TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran Badan
Pusat Statistik Tahun Anggaran 2022 merupakan panduan dalam
melaksanakan kegiatan dan pengelolaan anggaran Badan Pusat
Statistik Tahun Anggaran 2022.
Pasal 2
Pasal3
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Januari 2022
I ,
' '
-
'kw1-� � cz.1�
/i?� ....,..___..,
·MARGO YUWONO
-1-
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PENGELOLAAN ANGGARAN BADAN PUSAT
STATISTIK TAHUN ANGGARAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran Badan
Pusat Statistik (BPS) Tahun Anggaran (TA) 2022 berisi penjelasan kegiatan
yang dilaksanakan pada Satuan Kerja (Satker) Sekretaris Utama/BPS Pusat,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), dan Politeknik Statistika
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (POLSTAT STIS) selama TA 2022 dengan tetap
mengacu pada Rencana Strategis Badan Pusat Statistik. Berdasarkan
Rencana Strategis (Renstra) BPS Tahun 2020 – 2024, fungsi BPS dijalankan
melalui 2 (dua) program yaitu 1 (satu) program teknis, yaitu Program
Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (PPIS) dan 1 (satu) program
generik, yaitu Program Dukungan Manajemen (Dukman). Setiap program
dijabarkan melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggung jawab masing-
masing unit kerja Eselon II.
3. Rumusan tujuan BPS yang tercantum dalam Renstra BPS Tahun 2020-
2024, yaitu :
a. Menyediakan data statistik untuk dimanfaatkan sebagai dasar
pembangunan.
b. Meningkatnya kolaborasi, integrasi, sinkronisasi dan standarisasi
dalam penyelenggaraan Sistem Statistik Nasional (SSN).
c. Meningkatkan pelayanan prima di bidang statistik untuk
terwujudnya SSN.
d. Penguatan tata kelola kelembagaan dan reformasi birokrasi.
kualitas data statistik sehingga lebih beragam, rinci, dan akurat yang
dapat dimanfaatkan sebagai indikator data dasar dalam perencanaan
pembangunan baik oleh pemerintah, dunia usaha, peneliti, maupun
masyarakat luas.
Untuk mencapai tujuan BPS tahun 2020 – 2024, maka sasaran
Program PPIS yang harus dicapai, yaitu:
a. Meningkatnya pemanfaatan data statistik yang berkualitas;
b. Penguatan komitmen K/L/D/I terhadap SSN; dan
c. Penguatan statistik sektoral K/L/D/I.
2. Dukman
Program ini bertujuan untuk memberi dukungan manajemen dan
kelancaran pelaksanaan kegiatan teknis di bidang penyediaan data dan
informasi statistik yang berkualitas. Dasar kebijaksanaan dalam
program ini diarahkan untuk :
a. Kegiatan operasional penyelenggaraan lembaga seperti perencanaan
program dan kegiatan, pemantauan dan evaluasi kegiatan,
penyediaan gaji pegawai, peningkatan kapasitas sumber daya
manusia (SDM), dan fungsi kehumasan;
b. Memelihara dan meningkatkan sarana dan prasarana fisik yang telah
ada di BPS, antara lain kenyamanan dan kelengkapan fasilitas ruang
kerja, serta penyediaan rumah dinas dan sarana transportasi untuk
pusat dan daerah; serta
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
kegiatan, pengelolaan administrasi keuangan dan administrasi
barang di seluruh satuan kerja BPS Pusat maupun Daerah.
Untuk mencapai tujuan BPS tahun 2020 – 2024, maka sasaran
Program Dukman yang harus dicapai antara lain:
a. Meningkatnya pengelolaan SDM BPS dalam kerangka tata kelola
kelembagaan;
b. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja BPS; dan
c. Meningkatnya pelayanan dengan penyediaan sarana dan prasarana
sesuai standar.
para Deputi dan Inspektur Utama sesuai dengan tugas dan fungsinya
yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007, dan
Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2020.
2. Untuk pengelolaan anggaran, Kepala BPS bertindak selaku Pengguna
Anggaran yang selanjutnya menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran.
3. Pelaksanaan dan pengelolaan administrasi harus dilakukan dengan
teratur dan tertib sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Para
pengelola kegiatan harus mengacu pada semua ketentuan peraturan
pengelolaan anggaran yang berlaku, seperti Undang-undang
Perbendaharaan, Keputusan Presiden (Keppres), dan berbagai peraturan
perundang-undangan terkait.
4. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan:
a. Tugas, fungsi, dan kewenangan setiap unsur pelaksana kegiatan;
b. Hubungan tata kerja antar unsur pelaksana kegiatan yang lebih
harmonis dan terbuka serta memberikan peran secara lebih merata
kepada semua satuan kerja.
5. Semua aspek yang menyangkut pembiayaan, yang tertuang di dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah hasil perencanaan
bersama seluruh unit kerja di lingkungan BPS. Apabila dalam
pelaksanaan masih ditemukan hambatan, perlu dipecahkan melalui dua
tahap pendekatan yaitu:
a. Permasalahan yang bersifat teknis sedapat mungkin diselesaikan
oleh unit kerja yang bersangkutan;
b. Hal-hal yang memang mendesak dan menyangkut kebijakan yang
telah ditetapkan Pimpinan BPS, harus dilaporkan ke Biro
Perencanaan untuk mendapatkan keputusan Pimpinan BPS.
-5-
BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
d. Pelaksanaan Pemilihan
Pelaksanaan pemilihan penyedia dilakukan oleh PPK dan Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan sesuai metode pemilihan, dengan
ketentuan:
1) PPK melaksanakan e-purchasing dengan nilai pagu paling sedikit
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
2) Pejabat Pengadaan melaksanakan:
a) E-purchasing dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah)
b) Pengadaan langsung dan penunjukan langsung lingkup
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
dengan nilai HPS paling banyak Rp200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah); atau jasa konsultansi yang bernilai paling
banyak Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah)
c) Pengadaan langsung dan penunjukan langsung lingkup
pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai HPS paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau Jasa
Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) lingkup percepatan pembangunan
kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Pokja Pemilihan melaksanakan Tender/Seleksi, Tender Cepat,
Penunjukan Langsung dan Tender Terbatas lingkup pengadaan
Barang/Jasa Lainnya yang bernilai paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) lingkup
percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat.
Pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui Tender/Seleksi dilakukan
melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), meliputi:
1) Pemilihan dengan Prakualifikasi
Prakualifikasi merupakan proses evaluasi kualifikasi yang
dilakukan sebelum penyampaian penawaran.
penyerahan)
f) Jaminan pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan)
g) Asuransi
h) Rencana pemberdayaan tenaga kerja praktik/magang
i) Rencana keselamatan konstruksi
j) Rencana mutu pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang
dan bangun
k) Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat
evaluasi penawaran
Hasil pembahasan dan kesepakatan rapat persiapan penanda
tangan kontrak dituangkan dalam berita acara. Dalam hal
Penyedia tidak memenuhi ketentuan dalam rapat persiapan
kontrak, maka SPPBJ dibatalkan dan Pejabat Penandatangan
Kontrak menunjuk pemenang cadangan (jika ada).
Nilai Jaminan Pelaksanaan ditemukan sebagai berikut:
a) Lingkup nilai penawaran antara 80 % (delapan puluh persen)
sampai 100 % (seratus persen) dari nilai Pagu Anggaran,
Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5 % (lima persen) dari
nilai kontrak; atau
b) Lingkup nilai penawaran di bawah 80 % (delapan puluh
persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan 5 %
dari nilai Pagu Anggaran
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan verifikasi secara
tertulis kepada penerbit jaminan sebelum penandatangan
kontrak. Setelah Jaminan Pelaksana dinyatakan sah dan
diterima, Pokja Pemilihan dapat mengembalikan Jaminan
Penawaran.
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak
diperkenankan mengubah substansi hasil pemilihan penyedia
sampai penandatangan kontrak, kecuali mempersingkat waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Penandatangan Kontrak dapat dilakukan setelah DIPA
disahkan. Dalam hal penandatangan kontrak dilakukan
sebelum tahun anggaran, maka Kontrak mulai berlaku dan
dilaksanakan setelah DIPA berlaku efektif.
Dalam hal penetapan SPPBJ dilakukan sebelum DIPA disahkan
-23-
ditetapkan
h) Berdasarkan penelitian Pejabat Penandatangan Kontrak,
Penyedia tidak mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan lingkup menyelesaikan
pekerjaan
i) Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
setelah diberikan kesempatann menyelesaikan pekerjaan
j) Setelah diberikan kesempatan kedua sebagaimana dimaksud
pada huruf I, penyedia barang/jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan; atau
k) Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang
ditentukan dalam Kontrak dan penghentian ini tidak
ditercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
pengawas pekerjaan.
Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan
penyedia:
a) Jaminan Pelaksanaan dicairkan
b) Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia atau jaminan
uang muka dicairkan (apabila diberikan)
c) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam
Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak karena kesalahan
penyedia, maka Pokja Pemilihan dapat menunjuk pemenang
cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau
Penyedia yang mampu dan memenuhi syarat. Apabila terjadi
pemutusan kontrak secara sepihak:
1. Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan evaluasi atas
hasil pekerjaan yang telah dilakukan
2. Pejabat Penandatangan Kontrak membayar pekerjaan
yang telah dikerjakan Penyedia dan dapat dimanfaatkan
oleh Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Peraturan
LKPP tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan
Barang/Jasa
3. Pejabat Penandatangan Kontrak meminta Pokja Pemilihan
lingkup melakukan penunjukan langsung terhadap
pemenang cadangan (apabila ada) atau Pelaku Usaha yang
Mampu
-26-
4. Perjanjian Hibah
Hibah harus dituangkan dalam perjanjian hibah, perjanjian hibah
paling sedkit memuat:
a. Identitas pemberi hibah dan penerima hibah
b. Tanggal perjanjian hibah/penandatangan perjanjian hibah
c. Jumlah hibah
d. Perlingkupan hibah dan
e. Ketentuan persyaratan
5. Penarikan Hibah
Penarikan Hibah dapat dilakukan melalui Kuasa BUN atau tidak
melalui Kuasa BUN. Hibah yang penarikannya melalui kuasa BUN
merupakan hibah yang proses penarikannya dilaksanakan di Direktorat
Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat pengelolaan Kas Negara atau
KPPN, sedangkan Hibah yang penarikannya tidak melalui kuasa BUN
adalah hibah dalam bentuk uang lingkup membiayai kegiatan, barang,
jasa, dan surat berharga yang proses penarikannya dilaksanakan melalui
K/L
6. Tahapan Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang
Pengesahan Pendapatan Hibah langsung dalam bentuk uang
melalui tahapan sebagai berikut:
a. Penerbitan nomor register
b. Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Hibah
c. Penyesuaian Estimasi Pendapatan dan Pagu Belanja yang bersumber
dari Hibah dalam DIPA, dan
d. Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang
7. Pengesahan dan pencatatan pendapatan Hibah dan belanja yang
bersumber dari hibah langsung dalam bentuk Barang/Jasa/Surat
Berharga yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN. Pengesahan
tersebut melalui tahapan sebagai berikut:
a. Penerbitan nomor register.
b. Penandatanganan BAST.
c. Pengesahan dan pencatatan pendapatan Hibah langsung dalam
bentuk barang/jasa/surat berharga.
F. REVISI ANGGARAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Revisi Anggaran adalah perubahan
rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN TA 2022 dan
disahkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran TA 2022. Revisi
anggaran tahun 2022 mengacu pada PMK Nomor 199/PMK.02/2021 tentang
-35-
Tata Cara Revisi Anggaran. Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana Tata
Cara Revisi Anggaran diatur dengan Peraturan yang selalu diperbaharui
setiap tahun, maka berdasarkan PMK Nomor 199/PMK.02/2021 ini
peraturan Tata Cara Revisi Anggaran berlaku long lasting atau berlaku terus
menerus lingkup beberapa tahun ke depan.
Revisi Anggaran Tahun 2022 terdiri atas:
1. Revisi anggaran dalam hal pagu anggaran berubah
Merupakan perubahan rincian anggaran yang disebabkan oleh
penambahan atau pengurangan pagu belanja bagian anggaran
Kementerian/Lembaga dan/atau BA BUN termasuk pergeseran rincian
anggarannya.
2. Revisi anggaran dalam hal pagu anggaran tetap
Merupakan perubahan rincian belanja bagian anggaran
Kementerian/Lembaga dan/atau BA BUN yang dilakukan dengan
pergeseran rincian anggaran dalam 1 (satu) bagian anggaran
kementerian/lembaga dana atau pergeseran anggaran antar subbagian
anggaran dalam BA BUN yang tidak menyebabkan penambahan dan
pengurangan pagu belanja dan pagu pengeluaran pembiayaan.
