Anda di halaman 1dari 124

BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 1 TAHUN 2022

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN


BADAN PUSAT STATISTIK TAHUN ANGGARAN 2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Menimbang bahwa dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan kegiatan


dan pengelolaan anggaran Badan Pusat Statistik Tahun
Anggaran 2022, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan
Pusat Statistik tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan
Pengelolaan Anggaran Badan Pusat Statistik Tahun Anggaran
2022;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
39, Tamba1"1ian Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3683);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286), sebagaimana telah diubah dengan Undang­
Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
-2-

dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang­


Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6516);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang­
Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau
dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2021 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
245), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6735);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5178);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5423), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
-3-

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2018


tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6267);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 tentang
Pengelolaan Penerimaaan Negara Bukan Pajak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 230),
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6563);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Jenis
dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku
pada Sadan Pusat Statistik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 37), Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5664);
10. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Sadan
Pusat Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 139);
11. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 -
2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10);
12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013
tentang Bagan Akun Standar (Serita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1618);
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2019
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Serita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1703);
-4-

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2021


tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 658);
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021
tentang Tata Cara Revisi Anggaran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 1429);
17. Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2020
tentang Organisasi dan tata Kerja Badan Pusat Statistik
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1585);
18. Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 8 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik
Provinsi dan Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1586);
19. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Perjalanan Dinas
Jabatan di Lingkungan Badan Pusat Statistik;
20. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 85 Tahun
2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja Sama di
Lingkungan Badan Pusat Statistik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG


PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGELOLAAN
ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK TAHUN ANGGARAN 2022.

Pasal 1
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran Badan
Pusat Statistik Tahun Anggaran 2022 merupakan panduan dalam
melaksanakan kegiatan dan pengelolaan anggaran Badan Pusat
Statistik Tahun Anggaran 2022.

Pasal 2

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran Badan


Pusat Statistik Tahun Anggaran 2022 dan Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran Instansi Vertikal Badan
-5-

Pusat Statistik Tahun Anggaran 2022 yang selanjutnya disebut


dengan Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada Pasal
1 tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

Pasal3
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Januari 2022

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

I ,
' '

-
'kw1-� � cz.1�
/i?� ....,..___..,

·MARGO YUWONO
-1-

LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PENGELOLAAN ANGGARAN BADAN PUSAT
STATISTIK TAHUN ANGGARAN 2022

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN


BADAN PUSAT STATISTIK TAHUN ANGGARAN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan Pengelolaan Anggaran Badan
Pusat Statistik (BPS) Tahun Anggaran (TA) 2022 berisi penjelasan kegiatan
yang dilaksanakan pada Satuan Kerja (Satker) Sekretaris Utama/BPS Pusat,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), dan Politeknik Statistika
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (POLSTAT STIS) selama TA 2022 dengan tetap
mengacu pada Rencana Strategis Badan Pusat Statistik. Berdasarkan
Rencana Strategis (Renstra) BPS Tahun 2020 – 2024, fungsi BPS dijalankan
melalui 2 (dua) program yaitu 1 (satu) program teknis, yaitu Program
Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (PPIS) dan 1 (satu) program
generik, yaitu Program Dukungan Manajemen (Dukman). Setiap program
dijabarkan melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggung jawab masing-
masing unit kerja Eselon II.

B. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN


Pedoman dasar dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan
anggaran BPS pada TA 2022 adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran.
2. Surat Kepala BPS Nomor S-481/01000/PR400/12/2021 Tanggal 27
Desember 2021, Perihal Langkah-langkah Strategis Persiapan
Pelaksanaan Anggaran Tahun 2022.
-2-

3. Rumusan tujuan BPS yang tercantum dalam Renstra BPS Tahun 2020-
2024, yaitu :
a. Menyediakan data statistik untuk dimanfaatkan sebagai dasar
pembangunan.
b. Meningkatnya kolaborasi, integrasi, sinkronisasi dan standarisasi
dalam penyelenggaraan Sistem Statistik Nasional (SSN).
c. Meningkatkan pelayanan prima di bidang statistik untuk
terwujudnya SSN.
d. Penguatan tata kelola kelembagaan dan reformasi birokrasi.

C. PROGRAM DAN KEGIATAN


Berdasarkan Lembar Catatan Hasil Pertemuan Tiga Pihak antara BPS,
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, dan Direktorat
Perencanaan Makro dan Analisis Statistik, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) tanggal 18 Maret 2020 tentang
Restrukturisasi Program K/L TA 2021, maka sejak TA 2021 BPS dalam
menjalankan fungsinya, hanya menjalankan 2 (dua) program yaitu Program
Dukman dan Program PPIS. Tujuan restrukturisasi program
Kementerian/Lembaga tersebut adalah:
1. Menunjukkan nomenklatur program yang dapat menggambarkan
outcome dalam pencapaian sasaran pembangunan baik pencapaian yang
dilakukan oleh satu Kementerian/Lembaga, maupun antar
Kementerian/Lembaga (Lintas K/L).
2. Rumusan program diharapkan dapat mencerminkan real work (eye
catching) dan selaras dengan Prioritas Pembangunan dalam RPJMN
2020-2024
Penjelasan lebih rinci terkait dua program BPS tersebut adalah sebagai
berikut:
1. PPIS
Program ini bertujuan untuk menyediakan dan memberikan
pelayanan informasi statistik yang berkualitas dalam rangka memenuhi
kebutuhan pengguna data. Untuk menyediakan data dan informasi
statistik tersebut, BPS secara berkesinambungan melakukan berbagai
penyempurnaan dan pengembangan baik dalam kegiatan pengumpulan,
pengolahan, pengkajian dan analisis, maupun diseminasi data dan
informasi statistik. Dari program ini diharapkan dapat meningkatkan
-3-

kualitas data statistik sehingga lebih beragam, rinci, dan akurat yang
dapat dimanfaatkan sebagai indikator data dasar dalam perencanaan
pembangunan baik oleh pemerintah, dunia usaha, peneliti, maupun
masyarakat luas.
Untuk mencapai tujuan BPS tahun 2020 – 2024, maka sasaran
Program PPIS yang harus dicapai, yaitu:
a. Meningkatnya pemanfaatan data statistik yang berkualitas;
b. Penguatan komitmen K/L/D/I terhadap SSN; dan
c. Penguatan statistik sektoral K/L/D/I.
2. Dukman
Program ini bertujuan untuk memberi dukungan manajemen dan
kelancaran pelaksanaan kegiatan teknis di bidang penyediaan data dan
informasi statistik yang berkualitas. Dasar kebijaksanaan dalam
program ini diarahkan untuk :
a. Kegiatan operasional penyelenggaraan lembaga seperti perencanaan
program dan kegiatan, pemantauan dan evaluasi kegiatan,
penyediaan gaji pegawai, peningkatan kapasitas sumber daya
manusia (SDM), dan fungsi kehumasan;
b. Memelihara dan meningkatkan sarana dan prasarana fisik yang telah
ada di BPS, antara lain kenyamanan dan kelengkapan fasilitas ruang
kerja, serta penyediaan rumah dinas dan sarana transportasi untuk
pusat dan daerah; serta
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
kegiatan, pengelolaan administrasi keuangan dan administrasi
barang di seluruh satuan kerja BPS Pusat maupun Daerah.
Untuk mencapai tujuan BPS tahun 2020 – 2024, maka sasaran
Program Dukman yang harus dicapai antara lain:
a. Meningkatnya pengelolaan SDM BPS dalam kerangka tata kelola
kelembagaan;
b. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja BPS; dan
c. Meningkatnya pelayanan dengan penyediaan sarana dan prasarana
sesuai standar.

D. KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGELOLAAN


ANGGARAN
1. Koordinasi pelaksanaan seluruh kegiatan sepenuhnya dijalankan Kepala
BPS, yang dalam pelaksanaan sehari-hari dibantu Sekretaris Utama,
-4-

para Deputi dan Inspektur Utama sesuai dengan tugas dan fungsinya
yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007, dan
Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2020.
2. Untuk pengelolaan anggaran, Kepala BPS bertindak selaku Pengguna
Anggaran yang selanjutnya menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran.
3. Pelaksanaan dan pengelolaan administrasi harus dilakukan dengan
teratur dan tertib sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Para
pengelola kegiatan harus mengacu pada semua ketentuan peraturan
pengelolaan anggaran yang berlaku, seperti Undang-undang
Perbendaharaan, Keputusan Presiden (Keppres), dan berbagai peraturan
perundang-undangan terkait.
4. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan:
a. Tugas, fungsi, dan kewenangan setiap unsur pelaksana kegiatan;
b. Hubungan tata kerja antar unsur pelaksana kegiatan yang lebih
harmonis dan terbuka serta memberikan peran secara lebih merata
kepada semua satuan kerja.
5. Semua aspek yang menyangkut pembiayaan, yang tertuang di dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah hasil perencanaan
bersama seluruh unit kerja di lingkungan BPS. Apabila dalam
pelaksanaan masih ditemukan hambatan, perlu dipecahkan melalui dua
tahap pendekatan yaitu:
a. Permasalahan yang bersifat teknis sedapat mungkin diselesaikan
oleh unit kerja yang bersangkutan;
b. Hal-hal yang memang mendesak dan menyangkut kebijakan yang
telah ditetapkan Pimpinan BPS, harus dilaporkan ke Biro
Perencanaan untuk mendapatkan keputusan Pimpinan BPS.
-5-

BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

A. ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN DAN ANGGARAN


Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan anggaran BPS TA 2022, di bawah ini diuraikan beberapa hal
yang berhubungan dengan susunan organisasi Pengelola Kegiatan dan
Pengelola Anggaran.

Gambar 1. Organisasi Pengelola Kegiatan

Gambar 2. Organisasi Pengelola Anggaran


-6-

B. TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLA


KEGIATAN DAN ANGGARAN

Uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pengelola Kegiatan dan


Anggaran adalah sebagai berikut:
1. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran BPS. Pengguna Anggaran BPS adalah Kepala BPS.
2. Kuasa Pengguna Anggaran
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara adalah pejabat yang memperoleh kuasa
dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran BPS. Kepala BPS sebagai PA selanjutnya akan
menetapkan KPA.
3. Penanggung Jawab Program
Penanggung Jawab Program (PJP) adalah Pejabat Eselon I yang
bertugas membantu Kepala BPS dalam membina dan mengelola kegiatan
menurut bidang tanggung jawabnya. PJP di BPS adalah Sekretaris
Utama (Sestama), para Deputi, dan Inspektur Utama (Irtama).
4. Penanggung Jawab Kegiatan
a. Penanggung Jawab Kegiatan (PJK) adalah para Pejabat Eselon II yang
meliputi Direktur/Kepala Biro/Inspektur Wilayah.
b. PJK melaksanakan pengendalian dan pengawasan sehari-hari
terhadap pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya, serta hubungan tata kerja antar unit kerja/fungsi di
lingkungannya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Pimpinan BPS.
d. Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan sehari-hari semua
komponen yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan garis-
garis kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pimpinan BPS.
5. Pejabat Pembuat Komitmen
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertugas
membantu KPA dalam mengelola anggaran. KPA telah menunjuk dan
menetapkan 12 orang PPK sesuai dengan Keputusan Kuasa Pengguna
Anggaran Badan Pusat Statistik Nomor 220110-01/SKKPA/2022
tentang Pejabat Pembuat Komitmen Badan Pusat Statistik. PPK yang
-7-

telah ditunjuk dan ditetapkan tersebut memiliki kewenangan wilayah


tugasnya masing-masing yaitu:
a. PPK lingkup unit kerja Biro Perencanaan dan Biro Sumberdaya
Manusia.
b. PPK lingkup unit kerja Biro Keuangan; Biro Humas dan Hukum;
dan Inspektorat Utama.
c. PPK lingkup unit kerja Biro Umum terkait belanjan barang (52).
d. PPK lingkup unit kerja Biro Umum terkait belanjan modal (53).
e. PPK lingkup unit kerja Direktorat Metodologi Sensus dan Survei dan
Direktorat Sistem Informasi Statistik.
f. PPK lingkup unit kerja Direktorat Diseminasi Statistik/PNBP.
g. PPK lingkup unit kerja Direktorat Statistik Kependudukan dan
Ketenagakerjaan selain output 2965.QMA.006 (Publikasi/Laporan
Sensus penduduk); Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat;
dan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial.
h. PPK lingkup output 2965.QMA.006 (Publikasi/Laporan Sensus
Penduduk 2020).
i. PPK lingkup unit kerja Direktorat Statistik Tanaman Pangan,
Hortikulutra, dan Perkebunan selain output 2910.QMA.006
(Publikasi/Laporan Sensus Pertanian 2023); Direktorat Statistik
Peternakan, Perikanan, dan kehutanan; dan Direktorat Statistik
Industri.
j. PPK lingkup output 2910.QMA.006 (Publikasi/Laporan Sensus
Pertanian 2023).
k. PPK lingkup unit kerja Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa.
l. PPK lingkup unit kerja Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik.

6. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar


Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA lingkup melakukan pengujian
atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
7. Pejabat Pemungut Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pejabat Pemungut Penerimaan Negara Bukan Pajak (P3NBP)
bertugas membantu KPA dalam hal pemungutan dan penerimaan negara
dan mempunyai hak dan kewajiban lingkup memungut uang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pengguna jasa, baik perorangan
maupun lembaga atau dari sumber lain sesuai dengan peraturan
-8-

perundang-undangan. Berdasarkan Keputusan Kepala BPS Nomor


363/PA/2019 tentang Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pemungut
Penerimaan Negara Bukan Pajak BPS, Kepala BPS menunjuk Direktur
Diseminasi Statistik sebagai P3NBP.
8. Bendahara Penerimaan
Bendahara Penerimaan bertugas dalam penerimaan,
penyimpanan, penyetoran, penatausahaan, dan pertanggungjawaban
uang pendapatan negara (PNBP) dalam rangka pelaksanaan APBN sesuai
dengan perintah dan petunjuk Pejabat Pemungut PNBP serta tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan.
9. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab terhadap pengelolaan
(menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan) anggaran lingkup keperluan belanja negara
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
10. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Bendahara Pengeluaran Pembantu bertugas membantu Bendahara
Pengeluaran lingkup melaksanakan pembayaran kepada yang berhak
guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu sesuai peraturan
perundang-undangan.

C. MEKANISME PENGGUNAAN ANGGARAN


Mekanisme penggunaan anggaran di BPS dilakukan dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Mekanisme penggunaan anggaran tahun 2022 dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Penggunaan Anggaran
Mekanisme penggunaan anggaran harus tetap mengikuti sistem
akuntasi dan tata kelola pengelolaan penggunaan anggaran secara baik,
proses pengajuan pemintaan harus dikelola secara tertib, teratur dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Maka lingkup mendukung hal
tersebut mekanisme permintaan penggunaan anggaran telah dilakukan
dengan menggunakan aplikasi elektronik yaitu aplikasi BackOffice
-9-

Selindo (BOS). Penggunaan aplikasi BOS dimaksudkan agar selain


menjamin proses pengajuan usulan permintaan belanja dilakukan
secara tertib dan teratur juga bisa digunakan lingkup mendukung dalam
pertanggungjawaban laporan keuangan yang akuntabel.
Pengusulan penggunaan anggaran dilakukan oleh pejabat eselon II
sebagai PJK. Melalui sistem aplikasi BOS, Penanggungjawab Kegiatan
(Kepala Biro/Direktur/Inspektur) mengusulkan penggunaan anggaran
dengan melakukan entri form permintaan belanja, disampaikan kepada
PPK dan/atau KPA lingkup diproses lebih lanjut, dimana PPK dan/atau
KPA mempunyai kewenangan lingkup membatalkan usulan PJK apabila
usulan yang diajukan tidak terdapat dalam Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK). Form permintaan yang telah disetujui oleh PPK dicetak
oleh PJK kemudian dikirimkan ke Biro Keuangan lingkup diproses lebih
lanjut. Proses diatas dilakukan menggunakan aplikasi BOS (tata cara
penggunaan ada di Bab IV).
Berikut mekanisme pelaksanaan penggunaan anggaran di BPS :

Gambar 3. Alur Mekanisme Pengajuan Form Permintaan Belanja


Barang/Jasa
-10-

a. Jenis Form Permintaan yang digunakan


1) Formulir Permintaan Belanja Barang Non-Operasional Lainnya
(Form Non-OPR)
Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
yang ada di dalam kode akun 521219 antara lain: operasional
dan pengiriman dokumen.
2) Formulir Permintaan Belanja Bahan (Form-Bahan)
Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
yang ada di dalam kode akun 521211 antara lain lingkup belanja
bahan habis pakai, seperti: konsumsi rapat.
3) Formulir Permintaan Belanja Barang Persediaan Barang
Konsumsi (Form-Persediaan)
Digunakan lingkup mengajukan usulan anggaran terkait barang
yang menghasilkan persediaan barang konsumsi seperti: Alat
Tulis Kantor (ATK), bahan cetak, dan alat-alat rumah-tangga.
4) Formulir Permintaan Cetak Dalam (Form-CTK Dalam)
Pencetakan dokumen/laporan/publikasi yang nilainya kurang
dari sepuluh juta rupiah dilakukan melalui cetak dalam, tidak
disediakan biaya dalam POK. Mekanisme pengajuan permintaan
cetak dalam diatur sebagai berikut:
a) PJK mengajukan usulan ke Biro Umum menggunakan
Form-CTK Dalam (batas terakhir paling lambat bulan
September) selanjutnya akan dievaluasi dengan
mempertimbangkan beban kerja dan ketersediaan kertas
serta toner mesin cetak.
b) Jawaban disampaikan Biro Umum ke Unit Kerja paling
lambat satu minggu setelah surat permintaan diterima.
c) Biro Umum membuat laporan penggunaan kertas dan toner
mesin cetak setiap 3 (tiga) bulan, kepada Sestama BPS.
5) Formulir Permintaan Belanja Pemeliharaan (Form-
Pemeliharaan)
Digunakan lingkup usulan belanja pemeliharaan, seperti belanja
pemeliharaan gedung dan bangunan, belanja pemeliharan
peralatan dan mesin, dan sebagainya.
-11-

6) Formulir Permintaan Belanja Modal (Form-Modal)


Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
belanja modal, seperti belanja modal peralatan dan mesin,
belanja modal gedung dan bangunan.
7) Formulir Permintaan Belanja Sewa (Form-Sewa)
Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
belanja sewa, seperti belanja sewa rumah/gedung/ gudang/
parkir, belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor.
8) Formulir Permintaan Belanja Jasa Konsultan (Form-Jasa
Konsultan)
Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
belanja jasa konsultan/belanja jasa lainnya.
9) Formulir Permintaan Belanja Jasa Profesi (Form-Jasa Profesi)
Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
belanja jasa profesi seperti honor narasumber.
10) Formulir Permintaan Honor Output Kegiatan (Form-Honor)
Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
honor yang terkait dengan output kegiatan.
11) Formulir Permintaan Belanja Perjalanan Dinas/Belanja
Perjalanan Dalam Kota (Form-JLN)
12) Digunakan lingkup mengajukan usulan penggunaan anggaran
belanja perjalanan dinas biasa dan belanja perjalanan dinas
dalam kota seperti supervisi, pengawasan, transport lokal dan
lain sebagainya. Formulir Permintaan Paket Pertemuan
Fullday/Halfday (Form-Fullday/Halfday)
Digunakan lingkup mengajukan usulan kegiatan
Fullday/Halfday diluar kantor.
13) Formulir Permintaan Paket Meeting Dalam Kota (Form-Fullboard
Dalam Kota)
Digunakan lingkup mengajukan usulan konsinyering/Fullboard
dalam kota.
14) Formulir Permintaan Paket Meeting Luar Kota (Form-Fullboard
Luar Kota)
Digunakan lingkup mengajukan usulan konsinyering/Fullboard
luar kota.
-12-

15) Formulir Permintaan Rapat


Digunakan lingkup mengajukan usulan rapat biasa di dalam
kantor pada jam kerja.
16) Formulir Pengajuan Lembur
Pengajuan lembur di BPS didasarkan pada PMK Nomor
125/PMK.05/2009 tentang Kerja Lembur dan Pemberian Uang
Lembur Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2009 tentang
Prosedur dan Tata Cara Permintaan serta Pembayaran Uang
Lembur bagi PNS. Formulir ini digunakan lingkup mengajukan
usulan lembur dari unit kerja, lembar persetujuan lembur tahun
2022 langsung ditandatangani oleh Eselon II unit kerja yang
bersangkutan. Lembur yang dilakukan Eselon I mendapat
persetujuan dari Kepala BPS, sedangkan lembur yang dilakukan
oleh Eselon II mendapat persetujuan dari Eselon I masing-
masing. Syarat mengajukan lembur sebagai berikut:
a) Pelaksanaan lembur hanya lingkup kegiatan prioritas;
b) Persetujuan lembur dikeluarkan dalam bentuk Surat
Perintah Kerja Lembur, formulir terlampir;
c) Pengajuan usulan lembur diusulkan dengan melampirkan
rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, tugas serta target
masing-masing peserta;
d) Besarnya uang lembur dan uang makan lembur lingkup
tiap-tiap jam penuh Kerja Lembur sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang
Standar Biaya Masukan;
e) Sesuai dengan PMK SBM tahun 2022, uang makan lembur
diberikan maksimal 1 (satu) kali dari besaran yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang
Standar Biaya Masukan.
f) Lembur hari kerja biasa diusulkan minimum 1 (satu) jam
dengan ketentuan:
(1) Senin-Kamis: Pukul 16.00 s.d 17.00 atau lebih.
(2) Jumat: Pukul 16.30 s.d 17.30 atau lebih.
(3) Pemberian uang makan lembur mengikuti ketentuan
yang tercantum dalam PMK.
-13-

(4) Batas maksimum kehadiran pegawai yang lembur


pada hari kerja adalah pukul 08.00.
g) Semua pegawai baik ASN maupun Non ASN, bisa
melakukan lembur termasuk Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri (PPNPN).
h) Lingkup pengemudi, petugas kebersihan, dan pramubakti
yang melakukan lembur, maka usulan lembur dapat
diusulkan oleh Bagian Rumahtangga Biro Umum dengan
mengetahui unit kerja yang bersangkutan. Lembur yang
dilakukan oleh pengemudi, petugas kebersihan, dan
pramubakti (PNPN) di atas harus juga diikuti oleh lembur
pegawai BPS yang ada.
i) Lembur khusus yaitu lembur yang melampui waktu batas
hari/melewati pukul 23.59, usulan dapat diajukan dengan
dilengkapi surat pengantar dari Pejabat Eselon I dan
ditujukan ke Sestama BPS (tembusan Kepala Biro
Perencanaan/Kuasa Pengguna Anggaran).
b. Proses Permintaan Penggunaan Anggaran
Berikut proses pencairan permintaan penggunaan anggaran pada
bulan berjalan yang dibedakan menurut rincian pengeluaran, yaitu:
1) Tidak melalui Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa
Penggunaan anggaran yang tidak melalui pejabat pengadaan
barang dan jasa diantaranya seperti kegiatan perjalanan dinas
(FORM-JLN), rapat, uang saku, transpor lokal, honor
narasumber, dan sebagainya. Pemberian honor/upah dan jasa
profesi (narasumber) harus disertai Surat Keputusan Kuasa
Pengguna Anggaran (SK-KPA).
2) Melalui Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan melalui Pejabat


Pengadaan Barang/Jasa adalah:
a) Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai dibawah 200 juta
(selain jasa Konsultansi) seperti :
1. Kegiatan rapat Fullboard/Fullday/Halfday seperti
konsinyering/workshop/seminar/pelatihan/rapat teknis
(Formulir-Fullboard Dalam Kota, Form-Fullboard Luar
Kota),
-14-

