Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

“INFEKSI SALURAN KEMIH”

SMK PGRI RANGKASBITUNG

KLINIK TANTI KIRANA MEDIKA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANISA NUR HEMILIANA

NISN : 0041055069

KELAS : XI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN

KOMPETENSI KEAHLIAN

KEPERAWATAN SMK PGRI RANGKASBITUNG

TAHUN AJARAN 2020/2021

JLN DEWI SARTIKA NO.45 L (0252) 203022 Rangkasbitung


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Berkat


bimbingan dan kemudahan yang Allah anugerahkan kepada penulis, sehingga mendapat
kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan laporan Praktek kerja lapangan ini.

Sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, penulis menyadari adanya


kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Penulis sangat mengharapka saran atau kritik
yang bersifat membangun Dari teman-teman ataupun dari para guru agar menambah
pengetahuan dalam penyusunan sebuah tugas untuk kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................2


1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat ......................................................................................................2
1.4 Sistematika Laporan .....................................................................................................2

BAB II PROFIL KLINIK TANTI KIRANA MEDIKA ...............................................................3

2.1 Sejarah Instansi ............................................................................................................3

2.2 Motto, Visi, Misi Instansi ............................................................................................3

2.3 Sarana ..........................................................................................................................4

2.4 Ketenagaan....................................................................................................................4

2.5 Jenis Pelayanan ............................................................................................................4

2.6 Struktur Organisasi .......................................................................................................5

BAB III URAIAN KHUSUS .........................................................................................................6

3.1 Pengertian penyakit ISK .............................................................................................6

3.2 Jenis Jenis Penyakit ISK .............................................................................................8

3.3 Gejala ..........................................................................................................................8

3.4 Pengobatan ..................................................................................................................8

3.5 Pencegahan ...................................................................................................................9


BAB IV PENUTUP .....................................................................................................................11

4.1 Kesimpulan .................................................................................................................11

4.2 Laporan PKL ..............................................................................................................11

4.3 Hambatan ....................................................................................................................11

4.4 Solusi ..........................................................................................................................11

4.5 Saran ...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................13

LAMPIRAN .....................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kerja Lapangan (PKL) Yang Disusun Oleh :

Nama : Anisa Nur Hemilia


NISN : 0041055069
Program Studi : Kesehatan
Kompetensi Keahlian : Keperawatan
Dengan Judul : Infeksi Saluran Kemih

Menyetujui,

Ketua Jurusan Pembimbing PKL

Miftahul Maula M.Pd Dini Hipdiani, M.Pd.

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK PGRI

Asep Santika, S.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan program khusus yamg harus di
laksanakan oleh skolah menengah kejuruan(SMK) sesuai dengan kurikulum
smk.program ini dilaksananakan diluar sekolah dalam bentuk praktek kerja didunia
usaha/indrustri(instansi) dengan mempertimbangkan stuktur program kurikulum,
kalender pendidikan, dan kesediaan dunia usaha/industry (insatansi untuk dapat
menerima PKL ini.
SMK PGRI Rangkas bitung merupakan sekolah kejuruan yang termasuk
kedalam kelompok bisnis manejemen, teknologi ,dan kesehatan. SMK PGRI
Rangkasbitung memiliki 6 (enam) program studi keahlian. Keenam program studi
keahlian tersebut terdiri dari Keperawatan,Farmasi,Teknik Komputer Jaringan
(TKJ),Administrasi Perkantoran (AP), Akuntansi (AK), Menejemen Pemasaran (MP).
Maka Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Kesehatan Keperawatan dituntut untuk
dapat melakukan progam PKL diRumah Sakit/Klinik agar siswa/I dapat menerapkan
Ilmu Pengetahuan Keterampilan dan sikap keperawatan sesuai dengan etika
Keperawatan serta aturan aturan Keperawatan dalam bertugas.
Dalam hal itupula siswa/I diharapkan agar mengenal jenis penyakit dan
Mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) sesuai dengan kurikulum yang
telah Ditetapkan oleh pihak sekolah .Maka dalam program PKL ini siwa/I dituntut
untuk membuat sebuah laporan tentang salah satu penyakit system pencernaan serta
Asuhan Keperawatan yang diambil berdasarkan fakta yang dikaji pada saat melakukan
PKL tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk yang sangat pada,
tepatnya dikabupaten lebak yaitu kota terpencil dengan penduduk yang sangat banyak
.Tepatnya di Kab.lebak merupakan daerah yang masih jauh dari tangka kesehatan.
Penyakit yang bisa menimpa dikalangan masyrakat lebak yang bisa mengenai anak-
anak, remaja, bahkan dewasa satunya penyakit Infeksi Saluran Kemih ( ISK) maka
saya jadi kan penyakit ini sebagai laporan yaitu Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem
kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami infeksi.