3. Revisi administrasi
Adalah revisi yang disebabkan oleh perbaikan/ralat/koreksi
administrasi, perubahan rumusan yang tidak terkait dengan anggaran,
dan/atau revisi lainnya yang ditetapkan sebagai revisi administrasi
Menurut kewenangan prosesnya, secara umum revisi anggaran
dibedakan menjadi:
1. Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran
Direktorat Jenderal Anggaran berwenang memproses lingkup usulan
revisi anggaran yang memerlukan penelahaan, dan/atau revisi anggaran
berupa pengesahan.
2. Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan berwenang memproses lingkup
usulan revisi anggaran berupa pengesahan.
3. Revisi Anggaran pada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
KPA, termasuk dalam hal ini KPA BA BUN dapat melakukan Revisi
Anggaran dalam 1 (satu) Satker yang sama berupa:
a. Pergeseran anggaran antar-RO dalam KRO yang sama dan/atau
antar-KRO dalam Program Dukungan Manajemen yang sama
sepanjang lingkup memenuhi kekurangan belanja pegawai
-36-
Beberapa hal terkait pengalihan kewenangan yang diatur dalam PMK Nomor
199/PMK.02/2021 adalah seperti pada tabel berikut :
1. Pergeseran Antar-KRO
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Pergeseran anggaran antar-KRO dalam 1
√
(satu) unit eselon 1 yang sama
Menjadi
Pergeseran anggaran antar-KRO antar-
√
satker, antar-Kanwil DJPB
Pergeseran anggaran antar-KRO dalam satu
√
satker dan/atau antar satker Kanwil DJPb
2. Revisi Anggaran Terkait RO Prioritas Nasional
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Perubahan dan/atau Pergeseran anggaran
√
RO Prioritas Nasional
Menjadi
Penambahan alokasi dan/atau target RO
Prioritas Nasional yang brsumber dari hibah
yang penarikannya tidak melalui kuasa BUN √
atau PNBP termasuk PNBP BLU (Badan
Layanan Umum) (pagu anggaran berubah)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) RO
prioritas nasional dalam 1 (satu) unit eselon 1
Dit. PA = antar - satker antar -kanwil DJPb
Kanwil DJPb = antar satker dalam 1 ( satu) √ √ √
kanwil DJPb
KPA = dalam 1 (satu) satker
-38-
3. Pergeseran Anggaran terkait SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dalam 1 (satu)
Satker
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Semua revisi anggaran terkait SBSN
termasuk dalam 1 (satu) RO dan dalam 1 √
(satu) satker.
Menjadi
Pemanfaatan sisa anggaran kontraktual
SBSN yang dilakukan melalui pekerjaan
tambahan (CCO) sesuai ketentuan di bidang
√
pengadaan barang dan jasa (pergeseran
dalam 1 (satu) RO, 1 (satu) komponen, dan 1
(satu) kegiatan/proyek)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) KRO
√
dalam 1 (satu) satker
4. Pemutakhiran data revisi POK
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Pemutakhiran data hasil revisi POK yang
√
menjadi kewenangan KPA
Menjadi
Pemutakhiran data hasil revisi POK yang
√
menjadi kewenangan KPA
5. Tunggakan PNBP BLU tahun tahun anggaran sebelumnya
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Penyelesaian tunggakan lingkup tahun
tahun sebelumnya lingkup semua sumber √
dana.
Menjadi
Penyelesaian tunggakan lingkup tahun
tahun anggaran sebelumnya yang √
bersumber dari PNBP BLU
clustering atas Rincian Output (RO) sejenis dan memiliki satuan yang
sama atau beragam.
7. Rincian Output (RO) adalah produk akhir yang dihasilkan BPS baik
berupa (barang infrastruktur/barang non-infrastruktur) atau jasa (jasa
regulasi/non regulasi) lingkup mencapai sasaran kegiatan dalam rangka
mendukung kinerja pembangunan. RO adalah barang/jasa riil (produk
akhir) yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan suatu unit/satker.
8. Berdasarkan Lembar Catatan Hasil Pertemuan Tiga Pihak antara BPS,
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, dan Direktorat
Perencanaan Makro dan Analisis Statistik, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Tanggal 3 Juni 2021 tentang Renja
K/L TA 2022, terjadi penyempurnaan KRO dan RO lingkup program
Dukman.
Lebih lanjut penerapan Kegiatan, KRO, dan RO di BPS T.A 2022 adalah
seperti tabel berikut:
PROGRAM : PENYEDIAAN DAN PELAYANAN INFORMASI STATISTIK (PPIS)
KEGIATAN KRO RO
(Klasifikasi Rincian (Rincian Output)
Output)
2896-Pengembangan dan Analisis Statistik
2896-Pengembangan dan BDB-Fasilitasi dan
Analisis Statistik Pembinaan Lembaga
2896-Pengembangan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Analisis Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
PENGEMBANGAN DAN
ANALISIS
2896-Pengembangan dan BMA-Data dan Informasi
Analisis Statistik Publik
2896-Pengembangan dan BMA-Data dan Informasi004-PUBLIKASI/LAPORAN
Analisis Statistik Publik ANALISIS DAN
PENGEMBANGAN
STATISTIK
2896-Pengembangan dan BMA-Data dan Informasi S02-PUBLIKASI/ LAPORAN
Analisis Statistik Publik INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA
2897-Pelayanan dan Pengembangan Diseminasi Informasi Statistik
2897-Pelayanan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Diseminasi Pembinaan Lembaga
Informasi Statistik
2897-Pelayanan dan BDB-Fasilitasi dan 003-LAPORAN
Pengembangan Diseminasi Pembinaan Lembaga PENYELENGGARAAN
Informasi Statistik SISTEM STATISTIK
NASIONAL (SSN)
2897-Pelayanan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Diseminasi Publik
Informasi Statistik
2897-Pelayanan dan BMA-Data dan Informasi 004-LAPORAN DISEMINASI
Pengembangan Diseminasi Publik DAN METADATA STATISTIK
Informasi Statistik
-43-
Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