2. Belanja bahan seperti perlengkapan petugas,


perlengkapan instruktur nasional, perlengkapan rapat
teknis (ratek) serta bahan habis pakai lainnya (Formulir-
Bahan),
3. Belanja barang persediaan konsumsi seperti pencetakan
dokumen/publikasi, alat tulis kantor, computer supplies
(Formulir-Persediaan), lingkup belanja modal peralatan
dan mesin/fisik lainnya (Formulir-Modal)
b) Jasa Konsultansi dibawah 100 juta
1. Belanja pengadaan tenaga jasa konsultan (Formulir-Jasa
Profesi) misalnya Assesement Center dalam seleksi JPT
Madya/Pratama.
Mekanisme Pengajuan Rapat di Luar Kantor (Workshop,
Seminar, dan Pelatihan) Tahun 2022, dapat diselenggarakan
dengan ketentuan:
a) Dipimpin Pejabat Eselon II penyelenggara, dan
penyelenggaraannya berpedoman pada PMK Nomor
60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2022;
b) Formulir permintaan penyelenggaraan kegiatan
(Fullboard/Fullday/Halfday), yang diajukan ke PPK paling
lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan, memuat:
nama dan alamat hotel, waktu penyelenggaraan, dan volume
paket pada lampiran;
c) Surat undangan ditandatangani Eselon I/II penyelenggara;
d) Pernyataan dari PJK bahwa fasilitas kantor tidak memadai,
sehingga apabila kegiatan dilaksanakan di kantor menjadi
tidak efektif dan efisien;
e) Surat tugas ditandatangani minimal oleh Eselon II atasan
langsung masing-masing peserta, dengan mencantumkan
nama kegiatan;
f) Surat pernyataan pelaksanaan kegiatan yang ditandatangani
oleh penanggung jawab kegiatan/unit kerja penyelenggara;
dan
g) Notulen dan laporan hasil kegiatan diketahui oleh Eselon II
terkait dan disampaikan kepada Eselon I penyelenggara, KPA
dan PPK.
-15-

2. Pengadaan Barang dan Jasa


Dalam melakukan proses pengadaan barang/jasa K/L,
pemerintah telah mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 (Perpres 16/2018) tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan dalam upaya mendorong usaha kecil dan
menengah; penggunaan produk dalam negeri serta mengefisiensikan
proses pengadaan barang jasa melalui e-purchasing (e-katalog dan toko
daring), maka pada awal tahun 2021 dilakukan perubahan pada
beberapa pasal pada Perpres 16/2018, sehingga pada awal tahun 2021,
keluarlah beberapa pasal dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 (Perpres 12/2021) tentang Perubahan Atas Peraturan Perpres
16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta aturan
turunannya yaitu Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, yaitu:
a. Peraturan Lembaga Nomor 1 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
b. Peraturan Lembaga Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sayembara/Kontes,
c. Peraturan Lembaga Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola,
d. Peraturan Lembaga Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pembina Pelaku
Usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
e. Peraturan Lembaga Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan pada Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
f. Peraturan Lembaga Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Aksi Pemenuhan Pengelolaan Pengadaan
Barang/Jasa,
g. Peraturan Lembaga Nomor 7 Tahun 2021 tentang Sumber Daya
Manusia Pengadaan Barang/Jasa,
h. Peraturan Lembaga Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Pemilihan Panel Badan Usaha dan Pemilihan Badan Usaha
Pelaksana pada Proyek Strategis Nasional Nasional,
i. Peraturan Lembaga Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko Daring dan
Katalog Elektronik Dalam Pegadaan Barang/Jasa,
j. Peraturan Lembaga Nomor 10 Tahun 2021 tentang Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa,
-16-

k. Peraturan Lembaga Nomor 11 Tahun 2021 tentang Pedoman


Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa, dan
l. Peraturan Lembaga Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Penyedia.
Perlu menjadi perhatian, meskipun sudah diterbitkan Perpres 12/2021,
namun Perpres 16/2018 masih tetap berlaku pada bagian-bagian yang
tidak mengalami perubahan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa proses pengadaan
barang/jasa dimulai dari tahapan sebagaimana gambar dibawah ini:

Perencanaan Persiapan Persiapan Pelaksanaan Pelaksanaan Serah Terima


Pengadaan Pengadaan Pemilihan Pemilihan Kontrak

Gambar 4. Tahapan Proses Pengadaan Barang dan Jasa


a. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.
Perencanaan pengadaan barang/jasa disusun oleh PPK dan
ditetapkan oleh PA/KPA yang meliputi:
1) Identifikasi Pengadaan Barang/Jasa
2) Penetapan barang/jasa
3) Cara pengadaan
4) Pemaketan/Konsolidasi
5) Waktu Pemanfaatan
6) Anggaran Pengadaan
Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan dengan cara swakelola dan
atau Penyedia. Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa
yang dikerjakan sendiri oleh K/L/PD, K/L/PD lain, Organisasi
Kemasyarakatan, atau Kelompok Masyarakat. Dalam hal pada
kegiatan Swakelola memerlukan penyedia barang/jasa,
pengadaannya mengacu pada peraturan pengadaan barang/jasa
tentang pengadaan melalui penyedia. Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa yang
disediakan oleh Pelaku Usaha. Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa diatur dalam Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021
(Peraturan LKPP 11/2021). Pedoman pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia meliputi kegiatan persiapan
pengadaan barang/jasa, persiapan pemilihan penyedia,
-17-

pelaksanaan pemilihan penyedia, pelaksanaan kontrak dan serah


terima hasil pekerjaan. Hasil perencanaan dimuat dalam RUP.
Pengumuman RUP dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi
Rencana Umum Pengadaan (SIRUP). Batas waktu pengumuman
RUP lingkup pengadaan tahun berikutnya pada aplikasi SIRUP
dilaksanakan paling lambat tanggal 31 Maret pada tahun anggaran
tersebut. Pengumuman RUP dapat dilakukan kembali dalam hal
terdapat perubahan/revisi paket pengadaan atau DIPA.
Didalam salah satu langkah perencanaan terdapat
pemaketan/konsolidasi. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
adalah penggabungan paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis
dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Komoditas Indonesia
(seksi, divisi, kelompok, kelas, sub kelas, kelompok komoditas,
dan/atau komoditas) yang sama. Konsolidasi juga dengan
memperhatikan kondisi pasar Pelaku Usaha antara lain Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (kategori, golongan pokok,
golongan, sub golongan, dan/atau kelompok), kapasitas
suplai/produksi lokasi pekerjaan, dan/atau lokasi Pelaku Usaha.
Konsolidasi dapat dilakukan oleh PPK atau oleh UKPBJ.
1) Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa oleh PPK dilakukan
bersamaan dengan persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia.
2) Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa oleh UKPBJ dapat
dilakukan setelah pengumuman RUP atau pada tahap
Persiapan Pemilihan Penyedia oleh Pokja Pemilihan.
b. Persiapan Pengadaan
Lingkup Pengadaan Barang/Jasa yang kontraknya harus
ditandatangani pada awal tahun, persiapan pengadaan dan/atau
pemilihan penyedia dapat dilaksanakan setelah penetapan Pagu
Anggaran K/L sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Persiapan Pengadaan dilakukan oleh PPK meliputi:
1) Penetapan spesifikasi teknis (Barang, Konstruksi, Jasa
Lainnya)/KAK (Jasa Konsultansi)
2) Penetapan HPS
-18-

a) Penetapan HPS dikecualikan lingkup :


Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu Anggaran paling
banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
b) E-purchasing; dan
c) Tender pekerjaan terintegrasi.
3) Penetapan Rancangan Kontrak
4) Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan
pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi,
dan/atau penyesuaian harga.
Disamping itu PPK melakukan identifikasi apakah barang/jasa
yang akan diadakan termasuk dalam katagori barang/jasa yang
akan diadakan melalui pengadaan langsung, e-purchasing, atau
termasuk pengadaan khusus, yaitu:
1) Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan
Darurat
2) Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri
3) Pengadaan Barang/Jasa yang masuk dalam Pengecualian
4) Penelitian
5) Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri
atau Hibah Luar Negeri
c. Persiapan Pemilihan
Persiapan pemilihan penyedia oleh Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan setelah Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan menerima
permintaan pemilihan Penyedia dari PPK yang dilampiri dokumen
persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia yang
disampaikan oleh PPK kepada Kepala UKPBJ/Pejabat Pengadaan.
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia yang
dilakukan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan meliputi:
1) Penetapan metode pemilihan penyedia
2) Penetapan metode kualifikasi
3) Penetapan metode evaluasi penawaran
4) Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran
5) Penetapan jadwal pemilihan
6) Penyusunan Dokumen Pemilihan
-19-

d. Pelaksanaan Pemilihan
Pelaksanaan pemilihan penyedia dilakukan oleh PPK dan Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan sesuai metode pemilihan, dengan
ketentuan:
1) PPK melaksanakan e-purchasing dengan nilai pagu paling sedikit
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
2) Pejabat Pengadaan melaksanakan:
a) E-purchasing dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah)
b) Pengadaan langsung dan penunjukan langsung lingkup
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
dengan nilai HPS paling banyak Rp200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah); atau jasa konsultansi yang bernilai paling
banyak Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah)
c) Pengadaan langsung dan penunjukan langsung lingkup
pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai HPS paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau Jasa
Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) lingkup percepatan pembangunan
kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Pokja Pemilihan melaksanakan Tender/Seleksi, Tender Cepat,
Penunjukan Langsung dan Tender Terbatas lingkup pengadaan
Barang/Jasa Lainnya yang bernilai paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) lingkup
percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat.
Pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui Tender/Seleksi dilakukan
melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), meliputi:
1) Pemilihan dengan Prakualifikasi
Prakualifikasi merupakan proses evaluasi kualifikasi yang
dilakukan sebelum penyampaian penawaran.

Gambar 5. Proses Pemilihan dengan metode Prakualifikasi


-20-

2) Pemilihan dengan Pascakualifikasi


Pascakualifikasi merupakan proses evaluasi kualifikasi yang
dilakukan setelah penyampaian penawaran. Evaluasi
kualifikasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan evaluasi
administrasi.

Gambar 6. Proses Pemilihan dengan metode


Pascakualifikasi
Secara rinci proses pemilihan dengan kedua metode ini akan
disampaikan pada Perka BPS terkait SOP dan Proses Bisnis
Persiapan pemilihan melalui Penyedia yang dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan menggunakan Surat Perintah Kerja, meliputi:
1) Reviu dokumen persiapan pengadaan;
2) Penetapan persyaratan Penyedia;
3) Penetapan jadwal pemilihan; dan
4) Penetapan Dokumen Pemilihan.
Pelaku pelaksanaan pengadaan khusus diatur lebih lanjut dalam
Peraturan LKPP terkait Pengadaan Khusus.
e. Pelaksanaan Kontrak

Pelaksanaan Kontrak dilaksanakan oleh para pihak sesuai


ketentuan yang termuat dalam kontrak dan peraturan perundang-
undangan, Pelaksanaan kontrak merupakan bagian dari tugas
pokok PPK. Secara ringkas, pelaksanaan Kontrak meliputi:
1) Reviu Laporan Hasil Pemilihan Penyedia
Setelah menerima laporan hasil pemilihan penyedia, PPK
melakukan reviu atas laporan hasil pemilihan Penyedia dari
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan lingkup memastikan:
a) Bahwa proses pemilihan Penyedia sudah dilaksanakan
berdasarkan prosedur yang ditetapkan; dan
b) Bahwa pemenang pemilihan/calon Penyedia memiliki
kemampuan lingkup melaksanakan Kontrak.
Berdasarkan hasil reviu, PPK dapat memutuskan lingkup
menerima atau menolak hasil pemilihan Penyedia tersebut.
-21-

