Anda di halaman 1dari 2

NAMA : KIKIS SUKMA MULYANAGARA

NIM : 042928509

MATKUL : HUKUM TATA NEGARA

Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Dalam pemerintahan presidensial,


Presiden berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang kedudukannya
terpisah dari parlemen. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden melaksanakan berbagai
kebijakan publik, setelah mendapat persetujuan DPR dan bertanggung jawab kepada DPR.
Sebagai kepala negara, Presiden berkewajiban menjaga kesatuan bangsa dan memberikan
jaminan bagi kelangsungan hidup bangsanya dalam suatu kesatuan teritorial negara. Dalam
tugas ini Presiden tak hanya bertanggung jawab kepada DPR, tetapi juga kepada seluruh
bangsa dan rakyat. Presiden tak hanya memiliki kewenangan di bidang eksekutif, namun juga
legislatif.

Nomor 1
Berikan analisis anda, perubahan apa yang terjadi pasca amandemen Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945 terhadap kekuasaan presiden dalam membentuk undang-undang?

Jawaban: Sesudah diberlakukannya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945, terjadi pergeseran kekuasaan Presiden dalam membentuk undang-
undang, yang diatur dalam Pasal 5, berubah menjadi Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk
undang-undang merujuk pada Pasal 20. Dalam hal ini, akibat dari pergeseran itu adalah
bergantinya dominasi presiden menjadi dominasi DPR dalam kekuasaan membentuk undang-
undang. Perubahan ini penting artinya karena undang-undang adalah produk hukum yang
paling dominan untuk menerjemahkan rumusan-rumusan normatif yang terdapat dalam UUD
NRI Tahun 1945. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden itu
sendiri perlu mendapat persetujuan bersama sehingga jika rancangan undang-undang tersebut
tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan DPR masa itu. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang
telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang dan dalam hal rancangan undang-
undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga
puluh hari sejak rancangan undang-undang itu disetujui, rancangan undang-undang tersebut
sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. Proses ini kemudian menciptakan
checks and balances antara Presiden dengan DPR.

Nomor 2
Berikan analisis anda hubungan antara presiden dan parlemen pasca amandemen Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia 1945?

Jawaban: Merujuk pada pendapat Jimly Asshiddiqie, UUD 1945 pasca perubahan resmi
menganut pemisahan kekuasaan dengan mengembangkan mekanisme checks and balances
yang lebih fungsional. Dengan konsep pemisahan pekuasaan tersebut, format kelembagaan
negara RI meliputi: MPR, DPR, dan DPD sebagai Parlemen Indonesia; Mahkamah Konstitusi
dan Mahkamah Agung sebagai pemegang kekuasaan kehakiman; dan Presiden dan Wakil
Presiden sebagai kepala pemerintahan eksekutif. Adapun keberadaan BPK dan Komisi
Yudisial dapat dikatakan tidak berdiri sendiri. Keberadaan masing-masing beserta tugas-tugas
dan kewenangannya haruslah dikaitkan dan terkait dengan tugas-tugas dan kewenangan
lembaga yang menjadi mitra kerjanya, yaitu BPK terkait dengan DPR dan DPD, sedangkan
Komisi Yudisial dengan Mahkamah Agung. Terkait hubungan antara presiden dan parlemen
pasca amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 sendiri dapat ditinjau dari
diberikannya kekuasaan membentuk undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
maka kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat baik dari aspek politik maupun yuridis menjadi
semakin kuat untuk menjaga sistem check and balances dalam penyelenggaraan
pemerintahan.

Nomor 3
Berikan analisis anda mengenai hubungan lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif?

Jawaban: Keterpengaruhan antara lembaga eksekutif dengan lembaga yudikatif ditinjau dari
lembaga yudikatif ikut mengawasi kinerja lembaga eksekutif dan legislatif agar saat
menjalankan tugas dan fungsinya tetap berada di koridor hukum maka hubungan antara
lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif ada di bawah payung checks and balances, dimana
lembaga-lembaga negara tersebut diakui sederajat tetapi tetapi saling mengendalikan satu
sama lain. Lembaga yudikatif yang mengontrol dari legislatif, yang membuat undang-undang
karena lembaga legislatif ini ada cenderung dipengaruhi kekuasaan partai sehingga harus ada
yang mengontrol dan melakukan pengawasan yaitu lembaga
yudikatif. DPR sebagai lembaga legislatif adalah badan atau lembaga yang berwenang untuk
membuat Undang-Undang dan sebagai kontrol terhadap pemerintahan atau eksekutif,
sedangkan eksekutif atau presiden adalah lembaga yang berwenang untuk menjalankan roda
pemerintahan.Dari fungsinya tersebut maka antara pihak legislatif dan eksekutif dituntut
untuk melakukan kerjasama, apalagi di Indonesia memegang prinsip
pembagian kekuasaan.Dalam hal ini, maka tidak boleh ada suatu kekuatan yang
mendominasi.

Sumber dan referensi:


BMP Hukum Tata Negara Universitas Terbuka.

Jurnal “PERGESERAN KEKUASAAN LEGISLATIF SEBELUM DAN SESUDAH


AMANDEMEN UUD 1945” yang diakses melalui
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/4742/4265 pada tanggal 20
November 2022.

Anda mungkin juga menyukai