nilai output sampai perusahaan ke i
R1 = Random pertama
j = 1, 2, .......N
I = Output populasi – Output kode ’C1 C2 C3 C4’
Target sampel kode ’S’
7) Menghitung penimbang perusahaan untuk level nasional.
Penimbang untuk perusahaan berkode ’C1’, ’C2’, ’C3’, dan ’C4’ nilainya adalah 1 (satu).
Perusahaan yang berkode ’S’ penimbangnya adalah
S = (Output ISIC3 Pop – Output ISIC sampel bukan berkode S)
(Jumlah sampel berkode S * Output perusahaan)
8) Menghitung penimbang perusahaan untuk masing-masing provinsi.
Prosedur penetapan penimbang perusahaan untuk provinsi sama dengan level nasional.
Pembedanya adalah output ISIC3. Output ISIC3 sampel bukan berkode ’S’ dan jumlah
sampel berkode ’S’ hanya sampai level provinsi.
9) Pembuatan direktori dan tabel-tabel.

110
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL T.A. 2019/2020
PILIHAN GANDA

1. KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang diterjemahkan dari ISIC disusun
dengan tujuan untuk mengklasifikasikan ekonomi berdasarkan:
a. Seluruh kepemilikan ekonomi di Indonesia
b. Seluruh output/keluaran ekonomi di Indonesia
c. Seluruh jabatan ekonomi di Indonesia
d. Seluruh kegiatan/aktivitas ekonomi di Indonesia
e. Seluruh pelaku ekonomi di Indonesia
2. Usaha/aktivitas ekonomi pembuatan es batu dalam KBLI yang terbaru dan terakhir
diklasifikasikan dalam kategori:
a. E
b. A
c. D
d. C
e. B
3. Urutan Hasil pertambangan "Non Minyak dan Gas Bumi", diantaranya adalah:
a. Bijih nikel, emas, dan perak
b. Asbes, grafit, batu permata, pasir kwarsa
c. Konsentrat tembaga, dan aspal
d. Minyak mentah, batubara, timah, bauksit
e. Kondensat, gas bumi, marmer, batu apung
4. Cakupan survei tahunan gas kota adalah:
a. Seluruh desa di Indonesia
b. Seluruh propinsi di Indonesia
c. Seluruh kabupaten/kota di Indonesia
d. Hanya 9 kota yang ada lokasi jaringan transmisi gas kota di Indonesia
e. Seluruh kecamatan di Indonesia
5. Pengadaan air bersih dalam KBLI yang terbaru dan terakhir adalah pada kategori:
a. E
b. A
c. C
d. B
e. D
6. Tokopedia dan Bukalapak berdasarkan KBLI 2015 termasuk dalam kategori?
a. Industri pengolahan
b. Perdagangan Besar dan Eceran
c. Pengangkutan dan Pergudangan
d. Informasi dan Telekomunikasi
e. Aktivitas Jasa Lainnya
7. Manakah pernyataan yang salah tentang industri mikro dan kecil di bawah ini:
a. Jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang termasuk pemilik
b. Jumlah tenaga kerja 1-19 orang tidak termasuk pemilik
c. Industri mikro dan kecil menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan industri besar
dan sedang
d. Nilai tambah industri mikro dan kecil lebih kecil dibanding industri besar dan sedang
e. Jumlah industri mikro dan kecil lebih banyak dibandingkan jumlah industri besar dan
sedang

111
8. Berikut yang termasuk industri musiman adalah:
a. Industri perajangan tembakau
b. Industri kue
c. Industri minuman
d. Industri terompet
e. Industri layangan
9. Tujuan Survei IMK Tahunan adalah untuk mengumpulkan data berikut, kecuali:
a. Jumlah tenaga kerja
b. Struktur input output
c. Struktur permodalan
d. Pengeluaran untuk balas jasa tenaga kerja
e. Kendala dan prospek usaha
10. Pernyataan berikut yang benar mengenai Survei IMK Tahunan, kecuali:
a. Digunakan untuk penghitungan indeks produksi IMK triwulanan
b. Listing dilakukan setiap triwulan
c. Indeks produksi dihitung menggunakan formula Modified Paasche
d. Pencacahan menggunakan sampel panel triwulan
e. Kerangka sampel menggunakan daftar blok sensus
11. Penghitungan indeks produksi IMK triwulan menggunakan metode:
a. Modified Laspeyres
b. Modified Paasche
c. Discrete Divisia
d. Paasche
e. Laspeyres
12. Di bawah ini adalah variabel yang dikumpulkan pada Survei Pertambangan dan Penggalian,
kecuali:
a. Jalur distribusi penjualan hasil produksi
b. Tenaga kerja dan upah tenaga kerja
c. Volume dan nilai produksi
d. Volume penjualan dalam negeri dan ekspor
e. Struktur biaya
13. Kegiatan yang tidak termasuk tahapan dalam pertambangan minyak dan gas, adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh surveyor
b. Persiapan dan pembangunan
c. Prospeksi dan Eksploitasi
d. Pengilangan atau pemurnian
e. Pemasaran keliling/eceran
14. Tujuan dari survei Captive Power adalah ......
a. Untuk mendapatkan data konsumsi energi listrik oleh pelaku kegiatan ekonomi dan
pemerintahan di setiap provinsi
b. Untuk mendapatkan total energi listrik yang dihasilkan di Indonesia
c. Untuk mendapatkan data besarnya energi listrik yang dibangkitkan sendiri oleh pelaku
kegiatan ekonomi
d. Untuk mengetahui persediaan alam yang dapat gunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik
e. Semua jawaban di atas, benar
15. Pernyataan yang paling benar tentang Survei Captive Power adalah ….
a. Survei tahunan dengan cakupan survei tetap
b. Survei tahunan dengan cakupan survei tidak tetap
c. Survei triwulan dengan cakupan survei tetap

112
d. Survei triwulan dengan cakupan survei tidak tetap
e. Survei tahunan dan triwulan dengan cakupan survei tetap
16. Statistik energi yang dikumpulkan secara rutin oleh BPS sampai dengan saat ini, adalah:
a. Nuklir, listrik, gas, dan air
b. Panas bumi, listrik, air, dan gas
c. Air, gas, tenaga matahari/air untuk listrik
d. Listrik, gas, dan air
e. Semua sumber energi terbarukan
17. Kerangka sampel pada pengumpulan data Statistik Pertambangan dan Energi adalah:
a. Hasil Sensus Penduduk (dari pekerjaan utama angsota rumah tangga)
b. Hasil Listing Usaha pada Sensus Ekonomi
c. Hasil Sensus Pertanian (dari pekerjaan di luar pertanian anggota rumah tangga)
d. Hasil Listing yang dilakukan setiap tahun terhadap semua pelaku ekonomi di Indonesia
e. Semua sumber data di atas (jawaban a, b, c, dan d) benar
18. Pembuatan pintu, jendela, dan kusen yang dikerjakan oleh pengusaha konstruksi ternasuk
dalam usaha
a. Kategori A pertanian
b. Kategori C Industri
c. Kategori F Konstruksi
d. Kategori G Perdagangan
e. Kategori S Jasa Lainnya
19. Usaha UMK dalam sektor konstruksi adalah berikut ini:
a. Tenaga kerjanya 1-4 orang
b. Tenaga kerjanya 1-19 orang
c. Omset maksimal 300 Juta setahun
d. Omset maksimal 2,5 milyar setahun
e. Omset maksimal 50 milyar setahun
20. Indeks Masalah Bisnis Perusahaan Konstruksi dihasilkan oleh survei ……
a. Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan
b. Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan
c. Survei Perusahaan Konstruksi Bulanan
d. Survei Usaha Konstruksi Perorangan
e. Sensus Ekonomi Kategori F
21. Indeks berikut dihasilkan oleh Survei Konstruksi menggunakan indeks divisia konstruksi,
kecuali ….
a. Indeks Kondisi Bisnis
b. Indeks Pekerja Tetap
c. Indeks Hari Orang/Mandays
d. Indeks Balas Jasa dan Upah
e. Indeks Nilai Konstruksi
22. Kerangka sampel Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan adalah …….
a. Daftar perusahaan konstruksi di blok sensus terpilih
b. Daftar perusahaan konstruksi di desa terpilih
c. Updating Direktori Perusahaan Konstruksi
d. Daftar perusahaan konstruksi yang terpilih pada survei konstruksi tahunan
e. Daftar perusahaan konstruksi yang terpilih pada survei konstruksi tahunan dan usaha
konstruksi perorangan
23. Alokasi sampel Survei Perusahaan Konsins adalah berikut ini, kecuali:
a. Seluruh perusahaan konstruksi kualifikasi besar B1 disensus secara lengkap (take all),
kecuali di DKI Jakarta

113
b. Seluruh perusahaan konstruksi kualifikasi besar B2 disensus secara lengkap (take all),
kecuali di DKI Jakarta
c. Perusahaan konstruksi kualifikasi menengah (M1, M2) diambil sampel sebesar 70% dari
target sampel setelah dikurangi perusahaan konstruksi skala besar (take some)
d. Perusahaan konstruksi kualifikasi kecil (Kl, K2, K3) disampel sebesar sisa dari target
sampel (take some)
e. Perusahaan konstruksi kualifikasi KI, K2, dan K3 tidak terkena sampel
24. Berikut adalah cakupan survei usaha konstruksi perorangan, kecuali:
a. Usaha konstruksi perorangan yang berusaha sendiri dengan sistem borongan dan aktif
selama setahun yang lalu
b. Usaha konstruksi perorangan yang dibantu pekerja tetap dengan sistem borongan dan
aktif selama setahun yang lalu
c. Usaha konstruksi perorangan yang dibantu pekerja keluarga dengan sistem borongan dan
aktif selama setahun yang lalu
d. Usaha konstruksi perorangan yang dibantu pekerja harian dengan sistem borongan dan
aktif selama setahun yang lalu
e. Buruh Bangunan
25. Metodologi survei tahunan air bersih dilakukan dengan:
a. Sensus untuk semua perusahaan air bersih swasta
b. Sensus untuk semua perusahaan ar bersih pemerintah maupun swasta
c. Sampel untuk semua perusahaan air bersih pemerintah
d. Sampel untuk semua perusahaan air bersih swasta
e. Sensus untuk semua perusahaan air bersih pemerintah
26. Menurut UU RI Nomor 30 tahun 2007 tentang energi, Neraca Energi adalah:
a. Keseimbangan antara konsumsi energi dengan penggunaan energi
b. Keseimbangan antara penjualan energi dengan pembelian energi
c. Keseimbangan antara pasokan berbagai sumber energi dengan penggunaan energi
d. Keseimbangan antara supply energi dengan pasokan energi
e. Keseimbangan antara ekspor energi dengan impor energy
27. Contoh produksi energi sekunder adalah:
a. Batu bara
b. Minyak bumi.
c. Avtur dan avgas
d. Listrik
e. Gas bumi
28. Berikut yang perlu diperhatikan dalam penentuan kasus batas KBLI, kecuali:
a. Jenis produk yang dihasilkan
b. Asal input yang digunakan (produksi sendiri atau pembelian)
c. Pada kegiatan persewaan tanpa operator atau dengan operator
d. Besar kecilnya usaha
e. Pada kegiatan reparasi jenis barang yang direparasi
29. Kegiatan yang tidak termasuk dalam proses pertambangan minyak dan gas bumi adalah:
a. Usaha pencarian kandungan minyak dan gas bumi
b. Pengeboran dan penambangan
c. Penambangan dan pemisahan
d. Pengolahan atau pengilangan
e. Penampungan dan penjualan

30. Berikut yang perlu diperhatikan dalam penentuan kasus batas KBLI, kecuali:
a. Jenis produk yang dihasilkan

114
b. Asal input yang digunakan (produksi sendiri tau pembelian)
c. Pada kegiatan persewaan tanpa operator atau dengan operator
d. Besar kecilnya usaha
e. Pada kegiatan reparasi jenis barang yang direparasi
31. Hasil pertambangan "Barang Galian Lainnya”, diantaranya adalah:
a. Bjih nikel, emas, dan perak
b. Asbes, grafit, batu permata, dan pasir kwarsa
c. Konsentrat tembaga dan aspal
d. Minyak mentah, batubara, timah, dan bauksit
e. Kondensat, gas bumi, marmer, dan batu apung
32. Diantara survei yang dilakukan oleh BPS untuk mengumpulkan Statistik Pertambangan dan
Energi secara berkelanjutan adalah ……
a. Survei Tahunan dan Triwulanan Perusahaan Pertambangan Migas dan Non Migas
b. Survei Tahunan dan Triwulanan Perusahaan Penggalian Bahan Industri dan Konstruksi
(Berbadan Hukum)
c. Survei Captive Power
d. Survei Triwulanan Usaha Penggalian Bahan Industri dan Konstruksi (URT)
e. Survei Triwulanan Perusahaan Listrik, Perusahaan Gas, Perusahaan Air Bersih
33. Survei Captive Power adalah ……
a. Survei untuk mendapatkan data sumber energi yang digunakan di perusahaan
b. Survei untuk mendapatkan data sumber energi berupa migas dan non migas
c. Survei untuk mendapatkan energi listnk yang dibangkitkan sendiri oleh unit usaha
d. Survei untuk mendapatakan data total ketenagalistrikan di Indonesia
e. Semua jawaban di atas, benar
34. KBLI 2015 mengklasifikasikan kegiatan ekonomi ke dalam beberapa lapangan usaha
berdasarkan:
a. Status kepemilikan (usaha perorangan atau bukan)
b. Usaha mikro, kecil, menengah, atau besar
c. Output barang/jasa yang dihasilkan
d. Usaha formal dan informal
e. Usaha permanen dan musiman
35. Perusahaan IBS yang termasuk dalam survei lBS tahunan maupun bulanan adalah
perusahaan yang mempunyai tenaga kerja:
a. 20 orang dan lebih
b. 1-5 orang
c. 6-19 orang
d. 20-99 orang
e. 100 orang atau lebih
36. Tujuan utama survei IBS bulanan adalah:
a. Menghasilkan data Statistik IBS yang lengkap
b. Menghasilkan indeks produksi lBS triwulanan sebagai indikator untuk penghitungan
PDB/PDRB triwulanan sektor industri pengolahan
c. Menghasilkan data Statistik IBS yang valid dan reliable
d. Menghasilkan data Statistik IBS sewaktu-waktu
e. Menghasilkan data Statistik IBS yang up to date
37. Penghitungan indeks IBS bulanan/triwulanan menggunakan metode:
a. Discrete Divisia
b. Modified Laspeyres
c. Paasche
d. Modified Paasche

115
e. Laspeyres
38. Hasil dari konstruksi adalah …..
a. Gedung bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
b. Jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan
c. Bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi
d. Jaringan listrik dan telekomunikasi
e. Semua benar
39. Output sektor konstruksi sebuah perusahaan adalah ……
a. Nilai Proyek
b. Nilai konstruksi yang diselesaikan termasuk nilai yang disubkontrakkan
c. Nilai konstruksi yang diselesaikan tidak temasuk nilai yang disubkontrakkan
d. Pendapatan menyewakan truk molen/traktor/buldozer tanpa operator
e. Bahan bangunan/material yang disediakan oleh perusahaan konstruksi
40. Usaha berikut merupakan usaha sektor konstruksi, kecuali:
a. Penyiapan lahan
b. Pembongkaran gedung
c. Penggalian/pengeboran sumur air tanah
d. Pembangunan instalasi listrik gedung
e. Penyewaan truk molen/traktor/buldozer tanpa operator

ESSAY

1. Sebutkan tujuan, kegunaan, dan manfaat penyusunan Neraca Energi (10 Poin)
2. Jelaskan secara singkat tiga tahapan kegiatan pertambangan: prospeksi, eksplorasi, dan
eksploitasi! (10 Poin)
3. Hitung nilai konstruksi yang diselesaikan pada tahun 2018 dari perusahaan konstruksi yang
mengerjakan proyek berikut ini: (20 Poin)
a. Perbaikan jalan di Kota Surakarta, panjang 3 km yang dibiayai oleh APBD Kota Surakarta
dikerjakan sejak Juli 2018 dan direncanakan selesai Februari 2019 dengan nilai kontrak
sebesar Rp 1.000.000.000,-. Sampai Desember 2018, realisasi fisiknya baru sebesar 75%.
Biaya bahan semuanya disediakan oleh perusahaan selama tahun 2018 sebesar Rp
400.000.000,-
b. Rehab Gedung Depag di Kota Surakarta, dibiayai APBN telah dikerjakan sejak Januari
2018 hingga Desember 2018 senilai Rp 2.100.000.000,-. Pada bulan Desember 2018,
pekerjaannya selesai 100% dengan biaya bahan bangunan yang disediakan oleh
perusahaan sebesar Rp. 700.000.000,-. Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan sebesar Rp.
100.000.000,-
c. Rehab Gedung SDN 2 Sukasari di Kab Grobogan yang dibiayai APBD, dikerjakan sejak
Desember 2017 hingga Maret 2018 senilai Rp 300.000.000,-. Pada Desember 2017,
realisasi fisiknya baru sebesar 10% dan selesai 100% pada Maret 2018. Biaya bahan
bangunan disediakan perusahaan sebesar Rp 130.500.000,-, yang disediakan oleh pemilik
pekerjaan sebesar Rp 20.000.000,-
d. Menyewakan 3 buah molen yang dilengkapi dengan operatornya dengan nilai kontrak
keseluruhan adalah Rp 25.000.000,- perbulan selama setahun.

116
PEMBAHASAN UAS GANJIL STATPRO T.A. 2019/2020
PILIHAN GANDA
1. D
2. C (lihat pada KBLI 35302)
3. A
4. B
5. A
6. D
7. B
8. A
9. Tidak ada jawaban yang benar.
10. B (yang benar adalah listing Survei IMK Triwulanan dilakukan hanya pada triwulan
pertama)
11. B
12. A
13. E
14. C
15. B
16. D
17. B
18. B (lihat pada subgolongan INDUSTRI BARANG BANGUNAN DARI KAYU)
19. D
20. B
21. A
22. D
23. E
24. E
25. B
26. C
27. C
28. D
29. E
30. D (idem dg no. 28)
31. B
32. C
33. C
34. C
35. A
36. B
37. A
38. E
39. C
40. E

117
ESSAY
1) Tujuan menyusun neraca energi
- Meningkatkan pemanfaatan statistik energi dengan menyediakan data energi yang
komprehensif dan terkonsiliasi pada suatu wilayah;
- memberikan informasi yang lengkap dan komprehensif tentang penggunaan dan
ketersediaan energi pada suatu wilayah;
- menjadi alat yang berkualitas untuk memastikan kelengkapan, konsistensi, dan
keterbandingan statistik dasar dari statistik energi;
- memastikan keterbandingan antar wilayah;
- menyediakan data untuk estimasi emisi CO2 pada suatu wilayah;
- menyediakan indikator dasar peran energi dalam perekonomian suatu negara;
- menghitung efisiensi dari proses transformasi yang terjadi di suatu negara;
- menghitung kontribusi relatif dari konsumsi berbagai produk energi terhadap total
konsumsi; dan
- menyediakan input untuk modelling dan peramalan.
Kegunaan penyusunan neraca energi adalah untuk memeriksa kelengkapan data komoditas
energi dan melihat kontribusi suatu komoditas energi terhadap perekonomian nasional.
Manfaat :
- Dapat mengetahui peranan berbagai pasokan komoditas energi dalam kontribusinya
terhadap perekonomian nasional;
- sebagai titik awal penyusunan berbagai indikator konsumsi energi (misalnya konsumsi
per kapita atau per satuan GDP) serta efisiensi energi;
- memeriksa keakuratan data yang terkumpul; dan
- bermanfaat untuk penaksiran, analisis dan pembuatan kebijakan pemerintah di bidang
energi.
2) Tahapan kegiatan pertambangan
- Prospeksi → kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan
galian atau mineral berharga.
- Eksplorasi → kegiatan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan
besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral
berharga yang telah diketemukan.
- Eksploitasi → kegiatan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau
mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian.
3) Nilai kontruksi pada tahun 2018
a. 𝑁𝐾 = (75 − 0)% × (1.000.000.000 − 0) = 𝑅𝑝 750.000.000, −
b. 𝑁𝐾 = (100 − 0)% × (2.100.000.000 − 100.000.000) = 𝑅𝑝 2.000.000.000, −
c. 𝑁𝐾 = (100 − 10)% × 300.000.000 = 𝑅𝑝 270.000.000, −

118
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Mata Kuliah : Statistik Produksi
Tingkat : III – DIV Komputasi Statistik
Dosen : Tim Dosen
Hari/Tanggal : Senin, 4 Januari 2021
Waktu Ujian : 120 Menit 10.30-12.30 WIB

1. Terangkan dengan singkat dan jelas, apa yang dimaksudkan bahwa sektor energi (listrik,
gas kota dan air bersih) merupakan sektor utilitas atau sektor penyangga dalam kegiatan
suatu perekonomian!
2. Buatlah analisis deskripsi tentang Gambar grafik dibawah ini.

3. Pak Anton tinggal di Kemayoran bersama istri (Ibu Ani) dan 2 orang anak (Arif dan Tuti).
Pekerjaan Pak Anton adalah sebagai tenaga administrasi SMA Negeri di Kemayoran.
Sedangkan Bu Ani, biasa membuat kecambah atau taoge dari kacang hijau untuk dijual ke
Pasar Sumur Batu. Penjualan taoge ke pasar dilakukan setiap hari sekalian berbelanja
bahan untuk membuat bakso. Sepulang dari pasar, Bu Ani berjualan bakso hingga pukul
4 sore, selanjutnya jualan bakso diteruskan oleh Pak Anton hingga pukul 10 malam. Arif,
anak pertama Pak Anton saat ini sedang kuliah di Universitas Negeri terkenal di Jakarta.
Setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis, Arif mengajar bimbel anak SMA pada tiga rumah yang
berbeda. Tuti, sepulang sekolah biasa membantu orang tua membersihkan kacang hijau,
merendam, dan meniriskan untuk dijadikan kecambah, selanjutnya membantu jualan di
warung bakso. Setiap hari Sabtu dan Minggu atau saat libur kuliah/sekolah, Arif dan Tuti

119
membuat bakso yang selalu diambil oleh pedagang untuk dijual di pasar. Identifikasi
cerita di atas, lalu tuliskan semua “kategori” lapangan usaha dengan memberikan
penjelasan singkat tentang aktivitas ekonomi dari Kepala Ruta dan semua ART tersebut

Nama ART
No. Kategori Penjelasan
(bisa lebih dari 1)
1. Kategori …
2. Kategori …

4. Data keadaan konstruksi Indonesia pada periode 2019-2020 sebagai berikut:


Indeks Nilai PDB Kontruksi
Periode Indeks Mandays IHPB Konstruksi
Konstruksi (Q to Q)
I/2019 128.99 120.03 103 -4.30
II/2019 133.00 122.10 103 0.75
III/2019 128.20 124.45 104 4.76
IV/2019 142.24 126.38 103 4.74
I/2020 113.38 108.18 102 -6.92
II/2020 101.53 105.32 103 -7.37
III/2020 NA NA 103 5.72

a) Jelaskan secara konseptual pengertian nilai konstruksi, IHPB konstruksi dan PDB
konstruksi
b) Jelaskan keadaan konstruksi Indonesia berdasar data diatas

5. Pada Survei IMK, bagaimana bila di suatu kabupaten/kota target sampel tidak terpenuhi
dan sampel pengganti pun tidak ada, terkait pemenuhan target sampel BPS Provinsi? Dan
bagaimana pengaruhnya terhadap gambaran profil industri mikro kecil pada saat
publikasi nantinya?

6. Berdasarkan neraca Indonesia Tahun 2019 berikut ini


a) Hitung nilai a (kol 2), b (kol 4), c (kol 7)
b) Lakukan analisis permintaan dan penawaran energi di Indonesia (supply and
demand analysis). Apakah Indonesia mengalami surplus atau defisit energi primer?
Bagaimana pula proses transformasi energi di Indonesia?
c) Jelaskan kondisi industri pengilangan minyak di Indonesia (sebutkan nilai input dan
output yang dihasilkan)
d) Jelaskan kondisi usaha pembangkit tenaga listrik di Indonesia (sebutkan nilai input
dan output yang dihasilkan)

120
121
PEMBAHASAN UAS GANJIL STATPRO T.A. 2020/2021
*Jawaban ini berdasarkan jawaban salah satu kating 59. Jika ada kesalahan mohon dimaklumi
dan silahkan dikoreksi

1) Sektor energi (listrik, gas kota, dan air bersih) merupakan sektor utilitas atau sektor
penyangga dalam kegiatan suatu perekonomian karena energi dibutuhkan dalam rangka
menggerakan roda ekonomi maupun aktivitas kemasyarakatan. Listrik sangat diperlukan
oleh rumah tangga untuk beraktivitas bahkan menjalankan ekonomi (UMKM) dan juga oleh
perusahaan besar/industri untuk memproduksi barang karena peralatan/mesin saat ini
digerakkan oleh energi listrik. Gas juga tidak kalah penting untuk perekonomian, misalnya
dalam kegiatan industri pengolahan, tentu menggunakan gas untuk memproduksi olahannya
(co: memasak). Dn terakhir air bersih juga digunakan dalam kegiatan ekonomi, misalnya
produksi minuman maupun air mineral yang menggunakan air bersih sebagai bahan baku
utama
2) Analisis deskriptif mengenai struktur dari pemerintahan PDB menurut lapangan usaha pada
Triwulan-II (2020) y-on-y
● PDB pada Triwulan II 2020 mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 5,23%. Jika
dibandingkan dengan Triwulan II tahun 2019.
● Sektor lapangan usaha yang mengalami penurunan terbesar pada periode tersebut
adalah sektor transportasi dan pergudangan dengan besar penurunan pertumbuhan
30,84%. Kemudian diikuti sektor akomodasi dan makan minum sebesar 22,02% dan
jasa lainnya sebesar 12,60%.
● Sebaliknya, terdapat beberapa sektor lapangan usaha yang masih mengalami
pertumbuhan, diantaranya yaitu sektor informasi dan komunikasi sebesar 10,88%,
pengadaan air sebesar 4,56%, jasa kesehatan sebesar 3,71%, real estat sebesar 2,30%,
pertanian sebesar 2,19%, jasa pendidikan sebesar 1,21%, dan jasa keuangan sebesar
1,03% dibanding Triwulan II pada 2019.
● Sektor industri mendominasi struktur PDB Triwulan II 2020 dengan besar kontribusi
sebesar 19.87%, sedangkan kontribusi terkecil disumbang oleh sektor pengadaan air.
3)
Nama ART
No. Kategori Penjelasan
(bisa lebih dari 1)
1. Kategori A Ibu Ani, Tuti Karena Ibu Ani membuat kecambah taoge
(Pertanian, dari kacang hijau untuk dijual dan Tuti
Kehutanan, juga ikut membantu Ibu Ani membuat
dan kecambah/taoge
Perikanan)
2. Kategori C Arif, Tuti Karena Arif dan Tuti melakukan kegiatan
(Industri pengolahan dengan memproduksi bakso
Pengolahan) yang nantinya diambil pedagang untuk
dijual di pasar.
3 Kategori I Pak Anton, Bu Ani, Tuti Karena Pak Anton dan Bu Ani berjualan
(Penyedia bakso. Tuti juga dikategorikan dalam
Akomodasi Kategori I karena ia ikut membantu
dan berjualan bakso.
Penyediaan
Makan
Minum)

122
4 Kategori O Pak Anton Karena Pak Anton berprofesi sebagai tenaga
(Administrasi administrasi SMA Negeri di Kemayoran
Pemerintaha
n,
Pertahanan,
dan Jaminan
Sosial)
5 Kategori P Arif Karena Arif mengajar bimbel anak SMA.
(Pendidikan)

4) .
a) Pengertian
Nilai Konstruksi adalah besarnya nilai realisasi fisik proyek yang dikerjakan setelah
dikurangi pekerjaan yang disub-kotrakkan. Nilai konstruksi digunakan untuk melihat
produktivitas sector konstruksi atau besarnya realisasi produktivitas
IHPB Konstruksi adalah indeks harga perdagangan besar pada sektor konstruksi. IHPB
sendiri adalah indeks harga paket barang/jasa yang diperdagangkan sesudah produsen
dan sebelum pengecer, dalam hal ini barang/jasa di sekror konstruksi
PDB Konstruksi adalah nilai pasar barang/jasa di sektor konstruksi yang diproduksi
oleh suatu negara pada periode tertentu.
b) Keadaaan konstruksi Indonesia berdasarkan indeks nilai konstruksi, indeks Mandays
dan IHPB konstruksi secara umum mengalami pertumbuhan. Kenaikan nilai dari
triwulan I 2019 hingga triwulan III 2019 kemudian mengalami penurunan pada
triwulan I 2020 hingga triwulan III 2020. Sedangkan berdasarkan nilai pertumbuhan
PDB konstruksi, sebenarnya hampir sama, namun diakhir triwulan III 2020 mengalami
perbaikan secara signifikan sekitar 12%
5) Jika disuatu kota/kabupaten target sampel tidak terpenuhi dan sampel pengganti pun
tidak ada maka survei IMK tetap dilaksanakan menggunakan sampel utama, namun pada
kuesioner berikan penjelasan pada blok catatan.
Pengaruhnya terhadap gambaran profil industri mikro kecil pada saat publikasi nantinya
adalah publikasi tersebut tetap akan ditampilan sebagaimana mestinya, namun diberi
keterangan bahwa target sampel tidak terpenuhi, sehingga interpertasi gambaran profil
menjadi terdapat tambahan mengenai tidak terpenuhinya target sampel.

6) .
a) Kolom a (perbedaan statistik pada sumber energi batubara)
Perbedaan statistik = Total persediaan energi primer + energin konversi – konsumsi sektor
energi – tercece dalam penyaluran/pengangkutan – konsumsi bukan untuk energi –
konsumsi akhir
Sehingga
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 = 3970521 − 2790878 − 65947 − 136 − 0 − 1113560
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 = 0

Kolom b (total persediaan energi primer pada sumber energi minyak mentah dan kodensat)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 2231034 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 2231034

Kolom c (transformasi energi pada hasil olahan minyak lainnya)


𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 2176 + 0 + 26603 + 51351 + 3026 − 45662
𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 37494

123
b) Untuk mengetahui besar supply energi di Indonesia, dilakukan penjumlahan total
persediaan energi primer pada seluruh sumber energi dan demand dilakukan dengan
menjumlahkan konsumsi akhir
𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = 10023343 𝑇𝑒𝑟𝑎𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 = 5355004 𝑇𝑒𝑟𝑎𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
Dapat diketahui bahwa besar energi yang di supply lebih besar dibandingkan demannya,
maka terdapat kelebihan stok energi sebesar 4668339 terajoule yang artinya kondisi
permintaan dan penawaran energi di Indonesia mengalami surplus.
Mengenai transformasi energi, jumlah transformasi energi pada seluruh sumber energi
adalah -3484240 terajoule atau menghasilkan keluaran hasil dari transformasi energi
sebesar 3484240 terajoule
c) Pada industri pengilangan minyak di Indonesia pada tahun tersebut dapat
menghasilkan energi (output) berupa :
- BBM berkadar ringan sebesar 65798 terajoule
- BBM berkadar berat sebesar 936111 terajoule
- Hasil olahan minyak lainnya sebesar 31411 terajoule
Sedangkan industri tersebut menggunakan energi (input) yang bersumbe dari
- Minyak mentah dan kondensat sebesar 2231034 terajoule
- Energi biomasa olahan lainnya sebesar 483801 terajoule
d) Usaha pembangkit tenaga listrik di Indonesia pada tahun tersebut dapat menghasilkan
energi (output) berupa listrik sebesar 1078578 teajoule. Sedangkan dalam
memproduksi listrik, pembangkit tenaga listrik di Indonesia menggunakan energi
(input) yang bersumber dari
- Batubara sebesar 2759400 terajoule
- BBM berkadar ringan sebesar 8226 terajoule
- BBM berkadar berat sebesar 129799 terajoule
- Gas alam sebesar 506085 terajoule
- Sumber energi lainnya sebesar 116751 terajoule

124
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2021/2022
MATA KULIAH : Statistik Produksi
PRODI/TINGKAT : DIV Komputasi Statistik / 4 (empat) Peminatan SI dan SD
DOSEN : Tim Dosen
HARI/TANGGAL : Kamis, 16 Desember 2021
WAKTU : 120 Menit
SIFAT UJIAN : Terstruktur dan Tutup Buku

====================================================
========
1. Pak Edo adalah petani talas yang sukses di Kabupaten Bogor. Lahan yang digunakan untuk
menanam talas cukup luas. Pola tanam yang dilakukan memperhatikan waktu panen sehingga
setiap saat dapat panen tanpa terputus. Produksi talas Pak Edo, selalu dibuat menjadi kue bolu
yang enak oleh istrinya (Bu Ena) dibantu oleh anggota keluarga. Kue tersebut ada yang dijual
langsung ke Pasar Senen Jakarta “Kue Subuh”, dititipkan di “Toko Kue” milik Bu Eni di Bogor,
pedagang kaki lima di Pasar Bogor, dan pedagang keliling. Untuk mengangkut kue ke Pasar
Senen Jakarta, Bu Ena dan Pak Edo menyewa mobil pick-up tanpa sopir milik Pak Parman,
setiap dua hari sekali. Berdasarkan cerita di atas (komoditas talas), identifikasi semua
aktivitas yang ada(Per orang (nama) yang ada dicerita) lalu sebutkan/tuliskan kategori
lapangan usaha dan jelaskan alasannya!
2. Buatlah Analisa Statistik berdasarkan grafik dan gambar berikut tentang :
a. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021 terhadap Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II
2020 Lapangan Usaha (y on y) dan
b. Distribusi Lapangan Usaha (persen) pada Triwulan II 2021 sektor Industri Pengolahan

125
3. Dalam survei pertambangan dan energi, kebanyakan respon rate penerimaan survei
perusahaan dokumen yang diterima BPS relative rendah. Kendala apa yang dihadapi sehingga
pemasukan dokumen pada survei tahunan pertambangan dan energi sangat kecil? Sebagai
calon sumber daya BPS, Solusi apa yang bisa Anda tawarkan untuk meningkatkan respon rate
tersebut?
4. Berikut ini disajikan Neraca Energi tahun 2018:
1. Hitunglah nilai yang diwarnai tanda kuning yaitu No. 1 sd 5
2. Buatlah Analisa sederhana mengenai produksi energi primer serta kebutuhan konsumsi
akhir untuk semua sektor dengan menggunakan neraca energi 2018.

126
5. Perusahaan PT Jaya Beton di DKI Jakarta selama tahun 2020 mengerjakan 4 proyek konstruksi
antara lain
a. Rehabilitasi Gedung SMUN 31 di Kota Jakarta Timur yang dibiayai bantuan International
Monetary Fund (IMF) senilai 1.500.000.000 dengan volume pekerjaan500m2, dimana
realisasi fisiknya sampai dengan pertengahan Tahun 2020 mencapai80 %. Pekerjaan
dimulai pada Triwulan ke IV Tahun 2019 telah mencapai 20 %.
b. Proyek rehabilitasi jalan tol Cawang-Tanjung Priok senilai 10.000.000.000 yang dibiayai
oleh APBD DKI Jakarta. Dengan Panjang jalan 20 km. Realisasi fisik hingga akhir tahun
2019 adalah sebesar 17 %. Sementara pekerjaan sampai akhir Tahun2020 telah selesai,
100 %.Halaman 4 dari 4
c. Proyek Multi years Gedung Revolusi Mental di Provinsi DKI Jakarta
senilai50.000.000.000. Dimana pembangunan Gedung pada akhir bulan Mei 2020 telah
menyelesaikan secara lengkap pembangunan Gedung tersebut. Sementara pembangunan
selama tahun 2019 telah mencapai 65 %
d. Pemasangan integrated AC pada Museum Gadjah senilai 600.000.000. Pada bulan
November-Desember 2020 pemasangan sudah seluruhnya dipasang. Pekerjaan ini
dimulai pada bulan Juli – Desember 2019 yang rampung sebesar 75 %.
Hitunglah Nilai konstruksi PT Jaya Beton di DKI Jakarta Tahun 2019 dan 2020

127
PEMBAHASAN UAS GANJIL 2021/2022
STATISTIK PRODUKSI
1.
Nama ART Aktivitas Kategori Penjelasan

Pak Edo Pertanian Aneka Kategori A (Pertanian, Karena Pak Edo seorang
Umbi Palawija Kehutanan dan petani talas (umbi
Perikanan) palawija).

Bu Ena Industri Kue Basah Kategori C (Industri Karena Bu Ena membuat


Pengolahan) Kue Bolu dari Talas,

Perdagangan Eceran Kategori G (Perdagangan karena Bu Ena juga


Kaki Lima Dan Besar Dan Eceran; menjual kue bolu
Los Pasar Roti, Reparasi Dan tersebut langsung
Kue Kering, Kue Perawatan Mobil Dan ke Pasar Senen
Basah Dan Sepeda Motor) Jakarta “Kue
Sejenisnya Subuh”.

Bu Eni Perdagangan Eceran Kategori G (Perdagangan Karena Bu Eni menjual


Roti, Kue Besar Dan Eceran; kue bolu yang di
Kering, serta Reparasi Dan produksi Bu Ena di
Kue Basah dan Perawatan Mobil Dan toko kue miliknya.
Sejenisnya Sepeda Motor)

Pak Parman Aktivitas Penyewaan Kategori N (Aktivitas Karena Pak Parman


dan Sewa Guna Penyewaan dan Sewa menyewakan mobil
Usaha Tanpa Guna Usaha Tanpa pick-up miliknya
Hak Opsi Mobil, Hak Opsi, (tanpa sopir) ke Pak
Bus, Truk Dan Ketenagakerjaan, Edo untuk
Sejenisnya Agen Perjalanan dan mengangkut kue ke
Penunjang Usaha pasar.
Lainnya)

2.
a. Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021, secara umum mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan II tahun 2020. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini terjadi pada
semua sektor lapangan usaha, kecuali sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; serta
sektor Informasi dan Komunikasi. Sektor Transportasi dan Pergudangan, serta sektor
Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum mengalami pertumbuhan PDB yang sangat
signifikan di triwulan II tahun 2021, dibandingkan dengan triwulan II pada tahun
sebelumnya. Pada triwulan II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Sektor Transportasi dan
Pergudangan sebesar -30.80%. Namun, pada triwulan II, pertumbuhan ekonomi pada
sektor ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan yang mencapai angka 25.10%.
Sementara, pertumbuhan ekonomi pada sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada triwulan II tahun 2020
sebesar -21.97%, namun pada triwulan II tahun 2022 sudah berada pada angka 21.58%.
b. Berdasarkan persentase distribusi PDB menurut lapangan usaha, kontribusi sektor
Industri Pengolahan cenderung mengalami penurunan dari triwulan I ke triwulan II. Pada
tahun 2020, pada triwulan I sektor Industri Pengolahan memiliki kontribusi di PDRB
sebesar 19.98%, namun pada triwulan II mengalami penurunan sebesar 0.11%. Begitu juga
pada tahun 2021, pada triwulan I sektor Industri Pengolahan memiliki kontribusi di PDRB

128
sebesar 19.83%, akan tetapi pada triwulan II mengalami penurunan sebesar 0.54%.
Penurunan kontribusi ini lebih besar dibandingkan pada tahun sebelumnya.
3. Jika pelaksanaan survei berbasis PAPI, salah satu kendala yang dihadapi ialah dokumen
tersebut tidak tersampaikan ke pihak yang dituju. Hal ini yang menyebabkan rendahnya
response rate.
Menurut saya, solusi yang bisa diambil dari permasalahan seperti ini ialah dengan cara
menghubungi admin atau orang yang berwenang dalam semua urusan administrasi di
perusahaan tersebut. Selain itu, pencacahan sebaiknya dilakukan melalui CAWI. Jadi ketika
pelaksanaan survei, pegawai BPS cukup menghubungi admin dari perusahaan tersebut,
kemudian mengirimkan link kuesioner yang akan diisi. Namun, jika menggunakan PAPI,
petugas survei seharusnya menghubungi admin tersebut untuk menginformasikan bahwa ada
dokumen survei dari BPS. Dengan demikian, maka kemungkinan dokumen tidak tersampaikan
dapat diperkecil.
4.
1. Penghitungan dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Perbedaan Statistik = Total Persediaan Energi(–/+) Energi Konversi - Transfer Netto -
Konsumsi Untuk Sektor Energi-Tercecer Pengangkutan-Konsumsi Bukan Untuk Energi-
Konsumsi Akhir
1. 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 = 2 558 062 − 2 266 968 − 0 − 33 978 − 104 − 0 − 286 907 =
−29 895
2. 108 292 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 + 669 994 − 0 − 1 800 − 5 − 12 074
−1 348 234
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 800 411
3. 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 = 189 953 + 795 794 − (−21 832) − 60 724 − 53 − 1 771
−966 735 = 2 036 862
4. 1 952 = 1 714 466 − 756 919 − 0 − 183 561 − 𝑇𝑒𝑟𝑐𝑒𝑐𝑒𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 − 188 242
−353 451
𝑇𝑒𝑟𝑐𝑒𝑐𝑒𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 = 230 341
5. 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 = 8 364 082 − 2 795 743 − (−21 832) − 333 982 − 321 324
−294 706 − 4 511 078 = 129 081
2. Pada tahun 2018, Batubara memiliki nilai produksi energi primer tertinggi dibandingkan
sumber energi lainnya, yaitu sebesar 12 362 061 Terajoule atau sekitar 71% dari total
produksi energi primer secara keseluruhan. Sementara, gas alam serta minyak mentah dan
kondesat, menempati urutan kedua dan ketiga, dengan nilai produksi energi primernya
masing-masing sebesar 2 496 383 Terajoule dan 1 944 242 Terajoule.
Dilihat dari nilai konsumsi akhir BBM berkadar ringan memiliki nilai konsumsi akhir tertinggi,
sebesar 1 348 234 Terajoule. Sementara BBM berkadar berat dan listrik menempati urutan
kedua dan ketiga, dengan nilai konsumsi akhir masing-masing sebesar 966 375 Terajoule
dan 880 693 Terajoule.
5. Penghitungan dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑁𝐾 = (𝑁𝑃 – 𝑁𝑆) 𝑥 %𝑁𝑅
a. 𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = ( 1 500 000 000 − 0) × (20 − 0)% = 300 000 000
𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = (1 500 000 000 − 0) × (80 − 20)% = 900 000 000
b. 𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = (10 000 000 000 − 0) × (17 − 0)% = 1 700 000 000
𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = (10 000 000 000 − 0) × (100 − 17)% = 8 300 000 000
c. 𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = (50 000 000 000 − 0) × (65 − 0)% = 32 500 000 000
𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = (50 000 000 000 − 0) × (100 − 65)% = 17 500 000 000
d. 𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = (600 000 000 − 0) × (75 − 0)% = 450 000 000
𝑁𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = (600 000 000 − 0) × (100 − 75)% = 150 000 000

129
130
Mind Map

132
OFFICIAL STATISTIK DISTRIBUSI DAN JASA
STATISTIK HARGA PRODUSEN

A. LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya zaman, dinamika pembangunan nasional yang telah berlangsung
selama ini telah berhasil mengalami perubahan struktur perekonomian, yang sebelumnya
masih didominasi sektor pertanian, namun berangsur telah didominasi oleh sektor industri
dan jasa. Perubahan struktur perekonomian ini juga mengakibatkan pola perdagangan dan
produksi barang dan jasa mengalami perubahan yang relatif besar. Kenaikan harga barang
dan jasa di pasaran pada berbagai level harga seperti harga produsen, harga perdagangan
besar, dan harga eceran, pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan daya beli
masyarakat. Membangun data Harga Produsen dan Indeks Harga Produsen (IHP), sebagai
jawaban atas tuntutan agar dipisahkannya data harga perdagangan besar dan harga
produsen. Tujuan dari dibuatnya statistik harga produsen ialah :
1. Membangun integrasi data statistik harga yang komprehensif di Direktorat Statistik
Harga
2. Mengetahui perilaku harga dari tingkat produsen hingga eceran
3. Mempertajam komposisi paket komoditas sehingga mencerminkan potensi tiap wilayah
(provinsi) yang sesungguhnya
4. Melakukan standarisasi penyajian data statistik harga produsen sesuai dengan referensi
internasional
5. Harga di tingkat produsen merupakan price leader yang kemudian dapat menjalar
(contagion effect) pada level harga berikutnya.
B. METODE PEMILIHAN SAMPEL
Dalam statistik harga produsen, pemilihan sampel menggunakan metode non-probability
sampling (purposive sampling). Kriteria yang digunakan untuk memilih komoditas yang
akan dicatat adalah :
1. Komoditas tersebut memiliki peran yang penting dalam perekonomian yaitu
mempunyai share terhadap total output ≥ 0,001.
2. Komoditas tersebut harganya mudah dipantau secara berkesinambungan dalam waktu
yang relatif lama
3. Komoditas tersebut strategis
Sedangkan untuk memilih perusahaan yang dijadikan sampel adalah :
1. Komoditas tersebut memiliki peran yang penting dalam perekonomian yaitu
mempunyai share terhadap total output ≥ 0,001

