Metode Lain :
Kualitas website juga dapat dipengaruhi oleh tersedianya informasi yang jelas, dapat dipercaya
dan memberikan keamanan penggunanya (Syaifullah & Soemantri, 2016)
Selain itu kualitas website harus menampilkan gambar, jenis huruf, warna yang tepat, kecepatan
download, kecepatan link saat diakses, desain halaman yang menarik serta mencerminkan
identitas organisasi (Arifin, Nugroho & Hantono, 2015).
Menurut Alhasanah (2014), pengukuran kualitas website yang dilakukan oleh konsumen dapat
membantu perusahaan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh konsumen mengenai
kulitas website, perusahaan dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap website.
Kualitas website akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan penggunanya itu sendiri.
Semakin tinggi kualitas suatu website, maka akan semakin banyak pengguna yang mengakses
website tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Barnes dan Vidgen (2001)
Menurut Muhsin & Zuliestiana (2017) “Website Quality adalah sebuah instrument yang
dikembangkan untuk menilai kegunaan, informasi dan kualitas interaksi jasa dari website
internet.”
Dengan metode webqual dapat diketahui apa saja fitur website yang perlu diperbaiki
berdasarkan persepsi pengguna terhadap kualitas layanan yang dirasakan (aktual) dengan
tingkat harapan (ideal) (Nasution, & Mudjahidin, 2013).
Rosita et al., (2014), WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas
website berdasarkan persepsi pengguna terakhir.
Webqual 4.0 banyak diterapkan untuk mengukur kualitas website serta membantu untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir website
(Rohman, & Kurniawan, 2017).
Pengukuran kualitas website dengan menggunakan Webqual 4.0 dapat membantu pengelola
website menyesuaikan kualitas website sesuai persepsi pengguna website tersebut (Hapsari, &
Priyadi, 2017).
Teori Lain
Menurut Kotler dan Keller (2012), kepuasan pelanggan adalah perasaan seseorang senang atau
kecewa yang dihasilkan dari membandingkan kinerja suatu produk yang telah dirasakan atau
hasil yang diharapkan.
Standar ISO 9241 mendefinisikan usability, sejauh mana suatu produk (situs web) dapat
digunakan oleh pengguna yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif, efisien,
dan memberikan kepuasan tertentu bagi pengguna. Nielsen (1993) dalam Matera Maristella dkk
(2013) mengemukakan karakteristik usability yaitu : learnability, efficiency, memorability, few
errors, dan user’s satisfiction. ISO/IEC 9126-1 mendefinisikan usability sebagai suatu tingkatan
kemampuan situs web untuk mudah dipahami, setiap fungsinya mudah dipahami, mudah
dioperasikan, dan memberikan kesan yang baik bagi pengguna melalui tampilannya.
Menurut Klein (2001) data dan kualitas informasi merupakan konsep multidimensional dengan
berbagai karakteristik yang tergantung pada pandangan filosofis penulisnya. Dalam penelitian
yang dilakukan Knight Shirlee-ann dan Burn Janice (2005) jelas ditunjukkan beberapa framework
kualitas informasi termasuk dimensinya. Secara umum, dijelaskan bahwa kualitas informasi
dapat diukur melalui akurasi, konsistensi, aktualitas, kelengkapan, aksestabilitas, objektivitas,
dan relevansi.
Barnes dan Vidgen (2002) menjelaskan bahwa kualitas interaksi layanan dinilai dari tingkat
kepercayaan pengguna berdasarkan pengalaman pengguna setelah mengakses situs.