Latar Belakang : Penyakit tuberculosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang
diakibatkan oleh infeksi bakteri yang utamanya ditularkan melalui saluran pernafasan. Hingga
saat ini Indonesia masih menempati urutan ketiga negara dengan kasus TB terbanyak di dunia.
Saat ini TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan bisa disembuhkan secara tuntas. Akan
tetapi, pengobatan yang tidak segera dan tidak tepat dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Hal
tersebut menyebabkan penderita TB harus mendapatkan diagnosis yang sesuai dan pengobatan
yang tepat untuk menyembuhan penyakitnya dan menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut pemerintah berupaya untuk mengadakan program
pengobatan TB yang mudah dijangkau oleh masyarakat guna meningkatkan angka kepatuhan
berobat sekaligus menurunkan angka gagal pengobatan TB untuk menekan kasus dan
penularannya. Melalui puskesmas pemerintah mengadakan program pengobatan tb secara gratis
bersamaan dengan program-program lainnya seperti skrining dan penapisan TB.
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase lanjutan selama
4-6 bulan.
- Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi menularkan
infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum
BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
- Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang.
Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan
mencegah kekambuhan.
Kategori 1 : Kasus baru BTA positif; BTA negatif/rontgen positif dengan kelainan
parenkim luas; Kasus TB ekstra paru berat fase intensif tiap hari: 2HRZE, Fase
lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Ketegori 2: kasus Relaps BTA positif; gagal BTA positif; Pengobatan terputus fase
intensif tiap hari: 2HRZES/ 1HRZE, Fase lanjutan 3x seminggu : 5H3R3E3
Kategori 3 : Kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit ringan; TB ekstra paru ringan
fase intensif tiap hari: 2 HRZ, Fase lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Kategori sisipan : Bila pada ahir fase intensif, pengobatan pasien baru BTA positif
dengan kategori 1 atau pasien BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif. 1 HRZE
- Akhir fase intensif : regimen 6 bulan Akhir bulan kedua dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan kedua
- Pada fase lanjutan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-empat dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-lima
- Akhir pengobatan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-enam dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-delapan
2. 28 februari 2022
Identitas : Tn. S, 29 tahun, labuan lalar
Latar Belakang : Penyakit tuberculosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang
diakibatkan oleh infeksi bakteri yang utamanya ditularkan melalui saluran pernafasan. Hingga
saat ini Indonesia masih menempati urutan ketiga negara dengan kasus TB terbanyak di dunia.
Saat ini TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan bisa disembuhkan secara tuntas. Akan
tetapi, pengobatan yang tidak segera dan tidak tepat dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Hal
tersebut menyebabkan penderita TB harus mendapatkan diagnosis yang sesuai dan pengobatan
yang tepat untuk menyembuhan penyakitnya dan menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut pemerintah berupaya untuk mengadakan program
pengobatan TB yang mudah dijangkau oleh masyarakat guna meningkatkan angka kepatuhan
berobat sekaligus menurunkan angka gagal pengobatan tb untuk menekan kasus dan
penularannya. Melalui puskesmas pemerintah mengadakan program pengobatan tb secara gratis
bersamaan dengan program-program lainnya seperti skrining dan penapisan TB.
Gambaran Pelaksanaan : Tn. S termasuk dalam 19 orang pasien TB yang tercatat pada
registrasi poli TB puskesmas taliwang sebagai pasien TB yang saat ini tengah menerima
pengobatan. Tn. S terdiagnosis melalui tanda dan gejala TB (+) dan pemeriksaan laboratorium
sputum BTA TB (+) pada tanggal 02 maret 2022. Dan langsung memulai pengobatan TB tahap
awal/kategori 1 yang direncanakan selama 2 bulan dan dilanjutkan dengan pengobatan kategori
2/tahap lanjutan pada 02 Mei 2022. Sebelum dilanjutkan dengan pemberian obat seperti biasa
pada Tn. S dilakukan penimbangan BB untuk mengetahui dosis (jumlah) obat tb yang akan
diberikan. Setelah didapatkan BB dan disesuaikan jumlah obat yang diberikan sesuai dengan
dosis tahap awal dan BB Tn. S. Pada Tn. S juga dilakukan anamnesis mengenai keluhannya saat
ini dan kepatuhannya dalam konsumsi obatnya serta apakah ada gejala serupa yang terjadi
disekitar lingkungan Tn. S. Tn.S menyatakan saat ini tidak ada gejala yang dialami dan dirinya
juga mengaku rutin minum obat dari puskesmas. Pada akhir pertemuan diberikan KIE untuk
melanjutkan pengobatan rutin dan tidak lupa tetap melaksanakan protocol kesehatan untuk
mencegah penularan. Pada Tn. S juga diberikan masker untuk meningkatkan kepatuhan
penerapan protokol kesehatan.