133
2. Perusahaan/industri tersebut berada di Kabupaten/Kota yang merupakan sentra
industri
3. Perusahaan/industri tersebut merupakan perusahaan yang menguasai pangsa pasar
diwilayahnya
4. Perusahaan/industri tersebut memproduksi barang/jasa yang berkelanjutan
5. Perusahaan/industri tersebut menghasilkan komoditas yang khas local/daerah
6. Perusahaan/industri tersebut berbadan hukum, seperti PT, CV, Firma
C. SYARAT PENGGANTIAN SAMPEL
Sampel yang dipilih dapat diganti asalkan memenuhi syarat berikut :
1. Perusahaan tidak aktif/tutup
2. Perusahaan beralih usaha jenis komoditas lain yang tidak sesuai dengan paket
komoditas
3. Mencari perusahaan lain yang setara dan menjual jenis komoditas yang sama
4. Jika tidak dimungkinkan, responden dialokasikan ke wilayah kabupaten/kota lainnya
Berikut adalah alur untuk mendapatkan harga produsen, harga perdagangan besar, dan
harga konsumen

D. KONSEP DAN DEFINISI


1. Harga Produsen adalah harga yang diterima oleh produsen dari pembeli untuk suatu
unit barang atau jasa yang dihasilkan, termasuk pajak dikurangi subsidi. Harga ini tidak
termasuk biaya transport yang dibayarkan secara terpisah oleh produsen. (Harga
Produsen = harga jual produsen tidak termasuk biaya transport + pajak – subsidi)
2. Harga Dasar adalah harga jual produsen tidak termasuk biaya transport - pajak +
subsidi
3. Harga Diskon adalah potongan harga, termasuk komisi kepada agen/distributor
4. Produsen adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau
dipasarkan. Sedangkan orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil
produksi untuk memenuhi kebutuhan adalah konsumen.
5. Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan

134
● Produksi jasa adalah kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya
● Produksi Barang adalah kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan
mengubah sifat dan bentuknya
6. Relatif Harga (RH) adalah rasio atau perbandingan harga suatu barang pada bulan
tertentu terhadap harga barang tersebut pada bulan sebelumnya
𝑝𝑛
𝑅𝐻 = × 100
𝑝𝑛−1
Dimana;
Pn : Harga satuan kualitas jenis barang pada bulan pencacahan (n)
Pn-1 : Harga satuan kualitas jenis barang pada bulan sebelumnya (n-1)
7. Indeks Harga Produsen (IHP) adalah ukuran perubahan harga yang diterima oleh
produsen barang dan jasa di dalam negeri untuk mengetahui perkembangan harga antar
waktu
8. Elementaru Aggregate (EA) atau level dasar dalam penghitungan Indeks Harga
Produsen adalah sekelompok barang/jasa yang yang disusun dengan mengelompokkan
barang/jasa yang sifatnya homogen baik dari segi produk maupun transaksinya. Dalam
hal ini EA disusun dari beberapa perusahaan yang memproduksi barang/jasa yang
homogen. Dengan demikian diharapkan dalam suatu EA akan memiliki nilai relatif harga
yang hampir sama.
9. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
10. Inflasi/Deflasi Harga Produsen adalah inflasi/deflasi harga yang terjadi di tingkat
produsen, yang biasanya dapat digunakan untuk meramalkan inflasi/deflasi di tingkat
konsumen di masa depan
11. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga minimal yang harus dibayarkan pihak
penggilingan kepada petani sesuai dengan kualitas gabah sebagaimana yang telah
ditetapkan Pemerintah
12. Harga tingkat penggilingan adalah harga di tingkat petani ditambah ongkos angkut ke
lokasi unit penggilingan (termasuk biaya buruh bongkar muat ditambah sewa
kendaraan) serta ditambah ongkos lainnya (retribusi, konsumsi) bukan harga di tingkat
penggilingan yang sebenarnya
13. Gabah Kering Giling adalah gabah dengan kadar air ≤ 14,00% dan kadar hampa kotoran
≤ 3%
14. Gabah Kering Panen adalah gabah yang mengandung kadar air ≥ 25% dan kadar hampa
kotoran 3,01% - 10%
15. Gabah Kualitas Rendah adalah kadar air ≥ 25% dan kadar hamap kotoran 10%
16. Beras Kualitas Premium adalah beras dengan kadar patah(broken) maksimum 10%
17. Beras Kualitas Medium adalah beras dengan kadar patah(broken) 10,1%-20%
18. Beras Kualitas Rendah adalah beras dengan kadar patah(broken) 20,1%-25%
19. Butir Beras Patah adalah butir beras baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran
lebih besar dari 0,25 bagian dan lebh kecil dari 0,75 bagian dari beras utuh
20. Tingkatan Produksi

135
● Bahan Baku meliputi bahan baku dan bahan penolong yang belum melalui proses
pengolahan dan merupakan produk dari sektor primer (pertanian, pertambangan
dan penggalian). Bahan-bahan tersebut digunakan dalam proses produksi
● Produk Antara adalah bahan baku dan bahan penolong yang sudah melalui proses
pengolahan dan digunakan dalam proses produksi
● Produk Akhir meliputi barang jadi yang tidak digunakan sebagai bahan baku
maupun bahan penolong dalam proses produksi
E. KEGIATAN STATISTIK HARGA PRODUSEN
Tabel Ringkasan Kegiatan Statistik Harga Produsen
Kegiatan Tujuan Waktu Pengumpulan Data
Survei Pencacahan, pengawasan,
Harga dan pemeriksaan hasil survei
Produsen HP-S, HP-K dan HP-J
(HP-S, dilakukan pada tanggal 1 –
HP-J, 15 setiap bulan
dan HP-
K)
HP-S Untuk menyusun indeks harga
komoditas non-pertanian dan
non-konstruksi di tingkat
produsen
HP-J Untuk menyusun indeks harga Khusus untuk HP-J
produsen jasa pelaksanaan survei
mengikuti petunjuk waktu
pencacahan sesuai dengan
industri jasa tertentu,
misalnya: waktu pencacahan
untuk jasa transportasi
udara adalah pada hari
Kamis minggu pertama
setiap bulannya
HP-K Untuk menyusun indeks harga
komoditas bahan bangunan
/konstruksi
Survei Untuk mengamankan tingkat 1. Bila panen raya,
Harga harga berdasarkan Harga pengumpulan data
Produsen Pembelian Pemerintah (HPP) dilakukan secara mingguan
Gabah sekaligus sebagai sistem 2. Bila tidak, pengumpulan
(HP-G) peringatan dini (early warning data dilakukan bulanan
system) bagi institusi (dilakukan tiap tanggal 10-
pemerintah terkait guna 15 tiap bulan)
mengantisipasi anjloknya harga
gabah agar tidak merugikan
petani
Survei Untuk memperoleh Mengikuti jadwal kegiatan
Harga informasi/data harga menurut monitoring harga produsen
Produsen kualitas beras di penggilingan di gabah (bulanan yakni setiap
Beras seluruh wilayah sampel terpilih. tanggal 10 – 15)
Penggilin Referensi harga yang diperoleh,
gan (HP- digunakan sebagai acuan harga
BG) pembelian oleh pemerintah
(Perum Bulog) terhadap beras

136
Kegiatan Tujuan Waktu Pengumpulan Data
hasil produksi petani agar lebih
banyak terserap sekaligus
menjaga stabilitas harga di
Pasaran

1. Survei Harga Produsen


● Latar Belakang
Harga produsen sebagai hulu dari perekonomian merupakan price leader harga lainnya,
fluktuasi pada harga produsen akan menjalar (countagion effect) ke level harga
selanjutnya sehingga perlu ada sistem peringatan dini
● Ruang Lingkup
− Cakupan Sektor :
✔ Sektor Pertanian
✔ Sektor Pertambangan dan Penggalian
✔ Sektor Industri Manufaktur
✔ Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
✔ Sektor Pengelolaan Air
✔ Sektor Jasa Angkutan Penumpang
✔ Sektor Jasa Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman
− Pelaksanaan kegiatan survei dilakukan secara bulanan di 33 provinsi di
Indonesia yang dapat memenuhi secara optimal target paket komoditas
− Jenis barang : paket komoditas IHP → barang dominan diproduksi dan dijual
grosir
− Responden Survei Harga Produsen (SHP) adalah perusahaan/industri yang
menghasilkan barang/jasa
● Pemilihan Sampel
− Jumlah sampel perusahaan/industri di setiap provinsi ditentukan oleh BPS-RI
berdasarkan paket komoditas IHP
− Sampel survei harga produsen terdiri dari sampel utama dan sampel tambahan
− Sampel utama menggunakan Direktori Industri Besar Sedang 2012
− Sampel tambahan ditentukan oleh BPS Provinsi dengan memperhatikan
keragaman jenis barang yang ada pada paket komoditas
− Jika perusahaan sudah tidak beraktifitas lagi (tutup) atau perusahaan beralih ke
produksi lainnya yang tidak terdapat dalam paket komoditas, maka harus
dilakukan penggantian responden dengan komoditas yang sama
− Jika terjadi pergantian responden, ditanyakan juga data harga pada bulan
sebelumnya dari responden pengganti
● Kriteria Perusahaan Sampel
− Perusahaan/industri tersebut berada di Kabupaten/Kota yang merupakan
sentra industri
− Perusahaan/industri tersebut memproduksi barang/jasa yang berkelanjutan
− Perusahaan/industri tersebut menghasilkan komoditas yang khas lokal/daerah
− Perusahaan yang berbadan hukum seperti PT, CV, Firma
− Menjual barang yang dihasilkan dengan jumlah banyak (grosir) ke pedagang
atau perusahaan lain kecuali konsumen rumah tangga
● Syarat Penggantian Sampel

137
− Perusahaan beralih usaha jenis komoditas lain yang tidak sesuai dengan paket
komoditas
− Perusahaan tidak aktif/tutup
− Mencari perusahaan lain yang setara dan menjual jenis komoditas yang sama
− Jika tidak dimungkinkan, responden dialokasikan kewilayah kabupaten/kota
lainnya di provinsi yang sama
● Pemilihan Komoditas dan Kualitas
− Pengelompokkan didasarkan pada Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia (KBKI)
− Penentuan komoditas → purposive sampel dengan kriteria cut off point dengan
sumber tabel I-O 2010 updating oleh BPS RI
− Kriteria untuk memilih komoditas :
✔ Memiliki peran penting dalam perekonomian yaitu mempunyai share
terhadap total output ≥ 0,001
✔ Harganya mudah dipantau
✔ Strategis
− Kriteria pemilihan kualitas barang dan jasa oleh BPS Provinsi
✔ Setiap jenis barang cukup diwakili dua atau tiga kualitas yang dominan
✔ Kualitas dari barang dan jasa yang dominan adalah yang memberikan share
terbesar terhadap pendapatan perusahaan dan data harganya dapat
dipantau secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama
✔ Apabila kualitas barang tersebut sudah tidak diproduksi lagi, kualitas harus
diganti. Jika terjadi pergantian kualitas, ditanyakan juga data harga pada
bulan sebelumnya dari kualitas yang baru
● Waktu dan Frekuensi Pengumpulan Data Harga
− Data Harga satu titik (point-in time), seluruh data dikumpulkan dalam satu hari
tertentu. Berhubungan dengan harga produk pada suatu tanffal tertentu dalam
suatu bulan
− Rata-rata periode (period averages), melakukan estimasi dari data harga
sepanjang bulan atau rata-rata harga untuk satu bulan
− Pencacahan, pengawasan, dan pemeriksaan hasil survei HP-S, HP-K dan HP-J
dilakukan pada tanggal 1 –15 setiap bulan
− Khusus untuk HP-J pelaksanaan survei mengikuti petunjuk waktu pencacahan
sesuai dengan industri jasa tertentu, Misalnya: waktu pencacahan untuk jasa
transportasi udara adalah pada hari Kamis minggu pertama setiap bulannya.
Pencacahan dilaksanakan dengan melakukan kunjungan wawancara langsung
atau telepon pada responden terpilih
− Pengiriman data HP-S, HP-K, dan HP-J ke BPS-RI paling lambat tanggal 20 setiap
bulannya
● Metodologi
− Pemilihan Tahun Dasar
Pemilihan tahun dasar biasanya didasari oleh situasi perekonomian yang normal
atau menunjukkan kinerja perekonomian yang relatif cukup baik. Pemilihan
tahun dasar ini juga didasarkan pada data pendukung yang digunakan untuk
penyusunan penimbang seperti tabel input output (I-O). Tabel I-O yang paling
mutakhir dan sudah tersedia adalah tabel I-O updating 2010.
− Diagram Timbang (Weight)

138
bobot yang diperoleh dari proporsi nilai output suatu jenis barang/jasa terhadap
total nilai output transaksi domestik di tingkat produsen
Diagram timbang merupakan elemen penting dalam penghitungan indeks harga
produsen. Indeks harga produsen komoditi akan diagregat kedalam kelompok
komoditi, subsektor, sektor, dan indeks harga produsen umum. Beberapa
komoditi memiliki output yang lebih besar dari pada komoditi yang lain, setiap
komoditi diberikan bobot untuk merepresentasikan seberapa penting komoditi
tersebut terhadap total output pada tahun dasar. Setiap perubahan harga pada
komoditi dikalikan bobot komoditi tersebut untuk mendapatkan indeks agregate
tertimbang. Bobot dalam diagram timbang akan menentukan dampak dari
perubahan harga pada masing-masing komoditi terhadap indeks secara umum.
− Paket Komoditas → sekeranjang (basket) barang atau jasa yang sudah
ditetapkan berdasarkan diagram timbang
● Kuesioner
− Kuesioner HP-S, digunakan untuk mengumpulkan data harga produsen untuk
sektor pertambangan dan penggalian, serta industri non bahan konstruksi
− Kuesioner HP-K, digunakan untuk mengumpulkan data harga produsen bahan
bangunan/konstruksi
− Kuesioner HP-J,digunakan untuk mengumpulkan data harga produsen jasa
● Metode Penghitungan IHP
− Menghitung Rata-rata Relatif Harga (RH) di level dasar (elementary aggregate)
− Menghitung Nilai Penimbang Berjalan (Updating Weights) 2010 = 100 di level
dasar
− Menghitung Nilai Penimbang Berjalan (Updating Weights) 2010 = 100 di level
atas (upper level)
− Menghitung Indeks Harga Produsen
Indeks Laspeyres Indeks Laspeyres Modifikasi
𝑗 𝑃𝑛𝑖
∑ 𝑃𝑛𝑖 𝑄𝑜𝑖 ∑𝑗𝑖−1 𝑃(𝑛−1)𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝐼𝑛 = 𝑖−1𝑗
× 100 𝑃(𝑛−1)𝑖
∑𝑖−1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖 𝐼𝑛 =
∑𝑗𝑖−1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖
× 100

● Teknik Imputasi Data


− Carry Forward, Digunakan untuk produk dengan elastisitas harga rendah, dan
tidak berubah pada bulan sebelum dan sesudahnya
− Normal Imputation, Dilakukan dengan menyamakan perubahan harga produk
yang missing dengan perubahan harga pada produk lainnya
● Indikator yang Dihasilkan
− Indeks Harga Produsen, adalah suatu ukuran perubahan harga yang diterima
oleh produsen barang dan jasa di dalam negeri untuk mengetahui
perkembangan harga antar waktu. IHP dikategorikan menjadi dua bagian yaitu :
✔ IHP input merefleksikan perubahan harga yang dibayar oleh produsen untuk
bahan baku (raw material) dan produk antara (intermediate goods) disebut
juga sebagai Harga Pembelian (Purchaser’s Price)
✔ IHP output merefleksikan perubahan harga yang diterima produsen pada
tingkat pertama rantai perdagangan atau harga transaksi pabrik dengan
pedagang besar pertama yaitu pada harga dasar atau harga produsen

139
− Inflasi/Deflasi Harga Produsen (Y on Y), adalah persentase perubahan IHP
triwulan t pada tahun n terhadap triwulan t pada tahun n-1
𝐼𝐻𝑃𝑡 − 𝐼𝐻𝑃𝑡−1
× 100
𝐼𝐻𝑃𝑡−1
− Inflasi/Deflasi Harga Produsen (Q-to-Q), adalah persentase perubahan IHP
triwulant terhadap triwulan t-1
𝐼𝐻𝑃𝑛,𝑡 − 𝐼𝐻𝑃𝑛−1,𝑡
× 100
𝐼𝐻𝑃𝑛−1,𝑡
Ketika IHP > 100, maka terjadi inflasi, dan ketika IHP < 100 terjadi deflasi
− Inflasi Harga Produsen, adalah inflasi yang terjadi di level produsen, yang
biasanya dapat digunakan untuk meramalkan inflasi di tingkat konsumen di
masa depan
● Manfaat Data IHP
− Sebagai indikator ekonomi
− Sebagai deflator dari data series ekonomi lainnya
− Sebagai dasar Eskalasi Kontrak/proyek dan evaluasi aset/saham
− Sebagai alat analisis pengusaha maupun peneliti
2. Survei Harga Produsen Gabah
● Latar Belakang
Komoditi gabah yang merupakan cikal bakal beras memiliki peran yang sangat penting
karena merupakan makanan pokok bagi penduduk Indonesia. Ketersediaan
komoditi gabah dapat mempengaruhi harga gabah maupun beras. Secara langsung
hal ini akan berimplikasi terhadap tingkat pendapatan petani, ketahanan pangan
Indonesia, dan stabilitas ekonomi nasional. Pola penanaman padi yang dilakukan
hampir secara serentak pada musim tertentu menyebabkan berlebihnya pasokan
saat panen raya dan langkanya pasokan saat paceklik. Sehingga kebijakan jangka
pendek terkait dengan manajemen stok, penetapan harga domestik, dan kuota
impor sangat diperlukan agar tidak menimbulkan gejolak harga.
Berkaitan dengan upaya stabilisasi harga di tingkat petani produsen, pemerintah
menetapkan kebijakan jangka pendek berupa Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
untuk mengatur mekanisme penetapan harga transaksi baik di tingkat petani
maupun penggilingan. Pemantauan harga melalui instrumen kebijakan ini sangat
bermanfaat untuk memberikan informasi antisipatif guna mencegah kerugian
dipihak petani. Terjaminnya kestabilan harga pembelian gabah diharapkan mampu
membangkitkan motivasi petani tidak hanya dalam meningkatkan produksi padi
tetapi juga terciptanya kualitas gabah/beras yang semakin baik di masa mendatang.
● Unit Analisis
Petani padi yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah, melakukan panen
sendiri (tidak dengan panen sistem tebasan), dan menghasilkan gabah cukup besar
menurut ukuran setempat
● Tujuan
− Untuk memperoleh informasi mutakhir mengenai jumlah observasi, perbedaan
harga di tiap wilayah observasi, komponen mutu gabah hasil panen yang dijual
oleh petani, dan kasus harga dibandingkan HPP
− Untuk mengamankan tingkat harga berdasarkan HPP sekaligus sebagai sistem
peringatan dini bagi instansi pemerintah terkait untuk menentukan langkah
antisipatif dalam rangka pengamanan harga gabah

140
● Ruang Lingkup
− Survei harga produsen gabah tahun 2017 dilaksanakan di 26 provinsi di
Indonesia (tidak termasuk Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
DKI Jakarta, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara)
− Wilayah pencacahan harga produsen gabah mencakup 158 kabupaten, 348
kecamatan sampel, terdiri dari 254 kecamatan sampel tetap (fixed sample)dan
94 kecamatan sampel berpindah (mobile)
− Data yang disajikan adalah data harga produsen gabah ditingkat provinsi dan
nasional
● Waktu Pencatatan
− Pencatatan Mingguan
Pencatatan mingguan dilakukan jika terjadi panen raya pada wilayah sampel
terpilih. Pada musim panen raya biasanya produksi padi berlimpah dan banyak
transaksi penjualan gabah oleh petani. Kondisi ini menjadi penyebab gejolak
harga gabah di pasaran, sehingga fluktuasi harga perlu dipantau secara lebih
intensif. Secara umum, waktu panen raya berbeda antar lokasi
sampel/kecamatan. Informasi tentang panen raya biasanya berasal dari laporan
petugas tingkat kecamatan.
− Pencatatan Bulanan
Pencatatan bulanan dilakukan tiap tanggal 10-15 tiap bulan diterapkan pada saat
panen raya berakhir atau tidak ada panen dan dilakukan di tingkat provinsi dan
nasional
● Metodologi
− Penentuan responden
Dalam satu kecamatan terpilih, ditentukan tiga responden yang berasal dari desa
yang berbeda dengan mengacu pada kriteria marketable surplus dan memiliki
volume penjualan terbesar menurut ukuran setempat dibandingkan petani lain
di sekitarnya. Kriteria lainnya adalah responden tidak menjual dalam bentuk
beras, bukan petani pekerja (penderep), tidak melakukan transaksi penjualan
karena kebutuhan yang bersifat mendesak, dan sistem panennya tidak dilakukan
dengan cara tebasan (kecuali di provinsi Bali yang sebagian besar panen
dilakukan dengan sistem tebasan). Dalam pencatatannya, diutamakan
responden yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah pada saat
kunjungan petugas survei.
− Pengumpulan data
Periode pencatatan harga dilakukan secara berkala baik melalui pendekatan
pencatatan mingguan maupun bulanan. Pengumpulan data monitoring harga
produsen gabah dilakukan dengan menggunakan Daftar HP-G.
− Analisis komponen mutu gabah
Komponen mutu gabah terdiri dari dua pengukuran, yaitu kadar air dan kadar lain
(hampa/kotoran). Kadar air diukur dengan menggunakan alat tes kelembaban
(moisture tester). Pengukuran dilakukan sesuai dengan kondisi pada waktu
terjadinya transaksi penjualan sehingga belum terjadi perubahan kualitas.
Pengukuran kadar hampa dengan menggunakan alat ayakan
− Metode penghitungan rata-rata harga

141
Formula perhitungan rata-rata harga gabah untuk masing-masing kualitas gabah
dan masing-masing provinsi setiap bulannya menggunakan rata-rata harga
sederhana (simple average) dengan rumus sebagai berikut :
∑𝑚
𝑖=1 𝑃𝑛𝑖
𝑃𝑛𝑖 =
𝑚
𝑃𝑛𝑖 : rata-rata harga gabah kualitas i pada bulan ke n
𝑃𝑛𝑖 : harga gabah kualitas i pada bulan ke n
𝑚 : jumlah observasi
● Konsep dan Definisi
− Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian,
perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan, dan perikanan baik sebagai
petani pemilik maupun petani penggarap. Adapun responden dalam survei ini
adalah petani produsen padi yang melakukan transaksi penjualan hasil
panennya kepada orang lain (tidak termasuk petani penderep).
− Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga minimal yang harus
dibayarkan pihak penggilingan kepada petani sesuai dengan kualitas gabah
sebagaimana yang telah ditetapkan Pemerintah. Penetapan harga dilakukan
secara kolektif antara Departemen Pertanian, Menko Bidang Perekonomian, dan
Bulog sebagaimana telah diatur oleh Pemerintah melalui Inpres yang berlaku
− Harga di Tingkat Petani adalah harga yang disepakati pada waktu terjadinya
transaksi/penjualan antara petani dengan pedagang
pengumpul/tengkulak/pihak penggilingan yang ditemukan pada hari
dilaksanakannya observasi dengan kualitas apa adanya
− Biaya ke Penggilingan adalah keseluruhan biaya yang ditanggung petani paska
panen siap jual dari tempat transaksi ke lokasi unit penggilingan terdekat.
Besarnya biaya ke penggilingan adalah penjumlahan Ongkos Angkut ditambah
dengan Ongkos Lainnya
− Harga di Tingkat Penggilingan adalah harga di tingkat petani ditambah dengan
besarnya biaya ke penggilingan terdekat. Terdapat 2 (dua) kemungkinan
terjadinya transaksi, yaitu:
✔ Bila transaksi penjualan gabah terjadi di sawah/gudang petani, maka harga
di tingkat penggilingan adalah harga di tingkat petani ditambah dengan
perkiraan besarnya biaya ke lokasi unit penggilingan.
✔ Bila transaksi pembelian gabah dilakukan oleh pihak penggilingan dan
terjadi di gudang penggilingan, maka harga gabah di tingkat petani adalah
harga di tingkat penggilingan dikurangi besarnya biaya ke penggilingan.
− Gabah adalah bulir buah hasil tanaman padi yang telah dilepaskan dari
tangkainya dengan cara dirontokkan
− Gabah Kering Giling (GKG) = Gabah yang mengandung kadar air maksimum
sebesar 14,0% dan hampa/kotoran maksimum 3,0 persen (kadar air ≤ 14,00%
dan kadar hampa/kotoran ≤ 3,00%)
− Gabah Kering Panen (GKP) = Gabah yang mengandung kadar air maksimum
sebesar 25,0 % dan hampa/kotoran maksimum 10,0 persen (kadar air (14,01%
- 25,00%) dan kadar hampa/kotoran (3,01% - 10,00%)
− Gabah kualitas rendah = kadar air > 25,00% dan kadar hampa/kotoran >
10,00%
● Indikator yang Dihasilkan

142
− Rata-rata harga gabah
Adalah harga jual gabah yang diterima petani saat panen, HPP (Harga pembelian
pemerintah) adalah harga minimal gabah yang harus diterima petani
✔ Rata-rata harga gabah kering giling (GKG)
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐺𝐾𝐺 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑛
𝐺𝐾𝐺 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑛
✔ Rata-rata harga gabah kering panen (GKP)
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐺𝐾𝑃 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑛
𝐺𝐾𝑃 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑛
✔ Rata-rata harga gabah kualitas rendah (GKR)
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐺𝐾𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑛
𝐺𝐾𝑅 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑛
− Indeks kedalaman harga gabah di bawah HPP
Ukuran rata-rata kesenjangan antara harga hasil observasi dengan HPP, unntuk
menggambarkan seberapa jauh perbedaan antara harga observasi dibandingkan
dengan HPP
𝑞
1 𝑧 − 𝑦𝑖 𝑎
𝑃𝑎 = ∑ [ ]
𝑛 𝑧
𝑖=1
𝑎= 1
z=nilai HPP
𝑦𝑖 =harga gabah yang berada di bawah HPP
𝑞=jumlah observasi harga gabah yang berada di bawah HPP
n=jumlah selisih observasi
− Indeks keparahan harga gabah di bawah HPP
Gambaran distribusi harga hasil observasi yang berada di bawah HPP, untuk
seberapa lebar kesenjangan harga hasil observasi yang berada di bawah HPP
𝑞
1 𝑧 − 𝑦𝑖 𝑎
𝑃𝑎 = ∑ [ ]
𝑛 𝑧
𝑖=1
𝑎= 2
z=nilai HPP
𝑦𝑖 =harga gabah yang berada di bawah HPP
𝑞=jumlah observasi harga gabah yang berada di bawah HPP
n=jumlah selisih observasi
3. Survei Harga Beras Penggilingan (HP-BG)
● Tujuan
− Untuk memperoleh informasi/data harga menurut kualitas beras di
penggilingan di seluruh wilayah sampel terpilih
− Referensi harga yang diperoleh, digunakan sebagai acuan harga pembelian oleh
pemerintah (Perum Bulog) terhadap beras hasil produksi petani agar lebih
banyak terserap sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran
− Untuk menyajikan data harga beras dan perkembangannya dari berbagai
kualitas beras (Premium, Medium, Rendah) di tingkat nasional.
● Ruang Lingkup

143
− Dilakukan di 28 provinsi terpilih di Indonesia yang memiliki potensi produksi
padi, gabah dan beras yang cukup besar (tidak termasuk, Bangka Belitung,
Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara)
− Mencakup 158 kabupaten. Pada setiap kecamatan dalam kabupaten terpilih ada
2 (dua) sampel responden
− Responden survei harga produsen beras adalah unit penggilingan beras yang
melakukan kegiatan pembelian gabah, menggiling dan melakukan transaksi
penjualan beras
● Konsep dan Definisi
− Beras Kualitas Premium adalah kualitas beras dengan kadar patah maks. 10%
− Beras Kualitas Medium adalah kualitas beras dengan kadar patah 10,1- 20 %
− Beras Kualitas Rendah adalah kualitas beras dengan kadar patah 20,1 – 25 %
− Butir Beras Patah/Pecah (Broken) adalah butir beras baik sehat maupun cacat
yang mempunyai ukuran >0,25 bagian sampai dengan <0,75 bagian dari butir
beras utuh
● Indikator yang dihasilkan
− Rata-rata harga beras penggilingan
Tujuan : Referensi patokan harga maksimal pembelian beras BULOG.
𝑃𝑖

𝑛
𝑃𝑖 : Harga beras kualitas ke-i
𝑛 : Jumlah observasi
− Rata-rata harga beras penggilingan menurut kualitas
Tujuan: Referensi patokan pembelian gabah oleh Perum BULOG dalam rangka
pengamanan cadangan beras.
∑ 𝑃𝑖𝑗
𝑛𝑖𝑗
𝑃𝑖𝑗 : Harga gabah menurut kualitas “j” dan tingkat “j”
𝑛𝑖𝑗 : Jumlah observasi menurut kualitas “j” dan tingkat “j”
𝑖 : Kualitas (GKP, GKG, dan GKR)
𝑗 : Tingkat (Petani dan Penggilingan)
− Rata-rata broken per jenis beras
Tujuan: Menentukan kualitas beras premium, medium, rendah. Semakin kecil
broken beras maka semakin bagus kualitas beras.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
× 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠
● Penentuan Responden
− Dalam satu kecamatan, dipilih dua sampel penggilingan yang berasal dari desa
berbeda sebagai narasumber pengumpulan data harga.
− Kriteria dalam menentukan penggilingan sebagai responden adalah
penggilingan menetap yang menghasilkan kapasitas beras yang digiling paling
banyak menurut ukuran setempat dan yang terus kontinyu menggiling serta
melakukan penjualan
− Responden yang harus dihindari :

144
✔ Penggiling yang hanya memberikan jasa menggiling saja tapi tidak menjual
(maklon)
✔ Penggiling yang menggiling dan menjual beras dalam jumlah yang relatif
kecil menurut ukuran wilayah setempat
✔ Penggiling yang menjual kepada keluarga/famili/kerabat sendiri
✔ Penggiling yang menjual kepada rumah tangga/konsumen akhir
✔ Penggiling yang menjual secara mendadak untuk memenuhi kebutuhan
mendesak
✔ Penggiling yang tidak kontinyu produksi/menggiling beras
✔ Penggiling keliling.
STATISTIK HARGA PERDAGANGAN BESAR

A. PENGERTIAN
Harga perdagangan besar adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang
besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar
pertama untuk suatu barang. Pedagang besar pertama adalah pedagang sesudah produsen.
Indeks Harga Perdagangan Besar/Grosir (IHPB) adalah angka indeks yang
menggambarkan perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga grosir dari
komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah. Komoditas tersebut
merupakan komoditas produksi dalam negeri, yang diimpor, baik dipasarkan di dalam
negeri ataupun diekspor.
B. SURVEI HARGA PERDAGANGAN BESAR
1. Macam-macam Survei Harga Perdagangan Besar
● Survei Harga Perdagangan Besar (HPB-S) bertujuan untuk memperoleh data harga
seluruh paket komoditas IHPB menurut sektor ekonomi (pertanian, pertambangan
& penggalian, industri, ekspor dan impor)→Bulanan (tanggal 1-15 setiap bulan)
● Survei Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan/Konstruksi (HPB-K2) bertujuan
untuk memperoleh data harga bahan bangunan/ konstruksi sebagai bahan
penghitungan IHPB konstruksi provinsi
● Survei Serentak IKK dilakukan setiap tanggal 20-30 bulan Januari, April, Juli, dan
Oktober
2. Jenis Harga yang Digunakan
● Harga Lokal, yaitu harga transaksi yang terjadi atas suatu barang antara penjual dan
pembeli di dalam negeri. Teridiri dari harga loko gudang & prangko Gudang

145
−Harga lokal loko gudang, yaitu harga transaksi yang terjadi atas suatu barang di
gudang penjual, tidak termasuk ongkos transport/angkutan barang tersebut
dari gudang penjual ke gudang pembeli. Dicatat dalam pengumpulan data HPB
− Harga lokal prangko gudang, yaitu harga transaksi yang terjadi atas suatu
barang sampai ditempat pembeli, termasuk ongkos transpor dari gudang
penjual ke gudang pembeli
● Harga f.o.b (free on board), yaitu harga transaksi yang terjadi antara eksportir
dengan pembeli di luar negeri atas suatu barang sampai di atas kapal di pelabuhan
eksportir
− Harga f.o.b kontrak, yaitu harga f.o.b atas dasar perjanjian/persetujuan antara
eksportir dengan pembeli di luar negeri
✔ Harga f.o.b kontrak bruto, yaitu harga f.o.b kontrak sebelum dikurangi
sumbangan kepada pemerintah. Dicatat dalam pengumpulan data HPB
✔ Harga f.o.b kontrak netto, yaitu ialah harga f.o.b kontrak setelah dikurangi
sumbangan kepada pemerintah
− Harga f.o.b realisasi, yaitu harga f.o.b penutupan/realisasi atas kontrak yang
telah disetujui setelah barang dikapalkan
✔ Harga f.o.b realisasi bruto, yaitu harga f.o.b realisasi sebelum dikurangi
sumbangan kepada pemerintah
✔ Harga f.o.b realisasi netto, yaitu harga f.o.b realisasi setelah dikurangi
sumbangan kepada pemerintah
● Harga c.i.f (cost insurance and freight), yaitu harga transaksi yang terjadi antara
penjual di luar negeri dengan importir atas suatu barang sampai di pelabuhan
importir (pembeli)
● Harga Landed cost = harga c.i.f + bea masuk + PPn + Pajak importir
● Harga pokok importer = Harga landed cost + ongkos angkut ke gudang importir
● Harga jual importir = Harga pokok importir + ongkos lain+ Margin Perdagangan
● Yang dicatat dalam Harga Perdagangan Besar (HPB) ada 3, yaitu
− HPB Lokal : Harga local loko Gudang (HLLG)
− HPB Ekspor : Harga f.o.b kontrak bruto
− HPB Impor : Harga landed cost
C. INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
1. Pengertian
IPHB adalah suatu ukuran perubahan harga sekelompok barang yang tercakup dalam paket
komoditas pada tingkat pedagang besar terhadap suatu periode dasar.
IPHB mengukur perubahan harga rata-rata dalam suatu kelompok komoditi antara satu
periode dengan periode lainnya, dan mengukur perubahan harga (RH). Perubahan
Harga tingkat PB diukur melalui perubahan Indeks HPB antar waktu (temporal) atau
antar lokasi (spasial). Akan tetapi, IPHB tidak mengukur tingkat harga (price level) dan
nilai produksi (value of production) atau biaya produksi (cost of production)
2. Kegunaan IPHB
● Untuk menilai perkembangan perekonomian secara umum
● Sebagai dasar penentuan kebijakan di bidang harga, karena HPB merupakan price
leader terhadap tingkat harga lainnya
● Sebagai deflator dalam penghitungan pendapatan nasional

146
● Sebagai dasar penentuan eskalasi harga (penyesuaian harga) atau nilai kontrak dari
pengadaan barang atau pekerjaan pembangunan/konstruksi.
3. Bahan Baku Penyusunan IPHB
● Metode Penghitungan
Metode penghitungan menggunakan formula Indeks Laspeyres Modifikasi
𝑃𝑛𝑖
∑𝑗𝑖−1 × 𝑃(𝑛−1) 𝑄𝑜𝑖
𝑃(𝑛−1)
𝐼𝑛 = × 100
∑𝑗𝑖−1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝐼𝑛 : Indeks bulan ke-n
𝑃𝑛𝑖 : Harga bulan ke-n
𝑃(𝑛−1) : Harga bulan sebelum bulan ke-n
𝑃(𝑛−1) 𝑄𝑜𝑖 : Nilai timbangan bulan n-1
𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖 : Nilai timbangan tahun dasar (2010=100)
𝑃𝑛𝑖
: Relatif harga (RH) jenis harga I pada bulan ke n
𝑃(𝑛−1)
Penimbang yang digunakan adalah nilai barang yang dipasarkan untuk setiap komoditi
cakupan IHPB yang bersumber dari Tabel Input-Output, Survei Penyusunan
Diagram Timbang IHPB, dan data lainnya.
● Penentuan Tahun Dasar
− Kondisi perekonomian relatif stabil
− Penggunaan Tahun Dasar pada sektor-sektor ekonomi lainnya
● Penentuan Paket Komoditas
Paket komoditas IHPB adalah komoditas-komoditas terpilih sebagai komponen IHPB
yang mempunyai nilai Market Surplus cukup besar dan harganya memungkinkan
untuk dipantau dalam waktu yang cukup lama
● Penyusunan Diagram Timbang
Komoditas untuk diagram timbang IHPB disusun berdasarkan KBLI dan disajikan dalam
permil (‰) dengan ketelitian empat angka di belakang koma
● Pengumpulan data harga
Pengumpulan data harga dilakukan di 33 Provinsi dan tersebar di 183 kabupaten/kota
besar di Indonesia. Pemilihan kabupaten/kota dilakukan oleh masing-masing
provinsi berdasarkan kab/kota yang paling potensial
● Pemilihan Kabupaten/Kota
Survei HPB mencakup seluruh provinsi tetapi hanya sebagian kabupaten/kota. Di setiap
provinsi, dipilih kabupaten/kota yang menjadi pusat kegiatan perekonomian
sehingga banyak terdapat pedagang besar. Pemilihan kabupaten/kota dilakukan
oleh masing-masing provinsi berdasarkan kab/kota yang paling potensial sehingga
paket komoditas bisa terpenuhi secara optimal.
● Metode Sampling
Metode sampling yang digunakan adalah purposif berbasis Poisson Sampling,
mengacu pada omset usaha pedagang besar yang berbeda-beda. Jika ada
penggantian responden dilakukan secara purposif namun yang karakteristiknya
serupa.
Pencacahan dilakukan dengan wawancara langsung, menggunakan kuesioner
HPB. Jika tidak memungkinkan dilakukan wawancara secara langsung maka
kuesioner bisa ditinggal untuk diisi sendiri oleh responden. Pencacahan dilakukan
pada tanggal 1 s.d. 15 setiap bulan.

147
● Cakupan Responden
− Eksportir
− Importir
Khusus komoditas ekspor/impor, responden adalah eksportir dan importir
yang mengekspor atau mengimpor komoditas tersebut. Eksportir/importir
mungkin saja perusahaan yang melakukan produksi di Indonesia.
− Pedagang Besar
Pedagang yang menjual komoditas yang masuk ke dalam paket komoditas
IHPB nasional. Pedagang besar yang dimaksud boleh merupakan distributor,
subdistributor, agen, sub agen, perkulakan dan lainnya.
4. Penyajian Data IPHB
● IHPB menurut Component of supply
− Sektor Pertanian
− Sektor Pertambangan dan Penggalian
− Sektor Industri
− Sektor Ekspor
− Sektor Impor
Pengelompokan disajikan menurut : sektor, sub sektor, dan jenis barang
● IHPB menurut penggunaan
− Barang Antara meliputi bahan baku maupun bahan penolong yang belum
melalui proses pengolahan ataupun sudah melalui proses pengolahan dan
biasanya habis dipakai dalam proses produksi atau umur pemakaiannya relatif
pendek (<1 tahun)
− Barang Konsumsi meliputi semua jenis barang tahan lama maupun tidak tahan
lama yang digunakan untuk keperluan rumah tangga
− Barang Modal meliputi semua jenis barang tahan lama yang digunakan untuk
keperluan kelancaran atau kelangsungan suatu kegiatan produksi. Barang modal
biasanya dapat dipakai berulang-ulang dan umur pemakaiannya relatif lama (
>1 tahun ) serta harga per unit relatif tinggi
● IHPB menurut Proses Produksi (Stage of processing)
− Bahan baku meliputi bahan baku dan bahan penolong yang belum melalui
proses pengolahan dan merupakan produk dari sektor primer (pertanian,
pertambangan dan penggalian). Bahan-bahan tersebut digunakan dalam proses
produksi
− Produk Antara adalah bahan baku dan bahan penolong yang sudah melalui
proses pengolahan dan digunakan dalam proses produksi
− Produk Akhir meliputi barang jadi yang tidak digunakan sebagai bahan baku
maupun bahan penolong dalam proses produksi
● IHPB sektor Konstruksi
− IHPB menurut kelompok Bahan bangunan
− IHPB menurut kelompok Jenis bangunan
✔ Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
✔ Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian
✔ Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan
✔ Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi
✔ Bangunan lainnya

148
5. Rasio Market Surplus
Rasio market surplus adalah rasio antara jumlah barang-barang yang dipasarkan dengan
jumlah barang-barang yang dpasarkan dengan jumlah barang yang diproduksi. MS yang
digunakan ialah MS Perdagangan Besar yaitu barang pada tingkat perdagangan besar
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑆 ≤ 1
RMS yang digunakan adalah hasil Survei Pola Distribusi (Poldis) di tingkat pedagang grosir.
Jika data di tingkat pedagang grosir tidak tersedia, maka digunakan data di tingkat sub
agen/agen/sub distributor/distributor (hierarki dari kanan ke kiri). Untuk provinsi
yang tidak memiliki data hasil survei Poldis, maka bisa menggunakan data dari provinsi
lain yang berdekatan
D. INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
IKK (index spasial) IHPB (periodical index)
Membandingkan harga untuk Membandingkan harga pada lokasi yang
lokasi sama pada waktu yang berbeda
berbeda pada waktu yang sama
Dasar: rata-rata nasional Dasar: tahun dasar
Perbandingan harga antar wilayah Perbandingan harga antar waktu
Perbedaan struktur harga relatif Perbedaan struktur harga relatif kecil
besar
Comparability dan representative Comparability dan representative
sulit mudah
Diperoleh diperoleh
1. Konsep dan Definisi
● IKK merupakan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan secara umum dari
suatu daerah terhadap daerah lainnya. IKK digunakan sebagai proxy untuk
mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah, semakin sulit letak geografis
suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut. IKK adalah
salah satu variabel yang digunakan dalam dalam penghitungan DAU (UU No 32
Tahun 2004)
● Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan transfer yang bersifat umum untuk
mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antardaerah) dengan tujuan utama
pemerataan kemampuan keuangan daerah. Alokasi dasar DAU dihitung berdasaran
perkiraan jumlah gaji PNS daerah
● TKK adalah cerminan biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu unit bangunan
per satu satuan luas di suatu daerah yang diperoleh dengan pendekatan pada bahan
bangunan dan jasa yang menjadi paket komoditas
● Bill of Quantity (BoQ) adalah data bobot umum IKK kabupaten/kota yang memuat
jenis pekerjaan, volume dan satuan pengukuran dari semua item pekerjaan
● Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Formulai dari DAU adalah

149
● Konsep Dasar IKK
− IKK menghitung tingkat kemahalan konstruksi di ibukota kabupaten/kota
− IKK merupakan indeks yang menunjukkan perbandingan antar wilayah
− IKK dihitung menggunakan kota acuan, bukan periode dasar
− Spesifikasi komoditas yang masuk dalam penghitungan ditetapkan seragam
2. Konsep Pemikiran
Untuk tujuan membandingkan harga konstruksi antar wilayah/daerah, dikenal ada dua
metode penghitungan:
● Pendekatan harga input yaitu dengan mencatat semua material penting yang
digunakan digabung dengan upah dan sewa peralatan sesuai dengan bobotnya
masing-masing. Kelemahan metoda ini adalah bahwa kegiatan konstruksi dianggap
mempunyai produktivitas yang sama dan tidak mempertimbangkan overhead cost.
Pendekatan output dilakukan dengan cara menanyakan harga konstruksi yang
sudah jadi.
● Pendekatan harga output. Pada harga output kelemahannya adalah bahwa dalam
harga bangunan sudah termasuk biaya manajemen dan keuntungan kontraktor yang
bervariasi antar daerah dan antar proyek sehingga tidak memadai untuk tujuan
membandingkan kemahalan konstruksi antar wilayah.
● Alternatifnya adalah mengumpulkan harga konstruksi yang bisa mencakup
overhead cost dan produktivitas pekerja tanpa memasukan biaya manajemen dan
keuntungan kontraktor. Caranya ialah dengan mengumpulkan harga komponen
bangunan seperti harga dinding, atap, dan sebagainya. Apabila harga-harga
komponen tersebut digabungkan maka akan didapatkan harga total proyek yang
besarannya berada diatas harga input tetapi di bawah harga output karena sudah
memasukkan over-head cost dan upah tetapi mengeluarkan biaya manajemen &
keuntungan kontraktor. Data seperti ini bisa didapatkan dari dokumen Bill of
Quantity (BoQ) satu proyek yang sudah selesai.
● Bill of Quantity (BoQ) sebagai data bobot/timbangan umum IKK kabupaten/kota.
BoQ: Daftar Kuantitas Barang, memuat jenis pekerjaan, volume dan satuan
pengukuran dari semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Volume pekerjaan
ini dihitung oleh Perencana berdasarkan gambar rencana yang telah disetujui oleh
pemberi tugas. Daftar kuantitas ini bisa diberikan kepada kontraktor sebagai bagian