2906-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Kesejahteraan Rakyat
2906-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Kesejahteraan Rakyat
2906-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Kesejahteraan Rakyat KESEJAHTERAAN RAKYAT
2906-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Kesejahteraan Rakyat
2906-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 003-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK
Kesejahteraan Rakyat KESEJAHTERAAN RAKYAT
YANG TERBIT TEPAT
WAKTU
2906-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik SUSENAS
Kesejahteraan Rakyat
2907-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Ketahanan Sosial
2907-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Ketahanan Sosial
2907-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Ketahanan Sosial KETAHANAN SOSIAL
2907-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Ketahanan Sosial
2907-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK KETAHANAN
Ketahanan Sosial SOSIAL
2907-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 008-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik PENDATAAN PODES
Ketahanan Sosial
2908-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Keuangan, Teknologi Informasi, dan
Pariwisata
2908-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Keuangan, Teknologi
Informasi, dan Pariwisata
2908-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Keuangan, Teknologi KEUANGAN, TEKNOLOGI
Informasi, dan Pariwisata INFORMASI, DAN
PARIWISATA
2908-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Keuangan, Teknologi
Informasi, dan Pariwisata
2908-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 004-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK KEUANGAN,
Keuangan, Teknologi TEKNOLOGI INFORMASI,
Informasi, dan Pariwisata DAN PARIWISATA YANG
TERBIT TEPAT WAKTU
2908-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Keuangan, Teknologi
Informasi, dan Pariwisata
2908-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 007-PUBLIKASI/ LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK WISATAWAN
Keuangan, Teknologi MANCANEGARA
Informasi, dan Pariwisata
-46-
DAN
PENGANGGARAN
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBD-Layanan Manajemen 953-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Kinerja internal PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBD-Layanan Manajemen 955-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Kinerja internal MANAJEMEN
KEUANGAN
4203-Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Inspektorat I
4203-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen
Akuntabilitas Inspektorat I Kinerja internal
4203-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen S17-LAYANAN
Akuntabilitas Inspektorat I Kinerja internal PENGAWASAN
INTERNAL
INSPEKTORAT
WILAYAH I
4204-Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Inspektorat II
4204-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen
Akuntabilitas Inspektorat II Kinerja internal
4204-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen S18-LAYANAN
Akuntabilitas Inspektorat II Kinerja internal PENGAWASAN
INTERNAL
INSPEKTORAT
WILAYAH II
4205-Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Inspektorat III
4205-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen
Akuntabilitas Inspektorat III Kinerja internal
4205-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen S19-LAYANAN
Akuntabilitas Inspektorat III Kinerja internal PENGAWASAN
INTERNAL
INSPEKTORAT
WILAYAH III
Gambar 10. Perbandingan pembobotan IKPA K/L Tahun 2021 dan 2020
Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
kewenangannya
(konsolidasi lokasi: average)
2 Deviasi a. Indikator kinerja Deviasi Deviasi Halaman III DIPA bulanan: 5 Nilai IKPA Deviasi Hal III
Halaman Halaman III DIPA, dihitung DIPA:
III DIPA berdasarkan rata-rata 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑛 =
kesesuaian antara realisasi 𝐼𝐾𝑃𝐴 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑛 =
anggaran terhadap ‖𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑛 − 𝑅𝐷𝑃𝑛‖
× 100 ∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑛
rencana penarikan dana 𝑅𝑃𝐷 𝑛
(RPD) bulanan 100 −
𝑛
b. Deviasi Halaman III DIPA
dihitung berdasarkan rasio Keterangan
antara nilai
penyimpangan/deviasi Keterangan
realisasi anggaran DevDIPAn= Deviasi Hal III IKPA DevDIPA Nilai
terhadap RPD DIPA bulan ke-n n= IKPA
c. Nilai IKPA Deviasi Deviasi
Halaman III DIPA Hal III
memperhitungkan rata- Realisasi n= Realisasi DIPA
rata deviasi antara anggaran bulan DevDIPA n= bulan
realisasi anggaran dengan ke-n ke-n
RPD setiap bulan
d. Nilai RPD yang n =
diperhitungkan adalah RPD n = Rencana DevDIP
nilai RPD yang dikunci Penarikan Dana A bulan
setiap awal triwulan bulan ke-n ke-n
e. Batas akhir pemutakhiran
RPD pada halaman III DIPA
dalam rangka penilaian Bulan
IKPA adalah sampai ke-n
dengan sepuluh hari kerja
pertama setiap triwulan
f. Khusus triwulan I, batas
akhir pemutakhiran RPD
pada halaman III DIPA
adalah sampai dengan 10
hari kerja pertama bulan
Februari
g. Penguncian data RPD pada
halaman III DIPA
dilakukan berdasarkan
tanggal posting DIPA hasil
revisi pada sistem
h. Nilai deviasi yang dihitung
mulai periode Januari
sampai dengan November
3 Pagu a. Indikator kinerja Pagu Rasio Pagu Minus: 5 Nilai IKPA Pagu Minus =