1.2 Maksud dan Tujuan


- Mempersiapkan tamatan yang memiliki keahlian professional sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja
- Meningkatkan efisien proses Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan professional
- Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses Pendidikan
- Memberikan pola pikir dan tingkat laku mandiri yang sesuai dengan tujuan
Pendidikan.
1.3 Waktu dan Tempat
Waktu : 01 Februari 2021 – 31 Maret 2021
Tempat : Klinik Tanti Kirana Medika

1.4 Sistematika Laporan


Untuk memudahkan penyusunan dalam melakukan penyusunan laporan ini, maka
dilakukan dengan mempergunakan sistematika laporan yang ada di laporan ini yaitu :
- Bab I Pendahluan
- Bab II Profil Instansi
- Bab III Uraian Khusus
BAB II

PROFIL INSTANSI

KLINIK TANTI KIRANA MEDIKA

2.1 Sejarah Instansi

Pembangunan dalam bidang Kesehatan saat ini bukan lagi sepenuhnya


menjadi tanggung jawab pemerintah, baik pemerintah pussat maupun pemerintah
daerah, namun telah menjadi tanggung jawab semua pihak yang yang memiliki
kemampuan dalam bidang penyelenggaraan Kesehatan baik institusi yang telah berdiri
sebagai rumah sakit maupun para praktisi Kesehatan yang dengan keahlian yang
dengan keahlian dan profesionalistasnya memberikan pelayanan Kesehatan
masyarakat.

Peran masyarakat sebagai pengguna atau subjek pelayanan Kesehatan


sudah proaktif untuk mempertahankan , menjaga Kesehatan masing masing beserta
keluarganya dan memperoleh pelayanan Kesehatan pada saat membutuhkannya.

Klinik Tanti Kirana merupakan satu satunya klinik di Kecamatan


Muncang, berdiri sejak tahun 2009 dengan jumlah 35.441 jiwa. Bekerja sama dengan
BPJS dari tahun 2014, jangkauan pelayanannya membawahi Kec. Sajira, Sobang, dan
Leuwidamar. Luas bangunan Klinik 288 M2 dengan kapasitas 5.669 orang.

2.2 Motto, Visi dan Misi Instansi

Motto : kami selalu ada untuk anda

Visi : Menjadi FKTP yang memiliki daya saing di Kabupaten Lebak

Misi :

1. Peningkatan kualitas bangunan fisik sarana dan prasarana


2. Peningkatan kualitas serta kemampuan petugas
3. Pelayanan yang berkesinambungan berfokus pada kepuasan pelanggan
4. Evaluasi dan monitoring rutin SOP oleh manajemen
2.3 SARANA
- Rawat inap : 9 tempat tidur
- USG : 1 Unit
- Dental unit : 1 Unit
- Ambulance : 1 Unit
- Laboratorium : 1 Unit
- Meja Ginekologi : 2 Unit
- Kendaraan roda dua : 3 Unit
- Komputer : 1 Unit
- Laptop : 2 Unit
2.4 Ketenagaan
- Pimpinan knilik : 1 orang
- Dokter umum : 3 orang
- Dokter gigi : 1 orang
- Perawat gigi : 1 orang
- Apoteker : 1 orang
- Analis : 1 orang
- Ahli gizi : 1 orang
- Bidan : 8 orang
- Perawat : 1 orang
- Admin : 1 orang
- Assistant apoteker : 1 orang
2.5 Upaya Pelayanan Kesehatan / Jenis Pelayanan
1. Pelayanan Kesehatan umum
2. Keluarga Berencana (KB)
3. USG
4. Pelayanan Gigi
5. Persalinan
6. Rawat inap
7. Konseling
8. Laboratorium
9. Home visit
10. Pelayanan penunjang ( Prolanis dan Prosalin sehat)
2.6 STRUKTUR ORGANISASI KLINIK TANTI KIRANA MEDIKA

PEMILIK

Dr. H. Suntoro, Sp. OG

BENDAHARA Dr. Penanggung jawab


Hj. Nurlaelah,S.SiT Dr. Rikawanto Prima Puspito

IGD Poli umum Poli Gigi KIA dan KB INSTALASI


Dr. Dede imam Dr. Melinda Dr. Lilia T.M Hj. Nurlaelah, S.SiT FARMASI
AArief W, S.Farm.
Apt

REKAM DAN ADM ANALIS KONSULTAN GIZI


Siti Fahriyah Sigit dwi handoko Yunita Fitriana

3 KEGIATAN PENUNJANG
- Kunjungan Kesehatan : konseling pengantar pasien rawat inap
- Home visit : pasien prolanis
- Prosalin sehat : senam ibu hamil 1 bulan sekali
- Prolanis : senam 1 bulan sekali
BAB III

URAIAN KHUSUS

3.1 Pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem
kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami infeksi. Umumnya, ISK terjadi
pada kandung kemih dan uretra. Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan
dikeluarkan dalam bentuk urine. Kemudian, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju
kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui
saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing.