Apabila PPK menerima hasil pemilihan Penyedia, dilanjutkan


dengan Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ). Dalam hal PPK tidak menyetujui hasil pemilihan
Penyedia, maka PPK menyampaikan penolakan tersebut kepada
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan disertai dengan alasan dan
bukti. Selanjutnya, PPK dan Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
melakukan pembahasan bersama terkait perbedaan pendapat
atas hasil pemilihan Penyedia. Dalam hal tidak tercapai
kesepakatan, maka pengambilan keputusan diserahkan kepada
PA/KPA paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah tidak tercapai
kesepakatan.
2) Penetapan SPPBJ
SPPBJ ditetapkan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak. Dalam
hal tender dilakukan mendahului tahun anggaran, SPPBJ dapat
ditetapkan setelah persetujuan rencana kerja dan anggaran
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia melaksanakan
rapat persiapan penandatangan Kontrak setelah diterbitkan
SPPBJ.
Dalam rapat persiapan penandatangan Kontrak, Pejabat
Penandatangan Kontrak dibantu oleh Konsultan Manajemen
Kontruksi atau tim Teknis dalam hal Konsultan Manajemen
Konstruksi belum tersedia.
Rapat persiapan penandatangan Kontrak, paling sedikit
membahas:
a) Finalisasi rancangan kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib
memeriksa kembali rancangan Kontrak meliputi substansi,
bahasa, redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan
paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak
b) Perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan
sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran.
c) Rencana penandatangan kontrak
d) Dokumen kontrak dan kelengkapan
e) Jaminan uang muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu
-22-

penyerahan)
f) Jaminan pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan)
g) Asuransi
h) Rencana pemberdayaan tenaga kerja praktik/magang
i) Rencana keselamatan konstruksi
j) Rencana mutu pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang
dan bangun
k) Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat
evaluasi penawaran
Hasil pembahasan dan kesepakatan rapat persiapan penanda
tangan kontrak dituangkan dalam berita acara. Dalam hal
Penyedia tidak memenuhi ketentuan dalam rapat persiapan
kontrak, maka SPPBJ dibatalkan dan Pejabat Penandatangan
Kontrak menunjuk pemenang cadangan (jika ada).
Nilai Jaminan Pelaksanaan ditemukan sebagai berikut:
a) Lingkup nilai penawaran antara 80 % (delapan puluh persen)
sampai 100 % (seratus persen) dari nilai Pagu Anggaran,
Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5 % (lima persen) dari
nilai kontrak; atau
b) Lingkup nilai penawaran di bawah 80 % (delapan puluh
persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan 5 %
dari nilai Pagu Anggaran
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan verifikasi secara
tertulis kepada penerbit jaminan sebelum penandatangan
kontrak. Setelah Jaminan Pelaksana dinyatakan sah dan
diterima, Pokja Pemilihan dapat mengembalikan Jaminan
Penawaran.
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak
diperkenankan mengubah substansi hasil pemilihan penyedia
sampai penandatangan kontrak, kecuali mempersingkat waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Penandatangan Kontrak dapat dilakukan setelah DIPA
disahkan. Dalam hal penandatangan kontrak dilakukan
sebelum tahun anggaran, maka Kontrak mulai berlaku dan
dilaksanakan setelah DIPA berlaku efektif.
Dalam hal penetapan SPPBJ dilakukan sebelum DIPA disahkan
-23-

ternyata alokasi anggaran dalam DIPA tidak disetujui atau


kurang dari rencana nilai Kontrak, maka penandatangan
Kontrak dapat dilakukan setelah Pagu Anggaran cukup tersedia
melalui revisi DIPA. Jika penambahan Pagu Anggaran melalui
revisi DIPA tidak tercapai maka penetapan dibatalkan dan
kepada calon Penyedia Barang/Jasa tidak diberikan ganti rugi.
4) Pengunduran Diri Calon Penyedia
Apabila pemenang pemilihan (calon Penyedia) mengundurkan
diri dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh PPK baik
sebelum Penerbitan SPPBJ atau sebelum penandatanganan
kontrak dan masa penawarannya masih berlaku, maka calon
Penyedia tersebut dikenakan sanksi Daftar Hitam sesuai
ketentuan perundang-undangan. Selanjutnya penunjukan
Penyedia dilakukan kepada peserta dengan peringkat
dibawahnya (jika ada).
5) Penandatanganan Kontrak
Kontrak ditandatangi dengan ketentuan:
a) Setelah DIPA anggaran disahkan
b) Paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah penyedia
menyerahkan jaminan pelaksana
c) Ditandatangai oleh Pihak yang berwenang menandatangi
kontrak.
Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari:
a) Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, terdiri dari
1. Kontrak asli pertama lingkup pejabat Penandatangan
Kontrak (materai pada bagian yang ditandatangani oleh
penyedia)
2. Kontrak asli kedua lingkup penyedia (materai pada
bagian yang ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak)
b) Rangkap/Salinan tanpa dibubuhi materai apabila
diperlukan
6) Penyerahan Lokasi Kerja dan Personel
7) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/Surat Perintah Pengiriman
(SPP)
8) Pemberian Uang Muka
9) Penyusunan Program Mutu
-24-

10) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


11) Mobilisasi
12) Pemeriksaan Bersama
13) Pengendalian Kontrak
Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelaksanaan Kontrak baik secara langsung atau melalui pihak
lain yang ditunjuk. Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat
dilaksanakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh :
a) Pejabat Penandatangan Kontrak;
b) Pihak ketiga yang independen;
c) Penyedia; dan/atau
d) Pengguna akhir.
14) Inspeksi Pabrikasi (apabila diperlukan)
15) Pembayaran Prestasi Pekerjaan
16) Perubahan Kontrak
17) Penyesuaian Harga (apabila diperlukan)
18) Keadaan Kahar
19) Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak
20) Pemutusan Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemutusan
Kontrak, apabila:
a) Penyedia terbukti melakukan korupsi, kolusi, nepotisme,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses pengadaan
yang diputuskan oleh instasi yang berwenang
b) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan korupsi,
kolusi, nepotisme dan/atau pelanggaran persaingan sehat
dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan
benar oleh Instansi yang berwenang
c) Penyedia berada dalam keadaan pailit
d) Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum
penandatangan kontrak
e) Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat surat
peringatan sebanyak 3 (tiga) kali
f) Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan
Pelaksanaan
g) Penyedia lalai/cidera janji falam melaksanakan kewajiban dan
tidak memperbaiki kelalainya dalam jangka waktu yang telah
-25-

ditetapkan
h) Berdasarkan penelitian Pejabat Penandatangan Kontrak,
Penyedia tidak mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan lingkup menyelesaikan
pekerjaan
i) Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
setelah diberikan kesempatann menyelesaikan pekerjaan
j) Setelah diberikan kesempatan kedua sebagaimana dimaksud
pada huruf I, penyedia barang/jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan; atau
k) Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang
ditentukan dalam Kontrak dan penghentian ini tidak
ditercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
pengawas pekerjaan.
Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan
penyedia:
a) Jaminan Pelaksanaan dicairkan
b) Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia atau jaminan
uang muka dicairkan (apabila diberikan)
c) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam
Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak karena kesalahan
penyedia, maka Pokja Pemilihan dapat menunjuk pemenang
cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau
Penyedia yang mampu dan memenuhi syarat. Apabila terjadi
pemutusan kontrak secara sepihak:
1. Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan evaluasi atas
hasil pekerjaan yang telah dilakukan
2. Pejabat Penandatangan Kontrak membayar pekerjaan
yang telah dikerjakan Penyedia dan dapat dimanfaatkan
oleh Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Peraturan
LKPP tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan
Barang/Jasa
3. Pejabat Penandatangan Kontrak meminta Pokja Pemilihan
lingkup melakukan penunjukan langsung terhadap
pemenang cadangan (apabila ada) atau Pelaku Usaha yang
Mampu
-26-

4. Proses selanjutnya mengikuti mekanisme penunjukan


langsung
21) Pemberian Kesempatan
Dalam hal penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai
masa pelaksanaan kontrak berakhir, Pejabat Penandatangan
Kontrak melakukan penilaian atas kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, Hasil penilaian menjadi dasar bagi pejabat
penandatangan kontrak memberikan kesempatan kepada
penyedia lingkup menyelesaikan pekerjaannya atau tidak
memberikan kesempatan.
22) Denda dan Ganti Rugi
Denda ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan
kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku karena
terjadinya cidera janji/wanprestasi yang tercantum dalam
Kontrak.

f. Serah Terima Hasil Pekerjaan


Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai
100 persen sesuai ketentuan yang termuat dalam kontrak. Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak lingkup serahterima barang/jasa. Pejabat
Penandatangan kontrak melakukan pemeriksaan terhadap
barang/jasa yang diserahkan. Pejabat Penandatangan Kontrak
melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan
terhadap kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak, yang
dapat dibantu oleh Konsultan Pengawas atau tim ahli dan tim
teknis. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat
hasil pekerjaan, Pejabat Pejabat Penandatangan Kontrak
memerintahkan Penyedia lingkup memperbaiki dan/atau
melengkapi kekurangan pekerjaan.
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani
Berita Acara, setelah hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Kontrak.

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang harus tetap berpedoman


pada Peraturan Lembaga terkait, seperti: Peraturan Lembaga Nomor 3 Tahun
2021, tentang Pedoman Swakelola, dan Peraturan Lembaga Nomor 12 Tahun
-27-

Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui


Penyedia

D. MEKANISME PENGUNAAAN PENDAPATAN HIBAH


Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan pemerintah pusat dalam
bentuk uang, barang, jasa, dan/atau surat berharga yang diperoleh dari
pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali yang berasal dari dalam
negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut pemerintah
mendapatkan manfaat secara langsung yang digunakan lingkup mendukung
tugas dan fungsi K/L atau diteruskan pada pemerintah daerah, BUMN dan
BUMD. Mekanisme Administrasi pengelolaan hibah diatur melalui PMK
Nomor 99 Tahun 2017.
1. Kriteria dan Penggunaan Hibah
Penerimaan negara yang dapat dikategorikan sebagai Hibah
merupakan penerimaan negara yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Tidak dimaksudkan lingkup dibayarkan kembali kepada pemberi
hibah
b. Tidak disertai ikatan politik, serta tidak memiliki muatan yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan negara, dan
c. Uang/barang/jasa/surat berharga yang diterima dari Pemberi Hibah
digunakan lingkup mendukung pencapaian sasaran keluaran kegiatan
lingkup mendukung penanggulangan keadaan darurat.
Penggunaan Hibah digunakan lingkup mendukung program
pembangunan nasional yaitu memberi manfaat bagi satuan kerja
penerima hibah guna mendukung pencapaian sasaran kerja keluaran
kegiatan, dan memberi manfaat bagi satuan kerja penerima hibah guna
mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan.
2. Klasifikasi Hibah
Hibah dapat dibedakan menurut bentuknya, sumbernya, dan
mekanisme pencairannya.
a. Berdasarkan bentuknya, hibah dibagi menjadi:
1) Hibah Uang
2) Hibah Barang/Jasa
3) Hibah Surat Berharga
b. Berdasarkan sumbernya, hibah dibagi menjadi :
1) Hibah dalam negeri
-28-

2) Hibah luar negeri


c. Berdasarakan mekanisme pencairan, hibah dibagi menjadi:
1) Hibah yang Direncanakan (Hibah yang Dilaksanakan Melalui
Mekanisme Perencanaan)
a) K/L mengusulkan kegiatan yang akan dibiayai dengan Hibah
kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
b) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan penilaian
usulan kegiatan dengan berpedoman pada RPJM serta
memperhatikan rencana pemanfaatan Hibah.
c) Hasil penilaian dituangkan dalam Daftar Rencana Kegiatan
Hibah (DRKH) dan disampaikan kepada Menteri Keuangan.
d) Berdasarkan DRKH, Menteri Keuangan mengusulkan kegiatan
yang dibiayai dengan Hibah kepada calon Pemberi Hibah.
e) Perundingan Hibah yang direncanakan dilakukan oleh Menteri
Keuangan atau pejabat yang diberi kuasa.
f) Perjanjian Hibah ditandatangani oleh Menteri Keuangan atau
pejabat yang diberi kuasa oleh Menteri Keuangan.
2) Hibah Langsung (Hibah yang Dilaksanakan Tidak Melalui
Mekanisme Perencanaan)
a) K/L mengkaji maksud dan tujuan Hibah dan bertanggung
jawab terhadap Hibah yang akan diterima tersebut.
b) K/L mengkonsultasikan rencana penerimaan Hibah Langsung
pada tahun berjalan kepada Menteri Keuangan, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan K/L terkait lainnya
sebelum dilakukan penandatanganan Perjanjian Hibah.
c) Perundingan Hibah langsung dilakukan oleh Menteri
Keuangan/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberi kuasa.
d) Perjanjian Hibah ditandatangani oleh Menteri Keuangan atau
pejabat yang diberi kuasa oleh Menteri Keuangan.
3. Konsultasi Rencana Penerimaan Hibah
Setiap hibah langsung yang akan diterima oleh K/L atau satuan
Kerja dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Menteri Keuangan c.q
DJPPR atau kantor wilayah Jenderal perbendaharaan yang paling sedikit
mencakup penentuan jenis hibah, bentuk hibah, dan penarikan Hibah.
-29-