150
dari dokumen tender dan bisa pula tidak tergantung dari sistem pelelangan yang
diterapkan oleh panitia lelang.
3. Asas pemilihan paket Komoditas IKK
● Comparability (keterbandingan)
● Representatif
● Trade off comparability vs representativeness
4. Tahapan Pemilihan Paket Komoditas IKK
● Memilih barang dan jasa yang nilainya dominan digunakan pada sektor konstruksi
dengan koreksi proksi kesulitan geografis
● Kualitas Barang ditentukan berdasarkan data harga yang dominan masuk dari hasil
Survei Serentak setiap tahunnya
● Jika terdapat kesamaan dominasi kualitas barang, maka dilihat koefisien variasi
masing-masing kualitas barang tersebut
● Semakin kecil koefisien variasi kualitas barang, maka makin kecil perbedaan
harganya (homogen)
5. Data Penunjang Penghitungan IKK
● Paket komoditas adalah sekeranjang/sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dominan dikonsumsi oleh masyarakat di suatu kota
● Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan kuantitas/volume
bahan bangunan dan jasa yang dibutuhkan untuk membangun satu unit bangunan
per satuan luas menurut kelompok jenis bangunan
● Diagram timbang umum disusun berdasarkan data realisasi PABD dan pengeluaran
belanja pembangunan dan rutin
● Harga bahan bangunan dan tarif sewa alat berat
● Upah tenaga kerja: upah tenaga kerja pada proyek konstruksi, bukan knstruksi
perorangan pada rumah tangga
6. Metode Penghitungan IKK
● Tahap 1
Menghitung nilai komponen konstruksi setiap sistem dari suatu bangunan untuk setiap
kabupaten/kota. Nilai komponen dapat dihitung dengan nilai tertimbang
𝑛

𝑁𝐾𝑗 = ∑ 𝑝𝑘 𝑞𝑘
𝑘=1
𝑁𝐾𝑗 : Nilai komponen ke-j
𝑝𝑘 : Harga mterial/upah/sewa alat ke-k
𝑞𝑘 : Kuantitas/volume material/upah/sewa ke-k
𝑛 : Jumlah material/upah/sewa dalam komponen ke-j
● Tahap 2
Menghitung PPP (Purchasing Power Parity) sistem dengan menggunakan metode
regresi Country Product Dummy (CPD)
𝑙𝑛 𝑁𝐾𝑗 = 𝛼 𝑖 𝐶𝑖 + 𝛽𝑗 𝑃𝑗 + 𝜀
𝑁𝐾𝑗 : Nilai komponen ke-j
𝐶𝑖 : Dummy kabupaten/kota ke-i
𝑃𝑗 : Dummy komponen ke-j dalam suatu sistem dan bangunan
𝛼𝑖 , 𝛽𝑗 : Koefisien regresi
𝑃𝑃𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚𝑖 ∶ 𝑒𝑥𝑝 (𝛼𝑖 )
● Tahap 3

151
Menghitung PPP bangunan dengan menggunakan metode rata-rata geometrik
tertimbang (bobot sistem), dengan n jumlah sistem dalam suatu bangunan
𝑛
𝑤2𝑖
𝑃𝑃𝑃𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛𝑖 = ∏ (𝑃𝑃𝑃𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚𝑖 )
𝑖=1
● Tahap 4
Memghitung PPP proyek dengan metode rata-rata geometrik, dengan n jumlah
bangunan dalam suatu proyek.
1
𝑛 𝑛
𝑃𝑃𝑃𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑖 = (∏ 𝑃𝑃𝑃𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛𝑖 )
𝑖=1
● Tahap 5
Menghitung IKK kabupatenkota dengan menggunakan rata-rata geometrik tertimbang
(bobot APBD), dengan n jumlah proyek dalam suatu kabupaten/kota.
𝑛
𝑤1𝑖
𝐼𝐾𝐾𝑘𝑎𝑏/𝑘𝑜𝑡𝑎 = (∏ (𝑃𝑃𝑃𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑖 ) ) × 100
𝑖=1

STATISTIK HARGA KONSUMEN

A. INFLASI
Inflasi dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga dan
perubahan nilai barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Inflasi merupakan indikator
pergerakan antara Demand dan Supply di pasar riil juga terkait erat dengan perubahan
tingkat suku bunga, produktivitas ekonomi, nilai tukar rupiah dengan valuta asing,
indeksasi anggaran dan parameter ekonomi makro lain. Masyarakat dapat memanfaatkan
angka inflasi untuk dasar penyesuaian pengeluaran kebutuhan sehari- hari dengan
pendapatan mereka yang relatif tetap. Pada tingkat korporat angka inflasi dapat di pakai
untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas
(makro), angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian.
1. Kegunaan Inflasi
● Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (Wage-Indexation)
● Penyesuaian Nilai Kontrak (Contractual Payment)
● Eskalasi Nilai Proyek (Project Escalation)
● Penentuan Target Inflasi (Inflation Targeting)
● Indeksasi APBN (Budget - Indexation)

152
● Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP Deflator)
● Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living)
● Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham
2. Referensi Perhitungan Inflasi
● Paket Komoditas & Jasa beserta diagram timbang diperoleh atas dasar Survei Biaya
Hidup di 66 kota untuk IHK 2007=100
● Pengelompokan IHK didasarkan pada klasifikasi internasional baku yang tertuang
dalam Classification of Individual Consumption According to Purpose (COICOP)
yang diadaptasi untukkasus Indonesia menjadi Klasifikasi Baku Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga
● Rumus yang digunakan untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah
Laspeyres yang dimodifikasi (Modified Laspeyres).Rumus tersebut mengacu pada
CPI Manual yang diterbitkan oleh Inter national Labour Organisation (ILO)
3. Rumus Inflasi
𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾(𝑛−1) 𝐼𝐻𝐾𝑛
𝐼𝑛𝑓𝑛 = × 100% = ( − 1) × 100%
𝐼𝐻𝐾(𝑛−1) 𝐼𝐻𝐾(𝑛−1)
𝐼𝑛𝑓𝑛 : Laju Inflasi/deflasi bulan ke-n
𝐼𝐻𝐾𝑛 : Indeks harga konsumen bulan ke-(n)
𝐼𝐻𝐾(𝑛−1) : Indeks harga konsumen bulan ke-(n-1)
4. Konsep dan Definisi
● Harga Konsumen adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang
eceran) dan pembeli (konsumen akhir) secara eceran dengan pembayaran tunai
● Harga eceran adalah harga pembelian suatu komoditas yang dujual eceran (ritel),
mengacu pada harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh
kepemilikan atas barang dan jasa termasuk juga harga yang dibayarkan konsumen
pada suatu komoditas yang sudah termasuk pajak atau biayalainnya yang tidak
dapat dipisahkan
● Harga tunai merupakan harga dengan pembayaran tunai, bukan harga angsuran
atau pembayarannya dengan tenggat waktu. Namun, pembayaran dapat dilakukan
dengan uang tunai, kartu kredit, kartu debit, maupun uang elektronik. Jika
pembelian menggunakan credit card atau metode pembayaran lain yang melibatkan
bunga ataupun biaya tambahan lainnya, yang dicatat adalah harga tanpa biaya-biaya
tambahan tersebut. Karena biaya-biaya tambahan termasuk dalam Kelompok Jasa
Keuangan
● Harga katalog katalog merupakan harga penawaran. Terkadang harga katalog tidak
sesuai dengan harga yang terjadi pada saat transaksi. Namun kadang kala harga
katalog digunakan sebagai salah satu harga alternatif pada pengumpulan harga
konsumen.
● Pajak. Semua pajak atas produk, seperti pajak penjualan, pajak cukai, dan pajak
pertambahan nilai (PPN) adalah bagian dari harga pembeli yang dibayar oleh
konsumen. Pajak atas produk dihitung dalam pencatatan harga konsumen untuk
tujuan IHK. Demikian pula, subsidi harus diperhitungkan, diperlakukan sebagai
pajak negatif atas produk
● Inflasi IHK atau inflasi umum (head line inflation) adalah inflasi seluruh barang/jasa
yang dimonitor harganya secara periodik

153
● Inflasi umum adalah komposit dari inflasi inti, inflasi administered prices, dan inflasi
volatile goods.
Contoh :
IHK Umum bulan Maret 2010 sebesar 118,19
IHK Umum bulan Feb 2010 sebesar 118,36
maka besarnya angka inflasi/deflasi IHK Umum bulan Maret 2010 adalah
(118,19 − 118,36)
× 100% = −0,14% (𝑑𝑒𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖)
118,36
● Inflasi inti (core inflation) adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum, spt ekspektasi inflasi, nilai
tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran, yang sifatnya cenderung
permanen, persistent, dan bersifat umum.
Contoh:
Jumlah komoditasnya 694 (89,66%) antara lain kontrak rumah, upah buruh,
tepung terigu, daging babi, mobil, sepeda motor, dsb, dengan bobot sebesar
65,99%.
IHK Komponen inti (core) bulan Maret 2010 sebesar 116,36
IHK Komponen inti (core) bulan Februari 2010 sebesar 116,18
maka besarnya angka inflasi IHK Komponen inti (core) bulan Maret 2008 adalah
(116,36 − 116,18)
[ ] × 100% = 0,15% (𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖)
116,18
● Inflasi administered prices adalah inflasi brg/jasa yang perkembangan harganya
secara umum dapat diatur pemerintah.
Contoh :
Jumlah komoditasnya sebanyak 19 (2,45%) antara lain bensin, tarif listrik,
rokok, dsb, dengan bobot 17,95%
IHK Komponen administered prices bulan Maret 2010 sebesar 114,03
IHK Komponen administered prices bulan Februari 2010 sebesar 113,94
maka besarnya angka inflasi IHK Komponen administered prices bulan Maret
2010 adalah
(114,03 − 113,94)
[ ] × 100% = 0,08% (𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖)
113,94
● Inflasi volatile goods adalah inflasi brg/jasa yang perkem bangan harganya sangat
bergejolak. Berdasarkan tahun dasar 2002, inflasi volatile goods masih didominasi
bahan makanan, sehingga sering disebut juga sebagai inflasi volatile foods.
Contoh :
Jumlah komoditasnya sebanyak 61 (7,88%) antara lain beras, minyak goreng,
cabe, daging ayam ras, dan sebagainya, dengan bobot sebesar 16,06%.
IHK Komponen volatile goods bulan Maret 2010 sebesar 130,33
IHK Komponen volatile goods bulan Februari 2010 sebesar 131,83,
maka besarnya angka inflasi/deflasi IHK Komponen volatile goods bulan Maret 2010
adalah
(130,33 − 131,83)
[ ] × 100% = −1,14% (𝑑𝑒𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖)
131,83
5. Jenis-jenis Inflasi
● Menurut faktor penyebab inflasi

154
− Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation) terjadi akibat ketidak-
seimbangan antara jumlah permintaan dan penawaran
− Inflasi Desakan Biaya (Cost-Push-Inflation) terjadi akibat kenaikan biaya
produksi
● Menurut sifat inflasi
− Creeping Inflation (inflasi merayap) ditandai dengan laju inflasi rendah (< dari
10% per tahun)
− Galloping Inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (double
digit atau triple digit), waktu relatif pendek
− Hyper Inflation (inflasi tinggi) yang paling parah sampai lima atau enam kali.
Perputaran uang semakin cepat, harga naik secara akselerasi
● Menurut asal inflasi
− Inflasi berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation) disebabkan kebijakan
menambah jumlah uang beredar, gagal panen dan sebagainya
− Inflasi berasal dari luar negeri (Imported-Inflation) disebabkan kenaikan harga-
harga (inflasi) di luar negeri atau negara-negara partner dagang
● Menurut struktur inflasi
− Bersifat tetap (persisten) yaitu inflasi inti, merupakan komponen inflasi yang
dapat mempengaruhi kebijakan moneter dan merupakan trend inflasi jangka
Panjang
− Bersifat sesaat (noise) merupakan komponen inflasi yang dapat mempengaruhi
kebijakan pemerintah dibidang harga (administered price) dan kelompok bahan
makanan (volatile food)
6. Penyebab Inflasi/Deflasi di Indonesia
● Pengaruh musiman
● Pengaruh distribusi
● Administered prices
● Perubahan nilai tukar rupiah, tingkat bunga, dsb
● Suhu politik/rumor
● Abnormal profit
7. Perhitungan Inflasi
● Inflasi bulanan: dengan dasar IHK bulan sebelumnya
● Inflasi triwulanan: metode point to point dengan dasar triwulan sebelumnya
● Inflasi tahunan: metode point to point dengan dasar bulan pada tahun sebelumnya
● Inflasi tahun kalender: metode point to point dengan dasar bulan Desember pada
tahun sebelumnya
B. SURVEI BIAYA HIDUP
Survei Biaya Hidup (SBH) adalah survei pengeluaran konsumsi rumahtangga di daerah
perkotaan (urban area), yang dimaksudkan untuk mendapatkan pola konsumsi masyarakat
sebagai bahan penyusunan diagram timbang dan paket komoditas yang baru dalam
penghitungan IHK.
1. Tujuan SBH
● Memperbaharui tahun dasar IHK dan angka indeks
● Memperoleh paket komoditas & diagram timbang
● Mendapatkan data dasar nilai konsumsi dasar (𝑁𝐾0 )
● Mendapatkan keterangan sosial ekonomi rumahtangga

155
● Melengkapi data yang diperlukan untuk penghitungan pendapatan nasional &
regional
● Sebagai penelitian pasar, analisis permintaan barang & jasa dan analisis lain.
2. Data yang Diperoleh
● Data pengeluaran rumahtangga
● Komoditas yang dikonsumsi
● Pembayaran pajak, asuransi, pesta dan bukan untuk dikonsumsi
● Pengeluaran Barang modal usaha
● Keterangan sosial ekonomi
● Keterangan kondisi bangunan dan fasilitas tempat tinggal
C. SURVEI HARGA KONSUMEN
Survei harga konsumen merupakan survei harga transaksi yang terjadi antara penjual
(pedagang eceran) dan pembeli (konsumen). Berdasarkan survei harga konsumen ini akan
dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
1. Responden SHK
● Responden: pedagang eceran, rumah tangga, instansi, perusahaan, rumah sakit,
dokter dan sebagainya yang menjual berbagai jenis barang dan jasa yang ada dalam
paket IHK
● Kriteria:
− Permanent/tetap/tidak berpindah-pindah
− Beraneka ragam yang diperdagangkan
− Kontinuitas pencacahan dapat berlangsung terus
− Mudah diwawancarai dan bersahabat
● Sampling SHK
− Unit Observasi:
✔ Pedagang eceran di pasar tradisional/modern/ outlet
✔ Rumah tangga (upah pembantu RT)
✔ Institusi (Tarif PAM/PLN), dll.
− Unit analisis: Kota IHK
− Secara umum, rancangan sampling yang digunakan untuk pemilihan kota IHK,
pasar dan responden/pedagang eceran adalah nonprobability sampling, namun
dalam pencacahan tarif sewa/kontrak rumah dan upah pembantu rumah
tangga/baby sitter digunakan systematic random sampling.
● Komoditas yang dipantau harganya hasil SBH (paket komoditas) dengan kriteria:
− Mempunyai % NK thd total konsumsi 0,02 %
− Dikonsumsi oleh masyarakat kota ybs
− Harganya dapat dipantau secara terus menerus dalam jangka waktu lama
● Kualitas/merk barang hasil pengamatan dan survei kualitas :
− Banyak digemari/dikonsumsi
− tidak cepat menghilang
− diperoleh dari survei kualitas komoditas atau survei volume penjualan
Satuan komoditas ukuran satuan yang umum (Kg, Gr, bungkus, lembar, eksemplar).
Apabila disuatu daerah menggunakan satuan/ukuran setempat, dilakukan konversi.
● Area Survei / tempat pencacahan
− Pasar: Tradisional dan Swalayan

156
− Departemen store / Mall
● Kriteria pasar
− Relatif besar
− Terletak di daerah kota
− Berbagai komoditas diperdagangkan
− Waktu keramaian berbelanja panjang
● Waktu pencacahan
Waktu pencacahan data harga konsumen setiap komoditas tidak sama, disesuaikan
menurut fluktuasi harga yang sering terjadi
− Senin & Selasa (mingguan)
− Beras, tepung terigu, daging sapi, daging ayam ras, telur, susu kental manis, susu
bubuk, bawang, cabe, minyak goreng, gula pasir, semen dan emas perhiasan, dsb
− Rabu & Kamis (minggu 1 & 3)
− Ikan asin/kering, ikan segar, sayuran segar, buah segar, garam, gula merah,
kecap, minyak tanah, sabun cuci, bahan celana & baju dan batik, dsb
− Selasa terdekat ke tanggal 15 hingga hari Kamis (bulanan)
− Mie kering intan, tepung beras, daging dalam kaleng, susu untuk bayi, margarine,
ayam goreng, biskuit, kembang gula, minuman ringan, rokok, kopi bubuk, dsb
− Tanggal 5-15 (bulanan)
− Pembasmi nyamuk bakar, pembasmi nyamuk cair, pembersih lantai, penyegar
ruangan, baju kaos/t shirt, celana dalam pria, celana panjang jeans, selana dalam
wanita, pasta gigi, sabun mandi, dsb
− Tanggal 1-10 (bulanan)
− Bahan bangunan, gas elpiji, gelas, kasur, kompor gas, lemari pakaian, strika,
pompa air listrik, jam tangan, TV berwarna, bensin, mobil, sepeda motor, HP,
jasa keuangan, tarif sewa dan kontrak rumah, gaji/upah pembantu rumahtangga,
tarif uang sekolah SD, SMP, SMU, PT
D. INDEKS HARGA KONSUMEN
IHK merupakan indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Perubahan
IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga. IHK dihitung berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) dan
Survei Harga Konsumen (SHK).
1. Komponen IHK
● Paket Komoditas (diperoleh dari SBH) adalah sekelompok (sekeranjang) barang
dan jasa pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat di suatu kota untuk periode
tertentu.
● Diagram Timbang (diperoleh dari SBH) adalah nilai masing-masing jenis
barang/jasa yang termasuk dalam paket komoditas dibandingkan dengan
subkelompok atau kelompok atau total seluruh barang/jasa, disebut juga sebagai
bobot.
● Nilai Konsumsi Tahun Dasar = PoQo (diperoleh dari SBH) adalah nilai konsumsi
yang diperoleh berdasarkan Survei Biaya Hidup.
● Harga Berjalan (diperoleh dari Survei Harga Konsumen, Survei Volume Penjualan
Eceran, Survei Harga Penunjang Lainnya) adalah harga yang diperoleh pada periode
pencacahan (mingguan, dua mingguan, dan bulanan). Contoh: survei volume
penjualan eceran beras dan survei volume penjualan eceran bensin dan bahan bakar
rumah tangga.

157
2. Rebasing IHK
Rebasing (2012=100) Rebasing (2007=100)

=
IHK t , 2012  t 
IHK ( t −1),2007
t IHK 2012 =  + 1  IHK (t −1), 2007
 100 
t,
+1
2012
2007
100
Keterangan:
𝐼𝐻𝐾(𝑡−1),2007/2012 : IHK bulan (t-1) tahun dasar 2007 yang akan di-rebasing
dengan mtahun dasar 2012
𝐼𝐻𝐾(𝑡−1),2012/2007 : IHK bulan (t-1) tahun dasar 2012 yang akan di-rebasing
dengan btahun dasar 2007
𝐼𝐻𝐾(𝑡−1),2007 : IHK bulan (t-1) tahun dasar 2007
𝐼𝐻𝐾(𝑡−1),2012 : IHK bulan (t-1) tahun dasar 2012
𝜋𝑡 : Inflasi bulan (t)
3. Penghitungan Rata-rata Geometrik Harga Konsumen

Langkah awal dalam penghitungan IHK adalah mendapatkan rata-rata harga.


Setiap pencacahan yang dicatat adalah harga per kualitas/merk barang dari 3
pedagang sebagai responden. Penghitungan rata-rata harga di semua level
menggunakan rata-rata Geometrik, Baik rata-rata geometrik biasa maupun rata-rata
geometrik tertimbang (menggunakan bobot/weight)
● Level 1
Harga pada level 1 adalah level paling bawah yaitu harga tiap responden atau tiap
outlet di pasar tradisional maupun modern
● Level 2
1
𝑛 𝑛
𝑃𝑡𝑣2 = (∏ 𝑃𝑖 )
𝑖=1
𝑃𝑡𝑣2 : harga rata-rata geometrik per lokasi
𝑃𝑖 : Harga pengamatan di level responden pasar tradisional outlet atau modern
𝑛 : Jumlah pengamatan
● Level 3

158
1
𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑤𝑖
𝑃𝑡𝑣3 = (∏ 𝑃𝑡𝑣2 𝑤𝑖 )
𝑖=1
𝑃𝑡𝑣3 : harga rata-rata geometrik per jenis lokasi
𝑤𝑖 : bobot pada level pasar
𝑛 : jumlah pengamatan
● Level 4
1
𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑤𝑖
𝑃𝑡𝑣4 = (∏ 𝑃𝑡𝑣3 𝑤𝑖 )
𝑖=1
𝑃𝑡𝑣4 : harga rata-rata geometrik per kualitas
𝑤𝑖 : bobot pada level jenis pasar
𝑛 : jumlah pengamatan
● Level 5
1
𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑤𝑖
𝑤𝑖
𝑃𝑡𝑣5 = (∏ 𝑃𝑡𝑣4 )
𝑖=1
𝑃𝑡𝑣5 : harga rata-rata geometrik per komoditas
𝑤𝑖 : bobot pada level kualitas
𝑛 : jumlah pengamatan
● Harga rata-rata komoditas per bulan
Apabila pencacahan harga suatu komoditas di suatu kota dengan waktu pencacahan
mingguan atau 2 (dua) mingguan dalam sebulan maka perlu dihitung rata-rata
harganya menjadi rata-rata harga satu bulan (periode n)
1
𝑛 𝑛
𝑃𝑛 = (∏ 𝑃𝑖 )
𝑖=1
𝑃𝑛 : harga rata-rata komoditas per bulan
𝑃𝑖 : Harga rata-rata komoditas per-minggu atau per-duamingguan
𝑛 : frekuensi pencacahan per bulan
● Penghitungan relatif harga
Untuk menghitung Relatif Harga (RH) di level komoditas tiap kota dilakukan dengan
membandingkan harga rata-rata Geometrik bulan n dengan bulan sebelumnya
yaitu:
𝑃𝑛
𝑅𝐻𝑛𝑖 = × 100
𝑃𝑛−1
𝑅𝐻𝑛𝑖 : Relatif harga komoditas I di bulan ke-n
𝑃𝑛 : Harga rata-rata geometrik perbulan periode ke-n
𝑃𝑛−1 : Harga rata-rata geometrik perbulan periode ke-(n-1)
4. Penghitungan Nilai Konsumsi
● Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang/Jasa
Setelah mendapatkan relatif harga pada level komoditas di tiap kota
(Rhni) maka selanjutnya akan menghitung Nilai Konsumsi berjalan
perkomoditas perkota (NKni). Nilai Konsumsi yang diperoleh adalah Nilai

159
Konsumsi total seluruh rumah tangga di kota tersebut selama setahun yang
sudah diestimasi ke populasi (di-inflate) dengan menggunakan nilai faktor
inflate (FI)
𝑅𝐻𝑛𝑖 × 𝑁𝐾(𝑛−1)𝑖
𝑁𝐾𝑛𝑖 =
100
● Nilai Konsumsi Total (NK Total) Subkelompok
Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi komoditas yang tercakup dalam satu sub
kelompok hasilnya merupakan nilai konsumsi total subkelompok:

𝑁𝐾𝑎 = ∑ 𝑁𝐾𝑖
𝑖=1
𝑁𝐾𝑎 : nilai konsumsi total sub kelompok a
𝑁𝐾𝑖 : nilai konsumsi total komoditas i pada sub keompok a
ℎ : banyaknya komoditas pada sub kelompok a

● Nilai Konsumsi Total (NK Total) Kelompok


Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi total Sub Kelompok yang tercakup dalam
satu Kelompol hasilnya merupakan nilai konsumsi total kelompok:
𝑠

𝑁𝐾𝐵 = ∑ 𝑁𝐾𝑏
𝑏=1
𝑁𝐾𝐵 : nilai konsumsi total kelompok B
𝑁𝐾𝑏 : nilai konsumsi total sub kelompok pada kelompok B
𝑠 : banyaknya sub kelompok pada kelompok B
● Nilai Konsumsi Total (NK Total) Umum
Penjumlahan seluruh nilai konsumsi Total Kelompok (11 kelompok) hasilnya
merupakan nilai konsumsi total umum
11

𝑁𝐾𝑢𝑚𝑢𝑚 = ∑ 𝑁𝐾𝑐
𝑐=1
𝑁𝐾𝑢𝑚𝑢𝑚 : nilai konsumsi total umum
𝑁𝐾𝑐 : nilai konsumsi total kelompok
5. Perhitungan Indeks Harga
● Indeks Harga Konsumen
Secara umum penghitungan IHK menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi
(Modified Laspeyres Index) seperti yang ada di jelaskan dibawah
● Indeks Harga Konsumen Jenis Barang/Jasa
Nilai konsumsi total jenis barang i periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi
total jenis barang i periode dasar
𝑁𝐾𝑛𝑖
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑖 = × 100
𝑁𝐾01
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑖 : Indeks Harga Konsumen jenis barang i periode ke-n
𝑁𝐾𝑛𝑖 : Nilai Konsumsi total jenis barang i periode ke-n
𝑁𝐾01 : Nilai Konsumsi total jenis barang i pada tahun dasar
● Indeks Harga Konsumen Subkelompok
Nilai konsumsi total Sub Kelompok pada periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi total Sub Kelompok yang sama pada periode dasar

160
𝑁𝐾𝑛𝑎
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑎 = × 100
𝑁𝐾0𝑎
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑎 : Indeks Harga Konsumen Subkelompok a periode ke-n
𝑁𝐾𝑛𝑎 : Nilai Konsumsi total Subkelompok a periode ke-n
𝑁𝐾0𝑎 : Nilai Konsumsi total Subkelompok a pada tahun dasar
● Indeks Harga Konsumen Kelompok
Nilai konsumsi total Kelompok pada periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi
total Kelompok yang sama pada periode dasar
𝑁𝐾𝑛𝑏
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑏 = × 100
𝑁𝐾0𝑏
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑏 : Indeks Harga Konsumen Subkelompok a periode ke-n
𝑁𝐾𝑛𝑏 : Nilai Konsumsi total Subkelompok a periode ke-n
𝑁𝐾0𝑏 : Nilai Konsumsi Kelompok b pada tahun dasar

● Indeks Harga Konsumen Umum


Nilai konsumsi total umum periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi total
umum periode dasar
𝑁𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 = × 100
𝑁𝐾0𝑢𝑚𝑢𝑚
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 : Indeks Harga Konsumen umum periode ke-n
𝑁𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 : Nilai Konsumsi total umum periode ke-n
𝑁𝐾0𝑢𝑚𝑢𝑚 : Nilai Konsumsi total umum pada tahun dasar
● IHK Gabungan 90 Kota
Penghitung IHK dalam level Nasional yaitu harus menghitung NK Nasional terlebih
dahulu. NK Nasional diperoleh dari penjumlahan NK tiap kota (level umum
kelompok subkelompok dan level komoditas). Berikut akan disajikan rumus
Penghitungan IHK Nasional level komoditas dan level umum
A. IHK Jenis barang/jasa lebel komoditas
∑90
𝑗=1 𝑁𝐾𝑛𝑖 𝑗
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑖 = 90 × 100
∑𝑗=1 𝑁𝐾0𝑖 𝑗
IHKni = Indeks Harga Konsumen jenis barang i periode ke-n di Indonesia
(gabungan 90 kota)
NKnij = Nilai Konsumsi total jenis barang i periode ke-n kota ke-j
NK0ij = Nilai Konsumsi total jenis barang i pada tahun dasar kota ke-j
B. IHK umum Indonesia
∑90𝑗=1 𝑁𝐾𝑛𝑗 𝑢𝑚𝑢𝑚
𝐼𝐻𝐾𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 = 90 × 100
∑𝑗=1 𝑁𝐾0𝑗 𝑢𝑚𝑢𝑚
𝐼𝐻𝐾𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 : Indeks Harga Konsumen umum di Indonesia periode ke-n
𝑁𝐾𝑛𝑗 𝑢𝑚𝑢𝑚 : Nilai Konsumsi total umum periode ke-n kota ke-j
𝑁𝐾0𝑗 𝑢𝑚𝑢𝑚 : Nilai Konsumsi total umum pada tahun dasar kota ke-j
6. Penghitungan Inflasi dan Andil
● Persentasi Perubahan IHK (Inflasi)
𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑛−1
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑛 = × 100
𝐼𝐻𝐾𝑛−1
𝐼𝐻𝐾𝑛 : IHK periode ke-n

161
𝐼𝐻𝐾𝑛−1 : IHK periode ke-(n-1)
Dalam penghitungan Inflasi BPS mengeluarkan 3 jenis inflasi yaitu :
− Inflasi month to month (mom)/bulanan yaitu inflasi yang menghitung
persentase perubahan Indeks Harga Konsumen bulan n dengan bulan n-1
− Inflasi year to date (ytd)/kalender yaitu inflasi yang menghitung persentase
perubahan IHK menurut tahun kalender ke-n dihitung berdasarkan metode
point to point dengan dasar IHK bulan Desember tahun ke (n-1)
− Inflasi year on year (yoy)/tahunan yaitu inflasi yang menghitung persentase
perubahan IHK dihitung berdasarkan metode point to point dengan dasar IHK
bulan tersebut di tahun ke (n-1)
● Besarnya Andil/Sumbangan/Share
Besarnya nilai perubahan indeks (inflasi/deflasi) yang terjadi setiap
bulan sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari jenis
barang/jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang bersangkutan.
Setiap komoditas yang mengalami fluktuasi harga tersebut dapat diketahui
besarnya sumbangan/andil terhadap inflasi atau deflasi yang terjadi di suatu
kota atau secara nasional. Rumus umum untuk menghitung besarnya andil
inflasi adalah :
[%𝑁𝐾(𝑛−1)𝑖 ] × ∆𝑅𝐻𝑛𝑖
𝐴𝑛𝑖 =
100
Dengan
𝑁𝐾(𝑛−1)𝑖 𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑛−1
[%𝑁𝐾(𝑛−1)𝑖 ] = 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑅𝐻𝑛𝑖 = × 100
𝑁𝐾(𝑛−1)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝐻𝐾𝑛−1
Sehingga ;
𝑁𝐾𝑛𝑖 − 𝑁𝐾(𝑛−1)𝑖
𝐴𝑛𝑖 =
𝑁𝐾(𝑛−1)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴𝑛𝑖 : Sumbangan/andil inflasi/deflasi jenis barang i periode n
%𝑁𝐾(𝑛−1)𝑖 : Bobot jenis barang i terhadap total periode ke n-1
∆𝑅𝐻𝑛𝑖 : Inflasi harga jenis barang i periode ke-n
Sama seperti penghitungan Inflasi untuk penghitungan Andil juga terdiri dari 3 jenis
yaitu :
− Andil month to month (mom)/bulanan yaitu andil yang penghitungannya
dengan menggunakan angka inflasi bulanan
− Andil year to date (ytd)/kalender yaitu andil yang penghitungannya dengan
menggunakan angka inflasi kalender
− Andil year on year (yoy)/tahunan yaitu andil yang penghitungannya dengan
menggunakan angka inflasi tahunan
7. Metode Penghitungan IHK
● Metode dasar
− Laspeyres/Modified Laspeyres → internationally applied, lengkap untuk analisis
makro dan mikro, fluktuasi harga dan pola konsumsi cenderung kecil, asumsi
demand price elasticity = 0.
− Paasche/Modified Paasche → pola konsumsi berubah cepat, baik untuk analisis
makro dan mikro, demand price elasticity tinggi, mudah diintervensi.
− Fisher → sering disebut “ideal price index”
FORMULA METODE DASAR

162
Indeks Laspeyres Indeks Paasche Indeks Fisher
M

 Pti Qoi
M

PQ ti ti
I L ,t = i =1
M
I P ,t = i =1
M I F ,t = I L ,t  I P , t
P Q oi oi P Q
i =1
oi ti
i =1
8. Metode modifikasi
● Modified Laspeyres Plus → mempertimbangkan elastisitas pada perubahan pola
konsumsi pada formula Laspeyres. Baik untuk analisis makro dan mikro. Standard
Error tinggi.
● Weighted Modified Laspeyres → mempertimbangkan elastisitas pada perubahan
pola konsumsi terkini. Baik untuk analisis makro dan mikro. Standard Error rendah.
FORMULA METODE MODIFIKASI
Modified Laspeyres Modified Laspeyres Plus
M M −n n Ptj
Pti

Pti
i =1 P( t −1) i
P(t −1)i Qoi 
i =1 P( t −1) i
P Q
( t −1) i oi + 
j 1 P( t −1) j
P(t −1) j Qtj
I ML,t = M I ML+ ,t = M

 PoiQoi
i =1
P Q
i =1
oi oi

Weighted Modified Laspeyres


M −n n

 Pti Qoi +  Ptj Qtj


i =1 j 1
IWML ,t = M −n n

P Q +P Q
i =1
oi oi
j 1
oj tj

KETERANGAN
IWML, t = Indeks Weighted Modified Laspeyres (WM-Laspeyres) periode ke-t
M = Jumlah seluruh komoditas yang tercakup dalam penghitungan IHK
n = Jumlah komoditas yang mengalami shock prices dan berskala nasional
Pti = Harga periode ke-t, komoditas i, I = 1, 2, …, M-n
Ptj = Harga periode ke-t, komoditas j, j≠i
Poi = Harga periode dasar (0), komoditas i, I = 1, 2, …, M-n
Poj = Harga periode dasar (0), komoditas j, j ≠ i
Qoi = Kuantitas/volume konsumsi periode dasar (0), komoditas i, I = 1, 2,
…, M-n
Qtj = Kuantitas/volume konsumsi periode ke-t, komoditas j, j ≠ i
𝑃(𝑡−1)𝑖 = Harga barang i pada periode (t-1)
𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖 = Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar
𝑃(𝑡−1)𝑖 𝑄𝑜𝑖 = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke-(t-1)
𝑃𝑡𝑖
= Relatif harga (RH) jenis barang i pada periode ke-t terhadap periode
𝑃(𝑡−1)𝑖
ke-(t-1)

163
9. Perbandingan Indeks Paasche dan Laspeyres
● Angka Indeks Laspeyres lebih banyak digunakan karena lebih praktis.
● Angka Indeks Laspeyres menggunakan nilai produksi (Po×Qo) tahun dasar sebagai
penimbang (tetap) sehingga hanya perubahan harga yang mempengaruhi indeks.
● Angka Indeks Paasche menggunakan kuantitas tahun ke-n sebagai penimbang,
sehingga disamping dipengaruhi oleh perubahan harga, Angka Indeks kuantitas
Paasche tidak murni karena dipengaruhi juga oleh perubahan kuantitas.
● Kelemahan Angka Indeks kuantitas Paasche adalah karena untuk dapat menghitung
Angka Indeks diperlukan waktu dan biaya untuk mengumpulkan data
kuantitas/nilai produksi yang terakhir.

STATISTIK HARGA PEDESAAN


A. TUJUAN
Mendapatkan data harga produsen perdesaan (sektor pertanian) yang lengkap, akurat,
dan tepat waktu sebagai bahan penyusunan indeks hargaYang Diterima Petani (IT) dan
Indeks HargaYang Dibayar Petani (IB )serta indikator harga lainnya. Hal tersebut guna
memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam rangka menunjang perencanaan dan
pengamatan dini pada pelaksanaan pembangunan perdesaan khususnya pertanian.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Indeks harga yang dibayar petani (IB), bertujuan untuk :
● Untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi petani
● Untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dibutuhkan petani untuk
memproduksi hasil pertanian
2. Nilai Tukar Petani (NTP) , bertujuan untuk :
● Untuk mengukur kemampuan tukar (term of trade) produk yang dijual petani
dengan produk yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah
tangga
● Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani
dari waktu ke waktu yang dapat dipakai sebagai dasar kebijakan untuk
memperbaiki tingkat kesejahteraan petani
● Selain itu menunjukkan tingkat daya saing (competiveness) produk pertanian
dibandingkan dengan produk lain
3. Upah Nominal BuruhTani dan Upah Riil BuruhTani, bertujuan untuk :
● Untuk mengetahui rata-rata tingkat upah harian buruh tani nasional dan provinsi
● Untuk mengetahui rata-rata tingkat upah harian buruh tani di masing-masing
subsektor pertanian
4. Inflasi Perdesaan, bertujuan untuk :
● Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost living) di perdesaan
● Salah satu variabel untuk menghitung variabel upah riil buruh tani
C. PENGERTIAN UMUM
● Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator proxy kesejahteraan petani
● NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (IT)
dengan Indeks harga yang dibayar petani (IB)
● Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) disebut juga sebagai harga produsen
perdesaan

164
Penimbang yang digunakan untuk It adalah nilai produksi yang dijual petani dari tiap
jenis barang hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat,
peternakan, perikanan
Penghitungan diagram timbangan diperlukan tiga macam data pokok yaitu :
− Kuantitas Produksi Tiap Jenis Tanaman
− Harga Produsen Pertanian
− Persentase Marketed Surplus
● Indikator Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) disebut juga sebagai harga
konsumen perdesaan, teridiri dari 2 komponen, yaitu :
− Kelompok Konsumsi Rumah Tangga Petani (KRTP)
− Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)
✔ Sub Kelompok Biaya Produksi, Upah dan Lainnya
Penimbang untuk kelompok ini adalah ongkos/biaya yang dikeluarkan
oleh petani tetapi tidak termasuk ongkos produksi yang berasal dari
produksi sendiri
✔ Sub Kelompok Penambahan Barang Modal
Jenis barang yang dicakup pada kelompok ini adalah barang yang
penggunaannya tahan lama (durable goods) seperti cangkul, bajak dan
lainnya. Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) juga
merupakan proxy Inflasi Pedesaan
● Persentase Marketed Surplus adalah perbandingan antara nilai produksi yang dijual
petani dengan nilai produksi yang dihasilkan per jenis tanaman pertanian
● Nilai Produksi yang dijual digunakan rumus
𝑁𝑀𝑆𝑖 = %𝑀𝑆𝑖 × 𝑃𝑖 × 𝑄𝑖
𝑁𝑀𝑆𝑖 : Nilai produksi yang dijual untuk jenis barang i (%)
𝑀𝑆𝑖 : Persentase Market Surplus untuk jenis barang i
𝑃𝑖 : Harga produsen untuk jenis barang i
𝑄𝑖 : Kuantitas produksi untuk jenis barang i
● Rumus-rumus statistik perdesaan
− Nilai Tukar Petani
𝐼𝑡
𝑁𝑇𝑃 = × 100
𝐼𝑏
It = indeks yang diterima petani
Ib = indeks yang dibayar petani
Interpretasi angka hasil NTP
✔ NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar
dari pengeluarannya
✔ NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga
produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang
konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya
✔ NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif
lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya
● Nilai Tukar Usaha Pertanian

165
𝐼𝑡
𝑁𝑇𝑈𝑃 = × 100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 & 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
● Nilai Tukar Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani (NTIKRP)
Mnggambarkan bagaimana standar hidup petani
𝐼𝑡
𝑁𝑇𝐼𝐾𝑅𝑃 = × 100
𝐼𝐾𝑅𝑇
D. KEGUNAAN DAN MANFAAT
● Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-
barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam
penghitungan pendapatan sektor pertanian
● Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang- barang
yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di
pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil
pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di
pedesaan
● NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual
petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah
tangga
● Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan
produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk
pertanian dapat dilakukan
E. ALASAN PEMUTAKHIRAN DIAGRAM TIMBANG NTP DENGAN TAHUN DASAR 2007
● Kurun waktu tahun dasar terlalu lama, dimana telah terjadi perubahan pola produksi
dan konsumsi masyarakat
● Mengakomodir perubahan yang ada (pola produksi, struktur biaya, pola konsumsi
rumahtangga)
● Memperluas ruang lingkup dan cakupan populasi dari sub sektor
● Untuk penyusunan paket komoditas dan diagram timbang NTP yang lebih realistis dan
representative untuk setiap provinsinya
F. RUANG LINGKUP NTP
1. Cakupan komoditas

● Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan (TBM) seperti: padi, palawija

166
● Sub Sektor Hortikultura seperti : Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias &
tanaman obatobatan
● Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta,
cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan. Jumlah komoditas ini juga bervariasi antara
daerah
● Sub Sektor Peternakan seperti : ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing,
domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi, telur, dll)
● Sub Sektor Perikanan, baik perikanan laut maupun perikanan darat
2. Cakupan wilayah
Wilayah yang dicakup dalam penghitungan NTP meliputi 32 Provinsi kecuali Prov. DKI
Jakarta
G. METODE PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NTP
Ciri-Ciri Metode A : SPDT-NTP Metode B : Sister Metode C : Data
Mandiri Regency Sekunder
Kelebihan ● Representasi, ● Lebih mudah dan ● Relative paling
validitas, dan lebih murah mudah secara
akurasi data diterapkan hitungan
paling baik ● Representasi, ● Relative paling
● Pemilihan paket validitas, dan cepat
komoditas paling akurasi masih cukup
fleksibel baik, asalkan
pemilihan sister
regency dilakukan
dengan baik dan
kajian mendalam
Kekurangan ● Biaya yang ● Pemilihan paket ● Representasi,
dikeluarkan komoditas terbatas validitas, dan
cukup besar pada paket akurasi data
● Pengolahan raw komoditas sister paling lemah
data cukup lama regency meskipun ● Perlu
● Perlu range waktu dapat diganti koordinasi yang
yang cukup ● Diagram timbang baik dengan
(minimal 1 tahun) akan mirip dengan institusi terkait
pola sister regency
1. Metode A : SPDT-NTP Mandiri
● SPDT-NTP
Periode SPDT-NTP secara umum akan menjadi periode/tahun dasar penghitungan
NTP
− Tujuan
Untuk mendapatkan komponen paket komoditas dan diagram timbang NTP.
− Responden
✔ Rumah tangga pertanian yang memproduksi dan menjual komoditas
pertanian.
✔ Anggota rumah tangga, 2-10 orang.
✔ Pendapatan utama rumah tangga dari sektor pertanian.
− Kegunaan Kuesioner

167
Untuk mengumpulkan data produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi dan konsumsi rumah tangga pada subsektor tertentu.
● Nilai Produksi dan Nilai Konsumsi
− Nilai yang Diterima Petani (NT) merupakan Nilai Produksi dari setiap komoditas
pertanian hasil SPDT-NTP setiap subsektor. Nilai yang Diterima Petani ini
digunakan sebagai dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima
Petani.
− Nilai yang Dibayar Petani terbagi menjadi dua komponen:
✔ Nilai Konsumsi Rumah Tangga (NK)
✔ Nilai Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (NBPPBM)
− Nilai yang Dibayar Petani ini digunakan sebagai dasar dalam penghitungan
Indeks Harga yang Dibayar Petani yang terdiri dari Indeks Konsumsi Rumah
Tangga (IKRT) dan Indeks BPPBM.
● Pemilihan Paket Komoditas
− Nilai yang Diterima Petani:
✔ Banyak diproduksi/dihasilkan oleh petani
✔ Mempunyai Nilai Produksi yang relatif besar
✔ Tersedia data harganya dan dapat dipantau kesinambungannya
− Nilai yang Dibayar Petani:
✔ Banyak/dominan dikonsumsi rumah tangga dan atau banyak digunakan
dalam memproduksi hasil pertanian
✔ Mempunyai peranan cukup besar terhadap total pengeluaran
✔ Tersedia data harganya dan dapat dipantau kesinambungannya
● Substitusi dan Imputasi Proporsional
Substitusi dan Imputasi Proporsional merupakan metode yang digunakan dalam
penyusunan Diagram Timbang dan selalu berdampingan dengan pemilihan paket
komoditas.
Substitusi merupakan penggabungan nilai produksi/nilai konsumsi suatu komoditas
yang tidak layak masuk sebagai paket komoditas ke dalam nilai produksi/nilai
konsumsi komoditas yang masuk pada paket komoditas yang relevan.
Imputasi proporsional dilakukan jika nilai produksi/nilai konsumsi suatu komoditas
yang tidak layak masuk sebagai paket komoditas akan digabungkan dengan
beberapa komoditas relevan pada subkelompok yang sama secara proporsional.
Formula dari imputasi proporsional adalah :
𝑁𝑇0𝑖𝑠
B. 𝑁𝐼𝑃0𝑖𝑠 = ∑𝑚 × ∑𝑛𝑗=1 𝑁𝑇𝑇0𝑗𝑠
𝑖=1 𝑁𝑇0𝑖𝑠
𝑁𝐼𝑃0𝑖𝑠 : Nilai imputasi proporsional yang diperoleh komoditas I
𝑁𝑇0𝑖𝑠 : Nilai yang Diterima Petani dari komoditas i yang memperoleh
nilai imputasi proporsional
∑𝑚𝑖=1 𝑁𝑇0𝑖𝑠 : Jumlah Nilai yang Diterima Petani dari sebanyak m komoditas
yang memperoleh nilai imputasi proporsional
𝑁𝑇𝑇0𝑗𝑠 : Nilai dari komoditas j yang tidak terpilih sebagai paket
komoditas dan diimputasikan ke komoditas lain
𝑚 : Jumlah komoditas yang memperoleh nilai imputasi
𝑛 : Jumlah komoditas yang diimputasikan ke komoditas lain
𝑠 : Subsektor s

168
Formula tersebut juga berlaku untuk nilai yang dibayar petani (NB0is)
● Penghitungan Diagram Timbang
Diagram Timbang dihitung berdasarkan Nilai yang Diterima Petani dan Nilai yang
Dibayar Petani per komoditas yang sudah final. Pada dasarnya, Diagram Timbang
merupakan bobot dari komoditas yang terpilih pada paket komoditas, dimana bobot
komoditas ini menjadi salah satu kontrol dalam menentukan komoditas tersebut
layak masuk ke dalam paket atau tidak.
𝑁𝑇0𝑖𝑠
𝐷𝑇_𝐼𝑡0𝑖𝑠 = 𝑘 × 10.000
∑𝑖=1 𝑁𝑇0𝑖𝑠
𝐷𝑇_𝐼𝑡0𝑖𝑠 : Diagram Timbang komoditas i pada subsektor s untuk Nilai
Diterima Petani
𝑁𝑇0𝑖𝑠 : Nilai Diterima Petani komoditas i pada subsektor s
𝑘
∑𝑖=1 𝑁𝑇0𝑖𝑠 : Total Nilai Diterima Petani pada subsektor s
Formula tersebut juga berlaku untuk Nilai yang Dibayar Petani (NB0is), dengan
𝑁𝐵0𝑖𝑠 = 𝑁𝐾0𝑖𝑠 + 𝑁𝐵𝑃𝑃𝐵𝑀0𝑖𝑠
● Hal-hal yang Menjadi Perhatian
Penghitungan Diagram Timbang pada Nilai yang Dibayar Petani mencakup
komponen konsumsi rumah tangga dan BPPBM, sehingga nilai yang dibayar petani
setiap komoditasnya dibagi pada total nilai yang dibayar petani kedua komponen
tersebut.
Dalam pemilihan komoditas yang akan dimasukkan kedalam paket, secara umum
menggunakan cut off Diagram Timbang sebesar 2,00 atau bobotnya 0,02%.
Komoditas yang memiliki bobot di bawah cut off tersebut, tidak dimasukkan sebagai
paket komoditas.
Selain memperhatikan kriteria pemilihan komoditas yang diuraikan sebelumnya,
terdapat komoditas yang memiliki nilai diterima/dibayar petani yang kecil namun
tetap harus dipilih pada paket komoditas. Misalnya nilai konsumsi garam pada
komponen konsumsi rumah tangga.
2. Metode B : Sister-Regency
● Kriteria Pemilihan Sister-Regency
Sister-regency merupakan kabupaten yang memiliki Diagram Timbang NTP sendiri
dan menjadi rujukan utama dalam penyusunan Diagram Timbang suatu kabupaten
yang memiliki kriteria kemiripan tertentu. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan
pertimbangan:
− Memiliki komoditas pertanian unggulan yang relatif sama
− Memiliki pola produksi komoditas pertanian yang relatif sama
− Memiliki pola konsumsi rumah tangga pertanian yang relatif sama
− Secara geografis relatif berdekatan dan memiliki kondisi alam yang tidak jauh
berbeda
Contoh :
✔ Kabupaten Banyumas dapat dipilih menjadi sister-regency oleh Kabupaten
Purbalingga
✔ Kabupaten Maluku Tengah dapat dipilih menjadi sister-regency oleh
Kabupaten Seram Bagian Barat
● Skema Penerapan Diagram Timbang Sister-Regency

169

● Penghitungan Faktor Koreksi Harga-FKH
Penghitungan Faktor Koreksi Harga (FKH) menjadi step yang wajib dilakukan jika
menggunakan sister-regency dalam penghitungan Diagram Timbang. Setelah proses
imputasi proporsional dan substitusi yang dilakukan pada saat pemilihan paket
komoditas dan penentuan nilai diterima/dibayar petani tahap awal, “koreksi” harga
komoditas dari sister-regency menjadi harga komoditas dari kabupaten
bersangkutan harus dilakukan.
𝐷𝑇_𝐼𝑡0𝑖𝑠𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦 = 𝑄0𝑖𝑠𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦 × 𝑃0𝑖𝑠𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦
𝐷𝑇_𝐼𝑡0𝑖𝑠𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛𝑋 = 𝑄0𝑖𝑠𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦 × 𝑃0𝑖𝑠𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛𝑋
Data yang harus tersedia dalam menghitungan FKH:
− Series harga bulanan komoditas selama tahun dasar Diagram Timbang dari
sister-regency
− Series harga bulanan komoditas yang masuk sebagai paket komoditas dari
kabupaten yang bersangkutan selama periode tahun dasar yang akan digunakan
▪ 𝐷𝑇_𝐼𝑡0𝑖𝑠𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛𝑋 =
𝑄0𝑖𝑠𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦
FKH ×
𝑃0𝑖𝑠𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛𝑋
𝑃0𝑖𝑠𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦

∑12
𝑡=1 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛𝑋
𝐹𝐾𝐻𝑖𝑠 = 12 12
∑𝑡=1 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦
12
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑋 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
=
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟_𝑟𝑒𝑔𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
● Hal-hal yang Menjadi Perhatian
FKH menjadi salah satu komponen yang paling penting dalam mengontrol besaran
bobot setiap komoditas pada Diagram Timbang. Perbedaan bobot komoditas pada
Diagram Timbang sister-regency dengan bobot komoditas pada Diagram Timbang
kabupaten bersangkutan dapat menjadi sangat besar karena FKH yang terlalu jauh
dari angka 1.