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah. ISK
atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di ginjal dan ureter.
Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih
dan uretra. ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di
ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah turun
hingga syok, bahkan kematian.
Wanita lebih sering terinfeksi dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%
(Tessy & Suwanto, 2001). Antibiotika merupakan terapi utama pada penyakit infeksi saluran
kemih. Hasil uji kultur dan tes sensitivitas sangat membantu dalam pemilihan antibiotika yang
tepat. Efektivitas terapi antibiotika pada infeksi saluran kemih dapat dilihat dari penurunan angka
lekosit urin disamping hasil pembiakan bakteri dari urin setelah terapi dan perbaikan status klinis
pasien. Idealnya antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut: dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi
dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai.
Pemilihan antibiotika harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal, disamping juga
memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien (Coyle et al., 2005).

Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada tahun 2011, sepertiganya
disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2011). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi
dengan keterlibatan bakteri tersering dikomunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK
selama hidupnya. Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita
infeksi saluran kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasar pada umur dan jenis kelamin,
dimana infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria yang oleh karena
perbedaan anatomis antara keduanya. Infeksi saluran kemih menempati posisi kedua tersering
(23,9%) di negara berkembang setelah infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang paling
sering didapatkan oleh pasien difasilitas kesehatan. ISK merupakan penyebab morbiditas dan
mortalitas yang cukup signifikan (Pezzlo, 1992).

Penderita infeksi saluran kemih dapat tidak mengalami gejala, namun umumnya
mempunyai gejala yang terkait dengan tempat dan keparahan infeksi. Gejala-gejalanya meliputi
berikut ini, sendirian atau bersama-sama: (1) menggigil, demam, nyeri pinggang, sering mual dan
muntah (biasanya terkait dengan pielonefritis akut) dan (2) disuria, sering atau terburu-buru buang
air kecil, nyeri suprapubik, dan hematuria yang biasanya terkait dengan sistitis (Coyle et al.,
2005).
3.2 Jenis jenis Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih (ISK) dari segiklinik dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (simple/uncomplicated urinary tract infection)


yaitu bila infeksi saluran kemih tanpa faktor penyulit dan tidak didapatkan gangguan
struktur maupun fungsi saluran kemih.

2) Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection) yaitu bila
terdapat hal-hal tertentu sebagai infeksi saluran kemih dan kelainan struktur maupun
fungsional yang merubah aliran urin seperti obstruksi aliran urin, batu saluran kemih, kista
ginjal, tumor ginjal, ginjal, residu urin dalam kandung kemih. Perbedaan antara infeksi
saluran kemih terkomplikasi dan tidak terkomplikasi yaitu dalam hal kebutuhan
pemeriksan penunjang untuk penegakan diagnosis,lama dan penatalaksanaan,serta gejala
infeksi saluran kemih (Suwitra dan Mangatas, 2004).

3.3 Gejala dan tanda klinik

Infeksi saluran kemih dibedakan menjadi infeksi saluran kemih bagian bawah dan
infeksi saluran kemih bagian atas. Menurut gejala infeksi saluran kemih bagian bawah
yaitu disuria, polakisuria atau frekuensi urgensi, stranguria, nyeri suprasimfisis dan
enesmus, dan enuresis nokturnal. Gejala infeksi saluran kemih bagian atas dapat berupa
demam, menggigil, nyeri pinggang, nyeri kolik, mual, muntah, nyeri ketok sudut
kostovertebrata, dan hematuria. Selain itu juga ditemukan manifestasi tidak khas infeksi
saluran kemih yang berupa nyeri abdomen, nyeri kepala, nyeri punggung, dan diare
(Suwitra dan Mangatas, 2004).

3.4 Pengobatan

Infeksi saluran kemih umumnya dapat ditangani dengan pemberian antibiotik. Jenis
obat yang diresepkan tergantung pada kondisi kesehatan pasien, dan jenis bakteri yang
ditemukan di urine. Beberapa jenis antibiotik yang biasanya digunakan untuk ISK
adalah fosfomycin, nitrofurantoin, trimethoprim,
dan ceftriaxonce,jenis quinolone seperti ciprofloxacin, levofloxacin,dan ofloxacin akan
digunakan bila tidak ada pilihan lain. Tetapi umumnya jenis antibiotik tersebut dihindari,
karena efek sampingnya melebihi manfaat yang bisa didapat. Biasanya, gejala akan hilang
setelah beberapa hari mengonsumsi antibiotik. Namun demikian, pengobatan dengan
antibiotik tetap harus dilanjutkan hingga selesai. Penting bagi pasien untuk menjalani
pengobatan sesuai petunjuk dokter.