4. Perjanjian Hibah
Hibah harus dituangkan dalam perjanjian hibah, perjanjian hibah
paling sedkit memuat:
a. Identitas pemberi hibah dan penerima hibah
b. Tanggal perjanjian hibah/penandatangan perjanjian hibah
c. Jumlah hibah
d. Perlingkupan hibah dan
e. Ketentuan persyaratan
5. Penarikan Hibah
Penarikan Hibah dapat dilakukan melalui Kuasa BUN atau tidak
melalui Kuasa BUN. Hibah yang penarikannya melalui kuasa BUN
merupakan hibah yang proses penarikannya dilaksanakan di Direktorat
Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat pengelolaan Kas Negara atau
KPPN, sedangkan Hibah yang penarikannya tidak melalui kuasa BUN
adalah hibah dalam bentuk uang lingkup membiayai kegiatan, barang,
jasa, dan surat berharga yang proses penarikannya dilaksanakan melalui
K/L
6. Tahapan Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang
Pengesahan Pendapatan Hibah langsung dalam bentuk uang
melalui tahapan sebagai berikut:
a. Penerbitan nomor register
b. Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Hibah
c. Penyesuaian Estimasi Pendapatan dan Pagu Belanja yang bersumber
dari Hibah dalam DIPA, dan
d. Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang
7. Pengesahan dan pencatatan pendapatan Hibah dan belanja yang
bersumber dari hibah langsung dalam bentuk Barang/Jasa/Surat
Berharga yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN. Pengesahan
tersebut melalui tahapan sebagai berikut:
a. Penerbitan nomor register.
b. Penandatanganan BAST.
c. Pengesahan dan pencatatan pendapatan Hibah langsung dalam
bentuk barang/jasa/surat berharga.

E. PELAKSANAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)


Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP
adalah pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan
-30-

memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan atau


pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh negara, berdasarkan
peraturan perundang-undangan, yang menjadi penerimaan Pemerintah
Pusat di luar penerimaan perpajakan dan hibah dan dikelola dalam
mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Penerimaan Negara Bukan Pajak diatur berdasarkan UU Nomor 9
Tahun 2018 dan pengelolaannya diatur melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2020 dan PMK 155/PMK.02/2021. Selanjutnya dalam
PP Nomor 58 Tahun 2020, pimpinan instansi sebagai pengelola PNBP
berkewajiban melakukan perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban,
dan pengawasan. Perencanaan PNBP tersebut berupa target PNBP serta
target dan pagu penggunaan dana PNBP yang disusun secara realistis,
optimal, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam pengelolaan PNBP di lingkungan Badan Pusat Statistik,
ditetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di
Lingkungan Badan Pusat Statistik dengan Peraturan Kepala Badan Pusat
Statistik Nomor 28 Tahun 2012. Sebagai petunjuk pelaksanaan PNBP di
BPS, ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Badan Pusat Statistik. Sedangkan tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengenaan Tarif Rp0,00 (Nol Rupiah) terhadap Pihak Tertentu atas
Penerimaan Negara Bukan Pajak lingkup lingkup BPS diatur melalui
Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 2 Tahun 2019.
Secara garis besar pengelolaan PNBP di BPS dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu yang bersifat Umum dan Fungsional.
1. PNBP bersifat Umum
PNBP bersifat Umum yaitu PNBP yang berlaku umum di seluruh
Kementerian/Lembaga yang perolehannya bersumber dari kegiatan
umum yang tidak terkait dengan tugas dan fungsi BPS sebagai
penyelenggara kegiatan statistik, yang penggunaannya harus di setor ke
Kas Negara. Selanjutnya, berdasarkan PP No. 22 Tahun 1997 yang telah
diubah dengan PP No. 52 Tahun 1998 pokok-pokok kebijakan PNPB
umum di BPS bersumber dari:
a. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya
b. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan
c. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya
d. Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)
-31-

e. Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Kerugian Negara Terhadap


Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain
f. Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
g. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu
h. Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu
i. Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu
j. Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR Pensiunan PNS
k. Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji
l. Pendapatan Anggaran Lain-lain.
m. Pendapatan dari retur SP2D
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor
225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahaan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat, maka terdapat
kebijakan penyesuaian penggunaan akun 425129 (Pendapatan dari
Pemindatangan BMN Lainnya) di lingkup BPS atas penjualan/pelelangan
aset BPS. Oleh karena itu, kebijakan penggunaan akun 425129
(Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya) tersebut
memindahkan akun setoran Pendapatan Penjualan Dokumen-dokumen
pelelangan (425113), Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan
Bangunan (425121), dan Pendapatan Dari penjualan peralatan dan
Mesin (425122) ke dalam satu akun 425129.
2. PNBP bersifat Fungsional
PNPB bersifat Fungsional yaitu PNBP BPS yang penerimaannya
bersumber dari kegiatan yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi
BPS sebagai penyelenggara kegiatan statistik, yang dananya dapat
dipergunakan kembali lingkup pembiayaan kegiatan lembaga setelah
mendapat ijin persetujuan dari Kementerian Keuangan. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 mengatur pokok
kebijakan PNBP yang berlaku secara khusus di Badan Pusat Statistik
tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Badan Pusat Statistik yang meliputi penerimaan dari:
a. Penjualan publikasi cetakan
b. Penjualan publikasi elektronik
c. Penjualan data mikro
d. Penjualan peta digital wilayah kerja statistik
e. Jasa pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
f. Jasa pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
-32-

g. Jasa penggunaan sarana dan prasarana yang terkait dengan


pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pusat Statistik
h. Jasa pelayanan kegiatan statistik dan teknologi informasi berdasarkan
kontrak kerja sama dengan pihak lain.
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
S-748/MK02/2021 perihal Persetujuan Penggunaan Dana Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Kementerian Negara/Lembaga telah
ditetapkan besaran penggunaan dana PNBP lingkup jenis jenis PNBP BPS
yang termaktub dalam PP nomor 15 tahun 2015, adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan Dana PNBP pada seketariat utama paling tinggi 93 %
(sembilan puluh tiga persen)
b. Penggunaan Dana PNBP pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan paling
tinggi 76 % (tujuh puluh enam persen).
c. Penggunaan Dana PNBP pada Politeknik Statistika STIS paling tinggi
95 % (sembilan puluh lima persen).
PNBP yang bersumber dari penjualan publikasi, mikro data, dan
peta digital direncanakan lingkup meningkatkan Pelayanan Statistik
Terpadu (PST) di Satker BPS Pusat dan Daerah tidak termasuk biaya
pengiriman dan jasa perbankan. Pihak-pihak yang dikenakan tarif nol
rupiah antara lain instansi pemerintah pusat dan daerah, institusi
pendidikan dalam negeri, lembaga negara, perwakilan negara asing, dan
lembaga internasional.
PNBP yang bersumber dari kerjasama di bidang statistik, digunakan
lingkup pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data statistik yang
terkait dengan kegiatan kerjasama tersebut
Pengalokasian anggaran PNBP diatur sebagai berikut:
1. Nomenklatur kegiatan yang anggarannya bersumber dari PNBP
menggunakan nomenklatur kegiatan sesuai dengan tabel referensi pada
Aplikasi SAKTI (hasil pembahasan dalam pertemuan tiga pihak/trilateral
meeting);
2. Penuangan kegiatan dan besaran anggarannya dalam RKA-K/L mengacu
pada:
a. Peraturan Pemerintah mengenai tata cara penggunaan PNBP yang
bersumber dari kegiatan tertentu;
b. Keputusan Menteri Keuangan/Surat Menteri Keuangan mengenai
persetujuan penggunaan sebagian dana yang berasal dari PNBP; dan
-33-

c. Angka pagu penggunaan PNBP berdasarkan surat penetapan Menteri


Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran.
3. Penggunaan dana yang bersumber dari PNBP difokuskan lingkup
kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat
dan/atau optimalisasi PNBP sesuai ketentuan mengenai persetujuan
penggunaan sebagian dana yang berasal dari PNBP;
4. Pembayaran honor pengelola kegiatan PNBP (honor atasan langsung
bendahara, bendahara, dan anggota sekretariat) menggunakan akun
belanja barang operasional yaitu honor yang terkait dengan operasional
satker, sedangkan honor kegiatan non-operasional yang bersumber dari
PNBP masuk dalam akun honor yang terkait dengan kegiatan.
Berikut mekanisme pelaksanaan PNBP yang bersumber dari kerja sama di
BPS:
1. Unit Kerja dan Mitra kerja sama membuat naskah perjanjian kerjasama;
2. Naskah perjanjian kerjasama dievaluasi oleh Biro Hubungan Masyarakat
dan Hukum agar sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku;
3. Naskah perjanjian kerjasama yang sudah ditandatangani oleh kedua
belah pihak dikirim ke Biro Keuangan dan Biro Perencanaan dan Unit
Kerja Terkait;
4. Biro Keuangan menginformasikan nama dan nomor rekening bendahara
penerimaan ke Unit Kerja lingkup diteruskan ke mitra kerja sama;
5. Mitra kerja sama mentransfer sejumlah dana terkait dengan penjualan
jasa ke rekening penerimaan atas nama Bendahara Penerimaan BPS;
6. Bendahara penerimaan menyetor dana PNBP Ke kas Negara;
7. Mitra kerja sama mentransfer sejumlah dana terkait dengan penjualan
jasa ke rekening kas Negara melalui mekanisme pentransferan dana ke
kas Negara tanpa melalui rekening-rekening bendahara penerimaan;
8. Biro Perencanaan melakukan evaluasi terhadap ketersediaan pagu PNBP
dalam DIPA:
a. Jika pagu PNBP yang belum digunakan dalam DIPA lebih besar atau
sama dengan usulan dari Unit Kerja maka cukup dilakukan revisi
POK; dan
b. Jika pagu PNBP yang belum digunakan dalam DIPA lebih kecil dari
usulan Unit Kerja maka harus dilakukan revisi DIPA ke DJA.
9. Setelah revisi POK/DIPA disetujui, dikirimkan ke Biro Keuangan dan
Unit Kerja dapat menggunakan pagu PNBP tersebut.
-34-

Gambar 7. Alur Pelaksanaan PNBP yang Bersumber dari Kerjasama

Penyampaian Laporan PNBP sehubungan dengan telah ditetapkannya


Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang di dalamnya mengatur
mengenai pertanggungjawaban dan pelaporan PNBP, maka lingkup
penyampaian laporan pelaksanaan PNBP mulai Semester II tahun 2020
dapat dilakukan melalui aplikasi Single Source Database PNBP (SSD PNBP)
yang disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q Dirjen Anggaran, dengan
menggunakan laman : https//sdpnbp.kemenkeu.go.id. Penyampaian
laporan pelaksanaan PNBP tersebut dilengkapi dengan scan surat
pengantar yang di tandatangani oleh Sekretaris Utama
Kementerian/Lembaga, laporan realisasi PNBP serta laporan penggunaan
dana PNBP dan di kirim melalui email pelaporanpnbp@kemenkeu.go.id

F. REVISI ANGGARAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Revisi Anggaran adalah perubahan
rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN TA 2022 dan
disahkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran TA 2022. Revisi
anggaran tahun 2022 mengacu pada PMK Nomor 199/PMK.02/2021 tentang
-35-