170
Untuk itu, perlu perhatian khusus dalam menghitung FKH dengan memperhatikan
perilaku harga dan kondisi ekonomi yang terjadi. Hal ini mengingat bobot komoditas
pada Diagram Timbang tidak hanya dipengaruhi oleh harga komoditas tetapi juga
volume produksi/volume konsumsi komoditas yang menjadi komponen dasar Nilai
yang Diterima/Dibayar Petani.
3. Metode C : Data Sekunder
● Sumber Data Sekunder
Komponen Biaya
Komponen Nilai Komponen Konsumsi Produksi dan
Keterangan
Produksi Pertanian Rumah Tangga Penambahan Barang
Modal
Jenis Data • Data produksi • Data konsumsi • Data Hasil Survei
komoditas rumah tangga di Struktur Ongkos
pertanian perdesaan Usaha Pertanian
tahunan (Susenas) (SOUT)
• Data komoditas
unggulan di
kabupaten
Sumber • Seksi Statistik • Seksi Statistik • Seksi Statistik
data Produksi BPS Sosial BPS Produksi BPS
Kabupaten Kabupaten Kabupaten
• Seksi Statistik • Seksi Statistik • Seksi Statistik
Pertanian BPS Kesejahteraan Pertanian BPS
Provinsi Rakyat BPS Provinsi
• Dinas Pertanian Provinsi
• Dinas Kelautan
Dan Perikanan

● Skema Penggunaan Data Sekunder


𝐷𝑇_𝐼𝑡0𝑖𝑠 = 𝑄0𝑖𝑠 × 𝑃0𝑖𝑠
Q0is P0is
• Data produksi komoditas • Data harga produsen
pertanian tahunan komoditas pertanian
• Data komoditas unggulan di • Data harga eceran
kabupaten barang/jasa yang dikonsumsi
• Data konsumsi rumah tangga rumah tangga pertanian di
di perdesaan (Susenas) perdesaan
• Data Hasil Survei Struktur • Data harga eceran
Ongkos Usaha Pertanian barang/jasa keperluan
(SOUT) produksi komoditas
pertanian

● Hal-hal yang Menjadi Perhatian


Tujuan utama penggunaan data sekunder adalah untuk memperoleh pola
produksi/konsumsi dalam bentuk bobot komoditas. Penggunaan data sekunder
sebagai proxy volume produksi/konsumsi dalam penyusunan Diagram Timbang
NTP merupakan alternatif metode yang paling akhir karena memiliki banyak
kelemahan.
Dalam menerapkan angka-angka data sekunder harus memperhatikan tingkat
kewajarannya, terutama keterkaitan antar data antar survei. Besar kemungkinan

171
data hasil kompilasi tersebut tidak lengkap, baik komoditas maupun series
waktunya. Untuk itu, perlu kejelian/ketelitian dan kemampuan dalam melakukan
imputasi data kosong (missing value).
H. METODOLOGI NTP
1. Pemilihan sampel kecamatan
Dengan rancangan sampling dua tahap, yaitu :
● Tahap 1, dari setiap provinsi dipilih secara purposive bersyarat, dipilih sejumlah
kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi pertanian
● Tahap 2, dari setiap kabupaten terpilih, dipilih sejumlah kecamatan yang merupakan
sentra produksi pertanian
2. Pemilihan pasar; di kecamatan terpilih berdasarkan kriteria :
● Paling besar di kecamatan tersebut
● Beraneka ragam barang yang diperdagangkan
● Kebanyakan masyarakat berbelanja disana
● Dapat dijamin kelangsungan (kontinyuitas) pencatatan harganya.
● Pasar terletak di desa pedesaan.
3. Pemilihan responden
Responden Harga Konsumen Pedesaan adalah
● Di setiap pasar diwawancarai 3-4 pedagang untuk setiap jenis harga barang yang
diperjualbelikan. Dokter praktek, rumah sakit, tukang pangkas rambut, tukang jahit,
sekolah dsb
● Responden Survei Harga Produsen adalah Petani, yang dipilih dengan kriteria sbb:
− Tinggal di desa pedesaan (kecamatan pedesaan)
− Menjual bermacam hasil produksi pertanian
− Pencatatan harga terjamin secara kontinyu.
I. ALUR PENGHITUNGAN NTP
Pelaksanaan SPDT-NTP→Penentuan Paket Komoditas→Penyusunan Diagram
timbang→Penghitungan Data Tahun Dasar→Survei Harga Perdesaan→Penghitungan NTP
1. Formula NTP Provinsi per subsector
𝑃(𝑛)𝑖
∑𝑘𝑖=1
𝑃(𝑛−1)𝑖 𝑃(𝑛−1)𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝐼𝑇𝑖 = 100
∑𝑘𝑖=1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝑃(𝑛)𝑖
∑𝑘𝑖=1
𝑃(𝑛−1)𝑖 𝑃(𝑛−1)𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝐼𝐵𝑖 = 100
∑𝑘𝑖=1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝐼𝑇𝑖 : Indeks yang diterima petani subsektor i
𝑃𝑛 : Harga komoditi pada bulan berjalan
𝑃𝑜 : Harga komoditi pada tahun dasar
𝑄𝑜 : Kuantum tahun dasar
𝐼𝐵𝑖 : Indeks yang dibayarkan petani subsektor i
𝑁𝑇𝑃𝑖 : NTP subsektor i di suatu provinsi
𝑖 : Tanaman pangan, holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan
2. Formula NTP Provinsi
∑𝑘𝑖=1 𝐼𝑇𝑖 𝑤𝑖
𝑁𝑇𝑃𝑝 = 𝑘 100
∑𝑖=1 𝐼𝐵𝑖 𝑤𝑖

172
𝑁𝑇𝑃𝑝 : NTP gabungan subsektor di suatu provinsi
𝐼𝑇𝑖 : IT subsektor i di suatu provinsi
𝑤𝑖 : Jumlah rumah tangga subsektor i provinsi
𝐼𝐵𝑖 : IB subsektor i di suatu provinsi
𝑖 :Tanaman pangan, holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan, dan
perikanan
3. Formula NTP nasional gabungan subsektor
∑𝑝𝑖=1 𝐼𝑇𝑖 𝑊𝑖
𝑁𝑇𝑃𝑁𝑖 = 𝑝 100
∑𝑖=1 𝐼𝐵𝑖 𝑊𝑖

𝑁𝑇𝑃𝑁𝑖 : NTP per subsektor di Indonesia (nasional)


𝐼𝑇𝑁𝑖 : IT per subsektor di Indonesia (nasional)
𝑊𝑖 : Jumlah rumah tangga per subsektor
𝐼𝐵𝑁𝑖 : IB per subsektor i di Indonesia (nasional)
𝑖 : Provinsi
4. Formula NTP nasional gabungan subsektor
∑𝑘𝑖=1 𝐼𝑇𝑁𝑖 𝑊𝑖
𝑁𝑇𝑃𝑁𝑖 = 𝑘 100
∑𝑖=1 𝐼𝐵𝑁𝑖 𝑊𝑖

𝑁𝑇𝑃𝑁𝑖 : NTP nasional


𝐼𝑇𝑁𝑖 : IT per subsektor di Indonesia (nasional)
𝑊𝑖 : Jumlah rumah tangga per subsektor
𝐼𝐵𝑁𝑖 : IB per subsektor i di Indonesia (nasional)
𝑖 :Tanaman pangan, holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan
J. KEGIATAN SURVEI STATISTIK HARGA PEDESAAN
1. Survei Penyempurnaan Diagram Batang
Survei penyempurnaan diagram batang bertujuan untuk memperoleh nilai
produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak dihasilkan petani dan
persentase market surplusnya. Tujuan berikutnya adalah memperoleh nilai
konsumsi, biaya produksi, dan jenis komoditas yang banyak dibutuhkan oleh rumah
tangga tani, baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun untuk
memproduksi. Selain itu, survei ini bertujuan untuk menyusun struktur input untuk
setiap komoditas serta rasio biaya produksi terhadap total produksi dan menyusun
diagram timbang NTP beserta inflasi perdesaan
Target SPDT antara lain:
● Paket komoditas dan Diagram Timbang NTP yang lebih realistis dan representatif
● Ruang lingkup dan cakupan Diagram Timbang NTP menurut subsektor yang lebih
baik
● Memperoleh Diagram Timbang Inflasi Perdesaan yang up to date dan dapat
dilakukan keterbandingannya dengan Inflasi Perkotaan.
2. Survei Harga Produsen Perdesaan (HPD)
Survei harga produsen perdesaan (HPD) untuk mencatat harga produsen yang diterima
petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi.
3. Survei Harga Konsumen Perdesaan (HKD)
Survei harga konsumen perdesaan (HKD) untuk mencatat harga yang dibayar oleh
konsumen perdesaan. Tujuannya adalah mendapatkan data harga konsumen perdesaan

173
(sektor pertanian) yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sebagai bahan penyusunan
Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)serta indikator harga lainnya. Hal tersebut guna
memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam rangka menunjang perencanaan dan
pengamatan dini pada pelaksanaan pembangunan perdesaan khususnya pertanian.
PEROLEHAN DIAGRAM TIMBANG DARI KE-EMPAT JENIS HARGA
Diagram Timbang Sumber
Diagram Timbang Harga Produsen Tabel Input-Output 2010
(2010=100)
Diagram Timbang Harga Tabel Input-Output 2010
Perdagangan Besar (2010=100)
Diagram Timbang Harga Konsumen SBH 2018 (2018=100)
Diagram Timbang Harga Perdesaan Survei Pertanian Diagram Timbang
(SPDT) 2012 (2012=100)

STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

A. STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH


Desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pelayanan publik dari
pemerintah pusat kepada pemerintah di bawahnya. Menurut UU No.33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, desen-tralisasi yaitu
penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Salah satu dampak pelaksanaan desentralisasi adalah terjadi ketimpangan
antardaerah.
1. Ruang Lingkup dan Cakupan
● Statistik Keuangan Pemerintah Pusat (Pemerintah pusat mencakup seluruh
departemen dan institusi pusat lainnya yang kegiatannya dibiayai APBN)
● Statistik Keuangan Pemerintah Daerah (Pemerintah Daerah Tingkat I, Tingkat II,
dan Pemerintah Desa secara terpisah dibiayai oleh APBD masing-masing wilayah)
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
● Konsep dan Definsi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah program kerja yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota
dalam tahun anggaran yang bersangkutan, dan telah ditetapkan oleh Kepala Daerah

174
dengan persetujuan DPRD. APBD merupakan realisasi dari Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
● Bentuk-bentuk data laporan keuangan daerah
− Daftar K-1: Data Statistik realisasi APBD Provinsi yang dikumpulkan dari seluruh
daerah provinsi di Indonesia
− Daftar APBD-1: Data Statistik rencana APBD Provinsi yang dikumpulkan dari
seluruh daerah provinsi di Indonesia
− Daftar K-2: Data Statistik realisasi APBD kabupaten /kota yang dikumpulkan
dari seluruh daerah kabupaten /kota di Indonesia
− Daftar APBD-2 : Data Statistik rencana APBD kabupaten /kota yang
dikumpulkan dari seluruh daerah kabupaten /kota di Indonesia
● Kegunaan
− Memberikan gambaran tentang realisasi Anggaran Pendapatan & Belanja Desa
− Mengetahui potensi dan sumbangan dari masing-masing sumber dana serta
penggunaannya
− Sebagai informasi bagi pemerintah
− Untuk mengetahui potensi yang ada di daerah tersebut

● Sumber-sumber penerimaan daerah dalam APBD


− Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh daerah yang di pungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk mengumpulkan
dana guna keperluan daerah ybs dalam mem biayai kegiatannya. PAD terdiri
dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. PAD terdiri dari :
✔ Pajak Daerah adalah pungutan yang dilakukan pemerintah daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pajak daerah ini
dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu pajak daerah yang ditetapkan

175
oleh peraturan daerah dan pajak negara yang pengelolaan dan
penggunaannya diserahkan kepada daerah.
✔ Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
i. Retribusi Jasa Umum: retribusi atas jasa pelayanan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah yang memiliki sifat
pelayanan secara umum sesuai dengan pera-turan
perundangundangan yang berlaku
ii. Retribusi Jasa Usaha: retribusi atas jasa pelayanan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah yang me-miliki sifat
pelayanan sekaligus bersifat usaha
iii. Retribusi Perizinan Tertentu: retribusi atas pemberian izin oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan usaha untuk
melakukan hal tertentu
✔ Pengelolaan Kekayaan Daerah adalah pendapatan yang berupa hasil
perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, terdiri dari bagian laba Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
bagian laba Lembaga Keuangan Bank, bagian laba Lembaga Keuangan Non
Bank, bagian laba Perusahaan Milik Daerah Lainnya, serta bagian laba atas
penyertaan modal/investasi kepada pihak ketiga
✔ PAD Lain Yang Sah : Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terdiri dari
hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro,
penerimaan bunga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah (TGR),
komisi, potongan dan keuntungan selisih nilai tukar rupiah, denda
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, denda pajak, denda retribusi, hasil
eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan
fasilitas umum, Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan, dan lain-lain
− Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil
Pajak /Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
(DAK). Terdiri dari :
✔ Bagi hasil pajak
i. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
ii. Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
iii. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, 25, dan 29
✔ Bagi hasil non pajak
i. Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH)
ii. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
iii. Dana Reboisasi
iv. Iuran Tetap/Landrent
v. Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti)
vi. Pendapatan Pungutan Pengusahaan Perikanan

176
vii. Pendapatan Pungutan Hasil Perikanan
viii. Pertambangan Minyak Bumi
ix. Pertambangan Gas Alam
x. Pertambangan Panas Bumi

✔ Dana alokasi umum adalah transfer dana dari pemerintah pusat ke


pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup kesenjangan fiskal
(fiscal gap) dan pemerataan kemampuan fiskal antar daerah dalam rangka
membantu kemandirian pemerintah daerah menjalankan fungsi dan tugas-
nya melayani masyarakat.
✔ Dana alokasi khusus adalah dana yang disediakan kepada daerah untuk
memenuhi kebutuhan khusus. Ada tiga kriteria:
i. Kebutuhan tidak dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus
dana alokasi umum
ii. Kebutuhan merupakan komitmen atau prioritas nasional
iii. Kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan oleh
daerah penghasil.
iv. Dengan demikian, DAK pada dasarnya merupakan transfer yang
bersifat spesifik untuk tujuan-tujuan yang sudah digariskan
− Pendapatan Lain yang Sah
Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lainnya dari pemerintah
pusat dan atau dari instansi pusat, serta dari daerah lainnya. Lain-lain
pendapatan yang sah terdiri dari pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi
hasil dari provinsi dan pemerintah daerah lain nya, dana penyesuaian dan
otonomi khusus, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah
lainnya. Terdiri dari :
✔ Hibah adalah pendapatan daerah yang berasal dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah lain, Badan / Lembaga / Organisasi Swasta, Kelompok
masyarakat / perorangan, Pemerintah / Badan / Lembaga / Organisasi Luar
Negeri, baik dalam bentuk devisa, Rupiah maupun barang dan / atau jasa,
termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali
✔ Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada
aerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa dan / atau
krisis solvabilitas.
✔ Dana Bagi Hasil Pemda Lain adalah dana bagi hasil baik pajak maupun sumber
daya alam yang berasal dari pro-vinsi, kabupaten / kota lainnya
✔ Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus
i. Dana Penyesuaian: dana bantuan kepada daerah yang mengalami
kekurangan anggaran dari DAU dan Bagi Hasil untuk pengalihan
personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah
ii. Dana Otonomi Khusus: Dana yang diberikan oleh pemerintah
disebabkan daerah tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah masuk
dalam kategori otonomi khusus
✔ Bantuan Keuangan Pemda Lain adalah semua jenis bantuan yang
diperuntukkan bagi Pemerintah Daerah yang berasal dari Pemerintah

177
Daerah Provinsi atau pemerintah daerah lainnya untuk menunjang kegiatan
didaerah tersebut, baik berupa uang maupun barang
● Belanja Daerah
− Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan
pelaksanaan program
✔ Belanja Pegawai Langsung
i. Honorarium PNS
ii. Honorarium Non PNS
iii. Uang Lembur
iv. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
v. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS
✔ Belanja Barang dan Jasa
i. Pengeluaran yang digunakan untuk pembelian/pengadaan barang yang
nilai manfaatnya < setahun, dan atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.
ii. Pembelian/pengadaan barang & jasa meliputi bahan pakai habis,
bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan
bermotor, cetak & penggandaan, sewa gedung, sewa sarana mobilitas,
sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan
minuman, pakaian dinas dan atribut, pakaian kerja, pakaian khusus
hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan pindah tugas,
pemulangan pegawai dan lain-lain belanja barang dan jasa
✔ Belanja Modal
A. Pengeluaran yang digunakan untuk pembelian/pengadaan atau
pembangunan asset tetap berwujud yang nilai manfaatnya lebih dari
setahun, dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintah daerah.
B. Pembentukan asset meliputi pengadaan tanah, alat-alat berat, alat-alat
angkutan, alat-alat bengkel, alat-alat pertanian, peralatan dan
perlengkapan kantor, komputer, mebeulair, peralatan dapur, penghias
ruangan, alat-alat studio, alat-alat komunikasi, alat-alat ukur, alat-alat
kedokteran, alat-alat laboratorium, konstruksi jalan, jembatan, jaringan
air, penerangan jalan, taman dan hutan kota, instalasi listrik dan
telepon, bangunan, buku/kepustakaan, barang seni, pengadaan
hewan/ternak & tanaman, serta persenjataan/ keamanan.
✔ Belanja Menurut Fungsi
i. Pelayanan Umum
ii. Ketertiban dan Keamanan
iii. Ekonomi
iv. Lingkungan Hidup
v. Perumahan dan Fasilitas Umum
vi. Kesehatan
vii. Pariwisata dan Budaya
viii. Pendidikan
ix. Perlindungan Sosial

178
− Belanja Tidak Langsung adalah bagian belanja yang dianggarkan tidak terkait
langsung dengan pelaksanaan program
✔ Belanja Pegawai Tidak Langsung
i. Gaji dan tunjangan
ii. Tambahan Penghasilan PNS
iii. Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta
KDH/WKDH
iv. Belanja Pemungutan Pajak Daerah
v. Belanja bunga
✔ Belanja Bunga
i. Bunga Utang Pinjaman: Belanja yang dikeluarkan untuk pembayaran
bunga pinjaman kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya,
Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan bukan Bank, dan lainnya
ii. Bunga Utang Obligasi: Belanja yang dikeluarkan untuk pembayaran
bunga utang dalam bentuk obligasi
✔ Belanja Subsidi adalah belanja yang telah dianggarkan & digunakan untuk
bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu, sehingga
harga jual produksi barang/jasa yang di-hasilkan dapat terjangkau oleh
masyarakat banyak. Tentunya perusahaan/lembaga tersebut menghasilkan
produk atau jasa untuk pelayanan masyarakat umum
✔ Belanja Hibah
i. Hibah Kepada Pemerintah Pusat
ii. Hibah Kepada Pemerintah Daerah Lainnya
iii. Hibah Kepada Pemerintah Desa
iv. Hibah Kepada Perusahaan Daerah/BUMN/BUMD
v. Hibah Kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta
vi. Hibah Kepada Kelompok Masyarakat/Perorangan
✔ Belanja Bantuan Sosial adalah belanja yang telah dianggarkan untuk
memberikan bantuan kepada organisasi kemasyarakatan, partai politik dan
yang lainnya bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
i. Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan → Adalah pemberian
bantuan kepada organisasi kemasyarakatan untuk tujuan sosial, secara
selektif dan mempunyai kejelasan dalam penggunaannya
ii. Bantuan Partai Politik → pemberian bantuan kepada partai politik yang
dianggarkan dengan ketentuan perundang-undangan sebagai bantuan
sosial
✔ Belanja Bagi Hasil Daerah
i. Belanja bagi hasil pajak daerah kepada pemerintah provinsi
ii. Belanja bagi hasil pajak daerah kepada pemerintah kabupaten/kota
iii. Belanja bagi hasil pajak daerah kepada pemerintah desa
iv. Belanja bagi hasil retribusi daerah kepada pemerintah kabupaten/kota
v. Belanja bagi hasil retribusi daerah kepada pemerintah desa
✔ Belanja Bantuan Keuangan Daerah
i. Bantuan keuangan kepada pemerintah provinsi
ii. Bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota
iii. Bantuan keuangan kepada pemerintah desa

179
iv. Bantuan keuangan kepada pemerintah daerah/pemerintah desa lainnya
✔ Belanja Tidak Terduga adalah belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian
atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah
ditutup.
● Pembiayaan Daerah
− Penerimaan Pembiayaan Daerah
✔ Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
✔ Pencairan Dana Cadangan
✔ Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
✔ Penerimaan Pinjaman Daerah
✔ Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
− Pengeluaran Pembiayaan Daerah
✔ Pembentukan Dana Cadangan
✔ Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
✔ Pembayaran Pokok Utang
✔ Pemberian Pinjaman Daerah
B. STATISTIK KEUANGAN DAERAH
1. Pendahuluan
Berlakunya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU
No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah di
Indonesia telah membawa konsekuensi terjadinya perubahan dalam sistem
penyelenggaraan pemerintah di daerah. Perubahan juga terjadi pada struktur
laporan keuangan daerah. Sumber keuangan pemerintah daerah meliputi
pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang
sah.
2. Alasan Pengumpulan Data Statistik Keuangan
● Sebagai bahan gambaran dalam penyusunan neraca ekonomi baik di tingkat daerah
maupun di tingkat nasional seperti pendapatan regional/nasional, tabel input-
output, dan neraca arus dana.
● Memberi gambaran tentang realisasi APBN dan APBD yang dilakukan pemerintah
desa
● Untuk mengetahui potensi dan peran sumber dana dari masing-masing daerah
● Sebagai informasi bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah
● kabupaten/kota untuk menentukan jenis dan besarnya bantuan pembangunan
untuk daerah masing-masing
3. Tingkat Statistik Keuangan
● Statistik Pemerintah Daerah Provinsi
● Statistik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
● Statistik Pemerintah Daerah Desa/Kelurahan
− Ruang Lingkup dan Survei
Data Statistik Keuangan Pemerintah Desa dikumpulkan dari seluruh desa dan
kelurahan di Indonesia kecuali DKI Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak ±
10 % dari total seluruh desa dan kelurahan

180
− Tata Cara Pengambilan Sampel
✔ Pengambilan sampel sebanyak 10% dilakukan disetiap Kab/Kota dengan
metode sampling berlapis (strata)
✔ Pemilihan sampel lapisan 1 (daerah perkotaan) menerapkan prosedur
pemilihan sampel sistematik
✔ Untuk lapisan ke 2 (daerah pedesaan) pemilihan sampel menerapkan
prosedur sampling dengan peluang sebanding dengan banyaknya rumah
tangga
✔ Estimasinya tersedia hingga level kabupaten.
− Konsep dan Definisi
✔ Pendapatan Desa
Semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa
dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
✔ Pendapatan Asli Desa
Pendapatan yang berasal dari kewenangan desa berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan skala lokal desa, berasal dari masyarakat dan lingkungan
desa, misalnya dari hasil usaha desa, hasil aset desa, swadaya, partisipasi
dan gotong royong.
✔ Dana Desa
Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang
ditransfer melalui APBD Kabupaten / Kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
✔ Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Bagian pendapatan daerah yang berasal dari penerimaan pajak yang dikelola
oleh pemerintahan di atasnya. Sedangkan bagi hasil retribusi adalah
pengembalian sebagian hasil retribusi yang diambil dari usaha maupun
bukan usaha dari desa tersebut oleh pemerintah di atasnya
✔ Alokasi Dana Desa
Berasal dari APBD kabupaten/kota yang bersumber dari bagian dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten kota
untuk desa paling sedikit 10 persen setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
✔ Bantuan Keuangan
Bantuan keuangan yang bersumber dari APBD provinsi/ kabupaten /kota
kepada desa sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah yang
bersangkutan
✔ Hibah
Pemberian sumbangan yang biasanya ditujukan bukan dalam Rangka
program-program Pemerintah Desa/Nagari. Dana ini dapat berasal baik dari
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, badan /lembaga/organisasi
swasta, maupun kelompok masyarakat /perorangan
✔ Belanja Desa
Semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa
dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai
penyelenggaraan kewenangan desa.

181
i. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
o Penetapan dan penegasan batas desa
o Pendataan Desa
o Penyusunan tata ruang desa
o Penyelenggaraan musyawarah desa
o Pengelolaan informasi desa
o Penyelenggaraan perencanaan desa
o Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan desa
o Penyelenggaraan kerjasama antar desa
o Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa
o Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa
ii. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
o Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan
lingkungan desa
o Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan
o Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan
o Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan
o Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi
o Pelestarian lingkungan hidup
iii. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
o Pembinaan lembaga kemasyarakatan
o Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
o Pembinaan kerukunan umat beragama
o Pengadaan sarana dan prasarana olah raga
o Pembinaan lembaga adat
o Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat
o Kegiatan lain sesuai kondisi desa
iv. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
o Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan
o Pelatihan teknologi tepat guna
o Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala desa, perangkat
desa, dan badan pemusyawaratan desa
o Peningkatan kapasitas masyarakat
v. Bidang Tak Terduga
o Penanggulangan bencana
o Keadaan darurat
o Mendesak
C. ANALISIS PROFIL KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
1. Menganalisa tingkat likuiditas, solvabilitas, serta kemampuan keuangan K/L dalam
memperoleh hasil untuk membiayai pengeluarannya
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛


𝑞𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

182
𝑘𝑎𝑠 + 𝑒𝑓𝑒𝑘
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2. Analisis tingkat kemandirian keuangan daerah semakin tinggi rasio kemandirian
mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak
eksternal (pusat/provinsi) semakin rendah. (BPP= bantuan pemerintah pusat/provinsi
dan pinjaman)

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ


𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐾𝐾𝐷 = × 100%
𝐵𝑃𝑃(𝐵𝑎𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡, 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛)
3. Analisis efektifitas keuangan daerah menggambarkan kemampuan pemerintah daerah
dengan merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan
dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐷
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝐴𝐷
4. Analisis efisiensi keuangan daerah : menggambarkan perbandingan antara besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan
yang diterima.
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑢𝑡 𝑃𝐴𝐷
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100%
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷
5. Analisis aktivitas keuangan daerah: menggambarkan bagaimana pemerintah daerah
memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara
optimal. (BP = belanja pembangunan, BR = belanja rutin).
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑃
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐵𝑃 = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑃𝐵𝐷
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑅
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐵𝑅 = × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑃𝐵𝐷
6. Analisis pertumbuhan keuangan daerah: rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar
kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan
keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya.
𝑃𝐴𝐷𝑛 − 𝑃𝐴𝐷𝑛−1
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷 = × 100%
𝑃𝐴𝐷𝑛−1
𝐵𝑅𝑛 − 𝐵𝑅𝑛−1
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑅 = × 100%
𝐵𝑅𝑛−1
𝐵𝑃𝑛 − 𝐵𝑃𝑛−1
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑃 = × 100%
𝐵𝑃𝑛−1
7. Rasio Penerimaan Asli Daerah (Rasio PAD): Rasio PAD merupakan indikator yang
menunjukkan tingkat kemandirian daerah. Rasio PAD adalah perbandingan antara
besarnya PAD suatu daerah dibandingkan dengan jumlah seluruh penerimaan daerah
tersebut.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝐴𝐷 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝐴𝐷𝑖 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖
8. Rasio Dana Perimbangan (Rasio Transfer): Rasio transfer merupakan indikator yang
menunjukkan tingkat ketergantungan keuangan daerah terhadap transfer pemerintah
pusat. Rasio transfer adalah perbandingan antara besarnya dana perimbangan yang
diterima suatu daerah dibandingkan dengan jumlah seluruh penerimaan daerah
tersebut.

183
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟𝑖 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖

9. Rasio Bagi Hasil: Rasio bagi hasil merupakan indikator yang menunjukkan potensi
pendapatan keuangan daerah dari bagi hasil pajak dan sumber daya alam yang dimiliki.
Rasio bagi hasil adalah perbandingan antara besarnya dana bagi hasil yang diterima
suatu daerah dibandingkan dengan jumlah seluruh penerimaan daerah tersebut.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑖 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖

10. Rasio DAU dan DAK: Rasio DAU dan DAK merupakan indikator yang menunjukkan
besarnya tingkat partisipasi pemerintah pusat dalam menutup kesenjangan fiskal
pemerintah. Rasio DAU dan DAK adalah perbandingan antara besarnya DAU dan DAK
yang diterima suatu daerah dibandingkan dengan jumlah seluruh penerimaan daerah
tersebut.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝐴𝑈 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝐴𝐾 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐷𝐴𝑈 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝐴𝐾𝑖 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖

11. Rasio Desentralisasi: Rasio desentralisasi pengeluaran merupakan rasio antara


pengeluaran pemerintah daerah dibagi dengan total pengeluaran semua daerah dan
pengeluaran pemerintah pusat.(Gdi = pengeluaran pemerintah daerah ke-i, Gp =
pengeluaran pemerintah pusat)
𝐺𝑑𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐷𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝑖 = × 100%
∑ 𝐺𝑑𝑖 + 𝐺𝑝
12. Government size atau ukuran pemerintah secara terminologi merupakan ukuran
belanja pemerintah atau bisa juga merupakan ukuran pajak yang merupakan sumber
pendapatan pemerintah. Secara matematis, government size merupakan rasio antara
total belanja pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah terhadap Produk Domestik
Regional bruto (PDRB).
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖
𝑆𝑖 = × 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑖

STATISTIK LEMBAGA KEUANGAN


A. STATISTIK LEMBAGA KEUANGAN
1. Tujuan
● Memberikan gambaran karakteristik masing-masing kegiatan di lembaga keuangan
● Memberikan gambaran mengenai kondisi lembaga keuangan melalui laporan
keuangan berupa neraca rugi/laba tiap kegiatan
● Mendapatkan informasi tentang transaksi usaha melalui Laporan Keuangan berupa
Neraca dan Laporan Rugi/Laba tiap kegiatan
2. Ruang Lingkup Dan Cakupan
● Survei Lembaga Keuangan
− Pedagang Valuta Asing
− Koperasi Simpan Pinjam (dipublikasikan terpisah)
● Koperasi Simpan Pinjam
− Perbankan Konvesional dan Syariah

184
− Perusahaan Pembiayaan
− Pegadaian
− Perasuransian
− Dana Pensiun
− Fintech Lending
− Lembaga Penjamin
− Lembaga Keuangan Mikro
3. Statistik Lembaga Keuangan
Unit pencacahan Survei Lembaga Keuangan (SLK) adalah kantor pusat perusahaan
(enterprise). Pendataan pedagang valuta asing dilakukan secara sensus dengan
menggunakan data dari Bank Indonesia. Sedangkan pendataan koperasi simpan pinjam
dilakukan secara sampel berdasarkan kerangka sampel dari Kementrian Koperasi dan
UKM.
Pengumpulan data sekunder untuk kegiatan usaha Perbankan, Perusahaan Pembiayaan
dan Modal Ventura, Pegadaian, Perasuransian, Dana Pensiun, serta Fintech Lending
diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Data yang dicakup adalah hasil laporan keuangan yang telah dilaksanakan perusahaan
lembaga keuangan selama setahun yang lalu. Hasil pengumpulan data dipublikasikan
dalam buku "Statistik Lembaga Keuangan" mulai tahun 1996 dan “Statistik Koperasi
Simpan Pinjam” mulai tahun 2015.
4. Pengumpulan Data Usaha Lembaga
Pengumpulan data usaha Lembaga keuangan dilaksanakan oleh petugas BPS Provinsi d
an BPS Kabupaten/Kota dengan menggunakan berbagai jenis daftar:
● Survei Lembaga Keuangan Pembiayaan dan Modal Ventura
● Survei Lembaga Keuangan Dana Pensiun
● Survei Lembaga Keuangan Pegadaian
● Survei Lembaga Keuangan Pedagang Valuta Asing
● Survei Lembaga Keuangan Koperasi Simpan Pinjam
5. Variabel Statistik Lembaga Keuangan
● Organisasi Koperasi Simpan Pinjam : variabel organisasi yang dimaksud untuk
melihat transparansi dan besar tidaknya suatu koperasi simpan pinjam
● Kredit yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam : nilai kredit yang diberikan selama
periode waktu tertentu, sistem pengembalian (angsuran), cara pembayaran, periode
waktu pengembalian (angsuran), tingkat bunga kredit, dan tujuan penggunaan
kredit.
● Jumlah pekerja: pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi
● Balas Jasa Pekerja : Balas jasa adalah kompensasi yang diberikan kepada pekerja
berupa gaji, upah lembur, hadiah, bonus atau tunjangan baik dalam bentuk uang
maupun barang.
● Laba Rugi : variabel laba rugi diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan, memuat
rincian pendapatan, beban biaya, pajak, dan lainnya.
6. Statistik Lembaga Keuangan Valas
● Monitoring Valuta Asing pertama dilakukan pada tahun 1999.
● Pengumpulan data monitoring valuta asing dilaksanakan oleh petugas BPS Provinsi.
● Sumber data adalah pedagang valuta asing di tiap provinsi.

185
● Data yang dikumpulkan adalah kurs jual dan kurs beli 13 mata uang asing yang
banyak digunakan dalam perekonomian internasional, yaitu: USD, AUD, Euro, JPY,
HKD, GBP, CHF, SGD, MYR, THB, PHP, CAD, dan SAR.
● Hasil pengumpulan data dipublikasikan dalam buku “Nilai Tukar Valuta Asing di
Indonesia” dan rilis bulanan “Perkembangan Nilai Tukar Eceran Rupiah”
● Frekuensi Pengumpulan Data: Mingguan
● Tipe Pengumpulan Data: Longitudinal
● Indikator Pengumpulan Data Longitudinal: Cohort Studies (masing-masing valas)
● Referensi yang Digunakan: Kurs Tengah Bank Indonesia (rata-rata kurs jual dan
beli)
7. Otoritas Jasa Keuangan
● OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan:
− terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
− mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan
− mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
● OJK bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektorvPerbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB (non Bank).
● OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
8. Analisis Data Statistik Lembaga Keuangan
● Rata-rata rasio Biaya Operasional dan Pendapatan operasional (BOPO) berdasarkan
jenis bank, merupakan rasio yang dapat memberkan penilaian atas efisiensi
Lembaga Keuangan.
𝐵𝑂
𝐵𝑂𝑃𝑂 = × 100%
𝑃𝑂
● Rata-rata Return of Asset (ROA) yaitu indikator yang digunakan untuk megatur
kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = × 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
● Rata-rata Return of Equity (ROE) yaitu indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja Lembaga keuangan dalam mengelola modal yang tersedia untuk
menghasilkan laba setelah pajak.
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐸 = × 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

● Rata-rata NIM (Net Interest Margin) yaitu indikator yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam mengelola aktiva
produknya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝐼𝑀 = × 100%
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
9. Indikator yang di Hasilkan
• Bank Umum dan Bank Syariah
− Tingkat suku bunga simpanan yang diberikan oleh Bank Umum

186
− Rata-rata produk usaha BPR dari simpanan dan kredit yang disalurkan, yang
meliputi jumlah nasabah dan nilai dari masing-masing usaha
− Rata-rata penyaluran kredit BPR berdasarkan penggunaan kreditnya, yang
meliputi jumlah nasabah dan nilai dari masing-masing jenis kredit
− Rata-rata jumlah pekerja BPR berdasarkan status dan tingkat pendidikan dan
balas jasanya
− Rata-rata Laba Rugi Bank Umum Menurut Jenis Bank.
− Rata-rata Total Asset Bank Umum Menurut Jenis Bank.
− Rata-rata Jenis Produk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
● Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura
− Rata-rata jumlah perusahaan pasangan usaha menurut jenis pembiayaan, sektor
ekonomi serta nilai penyertaan modal untuk modal ventura
− Rata-rata indikator kegiatan perusahaan pembiayaan.
− Komposisi pekerja berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerja
− Balas jasa yang diberikan perusahaan kepadapekerjanya
− Rata-rata rugi laba perusahaan pembiayaan
− Rata-rata Total Aset perusahaan pembiayaan
● Asuransi
− Perkembangan asuransi menurut jenis asuransi
− Rata-rata laba perusahaan asuransi menurut jenis asuransi
− Rata-rata aset perusahaan asuransi menurut jenis asuransi
− Rata-rata banyaknya tertanggung dan nilai tertanggung sektorusaha asuransi
jiwa
− Rata-rata banyaknya pengurangan tertanggung, nilai klaim sektorusaha asuransi
jiwa
− Rata-rata premi dan komisi
● Dana Pensiun
− Perkembangan jumlah perusahaan dana pensiun
− Pekembangan peserta dana pensiun
− Portopolio Investasi Perusahaan Dana Pensiun
● Pegadaian
− Rata-rata nilai pinjaman yang diberikan, Nilai Sisa Pinjaman Yang Belum dibayar
− Banyaknya Nasabah Menurut Lapangan Usaha
− Rata-rata Pekerja tetap dan pekerja kontrak jenjang pendidikan
− Rata-rata balas jasa pekerja tetap dan pekerja kontrak perum pegadaian
● Koperasi Simpan Pinjam
− Rasio keuangan koperasi simpan pinjam
− Perkembangan Nilai Aset Koperasi Simpan Pinjaman
− Persentase sumber pembiayaan koperasi simpan pinjam menurut sumber
pembiayaan
− Rata-rata rugi laba koperasi simpan pinjam
● Pedagang Valuta Asing
− Rata-rata volume dan Nilai Transaksi Valas Menurut jenis valas
− Persentase volume jual transaksi valas menurut jenis valas
− Persentase volume beli transaksi valas menurut jenis valas
− Rata-rata jumlah pekerja perusahaan pedagang valas menurut pendidikan dan
status pekerja

187
− Rata-rata balas jasa pekerja perusahaan pedagang valas
− Rata-rata laba perusahaan pedagang valas
− Rata-rata total aset perusahaan pedagang valas
B. STATISTIK BADAN USAHA DAN PASAR MODAL
Kegiatan pendataan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) mencakup seluruh perusahaan milik negara yang tersebar di seluruh provinsi dan
kabupaten/kota di Indonesia, dimana sebagian atau lebih sahamnya dimiliki oleh negara
atau pemerintah daerah.
Informasi yang dikumpulkan merupakan gabungan laporan keuangan dari beberapa
cabang/unit produksi perusahaan tertentu atau dari perusahaan itu sendiri jika tidak
mempunyai cabang/unit produksi lain. Perusahaan BUMN dan BUMD yang dicakup dalam
kegiatan ini meliputi seluruh kategori usaha.
1. Perusahaan Penunjang Pasar Modal
● Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP),
● Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),
● Penjamin Emisi Efek (PEE),
● Perantara Pedagang Efek (PPE),
● Manajer Investasi (MI),
● Wali Amanat,
● Biro Administrasi Efek, dan
● Lembaga Pemeringkat Efek
2. Statistic Pasar Modal : Labar Rugi
Laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari :
● pendapatan (pendapatan jasa usaha),
● pendapatan bunga,
● pendapatan dividen,
● laba (rugi) bersih =
Nilai perdagangan efek +
Laba ditahan +
Penyisihan penurunan nilai efek -
Biaya bunga -
Biaya tenaga kerja -
Biaya konsultan -
Biaya penjaminan emisi dan perdagangan efek -
Penyusutan aktiva tetap dan inventaris -
Pajak penghasilan -
Dividen -
3. Statistic Pasar Modal : Neraca
Laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari :
● Aktiva (+)
− kas dan bank,
− deposito berjangka,
− deposito pada KPEI dan KSEI,
− piutang perusahaan efek,
− piutang nasabah,
− piutang lain-lain,

188
− portofolio efek,
− penyisihan penurunan nilai efek,
− penyertaan saham,
− aktiva tetap dan inventaris, dan
− rupa-rupa aktiva
● Pasiva (-)
− kas dan bank,
− deposito berjangka,
− deposito pada KPEI dan KSEI,
− piutang perusahaan efek,
− piutang nasabah,
− piutang lain-lain,
− portofolio efek,
− penyisihan penurunan nilai efek,
− penyertaan saham,
− aktiva tetap dan inventaris, dan
− rupa-rupa aktiva
C. STATISTIK PERUSAHAAN AFILIASI ASING
1. Pendahuluan
Dengan adanya globalisasi, interaksi global sudah sangat umum, dan Interaksi global
berdampak terhadap aktivitas perusahaan afiliasi asing dan mempengaruhi perekonomian
Indonesia. Dengan kondisi terkini dimana perusahaan afiliasi asing semakin tumbuh dan
berkembang sebagai hasil dari globalisasi dan interaksi global. Akibatnya, persaingan antar
negara semakin besar, karena antar negara bersaing untuk menarik perusahaan afiliasi
asing.
● Tujuan
− Memperoleh direktori perusahaan afiliasi asing.
− Menyediakan data statistik perusahaan afiliasi asing.
● Manfaat
− Memahami pengaruh globalisasi terhadap perekonomian Indonesia.
− Memiliki data yang memadai untuk negosiasi perdagangan internasional.
2. Metodologi
● FATS adalah statistik yang menggambarkan aktivitas perusahaan afiliasi asing
● Foreign Affiliate mengacu pada perusahaan di mana investor langsung
mengendalikan/ memiliki lebih dari 50% hak suara pada setiap tahap rantai
kepemilikan
● Unit Statistik yang dipertimbangkan dalam FATS yaitu enterprise dan establishmnet
● Atribut variabel menurut negara
− inward FATS menggambarkan aktivitas perusahaan afiliasi asing di Indonesia.
− Outward FATS menggambarkan aktivitas perusahaan afiliasi yang beroperasi di
luar negeri yang dikendalikan perusahaan Indonesia.
3. Variabel FATS
● Variabel Utama
− Output atau penjualan (turn over)
− Tenaga Kerja
− Nilai tambah
− Ekspor Impor barang dan jasa

189
− Jumlah enterprise
● Variabel Tambahan
− Aset
− Kekayaan bersih
− Balas jasa pekerja
− Riset dan pengembangan (R&D)
− Pembentukan modal bruto
● Variabel Utama yang Dikumpulkan
Nama Variabel Konsep/Definisi Variabel
Output Biasanya diperoleh dari nilai produksi/pendapatan
Tenaga Kerja Pekerja domestik dan pekerja asing. Orang yang dengan
perjanjian bekerja untuk unit institusi residen dan
menerima upah untuk tenaganya itu
Nilai Tambah Nilai output kurang nilai biaya atau konsumsi antara
Ekspor Ekspor barang dan ekspor jasa. Transaksi pemindahan
kepemilikan barang/jasa melalui pembelian, barter,
atau hibah dari residen Indonesia ke nonresiden
Indonesia
Impor Impor barang dan impor jasa. Transaksi pemindahan
kepemilikan barang/jasa melalui pembelian,
barter,atau hibah dari nonresiden Indonesia ke
residen Indonesia
Jumlah Perusahaan Pendekatan enterprise yaitu gambaran dari unit institusi
sebagai produsen barang dan jasa
● Metode Kompilasi Laporan Inward FATS 2021
− Pendekatan unit statistik Data eksternal → enterprise Data internal BPS →
establishment
− Sebagian perusahaan diadjust sebagai afiliasi asing berdasarkan saham
mayoritas asing → data kepemilkan saham terbatas)
− Masih banyak data partner country yang belum tercakup dalam survei internal
BPS.
− Sebagian besar data output dan jumlah pekerja tersedia tahun 2019 → lag 2
tahun. Penghitungan nilai tambah → output/pendapatan dikurangi pengeluaran
diluar balas jasa pekerja (Survei Industri → Tersedia data nilai tambah).
− Data ekspor-impor jasa masih terbatas.
− Tahapan Kompilasi
✔ Kompilasi data sekunder dan internal (standardisasi satuan dan variabel).
✔ Matching data → establishment digabung (berdasarkan nama, alamat kantor
pusat dan kategori).
✔ Tabulasi sesuai ketersediaan data.