Jenis (kategori) dan cara tahapan pengobatan TB serta evaluasi nya :
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase lanjutan selama
4-6 bulan.
- Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi menularkan
infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum
BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
- Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang.
Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan
mencegah kekambuhan.
Kategori 1 : Kasus baru BTA positif; BTA negatif/rontgen positif dengan kelainan
parenkim luas; Kasus TB ekstra paru berat fase intensif tiap hari: 2HRZE, Fase
lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Ketegori 2: kasus Relaps BTA positif; gagal BTA positif; Pengobatan terputus fase
intensif tiap hari: 2HRZES/ 1HRZE, Fase lanjutan 3x seminggu : 5H3R3E3
Kategori 3 : Kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit ringan; TB ekstra paru ringan
fase intensif tiap hari: 2 HRZ, Fase lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Kategori sisipan : Bila pada ahir fase intensif, pengobatan pasien baru BTA positif
dengan kategori 1 atau pasien BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif. 1 HRZE
- Akhir fase intensif : regimen 6 bulan Akhir bulan kedua dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan kedua
- Pada fase lanjutan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-empat dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-lima
- Akhir pengobatan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-enam dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-delapan
3. 29 maret 2022
Identitas : Tn. S.P, 44 tahun, Arab Kenangan
Latar Belakang : Penyakit tuberculosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang
diakibatkan oleh infeksi bakteri yang utamanya ditularkan melalui saluran pernafasan. Hingga
saat ini Indonesia masih menempati urutan ketiga negara dengan kasus TB terbanyak di dunia.
Saat ini TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan bisa disembuhkan secara tuntas. Akan
tetapi, pengobatan yang tidak segera dan tidak tepat dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Hal
tersebut menyebabkan penderita TB harus mendapatkan diagnosis yang sesuai dan pengobatan
yang tepat untuk menyembuhan penyakitnya dan menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut pemerintah berupaya untuk mengadakan program
pengobatan TB yang mudah dijangkau oleh masyarakat guna meningkatkan angka kepatuhan
berobat sekaligus menurunkan angka gagal pengobatan tb untuk menekan kasus dan
penularannya. Melalui puskesmas pemerintah mengadakan program pengobatan tb secara gratis
bersamaan dengan program-program lainnya seperti skrining dan penapisan TB.
Gambaran Pelaksanaan : Tn. S termasuk dalam 19 orang pasien TB yang tercatat pada
registrasi poli TB puskesmas taliwang sebagai pasien TB yang saat ini tengah menerima
pengobatan. Tn. S terdiagnosis melalui tanda dan gejala TB (+) dan pemeriksaan laboratorium
sputum BTA TB (+) pada tanggal 30 Maret 2022. Dan langsung memulai pengobatan TB tahap
awal/kategori 1 yang direncanakan selama 2 bulan dan dilanjutkan dengan pengobatan kategori
2/tahap lanjutan pada 31 Mei 2022. Sebelum dilanjutkan dengan pemberian obat seperti biasa
pada Tn. S.P dilakukan penimbangan BB untuk mengetahui dosis (jumlah) obat tb yang akan
diberikan. Setelah didapatkan BB dan disesuaikan jumlah obat yang diberikan sesuai dengan
dosis tahap awal dan BB Tn. S.P Pada Tn. S.P juga dilakukan anamnesis mengenai keluhannya
saat ini dan kepatuhannya dalam konsumsi obatnya serta apakah ada gejala serupa yang terjadi
disekitar lingkungan Tn.S.P menyatakan saat ini tidak ada gejala yang dialami dan dirinya juga
mengaku rutin minum obat dari puskesmas. Pada akhir pertemuan diberikan KIE untuk
melanjutkan pengobatan rutin dan tidak lupa tetap melaksanakan protocol kesehatan untuk
mencegah penularan. Pada Tn. S.P juga diberikan masker untuk meningkatkan kepatuhan
penerapan protokol kesehatan.