Tata Cara Revisi Anggaran. Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana Tata
Cara Revisi Anggaran diatur dengan Peraturan yang selalu diperbaharui
setiap tahun, maka berdasarkan PMK Nomor 199/PMK.02/2021 ini
peraturan Tata Cara Revisi Anggaran berlaku long lasting atau berlaku terus
menerus lingkup beberapa tahun ke depan.
Revisi Anggaran Tahun 2022 terdiri atas:
1. Revisi anggaran dalam hal pagu anggaran berubah
Merupakan perubahan rincian anggaran yang disebabkan oleh
penambahan atau pengurangan pagu belanja bagian anggaran
Kementerian/Lembaga dan/atau BA BUN termasuk pergeseran rincian
anggarannya.
2. Revisi anggaran dalam hal pagu anggaran tetap
Merupakan perubahan rincian belanja bagian anggaran
Kementerian/Lembaga dan/atau BA BUN yang dilakukan dengan
pergeseran rincian anggaran dalam 1 (satu) bagian anggaran
kementerian/lembaga dana atau pergeseran anggaran antar subbagian
anggaran dalam BA BUN yang tidak menyebabkan penambahan dan
pengurangan pagu belanja dan pagu pengeluaran pembiayaan.
3. Revisi administrasi
Adalah revisi yang disebabkan oleh perbaikan/ralat/koreksi
administrasi, perubahan rumusan yang tidak terkait dengan anggaran,
dan/atau revisi lainnya yang ditetapkan sebagai revisi administrasi
Menurut kewenangan prosesnya, secara umum revisi anggaran
dibedakan menjadi:
1. Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran
Direktorat Jenderal Anggaran berwenang memproses lingkup usulan
revisi anggaran yang memerlukan penelahaan, dan/atau revisi anggaran
berupa pengesahan.
2. Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan berwenang memproses lingkup
usulan revisi anggaran berupa pengesahan.
3. Revisi Anggaran pada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
KPA, termasuk dalam hal ini KPA BA BUN dapat melakukan Revisi
Anggaran dalam 1 (satu) Satker yang sama berupa:
a. Pergeseran anggaran antar-RO dalam KRO yang sama dan/atau
antar-KRO dalam Program Dukungan Manajemen yang sama
sepanjang lingkup memenuhi kekurangan belanja pegawai
-36-

operasional, dan/atau penambahan/perubahan akun beserta alokasi


anggarannya dalam RO yang sama sepanjang anggaran RO tetap.
b. Revisi anggaran diatas dilakukan sepanjang tidak mengubah satuan
dan volume RO, jenis belanja kecuali lingkup memenuhi kekurangan
belanja pegawai operasional, sumber dana, dan Pagu Anggaran
Satker, dan dilakukan dengan memperhatikan reviu APIP K/L atas
RKA-K/L TA 2022.
c. Revisi Anggaran dilakukan dengan mengubah Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK) yang ditetapkan oleh KPA, dan serta mengubah arsip
data Komputer RKA-K/L berkenaan dengan menggunakan Sistem
Aplikasi.
d. Lingkup melakukan pemutakhiran data Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK), KPA melakukan pengunggahan dan persetujuan atas
usulan revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) melalui Sistem
Aplikasi.
e. Dalam hal Sistem Aplikasi belum terdapat kewenangan
Kementerian/Lembaga lingkup melakukan pemutakhiran data
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), KPA mengajukan permohonan
pemutakhiran data Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) kepada
Kantor wilayah Jenderal Perbendaharaan dalam rangka proses
penyamaan data DIPA Petikan.
f. Ketentuan mengenai tata cara Pengajuan Revisi Anggaran pada KPA
sebagaimana dimaksud berlaku secara mutatis mutandis terhadap
Revisi Anggaran pada KPA BUN.
Ketentuan Umum terkait Revisi Anggaran yang dilakukan di Direktorat
Jenderal Anggaran (DJA), Direktorat Pelaksanaan Anggaran (Dit. PA), dan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah seperti terlihat di ringkasan tabel di
bawah ini
-37-

Beberapa hal terkait pengalihan kewenangan yang diatur dalam PMK Nomor
199/PMK.02/2021 adalah seperti pada tabel berikut :
1. Pergeseran Antar-KRO
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Pergeseran anggaran antar-KRO dalam 1

(satu) unit eselon 1 yang sama
Menjadi
Pergeseran anggaran antar-KRO antar-

satker, antar-Kanwil DJPB
Pergeseran anggaran antar-KRO dalam satu

satker dan/atau antar satker Kanwil DJPb
2. Revisi Anggaran Terkait RO Prioritas Nasional
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Perubahan dan/atau Pergeseran anggaran

RO Prioritas Nasional
Menjadi
Penambahan alokasi dan/atau target RO
Prioritas Nasional yang brsumber dari hibah
yang penarikannya tidak melalui kuasa BUN √
atau PNBP termasuk PNBP BLU (Badan
Layanan Umum) (pagu anggaran berubah)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) RO
prioritas nasional dalam 1 (satu) unit eselon 1
Dit. PA = antar - satker antar -kanwil DJPb
Kanwil DJPb = antar satker dalam 1 ( satu) √ √ √
kanwil DJPb
KPA = dalam 1 (satu) satker
-38-

3. Pergeseran Anggaran terkait SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dalam 1 (satu)
Satker
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Semua revisi anggaran terkait SBSN
termasuk dalam 1 (satu) RO dan dalam 1 √
(satu) satker.
Menjadi
Pemanfaatan sisa anggaran kontraktual
SBSN yang dilakukan melalui pekerjaan
tambahan (CCO) sesuai ketentuan di bidang

pengadaan barang dan jasa (pergeseran
dalam 1 (satu) RO, 1 (satu) komponen, dan 1
(satu) kegiatan/proyek)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) KRO

dalam 1 (satu) satker
4. Pemutakhiran data revisi POK
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Pemutakhiran data hasil revisi POK yang

menjadi kewenangan KPA
Menjadi
Pemutakhiran data hasil revisi POK yang

menjadi kewenangan KPA
5. Tunggakan PNBP BLU tahun tahun anggaran sebelumnya
Semula
Kewenangan
Uraian Revisi
DJA Dit.PA Kanwil DJPb KPA
Penyelesaian tunggakan lingkup tahun
tahun sebelumnya lingkup semua sumber √
dana.
Menjadi
Penyelesaian tunggakan lingkup tahun
tahun anggaran sebelumnya yang √
bersumber dari PNBP BLU

Perubahan batas akhir penerimaan usulan dan penyampaiaan pengesahan


revisi anggaran seperti pada tabel berikut :
Kewe - Batas Waktu
Substansi Revisi
nangan Semula Menjadi
Lanjutan pelaksanaan kegiatan/proyek
SBSN TA sebelumnya lingkup kontrak DJA 17 Des 15 Februari
tahun tunggal
Lanjutan pelaksanaan kegiatan/proyek
SBSN TA sebelumnya lingkup kontrak DJA 17 Des 31 Maret
tahun tunggal
Pengesahan atas pemberian hibah
kepada Pemerintah Asing/Lembaga DJA 17 Des 31 Maret
Asing yang bersumber dari dana
-39-

Kewe - Batas Waktu


Substansi Revisi
nangan Semula Menjadi
kelolaan Lembaga dana kerja sama
pembagunan internasional tahun
Anggaran sebelumnya
Penggunaan RO Cadangan Minggu ke 7 April
DJA
1 April
Pergeseran anggaran dari Bagian - 30 Nov
Anggaran kementerian/lembaga ke BA DJA
BUN

Rekomposisi pendanaan antar tahun


anggaran lingkup percepatan
kegitan/proyek SBSN, pergeseran 17 Des 15 Des
anggaran belanja dalam rangka
DJA
pemanfaatan sisa anggaran Kontraktual
pada satu kegiatan/proyek SBSN
dan/atau antar kegiatan proyek SBSN
dalam satu unit eselon I
Pengesahan penambahan belanja modal 28 Des Mengikuti PMK
atas pengadaan tanah yang 21 tahun 2017
dilaksanakan oleh lembaga manajemen tentang tata
asset negara cara pendanaan
DJA
pengadaan
tanah bagi
proyek strategis
nasional oleh
LMAN (Lembaga
Manajemen Aset
Negara)
Pengesahan atas pendapatan/belanja/ Batas akhir
pembiayaan anggaran lingkup sub 28 Des penyusunan
bagian anggaran BA BUN yang telah LKPP (Laporan
DJA
dilakukan pada tanun anggaran Keuangan
sebelumnya Pemerintah
Pusat)
Revisi administrasi kewenangan DJPb DJA 30 Nov 27 Des
Pemutakhiran data (termasuk yang 28 Des 27 Des
mengakibatkan perubahan halaman III DJPb/KPA
DIPA)
-40-

Alur Revisi POK di BPS RI adalah sebagai berikut:


1. Jadwal revisi POK 2022 mengikuti petunjuk surat dari Sestama
2. PJK mengirimkan usulan revisi POK melalui Sistem Backoffice Selindo
(BOS)
3. KPA menerima usulan revisi POK melalui Sistem Backoffice Selindo (BOS)
4. KPA meneruskan usulan revisi POK kepada Biro Perencanaan (Fungsi
Penyusunan Anggaran) lingkup memvalidasi perubahan yang diusulkan
apakah sudah sesuai dengan Bagan Akun Standar dan apakah
kewenangan revisinya sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Tata Cara Revisi Anggaran tahun berjalan.
5. Jika belum sesuai, maka akan diberikan catatan melalui Sistem Backoffice
Selindo (BOS) dan dikembalikan kepada PJK lingkup melakukan
pengusulan kembali.
6. Jika sudah sesuai, hasil evaluasi akan diberikan Biro Perencanaan (Unit
fungsi Penyusunan Anggaran) kepada KPA, agar KPA dapat menyetujui
revisi POK melalui Sistem Backoffice Selindo (BOS)
7. Setelah KPA menyetujui, Biro Perencanaan (Unit Fungsi Penyusunan
Anggaran) akan menginput perubahan POK yang telah disetujui ke dalam
SIMPRO dan Aplikasi Sakti.
8. Setelah di-input, Biro Perencanaan (Unit Fungsi Penyusunan Anggaran)
akan mengirimkan dokumen hasil revisi POK yang telah disetujui ke
seluruh pengelola keuangan dan PJK melalui email.

G. REDESAIN SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BPS


(RSPP)
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Nasional, yang mengamanatkan perlunya peningkatan keterpaduan
pembangunan nasional berbasis pendekatan Tematik, Holistik, Integratif,
dan Spasial (THIS), serta dalam rangka mewujudkan implementasi dari
money follow program. Selain itu, kualitas perencanan dan penganggaran
perlu ditingkatkan terutama lingkup menjaga efisiensi dan efektivitas belanja
negara sehingga memberikan manfaat sebesar besarnya. Setiap rupiah yang
dibelanjakan harus memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat (value
for money). Selain itu, terdapat amanat unuk menggabungkan konsep ADIK
dalam penyusunan Renja KL melalui sistem informasi perencanaan dan
penganggaran berbasis elektronik, yang kemudian dituangkan menjadi
-41-

sistem informasi KRISNA, dengan memunculkan Output Program. Selain itu,


perubahan mendasar lainnya, yaitu penggunaan pendekatan money follow
program dalam penerapan penganggaran berbasis kinerja.
Terbitnya SEB Kementerian Keuangan dengan Kementerian
PPN/Bappenas No. S-122/MK.2/2020 dan No. B-
517/M.PPN/D.8/PPN.04.03/2020 serta Peraturan Direktur Jenderal
Anggara Nomor Per-5/Ag/2020 sejalan dengan penerapan Penganggaran
Berbasis Kinerja dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, mendorong
disusunnya Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) yang
diharapkan dapat menjawab kelemahan atas reformasi yang sudah
dikembangkan dan diterapkan sebelumnya, yang berimplikasi kepada:
1. Program tidak lagi mencerminkan tugas fungsi BPS, serta dirumuskan
oleh BPS , Kemenkeu dan Bappenas dengan berkoordinasi kepada BPS.
2. Outcome (sasaran program) mencerminkan hasil kinerja program yang
ingin dicapai secara nasional. Bagi program yang digunakan bersifat
lintas KL atau lintas eselon I, maka rumusan Sasaran program dan
indikator dapat dirumuskan berbeda sesuai tugas fungsi unit kerja dan
sesuai dengan kontribusinya dalam mewujudkan sasaran program
dimaksud.
3. Output Program merupakan keluaran yang dihasilkan oleh BPS lingkup
mendukung terwujudnya outcome (sasaran program)
4. Kegiatan tidak disusun dengan nomenklatur yang identik dengan unit
kerja eselon II atau satuan kerja vertikal dari BPS, namun lebih
mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit lingkup
mneghasilkan keluaran dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran.
Kegiatan dapat bersifat lintas unit kerja eselon II dalam unit kerja eselon
I yang sama atau lintas lintas unit kerja eselon I yang sama.
5. Output Kegiatan harus mencerminkan “real work” atau “eye catching”,
merupakan produk akhir dari pelaksanaan kegiatan. Rumusan output
dibedakan menjadi Klasifikasi Rincian Output/KRO dan Rincian
Output/RO.
6. Klasifikasi Rincian Output (KRO) adalah kelompok/kumpulan produk
akhir yang dihasilkan BPS baik berupa barang (barang
infrastruktur/barang non-infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non
regulasi) lingkup mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung
kinerja pembangunan. Klasifikasi Rincian Output (KRO) merupakan
-42-

clustering atas Rincian Output (RO) sejenis dan memiliki satuan yang
sama atau beragam.
7. Rincian Output (RO) adalah produk akhir yang dihasilkan BPS baik
berupa (barang infrastruktur/barang non-infrastruktur) atau jasa (jasa
regulasi/non regulasi) lingkup mencapai sasaran kegiatan dalam rangka
mendukung kinerja pembangunan. RO adalah barang/jasa riil (produk
akhir) yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan suatu unit/satker.
8. Berdasarkan Lembar Catatan Hasil Pertemuan Tiga Pihak antara BPS,
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, dan Direktorat
Perencanaan Makro dan Analisis Statistik, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Tanggal 3 Juni 2021 tentang Renja
K/L TA 2022, terjadi penyempurnaan KRO dan RO lingkup program
Dukman.
Lebih lanjut penerapan Kegiatan, KRO, dan RO di BPS T.A 2022 adalah
seperti tabel berikut:
PROGRAM : PENYEDIAAN DAN PELAYANAN INFORMASI STATISTIK (PPIS)