EKONOMI KREATIF & E-COMMERCE


A. LATAR BELAKANG
1. Ekonomi kreatif merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
karena ide dan kreativitas adalah sumber daya yang senantiasa dapat diperbaharui.

190
2. Ekonomi kreatif menjadi harapan Indonesia di tengah gejolak perekonomian global saat
ini.
3. Era perdagangan bebas menjadi sinyal untuk terus mengembangkan potensi besar dari
ekonomi kreatif.
4. Indonesia juga menghadapi tantangan yang muncul akibat perlambatan pertumbuhan
ekonomi yang dialami beberapa tahun terakhir. Ekonomi kreatif dapat menjadi
katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan pertumbuhan
ekonomi saat ini.
5. Pembangunan dan pengembangan bidang ekonomi kreatif kini menjadi sorotan dan
mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia.
B. BPS DAN PEMBANGUNAN EKONOMI KREATIF
Pembangunan ekonomi kreatif Indonesia membutuhkan DATA dan INFORMASI,
sebagai:
1. Pengetahuan awal kondisi ekonomi kreatif saat ini
2. Penentu arah kebijakan ekonomi kreatif yang akan diambil, dan
3. Evaluasi terhadap kebijakan ekonomi kreatif yang telah dilakukan.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelaksana tugas pemerintahan di bidang kegiatan
statistik berupaya memperkecil gap antara kebutuhan dan ketersediaan data ekonomi
kreatif
C. KERJASAMA BPS DAN BADAN EKONOMI KREATIF (BEKRAF)
Tahun 2015, Presiden membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yang diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif yang
diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015. Bulan Desember tahun
2015 merupakan inisiasi kegiatan kerjasama antara BPS dan BERKRAF. Pada Mei 2016,
ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama (PKS). Bulan Juni-Desember 2016, terjadi
kerjasama swakelola antara BEKRAF dan BPS terkait dengan kegiatan Survei Database
Ekonomi Kreatif di 34 Provinsi dalam Rangka Penyediaan dan Pengembangan Data dan
Informasi Statistik Bidang Ekonomi Kreatif.
Rangkaian kegiatan kerjasama ini dikoordinir oleh Subdirektorat Statistik Komunikasi
dan Teknologi Informasi BPS, dan dilakukan oleh lintas kedeputian di BPS maupun di
BEKRAF.
D. TUJUAN KERJASAMA BPS-BEKRAF TAHUN 2016
1. Tersedianya database statistik ekonomi kreatif
2. Tersedianya data primer dari hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK)
3. Tersedianya data sekunder hasil pemetaan potensi ekraf dan identifikasi kebutuhan
data berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 16 subsektor ekraf
E. RUANG LINGKUP KERJA SAMA BPS-BEKRAF TAHUN 2016
1. Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) di 57 kabupaten/kota pada 34 provinsi
2. Penyediaan klasifikasi aktivitas ekraf dalam KBLI 2015 16 (enam belas) subsektor ekraf
3. Penyediaan harmonisasi KBLI 2015-Harmonized System 2012 untuk 16 (enam belas)
subsektor ekraf
4. Penyediaan data PDB ekraf tahun 2010-2015
5. Penyediaan data tenaga kerja ekraf tahun 2010-2015
6. Penyediaan data ekspor ekraf tahun 2010-2015

191
F. E-COMMERCE DAN TRANSAKSINYA
Perkembangan teknologi informasi terutama internet, merupakan faktor pendorong
perkembangan e-commerce. Internet merupakan jaringan global yang menyatukan
jaringan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan terjalinnya komunikasi dan
interaksi antara satu dengan yang lain diseluruh dunia.
Dengan menghubungkan jaringan komputer perusahaan dengan internet, perusahaan
dapat menjalin hubungan bisnis dengan rekan bisnis atau konsumen secara lebih efisien.
Sampai saat ini internet merupakan infrastruktur yang ideal untuk menjalankan e-
commerce, sehingga istilah E-Commerce pun menjadi identik dengan menjalankan bisnis di
internet.
Pertukaran informasi dalam E-Commerce dilakukan dalam format digital maka
kebutuhan pengiriman data dalam bentuk cetak dapat dihilangkan. Dengan menggunakan
sistem komputer yang saling terhubung melalui jaringan telekomunikasi, transaksi bisnis
dapat dilakukan secara otomatis dan dalam waktu yang singkat. Akibatnya informasi yang
dibutuhkan untuk keperluan transaksi bisnis tersedia pada saat diperlukan. Dengan
melakukan bisnis secara elektronik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus
dikeluarkan untuk keperluan pengiriman informasi.
Dengan menggunakan teknologi informasi, E-Commerce dapat dijadikan sebagai solusi
untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan perusahaan dan menghadapi
tekanan bisnis. Tingginya tekanan bisnis yang muncul akibat tingginya tingkat persaingan
mengharuskan perusahaan untuk dapat memberikan respon. Penggunaan E-Commerce
dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktifitas perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing

Catatan : …

192
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2018/2019

MATA KULIAH : Statistik Distribusi Dan Jasa


TINGKAT : IV KS
HARI/TANGGAL : -
SISTEM UJIAN : Tutup Buku dan Boleh Menggunakan Kalkulator

A. SOAL PILIHAN GANDA (NILAI 20%)


1. Data strategis statistik pariwisata yang dirilis BPS setiap bulan adalah:
a. Jumlah kunjungan wisman, wisnus, dan tingkat penghunian kamar hotel.
b. Jumlah kunjungan wisman dan tingkat penghunian kamar hotel.
c. Jumlah wisnus dan tingkat penghunian kamar hotel.
d. Jumlah kunjungan wisman dan wisnus.

2. Salah satu rekomendasi dari International Telecommication Union (ITU), maka Subdit
Statistik KTI menghitung dan mempublikasikan:
a. Indeks Densitas Teknologi Informasi dan Komunikasi.
b. Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
c. Indeks Aksesibilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi.
d. Indeks Kapabilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi.

3. Beberapa survei yang diselenggarakan oleh Subdit Statistik Perdagangan Dalam Negeri
adalah:
a. Survei pola konsumsi, survei perdagangan antar wilayah, STKU perdagangan
b. Survei margin perdagangan, survei perdagangan antar wilayah, STKU terintegrasi
c. Survei pola distribusi, survei perdagangan antar wilayah, STKU perdagangan
d. Survei barang dan jasa, survei volume perdagangan antar wilayah, STKU perdagangan

4. Cakupan data statistik transportasi angkutan udara, antara lain: asal tujuan, pergerakan
pesawat udara, penumpang, bagasi, barang dan pos/paket. Data tersebut dikumpulkan dari:
a. Bandar Udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura maupun Ditjen Perhubungan Udara
b. Bandar Udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura
c. Bandar Udara yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Udara
d. STKU transportasi udara

5. Data strategis statistik harga yang dirilis BPS setiap bulan adalah:
a. IHP, IHPB, IKK, IHK, NTP
b. IHK, IHPB, IHP, NTP
c. IHK, IHPB, NTP
d. IHP, IHK, NTP

6. Survei yang digunakan sebagai dasar penyusunan Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah:
a. Survei Harga Konsumen
b. Survei Harga
c. Survei Pendapatan Masyarakat

193
d. Survei Biaya Hidup

7. Dalam penghitungan indeks harga, formula indeks yang digunakan adalah:


a. Indeks Paasche
b. Indeks Fisher
c. Indeks Laspeyres yang dimodifikasi
d. Indeks Lowe

8. Sesuai dengan Manual Producer Price Index (PPI), maka konsep harga yang digunakan
untuk penghitungan IHP adalah :
a. Harga dasar
b. Harga Transaksi
c. Harga Produksi
d. Harga Promo

9. Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung dengan cara :


a. Indeks harga diterima petani (IT) dikali dengan Indeks harga dibayar petani (IB)
b. Indeks harga dibayar petani (IB) dikurangi dengan Indeks harga diterima petani (IT)
c. Indeks harga diterima petani (IT) dibagi dengan Indeks harga dibayar petani (IB)
d. Indeks harga dibayar petani (IB) dibagi dengan Indeks harga diterima petani (IT)

10. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) yang dihitung BPS digunakan untuk :
a. Sebagai komponen dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU)
b. Sebagai deflator dalam penghitungan PDB atau PDRB atas harga konstan sektor
konstruksi
c. Sebagai komponen dalam penghitungan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
d. Sebagai faktor koreksi Dana Perimbangan Daerah (DPD)

SOAL ESSAY (BOBOT 80%)


Soal 1 (Nilai 20)
Tabel Nilai Tukar Petani, Indeks Diterima Petani, dan Indeks Dibayar Petani (2012=100)
Komponen Juni 2018 Juli 2018 Agustus 2018 Sept 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
NTP … … … …
IT 135,04 135,42 136,43 136,78
IB 132,38 133,20 133,02 132,58
Sumber : BRS Bulan September 2018 dan BRS Bulan Oktober 2018

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Indeks harga diterima petani (IT), Indeks harga dibayar
petani (IB), dan Nilai Tukar Petani (NTP)!
b. Dari table di atas, hitunglah NTP bulan Juni s/d September 2018 dan analisis deskriptif hasil
penghitungan saudara !

194
Soal 2 (Nilai 30)
Tabel IHK (2012=100), Tingkat Inflasi September 2018, dan Tahun ke Tahun
Inflasi
Tah
IHK IHK Inflasi/ Inflasi
IHK un
IHK Des Agu Sep Deflasi Tahun
Sept ke
Komponen 201 st t Sept Kalend
201 Tah
7 201 201 2018 er
7 un
8 8 (%) 2018
(Yo
Y)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Umum 130,08 131,28 134,07 133,83 … … …
Inti 122,22 122,75 125,32 125,67 … … …
Harga diatur
Pemerin 150,63 152,30 154,24 154,24 … … …
tah
Bergejolak 139,93 143,16 147,88 145,18 … … …

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan IHK Tahun dasar 2012 (2012=100) !
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inflasi bulanan (m-to-m), inflasi tahun kalender, dan
inflasi tahun ke tahun (year-on-year)!
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komponen inti, komponen harga diatur pemerintah,
dan komponen bergejolak!
d. Dari table di atas, hitunglah inflasi pada kolom (6) s/d (8) untuk : umum, komponen inti,
komponen harga diatur pemerintah, dan komponen bergejolak. Berikan analisis deskriptif
hasil penghitungan saudara.

Soal 3 (Nilai 30)


Tabel berikut ini adalah Ringkasan Laporan APBD Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Tahun
2016.
a. Apa yang dimaksud dengan tingkat kemandirian keuangan daerah dan tingkat efektifitas
pengelolaan keuangan daerah.
b. Hitung tingkat kemandirian keuangan dan tingkat efektifitas pengelolaan keuangan masing-
masing daerah.
c. Hitung surplus atau defisit anggaran masing-masing daerah!
d. Dari hasil hitungan a, b, dan c buatlah analisis deskriptif untuk menggambarkan kinerja
keuangan kedua daerah tersebut.

Tabel Ringkasan Laporan APBD Kab. Bogor dan Kota Tangerang Tahun 2016 (Juta Rupiah)

Sumber: http://bogorkab.go.id dan http://tangerangkota.go.id (diolah)

195
196
PEMBAHASAN UAS GANJIL DISJAS 2018/2019
STATISTIK DISTRIBUSI DAN JASA

JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA


1. A
2. B
3. C
Kegiatan rutin Subdit Perdagangan Dalam Negeri :
● Sensus Ekonomi
● Survei Pola Distribusi (POLDIS) Perdagangan Beberapa Komoditi
● Survei Triwulanan Kegiatan Usaha (STKU) Perdagangan
● Survei Usaha Terintegrasi (SUSI)
● Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)
4. A
5. C
NTP : bulanan
IHPB : bulanan, tahunan
IKK : triwulanan
IHK : bulanan
IHP : triwulanan
6. A
SBH digunakan untuk memperbaharui tahun dasar IHK dan angka indeks
Survei Harga & Survei Pendapatan Masyarakat tidak ada
7. C
Rumus yang digunakan untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Laspeyres
yang dimodifikasi (Modified Laspeyres).Rumus tersebut mengacu pada CPI Manual yang
diterbitkan oleh Inter national Labour Organisation (ILO).
8. A
9. C
10. A
IKK merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam penghitungan DAU (UU No.
33/2004). IKK pertama kali dihitung BPS pada tahun 2003 atas permintaan Departemen
Keuangan untuk keperluan penghitungan DAU 2004 kemudian dilanjutkan sampai
sekarang.

JAWABAN SOAL ESSAY


Soal 1
a.
● Harga yang diterima petani (It) adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani
sebelum ditambahkan biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan ke dalam
harga penjualannya atau disebut Farm Gate (harga di sawah/ladang setelah pemetikan).
Pengertian rata-rata harga adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani
akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut
● Harga yang dibayar petani (Ib) adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi
atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun
untuk keperluan biaya produksi pertanian

197
● Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator proxy kesejahteraan petani, merupakan
salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP
juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan
jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif
semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

b. Rumus
● NTP
𝐼
𝑁𝑇𝑃 = 𝐼 𝑡 𝑥100
𝑏

Komponen Juni 2018 Juli 2018 Agustus 2018 Sept 2018


(1) (2) (3) (4) (5)
NTP 102,0094 101,6667 102,5635 103,1679
IT 135,04 135,42 136,43 136,78
IB 132,38 133,20 133,02 132,58

● Nilai NTP Bulan Juni-September 2018 selalu di atas 100, hal tersebut berarti bahwa harga
komoditas pertanian naik lebih besar dari pada kenaikan harga jasa/konsumsi dan biaya
produksi petani. Dengan kata lain, pendapatan petani lebih besar dari pada pengeluarannya
dan petani mengalami peningkatan kesejahteraan dibandingkan dengan periode dasar.

Soal 2
a. Inflasi IHK atau inflasi umum (head line inflation) adalah inflasi seluruh barang/jasa yang
dimonitor harganya secara periodik.
Inflasi umum adalah komposit dari inflasi inti, inflasi administered prices, dan inflasi volatile
goods.

b. Penghitungan Inflasi
1. Inflasi bulanan: dengan dasar IHK bulan sebelumnya
2. Inflasi triwulanan: metode point to point dengan dasar triwulan sebelumnya
3. Inflasi tahunan: metode point to point dengan dasar bulan pada tahun sebelumnya
4. Inflasi tahun kalender: metode point to point dengan dasar bulan Desember pada tahun
sebelumnya
c. Jenis inflasi berdasarkan struktur/komponen :
● Inflasi inti (core inflation) adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum, seperti ekspektasi inflasi, nilai
tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran, yang sifatnya cenderung
permanen, persistent, dan bersifat umum.
Jumlah komoditasnya 694 (89,66%) antara lain kontrak rumah, upah buruh, tepung terigu,
daging babi, mobil, sepeda motor, dsb, dengan bobot sebesar 65,99%.
● Inflasi administered prices adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya
secara umum dapat diatur pemerintah.
Jumlah komoditasnya sebanyak 19 (2,45%) antara lain bensin, tarif listrik, rokok, dsb,
dengan bobot 17,95%.
● Inflasi volatile goods adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat
bergejolak. Berdasarkan tahun dasar 2002, inflasi volatile goods masih didominasi
bahan makanan, sehingga sering disebut juga sebagai inflasi volatile foods.

198
Jumlah komoditasnya sebanyak 61 (7,88%) antara lain beras, minyak goreng, cabe, daging
ayam ras, dan sebagainya, dengan bobot sebesar 16,06% .

d. Penghitungan
● Inflasi September 2018
Hitung inflasi September 2018 dengan rumus sebagai berikut:
(𝐼𝐻𝐾𝑆𝐸𝑃2018 − 𝐼𝐻𝐾𝐴𝐺𝑈2018 )
𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑆𝐸𝑃2018 = × 100
𝐼𝐻𝐾𝐴𝐺𝑈2018
(133,83−134,07)
● Umum = 134,07
× 100 = −0,18
(125,67−125,32)
● Inti = 125,32
× 100 = 0,28
(154,24−154,24)
● Harga diatur pemerintah = × 100 = 0
154,24
(145,18−147,88)
● Bergejolak = 147,88
× 100 = −1,83

● Inflasi Tahun Kalender 2018


Hitung inflasi September 2018 dengan rumus sebagai berikut:
(𝐼𝐻𝐾𝑆𝐸𝑃2018 − 𝐼𝐻𝐾𝐷𝐸𝑆2017 )
𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝐻𝐾𝐴𝐿𝐸𝑁𝐷𝐸𝑅2018 = × 100
𝐼𝐻𝐾𝐷𝐸𝑆2017
(133,83−131,28)
● Umum = 131,28
× 100 = 1,94
(125,67−122,75)
● Inti = 122,75
× 100 = 2,38
(154,24−152,30)
● Harga diatur pemerintah = × 100 = 1,27
152,30
(145,18−143,16)
● Bergejolak = × 100 = 1,41
143,16

● Inflasi year on year Bulan September 2018


Hitung inflasi year on year September 2018 dengan rumus sebagai berikut:
(𝐼𝐻𝐾𝑆𝐸𝑃2018 − 𝐼𝐻𝐾𝑆𝐸𝑃2017 )
𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑆𝐸𝑃2018(𝑌𝑂𝑌) = × 100
𝐼𝐻𝐾𝑆𝐸𝑃2017
(133,83−130,08)
● Umum = 130,08
× 100 = 2,88
(125,67−122,22)
● Inti = 122,22
× 100 = 2,82
(154,24−150,63)
● Harga diatur pemerintah = 150,63
× 100 = 2,40
(145,18−139,93)
● Bergejolak = × 100 = 3,75
139,93

Jika dilihat dari inflasi bulanan di Bulan September 2018 terlihat bahwa terjadi
deflasi sebesar 0,18% dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Harga Konsumen (IHK)
berada di level 133,83. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan
oleh penurunan sebagian indeks kelompok pengeluaran ataupun tetapnya indeks
pengeluaran. Antara lain, kelompok bahan makanan (Volatile Goods) mengalami penurunan
sebesar 1,83%; kelompok makanan jadi, minuman, kendaraan (inti) naik sebesar 0,28%;
dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (Teradministrasi) tidak
mengalami perubahan.
Namun, hal ini bertolak belakang dengan inflasi tahun kalender maupun inflasi year-on-year,
dimana kedua inflasi tersebut menunjukkan terjadinya Inflasi masing-masing sebesar

199
1,94% dan 2,88%. Hal ini menunjukkan bahwa di antara tahun 2017 dan 2018 terjadi
kenaikan harga dan merata terjadi di semua komponen (inti, administrasi, bergejolak).
NB: Bisa disesuaikan dengan subjektivitas masing-maasing individu

Soal 3
a. Pengertian
● Analisis Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah: Menggambarkan kemampuan
pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pendapatannya. Semakin tinggi rasio
kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan
pihak eksternal (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah.
𝑃𝐴𝐷
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝐾𝐷 = × 100%
𝐵𝑃𝑃
BPP: Bantuan Pemerintah Pusat atau Provinsi, dan Pinjaman
● Analisis Efektifitas Keuangan Daerah: Menggambarkan kemampuan pemerintah daerah
dengan merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐷
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝐴𝐷
b. Penghitungan KKD & EKD
● Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah → realisasi
𝑃𝐴𝐷
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝐾𝐷 = × 100%
𝐵𝑃𝑃
o Kabupaten Bogor
2.292.175,67
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝐾𝐷 = × 100% = 62,27%
3.681.105,01
o Kota Tangerang
1.590.080,33
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝐾𝐷 = × 100% = 88,41%
1.798.461,26

● Rasio Efektivitas Keuangan Daerah


𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐷
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝐴𝐷
o Kabupaten Bogor
2.292.175,67
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100% = 110,96%
2.065.822,88
o Kota Tangerang
1.590.080,33
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100% = 110,34%
1.441.101,84

c. Surplus / Defisit Anggaran


𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐷
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = × 100%
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎
o Kabupaten Bogor
2.292.175,67
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = × 100% = 35,45%
6.465.300,55
o Kota Tangerang
1.590.080,33
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = × 100% = 43,02%
3.695.863,49

200
Dari perhitungan poin a, b, dan c dapat dilihat bahwa Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang
hampir memiliki karakteristik yang sama. Jika dilihat dari rasio KKD, Kabupaten Bogor dan
Kota Tangerang pada tahun 2016 masing-masing memiliki KKD sebesar 62.27% dan
88,41%, artinya Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang menunjukkan tingkat kemandirian
yang cukup tinggi. Tingginya tingkat kemandirian di dua kabupaten/kota tersebut
disebabkan oleh tingginya pajak daerah dan retribusi daerah di wilayah tersebut. Selain itu,
jika dilihat dari rasio efektivitas, Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang pada tahun 2016
memiliki rasio bernilai lebih dari 100%. Artinya, kedua kabupaten/kota tersebut mempuyai
kemampuan yang baik dalam mencapai target yang telah ditentukan atau dapat dikatakan
kedua kabupaten/kota tersebut dalam merealisasikan PAD-nya cukup efektif. Namun, jika
dilihat dari status anggaran yang di bawah 100%, Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang
memiliki anggaran yang deficit. Hal ini dapat dikarenakan bahwa penghasilan dari pajak dan
retribusi yang belum maksimal atau terdapat ketidakefisiensian dalam penggunaan
anggaran sehingga menyebabkan defisit.
NB: Bisa disesuaikan dengan subjektivitas masing-maasing individu.

201
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA KULIAH : Statistik Distribusi Dan Jasa


TINGKAT : IV KS
HARI/TANGGAL : -
SISTEM UJIAN : Tutup Buku dan Boleh Menggunakan Kalkulator

A. SOAL PILIHAN GANDA (NILAI 30)


1. Perbedaan harga produsen dibanding bulan sebelumnya dikatakan signifikan jika?
a. Jika harga bulan pencacahan turun/naik ≥ 20% dibanding bulan sebelumnya
b. Jika harga bulan pencacahan turun/naik ≥ 10% dibanding bulan sebelumnya
c. Jika harga bulan pencacahan turun/naik ≥ 5% dibanding bulan sebelumnya
d. Jika harga bulan pencacahan turun/naik ≥ 1% dibanding bulan sebelumnya

2. Pernyataan berikut yang SALAH tentang indikator yang dihasilkan dari survei Harga
Produsen adalah…
a. Indeks harga produsen triwulanan
b. Indeks harga produsen tahunan
c. Pertumbuhan harga produsen month to month (m-to-m)
d. Pertumbuhan harga produsen year on year (y-on-y)

3. Sektor berikut yang TIDAK TERMASUK dalam Survei Harga produsen yaitu…
a. Sektor primer: Pertanian dan Pertambangan
b. Sektor sekunder: Industri, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengelolaan Air
c. Angkutan penumpang, penyediaan akomodasi dan makanan/minuman, jasa pendidikan,
jasa kesehatan
d. Perdagangan

4. Inflasi Perdesaan merupakan salah satu indikator yang dihasilkan dari…


a. Survei Harga Konsumen
b. Survei Harga Produsen
c. Survei Harga Konsumen Pedesaan
d. Survei Harga Produsen Pedesaan

5. Indeks harga yang dibayar petani untuk biaya produksi dan penambahan barang modal
merupakan salah satu indikator yang dihasilkan dari
a. Survei Harga Konsumen
b. Survei Harga Produsen
c. Survei Harga Konsumen Pedesaan
d. Survei Harga Produsen Pedesaan

6. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai Nilai Tukar Petani:


a. Rasio indeks harga yang dibayar petani terhadap indeks yang diterima petani
b. Rasio indeks harga yang diterima petani terhadap indeks yang dibayar petani
c. Rasio indeks harga yang diterima petani terhadap indeks konsumsi rumah tangga

202
d. Rasio indeks harga yang diterima petani terhadap indeks biaya produksi, upah, dan
penambahan barang modal

7. Data harga yang diisikan pada kuesioner Survei Harga Perdesaan dan Survei Konsumen
Perdesaan adalah data harga pada:
a. Bulan pencacahan
b. Bulan pencacahan dan bulan sebelumnya
c. Triwulan pencacahan
d. Triwulan pencacahan dan triwulan sebelumnya

8. Unit observasi dalam pencacahan survei harga konsumen adalah sebagai berikut:
a. Pedagang eceran di pasar tradisional/modern/outlet
b. Rumah tangga (upah pembantu RT)
c. Institusi (PDAM/PLN)
d. Semua benar

9. Harga konsumen dikumpulkan setiap mingguan, dua mingguan, dan bulanan. Penyajian
indeks harga konsumen adalah:
a. Mingguan
b. 2-Mingguan
c. Bulanan
d. Triwulanan

10. Harga yang digunakan untuk penghitungan IHPB yang paling benar adalah
a. Rata-rata harga di pedagang besar
b. Rata-rata harga di pedagang grosir
c. Rata-rata harga di pedagang besar tingkat pertama
d. Rata-rata harga di pedagang besar tingkat terakhir

11. IHPB suatu negara dihitung untuk komoditas hasil


a. Produksi dalam negeri dan luar negeri
b. Produksi dalam negeri saja
c. Produksi luar negeri saja
d. Tidak ada yang benar

12. IHPB Konstruksi antara lain meliputi


a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
b. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian
c. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan
d. Semua benar

13. Indeks Kemahalan Konstruksi digunakan sebagai:


a. Salah satu variabel untuk alokasi APBN ke APBD
b. Salah satu variabel untuk alokasi anggaran Kementerian PU
c. Salah satu variabel untuk penentuan dana alokasi umum ke Daerah
d. Salah satu variabel untuk penentuan anggaran Kemendagri

203
14. Indeks Kemahalan Konstruksi adalah
a. Gambaran kemahalan harga bangunan suatu wilayah
b. Gambaran kemahalan geografis suatu wilayah
c. Gambaran kemahalan umum suatu wilayah
d. Gambaran kemahalan komoditas pokok suatu wilayah

15. Kualitas data Indeks Kemahalan Konstruksi terutama ditentukan oleh:


a. Sampel yang komparabel
b. Sampel yang representatif
c. Sampel yang besar
d. Sampel yang cukup

16. Perubahan IKK (Indeks Kemahalan Konstruksi) suatu Kabupaten/Kota dapat


a. Merubah IKK provinsi bersangkutan
b. Merubah IKK nasional
c. Tidak merubah IKK lainnya
d. Merubah IKK kabupaten/kota lainnya

17. Pengertian Paket Komoditas yang tepat adalah


a. Sekeranjang (basket) barang yang sudah ditetapkan berdasarkan diagram timbang
b. Sekeranjang (basket) barang yang sudah ditetapkan berdasarkan survei kualitas barang
c. Sekeranjang (basket) barang dan jasa yang sudah ditetapkan berdasarkan diagram
timbang
d. Sekeranjang (basket) barang dan jasa yang sudah ditetapkan berdasarkan survei
kualitas barang

18. Berikut ini yang bukan merupakan kegitan pengumpulan data KTI:
a. Survei Perusahaan Informasi dan Komunikasi
b. Survei Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
c. STKU Informasi
d. Survei digital

19. Berikut ini yang bukan merupakan indikator yang dihasilkan survei KTI:
a. Tenaga kerja
b. Pendapatan
c. Biaya
d. Persediaan (stock)

20. Menara telepon seluler yang berfungsi untuk menjembatani perangkat komunikasi
pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain, adalah:
a. Dial-up access
b. ISP
c. BTS
d. NAP

21. Lembaga international yang menangani statistik KTI adalah:


a. ILO

204
b. ITU
c. WTO
d. ICT

22. Kapasitas suatu jaringan dinyatakan dalam:


a. Broadband
b. Bandwidth
c. Spectrum
d. Access

23. Evolusi teknologi 1G ke 5G terkait dengan perkembangan:


a. Jaringan telekomunikasi Public Switched Telephone Network (PSTN)
b. Multimedia interactive
c. Multimedia internet
d. Jaringan telekomunikasi seluler

24. Publikasi Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi adalah:


a. Triwulanan
b. Semesteran
c. Tahunan
d. Bulanan

25. Pernyataan yang PALING BENAR di bawah ini adalah:


a. Sumber pendapatan Pemda berasal dari PAD, Dana Perimbangan, dan Dana Lainnya
b. Salah satu sumber pendapatan Pemda yang berasal dari dana lainnya adalah dana hibah
c. a dan b benar
d. b salah

26. Pernyataan PALING BENAR di bawah ini adalah:


a. Belanja langsung adalah belanja yang berkaitan produksi
b. Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak berhubungan dengan program
c. a dan b benar
d. c salah

27. Pernyataan PALING BENAR di bawah ini adalah:


a. Pengumpulan kuesioner K1, K2, dan K3 menggunakan metode sensus
b. Pengumpulan kuesioner K3 menggunakan metode survei
c. a benar dan b salah
d. c benar

28. Daftar yang TIDAK digunakan dalam pengumpulan statistik keuangan pemerintah adalah
berikut ini
a. Realisasi APBD Provinsi (K1)
b. Realisasi APBD Kabupaten/Kota (K2)
c. Realisasi APBD Kecamatan (K3)
d. Realisasi APBD Desa (K3)

205
29. Berikut ini BUKAN merupakan pendapatan dari sektor bank
a. Bunga simpanan nasabah
b. Bunga kredit
c. Provisi/komisi/jasa layanan seperti komisi transfer dan fee pengelolaan rekening
d. Komisi dan provisi atas kegiatan transaksi valas

30. Tingkat kemandirian keuangan daerah dilihat dari:


a. Rasio DAU terhadap total penerimaan daerah
b. Rasio PAD terhadap total penerimaan daerah
c. Rasio belanja modal terhadap total belanja daerah
d. Rasio belanja barang dan jasa terhadap total belanja daerah

B. SOAL ESSAY (NILAI 70)


Soal 1 (Nilai 15)
a. Apa yang dimaksud inflasi pedesaan? Bagaimana menghitung inflasi pedesaan?
b. Sebutkan survei apa yang digunakan dalam penyusunan inflasi pedesaan (variabel yang
ditanyakan dalam kuesioner, cakupan responden)
c. Diketahui upah nominal buruh tani di Bulan September 2019 sebesar Rp 54.424,- dan di
Bulan Oktober 2019 sebesar Rp 54.515,-. Sedangkan upah riilnya di Bulan September 2019
Rp 38.233,- dan di Bulan Oktober 2019 sebesar Rp 38.278,-. Berapa inflasi pedesaan bulan
Oktober 2019?

Soal 2 (Nilai 15)


Statistik Keuangan Daerah dimaksudkan untuk menyusun indikator yang berkaitan kesehatan
keuangan pemerintah daerah. Indikator apa saja yang bisa disusun dari kegiatan tersebut
dan bagaimana menyusunnya serta analisis apa yang dapat saudara buat dari indikator
tersebut? Minimal 3 (tiga) indikator. Serta sebutkan kuesioner apa yang digunakan dalam
penyusunan indikator keuangan pemerintah serta metodologi sampling yang digunakan.

Soal 3 (Nilai 15)


Dalam KBLI 2015, kegiatan statistik komunikasi dan teknologi informasi masuk dalam kategori
J (Informasi dan Komunikasi). Jelaskan secara lengkap dan berikan beberapa contoh
(minimal 3) jenis usaha terkait cakupan kategori J tersebut dan bagaimana mengumpulkan
output (nilai produksi)-nya untuk masing-masing usaha tersebut!

Soal 4 (Nilai 25)


Di November 2019 terjadi situasi berikut. Sebelum dirilis, perlu dilakukan evaluasi terhadap
hasil internal ini.
Andil
Inflasi
Nilai IHK Okt Inflasi Inflasi Inflasi IHK Nov
IHK Des
IHK Nov
Kelompok Pengeluaran Nov
Konsumsi 2019 Nov Kalender YoY 2018 2018 2019
2019
2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Bahan Makanan 19 151,76 0,07 0,37 3,47 4,97 … … …
Makanan Jadi, Minuman,
16 149,10 0,04 0,25 3,68 3,91 … … …
Rokok, dan Tembakau

206
Andil
Inflasi
Nilai IHK Okt Inflasi Inflasi Inflasi IHK Nov
IHK Des
IHK Nov
Kelompok Pengeluaran Nov
Konsumsi 2019 Nov Kalender YoY 2018 2018 2019
2019
2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Perumahan, Air, Listrik,
25 133,05 0,03 0,12 1,66 1,79 … … …
Gas, dan Bahan Bakar
Sandang 7 128,09 0,00 0,03 4,87 4,96 … … …
Kesehatan 5 132,81 0,01 0,23 3,16 3,37 … … …
Pendidikan, Rekreasi, dan
9 129,77 0,00 0,02 3,30 3,40 … … …
Olahraga
Transportasi, Komunikasi,
19 133,34 -0,01 -0,07 -0,40 0,87 … … …
dan Jasa Keuangan
Inflasi Umum 100 … … … … … … … …

Pemerintah akan lakukan intervensi pasar jika inflasi satu bulan suatu kelompok pengeluaran di
atas 0,30%. Akibatnya BPS menerapkan WM Laspeyres formula. Misalkan bobot sama untuk
setiap bulan dan elastisitas harga 0,2 (yaitu jika harga naik 1%, maka volume konsumsi
kelompok pengeluaran tersebut turun 0,2% dan pindah ke substitusinya, misal ke makanan
jadi).
Hitung IHK kelompok pengeluaran untuk titik-titik yang kosong dengan 2 cara:
a. Metode Laspeyres, Paasche, dan Weighted Modified Laspeyres untukmencari IHK Umum
b. Rata-rata tertimbang
Evaluasi dan jelaskan, apabila terjadi perbedaan hasil kedua cara tersebut.
Ingat: Nilai Konsumsi = Volume Konsumsi × Harga (diwakili indeksnya)

Rumus Indeks Laspeyres:


∑𝑀
𝑖=1 𝑃𝑡𝑖 𝑄𝑜𝑖
𝐼𝐿,𝑡 =
∑𝑀
𝑖=1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖
Rumus Indeks Paasche:
∑𝑀
𝑖=1 𝑃𝑡𝑖 𝑄𝑡𝑖
𝐼𝑃,𝑡 =
∑𝑀
𝑖=1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑡𝑖
Rumus Indeks Fisher:
𝐼𝐹,𝑡 = √𝐼𝐿,𝑡 × 𝐼𝑃,𝑡

Note:
Diewert (1981): Indeks Fisher tidak hanya tepat digunakan pada kasus tertentu tetapi dianggap
dapat menghasilkan pendekatan yang baik pada berbagai teori indeks.

Indeks Weighted Modified Laspeyres (diterapkan ketika ada shock harga komoditas)
∑𝑀−𝑛
𝑖=1 𝑃𝑡𝑖 𝑄𝑜𝑖 + ∑𝑛𝑗≠1 𝑃𝑡𝑗 𝑄𝑡𝑗
𝐼𝑊𝑀𝐿,𝑡 = 𝑀−𝑛
∑𝑖=1 𝑃𝑜𝑖 𝑄𝑜𝑖 + ∑𝑛𝑗≠1 𝑃𝑜𝑗 𝑄𝑡𝑗
Dimana:
𝐼𝑊𝑀𝐿,𝑡 = Indeks Weighted Modified Laspeyres (WM-Laspeyres) period eke-t
M = Jumlah seluruh komoditas yang tercakup dalam penghitungan IHK

207
n = Jumlah komoditas yang mengalami shock prices dan berskala nasional
𝑃𝑡𝑖 = Harga periode ke-t, komoditas i, i= 1, 2, …, M-n
𝑃𝑡𝑗 = Harga periode ke-t, komoditas j, j≠1
𝑃𝑜𝑖 = Harga periode dasar (0), komoditas i, i= 1, 2, …, M-n
𝑃𝑜𝑗 = Harga periode dasar (0), komoditas j, j≠1
𝑄𝑜𝑖 = Kuantitas/volume konsumsi periode dasar, komoditas i, i= 1, …, M-n
𝑄𝑡𝑗 = Kuantitas/volume konsumsi periode ke-t, komoditas j, j≠1

208
PEMBAHASAN UAS GANJIL 2019/2020
STATISTIK DISTRIBUSI DAN JASA

A. PILIHAN GANDA
1. A
Sumber: Perka BPS No 182 tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Survei Harga Produsen Tahun
2015
2. C
Indikator yang dihasilkan dari survei Harga Produsen:
- Indeks harga produsen triwulanan
- Indeks harga produsen tahunan
- Inflasi harga produsen q-to-q
- Inflasi harga produsen y-on-y
Meskipun survei harga produsen dikumpulkan rutin setiap bulan, tetapi datanya diterbitkan
secara triwulanan.
3. D
Sektor dan Subsektor dalam Sruvei Harga Produsen
Sektor Subsektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Jasa Jasa Listrik Pembangkit; Jasa Gas; Jasa Air Bersih; Jasa
Transportasi Kereta Api, Darat Lainnya, Laut,
Udara, Barang; Jasa Akomodasi Hotel; Jasa
Pelayanan Makanan/Minuman; Jasa
Telekomunikasi; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan
Sumber: Panduan Teknis Survei Harga Produsen tahun 2019
4. C
Sumber: Inflasi Perdesaan, Website Sirusa BPS
5. C dan D
Sumber: Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), Website Sirusa BPS
6. B
𝐼𝑡
𝑁𝑇𝑃 = × 100%
𝐼𝑏
It : Indeks harga yang diterima petani
Ib : Indeks harga yang dibayar petani
7. B
Contoh penampakan kuesioner Survei Harga Perdesaan Subsektor Tanaman Pangan:

209
Sumber: Kuesioner Survei Harga Produsen Perdesaan, Website Sirusa BPS
8. D
Unit observasi Survei Harga Konsumen:
- Pedagang eceran di pasar tradisional/modern//outler
- Rumah tangga (upah pembantu rumah tangga)
- Institusi (Tarif PAM/PLN)
- Dsb yang menjual berbagai jenis barang dan jasa yang ada dalam paket IHK
9. C
Hasil pencacahan Survei Harga Konsumen (SHK) selain disajikan dalam bentuk indeks harga,
tetapi juga menjadi dasar tingkat pengukuran inflasi bulanan yang disajikan dan
diumumkan oleh BPS ke publik setiap awal bulan di hari kerja pertama.
10. C
Harga perdagangan besar adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar
pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar
pertama untuk suatu barang.
Pedagang besar pertama adalah pedagang besar sesudah produsen/penghasil. Pasar pertama
adalah tempat bertemunya pedagang besar pertama dengan pedagang besar berikutnya
(bukan konsumen), dengan kata lain yaitu pasar sesudah pasar produsen.
11. A
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) adalah indikator yang menggambarkan besarnya
perubahan harga di tingkat pedagang besar/harga grosir dari komoditi-komoditi yang
diperdagangkan di suatu negara/daerah. Komoditi tersebut merupakan hasil produksi
dalam negeri yang dipasarkan di dalam negeri atau diekspor, dan komoditi yang diimpor
dari luar negeri.
12. D
IHPB sektor konstruksi menurut kelompok jenis bangunan di antaranya:
- Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
- Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian
- Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan
- Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi
13. C
IKK merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam penghitungan DAU (UU No. 33 tahun
2004)

14. B
IKK digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah,
semakin sulit letak geografis suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah
tersebut.
15. A/B
Komparabel → sampel digunakan untuk membandingkan harga konstruksi antar
wilayah/daerah.
Representatif → sampel dapat mewakili seluruh populasi di wilayah tersebut dalam
menggambarkan harga konstruksi
16. A
17. C

210
Paket komoditas merupakan sekumpulan jenis barang yang digunakan dalam penghitungan
IHPB Provinsi yang dihasilkan dari Survei Penyusunan Diagram Timbang.
18. D
Pengumpulan data telekomunikasi melalui:
- Sensus Ekonomi
- Survei Perusahaan Informasi dan Komunikasi
- Survei Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
- Survei Ilmu Pengetahuan dan Inovasi
- Survei Triwulanan Kegiatan Usaha (STKU) Kategori Informasi dan Komunikasi
- Kompilasi Data Statistik Telekomunikasi (Susenas, Podes, Kemenkominfo, perusahaan
telekomunikasi)
19. D
Indikator yang dihasilkan Survei Perusahaan KTI
- Indikator produksi
- Tenaga kerja
- Pendapatan
- biaya
20. C
Dial-up access → akses internet dengan jalur telepon tetap atau bergerak
ISP (Internet Service Provider) → perusahaan yang menyediakan jasa internet
NAP (Network Access Point) → fasilitas pertukaran jaringan publik di mana ISP terhubung satu
sama lain
21. B
ILO → International Labour Organization
ITU → International Telecommunication Union
WTO → World Trade Organization
ICT → Information and Communication Technology
22. B
Broadband → koneksi transmisi data yang sangat cepat ke Internet
23. D
1G hingga 5G merupakan istilah untuk menyebutkan generasi teknologi yang digunakan pada
sistem komunikasi seluler.
24. C
25. C
26. B
Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja pegawai Belanja Langsung merupakan
belanja untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah.
27. B
Daftar kuesioner K-1 → realisasi APBD provinsi → metode sensus
Daftar kuesioner K-2 → realisasi APBB kabupaten/kota → metode sensus
Daftar kuesioner K-3 → statistik keuangan pemerintah desa → metode survei
28. C
Penjelasan di no. 27
29. A
30. B

211
Analisis tingkat kemandirian keuangan daerah
𝑃𝐴𝐷
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝐾𝐷 = × 100%
𝐵𝑃𝑃
PAD: Pendapatan Asli Daerah
BPP: Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi dan Pinjaman

B. SOAL ESAAY
Soal 1
a. Inflasi perdesaan merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa
yang secara umum dikonsumsi rumah tangga di Indonesia.
Inflasi perdesaan digunakan sebagai:
- Proksi perubahan biaya hidup di perdesaan
- Salah satu variabel untuk menghitung variabel upah riil buruh tani

𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛 − 𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛−1
𝐼𝑁𝐹𝐷𝑛 =
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛−1
𝐼𝑁𝐹𝐷𝑛 : inflasi/deflasi perdesaan pada waktu (bulan/tahun) (n)
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛 : indeks konsumsi rumah tangga pada waktu (bulan/tahun) (n)
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛−1 : indeks konsumsi rumah tangga pada waktu (bulan/tahun) (n-1)

b. Survei yang digunakan dalam penyusunan inflasi perdesaan


- Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Modul Konsumsi/Pengeluaran dan
Pendapatan Penduduk Tahunan dan Triwulanan
o Variabel yang ditanyakan:
▪ Konsumsi makanan, minuman, dan tembakau
▪ Pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan
▪ Pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan konsumsi
o Cakupan responden:
▪ anggota rumah tangga biasa yang terpilih pada setiap blok sensus terpilih
sampel di seluruh kabupaten/kota
- Survei Harga Konsumen Perdesaan (HKD)
o Variabel yang ditanyakan
▪ HKD-1 → harga konsumen di perdesaan kelompok makanan
▪ HKD-2.1 → harga konsumen di perdesaan kelompok non makanan
(konstruksi, jasa & transportasi)
▪ HKD-2.2 → harga konsumen di perdesaan kelompok non makanan (aneka
perlengkapan rumah tangga dan lainnya)
o Cakupan responden
▪ Pedagang-pedagang yang berusaha baik di dalam maupun di sekitar pasar
perdesaan di kecamatan sampel di sebagaian kabupaten/kota
- Survei Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SDT NTP) (Subsektor Konsumsi Rumah
Tangga)
o Variabel yang ditanyakan
▪ Konsumsi rumah tangga untuk bahan makanan, makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau
▪ Konsumsi rumah tangga untuk barang bukan makanan dan jasa

212
o Cakupan responden
▪ Pedagang grosir/distributor, pedagang campuran di seluruh kabupaten/kota
c. upah nominal buruh tani
September 2019 → Rp 54.424,-
Oktober 2019 → Rp 54.515,-
upah riil
September 2019 → Rp 38.233,-
Oktober 2019 → Rp 38.278,-
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙𝑛
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙𝑛 = ( ) × 100
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙𝑛
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑛 = ( ) × 100
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙𝑛
54.424
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑆𝑒𝑝𝑡 = × 100 = 142,35
38.233
54.515
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑂𝑘𝑡 = × 100 = 168,89
32.278
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑜𝑘𝑡 − 𝐼𝐾𝑅𝑇𝑠𝑒𝑝𝑡 168,89 − 142,35
𝐼𝑁𝐹𝐷𝑜𝑘𝑡 = = = 0,186
𝐼𝐾𝑅𝑇𝑠𝑒𝑝𝑡 142,35
Interpretasi:
Tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga
perdesaan pada bulan Oktober 2019 mengalami peningkatan dibandingkan September
2019 karena inflasi perdesaannya bernilai 0,186 yang menunjukkan terjadinya inflasi.