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase lanjutan selama
4-6 bulan.
- Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi menularkan
infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum
BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
- Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang.
Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan
mencegah kekambuhan.
Kategori 1 : Kasus baru BTA positif; BTA negatif/rontgen positif dengan kelainan
parenkim luas; Kasus TB ekstra paru berat fase intensif tiap hari: 2HRZE, Fase
lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Ketegori 2: kasus Relaps BTA positif; gagal BTA positif; Pengobatan terputus fase
intensif tiap hari: 2HRZES/ 1HRZE, Fase lanjutan 3x seminggu : 5H3R3E3
Kategori 3 : Kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit ringan; TB ekstra paru ringan
fase intensif tiap hari: 2 HRZ, Fase lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Kategori sisipan : Bila pada ahir fase intensif, pengobatan pasien baru BTA positif
dengan kategori 1 atau pasien BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif. 1 HRZE
- Akhir fase intensif : regimen 6 bulan Akhir bulan kedua dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan kedua
- Pada fase lanjutan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-empat dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-lima
- Akhir pengobatan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-enam dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-delapan
4. 24 februari 2022
Identitas : Tn. J, 50 tahun, Sampir
Latar Belakang : . Penyakit tuberculosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular
yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yang utamanya ditularkan melalui saluran pernafasan.
Hingga saat ini Indonesia masih menempati urutan ketiga negara dengan kasus TB terbanyak di
dunia. Saat ini TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan bisa disembuhkan secara tuntas.
Akan tetapi, pengobatan yang tidak segera dan tidak tepat dapat berakibat fatal bagi
penderitanya. Hal tersebut menyebabkan penderita TB harus mendapatkan diagnosis yang sesuai
dan pengobatan yang tepat untuk menyembuhan penyakitnya dan menghindari komplikasi yang
tidak diinginkan. Untuk menindaklanjuti hal tersebut pemerintah berupaya untuk mengadakan
program pengobatan TB yang mudah dijangkau oleh masyarakat guna meningkatkan angka
kepatuhan berobat sekaligus menurunkan angka gagal pengobatan TB untuk menekan kasus dan
penularannya. Melalui puskesmas pemerintah mengadakan program pengobatan tb secara gratis
bersamaan dengan program-program lainnya seperti skrining dan penapisan TB.
Gambaran Pelaksanaan : Tn. J termasuk dalam 19 orang pasien TB yang tercatat pada
registrasi poli TB puskesmas taliwang sebagai pasien TB yang saat ini tengah menerima
pengobatan. Tn. S terdiagnosis melalui tanda dan gejala TB (+) dan pemeriksaan laboratorium
sputum BTA TB (+) pada tanggal 25 Februari 2022. Dan langsung memulai pengobatan TB
tahap awal/kategori 1 yang direncanakan selama 2 bulan dan dilanjutkan dengan pengobatan
kategori 2/tahap lanjutan pada 26 April 2022. Sebelum dilanjutkan dengan pemberian obat
seperti biasa pada Tn. J dilakukan penimbangan BB untuk mengetahui dosis (jumlah) obat tb
yang akan diberikan. Setelah didapatkan BB dan disesuaikan jumlah obat yang diberikan sesuai
dengan dosis tahap awal dan BB Tn. J .Pada Tn. J juga dilakukan anamnesis mengenai
keluhannya saat ini dan kepatuhannya dalam konsumsi obatnya serta apakah ada gejala serupa
yang terjadi disekitar lingkungan Tn.J menyatakan saat ini tidak ada gejala yang dialami dan
dirinya juga mengaku rutin minum obat dari puskesmas. Pada akhir pertemuan diberikan KIE
untuk melanjutkan pengobatan rutin dan tidak lupa tetap melaksanakan protocol kesehatan untuk
mencegah penularan. Pada Tn. J juga diberikan masker untuk meningkatkan kepatuhan
penerapan protokol kesehatan.