Minus Minus dihitung
berdasarkan rasio antara 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠 = 100 – Rasio Pagu Minus
total nilai pagu minus
(realisasi yang melebihi 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠
× 100
pagunya) terhadap pagu 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝐷𝐼𝑃𝐴
DIPA
b. Nilai pagu minus mengacu
pada nilai pagu minus
pada level akun (6 digit) Keterangan
pada semua jenis belanja Pagu Minus= Nominal Pagu
c. Satker yang tidak memiliki Minus
Pagu Minus, maka nilai
kinerja diberikan sebesar Pagu DIPA= Nominal Pagu
100 (seratus) DIPA
d. Penilaian akhir indikator
kinerja Pagu Minus
didasarkan pada nominal
pagu minus DIPA per
tanggal 31 Desember
4 Penyam- a. Indikator kinerja Rasio Ketepatan Waktu 10 Nilai IKPA Penyampaian
paian Penyampaian Data Penyampaian Data Kontrak: Data Kontrak:
Data Kontrak dihitung Sesuai dengan nilai Rasio
Kontrak berdasarkan rasio 𝐷𝐾𝑇𝑊 Ketepatan Waktu
𝑅𝐷𝐷𝐾 = ( ) × 100
ketepatan waktu 𝐷𝐾 Penyampaian Data
penyampaian data Kontrak (RKDK)
perjanjian/kontrak
terhadap seluruh data Keterangan:
perjanjian/kontrak yang RKDK = Rasio Ketepatan
didaftarkan ke KPPN Waktu
b. Data perjanjian/ kontrak Penyampaian
yang dihitung dalam Data Kontrak
penilaian adalah data
perjanjian/ kontrak
dengan nilai di atas
Rp.50.000.000,- yang
disampaikan ke KPPN dan Jumlah Data
data/ perjanjian kontrak DKTW = Kontrak yang
tahun jamak yang disampaikan
didaftarkan pada tahun tepat waktu
pertama masa kontrak
c. Data perjanjian/ kontrak
rilis lingkup tahun jamak Jumlah Data
(multiyears) tidak DK = Kontrak yang
termawsuk dalam disampaikan ke
penilaian kinerja KPPN
-59-
Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
5 Pengelo- a. Indikator kinerja Ketepatan Waktu Pertanggung- 8 Nilai IKPA Pengelolaan UP
laan UP Pengelolaan UP dan TUP, jawaban UP dan TUP: dan TUP:
dan TUP dihitung berdasarkan rasio
ketepatan waktu 𝐺𝑈𝑃𝑇𝑈𝑃 𝑇𝑊 Sesuai dengan Rasio
𝑅𝐾𝑊𝑈𝑃 = × 100
pertanggungjawaban UP 𝐺𝑈𝑃𝑇𝑈𝑃 Ketepatan Waktu
Tunai dan TUP Tunai Pertanggungjawaban UP
terhadap seluruh dan TUP
pertanggungjawaban UP
Tunai dan TUP Tunai Keterangan
b. Basis perhitungan RKWUP = Rasio Ketepatan
indikator kinerja Waktu
Pengelolaan UP dan TUP Pertanggungjawa
berdasarkan pada: ban UP dan TUP
1) Tanggal SP2D UP ke
tanggal SP2D GUP Isi
dan/atau SP2D GUP
Nihil; GUPTUP Jumlah SP2D
2) Tangal SP2D TUP ke TW= GUP dan PTUP
tanggal SP2D TUP yang Tepat Waktu
Nihil; dan/atau
3) Tanggal SP2D GUP Isi
ke tanggal SP2D GUP Jumlah SP2D
Isi berikutnya GUPTUP = GUP dan TUP
c. Indikator ini yang diajukan ke
mempertimbangkan sisa KPPN
dana UP dan TUP yang
belum disetor pada akhir
tahun (31 Desember)
sebagai penalti nilai
kinerja
d. Pinalti kinerja dilakukan
dengan mengubah status
pertanggungjawaban UP
dan TUP terakhir dari
status tepat waktu menjadi
terlambat
e. Ketepatan waktu
pertanggungjawaban UP
dan TUO dapat dipantau
pada kartu pengawasan
(karwas) UP dan TUP pada
OM SPAN
f. Jenis UP dan TUP yang
diperhitungkan dalam
IKPA adalah UP Tunai dan
TUP Tunai yang bersumber
dari dana Rupiah Murni
(RM), tidak termasuk UP
dan TUP yang
menggunakan Kartu Kredit
Pemerintag (KKP) dan yang
bersumber dari dana
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
g. Dalam hal tanggal batas
akhir pertanggungjawaban
UP dan /atau TUP
berikutnya jatuh pada hari
libur, maka nilai kinerja
Pengelolaan UP dan TUP
berdasarkan pada SP2D
UP dan/atau TUP (Baik Isi
maupun Nihil) yang
diterbitkan oleh KPPN
pada hari kerja
sebelumnya
6 Penyam- a. Indikator kinerja Rasio Ketepatan Waktu LPJ 5 Nilai IKPA LPJ Bendahara:
paian Penyampaian LPJ Bendahara:
LPJ Bendahara dihitung Sesuai dengan Rasio
Bendara berdasarkan rasio 𝐿𝑃𝐽𝐵 𝑇𝑊 Ketepatan Waktu LPJ
𝑅𝐾𝐿𝑃𝐽 = ( ) × 100
hara ketepatan waktu 𝐿𝑃𝐽𝐵 Bendahara Pengeluaran
penyampaian LPJ oleh
Bendahara Pengeluaran Keterangan
terhadap seluruh RKLPJ = Rasio Ketepatan
kewajiban penyampaian Waktu
LPJ Penyampaian LPJ
b. Batas waktu penyampaian Bendahara
LPJ Bendahara Pengeluaran
Pengeluaran ke KPPN LPJTW =
(paling lambat tanggal 10 Jumlah LPJ
bulan berikutnya) Bendahara
c. Dalam hal tanggal 10 Pengeluaran yang
bulan berikutnya jatuh disampaikan
pada hari libur, maka LPJ tepat waktu
Bendahara Pengeluaran LPJB =
disampaikan pada hari Jumlah LPJ
kerja sebelumnya. Bendahara
Pengeluaran yang
disampaikan ke
KPPN
7 Dispen- a. Indikator kinerja Dihitung berdasarkan jumlah SPM 5 Subkriteria Nilai
sasi Dispensasi Penyampaian yang mendapatkan dispensasi 0 SPM 100
-60-
Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
Penyam- SPM dihitung berdasarkan 1 – 5 SPM 95
paian jumlah SPM yang 6 – 10 SPM 90
SPM mendapatkan dispensasi 11 – 20 SPM 85
keterlambatan pengajuan > 20 SPM 80
SPM melebihi batas waktu
yang ditentukan
sebagaimana diatur dalam
ketentuan mengenai
pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara pada
akhir tahun anggaran
b. Nilai IKPA diberikan secara
bertingkat sesuai dengan
jumlah kumulatif atas SPM
yang telah diberikan
dispensasi oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
8 Penyerap a. Indikator kinerja Nilai Kinerja Penyerapan 15 Nilai IKPA Penyerapan
an penyerapan anggaran ANggaran Triwulanan: Anggaran:
Angga- dihitung berdasarkan rata-
ran rata nilai kinerja 𝑃𝐴𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛
𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛 = ( ) × 100 𝐼𝐾𝑃𝐴 − 𝑃𝐴𝑛 =
penyerapan anggaran 𝑇𝐴𝑛 𝑛
setiap triwulan