Soal 2
Indikator yang bisa disusun dari kegiatan statistik keuangan daerah yaitu
Kuesioner yang digunakan dalam penyusunan indikator keuangan pemerintah
Metode sampling yang digunakan
Indikator* Kuesioner Metode Sampling
- Tingkat Daftar APDB-1 → Survei Cara pengumpulan data:
Kemandirian Statistik Keuangan Sensus
Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi Cakupan wilayah:
(APBD); Seluruh kabupaten/kota
Daftar K-1 → Survei Statistik Unit observasi:
Keuangan Pemerintah Pemerintah provinsi
Provinsi (Realisasi APBD)
- Tingkat Daftar APDB-2 → Survei Cara pengumpulan data:
Kemandirian Statistik Keuangan Sensus
Pemerintah Pemerintah Kabupaten/ Cakupan wilayah:
Kabupaten/Kota Kota (APBD); Seluruh kabupaten/kota
Daftar K-2 → Survei Statistik Unit observasi:
Keuangan Pemerintah Pemerintah kabupaten/kota
Kabupaten/ Kota
(Realisasi APBD)
- Tingkat Daftar APDB-2 → Survei Cara pengumpulan data:
Kemandirian Statistik Keuangan Survei
Pemerintah Desa Pemerintah Kabupaten/ Jenis rancangan sampel:

213
Kota (APBD); Multi Stage/Phase
Daftar K-2 → Survei Statistik Pemilihan Stage terakhir:
Keuangan Pemerintah Sampel probabilitas dengan
Kabupaten/ Kota strata dan sampling
(Realisasi APBD) sistematik
Cakupan wilayah:
Sebagian kabupaten/kota
Unit observasi:
Pemerintah desa/nagari
- Return on Asset Daftar V-BUMD → Survei Cara pengumpulan data:
(ROA) BUMN/BUMD Statistik Keuangan BUMN Sensus
- Return on Equity dan BUMD 1996-2015 Cakupan wilayah:
(ROE) BUMN/BUMD Seluruh kabupaten/kota
- Total Debt to Equity Unit observasi:
Ratio (DER) BUMD Perusahaan BUMN dan BUMD
- Solvabilitas/Total
Debt To Total Assets
- Current Ratio BUMD
- Profit Margin BUMN
- Net Interest Margin
(NIM)
- Return on Asset Daftar V-BUMD → Survei Cara pengumpulan data:
(ROA) BUMD Statistik Keuangan BUMD Sensus
- Return on Equity 2018-2020 Cakupan wilayah:
(ROE) BUMD Seluruh kabupaten/kota
- Total Debt to Equity Unit observasi:
Ratio (DER) BUMD Perusahaan BUMD
Debt to Asset Ratio
(DAR)
- Current Ratio BUMD
* 1 jenis survei atau daftar kuesioner bisa memuat >1 indikator
Sumber: sirusa BPS
Soal 3
Pada KBLI 2015 terdapat banyak jenis usaha yang tercakup dalam kategori J, di antaranya:
- Aktivitas penerbitan → mencakup penerbitan buku, jurnal, majalah dan terbitan berkala
lainnya; serta penerbitan perangkat lunak (software).
- Aktivitas produksi gambar bergerak, video dan program televisi, perekaman suara dan
penerbitan musik → mencakup pembuatan gambar bergerak pada film, tape video atau disk
untuk bioskop maupun televisi; kegiatan penunjang seperti editing, dubbing film; pembelian
dan penjualan hak distribusi; serta kegiatan perekaman suara dan penerbitan musik.
- Akivitas penyiaran dan pemrograman → di radio atau TV
- Telekomunikasi → mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dengan kabel, tanpa
kabel, dan satelit; ISP; jasa sistem komunikasi; jasa multimedia; warnet; wartel; penjualan
pulsa.
- Aktivitas pemrograman, konsultasi komputer → mencakup kegiatan penulisan, modifikasi,
pengujian dan penyediaan pendukung piranti lunak (software) untuk memenuhi kebutuhan

214
dari klien; pengembangan game, aplikasi e-commerce; konsultasi dan manajemen fasilitas
komputer; jasa pemulihan kerusakan, dan instalasi software.
- Aktivitas jasa informasi → mencakup kegiatan portal pencarian web; pengolahan data dan
hosting, portal web; kantor berita; jasa penyedia konten.

Nilai produksi untuk masing-masing usaha tersebut oleh BPS dalam Subdit Statistik Komunikasi
dan Teknologi Informasi dengan berbagai macam survei, di antaranya:
- Sensus Ekonomi
- Survei Sosial Ekonomi Nasional
- Survei Perusahaan Informasi dan Komunikasi
- Survei Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
- Survei Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Iptek dan Inovasi)
- Survei Akses Teknologi Informasi dan Komunikasi
- Survei Karakteristik Usaha
- Survei Triwulanan Kegiatan Usaha Terintegrasi Informasi (STKU-J)
- Survei E-Commerce
- Pendataan Potensi Desa (Podes)
- Data Kementerian Komunikasi dan Informatika
- Data perusahaan penyelenggara telekomunikasi

215
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021

MATA KULIAH : Statistik Distribusi Dan Jasa


TINGKAT : IV KS
HARI/TANGGAL : Rabu, 6 Januari 2021
WAKTU : 120 menit
SISTEM UJIAN : Tutup Buku dan Boleh Menggunakan Kalkulator

A. SOAL PILIIHAN GANDA (NILAI 20)


1. Yang dimaksud dengan Rasio Marketed Surplus adalah
A. Perbandingan jumlah barang dipasarkan dengan jumlah barang yang
dikonsumsi
B. Perbandingan jumlah barang yang dipasarkan dengan jumlah barang yang
diekspor
C. Perbandingan jumlah barang yang dipasarkan dengan jumlah barang yang
diimpor
D. Perbandingan jumlah barang yang dipasarkan dengan jumlah barang yang
diproduksi
2. Tingkat kesejahteraan petani perdesaan dapat dilihat dari
A. Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP)
B. Nilai Tukar Petani (NTP)
C. Nilai Tukar Kesejahteraan Petani (NTKP)
D. Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani
3. Perbedaan pokok NTP tahun dasar 2012 dan 2018 adalah
A. Metode pengolahan datanya
B. Metode samplingnya
C. Metode indeknya
D. Metode analisisnya
4. Manfaat indek harga perdagangan besar antara lain
A. Panduan harga lelang barang/jasa pemerintah
B. Indikator dini indek harga produsen
C. Panduan pengembangan usaha perdagangan besar
D. Mediator transaksi pedagang besar dengan konsumen
5. Suatu komoditas djual produsen langsung ke konsumen, berarti
A. Hanya ada harga produsen
B. Tidak ada harga Perdagangan besar
C. Ada harga perdagangan besar
D. Hanya ada harga konsumen
6. Salah satu komponen dalam penghitungan DAU (Dana Alokasi Umum) untuk
provinsi/kabupaten/kota adalah
A. IKK (indeks Kemahalan Konstruksi)
B. IHK (Indeks Harga Konsumen)
C. IHPerd (Indeks Harga Pedesaan)
D. IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar)

216
7. Petugas Sensus Ekonomi 2016 mencacah di
A. Semua Blok Sensus Terpilih
B. Semua Blok Sensus
C. Semua Blok Sensus Non Konsentrasi
D. Semua di atas benar
8. Gangguan kualitas hasil SE2016 antara lain disebabkan oleh
A. BPK kurang memahami filosofi proses statistik
B. Proses quality assurance sensus terkalahkan oleh prioritas infrastruktur
Indonesia
C. Proses out-of-the-box quality control terkalahkan proses risk averter di
internal BPS
D. Semua di atas benar
9. Ekonomi Kreatif mencakup
A. Semua kegiatan jasa
B. Semua kegiatan manufaktur
C. Campuran kegiatan jasa dan non-jasa
D. Campuran seluruh kegiatan jasa dan non-jasa
10. Tugas pejabat fungsional statistik jasa lainnya di BPS dapat meliputi
A. Statistik Ekonomi Jasa non-KTIP
B. Statistik Ekonomi Kesehatan dan Pendidikan
C. Statistik Jasa Industri
D. Statistik Jasa Konstruksi
11. Berikut ini adalah penjelasan tentang E-Commerce yang paling benar adalah
A. Pemesanan barang/jasa melalui internet
B. Pembayaran pembelian barang/jasa melalui internet
C. Pengiriman barang/jasa melalui internet
D. Pemesanan, pembayaran, pengiriman barang/jasa melalui internet

B. SOAL ESSAY (nilai 80, masing-masing soal mempunyai bobot yang sama)
1. Jelaskan perbedaan dari 5 (lima) jenis indeks harga (Indeks Harga Produsen,
Indeks Harga Perdagangan Besar, Indeks Kemahalan Konstruksi, Indeks Harga
Konsumen dan Indeks Harga Perdesaan) dari sisi: diagram timbang yang digunakan
dan sumber data diagram timbang, monitoring harga dan survei monitoring harga,
serta penyusunan kelima indeks harga tersebut!
2. Jika tahun dasar 2018, hitung dan intrepretasikan Indek Harga yang Diterima
Petani Kabupaten Y (asumsikan komoditi yang dihasilkan di wilayah tersebut hanya
terdiri dari 5 komoditi pada tabel berikut)!
Hasil Survei Produksi Rumahtangga Tani Kabupaten Y
Nilai, Volume, dan rata2 harga tahun 2018 Januari 2021
Komodi- tasNilai Produksi
Volume Nilai yg Dijual
Volume yangNilai yg dijual
Harga/K Volume
(Rp Produksi (Rp dijual (Rp
w (Rp dijual
Milyar) (Kw) milyar) (000 Kw) Milyar)
00000) (Kw)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Gabah 50.000 10.000 5 35.000 7.000 42.000 7.000
Kopi 40.000 4.000 10 38.000 3.800 50.000 4.500

217
Hasil Survei Produksi Rumahtangga Tani Kabupaten Y
Nilai, Volume, dan rata2 harga tahun 2018 Januari 2021
Komodi- tasNilai Produksi
Volume Nilai yg Dijual
Volume yangNilai yg dijual
Harga/K Volume
(Rp Produksi (Rp dijual (Rp
w (Rp dijual
Milyar) (Kw) milyar) (000 Kw) Milyar)
00000) (Kw)
Ayam 20.000 1.000 20 18.000 900 30.000 1.000
Gurame 15.000 500 30 12.000 400 16.000 500
Bandeng 12.000 300 40 8.000 200 12.000 300

3. Soal berikut ini berkaitan dengan statistik harga perdesaan (tahun dasar 2018)
a) Jelaskan makna dari NTP, NTUP, inflasi perdesaan dan upah rill
b) Hitung dan intrepretasikan nilai NTP, NTUP, inflasi perdesaan dan upah riil
berdasarkan tabel berikut!

Indeks Harga yang Dibayar Petani


Indeks Harga Upah
Indeks Harga
2020 yang Indeks Indeks Biaya nominal
yang
(Bulan) Diterima Konsumsi Produksi dan buruh
Dibayar
Petani Rumah Penambahan tani (Rp)
Petani
Tangga Barang Modal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Januari 109,53 105,09 105,35 104,37 105,95

109,46 105,48 105,83 104,53 106,19


Februari

Maret 108,25 105,69 106,06 104,69 106,38

April 106,79 105,81 106,17 104,82 106,56

Mei 106,20 105,80 106,08 104,99 106,77

Juni 106,33 105,88 106,15 105,14 107,03

Juli 106,02 105,84 106,03 105,31 107,23

Agustus 106,30 105,64 105,72 105,41 107,37

September 107,21 105,59 105,62 105,49 107,46

Oktober 107,34 105,82 105,87 105,63 107,53

November 107,23 106,28 106,44 105,81 107,76

Desember

218
PEMBAHASAN UAS GENAP 2020/2021
STATISTIK DISTRIBUSI DAN JASA
A. PILIHAN GANDA
1. D
2. B.
Nilai Tukar Petani merupakan indikator proxy kesejahteraan petani, merupakan salah
satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan
barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi
NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
3. B.
Terdapat beberapa perubahan akibat pemutakhiran NTP dari tahun 2012 menjadi
2018, yaitu cakupan wilayah (dari 33 provinsi menjadi 34 provinsi), jumlah rumah
tangga sampel (dari 46 ribu menjadi 198 ribu RT), Metode Sampling (dari
purposive sampling, menjadi probability sampling), dan komponen konsumsi
rumah tangga (memasukkan jasa keuangan pada tahun dasar 2018).
4. B.
Salah satu kegunaan IHPB ialah untuk menghitung inflasi pada level grosir, apabila
pada level grosir terjadi inflasi, maka itu bisa menjadi indikator bahwa IHP juga
terjadi inflasi.
5. C.
Harga perdagangan besar ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang
besar pertama dngan pembeli/pedagang besar berikutnya, pembeli termasuk di
dalamnya konsumen.
6. A.
DAU diformulasikan sebagai
𝐷𝐴𝑈 = 𝐴𝐷 + 𝐶𝐹
Di mana AD adalah alokasi DAU berdasar pada Alokasi Dasar, CF adalah alokasi DAU
berdasar Celah Fiskal. CF diformulasikan sebagai :
𝐶𝐹 = 𝐾𝑏𝐹 − 𝐾𝑝𝐹
Di mana KbF merupakan kebutuhan fiskal, KpF adalah kapasitas fiskal.
KbF diformulasikan sebagai:
𝑎5𝐼𝑃𝐷𝑅𝐵
𝐾𝑏𝐹 = 𝑇𝐵𝑅 (𝑎1𝐼𝑃 + 𝑎2𝐼𝑊 + 𝑎3𝐼𝐾𝐾 + 𝑎4𝐼𝑃𝑀 + )
𝐾𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎
Di mana ai adalah bobot indeks masing masing variabel. IP adalah Indeks penduduk, IW
adalah Indeks Wilayah, IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi, IPM adalah
Indeks Pembangunan Manusia, IPDRB adalah Indeks PDRB per kapita.
7. A.
Pada SE 2016, pada wilayah perkotaan dan perdesaan yang berada di kota, dilakukan
sensus lengkap, sementara perdesaan yang terdapat pada kabupaten disampel
sebanyak 50% blok sensus konsentrasi dan 25% pada blok sensus non konsentrasi.
Sehingga yang disampel ialah blok sensu yang terpilih.
8. D.
9. D.
10. Statistik Jasa Lainnya mencakup ekonomi kreatif dan e-commerce
11. D atau A.

219
Menurut KBLI 2020, E-commerce didefinisikan sebagai pengalihan barang atau jasa
yang dilakukan melalui internet atau alat elektronik lainnya. Pengalihan barang
atau jasa sendiri terdiri dari 3 tahap, yaitu pemesanan, pembayaran, dan
pengiriman barang atau jasa. Suatu aktivitas transaksi bisnis dikatakan e-commerce
apabila mencakup 1. pemesanan, 2. pemesanan-pembayaran, atau 3. pemesanan-
pembayaran-pengiriman melalui internet.

B. ESSAY

1. Perbedaan lima jenis indeks harga berdasarkan diagram timbang, sumber data, dan
survei monitoring harga dan penyusunan indeks.
indeks Diagram Sumber data Survei Metode
timban diagram monitori penghitungan
g timbang ng harga
IHP Diagram Data sensus dan Survei Menggunakan indeks
Timba survei terkait monitori Laspayres dan
ng IHP statistik ng harga Laspayres
produksi dan gabah modifikasi
harga
BPS/lembaga
pemerintah/sw
asta, tabel IO
IHPB Diargam Survei penyusunan Menggunakan
timban diagram formula
g IHPB timbang IHPB laspayres
modifikasi
IKK Diagram Data Dinas PU Dilakukan dengan 5
timban beberapa tahap
g kabupaten dan penghitungan:
kelom provinsi, data 1. Penghitungan
pok realisasi APBD nilai
jenis dan komponen
bangu pengeluaran konstruksi
nan, belanja dengan nilai
diagra pembangunan tertimbang
m dan rutin, Data 2. Menghitung
timban kumulatif PPP sitem
g beberapa tahun dengan
umum dan provinsi, metode
tabel IO regresi
Country
Product
Dummy
3. Menghitung
PPP
bangunan
dengan
metode rata-
rata
geometrik
tertimbang
4. Menghitung

220
PPP proyek
dengan
menggunakan
rata-rata
geometrik
5. Menghitung
IKK dengan
menggunakan
rata-rata
geometrik
tertimbang
(bobot APBD)
IHK Diagram Survei Biaya Hidup, Formula laspayres
timban Sensus modifikasi
g ekonomi,
Komod Sensus
itas penduduk
Nilai Diagram Survei Perbandingan dari IT
Tukar timban Pemutakhiran dan IB yang
Petan g nilai Diagram dihitung dengan
i (IT tukar Timbang metode
dan petani Laspayres
IB) modifikasi

2. Hitung Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) kabupaten Y.


𝑃𝑡𝑖
∑𝑚
𝑖=1 𝑃(𝑡−1)𝑖 𝑃(𝑡−1)𝑖 𝑄0𝑖
𝐼𝑡 = 𝑥100
∑𝑚
𝑖=1 𝑃0𝑖 𝑄0𝑖
Di mana :
𝐼𝑡 = 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑡 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝐼𝑡 𝑚𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝐼𝑏
𝑃𝑡𝑖 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑒𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 (𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 7)
− 𝑖, ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 (𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 8)
𝑃(𝑡−1)𝑖 = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − (𝑡 − 1) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 − 𝑖,
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃0𝑖 ( kolom 4)
𝑃𝑡𝑖
= ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 − 𝑡 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑒 − (𝑡 − 1)𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 − 𝑖,
𝑃(𝑡−1)𝑖
𝑃𝑡𝑖 𝑃𝑡𝑖
pada kasus ini =
𝑃(𝑡−1)𝑖 𝑃0𝑖
𝑃0𝑖 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
− 𝑖, 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎/𝐾𝑤(𝑅𝑝 000000)(𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 4)
𝑄0𝑖 = 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑟𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒
− 𝑖, 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018
𝑚 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖, 𝑚 = 5
Pada kasus ini, tidak terdapat harga produsen pada tahun 2021, namun harga produsen
dapat diperoleh dari nilai yang dijual/volume yang dijual. Pada kasus ini ingin
dibandingkan nilai yang diterima petani pada januari 2021 dan 2018, sehingga p(t-1)i
sama dengan p(0) (tahun dasar). Sehingga persamaan menjadi

221
𝑃𝑡𝑖
∑𝑚
𝑖=1 𝑃0𝑖 𝑃0𝑖 𝑄0𝑖
𝐼𝑡 = 𝑥100
∑𝑚
𝑖=1 𝑃0𝑖 𝑄0𝑖

Nilai, Volume, dan rata2 harga tahun 2018 Januari 2021 It


Nilai Volum Nilai
yg e yg
Dij ya dij Volum
Harga/K ua ng ua e Harga/K
Ko w l dij l dij W
modi- (Rp (R ua (R ua (RP Pt*Q0 P0*Q0
tas 0000 p l p l 0000
0) mi (0 Mi (K 0)
ly 00 ly w)
ar K ar
) w) )
-1 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
35.00 42.00
Gabah 5 7.000 7.000
0 0 6 35000 42000
38.00 50.00 42222,2
Kopi 10 3.800 4.500
0 0 11,11111 38000 2
18.00 30.00
Ayam 20 900 1.000
0 0 30 18000 27000
12.00 16.00
Gurame 30 400 500
0 0 32 12000 12800
12.00
Bandeng 40 8.000 200 300
0 40 8000 8000
11100 132022,
total
0 2

132022,2𝑥100
𝐼𝑡 = = 118,939
111000

Interpretasi: It 118,939 (It>100), artinya tingkat harga produksi pertanian mengalami


kenaikan secara rata-rata 1,18 kali lipat dibandingkan dengan produk yang sama pada
tahun 2018.

3. Berkaitan dengan statistik perdesaan tahun dasar 2018 :


a. Makna dari NTP, NTUP, inflasi perdesaan dan upah riil
i. NTP (nilai tukar petani)merupakan perbandingan dari Indeks harga
yang diterima oleh petani dan indeks harga yang dibayar oleh petani.
Nilai ini merupakan indikator proksi kesejahteraan petani. Nilai
digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani
dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi
rumah tangga.
ii. NTUP (nilai tukar umum petani) merupakan perbandingan antara

222
indeks harga yang diterima petani dengan indeks yang dibayar petani
untuk produksi dan penambahan barang modal. Dihitung dengan
modified laspeyres. NTUP digunakan untuk mengetahui apakah
peningkatan pengeluaran untuk produksi dapat dikompensasi dengan
pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya,
apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani.
NTUP menggambarkan daya tukar dari produk pertanian dengan biaya
produksi.
iii. Inflasi perdesaan merupakan persentase tingkat kenaikan harga
sejumlah barnag dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga
di Indonesia. Inflasi perdesaan digunakan sebagai proksi perubahan
biaya hidup di perdesaan dan merupakan salah satu variabel untuk
menghitung variabel upab buruh tani.
iv. Upah riil menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang
diterima buruh. Upah riil dihitung dari besarnya upah nominal dibagi
dengan IHK atau indek konsumsi rumah tangga.

b. Hitung dan interpretasikan nilai NTP, NTUP, inflasi perdesaan dan upah riil

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖


𝑁𝑇𝑃 = 𝑥100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖


𝑁𝑇𝑈𝑃 = 𝑥100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑑𝑒𝑠𝑎𝑎𝑛 =
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑘𝑒 (𝑡) − 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑘𝑒 (𝑡 − 1)
𝑥100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑘𝑒 (𝑡 − 1)

𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑏𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑖


𝑢𝑝𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙 =
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎

Indeks Harga
yang Dibayar
Indeks Indeks Petani Upah
Inflasi
Harga Harga Indeks Biaya nominal
202 NTUP perdesaan upah riil
yang yang Indeks Produksi buruh NTP (2/3)
0 (2/5) (4(t)-4(t- (6/4)
Diterima Dibayar Konsumsi dan tani
1))/4(t-1)
Petani Petani Rumah Penambahan (Rp)
Tangga Barang
Modal
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10
Jan 109,53 105,09 105,35 104,37 105,95 104,225 104,9439 1,005695
Feb 109,46 105,48 105,83 104,53 106,19 103,7732 104,7163 0,0045562 1,003402

223
41
0,0021732
Mar 108,25 105,69 106,06 104,69 106,38
102,4222 103,4005 97 1,003017
0,0010371
Apr 106,79 105,81 106,17 104,82 106,56
100,9262 101,8794 49 1,003673
-
Mei 106,2 105,8 106,08 104,99 106,77 0,0008
100,3781 101,1525 47697 1,006505
0,0006598
Jun 106,33 105,88 106,15 105,14 107,03
100,425 101,1318 79 1,00829
-
Jul 106,02 105,84 106,03 105,31 107,23 0,0011
100,1701 100,6742 30476 1,011318
-
Agu 106,3 105,64 105,72 105,41 107,37 0,0029
100,6248 100,8443 23701 1,015607
-
Sep 107,21 105,59 105,62 105,49 107,46 0,0009
101,5342 101,6305 45895 1,017421
0,0023669
Okt 107,34 105,82 105,87 105,63 107,53
101,4364 101,6189 76 1,01568
0,0053839
Nov 107,23 106,28 106,44 105,81 107,76
100,8939 101,342 61 1,012401
0,0010329
rata-rata
101,5281 102,1213 73 1,009364

Interpretasi :
● NTP: sepanjang tahun 2020, nilai tukar petani memiliki nilai di atas 100 %
artinya, sepanjang tahun 2020, petani mengalami surplus. Harga produksi naik
lebih besar secara rata-rata sebesar 1,01 kali dari kenaikan harga konsumsinya.
Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluaran. Lebih lengkap mengenai
NTP silahkan akses
https://www.bps.go.id/subject/22/nilai-tukar-petani.html
● NTUP: sepanjang tahun 2020, petani mengalami kenaikan dalam hal
perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami
kenaikan yang lebih cepat dari pada tingkat rata-rata yang dibayarkan untuk
biaya produksinya terhadap tahun dasar. Tingkat harga yang diterima, secara
rata-rata sepanjang 2020, lebih besar 1,02 kali dari pada biaya produksi. Dari
januari hingga agustus, profitabilitas petani semakin menurun.
Lebih lengkap mengenai NTUP silahkan akses
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/1100
● Inflasi perdesaan, secara rata-rata, sepanjang tahun 2020, tingkat harga
sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsusi rumah tangga perdesaan
mengalami kenaikan sebesar 0,1%. Terjadi deflasi (penurunan tingkat harga
barang secara umum) pada bulan Mei, Juli, Agustus, September. Kenaikan
tertinggi rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga

224
perdesaan terjadi pada akhir tahun 2020 (sebesar 0,5%).
Lebih lengkap mengenai Inflasi perdesaan silahkan akses
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/2
● Upah Riil, sepanjang tahun 2020, upah riil buruh tani lebih besar dari 1, artinya
buruh tani mampu memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga perdesaan. Daya beli buruh tani paling tinggi terjadi
pada September (1,017).
Lebih lengkap mengenai upah riil silahkan akses
https://www.bps.go.id/istilah/index.html?Istilah%5Bberawalan%5D=U&Istilah_page=2

225
Ujian Akhir Semester Genap TA. 2021/2022
Mata Kuliah : Statistik Distribusi dan Jasa (KS)
Prodi/Tingkat/Peminatan : D4-Komputasi
Dosen : Tim Dosen
Tanggal/Sesi/Durasi : Selasa, 14 Desember 2021 / Pukul 08.00 –
09.30
Keterangan Ujian : Tutup buku (tidak diperkenankan
melakukan komunikadi menggunakan
aplikasi apapun selama mengikuti ujian)
Petunjuk :
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Soal ujian terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pilihan ganda (20 soal) dan essay (2 soal)
3. Soal pilihan ganda dapat diakses dengan menggunakan link :
https://forms.gle/7Tp6NMuBQymvGLLHA
Kerjakan soal pilihan ganda terlebih dahulu, karena submit hawaban pilihan ganda akan
ditutp pada pukul 8.45 WIB. Tidak ada perpanjangan waktu bagi yang terlambat
mengunduh soal
4. Soal essay disertakan pada lembar soal ini. Soal hitungan dapat dikerjakan dengan
menggunakan kalkulator atau MS. Excel (tanpa koneksi internet). Jawaban soal essay
dikerjakan/disalin dengan tulis tangan di kertas, kemudian di-scan dalam format pdf.
Pastikan tulisan rapi dan dapat dibaca
5. Mahasiswa tidak diperkenankan bertanya atau membagikan jawaban kepada siapapun
dengan menggunakan media apapun. Koneksi internet hanya diperkenankan untuk
mengunduh dan mengupload jawaban
6. Sebagai bukti telah mengikuti ujian, kirimkan tangkapan layar utuh pada halaman
konfirmasi setelah Saudara mengirimkan jawaban untuk soal pilihan ganda. Kemudian,
unggah bukti tersebut beserta pakta integritas dan jawaban soal essay ke google
classroom. Pastikan file yang diuplad sudah benar karena dosen hanya memeriksa
lembar jawaban yang dikirimkan ke BAAK sesuai dengan prosedur yang telah
didtetapkan
7. Jika ada kendala terkait koneksi dan penyelenggaraan ujian, mahasiswa
mengkomunikasikan dengan BAAK sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Soal Essay :
1. Soal berikut terkait dengan statistik harga
a) Jelaskan perbedaan dan persamaan Statistik Harga Produsen dan Statistik Harga
Perdesaan dari sisi: diagram timbang, tahun dasar, cara agregasi, sumber data,
monitoring harga dan survei monitoring harga serta penyusunan indeks
harganya.
b) Provinsi Z ingin menghitung indeks harga konsumen dengan melakukan survei
di lima kota. Tahun 2022 ditetapkan sebagai tahun dasar berdasarkan tahun
diselenggarakannya Survei Biaya Hidup. Selanjutnya Provinsi Z melakukan
monitoring harga untuk menghasilkan indeks harga periode berjalan.
Berdasarkan tabel berikut, hitunglah Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Z
dan inflasi bulanan selama bulan Januari hingga Agustus 2023, kemudian
interpretasikan hasilnya.

226
Tabel Data pada Tahun Dasar dan Indeks Harga Tahun Berjalan
Data pada Tahun Dasar Indeks Harga Konsumen Tahun 2023
Nilai
Nilai
Kons
Banyak PD
umsi
KOTA ruma RB
SBH
IHK h (Rp Jan Feb Mar Apri Mei Apr Jul Agt
2022
tangg Mil
(Rp
a yar
Milya
)
r)
A 50.000 45.000 35 101 103 102 104 104 105 106 107
B 40.000 40.000 25 100 102 103 104 105 106 108 109
100.00
C
500.000 0 100 99 100 102 101 103 103 104 105
1.000.00 300.00
D
0 0 500 102 101 103 104 105 106 107 108
E 12.000 20.000 20 98 103 105 108 110 113 112 115

2. Statistik distribusi dan jasa menyelenggarakan statistik keuangan dan statistik jasa
lainnya.
a) Jelaskan statistik keuangan yang diselenggarakan oleh BPS yang terdiri dari:
i. Statistik keuangan pemerintah
ii. Statistik keuangan lainnya
Penjelasan yang dimaksudkan meliputi: ruang lingkup, cakupan, cara mendapatkan
data/survei yang dilakukan dan contoh data yang disajikan.
b) Jelaskan penyelenggaraan statistik jasa lainnya di BPS dengan menuliskan
kekuatan dan kelemahannya.
c) Tuliskan pendapat Saudara mengenai peranan lulusan komputasi dalam
penyelenggaraan official statistics distribusi dan jasa.

-----Selamat mengerjakan. Semoga beruntung-----

227
PEMBAHASAN UJIAN AKHIR SEMESTER STATPRO T.A.2017/2018
PILIHAN GANDA
Untuk pembahasan soal pilihan ganda tidak ditampilkan karena akses untuk mendapatkan
soalnya sudah tidak dapat dibuka
ESSAY
Soal 1
a. Perbedaan dan persamaan Statistik Harga Produsen dan Statistik Harga Perdesaan
Sisi Statistik Harga Produsen Statistik Harga Perdesaan
Pengertian Harga yang diterima oleh
produsen dari pembeli untuk
suatu barang atau jasa yang
diproduksi. Atau harga
pembelian dikurangi semua
pajak ditambah semua
subsidi yang diterima. Harga
tidak termasuk semua biaya
transport. Harga Dasar =
Harga Pembelian - pajak nilai
tambah - pajak produksi +
subsidi
Diagram Pemilihan tahun dasar biasanya Terdapat tiga metode untuk
Timbang didasari oleh situasi diagram timbang, yaitu :
perekonomian yang normal ● SPDT-NTP Mandiri
atau menunjukkan kinerja ● Sister Regency
perekonomian yang relatif ● Data Sekunder
cukup baik. Pemilihan tahun
dasar ini juga didasarkan
pada data pendukung yang
digunakan untuk penyusunan
penimbang seperti tabel
input output (I-O). Tabel I-O
yang paling mutakhir dan
sudah tersedia adalah tabel I-
O updating 2010.
Tahun Dasar 2010 2018
Cara Agregasi Indeks harga produsen komoditi Indikator Indeks Harga Yang
akan diagregat kedalam Dibayar Petani (IB)
kelompok komoditi, disebut juga sebagai
subsektor, sektor, dan indeks harga konsumen
harga produsen umum perdesaan, teridiri dari 2
komponen, yaitu
Kelompok Konsumsi
Rumah Tangga Petani
(KRTP) dan Kelompok
Biaya Produksi dan
Penambahan Barang
Modal (BPPBM) yang
terdiri dari Sub Kelompok
Biaya Produksi, Upah dan
Lainnya dan Sub
Kelompok Penambahan
Barang Modal

228
Sisi Statistik Harga Produsen Statistik Harga Perdesaan
Sumber Data ● Survei harga produsen ● Seksi Statistik terkait di
perdesaan tingkat BPS Kabupaten
● Daftar HD-4 (Subsektor dan Provinsi
Peternakan) ● Dinas terkait
● Daftar HD-5.1 (Subsektor
perikanan tangkap)
● Daftar HD-5.2 (Subsektor
perikanan budidaya
Survei ● Survei harga produsen (HP- ● Survei penyempurnaan
Monitoring S, HP-J, HP-K) diagram batang
Harga ● Survei harga produsen ● Survei harga produsen
Gabah (HP-G) perdesaan
● Survey harga produsen ● Survei harga konsumen
beras penggilingan (HP-BG) perdesaan
Indeks ● Indeks Harga Produsen ● Nilai Tukar Petani
Penyusuna (IHP) ● Indeks yang diterima
n Harga ● Relatif Harga (RH) petani
● Elementaru Aggregate (EA) ● Indeks yang dibayar
● Inflasi/Deflasi Harga petani
Produsen ● Nilai tukar usaha
● Harga pembelian pertanian
pemerintah ● Nilai tukar indeks
● Harga tingkat penggilingan konsumsi rumah tangga
petani

b. Penghitungan
● Menghitung Indeks Harga Konsumen
Untuk menghitung Indeks Harga Konsumen, kita akan menggunakan formula
Laspeyres Modifikasi
𝑁𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑁𝐾𝑛
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 = × 100 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝐻𝐾𝑛 = × 100
𝑁𝐾0𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑁𝐾0
Berdasarkan rumus tersebut, kita dapat mengetahui nilai NKn dengan cara membalik
rumus, sehingga
𝐼𝐻𝐾𝑛 × 𝑁𝐾0
𝑁𝐾𝑛 =
100
Dimana n adalah periode dari tiap penghitungannya, sehingga didapatkan nilai NKumum
dari tiap kota dan tiap bulan (dalam Rp Milyar) adalah sbb :
Kota Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
A 35,35 36,05 35,7 36,4 36,4 36,75 37,1 37,45
B 25 25,5 25,75 26 26,25 26,5 27 27,25
C 99 100 102 101 103 103 104 105
D 510 505 515 520 525 530 535 540
E 19,6 20,6 21 21,6 22 22,6 22,4 23
Setelah mendapatkan nilai NKn, kita perlu mencari nilai NKn umum dengan cara
menjumlahkan nilai konsumsi dari tiap periode untuk seluruh kota
5

𝑁𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 = ∑ 𝑁𝐾𝑛
𝑖=1
Sehingga didapatkan nilai NKn umum sebesar

229
Kota Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
A 35,35 36,05 35,7 36,4 36,4 36,75 37,1 37,45
B 25 25,5 25,75 26 26,25 26,5 27 27,25
C 99 100 102 101 103 103 104 105
D 510 505 515 520 525 530 535 540
E 19,6 20,6 21 21,6 22 22,6 22,4 23
NKn umum 688,95 687,15 699,45 705,00 712,65 718,85 725,50 732,70
Setelah mendapatkan nilai NKn umum kita bisa mencari IHK dengan menggunakan
rumus
𝑁𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚
𝐼𝐻𝐾𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 = × 100
𝑁𝐾0𝑢𝑚𝑢𝑚
Sehingga didapatkan nilai IHK bulanan dari provinsi Z sebagai berikut :
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
IHKn 101.32 101.05 102.86 103.68 104.80 105.71 106.69 107.75

● Menghitung Inflasi Bulanan (MoM)


Untuk menghitung inflasi bulanan bisa menggunakan rumus
𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾(𝑛−1)
𝐼𝑛𝑓𝑛 = × 100%
𝐼𝐻𝐾(𝑛−1)
Dimana :
𝐼𝑛𝑓𝑛 : Laju Inflasi/deflasi bulan ke-n
𝐼𝐻𝐾𝑛 : Indeks harga konsumen bulan ke-(n)
𝐼𝐻𝐾(𝑛−1) : Indeks harga konsumen bulan ke-(n-1)
Maka, didapatkan angka inflasi bulanan
● Inflasi Februari
𝐼𝐻𝐾𝑓𝑒𝑏 − 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛 101.05 − 101.32
𝐼𝑛𝑓𝑓𝑒𝑏 = × 100% = × 100% = −0.261%
𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛 101.32
● Inflasi Maret
𝐼𝐻𝐾𝑚𝑎𝑟 − 𝐼𝐻𝐾𝑓𝑒𝑏 102.86 − 101.05
𝐼𝑛𝑓𝑚𝑎𝑟 = × 100% = × 100% = 1.790%
𝐼𝐻𝐾𝑓𝑒𝑏 101.05
● Inflasi April
𝐼𝐻𝐾𝑎𝑝𝑟 − 𝐼𝐻𝐾𝑓𝑒𝑏 103.68 − 102.86
𝐼𝑛𝑓𝑎𝑝𝑟 = × 100% = × 100% = 0.793%
𝐼𝐻𝐾𝑓𝑒𝑏 102.86
● Inflasi Mei
𝐼𝐻𝐾𝑚𝑒𝑖 − 𝐼𝐻𝐾𝑎𝑝𝑟 104.80 − 103.68
𝐼𝑛𝑓𝑚𝑒𝑖 = × 100% = × 100% = 1.085%
𝐼𝐻𝐾𝑎𝑝𝑟 103.68
● Inflasi Juni
𝐼𝐻𝐾𝑗𝑢𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑚𝑒𝑖 105.71 − 104.80
𝐼𝑛𝑓𝑗𝑢𝑛 = × 100% = × 100% = 0.870%
𝐼𝐻𝐾𝑚𝑒𝑖 104.80
● Inflasi Juli
𝐼𝐻𝐾𝑗𝑢𝑙 − 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑢𝑛 106.69 − 105.71
𝐼𝑛𝑓𝑗𝑢𝑙 = × 100% = × 100% = 0.925%
𝐼𝐻𝐾𝑗𝑢𝑛 105.71
● Inflasi Agustus
𝐼𝐻𝐾𝑎𝑔𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑢𝑙 107.75 − 106.69
𝐼𝑛𝑓𝑎𝑔𝑡 = × 100% = × 100% = 0.992%
𝐼𝐻𝐾𝑗𝑢𝑙 106.69
Berdasarkan hasil diatas, maka bisa dibuat tabel kesimpulan sebagai berikut :

230
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
𝐼𝐻𝐾𝑛 101.32 101.05 102.86 103.68 104.80 105.71 106.69 107.75
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑛 -0.261% 1.790% 0.793% 1.085% 0.870% 0.925% 0.992%
Soal 2
a. statistik keuangan yang diselenggarakan oleh BPS
Sisi Statistik Keuangan Statistik Keuangan Lainnya
Pemerintah
Ruang Lingkup dan ● Statistik Keuangan ● Survei Lembaga
Cakupan Pemerintah Pusat Keuangan
● Statistik Keuangan 1. Pedagang Valuta
Pemerintah Daerah Asing
2. Koperasi Simpan
Pinjam
● Koperasi Simpan
Pinjam
1. Perbankan
Konvesional dan
Syariah
2. Perusahaan
Pembiayaan
3. Pegadaian
4. Perasuransian
5. Dana Pensiun
6. Fintech Lending
7. Lembaga Penjamin
8. Lembaga Keuangan
Mikro
Sumber Data ● Daftar K-1 ● Survei Lembaga
● Daftar K-2 Keuangan Pembiayaan
● Daftar APBD-1 dan Modal Ventura
● Daftar APBD-2 ● Survei Lembaga
Keuangan Dana
Pensiun
● Survei Lembaga
Keuangan Pegadaian
● Survei Lembaga
Keuangan Pedagang
Valuta Asing
● Survei Lembaga
Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam
Contoh Data ● Rasio KKD ● Tingkat suku bunga
● Rasio Efektivitas simpanan yang
● Rasio Efisiensi diberikan oleh Bank
● Rasio Desentralisasi Umum
● Rata-rata jumlah
perusahaan pasangan
usaha menurut jenis
pembiayaan, sektor
ekonomi serta nilai
penyertaan modal
untuk modal ventura
● Perkembangan

231
Sisi Statistik Keuangan Statistik Keuangan Lainnya
Pemerintah
asuransi menurut jenis
asuransi
● ata-rata volume dan
Nilai Transaksi Valas
Menurut jenis valas

b. Penyelenggaraan statistik jasa lainnya di BPS


BPS menjalin kerjasama dengan Kemenparekraf untuk membuat data statistik primer,
sekunder dan identifikasi kebutuhan data berdasarkan KBLI 16 subsektor ekonomi
kreatif
Kelebihan :
● Mengetahui pergerakan nilai ekonomi yang berasal dari kegiatan jasa lainnya
● Menyediakan database statistik ekonomi kreatif
● Membuat potret data aktivitas ekonomi kreatif yang dapat digunakan untuk
berbagai hal, seperti perencanaan kebijakan, peramalam kontribusi ekonomi
kreatif terhadap ekonomi nasional, sebagai evidence-based policy making, dan
sebagai indicator pengembangan tren terbaru bidang ekonomi kreatif
Kekurangan :
● Kualitas data statistik yang dihasilkan masih kurang
● Akurasi data yang dihasilkan masih rendah
● Metodologi pencatatan statistik, baik itu pengumpulan, pengolahan dan penyajian
data masih kurang, terutama jika dibandingkan bidang statistik lainnya, seperti
statistik pertanian
c. Menurut saya peranan lulusan komputasi dalam penyelenggaraan official statistics
distribusi dan jasa ada beberapa, yaitu :
● Sebagai lulusan komputasi statistik, lulusan STIS akan menjadi pranata komputer,
yang diharapkan akan mampu membua terobosan-terobosan baru di bidang
teknologi informasi, seperti metode pengumpulan data yang lebih baik
(contohnya pergantian dari pengumpulan data moda PAPI ke CAPI)
● Membuat aplikasi/sistem yang akan memudahkan pengolahan data, seperti model
untuk data mining dsb
● Sebagai lulusan komputasi, selama berkuliah tidak hanya mendapatkan materi
terkait komputasi saja, tetapi juga materi statistik, terutama official statistik. Oleh
karena itu, peranan lulusan komputasi tidak hanya siap bertugas di bidang yang
dikuasainya, tetapi juga bisa bertugas di bidang statistik secara umum
● Bekerja dengan baik dan bertanggung jawab sesuai dengan jobdesc pekerjaan
yang diberikan
● Membuat inovasi-inovasi yang akan memudahkan kegiatan statistik, baik di
tingkat daerah maupun nasional

232
233
Mind Map

235
RANGKUMAN SNN & PDB

PDB Lapangan Usaha/Produksi


A. Konsep PDB Produksi
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) adalah nilai akhir barang dan
jasa yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam sebuah negara dalam periode tertentu. PDB
juga bisa berarti jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu negara dalam periode tertentu. Di Indonesia menggunakan Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha untuk menentukan kategori lapangan usaha atau sektornya.
B. Sumber Data
● Data produksi yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari K/L
● Data harga diperoleh dari survei harga yang dilakukan oleh BPS
● Survei khusus dilakukan untuk memperoleh rasio konsumsi antara
C. Penghitungan PDB Produksi
Pada penyajian data PDB, BPS menggunakan PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dan
PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Pada penyajian PDB menggunakan PDB atas dasar
harga konstan, barang dan jasa dihitung pada harga tetap (harga tahun dasar). Sedangkan
pada PDB atas dasar harga berlaku, barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada saat tahun berjalan.
1. PDB ADHB
𝑗𝑎𝑠𝑎

𝑃𝐷𝐵/𝑃𝐷𝑅𝐵 = ∑ 𝑁𝑇𝐵
𝑖=𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑏,𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑡 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑏,𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑏,𝑡 − 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎𝑏,𝑡
Keterangan:
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑏,𝑡 = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku tahun
t
𝑁𝑇𝐵𝑏,𝑡 = Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke t
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑡 = Kuantum produksi/indikator produksi tahun ke t
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑡 = Harga produksi /indikator harga tahun ke t
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎𝑏,𝑡 = Konsumsi antara berlaku pada tahun t
2. PDB ADHK
Dalam menghitung PDB atas dasar harga konstan, terdapat 4 pendekatan yang digunakan,
yaitu:
● Revaluasi
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑡 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎0
𝑁𝑇𝐵 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 − 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎𝑘,𝑡
Contoh:

236
● Ekstrapolasi
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢0 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖0 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎0
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢0 × 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 − 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎𝑘,𝑡
Contoh :

● Deflasi
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑡 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑡
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑡 / 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑡 𝑁𝑇𝐵 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡
= 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 − 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎𝑘,𝑡
Contoh :

● Double Deflasi
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑡 / 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑡 / 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑡
𝑁𝑇𝐵 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡 − 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡
Contoh :

D. Karakteristik PDB Produksi


1. Yang dihitung adalah nilai rupiah semua barang dan jasa akhir (jadi) di semua sektor,
tidak termasuk bahan mentah dan intermediary.
2. PDB tidak dihitung dari output, karena bisa terjadi double counting.
3. Penghitungan nilai akhir ini juga dilakukan melalui penjumlahan value added.
4. PDB menghitung nilai uang, bukan kuantitas (unit)
5. PDB hanya menghitung final goods, bukan input dan intermediate goods

237
6. PDB hanya menghitung barang yang diproduksi saat ini bukan produksi tahun-tahun
sebelumnya (penjualan barang bekas: bukan item PDB)
7. PDB tidak menghitung penjualan financial asset (saham, obligasi, dsb)
8. PDB tidak menghitung produksi barang dari negara lain
9. Untuk barang yang tidak memiliki nilai pasar, untuk penghitungan PDB menggunakan
nilai estimasi yang disebut imputed value.
10. Perlakukan terhadap inventori:
● Jika merupakan stok perusahaan: bagian PDB
● Jika busuk/rusak: bukan PDB
● Penjualan terhadap stok/persediaan: bukan PDB

PDB Pengeluaran/Penggunaan/Konsumsi

A. Konsep PDB Pengeluaran


Pendekatan pengeluaran menghitung PDB sebagai jumlah semua komponen
permintaan akhir (final demands) yang terdiri dari konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah dan ekspor neto. PDB Pengeluaran dicatat dan dihitung atas dasar harga
produsen. Dalam teori ekonomi, nilai PDB Penggunaan adalah sama dengan jumlah seluruh
komponen permintaan akhir, sehingga:
𝑌 = 𝐶 + 𝐺 + 𝐼 + (𝑋 Y : PDB Pengeluaran
− 𝑀) C : Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba
G : Pengeluaran konsumsi pemerintah
I : Pembentukan modal tetap domestik bruto termasuk
perubahan inventori
X−M : Ekspor neto
B. Sumber Data
1. Sumber data utama penyusunan konsumsi jumlah rumah tangga adalah SUSENAS
2. Konsumsi akhir pemerintah menggunakan data APBN/APB
3. PMTB dan inventori menggunakan hasil survei yang dilakukan oleh BPS
4. Data ekspor menggunakan sumber data dari BPS dan K/L

C. Komponen PDB/PDRB Pengeluaran


1. Konsumsi Rumah tangga
Rumah tangga dapat berperan sebagai produsen dan konsumen. Rumah tangga yang
berperan sebagai produsen disebut dengan Usaha Rumah Tangga (URT). Sedangkan
rumah tangga yang berperan sebagai konsumen maka akan menghasilkan Pengeluaran
Konsumsi Akhir Rumah Tangga (PK-RT), dan PK-RT inilah yang dicatat dalam
PDB/PDRB .
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang
dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi akhir. Dalam hal ini rumah tangga
berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau
kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Aktivitas
konsumsi oleh rumah tangga dibedakan atas konsumsi akhir dan konsumsi antara.