Untuk pasien ISK yang sering kambuh, dokter akan menganjurkan konsumsi
antibiotik dalam dosis rendah tiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Sedangkan pada ISK
yang terkait dengan aktivitas seksual, dokter akan meresepkan antibiotik untuk
dikonsumsi tiap selesai berhubungan intim. Dokter juga akan menganjurkan metode
kontrasepsi lain, seperti pil KB, pada pasien yang menggunakan kontrasepsi kondom
dengan pelumas spermisida.

Pada kondisi ISK yang berat, pasien akan ditangani di rumah sakit melalui
pemberian antibiotik suntik.

3.5 Pencegahan

Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

- Untuk wanita, lakukan pembersihan dari arah depan ke belakang setelah buang air
besar maupun berkemih. Langkah ini mencegah bakteri di sekitar dubur atau anus
menginfeksi vagina dan uretra.
- Banyak minum air untuk meningkatkan frekuensi buang air kecil. Minum air
dalam jumlah besar juga baik dilakukan setelah berhubungan intim. Hal ini akan
memicu buang air kecil, dan mengeluarkan bakteri yang mungkin masuk ke uretra
saat berhubungan.
- Pada wanita yang aktif secara seksual, beri tahu pasangan agar tidak menggunakan
kondom berpelumas spermisida.
- Gunakan celana dalam yang longgar dan berbahan katun, agar area vagina dan
lubang kencing tetap kering.
- Hindari produk pembersih kewanitaan yang berpotensi menyebabkan iritasi.
- Bersihkan kelamin sebelum berhubungan intim.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Prakerin di Klinik Tanti Kirana Medika dan membuat laporan
ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: PKL ini dapat memperluas dan
menambah wawasan bagi siswa dalam Pendidikan di Dunia Kerja. PKL ini dapat memperluas
dan menambah suatu gambaran dalam menjalani Dunia Kerja. PKL ini dapat memperluas dan
menambah keterampilan siswa dalam setiap praktik dan menerapkan teori-teori yang didapat
langsung padaobjeknya. Dengan adanya PKLini,siswa/siswi tidak lagi memerlukan waktu
Latihan lanjutan bila ingi nmemasuki Dunia Kerja.
4.2 Laporan kegiatan Praktek kerja Lapangan

Menyiapkan tempat tidur Obervasi pengambilan darah vena


Pemeriksaan TTV Observasi perawatan luka
Observasi Up infus Mengganti cairan luka (GV)
Obervasi Pemasangan infus Mengganti cairan infus
Observasi heacting Memberikan makanan
Menyiapkan obat Mengecek gula darah
Observasi injek intrvena
Observasi teraoi nebuizer

4.3 Hambatan-Hambatan
- Sulit dalam mencari status atau rekam medis pasien secara manual
- Keterbatasan alat alat medis dalam melakukan Tindakan
- Keterbatasan ruangan rawat inap
- Kurangnya strelisasi
4.4 Solusi
- Dalam pelayanan pendaftaran sebaiknya menggunakan komputerisasi
- Mengupayakan penambahan alat alat medis
- Seharusnya ruangan inap di perbesar
- Seharusnya pemilik klinik mengeluarkan kebijakan tentang konsep bersih dan
steril terhadap para pegawainya.
4.5 Saran

Pihak sekolah (Lembaga Pendidikan) diharapkan dapat memantau kegiatan siswa yang sedang
melaksanakan PKL secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat di pecahkan
bersama, utamakan rasa bertanggung jawab dalam memonitoring siswa PKL pembimbing yang
di tunjuk sekolah di harapkan lebih mengoptimalkan profesionalisme demi kelancaran kegiatan
PKL.

Diharapkan kegiatan PKL sebaiknya di bekali ilmu sesuai dengan program keahliannya,
terarah, agar kami dapat cepat memahami apa yang di kerjakan sesuai dengan pembelajaran yang
telah di dapatkan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU KLINIK TANTI KIRANA MEDIKA

LaporanPKLtahun2019–2020

Brunner Dan Suddart,2002,Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah ,Edisi 8 ,Vol1 ,Jakarta

:EGC

Doengoes ,Marilyn E.1999 IRencana Keperawatan Edisi Iii,Jakarta;EGC. McPhee,

StephenJ.2010.PatofisiologiPenyakit:Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta:


EGC.

Potter,Patricia A.2009. Fundamental of Nursing. Jakrta: Salemba Medika

Price,Sylvia Anderson.2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta:EGC

Pearce,Evelyn C. 20 09. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT.Gramedia

Anda mungkin juga menyukai