b. Nilai kinerja penyerapan
anggaran setiao triwulan
dihitung berdasarkan rasio
antara tingkat penyerapan Keterangan: Keterangan:
anggaran terhadap target NKPAn = Nilai Kinerja IKPA-PAn = Nilai
penyerapan anggaran pada Penyerapan IKPA
setia triwulan Anggaran Penyer
c. Target penyerapan Triwulan ke-n apan
anggaran ditetapkan per Anggar
triwulan dengan Penyerapan an
ketentuan: Anggaran Triwula
1. Triwulan I sebesar 15 PAn = triwulan ke -n n ke-n
persen;
2. Triwulan II sebesar 40
persen; Target
3. Triwulan III sebesar 60 Penyerapan
persen; dan TAn = ANggaran
4. Triwulan IV sebesar 90 Triwulan ke -n
persen
d. Pagu DIPA yang menjadi
basis perhitungan adalah
Pagu DIPA yang berlaku
pada akhir triwulan
berkenaan
e. Terhadap satker/eselon
I/KL dengan tingkat
realisasi di atas target
penyerapanntriwulanan,
maka nilai kinerja
diberikan secara maksimal
sebesar 100
9 Penyele- a. Indikator kinerja Ketepatan Waktu Penyelasian 10 Nilai IKPA Penyelesaian
saian Penyelasian Tagihan Tagihan: Tagihan:
Tagihan dihitung berdasarkan rasio
ketepatan waktu
penyelesaian tagihan 𝑆𝑃𝑀 𝐿𝑆 𝑇𝑊 Sesuai dengan rasio
𝑅𝐾𝑃𝑇 = ( ) × 100
dengan mekanisme SPM- 𝑆𝑃𝑀 𝐿𝑆 ketepatan waktu
LS Kontraktual terhadap penyelesaian tagihan
seluruh SPM-LS
Kontraktual yang diajukan Keterangan:
ke KPPN RKPT = Rasio Ketepatan
b. Penyampaian SPM LS Waktu
Kontraktual yang tepat Penyelesaian
waktu adalah paling Tagihan
lambat 17 (tujuh belas)
hari kerja dari tanggal SPM LS TW =
Berita Acara Serah Terima Jumlah SPM LS
(BAST) atau Berita Acara Kontraktual Non
Pembayaran Pekerjaan Belanja Pegawai
(BAPP) sampai dengan yang tepat waktu
tanggal SPM LS disampaikan ke
Kontraktual diterima oleh KPPN
KPPN pada saat proses
konversi SPM LS =
c. Tanggal BAST berlaku Jumlah SPM LS
apabila pekerjaan Kontraktual Non
(barang/jasa) telah Belanja PEgawai
diserahterimakan yang
seluruhnya disampaikan ke
d. Tanggal BAPP berlaku KPPN
apabila pekerjaan
(barang/jasa) dilakukan
secara bertahap atau
pembayaran berdasarkan
termin
10 Capaian a. Indikator kinerja Capaian Nilai Kinerja Rincian Output (RO) 17 Nilai IKPA Capaian
Output Output dihitung Triwulanan: Output:
berdasarkan rasio antara
𝐼𝐾𝑃𝐴 𝐶𝑂𝑛 =
-61-
Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
total nilai kinerja Rincian 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑅𝑂 𝑛
𝑁𝐾𝑅𝑂𝑛 = ( ) × 100
Output (RO) terhadap 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑂 𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝐾𝑅𝑂𝑛
( ) × 100
jumlah RO yang dikelola 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑂
oleh Satker
b. Nilai kinerja RO dihitung
berdasarkan rasio antara Keterangan: Keterangan:
capaian atau realisasi RO NKRO n = Nilai Kinerja IKPA COn= Nilai
terhadap tagret RO Capaian RO IKPA
c. Target capaian RO Triwulan ke-n Capaia
diproksikan sama dengan n
target penyerapan Output
anggaran triwulanan Capaian RO Realisasi/capaian Triwula
kecuali lingkup triwulan n= RO sesuai status n ke-n
IV, dengan ketentuan: tahapan RO pada Total NKROn =
1) Triwulan I sebesar 15 triwulan ke-n
persen; Total
2) Triwulan II sebesar 40 kumula
persen; tif dari
3) Triwulan III sebesar 60 Target RO n Target RO sesuai NKCO
persen; dan = status tahapan pada
4) Triwulan IV sebesar RO pada triwulan Total RO= Triwula
100 persen. ke-n n ke-n
d. Perhitungan nilai kinerja
atas capaian RO
ditentukan berdasarkan Jumlah
pada status tahapan RO
pelaksanaan RO sampai yang
dengan periode pelaporan dikelola
capaian RO setiap bulan Satker
e. Status tahapan capaian
RO adalah sebagai berikut:
Kode Status Nilai
Status Tahapan Kinerja
(1) Persiapan 0
/ PBJ
(2) Proses Sesuai rasio
Pelaksana PCRO
an dengan
Target PCRO
(3) Selesai Sesuai rasio
RVRO
dengan
target RO
Keterangan:
1) PCRO: Progres
Capaian Rincian
Output
2) RVRO: Realisasi
Volume Rincian
Output
f. Khusus pada bulan
Desember, Nilai Kinerja
Capaian Output akan
dihitung berdasarkan rasio
antara capaian RO
terhadap target RO
g. Terhadap capaian RO yang
melebihi target, maka nilai
kinerja Capaian Output
diberikan maksimal
sebesar 100 (seratus)
h. Dalam rangka penilaian
indikator kinerja capaian
output, satker
menyampaikan data
capaian output paling
lambat 10 hari kerja pada
bulan berikutnya melalui
sistem informasi yang
disediakan oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
i. Data capaian output yang
disampaikan oleh satker
paling kurang meliputi:
Realisasi Volume Rincian
Output (RVRO), Progres
Capaian Rincian Output
(PCRO), dan Keterangan
11 Retur Indikator kinerja Retur SP2D Rasio Retur SP2D: 5 Nilai IKPA Retur SP2D
Surat dihitung berdasarkan rasio
Perintah antara jumlah SP2D yang 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟 𝑆𝑃2𝐷 100 – Rasio Retur SP2D
𝑅𝑅𝑆𝑃2𝐷 = ( ) × 100
Pencair- mengalami retur terhadap 𝑆𝑃2𝐷
an Dana jumlah SP2D yang telah
(SP2D) diterbitkan Keterangan:
RRSP2D = Rasio Retur SP2D
SP2D=
Jumlah SP2D
yang diterbitkan
Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
Kesala- SPM dihitung berdasarkan 𝑆𝑃𝑀 𝑆𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑅𝐾𝑆𝑃𝑀 = × 100
han rasio antara 𝑆𝑃𝑀
Surat pengembalian/ kesalahan
Perintah SPM oleh KPPN terhadap
Memba- seluruh SPM yang
yar diajukan oleh Satker ke Keterangan:
(SPM) KPPN RKSPM= Rasio Kesalahan 0% 100
b. Pengembalian/Kesalahan SPM >0,00% - 1,50% 95
SPM merupakan SPM yang >1,50% - 3,00% 90
ditolak atau dikembalikan >3,00% - 5,00% 85
pada saat proses konversi SPM Salah= Jumlah SPM yang >5,00% 80