238
Konsumsi akhir mencakup. Sedangkan Konsumsi Antara mencakup konsumsi
barang/jasa untuk aktivitas produksi pada Usaha Rumah Tangga (URT).
a. PK-RT mencakup:
• Transaksi Moneter, mencakup nilai barang dan jasa yang berasal dari pembelian.
• Transaksi Non-moneter, mencakup perkiraan nilai barang dan jasa yang berasal
dari transaksi barter, dari pemberi kerja sebagai bagian dari kompensasi pekerja,
dan yang diproduksi dan dikonsumsi sendiri.
b. PK-RT tidak mencakup:
• Pengeluaran untuk mengadakan aset tetap (berupa tempat tinggal) dan barang
berharga 🡪 PMTB dan barang berharga.
• Pengeluaran untuk usaha rumah tangga 🡪 konsumsi antara URT.
• Perbaikan besar rumah: rekonstruksi, renovasi, pembesaran 🡪 PMTB.
• Pembayaran pajak, premi asuransi, dana pensiun, dan angsuran kredit 🡪 transfer
dan transaksi finansial.
• Barang dan jasa yang diberikan oleh pemberi kerja untuk kegiatan operasional
usaha, dan bukan bagian dari kompensasi tenaga kerja 🡪 konsumsi antara.
c. Pencatatan PK-RT
PK-RT dicatat secara accrual basis, dimana konsumsi barang dicatat pada saat
terjadi perubahan kepemilikan dan konsumsi jasa dicatat pada saat jasa telah
disalurkan dan dinikmati oleh rumah tangga. Sedangkan untuk barang/jasa yang
dibayar di muka/belakang, PK-RT dicatat pada saat terjadi alih kepemilikan barang
atau penyaluran jasa. PK-RT dinilai dengan harga pembeli (termasuk pajak atas
produk dan ongkos pengiriman yang dikeluarkan oleh rumah tangga). PK-RT dinilai
dengan harga pembeli (termasuk pajak atas produk dan ongkos pengiriman yang
dikeluarkan oleh rumah tangga).
d. Klasifikasi PK-RT
PK-RT diklasifikasikan menurut tujuannya, berdasarkan COICOP (Classification
of Individual Consumption According to Purpose). Pengeluaran konsumsi individu
rumah tangga diklasifikasikan pada 12 divisi pertama COICOP, sedangkan 2 divisi
terakhir mengklasifikasikan pengeluaran konsumsi individu LNPRT dan pemerintah.
Berikut adalah 12 divisi COICOP:
1. Makanan dan minuman tidak beralkohol
2. Minuman beralkohol, tembakau, dan narkotika
3. Pakaian dan alas kaki
4. Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya
5. Furnitur, perlengkapan rumah tangga, dan pemeliharaan rutin rumah
6. Kesehatan
7. Transportasi
8. Komunikasi
9. Rekreasi/hiburan dan kebudayaan
10. Pendidikan
11. Penyediaan makan minum dan penginapan/akomodasi
12. Barang dan jasa lainnya
2. Konsumsi LNPRT

239
Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) merupakan entitas legal
maupun sosial yang dibentuk oleh perorangan/kelompok masyarakat dan tidak
dikendalikan oleh pemerintah.
a. Klasifikasi PK-LNPRT
PK-LNPRT diklasifikasikan berdasarkan COPNI (Classification of Purposes of Non-
Profit Institutions Serving Households). Berikut adalah 9 klasifikasi COPNI:
1. Perumahan
Contoh: Yayasan Peduli Pembangunan Perumahan Permukiman Kota Semarang;
Koalisi Peduli Perumahan dan Permukiman untuk Rakyat (KP3R).
2. Kesehatan
Contoh: Yayasan Kanker Indonesia; Yayasan Jantung Indonesia; Rumah
Keperawatan dan Pemulihan Kesehatan.
3. Rekreasi & Kebudayaan
Contoh: Jak-mania, HMI, GMNI, Legiun Veteran Republik Indonesia, Lions and
Rotary Club Indonesia, KNPI, IMI, dan Sanggar Seni .
4. Pendidikan
Contoh: pondok pesantren; sekolah, perguruan tinggi, universitas yang dibiayai
organisasi keagamaan.
5. Keagamaan
Contoh: gereja; biara; masjid; pura; wihara; klenteng; MUI; Parisada Hindu
Dharma Indonesia; majelis taklim.
6. Parpol, Organisasi Buruh, dan Organisasi Profesi
Contoh: DPD Partai Golkar; Partai Demokrat; Peduli Buruh Indonesia; IDI; ISI.
7. Lingkup Hidup
Contoh: Kalaweit; Jasoil Tanah Papua; Walhi; Lestari Adventure; WARSI.
8. Jasa-jasa Lainnya
Contoh: LBH Rakyat; Forum Masyarakat Penyelamat; Perkumpulan Kamuki; YLKI.
b. Pencatatan dan Penilaian PK-LNPRT
LNPRT adalah produsen non pasar, maka penghitungan outputnya berdasarkan
biaya produksi yang meliputi biaya antara, kompensasi pegawai, penyusutan, dan
pajak lainnya atas produksi.
PK-LNPRT = OLNPRT − OPM − NP + STIK
Keterangan:
PK-LNPRT = Pengeluaran konsumsi akhir LNPRT
OLNPRT = Nilai seluruh output LNPRT
OPM = Nilai penjualan barang/jasa baik dengan harga signifikan secara
ekonomi maupun tidak signifikan.
STIK = Nilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk rumah tangga
secara gratis atau dengan harga tidak signifikan secara ekonomi.
3. Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P) adalah biaya yang dikeluarkan
pemerintah untuk menyediakan barang dan jasa pada individu atau masyarakat dalam
bentuk produksi pasar maupun non pasar. PK-P dibagi menjadi dua yaitu:
• Pengeluaran konsumsi kolektif adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menghasilkan barang dan jasa yang tidak terbatas jumlahnya dan
bisa diakses seluruh masyarakat, contoh jasa pertahanan dan keamanan oleh
TNI/Polri.

240
• Pengeluaran konsumsi individu adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menghasilkan barang dan jasa yang terbatas jumlahnya dan hanya
dapat dikonsumsi apabila memenuhi syarat tertentu (biasanya harga), contoh
pelayanan kesehatan di rumah sakit/puskesmas dan jasa pendidikan di
sekolah/universitas.
a. Klasifikasi PK-P
PK-P diklasifikasikan berdasarkan COFOG( Classification of Functions of
Government). Berikut adalah klasifikasi COFOG.
Berdasarkan COFOG Berdasarkan KBLI 2009

1. General public services E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan


Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan Sampah

2. Defense J. Informasi dan Komunikasi

3. Public order and safety O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan


& Jamsos Wajib

4. Economic affairs P. Jasa Pendidikan

5. Environmental protection Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

6. Housing and community amenities R. Kesenian, Hiburan dan Rekreasi

7. Health

8. Recreation, culture & religion

9. Education

10. Social protection

b. Neraca Produksi Pemerintah


Neraca Produksi Pemerintah adalah neraca yang menunjukkan output yang dihasilkan
pemerintah dan berbagai input untuk memproduksinya.

• Konsumsi antara pemerintah adalah pemakaian barang yang tidak tahan lama
serta jasa yang digunakan sebagai input dalam menghasilkan output. Terdiri dari
belanja barang dan belanja bantuan sosial.
• NTB pemerintah terdiri dari belanja pegawai dan penyusutan. Penyusutan
diperoleh dari 20% belanja modal.

241
• Output Non-pasar adalah barang dan untuk memproduksinya. jasa yang
diproduksi institusi non-profit (pemerintah atau NPISHs) yang disediakan secara
gratis atau dengan harga yang tidak signifikan kepada unit instansi lain baik secara
individu maupun kolektif.
c. Pencatatan dan Penilaian PK-P
PK-P ADHB = Output
− Penerimaan dari Penjualan barang dan jasa
+ Nilai barang dan jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk disalurkan
ke rumahtangga secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan
secara ekonomi
+ Pengeluaran konsumsi kolektif sehubungan dengan jasa kebijakan
moneter oleh BI (output non-pasar BI)
4. Pembentukan Modal Bruto (PMTB)
a. Konsep Aset
Aset merupakan alat penyimpan nilai yang mewakili manfaat atau rangkaian
manfaat yang akan diterima pemilik ekonomi dengan cara menguasai atau
menggunakan itu dalam periode tertentu.
Aset tetap merupakan aset yang diproduksi dan digunakan berulang kali dalam
proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari satu tahun.
Aset tetap memiliki usia pakai dan nilai penyusutan.
b. Konsep PMTB
PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan aset tetap pada suatu
unit produksi. PMTB tidak termasuk kehilangan yang disebabkan bencana alam
(sehingga tidak dicatat sebagai pengurangan).
Penambahan aset tetap, mencakup:
• Pembelian, produksi, barter, transfer, sewa beli (financial lease) barang modal
baru dari dalam negeri.
• Pembelian aset tetap baru/bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar,
transfer atau barter aset tetap).
• Perbaikan besar aset guna meningkatkan kapasitas produksi dan usia pakai 4.
Pertumbuhan aset yang dibudidaya.
Pengurangan aset tetap, mencakup:
• Penjualan, transfer atau barter barang modal bekas pada pihak lain.
c. Klasifikasi PMTB
1. Tempat tinggal
2. Bangunan dan konstruksi lain
3. Mesin dan perlengkapan
4. Sistem persenjataan
5. Cultivated Biological Resources
6. Biaya alih kepemilikan non produced asset
7. Produk kekayaan intelektual
d. Pencatatan dan Penilaian PMTB
• Perolehan aset tetap melalui pembelian : Harga pembeli
• Perolehan aset tetap melalui barter/transfer : Harga pembeli (estimasi)
• Perolehan aset tetap melalui own account : Harga dasar/biaya produksi

242
Harga pembeli merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk
memperoleh suatu aset tetap. Harga pembeli mencakup harga dasar produk
ditambah pajak (kurang subsidi) atas produk, margin perdagangan dan transportasi,
serta biaya pemindahan kepemilikan.
5. Perubahan Inventori
Inventori adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk
digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain. Nilai
perubahan inventori suatu produk diukur dengan nilai produk yang masuk inventori
dikurangi nilai yang diambil (keluar) dari inventori, dan dikurangi nilai kerugian barang
inventori yg terjadi secara regular. Tidak termasuk kerugian luar biasa yang bersifat
irregular, seperti kebakaran, kecurian, serangan hama, dsb.
Perubahan inventori terjadi karena perubahan karakter barang saat penyimpanan,
seperti wine yang disimpan lebih lama, sehingga menyebabkan harganya lebih mahal.
Sedangkan kenaikan atau penurunan harga yang signifikan pada penyimpanan barang
dalam inventori bukan termasuk ke dalam perubahan inventori.
a. Klasifikasi Inventori
• Bahan baku dan penolong
• Work in Progress
• Barang jadi
• Barang untuk dijual kembali
• Inventori militer
b. Pencatatan dan Penilaian Inventori
Waktu pencatatan inventori saat barang masuk berbeda dengan saat barang
keluar dari inventori. Saat barang masuk inventori, harga jual barang dicatat pada
saat pertama kali diproduksi. Dan saat barang keluar inventori, harga jual barang
dicatat pada saat diambil dari inventori.
Perubahan Inventori = (nilai inventorit akhir / deflatort − nilai inventorit awal
/deflatort-1) ✕ indeks harga rata-rata tahunt
Harga yang digunakan untuk penilaian inventori yaitu:
• Inventori bahan baku & penolong 🡪 harga pembeli
• Inventori barang jadi & WIP 🡪 harga dasar pada produsen
• Inventori barang untuk dijual kembali 🡪 harga yang dibayar oleh pedagang
6. Ekspor dan Impor
Ekspor-impor didefinisikan sebagai transaksi alih kepemilikan ekonomi atas barang
dan jasa antara residen suatu perekonomian dengan non-residen. Dalam ekspor-impor
terdapat konsep aliran barang dan aliran uang. Aliran barang terjadi mulai dari eksportir
sampai pada importir, sedangkan aliran uang dilihat dari importir ke eksportir.
a. Barang yang dicakup dalam ekspor-impor adalah sebagai berikut:
• Ekspor Barang
○ Barang dagangan umum (termasuk Re-export)
○ Emas non moneter (semua jenis emas selain emas moneter)
○ Ekspor barang neto melalui merchanting
• Impor Barang
○ Barang dagangan umum
○ Emas non moneter

243
b. Merchanting
Merchanting adalah pembelian barang oleh residen (merchant) dari non residen,
untuk selanjutnya dijual kembali pada non residen negara lain, di mana barang itu
tanpa atau tidak berada di wilayah ekonomi residen merchant, terjadi perubahan
kepemilikan, tidak ada transformasi substansial pada barang, dan barang tidak
memasuki wilayah residen merchant. Contohnya, residen Negara A (merchant)
menjual barang ke residen Negara C, dimana barang itu diperoleh dari residen
Negara B. Selanjutnya barang itu langsung dikirim dari Negara B ke Negara C. Ekspor
dicatat sebesar US$ 20 (-80+100 = 20) di Negara A.
c. Re-export
Re-export adalah barang luar (barang yang diproduksi di negara lain dan telah
diimpor sebelumnya) yang diekspor tanpa transformasi substansial dari kondisi
awal, sudah terjadi perubahan kepemilikan, tidak ada transformasi substansial pada
barang, dan barang memasuki wilayah residen yang melakukan re-export.
Contohnya, residen Negara A membeli barang dari residen luar negeri kemudian
residen Negara A menjual kembali barang tersebut ke residen luar negeri.
d. Klasifikasi Ekspor-Impor
Klasifikasi ekspor dan impor mengikuti klasifikasi dalam HS (Harmonized
System) dan SITC (Standard Industrial Trade Classification).
e. Pencatatan dan Penilaian Ekspor-Impor
• Waktu pencatatan
○ Ekspor dan impor barang dicatat ketika terjadi alih kepemilikan
○ Pencatatan pada dokumen kepabeanan dapat dijadikan pendekatan waktu
terjadinya alih kepemilikan
○ Ekspor dan impor jasa dicatat ketika jasa tersebut disediakan atau
diberikan
• Penilaian
○ Besarnya ekspor barang dinilai berdasarkan harga free on board (fob).
Harga fob adalah harga barang yang diekspor sampai di pelabuhan ekspor;
○ Besarnya impor dinilai berdasarkan harga cost insurance freight (cif).
Harga cif adalah harga barang yang diimpor termasuk biaya asuransi
(insurance) dan biaya angkut (freight), misalnya biaya angkut dengan
menggunakan kapal laut.
○ Ekspor dan impor jasa dicatat dalam harga pembeli

PDB Pendapatan
A. Konsep PDB Pendapatan
• PDB Pendapatan merupakan penjumlahan balas jasa faktor produksi.
• Di dalam FSA, PDB Pendapatan disusun menggunakan neraca pendapatan yang
dihasilkan. Balancing item di neraca ini adalah Surplus Usaha.

244
• Kompensasi Pegawai didefinisikan sebagai total pendapatan baik cash maupun
dalam bentuk barang/jasa yang dibayarkan oleh perusahaan.
• Pajak dikurangi subsidi atas produksi terdiri dari pajak/subsidi yang
diterima/dibayar atas barang/jasa yang diproduksi. Tidak termasuk PPN.
B. PDB Pendapatan VS Pendapatan Nasional
• Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor
produksi yang digunakan untuk memproduksi barang & jasa dalam periode
tertentu, dimana faktor produksi adalah milik warga negara yang bersangkutan.
• Sehingga Pendapatan Nasional dapat dihitung dari PDB Pendapatan dikurangi Net
Factor Income (Pendapatan Neto Faktor Produksi). NFI adalah pendapatan
Faktor Produksi warga negara di luar negeri dikurangi pendapatan Faktor
Produksi negara lain di dalam negeri.

Analisis Dengan Data PDB/PDRB

Analisis data PDRB adalah mengkaji, menguraikan atau mengartikan data PDRB serta
membandingkannya baik antar wilayah (daerah), antar-waktu, maupun antar-variabel.
● Analisis antar wilayah
− Membandingkan kondisi suatu daerah terhadap daerah lain
− Stratifikasi atau blocking menurut daerah yang punya karakteristik relatif
homogen
− Melihat perbedaan kecepatan pembangunan sosialekonomi antara daerah
● Analisis antar waktu
− Analisis titik (point analysis): lebih menitik beratkan pada perbandingan variabel
(komponen) pada saat tertentu
− Analisis runtun waktu (time series analysis): lebih menitikberatkan pada
perbandingan antar-waktu, baik tahunan maupun interval waktu lain
− Analisis secara bersama-sama (panel analysis): perpaduan analisis titik dan
runtun waktu, yang memberi gambaran tentang perubahan komposisi maupun
perkembangan yang terjadi.
A. Monitoring Perilaku Ekonomi
1. Nilai Nominal PDB/PDRB
Sisi produksi
● Total produksi barang dan jasa akhir dikurang impor
● Besaran nilai tambah masing-masing aktivitas ekonomi (PDRB atas dasar harga
berlaku)
● Untuk mengetahui potensi ekonomi daerah dalam mengelola SDA dan SDM-nya
Sisi pengeluaran
● Nilai pengeluaran keseluruhan barang dan jasa, dinilai dengan harga pasar, yang
digunakan untuk tujuan konsumsi akhir (termasuk yang berasal dari impor),
● Bagaimana produk barang dan jasa digunakan untuk konsumsi, investasi dan
diperdagangkan dengan pihak luar negeri atau luar daerah.

245
2. Laju Pertumbuhan Ekonomi
● Tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
● Untuk mengukur kinerja ekonomi daerah pada periode tertentu
● Dihitung dari PDRB ADH konstan

𝑟 r = laju pertumbuhan (%)


𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1 𝑌𝑡 = PDRB adhk tahun ke-t (nominal)
= 𝑌𝑡−1 = PDRB adhk tahun sebelumya (nominal)
𝑌𝑡−1
× 100%
Nilai pertumbuhan yang positif menunjukkan ada kenaikan produksi barang dan jasa.
Sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

3. Peranan/Kontribusi Ekonomi
● Proporsi masing-masing lapangan usaha/ komponen terhadap total PDRB ADH
Berlaku
● Peran/kontribusi masing-masing lapangan usaha dalam kemampuan menciptakan
nilai tambah
● Struktur ekonomi (pergeseran)
● Sektor primer, sekunder, dan tersier

246
4. Pendapatan Perkapita
● Pendapatan Regional dibagi dengan total penduduk pertengahan tahun
● Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara umum.

5. Sumber Pertumbuhan Ekonomi


● Seberapa besar bagian dari masing-masing lapangan usaha/komponen dalam
penciptaan laju pertumbuhan ekonomi.
● Tingkat pertumbuhan dikalikan dengan penimbangnya.

247
𝑌𝑖𝑡 − 𝑌𝑖𝑡−1 SOGit = Sumber pertumbuhan lapangan usaha /
𝑆𝑂𝐺𝑖𝑡 = komponen ke-i pada tahun ke-t (%)
∑ 𝑌𝑖𝑡−1 𝑌𝑖𝑡 = NTB adhk lapangan usaha/komponen ke-i pada
× 100% tahun ke-t (nominal)
∑ 𝑌𝑖𝑡−1 = Total NTB adhk pada tahun sebelumnya

6. Indeks Implisit (PDRB Deflator)


● Perbandingan antara PDRB ADH Berlaku dan PDRB ADH Konstan
● Indeks implisit dapat dihitung dengan formula:

𝑋𝑖𝑡 It = Indeks Implisit


𝐼𝑡 = × 100% Xit = PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun ke - t
𝑌𝑖𝑡
Yit = PDRB atas dasar harga konstan pada tahun ke - t

248
7. Laju Indeks Implisit
● Laju indeks implisit menggambarkan perubahan harga barang dan jasa di tingkat
produsen.
● Pertumbuhan indeks implisit dihitung dengan formula:

𝐼𝑡 𝛥 𝐼𝑡 = Laju Indeks implisit tahun ke-t


𝛥 𝐼𝑡 = ( × 100%) − 100%
𝐼𝑡−1 terhadap tahun sebelumnya.
𝐼𝑡 = Indeks implisit tahun ke-t
𝐼𝑡−1 = Indeks implisit tahun sebelumnya

B. Perbandingan Antar Negara/Wilayah


1. Indeks Williamson
● Mengetahui ada-tidaknya kesenjangan (ketidakmerataan) distribusi pendapatan
antar daerah dalam suatu perekonomian.
● Indeks Williamson bernilai antara nol dan satu. Jika nilainya mendekati satu berarti
kesenjangan ekonomi antar daerah tinggi, dan sebaliknya

𝐼𝑤 Iw = Indeks Williamson
Yi = PDRB perkapita daerah i
1 Y = PDRB perkapita untuk semua daerah
2 𝑖 2 nn = Jumlah penduduk untuk semua daerah
{∑ (𝑌𝑖 − 𝑌𝑛 ) ( )} I = Jumlah penduduk daerah i
= 𝑛
𝑌𝑛
2. Analisis Shift Share
● Mengetahui tingkat perkembangan ekonomi dan kecenderungan transformasi
struktur perekonomian wilayah
● Mengetahui kemampuan kompetitif lapangan usaha di suatu wilayah dan lapangan
usaha unggulan masing-masing wilayah (misal: kecamatan, kab/kot, propinsi)
● Melihat sumbangan (share) lapangan usaha/komponen terhadap perekonomian
wilayah, dan yang mengalami kemajuan selama periode pengukuran

249
𝑆𝑆 = 𝐺 + (𝐺𝑖 − 𝐺) + (𝑔𝑖 gi = Pertumbuhan ekonomi regional lapangan
− 𝑔) usaha-i
Gi = Pertumbuhan ekonomi nasional lapangan
usaha-i
G = Pertumbuhan ekonomi nasional
g = Pertumbuhan ekonomi regional
3. Analisis Location Quotient (LQ)
● Untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat self-
sufficiency suatu lapangan usaha
● Hasil perhitungan LQ menghasilkan dua kriteria yaitu :
− LQ > 1 ; produksi komoditas di suatu wilayah dapat memenuhi kebutuhan sendiri,
bahkan diekspor ke luar.
− LQ ≤ 1 ; produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan
sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar

𝑣𝑖 /𝑣𝑡 vi = PDRB lapangan usaha-i provinsi


𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐿𝑄 = vt = Total PDRB provinsi
𝑉𝑖 /𝑉𝑡
Vi = PDB lapangan usaha-i nasional
Vt = Total PDB nasional
● Industri Basis merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan suatu wilayah.
● Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut
● Setiap perubahan yang terjadi pada Industri basis menimbulkan efek ganda
(multiplier effect) dalam perekonomian regional.

4. Tipologi Klassen
● Melihat gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah
● Dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan
pertumbuhan ekonomi daerah acuan (nasional) dan membandingkan PDRB
perkapita suatu daerah dengan PDRB perkapita daerah yang menjadi acuan atau PDB
perkapita (secara nasional).
● Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan empat klasifikasi dengan
karakteristik berbeda.

250
● Daerah maju dan tumbuh Cepat (Kuadran I). Daerah dengan laju pertumbuhan PDRB
lebih besar dari pertumbuhan daerah acuan atau nasional dan memiliki PDRB per
kapita lebih besar dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
● Daerah sedang berkembang (Kuadran II). Daerah dengan laju pertumbuhan PDRB
lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah acuan atau nasional, tetapi PDRB per
kapitanya lebih kecil dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
● Daerah maju tetapi tertekan (Kuadran III). Daerah dengan laju pertumbuhan PDRB
lebih rendah dari pertumbuhan PDRB daerah acuan atau nasional, tetapi memiliki
PDRB per kapita lebih besar dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional
● Daerah relatif tertinggal (Kuadran IV). Daerah dengan laju pertumbuhan PDRB lebih
rendah dari pertumbuhan PDRB daerah acuan atau nasional, dan sekaligus PDRB per
kapita yang lebih kecil dari PDRB per kapita daerah acuan atau nasional

C. Analisis Makro Ekonomi


1. Konsumsi Rumah Tangga
● Marginal Propensity to Consume (MPC)
𝛥𝐶
Bagian kenaikan pendapatan yang dialokasikan untuk pengeluaran konsumsi ( )
𝛥𝑌𝑑

𝛥𝐶 𝛥𝑆 C = pengeluaran konsumsi
1= +
𝛥𝑌𝑑 𝛥𝑌𝑑 S = tabungan (saving)
𝑌𝑑 = pendapatan yang siap dibelanjakan
0 < MPC < 1, jika pendapatan meningkat maka porsi pendapatan yang dialokasikan
untuk pengeluaran konsumsi menurun.
● Average Propensity to Consume (APC)
𝐶
Porsi total pendapatan yang dialokasikan untuk pengeluaran konsumsi ( )
𝑌𝑑

𝐶 𝑆 C = pengeluaran konsumsi
1= +
𝑌𝑑 𝑌𝑑 S = tabungan (saving)
𝑌𝑑 = pendapatan yang siap dibelanjakan
● Elastisitas Pengeluaran Terhadap Pendapatan
Untuk mengetahui tingkat reaksi konsumsi terhadap suatu komoditas akibat kenaikan
pendapatan rumah tangga sebesar 1 persen.
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝜀=
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
2. Ekspor-Impor
Rasio Perdagangan internasional (RPI)
Menunjukkan apakah neraca perdagangan lebih banyak didominasi transaksi ekspor
atau impor.
𝑋−𝑀
𝑅𝑃𝐼 = − 1 < 𝑅𝑃𝐼 < 1
𝑋+𝑀
• Jika RPI berkisar -1, maka transaksi perdagangan lebih didominasi impor
• Jika RPI berkisar 1, maka transaksi perdagangan lebih didominasi ekspor
3. Investasi
Incremental Capital Output Ratio (ICOR)

251
Digunakan untuk menghasilkan penambahan 1 unit output dibutuhkan investasi
sebesar ICOR unit.
𝛥𝐼
𝐼𝐶𝑂𝑅 =
𝛥𝑌
4. Pajak
Tax Ratio
Menunjukkan perbandingan besarnya pajak yang diterima suatu wilayah dengan
PDB/PDRB-nya.
𝑇𝑎𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = (𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 × 100%)/𝑃𝐷𝐵
5. Tenaga Kerja
• Incremental Labour Output Ratio (ILOR)
Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 unit output Lapangan
usaha yang memiliki ILOR lebih tinggi menunjukan penyerapan tenaga kerja yang
lebih banyak dalam meningkatkan output.
𝛥𝑇𝐾
𝐼𝐿𝑂𝑅 =
𝛥𝑌
• Elastisitas Tenaga Kerja Terhadap Output
Persentase perubahan tenaga kerja yang dibutuhkan akibat perubahan tingkat output
sebesar satu persen.
(𝛥𝑇𝐾/𝑇𝐾)
𝐸𝑇𝐾 =
(𝛥𝑌/𝑌)
D. Alur Penghitungan PDB
Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)
(+) Pendapatan diterima dari luar negeri
(−) Pendapatan yang dibayarkan ke luar negeri
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) / Gross National Income (GNI)
(+) Transfer berjalan diterima dari luar negeri
(−) Transfer berjalan dibayarkan ke luar negeri
Pendapatan Disposabel Nasional Bruto (PDNB) / Gross National Disposable Income (GNDI)

252
Latihan

Data dapat diakses pada https://s.stis.ac.id/DataSNNPDB

1. Sebutkan tiga kabupaten/kota dengan PDRB ADHB tertinggi pada tahun 2020!
2. Sebutkan tiga kabupaten/kota dengan PDRB ADHB terendah pada tahun 2020!
3. Sebutkan tiga kabupaten/kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2020!
4. Sebutkan tiga kabupaten/kota dengan pertumbuhan ekonomi terendah pada tahun 2020!
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi Provinsi X dari tahun 2017 sampai 2020?
6. Bagaimana kontribusi Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Provinsi X pada tahun 2019
dan 2020?
7. Bagaimana kontribusi Industri Pengolahan Provinsi X pada tahun 2019 dan 2020?
8. Sebutkan tiga kabupaten/kota dengan PDRB perkapita ADHB tertinggi pada tahun 2020!
9. Sebutkan tiga kabupaten/kota dengan PDRB perkapita ADHB terendah pada tahun 2020!
10. Sektor apakah yang menjadi sumber ekonomi utama Provinsi X pada tahun 2018?
11. Sektor apakah yang menjadi sumber ekonomi utama Provinsi X pada tahun 2019?
12. Sektor apakah yang menjadi sumber ekonomi utama Provinsi X pada tahun 2020?
13. Bagaimana laju indeks implisit Provinsi X?
14. Berapakah nilai Indeks Williamson Provinsi X?
15. Apakah arti dari nilai Indeks Williamson Provinsi X?
16. Jika dilihat dari shift share masing-masing sektor Provinsi X pada tahun 2017 sampai
2020, sektor manakah yang memiliki rerata shift share tertinggi dan berapa nilai shift
sharenya?
17. Sebutkan dua sektor yang menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan Provinsi X pada
tahun 2020!
18. Sebutkan kabupaten/kota di Provinsi X yang termasuk kuadran I pada tahun 2020!
19. Sebutkan kabupaten/kota di Provinsi X yang termasuk kuadran II pada tahun 2020!
20. Sebutkan kabupaten/kota di Provinsi X yang termasuk kuadran III pada tahun 2020!
21. Sebutkan kabupaten/kota di Provinsi X yang termasuk kuadran IV pada tahun 2020!
22. Bagaimana keadaan ekspor-impor Provinsi X dari tahun 2016 sampai 2020?
23. Berapakah nilai ICOR Provinsi X tahun 2020 dan apa arti nilai tersebut? (Gunakan PDRB
ADHB)
24. Berapakah nilai ILOR Provinsi X tahun 2020 dan apa arti nilai tersebut? (Gunakan PDRB
ADHK)

Jawab

1. H, G dan K
2. N, L dan I
3. D, L, dan N
4. F, H dan A
5. Pada tahun 2017 Provinsi X mengalami pertumbuhan ekonomi positif, lalu pada tahun
2018 juga positif tapi melambat, lalu pada tahun 2019 juga positif tapi meningkat, lalu
pada tahun 2020 pertumbuhan ekonominya negatif.
6. Kontribusinya menurun dari 22% menjadi 20%
7. Kontribusinya menurun dari 16% menjadi 15%
8. C, I dan N

253
9. M, L dan A
10. Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
11. Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
12. Sektor Pertambangan dan Penggalian
13. Selama periode 2017-2020, Provinsi X selalu mengalami laju indeks implisit yang positif,
walaupun sempat melambat pada tahun 2018 dan 2019, lalu meningkat lagi di tahun
2020.
14. 0,16
15. Artinya, kesenjangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi X tergolong rendah.
16. Sektor Informasi dan Komunikasi dengan nilai rerata shift share-nya 12,41%.
17. (i) Sektor Pertambangan dan Penggalian dan (ii) Sektor Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
18. G, I dan N
19. D, E dan L
20. C, J dan K
21. A, B, F, H dan M
22. Dari tahun ke tahun, nilai RPI Provinsi X berada di kisaran nilai -0,0037 sampai -0,0487.
Artinya, transaksi perdagangan antara impor dan ekspor dari tahun ke tahun hampir
sama, tidak ada yang mendominasi satu sama lain.
23. 30,57. Artinya, pada tahun 2020, untuk meningkatkan output sebesar 1 unit, dibutuhkan
peningkatan investasi sebesar 30 sampai 31 unit.
24. 6,96. Artinya, pada tahun 2020, setiap kenaikan sebesar 1% akan menyerap sebesar 6
sampai 7 tenaga kerja.

254
SOAL DAN PEMBAHASAN UAS GENAP 2019/2020
SNN & PDB
1. SNA merupakan kependekan dari:
a. Sistem Neraca Nasional
b. System of National Accounts
c. Keduanya benar

2. SNA yang digunakan sekarang, termasuk oleh Indonesia, adalah SNA atau SNN:
a. SNA atau SNN 2008
b. SNA atau SNN 1968
c. Keduanya benar

3. Salah satu neraca ekonomi dalam SNA atau SNN adalah neraca produksi yang menjelaskan:
a. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama suatu waktu tertentu
b. Besarnya PDB yang dihasilkan oleh suatu negara selama suatu waktu tertentu
c. Keduanya benar

Pembahasan:
● Neraca produksi terkait dengan aktivitas produksi. Produksi adalah aktivitas yang
dilakukan di bawah tanggung jawab, kontrol, dan pengelolaan dari unit institusi dalam
menggunakan input tenaga kerja, modal, serta barang dan jasa untuk menghasilkan
barang dan jasa jenis lain (SNN 2008: 6.2).
● Aktivitas produksi menentukan besarnya tingkat PDB dan pendapatan suatu
perekonomian. (SNN 2008: 6.1)

4. Dalam melakukan kompilasi neraca produksi, output dinilai:


a. Atas dasar harga konsumen (at consumer’s prices)
b. Atas dasar harga dasar (at basic prices)
c. Atas dasar harga produsen (at producer’s prices)

Pembahasan:
Input antara umumnya dinilai atas harga pembeli dan output dinilai atas harga dasar atau sebagai
alternatif harga produsen jika harga dasar tidak tersedia (SNN 2008: 6.75).

5. Dalam melakukan kompilasi neraca produksi, input antara dinilai:


a. Atas dasar harga konsumen (at consumer’s prices)
b. Atas dasar harga dasar (at basic prices)
c. Atas dasar harga produsen (at producer’s prices)

Pembahasan:
Input antara umumnya dinilai atas harga pembeli dan output dinilai atas harga dasar atau
sebagai alternatif harga produsen jika harga dasar tidak tersedia (SNN 2008: 6.75).

6. Dalam melakukan kompilasi neraca produksi, Nilai Tambah Bruto (NTB) dinilai:
a. Atas dasar harga dasar (at basic prices)
b. Atas dasar harga produsen (at producer’s prices)
c. Atas dasar harga konsumen (at consumer’s prices)

Pembahasan:

255
Nilai tambah bruto atas harga dasar didefinisikan sebagai output yang dinilai atas harga
dasar kurang konsumsi antara yang dinilai atas harga pembeli (SNN 2008: 6.78).

7. Rincian output pada neraca produksi dicatat menurut:


a. Unit institusi
b. Kegiatan produksi atau lapangan usaha
c. Keduanya benar

Pembahasan:
Output didefinisikan sebagai barang dan jasa yang dihasilkan oleh establishment (SNN 2008:
6.89).

8. Produk Domestik Bruto (PDB) pada neraca produksi:


a. Dinilai atas dasar harga dasar (at basic prices)
b. Dinilai atas dasar harga konsumen (at consumer’s prices) karena sudah ditambah dengan
pajak neto atas produk
c. Kedua jawaban a dan b benar

Pembahasan:
PDB yang didefinisikan dalam SNA merupakan suatu ukuran yang dibentuk dari nilai tambah
(PDB produksi), dari pendapatan (PDB pendapatan), dan pengeluaran akhir (PDB
pengeluaran). Ketiga ukuran itu menghasilkan PDB yang sama, dengan memperhatikan
pajak atas produksi dari ketiga ukuran itu (SNN 2008: 6.82).

9. PDB merupakan kependekan dari:


a. Produksi Domestik Bruto
b. Produk Domestik Bruto
c. Keduanya benar

10. Arti domestik pada PDB adalah:


a. Yang dihasilkan oleh semua kegiatan produksi, baik domestik maupun asing, dalam batas
wilayah geografis suatu negara
b. Yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan domestik saja dalam batas wilayah
geografis suatu negara
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
PDB mengukur produksi oleh seluruh produsen residen. Ini tidak berarti bahwa seluruh produksi
terjadi di dalam batas geografi wilayah ekonomi. Beberapa produksi oleh produsen residen
dapat terjadi di luar negeri, dan di sisi lain beberapa produksi yang terjadi di dalam batas
geografi ekonomi dapat dilakukan oleh unit produsen non-residen (SNN 2008: 6.84).

11. Arti bruto pada PDB adalah:


a. Sesudah dikurangi konsumsi terhadap barang-barang modal
b. Sebelum dikurangi konsumsi terhadap barang-barang modal
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Bruto berarti tanpa dikurangi konsumsi barang modal tetap (SNN 2008: 6.72)

256
12. Konsumsi terhadap barang-barang modal dalam PDB atau Sistem Neraca Nasional (SNN)
2008 adalah:
a. Sama dengan penyusutan dalam terminologi ekonomi mikro
b. Sama dengan consumption of capital goods dalam bahasa Inggris
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
● Penggunaan yang dicatat di sisi kiri neraca terdiri dari konsumsi antara dan konsumsi
barang modal tetap (penyusutan) (SNN 2008: 6.7).
● Consumption of capital goods = konsumsi barang modal (translate)

13. Berdasarkan SNN 2008, ikan yang banyak terdapat di laut lepas:
a. Termasuk produksi
b. Tidak termasuk produksi
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Pertumbuhan alami jumlah ikan di laut lepas tidak dihitung sebagai produksi; proses ini tidak
diatur oleh unit institusi, dan persediaan ikan di laut bebas bukan milik suatu unit institusi
(SNN 2008: 1.43).

14. Terminologi SNN 2008 untuk ikan yang banyak terdapat di laut lepas adalah:
a. Produced assets
b. Non-produced assets
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Pertumbuhan alami jumlah ikan di laut lepas tidak dihitung sebagai produksi; proses ini tidak
diatur oleh unit institusi, dan persediaan ikan di laut bebas bukan milik suatu unit institusi
(SNN 2008: 1.43).

15. Berdasarkan SNN 2008, ikan yang berada di kolam petani:


a. Termasuk produksi
b. Tidak termasuk produksi
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Sebaliknya, pertumbuhan ikan dalam kolam milik petani diperlakukan sebagai proses produksi
(SNN 2008: 1.43).

16. Suatu perusahaan memberikan sejumlah barang kepada karyawan tanpa bayar setiap bulan
secara rutin. Pengeluaran tersebut termasuk sebagai:
a. Input antara perusahaan
b. Balas jasa terhadap tenaga kerja pada perusahaan tersebut
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
Balas jasa pekerja didefinisikan sebagai total pendapatan baik dalam bentuk uang ataupun
barang, yang dibayar oleh enterprise pada tenaga kerja sebagai imbalan atas kerja yang
dilakukan (SNN 2008: 7.5).

257
17. Suatu perusahaan membelikan baju kerja kepada karyawan yang digunakan pada waktu
bekerja. Pengeluaran untuk baju kerja tersebut termasuk sebagai:
a. Input antara perusahaan
b. Balas jasa terhadap tenaga kerja pada perusahaan tersebut
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
Kebalikan dari soal no.16. Konsumsi antara terdiri dari nilai barang dan jasa yang dikonsumsi
sebagai input di dalam proses produksi.

18. Neraca barang dan jasa menjelaskan:


a. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama suatu waktu tertentu
b. Besarnya PDB produksi dan PDB pengeluaran suatu negara pada suatu waktu tertentu
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
● Hal yang mendasar di dalam SNA adalah mengidentifikasi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian, yang digunakan untuk konsumsi, untuk pembentukan modal,
atau untuk ekspor (SNN 2008: 1.13).
● Harga barang dan jasa mempertimbangkan pengaruh pajak dan subsidi, maka dapat
diturunkan neraca barang dan jasa dan kemudian PDB (SNN 2008: 1.13)

19. PDB produksi pada neraca barang dan jasa :


a. Dijelaskan pada sisi sumber
b. Dijelaskan pada sisi penggunaan
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Pusat ukuran PDB produksi adalah nilai tambah, yang merupakan item penyeimbang dalam
neraca produksi. (SNN 2008: 18.27)

20. Rincian kegiatan produksi PDB produksi pada neraca barang dan jasa dicatat:
a. Atas dasar harga dasar (at basic prices)
b. Atas dasar harga produsen (at producer’s prices)
c. Atas dasar harga konsumen (at consumer’s prices)

21. PDB pengeluaran pada neraca barang dan jasa:


a. Dijelaskan pada sisi sumber
b. Dijelaskan pada sisi penggunaan
c. Tidak ada yang benar
Pembahasan:

258
Sepanjang indeks harga yang tepat tersedia, estimasi konsumsi rumahtangga, pembentukan
modal, ekspor dan impor dapat diturunkan tanpa mengalami kesulitan konseptual. (SNN
2008: 18.25)

22. Rincian komponen-komponen PDB pengeluaran pada neraca barang dan jasa dicatat:
a. Atas dasar harga dasar (at basic prices)
b. Atas dasar harga produsen (at producer’s prices)
c. Atas dasar harga konsumen (at consumer’s prices)

23. PDB produksi diklasifikasi menurut:


a. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
b. Klasifikasi Baku Kegiatan Produksi Indonesia (KBKI)
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
KBKI merupakan kependekan dari Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia.

24. KBKI dalam terminologi aslinya (bahasa Inggris) adalah:


a. International Standard for Industrial Classification (ISIC)
b. Industrial Standard of International Classification (ISIC)
c. Jawaban a dan b benar

25. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada PDB pengeluaran diklasifikasi menurut:
a. Classification of Individual Consumption by Purpose
b. Classification of the Purposes of Non-profit Institutions Serving Households
c. Keduanya benar

Pembahasan:
Survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga sering kali menggunakan skema klasifikasi
berdasarkan COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose) di dalam
mengumpulkan informasi tentang pengeluaran rumah tangga (SNN 2008: 29.14).

26. Pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba pada PDB pengeluaran diklasifikasi menurut:
a. Classification of Non-profit Consumption According to Purposes
b. Classification of the Purposes of Non-profit Institutions Serving Households
c. Keduanya benar

Pembahasan:
Pengeluaran konsumsi akhir LNPRT dapat diklasifikasi ke dalam beberapa cara. Salah satunya
menurut klasifikasi dari tujuan institusi non-profit yang melayani rumah tangga berdasarkan

259
fungsi atau tujuan / Classification of the Purposes of Non-profit Institutions Serving
Households (COPNI).
(SNN 2008: 9.108c)

27. Pengeluaran konsumsi pemerintah pada PDB pengeluaran diklasifikasi menurut:


a. Classification of the Function of Government (COFOG)
b. Classification for Government (COFOG)
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Pengeluaran konsumsi akhir pemerintahan umum dapat diklasifikasi ke dalam beberapa cara.
Salah satunya menurut klasifikasi dari fungsi pemerintah / Classification of the Functions of
Government (COFOG), yang didasarkan pada fungsi atau tujuannya (SNN 2008: 9.85c).
28. Tabel penyediaan dan penggunaan (TPP) atau Supply and Use Table (SUT) berguna untuk:
a. Melakukan rekonsiliasi (penyelarasan) terhadap PDB produksi dan PDB pengeluaran
b. Menghasilkan PDB produksi dan PDB pengeluaran menurut berbagai jenis komoditi
(barang dan jasa) yang sudah sesuai (confirmed)
c. Jawaban a dan b benar
Pembahasan:
Tabel penyediaan dan penggunaan merupakan langkah awal dalam membuat tabel input- output
tetapi mempunyai kegunaan sendiri, baik bersifat analitis maupun sebagai alat kontrol
kualitas. Saat pertama disiapkan, tabel penyediaan dan penggunaan tidak seimbang dan
sampai akhirnya seimbang. PDB yang diukur melalui pendekatan produksi akan berbeda
dengan PDB pendekatan pengeluaran. Hanya tabel penyediaan dan penggunaan yang
menyediakan kerangka yang cukup cermat untuk mengeliminasi perbedaan ukuran arus
barang dan jasa di dalam ekonomi, guna memastikan bahwa ukuran alternatif PDB mengarah
ke nilai yang sama (SNN 2008: 14.15).

29. Komoditi-komoditi pada tabel penyediaan dan penggunaan (TPP) diklasifikasi menurut:
a. Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia (KBKI)
b. Central Product Classification (CPC)
c. Jawaban a dan b benar
Pembahasan:
Dasar pengelompokkan produk umumnya adalah agregasi CPC dan hasilnya disebut sebagai
“komoditas”, meskipun istilah modernnya menjadi “produk”. Dasar pengelompokkan dari
unit yang memproduksi umumnya adalah ISIC dan hasilnya disebut sebagai “industri” (SNN
2008: 14.22).

30. Tabel penggunaan dan penyediaan (TPP):


a. Merupakan tabel awal untuk mengkompilasi tabel Input-Output (tabel I-O)
b. Tidak ada hubungannya dengan tabel Input-Output
c. Tidak ada yang benar

Pembahasan:
Tabel penyediaan dan penggunaan juga menyediakan informasi dasar yang rinci guna menyusun
tabel input-ouput, yang dapat digunakan untuk tujuan analisis ekonomi dan proyeksi (SNN
2008: 1.24)

260
31. Rekonsiliasi PDB produksi dan PDB pengeluaran pada TPP dilakukan dengan cara:
a. Output pada tabel penyediaan dinilai atas dasar harga dasar (at basic prices)
b. Input antara pada tabel penggunaan dinilai atas dasar harga konsumen (at consumer’s
prices)
c. Jawaban a dan b keduanya benar
Pembahasan:
Aturan neraca yang dibahas di dalam bab 3 termasuk waktu pencatatan dan penilaian pada bab
6, dan dimanapun, berlaku untuk masing-masing rincian dalam persamaan ini. Karena
penggunaan produk umumnya dinilai atas dasar harga pembeli, tetapi produksi dinilai atas
dasar harga dasar, maka perlu menambah marjin perdagangan dan transportasi serta pajak
kurang subsidi atas produk sisi sebelah kiri (penyediaan), sehingga kedua sisi dinyatakan
atas dasar harga pembeli. (SNN 2008: 14.5).

Catatan : Di buku SNN 2008, ada contoh penghitungan tabel penyediaan dan penggunaan. Dari
yang aku tangkap si semuanya berawal dari harga pembeli terus dikurangkan dengan marjin
transportasi, marjin perdagangan, dan selisih pajak subsidi menghasilkan tabel atas dasar
harga dasar.

32. Tabel penyediaan pada TPP berlaku ketentuan:


a. Output + margin perdagangan + margin transportasi + pajak neto atas produk = total
produksi atas dasar harga pembeli (at consumer’s prices)
b. Output + margin perdagangan + margin transportasi + pajak neto atas produk + impor
= total penyediaan (total supply) atas dasar harga pembeli (at consumer’s prices)
c. Jawaban a dan b keduanya benar

33. Rekonsiliasi PDB produksi dan PDB pengeluaran pada TPP:


a. Dapat dilakukan karena total penyediaan dan total penggunaan sudah dinilai atas dasar
harga konsumen (at consumer’s prices)
b. Dilakukan dengan memprediksi data yang dianggap masih lemah pada Supply and Use
Table (SUT)
c. Jawaban a dan b keduanya benar

34. TPP memberikan justifikasi yang rasional mengenai PDB produksi dan PDB pengeluaran:
a. Pernyataan tersebut benar
b. Pernyataan tersebut tidak benar
c. Tidak ada yang benar

35. Neraca pendapatan primer domestik adalah:


a. Neraca untuk merinci pendapatan nasional yang diperoleh dari kegiatan produksi
domestik
b. Neraca untuk merinci PDB menjadi berbagai pendapatan primer domestik
c. Tidak ada yang benar

36. Neraca alokasi pendapatan primer domestik adalah :


a. Neraca untuk merinci pendapatan nasional yang diperoleh dari kegiatan produksi
domestik
b. Neraca untuk merinci pendapatan nasional termasuk pendapatan properti yang berasal
dari dalam negeri dan dari luar negeri
c. Tidak ada yang benar

261
37. Pernyataan yang benar pada neraca penggunaan pendapatan disposabel adalah:
a. Balancing item pada neraca penggunaan pendapatan disposable adalah tabungan
b. Jika balancing item bernilai negatif berarti pelaku ekonomi memiliki hutang
c. Keduanya benar

38. Pendapatan nasional menurut SNN 2008 adalah sama dengan:


a. PDB ditambah dengan pendapatan properti baik dari dalam negeri dan juga dari luar
negeri
b. PDB ditambah dengan pendapatan neto faktor produksi dari luar negeri (net-factor
income from abroad)
c. Jawaban a dan b benar

Pembahasan:
Pendapatan nasional bruto (PNB) didefinisikan sebagai PDB tambah kompensasi pekerja
yang diterima dari luar negeri, tambah pendapatan properti yang diterima dari luar negeri,
tambah pajak kurang subsidi atas produksi yang diterima dari luar negeri, kurang
kompensasi pekerja yang dibayar ke luar negeri, kurang pendapatan properti yang dibayar
ke luar negeri, dan kurang pajak tambah subsidi atas produksi yang dibayar ke luar negeri
(SNN 2008: 16.54).

39. Pendapatan disposabel (disposable income) menurut SNN 2008 adalah sama dengan :
a. PDB ditambah dengan pendapatan properti baik dari dalam negeri dan juga dari luar
negeri dan ditambah dengan transfer income
b. Pendapatan nasional ditambah dengan transfer income
c. Jawaban a dan b benar

40. Balance sheet (neraca akhir tahun) merupakan:


a. Neraca yang menunjukkan banyaknya harta (assets) dan kewajiban (liabilities) dari
pelaku-pelaku ekonomi pada suatu waktu
b. Neraca yang menunjukkan stok (stock) ekonomi pada suatu waktu
c. Keduanya benar

Pembahasan:
Neraca akhir tahun (balance sheet) menunjukkan nilai stock aset dan kewajiban yang dikuasai
oleh unit atau sektor institusi di awal dan akhir periode (SNN 2008: 1.22).

262
263
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
======================================================
====
MATA KULIAH : SNN & PDB
TINGKAT : IV / DIV KOMPUTASI STATISTIK
DOSEN : Tim Dosen
HARI/TANGGAL : SENIN/11 JANUARI 2021
SIFAT UJIAN : BUKA BUKU
======================================================
====
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat,
2. Jawaban ditulis di kertas kemudian pindai dengan format pdf.

Soal 1.
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator ekonomi yang banyak digunakan untuk
menganalisis perekonomian. PDB dapat dihitung dengan menggunakan 3 pendekatan.
1. Jelaskan pendekatan yang digunakan untuk memperoleh PDB!
2. Jelaskan PDB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan!
3. Jelaskan analisis yang dapat dilakukan dengan menggunakan data PDB!

Soal 2.
Isilah tabel berikut berdasarkan data FSA di bawahnya

Aggregates 2015 2016

GDP ……………………. …………………….

GDP by Expenditure ……………………. …………………….

GDP by Production ……………………. …………………….

GDP by Income ……………………. …………………….

Net primary income from the RoW ……………………. …………………….

Gross National Income (GNI) ……………………. …………………….

Net current transfers from the RoW ……………………. …………………….

Gross National Disposable Income (GNDI) ……………………. …………………….

Final consumption expenditure ……………………. …………………….

Gross Savings ……………………. …………………….

Net capital transfers from the RoW ……………………. …………………….

Gross capital formation ……………………. …………………….

Acquisition less disposal of non-produced non-financial assets ……………………. …………………….

264
Net lending / net borrowing ……………………. …………………….

Berdasarkan tabel tersebut, jawablah pertanyaan berikut:


1. Apa perbedaan GDP dengan GNI?
2. Berapa persen kenaikan tabungan tahun 2016?

FSA

From the output 2015 2016

Output (basic prices) 1,283,977 1,303,026

Intermediate consumption (excl. deductible VAT) (–) 688,268 698,212

Value added (gross, basic prices) 595,709 604,814

Taxes less subsidies on products 64,754 66,746

Taxes on products 65,494 67,46

Subsidies on products (–) 740 714

Domestic product (gross, market prices) 660,463 671,56

From the generation of income

Compensation of employees 324,676 328,166

Wages and salaries 255,269 254,918

Employers' social contributions 69,407 73,248

Taxes on production and imports less subsidies 64,856 69,618

Taxes on production and imports 73,774 78,079

Subsidies (–) 8,918 8,461

Operating surplus / mixed income (gross) 270,931 273,776

Consumption of fixed capital 113,167 114,366

Operating surplus / mixed income (net) 157,764 159,41

Domestic product (gross, market prices) 660,463 671,56

From the final expenditure

Final consumption expenditure 470,767 476,709

265
General government 170,326 172,465

Households incl. NPIs serving households 300,441 304,244

Fixed capital formation (gross) 121,237 118,138

Corporations, households and NPIs serving households 96,924 94,608

General government 24,313 23,53

Changes in inventories 1) 1,015 2,156

Exports of goods and services 527,581 541,129

Goods 407,564 409,005

Services 120,017 132,124

Imports of goods and services (–) 460,137 466,572

Goods 343,001 345,078

Services 117,136 121,494

Domestic product (gross, market prices) 660,463 671,56

Net primary income from the rest of the world 8,945 -1,662

Primary income from the rest of the world 237,694 268,281

Compensation of employees 1,564 1,766

Property income 234,587 265,236

Subsidies from the rest of the world (EU) 1,543 1,279

Primary income to the rest of the world (–) 228,749 269,943

Compensation of employees 8,769 8,42

Property income 217,971 259,107

Taxes on production and imports to

the rest of the world 2,009 2,416

National income (gross, market prices) 669,408 669,898

Consumption of fixed capital (–) 113,167 114,366

266
National income (net, market prices) 556,241 555,532

Net current transfers from the rest of the world -9,960 -9,063

Current transfers from the rest of the world 12,538 13,581

Current taxes on income and wealth 4,765 5,486

Social contributions 2,628 3,264

Social benefits (in cash) 250 253

Other current transfers 4,895 4,578

Current transfers to the rest of the world (–) 22,498 22,644

Current taxes on income and wealth 3,283 3,542

Social contributions 415 433

Social benefits (in cash) 2,671 2,493

Other current transfers 16,129 16,176

Disposable national income (net) 546,281 546,469

Final consumption expenditure (–) 470,69 476,638

National saving (net) 75,591 69,831

Fixed capital formation (net) (–) 8,07 3,772

Changes in inventories (–)1) 1,015 2,156

Net capital transfers from the rest of the world -531 -493

Capital transfers from the rest of the world 792 692

Capital transfers to the rest of the world (–) 1,323 1,185

Acquisitions less disposals of non-produced non-financial assets (-) 1103 851

National net lending (+) or net borrowing (–) 64,872 62,559

Soal 3.
Dengan menggunakan Supply Use Table berikut ini, jawablah pertanyaan berikut:
1. Hitunglah PDB untuk setiap industry (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
Pertambangan dan Penggalian; dst)!
2. Industri apa yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDB?
3. Industri apa yang paling banyak membayar upah dan gaji?
4. Industri apa yang paling banyak menghasilkan surplus usaha?

267
5. Berapa total ekspor barang dan jasa serta total impor barang dan jasa?
6. Hitunglah Rasio Konsumsi Antara dan Rasio NTB

Tabel Supply
Rincian Pertanian, Pertambanga Industri Pengadaan Pengadaan Konstruksi
Kehutan n dan Pengol Listrik Air,
an, dan Penggali ahan dan Pengel
Perikan an Gas olaan
an Sampa
h,
Limbah
dan
Daur
Ulang

1 2 3 4 5 6

:
:

Total Output 31,901 11,4 346,382 17,519 10,894 107,795

Rincian Perdagangan Transportasi Penyediaan Informasi Jasa Keuangan Real


Besar dan Akomod dan dan Es
dan Perguda asi dan Komun Asuransi tat
Eceran; ngan Makan ikasi e
Reparasi Minum
Mobil
dan
Sepeda
Motor

7 8 9 10 11 12

:
:

Total Output 173,437 84,272 29,746 78,94 82,302 92,144

Rincian Jasa Administrasi Jasa Jasa Jasa Output


Perusa Pemerinta Pendid Kesehata Lai Dome
haan h dan ikan n dan nny stik
Jaminan Kegiatan a atas
Sosial Sosial harga
Wajib Dasar

13 14 15 16 17 18

:
:

268
Total Output 194,461 79,412 44,54 88,355 32,288 1,505,788

Rincian Impor Impor Supply Margin Pajak Subsidi Supply


Bar Jas atas Perdagan Atas Atas atas
ang a Harga gan dan Prod Prod Harga
Dasar Biaya uk uk Pemb
Pengangk (-) eli
utan

19 20 21 22 23 24 25

:
:

Total Output 412,693 154,92 2,073,401 - 67,392 1,208 2,139,585

Tabel Use
Rincian Pertanian, Pertambangan Industri Pengadaan Pengadaan
Kehuta dan Pengol Listrik Air,
nan, Penggalia ahan dan Pengelo
dan n Gas laan
Perika Sampah
nan ,
Limbah
dan
Daur
Ulang

1 2 3 4 5

:
:

Total Konsumsi Antara 19,276 4,052 260,411 9,707 6,627

Other taxes on production 393 16 511 212 44

Other subsidies on 1,007 4 862 56 88


production (–)

Wages and salaries 2,756 668 33,701 1,669 1,586

Employers' social 707 157 9,017 434 475


contributions

Operating surplus (gross) 9,776 6,511 43,604 5,553 2,25

Total Input Primer 12,625 7,348 85,971 7,812 4,267

Total Input 31,901 11,4 346,382 17,519 10,894

269
Rincian Konstruksi Perdagangan Transportasi Penyediaan Informasi
Besar dan dan Akomo dan
Eceran; Perguda dasi Komuni
Reparasi ngan dan kasi
Mobil dan Makan
Sepeda Minum
Motor

6 7 8 9 10

:
:

Total Konsumsi Antara 74,375 78,787 50,766 14,888 44,916

Other taxes on production 137 532 461 322 60

Other subsidies on 75 427 1,489 132 317


production (–)

Wages and salaries 14,046 37,9 14,858 6,389 15,161

Employers' social 3,895 9,493 4,396 1,307 3,3


contributions

Operating surplus (gross) 15,417 47,152 15,28 6,972 15,82

Total Input Primer 33,42 94,65 33,506 14,858 34,024

Total Input 107,795 173,437 84,272 29,746 78,94

Rincian Jasa Real Jasa Administrasi Jasa


Keuanga Estate Perusa Pemerinta Pendidi
n dan haan h dan kan
Asuransi Jaminan
Sosial
Wajib

11 12 13 14 15

:
:

Total Konsumsi Antara 35,343 42,13 87,727 31,157 10,687

Other taxes on 1,559 4,596 764 635 313


production

Other subsidies on 40 18 2,228 17 38


production (–)

Wages and salaries 13,494 2,912 55,446 23,887 19,412

Employers' social 3,65 814 13,322 8,877 6,137

270
contributions

Operating surplus 28,296 41,71 39,43 14,873 8,029


(gross)

Total Input Primer 46,959 50,014 106,734 48,255 33,853

Total Input 82,302 92,144 194,461 79,412 44,54

Rincian Jasa Jasa Lainnya Total Export of Export of


Kesehat Konsu goods service
an dan msi s
Kegiata Antar
n Sosial a

16 17 18 19 20

:
:

Total Konsumsi Antara 26,179 15,983 813,011 486,619 150,83

Other taxes on production 393 108 11,056

Other subsidies on 1,885 496 9,179


production (–)

Wages and salaries 38,918 8,025 290,828

Employers' social 10,756 1,874 78,611


contributions

Operating surplus (gross) 13,994 6,794 321,461

Total Input Primer 62,176 16,305 692,777

Total Input 88,355 32,288 1,505,788

Rincian Final Final Gross fixed Changes Permintaan Total


consump consum capita invent Akhir
tion ption l ories
househo general forma
lds incl. governm tion
NPISHs ent

21 22 23 24 25 26

:
:

Total Konsumsi 341,616 187,606 157,502 2,401 1,326,574 2,139,585


Antara

271
272
PEMBAHASAN UAS GANJIL 2020/2021
SNN & PDB (TKT. IV)
Soal 1.
1. Pendekatan yang digunakan untuk memperoleh PDB ada tiga yaitu:
a. Pendekatan Produksi
i. Konsep
Pendekatan produksi menghitung PDB sebagai jumlah nilai tambah bruto dari
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi yang
beroperasi dalam suatu wilayah geografis suatu negara selama periode
waktu tertentu.
ii. Komponen
● NTB pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
● NTB pertambangan dan penggalian
● NTB industri pengolahan
● NTB pengadaan listrik dan gas
● NTB pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
● NTB konstruksi
● NTB perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor
● NTB transportasi dan pergudangan
● NTB penyediaan akomodasi dan makan minum
● NTB informasi dan komunikasi
● NTB jasa keuangan dan asuransi
● NTB real estate
● NTB jasa perusahaan
● NTB administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
wajib
● NTB jasa pendidikan
● NTB kesehatan dan kegiatan sosial
● NTB jasa lainnya
iii. Cara Penghitungan

𝑌=∑ 𝑁𝑇𝐵𝑖

b. Pendekatan Pengeluaran
i. Konsep
Pendekatan pengeluaran menghitung PDB sebagai jumlah semua komponen
permintaan akhir. PDB pendekatan pengeluaran akan diperoleh melalui
neraca penggunaan pendapatan dari seluruh konsumsi akhir barang dan
jasa yang berada di dalam batas wilayah suatu region selama kurun waktu
tertentu. PDB pengeluaran atau PDB penggunaan atas dasar harga berlaku
dicatat dan dihitung atas dasar harga produsen. Dalam teori ekonomi,

273
nilai PDB pengeluaran sama dengan jumlah seluruh komponen-
komponen permintaan akhir.
ii. Komponen
● Pengeluaran konsumsi rumah tangga
● Pengeluaran konsumsi LNPRT
● Pengeluaran konsumsi pemerintah
● Pembentukan modal tetap bruto
● Perubahan inventori
● Ekspor barang dan jasa
● Impor barang dan jasa
iii. Cara Penghitungan
𝑌 = 𝐶 + 𝐺 + 𝐼 + (𝑋 − 𝑀)
Keterangan:
Y = PDB penggunaan atau PDB pengeluaran
C = Pengeluaran konsumis rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba
G = Pengeluaran konsumsi pemerintah
I = Pembentukan modal tetap domestik brutp termasuk perubahan
inventori, dan
(X-M) = Ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikuraang impor)
c. Pendekatan Pendapatan
i. Konsep
Pendekatan pendapatan menghitung PDB sebagai jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu negara.
ii. Komponen
● Kompensasi tenaga kerja
● Surplus usaha bruto
● Pendapatan campuran bruto
● Pajak atas produksi dan impor
● Subsidi atas produksi dan impor
iii. Cara Penghitungan
𝑃𝐷𝐵 = 𝐶𝑂𝐸 + 𝐺𝑂𝑆 + 𝐺𝑀𝐼 + 𝑇𝑃&𝑀 + 𝑆𝑃&𝑀
Keterangan:
COE = Kompensasi tenaga kerja / compensation of employment
GOS = Surplus usaha bruto / gross operating surplus
GMI = Pendapatan campuran bruto / gross mixed income
TP&M = Pajak atas produksi dan impor / taxes on production and
import
SP&M = Subsidi atas produksi dan impor / subsidies on production and
import
2. PDB ADHB dan ADHK
a. PDB ADHB yaitu barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada saat tahun berjalan. PDB yang dihasilkan disebut PDB Nominal. PDB atas
dasar harga berlaku (GDP at current market price) mencatat dan menghitung PDB

274
menurut harga pasar yang berlaku pada saat PDB dikompilasi (disusun). PDB
atas dasar harga berlaku digunakan antara lain untuk melihat besarnya PDB
pada suatu tahun tertentu atau biasanya disebut juga untuk mengetahui level
PDB, atau untuk melihat perubahan struktur ekonomi suatu negara.
b. PDB ADHK yaitu barang dan jasa tersebut dihitung pada harga yang tetap
(harga pada tahun dasar). PDB yang dihasilkan disebut PDB Riil. PDB atas dasar
harga konstan (GDP at constant prices) mencatat dan menghitung PDB
berdasarkan harga-harga pada tahun dasar (at base year’s prices) yang
ditetapkan. Pencatatan ini dilakukan untuk maksud perhitungan laju
pertumbuhan ekonomi (rate of economic growth) yang biasanya diperoleh dari
membandingkan besarnya PDB atas dasar harga konstan suatu tahun dengan
tahun yang lain untuk menghilangkan faktor kenaikan harga dalam
perhitungan laju pertumbuhan ekonomi.
3. Analisis menggunakan data PDB/PDRB
a. Monitoring Perilaku Ekonomi
i. Analisis nilai nominal PDB/PDRB. Jika dilihat dari sisi produksi, dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui potensi ekonomi daerah dalam
mengelola SDA dan SDM-nya. Jika dilihat dari sisi pengeluaran, dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui bagaimana produk barang dan jasa
digunakan untuk konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak
luar negeri atau luar daerah.
ii. Laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator yang dapat
menggambarkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam
periode waktu tertentu. Digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi
daerah pada periode tertentu. Dihitung dari PDB/PDRB ADHK.
iii. Peranan/kontribusi ekonomi. Digunakan untuk mengetahui proporsi
masing-masing lapangan usaha/ komponen terhadap total PDB/PDRB
ADHB. Dapat juga digunakan untuk melihat struktur ekonom atau
pergeseran struktur ekonomi di suatu daerah.
iv. PDP/DRB perkapita. Dihitung dengan membagi PDB/PDRB dengan total
penduduk pertengahan tahun. Digunakan untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara umum.
v. Sumber pertumbuhan ekonomi. Untuk menghitung seberapa besar bagian
dari masing-masing lapanganusaha/komponen dalam penciptaan laju
pertumbuhan ekonomi.
vi. Indeks implisit (PDB/PDRB deflator). Digunakan untuk mengetahui
Perbandingan antara PDB/PDRB ADHB dan PDB/PDRB ADHK.
vii. Laju indeks implisit. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan
perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen.
b. Perbandingan Antar Wilayah
i. Indeks Williamson. Digunakan untuk mengetahui ada-tidaknya
kesenjangan (ketidak-merataan) distribusi pendapatan antar daerah
dalam suatu perekonomian. ndeks Williamson bernilai antara nol dan
satu. Jika nilainya mendekati satu berarti kesenjangan ekonomi antar
daerah tinggi, dan sebaliknya.
ii. Shift Share. Digunakan untuk: (i) mengetahui tingkat perkembangan
ekonomi dan kecenderungan transformasi struktur perekonomian

275
wilayah, (ii) mengetahui kemampuan kompetitif lapangan usaha di suatu
wilayah dan lapangan usaha unggulan masing-masing wilayah (misal:
kecamatan, kab/kot, propinsi), dan (iii) melihat sumbangan (share)
lapangan usaha/komponen terhadap perekonomian wilayah, dan yang
mengalami kemajuan selama periode pengukuran.
iii. LQ. Digunakan untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian
daerah dan derajat self-sufficiency suatu lapangan usaha. Jika nilai 𝐿𝑄 >
1, maka produksi komoditas di suatu wilayah dapat memenuhi kebutuhan
sendiri, bahkan diekspor ke luar. Sebaliknya, jika nilai 𝐿𝑄 ≤ 1, maka
produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan
sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
iv. Tipologi Klassen. Digunakan untuk Melihat gambaran pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dilakukan dengan membandingkan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi
daerah acuan (nasional) dan membandingkan PDRB perkapita
suatudaerah dengan PDRB perkapita daerah yang menjadi acuan atau
PDB perkapita (secara nasional). Tipologi Klassen dengan pendekatan
sektoral menghasilkan empat klasifikasi dengan karakteristik berbeda.
c. Analisis Makro Ekonomi
i. Marginal Propensity to Consume (MPC) dan Average Propensity to
Consume (APC). Digunakan untuk mengetahui pendapatan yang
dialokasikan untuk pengeluaran konsumsi.
ii. Elastisitas Pengeluaran Terhadap Pendapatan. Digunakan untuk
mengetahui tingkat reaksi konsumsi terhadap suatu komoditas akibat
kenaikan pendapatan rumah tangga sebesar 1 persen.
iii. Rasio Perdagangan Internasional (RPI). Digunakan untuk menunjukkan
apakah neraca perdagangan lebih banyak didominasi transaksi ekspor
atau impor. Jika RPI berkisar -1, maka transaksi perdagangan lebih
didominasi impor. Sebaliknya, jika RPI berkisar 1, maka transaksi
perdagangan lebih didominasi ekspor.
iv. Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Digunakan untuk menghasilkan
indikator investasi yang menggambarkan penambahan 1 unit output.
Artinya, untuk menghasilkan penambahan 1 unit output dibutuhkan
investasi sebesar ICOR unit.
v. Tax Ratio. Digunakan untuk menunjukkan perbandingan besarnya pajak
yang diterima suatu wilayah dengan PDB/PDRB-nya.
vi. Incremental Labour Output Ratio (ILOR). Digunakan untuk menghasilkan
indikator yang menggambarkan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk meningkatkan 1 unit output. Lapangan usaha yang memiliki ILOR
lebih tinggi menunjukan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak
dalam meningkatkan output.
vii. Elastisitas tenaga kerja terhadap output. Merupakan persentase
perubahan tenaga kerja yang dibutuhkan akibat perubahan tingkat output
sebesar satu persen

Soal 2.
Mengisi tabel berdasarkan data FSA di bawahnya

276
Aggregates 2015 2016
GDP 660463 671560
GDP by Expenditure 660463 671560
GDP by Production 660463 671560
GDP by Income 660463 671560
Net primary income from the RoW 8945 -1662
Gross National Income (GNI) 669408 669898
Net current transfers from the RoW -9960 -9063
Gross National Disposable Income (GNDI) 659448 660835
Final consumption expenditure 470690 476638
Gross Savings 188758 184197
Net capital transfers from the RoW -531 -493
Gross capital formation 122252 120294
Acquisition less disposal of non-produced non-financial
assets 1103 851
Net lending/net borrowing 64872 62559
Penghitungan:
● GDP = GDP by Expenditure = GDP by Production = GDP by Income
● GDP by Expenditure = Compensation of employees + Taxes on production and imports
less subsidies + Operating surplus / mixed income (gross)
● GDP by Production = Value added (gross, basic prices) + Taxes less subsidies on products
● GDP by Income = Final consumption expenditure + Fixed capital formation (gross) +
Changes in inventories + Exports of goods and services - Imports of goods and services
● Net primary income from the RoW = Primary income from the rest of the world - Primary
income to the rest of the world
● Gross National Income (GNI) = GDP + Net primary income from the RoW
● Net current transfers from the RoW = Current transfers from the rest of the world -
Current transfers to the rest of the world
● Gross National Disposable Income (GNDI) = Gross National Income (GNI) + Net current
transfers from the RoW
● Gross Savings = Gross National Disposable Income (GNDI) - Final consumption
expenditure
● Net capital transfers from the RoW = Capital transfers from the rest of the world - Capital
transfers to the rest of the world
● Gross capital formation = Fixed capital formation (net) + Changes in inventories +
Consumption of fixed capital
● Net lending/net borrowing = Gross Savings + Net capital transfers from the RoW - Gross
capital formation - Acquisition less disposal of non-produced non-financial assets
Catatan: Masih ada keraguan dalam indikator Gross capital formation. Disitu dicantumkan
komponen penyusunnya adalah Fixed capital formation (net), Changes in inventories dan
Consumption of fixed capital. Keraguannya terdapat pada, apakah sub indikator yang tepat
adalah ketiganya, dua di antaranya saja, atau hanya salah satu di antaranya. Pertimbangan
pencantuman ketiga sub indikator dalam penyusunan indikator adalah merujuk pada
pengertian Net lending/net borrowing pada salah satu literatur, bahwa Net lending/net
borrowing merupakan selisih antara tabungan neto dan transfer (yang diterima maupun

277
yang dibayarkan) dengan aset-aset lainnya yang belum disebutkan dalam neraca-neraca
sebelumnya, seperti PMTB, Konsumsi Modal Tetap (-), perubahan inventori, barang
berharga, dan lain-lain.
Menjawab pertanyaan berdasarkan tabel
1. GDP adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksi barang & jasa dalam sebuah negara dalam periode tertentu tanpa
mempertimbangkan faktor produksinya milik warga negara yang bersangkutan atau
tidak. Sedangkan GNI jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksi barang & jasa dalam periode tertentu, dimana faktor
produksi adalah milik warga negara yang bersangkutan, tanpa mempertimbangkan
apakah warga negara tersebut tinggal di dalam negeri atau di luar negeri.
2. Kenaikan tabungan bruto 2016
(𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 − 𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2015 )
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 = × 100%
𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2015
(184197 − 188758)
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 = × 100%
188758
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 = −2,42%
Kenaikan tabungan netto 2016
(𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜2016 − 𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜2015 )
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 = × 100%
𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜2015
(69831 − 75591)
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 = × 100%
75591
𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜2016 = −7,62%
Soal 3.
1. Menghitung PDB Setiap Industri
Konsumsi
Industri Output PDB
Antara
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31901 19276 12625
Pertambangan dan Penggalian 11400 4052 7348
Industri Pengolahan 346382 260411 85971
Pengadaan Listrik dan Gas 17519 9707 7812
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 10894 6627 4267
Konstruksi 107795 74375 33420
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 173437 78787 94650
Transportasi dan Pergudangan 84272 50766 33506
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 29746 14888 14858
Informasi dan Komunikasi 78940 44916 34024
Jasa Keuangan dan Asuransi 82302 35343 46959
Real Estat 92144 42130 50014
10673
Jasa Perusahaan 194461 87727 4
Administrasi Pemerintah, Pertahanan
dan
Jaminan Sosial wajib 79412 31157 48255

278
Jasa Pendidikan 44540 10687 33853
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 88355 26179 62176
Jasa Lainnya 32288 15983 16305
150578 69277
Total 8 813011 7
2. Untuk mengetahui industri apa yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDB, dapat dilihat dari industri mana yang menghasilkan PDB terbesar.
Dari tabel yang dihasilkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa industri yang paling
banyak memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDB adalah industri jasa
Perusahaan.
3. Dari Tabel Use, dapat disimpulkan bahwa industri yang paling banyak membayar upah
dan gaji adalah Jasa Perusahaan.
4. Dari Tabel Use, dapat disimpulkan bahwa industri yang paling banyak menghasilkan
surplus usaha adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.
5. Total ekspor barang dan jasa adalah 637449. Sedangkan total impor adalah 567613.
6. Menghitung rasio konsumsi antara dan rasio NTB
813011 ∶ 692777 = 1,17 ∶ 1
Artinya, untuk meningkatkan NTB sebesar 1 unit, dibutuhkan konsumsi antara sebesar 1,17
unit.

279
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2021//2022
======================================================
====
Mata Kuliah : SNN & PDB (Tingkat IV)
Prodi/Tingkat/Peminatan : D4-Komputasi
Dosen : Tim Dosen
Tanggal/Sesi/Durasi : Senin, 13 Desember/ Sesi 1
(Pukul 08.00-10.00 WIB)/ 120 menit
Keterangan Ujian : Terstruktur; Buka Buku dan Internet
======================================================
====
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
2. Tuliskan pernyataan Pakta Integritas dan ditandatangani, untuk di-upload beserta
jawaban soal ke google classroom (Sistem Ujian Jarak Jauh).
3. Mahasiswa diperkenankan menggunakan buka buku, catatan dan internet, namun tidak
diperkenankan bertanya atau membagikan jawaban kepada siapapun dengan
menggunakan media apapun karena jawaban akan dicek dengan aplikasi anti plagiarism.
4. Jika ada kendala terkait koneksi dan penyelenggaraan ujian, mahasiswa
mengkomunikasikan dengan BAAK sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Dosen hanya memeriksa lembar jawaban yang diberikan oleh BAAK secara resmi sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga tidak ada alasan file jawaban yang
diupload tertukar atau salah file. Oleh karena itu, cek kembali file yang dikirimkan untuk
memastikan bahwa file jawaban sudah benar.

Soal Essay:
Buatlah minimal 10 analisis indikator-indikator ekonomi yang dapat dihitung dari data pada
lampiran yang disertakan pada soal ini, dengan masing-masing memuat:
a) Penghitungan
b) Interpretasi
c) Grafik atau tabel untuk mendukung analisis
d) Analisis data
Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi apapun yang dikuasai, namun upload jawaban dalam MS
Office (disarankan Excel).

------ Selamat mengerjakan. semoga beruntung -------

280
PEMBAHASAN UAS GANJIL 2021/2022
SNN & PDB (TKT. IV)
Data dan penghitungan dapat diakses di Soal UAS SNN&PDB D4-KS TA 2021 2022.xlsx.
Analisis grafik bisa dikembangkan sendiri.
1. Analisis Nominal PDB/PDRB
(a) Data dapat diambil langsung di sheet “provinsi” atas dasar harga berlaku.
(b) Interpretasi PDRB
PDRB merupakan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu wilayah dalam suatu jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Kegunaan PDRB meliputi:
(1) Indikator untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu daerah;
(2) Bahan analisis tingkat kemakmuran masyarakat dan tingkat perubahan
barang dan jasa;
(3) Bahan analisis produktivitas secara sektoral
(4) Alat kontrol dalam menentukan kebijakan pembangunan.
(c) Grafik

(d) Analisis Grafik


Berdasarkan grafik, PDRB ADHB lapangan usaha menurut provinsi tahun 2020, 3
Provinsi yang memiliki nilai PDRB terbesar adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan
Jawa Barat. DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia memiliki nilai
PDRB tertinggi, yaitu sebesar Rp 2.772.381,12 milyar. Sedangkan provinsi dengan
PDRB terkecil adalah Gorontalo dengan nilai sebesar Rp 41.725,9 milyar.

2. Analisis Nominal PDRB perkapita


(a) Data PDRB dapat diambil di sheet “provinsi” dan data jumlah penduduk diambil
di sheet “penduduk”.
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑖

281
(b) Interpretasi PDRB perkapita
PDRB perkapita adalah nilai PDRB dibagi jumlah penduduk dalam suatu wilayah per
periode tertentu. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai
PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per
kapita penduduk suatu wilayah.
(c) Grafik

(d) Analisis Grafik


Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa PDB perkapita Indonesia adalah sebesar Rp
56,94 juta rupiah yang berarti pendapatan tiap penduduk Indonesia secara rata-
rata sebesar 56,94 juta rupiah. Dapat dilihat juga bahwa terdapat 9 provinsi
dengan pendapatan per kapita lebih dari pendapatan nasional. Pada tahun 2020,
Provinsi DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara adalah provinsi
dengan PDRB per kapita terbesar di Indonesia. PDRB provinsi di Indonesia masih
terdapat ketimpangan. Hal ini terlihat dari perbedaan yang cukup jauh antara
PDRB perkapita tertinggi yaitu DKI Jakarta dengan nilai sebesar 260,44 juta
rupiah dan Nusa Tenggara Timur yang memiliki pendapatan per kapita sebesar
19,22 juta rupiah.

3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


(a) Data PDB ADHK didapat di sheet “nasional”
𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 (𝑟) = × 100%
𝑌𝑡−1
(b) Interpretasi Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi dari tahun t-1 ke tahun t
yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah
dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya
kenaikan produksi barang dan jasa, sedangkan pertumbuhan yang negatif
menunjukkan adanya penurunan produksi barang dan jasa.
(c) Grafik

282
(d) Analisis Grafik
Berdasarkan grafik, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2011-
2020 cenderung berada di nilai yang hampir sama. Laju pertumbuhan di tahun
2011 adalah yang tertinggi selama periode tersebut dengan LPE sebesar 6,17. Di
tahun setelahnya, LPE terus mengalami penurunan hingga tahun 2015.
Kemudian, kembali mengalami kenaikan di tahun 2016-2018 dan turun kembali
di tahun 2019 serta diperparah dengan adanya bencana pandemi virus COVID-19
pada tahun 2020 yang semakin menekan laju pertumbuhan ekonomi hingga
terkontraksi pada angka -2.07.. Besarnya penurunan ini, dapat dikaitkan dengan
berhentinya atau terhambatnya beberapa sektor penting yang memiliki padat
modal karena adanya kebijakan pembatasan selama pandemi.

4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi


(a) Data PDRB ADHK didapat di sheet “provinsi”
𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1
𝐿𝑃𝐸 = × 100%
𝑌𝑡−1
(b) Interpretasi Laju Pertumbuhan Ekonomi
(Sama seperti di atas)
(c) Grafik

(d) Analisis Grafik

283
Berdasarkan grafik, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia
mayoritas bergerak ke arah negatif. Provinsi yang paling terdampak ekonominya
adalah Provinsi Bali. Provinsi Bali sangat tergantung pada sektor pariwisata.
Sementara, dengan adanya pandemi pergerakan masyarakat sangat dibatasi.
Walaupun demikian, masih ada provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi
yang positif, yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Papua.
5. Peranan Kontribusi Ekonomi
(a) Data PDB ADHB berdasarkan Lapangan Usaha didapat di sheet “nasional”
𝑁𝑇𝐵𝑖
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑖 = 𝑛
∑𝑖=1 𝑁𝑇𝐵𝑖
(b) Interpretasi Peranan Kontribusi Ekonomi
Besarnya kontribusi ekonomi PDB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran pada
tahun 2008 sebesar 1,2 persen, yang artinya sektor perdagangan, hotel dan
restoran memberikan kontribusi sebesar 1,2 persen terhadap nilai PDB pada
tahun 2008.
(c) Grafik

284
(d) Analisis Grafik
Berdasarkan grafik, lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar adalah
industri pengolahan, pertanian, lalu diikuti oleh perdagangan dan konstruksi.
Industri pengolahan menyumbang kontribusi sebesar 21%. Lalu, kontribusi
paling besar terhadap PDB Indonesia diberikan oleh lapangan usaha tersier.

6. Sumber Pertumbuhan Ekonomi


(a) Data PDB ADHK berdasarkan Lapangan Usaha didapat di sheet “nasional”.
𝑌𝑖𝑡 − 𝑌𝑖𝑡−1
𝑆𝑂𝐺𝑖𝑡 = 𝑛 × 100%
∑𝑖=1 𝑌𝑖𝑡−1
(b) Interpretasi
Untuk mengetahui seberapa besar bagian dari masing-masing lapangan
usaha/komponen dalam penciptaan laju pertumbuhan ekonomi.
(c) Grafik

285
(d) Analisis Grafik
Berdasarkan grafik, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling
tinggi adalah industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Hal ini berarti,
ketiga lapangan usaha tersebut memiliki potensi untuk berkembang paling tinggi
di antara lapangan usaha lainnya. Namun, pada tahun 2020 banyak lapangan
usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah 0. Hal ini menunjukkan
lapangan usaha tersebut mengalami penurunan yang dikarenakan terjadinya
pandemi.

7. Indeks Implisit
(a) Data PDB ADHK dan PDB ADHB dapat diambil di sheet “nasional” untuk melihat
indeks implisit di skala nasional atau data PDRB ADHK dan PDRB ADHB dapat
diambil di sheet “provinsi”.
𝑋𝑖𝑡
𝐼 = × 100%
𝑌𝑖𝑡
(b) Interpretasi
Indeks implisit Indonesia pada triwulan II tahun 20XX mencapai 138,71 persen yang
menunjukkan adanya kenaikan harga sebesar 38,71 persen dibandingkan tahun
dasar.
(c) Miniatur grafik garis menggunakan sparkline dapat dilihat diSoal UAS
SNN&PDB D4-KS TA 2021 2022.xlsx
(d) Analisis Grafik
Berdasarkan grafik, untuk setiap lapangan usaha cenderung memiliki pola harga yang
selalu naik dari tahun ke tahun. Namun, ada beberapa lapangan usaha yang
memiliki pola berbeda. Pada lapangan usaha pertambangan misalnya, perubahan
harga terjadi secara fluktuatif. Atau pada lapangan usaha informasi dan
komunikasi mengalami penurunan harga lalu naik lagi menjelang pandemi.

8. Laju Indeks Implisit

286
(a) Data PDB ADHK dan PDB ADHB dapat diambil di sheet “nasional” untuk melihat
indeks implisit di skala nasional atau data PDRB ADHK dan PDRB ADHB dapat
diambil di sheet “provinsi”.
𝐼𝑡
𝛥𝐼 = ( × 100%) − 100%
𝐼𝑡−1
(b) Interpretasi
Laju indeks implisit menggambarkan perubahan harga barang dan jasa di tingkat
produsen.
(c) Grafik

(d) Analisis Grafik


Berdasarkan grafik, laju indeks implisit terjadi secara fluktuatif dan cenderung
mengalami penurunan. Hal ini berarti secara umum, perubahan harga di
Indonesia cenderung mengalami penurunan.

9. Indeks Williamson
(a) Data PDRB dapat diambil di sheet “provinsi” dan data jumlah penduduk diambil
di sheet “penduduk” untuk menghitung PDRB perkapita.
1
1 2
{∑ (𝑌𝑖 − 𝑌𝑛 )2 ( )}
𝐼𝑤 = 𝑛
𝑌𝑛
(b) Interpretasi
Indeks Williamson merupakan salah satu instrumen dalam pengukuran pembangunan
wilayah suatu daerah dengan membandingkannya dengan wilayah yang lebih
tinggi. Indeks Williamson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan
(ketidakmerataan) distribusi pendapatan antar daerah dalam suatu
perekonomian.
(c) Tabel hasil penghitungan indeks williamson dapat dilihat di Soal UAS
SNN&PDB D4-KS TA 2021 2022.xlsx
(d) Analisis Tabel
Berdasarkan perhitungan, didapatkan indeks williamson Indonesia adalah sebesar
0,799 yang berarti di Indonesia masih terjadi kesenjangan distribusi pendapatan
yang tinggi antar provinsi. Oleh karena itu, perlu adanya strategi dan kebijakan
yang harus dilakukan untuk memeratakannya.

287
10. Tipologi Klassen
(a) Data PDRB ADHK didapat di sheet “provinsi” untuk menghitung laju
pertumbuhan ekonomi. Data PDRB dapat diambil di sheet “provinsi” dan data
jumlah penduduk diambil di sheet “penduduk” untuk menghitung PDRB
perkapita.
𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1
𝐿𝑃𝐸 = × 100%
𝑌𝑡−1
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑖
(b) Interpretasi

(c) Grafik

(d) Analisis Tabel


Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa daerah di Indonesia banyak yang ada di
kuadran II. Hal tersebut berarti banyak yang sedang mengalami pertumbuhan
ekonomi, namun masih memiliki PDRB yang cenderung rendah. Dengan kondisi
seperti ini Indonesia diharapkan dapat memaksimalkan potensi daerah-daerah
tersebut agar dapat bersanding dengan daerah di kuadran I. Daerah kuadran IV
juga masih banyak, yaitu daerah yang masih tertinggal dan pertumbuhan
ekonominya masih lambat.

288
289

Anda mungkin juga menyukai