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase lanjutan selama
4-6 bulan.
- Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi menularkan
infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum
BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
- Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang.
Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan
mencegah kekambuhan.
Regimen pengobatan kategori :
Kategori 1 : Kasus baru BTA positif; BTA negatif/rontgen positif dengan kelainan
parenkim luas; Kasus TB ekstra paru berat fase intensif tiap hari: 2HRZE, Fase
lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Ketegori 2: kasus Relaps BTA positif; gagal BTA positif; Pengobatan terputus fase
intensif tiap hari: 2HRZES/ 1HRZE, Fase lanjutan 3x seminggu : 5H3R3E3
Kategori 3 : Kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit ringan; TB ekstra paru ringan
fase intensif tiap hari: 2 HRZ, Fase lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Kategori sisipan : Bila pada ahir fase intensif, pengobatan pasien baru BTA positif
dengan kategori 1 atau pasien BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif. 1 HRZE
- Akhir fase intensif : regimen 6 bulan Akhir bulan kedua dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan kedua
- Pada fase lanjutan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-empat dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-lima
- Akhir pengobatan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-enam dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-delapan
5. 19 april 2022
Identitas : Tn. SL, 57 tahun, Banjar
Latar Belakang : Penyakit tuberculosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang
diakibatkan oleh infeksi bakteri yang utamanya ditularkan melalui saluran pernafasan. Hingga
saat ini Indonesia masih menempati urutan ketiga negara dengan kasus TB terbanyak di dunia.
Saat ini TB merupakan penyakit yang dapat dicegah dan bisa disembuhkan secara tuntas. Akan
tetapi, pengobatan yang tidak segera dan tidak tepat dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Hal
tersebut menyebabkan penderita TB harus mendapatkan diagnosis yang sesuai dan pengobatan
yang tepat untuk menyembuhan penyakitnya dan menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut pemerintah berupaya untuk mengadakan program
pengobatan TB yang mudah dijangkau oleh masyarakat guna meningkatkan angka kepatuhan
berobat sekaligus menurunkan angka gagal pengobatan TB untuk menekan kasus dan
penularannya. Melalui puskesmas pemerintah mengadakan program pengobatan tb secara gratis
bersamaan dengan program-program lainnya seperti skrining dan penapisan TB.
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase lanjutan selama
4-6 bulan.
- Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi menularkan
infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum
BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
- Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang.
Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan
mencegah kekambuhan.
Kategori 1 : Kasus baru BTA positif; BTA negatif/rontgen positif dengan kelainan
parenkim luas; Kasus TB ekstra paru berat fase intensif tiap hari: 2HRZE, Fase
lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Ketegori 2: kasus Relaps BTA positif; gagal BTA positif; Pengobatan terputus fase
intensif tiap hari: 2HRZES/ 1HRZE, Fase lanjutan 3x seminggu : 5H3R3E3
Kategori 3 : Kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit ringan; TB ekstra paru ringan
fase intensif tiap hari: 2 HRZ, Fase lanjutan 3x seminggu : 4H3R3
Kategori sisipan : Bila pada ahir fase intensif, pengobatan pasien baru BTA positif
dengan kategori 1 atau pasien BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif. 1 HRZE
- Akhir fase intensif : regimen 6 bulan Akhir bulan kedua dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan kedua
- Pada fase lanjutan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-empat dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-lima
- Akhir pengobatan : regimen 6 bulan Akhir bulan ke-enam dan Regimen 8 bulan
Akhir bulan ke-delapan