KEGIATAN KRO RO
(Klasifikasi Rincian (Rincian Output)
Output)
2896-Pengembangan dan Analisis Statistik
2896-Pengembangan dan BDB-Fasilitasi dan
Analisis Statistik Pembinaan Lembaga
2896-Pengembangan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Analisis Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
PENGEMBANGAN DAN
ANALISIS
2896-Pengembangan dan BMA-Data dan Informasi
Analisis Statistik Publik
2896-Pengembangan dan BMA-Data dan Informasi004-PUBLIKASI/LAPORAN
Analisis Statistik Publik ANALISIS DAN
PENGEMBANGAN
STATISTIK
2896-Pengembangan dan BMA-Data dan Informasi S02-PUBLIKASI/ LAPORAN
Analisis Statistik Publik INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA
2897-Pelayanan dan Pengembangan Diseminasi Informasi Statistik
2897-Pelayanan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Diseminasi Pembinaan Lembaga
Informasi Statistik
2897-Pelayanan dan BDB-Fasilitasi dan 003-LAPORAN
Pengembangan Diseminasi Pembinaan Lembaga PENYELENGGARAAN
Informasi Statistik SISTEM STATISTIK
NASIONAL (SSN)
2897-Pelayanan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Diseminasi Publik
Informasi Statistik
2897-Pelayanan dan BMA-Data dan Informasi 004-LAPORAN DISEMINASI
Pengembangan Diseminasi Publik DAN METADATA STATISTIK
Informasi Statistik
-43-

2898-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Neraca Pengeluaran


2898-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Neraca Pengeluaran
2898-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Neraca Pengeluaran NERACA PENGELUARAN
2898-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Neraca Pengeluaran
2898-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 007-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK NERACA
Neraca Pengeluaran PENGELUARAN

2899-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Neraca Produksi


2899-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Neraca Produksi
2899-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Neraca Produksi NERACA PRODUKSI
2899-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Neraca Produksi
2899-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik NERACA PRODUKSI
Neraca Produksi
2899-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Neraca Produksi
2899-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 009-PUBLIKASI/ LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik NERACA SATELIT
Neraca Produksi PARIWISATA NASIONAL
(TSA)
2900-Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei
2900-Pengembangan BMA-Data dan Informasi
Metodologi Sensus dan Survei Publik
2900-Pengembangan BMA-Data dan Informasi 005-DOKUMEN, LAPORAN,
Metodologi Sensus dan Survei Publik DAN PUBLIKASI
PENGEMBANGAN
METODOLOGI SENSUS
DAN SURVEI
2901-Pengembangan Sistem Informasi Statistik
2901-Pengembangan Sistem BMA-Data dan Informasi
Informasi Statistik Publik
2901-Pengembangan Sistem BMA-Data dan Informasi 002-DATA YANG
Informasi Statistik Publik DIPERTUKARKAN DENGAN
K/L LAIN
2901-Pengembangan Sistem CAN-Sarana Bidang
Informasi Statistik Tekhnologi Informasi
Dan Komunikasi
2901-Pengembangan Sistem CAN-Sarana Bidang 004-PERANGKAT
Informasi Statistik Tekhnologi Informasi PENGOLAH DATA DAN
Dan Komunikasi KOMUNIKASI
2902-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Distribusi
2902-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Distribusi
2902-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Distribusi DISTRIBUSI
2902-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Distribusi
-44-

2902-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 004-PUBLIKASI/LAPORAN


Pengembangan Statistik Publik STATISTIK DISTRIBUSI
Distribusi YANG TERBIT TEPAT
WAKTU
2903-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Harga
2903-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Harga Pembinaan Lembaga
2903-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Harga Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
HARGA
2903-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Harga Publik
2903-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 009-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Harga Publik STATISTIK HARGA
2904-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Industri, Pertambangan dan Penggalian,
Energi, dan Konstruksi
2904-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Industri, Pertambangan dan
Penggalian, Energi, dan
Konstruksi
2904-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Industri, Pertambangan dan INDUSTRI,
Penggalian, Energi, dan PERTAMBANGAN DAN
Konstruksi PENGGALIAN, ENERGI,
DAN KONSTRUKSI
2904-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Industri, Pertambangan dan
Penggalian, Energi, dan
Konstruksi
2904-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK INDUSTRI,
Industri, Pertambangan dan PERTAMBANGAN DAN
Penggalian, Energi, dan PENGGALIAN, ENERGI,
Konstruksi DAN KONSTRUKSI
2905-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan
2905-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
2905-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Kependudukan dan KEPENDUDUKAN DAN
Ketenagakerjaan KETENAGAKERJAAN
2905-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
2905-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 004-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik SAKERNAS
Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
2905-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 005-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK
Kependudukan dan KEPENDUDUKAN DAN
Ketenagakerjaan KETENAGAKERJAAN
2905-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
2905-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik SENSUS PENDUDUK
-45-

Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
2906-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Kesejahteraan Rakyat
2906-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Kesejahteraan Rakyat
2906-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Kesejahteraan Rakyat KESEJAHTERAAN RAKYAT
2906-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Kesejahteraan Rakyat
2906-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 003-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK
Kesejahteraan Rakyat KESEJAHTERAAN RAKYAT
YANG TERBIT TEPAT
WAKTU
2906-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik SUSENAS
Kesejahteraan Rakyat
2907-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Ketahanan Sosial
2907-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Ketahanan Sosial
2907-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Ketahanan Sosial KETAHANAN SOSIAL
2907-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Ketahanan Sosial
2907-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK KETAHANAN
Ketahanan Sosial SOSIAL
2907-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 008-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik PENDATAAN PODES
Ketahanan Sosial
2908-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Keuangan, Teknologi Informasi, dan
Pariwisata
2908-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Keuangan, Teknologi
Informasi, dan Pariwisata
2908-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Keuangan, Teknologi KEUANGAN, TEKNOLOGI
Informasi, dan Pariwisata INFORMASI, DAN
PARIWISATA
2908-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Keuangan, Teknologi
Informasi, dan Pariwisata
2908-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 004-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK KEUANGAN,
Keuangan, Teknologi TEKNOLOGI INFORMASI,
Informasi, dan Pariwisata DAN PARIWISATA YANG
TERBIT TEPAT WAKTU
2908-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Keuangan, Teknologi
Informasi, dan Pariwisata
2908-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 007-PUBLIKASI/ LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK WISATAWAN
Keuangan, Teknologi MANCANEGARA
Informasi, dan Pariwisata
-46-

2909-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan


2909-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan
2909-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Peternakan, Perikanan, dan PETERNAKAN, PERIKANAN,
Kehutanan DAN KEHUTANAN YANG
TERBIT TEPAT WAKTU
2909-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan
2909-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 005-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK PETERNAKAN,
Peternakan, Perikanan, dan PERIKANAN, DAN
Kehutanan KEHUTANAN YANG TERBIT
TEPAT WAKTU
2910-Penyediaan dan Pengembangan Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan
Perkebunan
2910-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga
Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan BDB-Fasilitasi dan 100-LAPORAN PEMBINAAN
Pengembangan Statistik Pembinaan Lembaga STATISTIK SEKTORAL
Tanaman Pangan, TANAMAN PANGAN
Hortikultura, dan Perkebunan HORTIKULTURA DAN
PERKEBUNAN
2910-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan BMA-Data dan Informasi 008-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK HORTIKULTURA
Tanaman Pangan, DAN PERKEBUNAN
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi
Pengembangan Statistik Publik
Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 006-PUBLIKASI/LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik SENSUS PERTANIAN
Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 007-PUBLIKASI/ LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK TANAMAN
Tanaman Pangan, PANGAN
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan QMA-Data dan Informasi 010-PUBLIKASI/ LAPORAN
Pengembangan Statistik Publik STATISTIK TANAMAN
Tanaman Pangan, PANGAN TERINTEGRASI
Hortikultura, dan Perkebunan DENGAN KERANGKA
SAMPEL AREA
2910-Penyediaan dan RAN- Sarana Bidang
Pengembangan Statistik Teknologi Informasi Dan
Tanaman Pangan, Komunikasi
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan RAN- Sarana Bidang 004-PERANGKAT DAN
Pengembangan Statistik Teknologi Informasi Dan PENGOLAH DATA DAN
Tanaman Pangan, Komunikasi KOMUNIKASI
Hortikultura, dan Perkebunan
-47-

2910-Penyediaan dan RBT-Prasarana Bidang


Pengembangan Statistik Teknologi Informasi Dan
Tanaman Pangan, Komunikasi
Hortikultura, dan Perkebunan
2910-Penyediaan dan RBT-Prasarana Bidang 005-DATA CENTER
Pengembangan Statistik Teknologi Informasi Dan
Tanaman Pangan, Komunikasi
Hortikultura, dan Perkebunan
PROGRAM : DUKUNGAN MANAJEMEN (DUKMAN)

KEGIATAN KRO (Klasifikasi Rincian RO (Rincian


Output) Output)
2881-Penyusunan, Pengembangan, dan Evaluasi Program dan Anggaran
2881-Penyusunan, Pengembangan, EBD-Layanan Manajemen
dan Evaluasi Program dan Anggaran Kinerja Internal
2881-Penyusunan, Pengembangan, EBD-Layanan Manajemen 951-LAYANAN
dan Evaluasi Program dan Anggaran Kinerja Internal PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
2881-Penyusunan, Pengembangan, EBD-Layanan Manajemen 952-LAYANAN
dan Evaluasi Program dan Anggaran Kinerja Internal PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
2881-Penyusunan, Pengembangan, EBD-Layanan Manajemen 961-LAYANAN
dan Evaluasi Program dan Anggaran Kinerja Internal REFORMASI
KINERJA
2882-Pelayanan Publik, Hubungan Masyarakat dan Hukum
2882-Pelayanan Publik, Hubungan EBA-Layanan Dukungan
Masyarakat dan Hukum Manajemen Internal
2882-Pelayanan Publik, Hubungan EBA-Layanan Dukungan 957-LAYANAN
Masyarakat dan Hukum Manajemen Internal HUKUM
2882-Pelayanan Publik, Hubungan EBA-Layanan Dukungan 958-LAYANAN
Masyarakat dan Hukum Manajemen Internal HUBUNGAN
MASYARAKAT
2882-Pelayanan Publik, Hubungan EBA-Layanan Dukungan 959-LAYANAN
Masyarakat dan Hukum Manajemen Internal PROTOKOLER
2882-Pelayanan Publik, Hubungan EBA-Layanan Dukungan 960-LAYANAN
Masyarakat dan Hukum Manajemen Internal ORGANISASI
DAN TATA
KELOLA
INTERNAL
2882-Pelayanan Publik, Hubungan EBA-Layanan Dukungan 969-LAYANAN
Masyarakat dan Hukum Manajemen Internal BANTUAN
HUKUM
2883-Pengelolaan dan Pengembangan Administrasi Kepegawaian
2883-Pengelolaan dan EBC-Layanan Manajemen
Pengembangan Administrasi SDM Internal
Kepegawaian
2883-Pengelolaan dan EBC-Layanan Manajemen 954-LAYANAN
Pengembangan Administrasi SDM Internal MANAJEMEN
Kepegawaian SDM
2884-Pengelolaan dan Pengembangan Administrasi Keuangan
2884-Pengelolaan dan EBA-Layanan Dukungan
Pengembangan Administrasi Manajemen Internal
Keuangan
2884-Pengelolaan dan EBA-Layanan Dukungan 994-LAYANAN
Pengembangan Administrasi Manajemen Internal PERKANTORAN
Keuangan
2884-Pengelolaan dan EBD-Layanan Manajemen
Pengembangan Administrasi Kinerja Internal
Keuangan
2884-Pengelolaan dan EBD-Layanan Manajemen 955-LAYANAN
Pengembangan Administrasi Kinerja Internal MANAJEMEN
Keuangan KEUANGAN
-48-