di front office KPPN ditolak oleh
berdasarkan data pada sistem
Payment Management SPM=
Resume Tagihan (PMRT)
atau kesalahan formal, Jumlah SPM yang
dan/atau penolakan pada disampaikan ke
saat validasi tagihan oleh KPPN
middle office KPPN atau
kesalahan substantif
13 Perenca- a. Indikator kinerja Renkas Rasio Ketepatan Waktu Renkas: 5 Nilai IKPA Renkas:
naan dihitung berdasarkan rasio
Kas antara Renkas/RPD 𝑅𝑒𝑛𝑇𝑊 Sesuai dengan Rasio
𝑅𝐾𝑅𝑒𝑛 = × 100
(Renkas) Harian yang disampaikan 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑎𝑠 Ketepatan Waktu Renkas
secara tepat waktu
terhadap kewajiban
Renkas/RPD Harian yang Keterangan
diajukan ke KPPN
b. Penilaian kinerja Renkas
tidak mengecualikan
dispensasi penyampaian
SPM tanpa Renkas oleh
KPPN
RKRen = Rasio Ketepatan
Waktu Renkas
BAB III
KEGIATAN TEKNIS BPS
A. ORGANISASI BPS
Tabel 1. Unit Kerja Eselon I BPS
KODE ESELON I
(1) (2)
1000 Kepala Badan Pusat Statistik
2000 Sekretaris Utama
3000 Kedeputian Bidang Metodologi dan Informasi Statistik
4000 Kedeputian Bidang Statistik Sosial
5000 Kedeputian Bidang Statistik Produksi
6000 Kedeputian Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
7000 Kedeputian Bidang Neraca dan Analisis Statistik
8000 Inspektur Utama
KODE ESELON II
(1) (2)
2100 Biro Perencanaan
2200 Biro Keuangan
2300 Biro Sumber Daya Manusia
2400 Biro Humas dan Hukum
2500 Biro Umum
3100 Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan
Survei
3200 Direktorat Diseminasi Statistik
3300 Direktorat Sistem Informasi Statistik
4100 Direktorat Statistik Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
4200 Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
4300 Direktorat Statistik Ketahanan Sosial
5100 Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura,
dan Perkebunan
5200 Direktorat Statistik Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan
5300 Direktorat Statistik Industri
6100 Direktorat Statistik Distribusi
6200 Direktorat Statistik Harga
6300 Direktorat Statistik Keuangan, TI, dan Pariwisata
-73-
KODE ESELON II
(1) (2)
7100 Direktorat Neraca Produksi
7200 Direktorat Neraca Pengeluaran
7300 Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
8100 Inspektur Wilayah I
8200 Inspektur Wilayah II
8300 Inspektur Wilayah III
2600 Pusat Pendidikan dan Pelatihan
2700 Politeknik Statistika STIS
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
> Penyempurnaan
Pengembangan Indikator
Ekonomi
> Analisis dan Kajian
Pengembangan Big Data
> Penyusunan Indeks
Ketimpangan Gender
> Penyempurnaan dan
Pengembangan Indikator
SDG's
S02 PUBLIKASI/ LAPORAN 7300 K/L
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA
051 Persiapan > Penghitungan IPM
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
>PNBP
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
BDB FASILITASI DAN 7200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 7200 K/L
STATISTIK SEKTORAL
NERACA PENGELUARAN
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2899 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK NERACA PRODUKSI
BMA DATA DAN INFORMASI 7100 K/L
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 7100 K/L
NERACA PRODUKSI
051 Persiapan > Penyusunan Nilai Tambah
Lapangan Usaha Barang
Triwulanan 2010=100
(SKTNP Barang)
> Penyusunan Dan
052 Pengumpulan data Pengembangan Neraca
Produksi Lapangan Usaha
Barang
> Penyusunan Nilai Tambah
Lapangan Usaha Jasa
053 Pengolahan dan analisis Triwulanan 2010=100
(SKTNP Jasa)
> Penyusunan Matriks Trade
And Transport Margin (TTM)
Berbasis SNA 2008
054 Diseminasi dan Evaluasi
> Penyusunan Dan
Pengembangan Neraca
Produksi Lapangan Usaha
Jasa
> Penyusunan PDB
Indonesia Triwulanan
Menurut Lapangan Usaha
2010 =100
> Penyusunan Dan
Pengembangan Supply And
Use Table (SUT) Dan Tabel IO
Indonesia
> Study Chained Volume
Measure
> Penyusunan PDB
Indonesia Tahunan,
Pengembangan Dan Kajian
Implementasi SNA 2008
> Percepatan Penghitungan
PDRB Perkapita Lingkup
Indikator DAU
> Penyusunan PDRB
Tahunan Dan Triwulanan
Menurut Lapangan Usaha
Tahun Dasar 2010 =100
> Implementasi SEEA Dalam
Sisnerling Indonesia
-77-
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
> Penyusunan Inter Regional
Input Output (IRIO)
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
CAN SARANA BIDANG 3300 K/L
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
004 PERANGKAT PENGOLAH 3300 K/L
DATA DAN KOMUNIKASI
056 Perangkat Pengolah Data
> Pengembangan Layanan
dan Komunikasi Jaringan Komunikasi Data
Dan Akses Online
> Pengembangan TIK
> Pengembangan Sistem
Informasi Dan Rekayasa
Informatika
2902 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK DISTRIBUSI
BMA DATA DAN INFORMASI 6100 K/L
PUBLIK
004 PUBLIKASI/LAPORAN 6100 K/L
STATISTIK DISTRIBUSI
YANG TERBIT TEPAT
WAKTU
051 Persiapan > Kompilasi Data Statistik
Ekspor
> Survei Perdagangan Antar
Wilayah
> Peningkatan Kualitas
052 Pengumpulan data Pengisian Dokumen
Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB)
> Pendataan Ekspor Diluar
Dokumen Bea Cukai
053 Pengolahan dan analisis > Kompilasi Data Statistik
Impor
> Survei Triwulanan
Kegiatan Usaha Terintegrasi
> Survei Pola Distribusi
054 Diseminasi dan Evaluasi
Barang Dan Jasa
> Survei Profil Pasar, Pusat
Perdagangan, Dan Toko
Modern
> Survei Waktu Tunggu
(Dwelling Time) Di Pelabuhan
> Kompilasi Data
Transportasi
> Survei Angkutan
Penumpang Dan Barang Di
