NIM : 042928509
Nomor 1
Berikan analisis anda, perubahan apa yang terjadi pasca amandemen Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945 terhadap kekuasaan presiden dalam membentuk undang-undang?
Nomor 2
Berikan analisis anda hubungan antara presiden dan parlemen pasca amandemen Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia 1945?
Jawaban: Merujuk pada pendapat Jimly Asshiddiqie, UUD 1945 pasca perubahan resmi
menganut pemisahan kekuasaan dengan mengembangkan mekanisme checks and balances
yang lebih fungsional. Dengan konsep pemisahan pekuasaan tersebut, format kelembagaan
negara RI meliputi: MPR, DPR, dan DPD sebagai Parlemen Indonesia; Mahkamah Konstitusi
dan Mahkamah Agung sebagai pemegang kekuasaan kehakiman; dan Presiden dan Wakil
Presiden sebagai kepala pemerintahan eksekutif. Adapun keberadaan BPK dan Komisi
Yudisial dapat dikatakan tidak berdiri sendiri. Keberadaan masing-masing beserta tugas-tugas
dan kewenangannya haruslah dikaitkan dan terkait dengan tugas-tugas dan kewenangan
lembaga yang menjadi mitra kerjanya, yaitu BPK terkait dengan DPR dan DPD, sedangkan
Komisi Yudisial dengan Mahkamah Agung. Terkait hubungan antara presiden dan parlemen
pasca amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 sendiri dapat ditinjau dari
diberikannya kekuasaan membentuk undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
maka kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat baik dari aspek politik maupun yuridis menjadi
semakin kuat untuk menjaga sistem check and balances dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Nomor 3
Berikan analisis anda mengenai hubungan lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif?
Jawaban: Keterpengaruhan antara lembaga eksekutif dengan lembaga yudikatif ditinjau dari
lembaga yudikatif ikut mengawasi kinerja lembaga eksekutif dan legislatif agar saat
menjalankan tugas dan fungsinya tetap berada di koridor hukum maka hubungan antara
lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif ada di bawah payung checks and balances, dimana
lembaga-lembaga negara tersebut diakui sederajat tetapi tetapi saling mengendalikan satu
sama lain. Lembaga yudikatif yang mengontrol dari legislatif, yang membuat undang-undang
karena lembaga legislatif ini ada cenderung dipengaruhi kekuasaan partai sehingga harus ada
yang mengontrol dan melakukan pengawasan yaitu lembaga
yudikatif. DPR sebagai lembaga legislatif adalah badan atau lembaga yang berwenang untuk
membuat Undang-Undang dan sebagai kontrol terhadap pemerintahan atau eksekutif,
sedangkan eksekutif atau presiden adalah lembaga yang berwenang untuk menjalankan roda
pemerintahan.Dari fungsinya tersebut maka antara pihak legislatif dan eksekutif dituntut
untuk melakukan kerjasama, apalagi di Indonesia memegang prinsip
pembagian kekuasaan.Dalam hal ini, maka tidak boleh ada suatu kekuatan yang
mendominasi.