Terminal Dan Jembatan
Timbang
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
PERTAMBANGAN,
PENGGALIAN, ENERGI,
DAN KONSTRUKSI
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2905 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
BMA DATA DAN INFORMASI 4100 K/L
PUBLIK
005 PUBLIKASI/LAPORAN 4100 K/L
STATISTIK
KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
051 Persiapan > Penyusunan Statistik Upah
Dan Pendapatan
> Penghitungan Penduduk
052 Pengumpulan data Dan Rumah Tangga Lingkup
Penimbang Survei
Kependudukan
053 Pengolahan dan analisis > Penyusunan Publikasi
Analisis Mobilitas Tenaga
Kerja Hasil Sakernas
054 Diseminasi dan Evaluasi > Penyusunan Publikasi
Statistik Mobilitas Penduduk
Dan Tenaga Kerja
> Survei Migrasi Hasil SP
> Publikasi Statistik Upah
dan Pendapatan Hasil SP
> Pengembangan Statistik
Hayati
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
527 Pelaksanaan Sensus
Sampel Long Form SP2020
528 Diseminasi Long Form
SP2020
529 Analisis Profil Penduduk
Long Form SP2020
530 Pengolahan Long Form
SP2020
BDB FASILITASI DAN 4100 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 4100 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2906 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT
BMA DATA DAN INFORMASI 4200 K/L
PUBLIK
003 PUBLIKASI/LAPORAN 4200 K/L
STATISTIK
KESEJAHTERAAN RAKYAT
YANG TERBIT TEPAT
051 Persiapan > Survei Penduduk Lanjut
Usia Dan Statistik Pemuda
052 Pengumpulan data > Statistik Pendidikan
> Profil Anak Usia Dini
053 Pengolahan dan analisis > Indikator Perumahan dan
Kesehatan Lingkungan
054 Diseminasi dan Evaluasi > Profil Statistik Kesehatan
Ibu dan anak
006 PUBLIKASI/LAPORAN 4200 K/L
SUSENAS
051 Persiapan > Susenas KOR Dan
052 Pengumpulan data Konsumsi
053 Pengolahan dan analisis > Susenas MSBP
054 Diseminasi dan Evaluasi > Susenas Hansos
> Susenas Kesehatan Dan
Perumahan
BDB FASILITASI DAN 4200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 4200 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KESEJAHTERAAN RAKYAT
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
051 Persiapan > Survei Pengukuran Tingkat
Kebahagiaan (SPTK)
> Penyusunan Statistik
Lingkungan Hidup Indonesia
052 Pengumpulan data
(SLHI)
> Penyusunan Statistik
Sumber Daya Laut Dan
053 Pengolahan dan analisis Pesisir (SDLP)
> Pengembangan Indikator
Lingkungan Hidup
> Penyusunan Statistik
054 Diseminasi dan Evaluasi
Politik Dan Keamanan
> Survei Prilaku Anti Korupsi
> Data Dan Penghitungan
Tingkat Kemiskinan
> Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI)
008 PUBLIKASI/LAPORAN 4300 K/L
PENDATAAN PODES
051 Persiapan >Pendataan Podes
052 Pengumpulan data
053 Pengolahan dan analisis
054 Diseminasi dan Evaluasi
BDB FASILITASI DAN 4300 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 4300 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KETAHANAN SOSIAL
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2908 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KEUANGAN, TEKNOLOGI,
INFORMASI, DAN PARIWISATA
BMA DATA DAN INFORMASI 6300 K/L
PUBLIK
004 PUBLIKASI/LAPORAN 6300 K/L
STATISTIK KEUANGAN,
TEKNOLOGI INFORMASI,
DAN PARIWISATA YANG
TERBIT TEPAT WAKTU
051 Persiapan > Statistik Lembaga
052 Pengumpulan data Keuangan
> Survei Statistik Badan
053 Pengolahan dan analisis
Usaha Dan Pasar Modal
054 Diseminasi dan Evaluasi
> Penyusunan Inward Fats
(Foreign Affiliate Statistics)
> Survei Karakteristik Usaha
(Business Characteristics
Survey)
> Penyusunan Indeks
Pembangunan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi
(ICT Development Index)
-83-
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
> Survei Bidang Jasa
Pariwisata
> Survei Statistik Keuangan
Pemerintah Daerah
> Survei Outbound
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
2910 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK TAMANAN PANGAN,
HORTIKULTURA, DAN PERKEBUNAN
QMA DATA DAN INFORMASI 5100 PN
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 5100 PN
SENSUS PERTANIAN
702 Gladi Bersih ST2023
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
057 Data Center
BMA DATA DAN INFORMASI 5100 K/L
PUBLIK
008 PUBLIKASI/LAPORAN 5100 K/L
STATISTIK HORTIKULTURA
DAN PERKEBUNAN
051 Persiapan >Implementasi pengumpulan
data komoditas pertanian
052 Pengumpulan data strategis melalui
rumahtangga
053 Pengolahan dan analisis >Survei Hortikultura dan
Indikator
054 Diseminasi dan Evaluasi Pertanian
>Survei Pengukuran
hortikultura potensi
>Survei Perusahaan
Perkebunan
BDB FASILITASI DAN 5100 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 5100 K/L
STATISTIK SEKTORAL
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
BAB IV
FORMULIR PERMINTAAN BELANJA KEGIATAN BPS
c. Modul Kepegawaian
1) Data Mitra
Berfungsi lingkup mengelola data Mitra BPS (PPNPM atau non
PPNPM, termasuk Narasumber) yang terlibat pada kegiatan yang
berakibat pada realisasi penggunaan anggaran.
2) Data Kepegawaian
Berfungsi lingkup mengelola data Pegawai BPS yang terlibat pada
kegiatan yang berakibat pada realisasi penggunaan anggaran.
3) Absensi (Presensi)
Berfungsi lingkup mengelola data Pegawai BPS terkait absensi
/presensi terkait keterlibatan pegawai pada realisasi penggunaan
anggaran.
d. Modul Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
1) Dashboard
2) Daftar Pelaku Usaha
e. Modul Keuangan
1) Pemeriksaan Dokumen
2) Rekap Bendahara
3) Kertas Kerja Pemeriksa (KKP)