2885-Dukungan Manajemen BPS Lainnya


2885-Dukungan Manajemen BPS EBA-Layanan Dukungan
Lainnya Manajemen Internal
2885-Dukungan Manajemen BPS EBA-Layanan Dukungan 956-LAYANAN
Lainnya Manajemen Internal BMN
2885-Dukungan Manajemen BPS EBA-Layanan Dukungan 962-LAYANAN
Lainnya Manajemen Internal UMUM
2885-Dukungan Manajemen BPS EBA-Layanan Dukungan 994-LAYANAN
Lainnya Manajemen Internal PERKANTORAN
2885-Dukungan Manajemen BPS EBB-Layanan Sarana dan
Lainnya Prasarana Internal
2885-Dukungan Manajemen BPS EBB-Layanan Sarana dan 951-LAYANAN
Lainnya Prasarana Internal SARANA
EBB-Layanan Sarana dan 971-LAYANAN
Prasarana Internal PRASARANA
2886-Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBA-Layanan Dukungan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Manajemen Internal
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBA-Layanan Dukungan 956-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Manajemen Internal BMN
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBA-Layanan Dukungan 958-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Manajemen Internal HUBUNGAN
BPS Provinsi MASYARAKAT
2886-Dukungan Manajemen dan EBA-Layanan Dukungan 962-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Manajemen Internal UMUM
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBA-Layanan Dukungan 994-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Manajemen Internal PERKANTORAN
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBB- Layanan Sarana dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Prasarana Internal
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBB- Layanan Sarana dan 951-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Prasarana Internal SARANA
BPS Provinsi INTERNAL
2886-Dukungan Manajemen dan EBB- Layanan Sarana dan 971-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Prasarana Internal PRASARANA
BPS Provinsi INTERNAL
2886-Dukungan Manajemen dan EBC-Layanan Manajemen
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sdm Internal
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBC-Layanan Manajemen 954-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sdm Internal MANAJEMEN
BPS Provinsi SDM
2886-Dukungan Manajemen dan EBD-Layanan Manajemen
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kinerja Internal
BPS Provinsi
2886-Dukungan Manajemen dan EBD-Layanan Manajemen 952-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kinerja Internal PERENCANAAN
BPS Provinsi DAN
PENGANGGARAN
2886-Dukungan Manajemen dan EBD-Layanan Manajemen 953-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kinerja Internal PEMANTAUAN
BPS Provinsi DAN EVALUASI
2886-Dukungan Manajemen dan EBD-Layanan Manajemen 955-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kinerja Internal MANAJEMEN
BPS Provinsi KEUANGAN
2886-Dukungan Manajemen dan EBD-Layanan Manajemen 961-LAYANAN
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kinerja Internal REFORMASI
BPS Provinsi KINERJA
-49-

2887-Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS)


2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBA-Layanan Dukungan
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Manajemen Internal
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBA-Layanan Dukungan 962-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Manajemen Internal UMUM
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBA-Layanan Dukungan 994-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Manajemen Internal PERKANTORAN
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBB- Layanan Sarana dan
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Prasarana Internal
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBB- Layanan Sarana dan 951-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Prasarana Internal SARANA
INTERNAL
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBC-Layanan Manajemen
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Sdm Internal
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBC-Layanan Manajemen 954-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Sdm Internal MANAJEMEN
SDM
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBC-Layanan Manajemen 996-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Sdm Internal PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBC-Layanan Manajemen U02-DIKLAT
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Sdm Internal TEKNIS
SUBSTANSI
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBC-Layanan Manajemen U03-DIKLAT
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Sdm Internal FUNGSIONAL
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBC-Layanan Manajemen U04-
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Sdm Internal STANDARISASI
DAN
SERTIFIKASI
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBD-Layanan Manajemen
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Kinerja internal
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBD-Layanan Manajemen 952-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Kinerja internal PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBD-Layanan Manajemen 953-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Kinerja internal PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
2887-Penyelenggaraan Pendidikan EBD-Layanan Manajemen 955-LAYANAN
dan Pelatihan Aparatur Negara (BPS) Kinerja internal MANAJEMEN
KEUANGAN
2888-Penyelenggaraan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBA-Layanan Dukungan
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Manajemen Internal
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBA-Layanan Dukungan 962-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Manajemen Internal UMUM
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBA-Layanan Dukungan 994-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Manajemen Internal PERKANTORAN
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBC-Layanan Manajemen
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Sdm Internal
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBC-Layanan Manajemen 954-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Sdm Internal MANAJEMEN
SDM
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBC-Layanan Manajemen 958-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Sdm Internal PENDIDIKAN
KEDINASAN
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBC-Layanan Manajemen U05-PROGRAM
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Sdm Internal DIII
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBC-Layanan Manajemen U06-PROGRAM
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Sdm Internal DIV
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBD-Layanan Manajemen
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Kinerja internal
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBD-Layanan Manajemen 952-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Kinerja internal PERENCANAAN
-50-

DAN
PENGANGGARAN
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBD-Layanan Manajemen 953-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Kinerja internal PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
2888-Penyelenggaraan Sekolah EBD-Layanan Manajemen 955-LAYANAN
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Kinerja internal MANAJEMEN
KEUANGAN
4203-Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Inspektorat I
4203-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen
Akuntabilitas Inspektorat I Kinerja internal
4203-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen S17-LAYANAN
Akuntabilitas Inspektorat I Kinerja internal PENGAWASAN
INTERNAL
INSPEKTORAT
WILAYAH I
4204-Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Inspektorat II
4204-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen
Akuntabilitas Inspektorat II Kinerja internal
4204-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen S18-LAYANAN
Akuntabilitas Inspektorat II Kinerja internal PENGAWASAN
INTERNAL
INSPEKTORAT
WILAYAH II
4205-Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Inspektorat III
4205-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen
Akuntabilitas Inspektorat III Kinerja internal
4205-Pengawasan dan Peningkatan EBD-Layanan Manajemen S19-LAYANAN
Akuntabilitas Inspektorat III Kinerja internal PENGAWASAN
INTERNAL
INSPEKTORAT
WILAYAH III

Selanjutnya setiap tahun semua Rencana Kegiatan dan Anggaran


(RKA) dari masing-masing satuan kerja diusulkan melalui mekanisme
pengajuan yang dilakukan dengan Aplikasi IPLAN, baik lingkup kegiatan
rutin maupun kerjasama/PNPB. Mekanisme input data melalui IPLAN
diatur tersendiri dalam Pedoman Panduan Aplikasi IPLAN.
Terkait penelaahan konsep Arsitektur dan Informasi Kinerja ADIK
juga diadaptasi dalam penelaahan Renja KL-KRISNA yang sebelumnya
tidak dikenal dalam tahapan penyusunan Renja KL. Penelaahan Renja KL-
KRISNA dilakukan lingkup menghasilkan referensi kinerja penganggaran
lingkup penyusunan RKA KL yang telah menggunakan Sistem Aplikasi
Tingkat Instansi (SAKTI), dengan melengkapi formulir RKA di Aplikasi yang
tersedia.

H. MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN ANGGARAN


1. Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Melalui Aplikasi
E-Monev BAPPENAS
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan, setiap K/L wajib melakukan pemantauan
-51-

pelaksanaan Renja-K/L. Sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah


tersebut, telah disusun Peraturan Kepala BPS Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Badan Pusat Statistik.
Pelaporan pemantauan terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan pada awalnya disampaikan dengan menggunakan sistem
aplikasi offline, namun sejak Triwulan II TA 2012 pelaporan sudah
menggunakan sistem aplikasi Online (e-Monev) yang menyempurnakan
format, aplikasi dan mekanisme pelaporan. Bahkan mulai tahun 2018
sesuai dengan mekanisme penyusunan Renja-KL melalui aplikasi
KRISNA, pemantauan pelaksanaan Renja-KL pada aplikasi e-Monev
dilakukan mulai dari level komponen, output, kegiatan, program, dan KL.
Adanya Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)
yang dimulai tahun 2021 membuat aplikasi e-Monev juga mengalami
penyesuaian, diantaranya penyesuaian nomenklatur output menjadi
Rincian Output (RO) sehingga data yang dilaporkan dalam e-Monev
setelah adanya RSPP yaitu data realisasi pelaksanaan di level komponen
dan RO, serta capaian indikator kinerja di level kegiatan dan program.
Selain itu, pelaporan di level satker tidak hanya mencakup pelaporan
data realisasi komponen namun juga pelaporan data realisasi RO.
Mekanisme pelaporan pada aplikasi e-Monev dilakukan secara
berjenjang sebagaimana diatur oleh PP 39/2006 dan dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Gambar 8. Mekanisme Pelaporan Pada Aplikasi e-Monev


-52-

Pelaporan pada aplikasi e-Monev dilakukan setiap bulan lingkup


komponen dan rincian output, sedangkan lingkup indikator pelaporan
dilakukan sekali ketika target indikator telah tercapai. Namun pelaporan
kepada Bappenas sesuai dengan PP 39 Tahun 2006 dilakukan setiap
triwulannya. Oleh karena itu, Biro Perencanaan harus melakukan
verifikasi pada aplikasi e-Monev setiap triwulannya, yaitu paling lambat
14 hari kerja setelah triwulan berakhir (April, Juli, Oktober, Januari
tahun berikutnya).
Data yang telah diverifikasi akan menjadi basis data pengendalian
yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/satker lingkup pengendalian
pelaksanaan tahun berjalan dan bahan lingkup pelaksanaan evaluasi,
serta dapat dimanfaatkan oleh Bappenas lingkup pengendalian dan
evaluasi intervensi pemerintah dalam kontribusinya terhadap sasaran
pembangunan (RKP).
2. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Melalui Aplikasi SMART
Kementerian Keuangan
Dasar hukum terkait Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
melalui Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu
(SMART) sebagai penyesuaian atas adanya Redesain Sistem Perencanaan
dan Penganggaran (RSPP) adalah Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
22/PMK.02/2021.
Data pada aplikasi SMART digunakan sebagai salah satu bahan
penilaian evaluasi kinerja oleh Kementerian Keuangan kepada
Kementerian Negara/Lembaga dan menjadi dasar perhitungan
pemberian penghargaan dan/atau pengenaan sanksi kepada K/L
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
2/PMK.02/2021 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan/atau
Pengenaan Sanksi Atas Kinerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
22/PMK.02/2021, evaluasi kinerja terdiri dari 2 (dua) yaitu Evaluasi
Kinerja Anggaran Reguler yang dilaksanakan secara berkala paling
sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, dan Evaluasi Kinerja Anggaran
Non-Reguler yang dilaksankan sesuai kebutuhan. Lingkup Evaluasi
Kinerja Anggaran Reguler terdiri atas 3 (tiga) aspek yaitu aspek
implementasi, aspek manfaat, dan aspek konteks. Aspek implementasi
-53-

dilaksanakan lingkup Kinerja Anggaran tingkat unit eselon I dan tingkat


satuan kerja dengan mengukur variabel-variabel seperti capaian output,
penyerapan anggaran, efisiensi, dan konsistensi penyerapan anggaran
terhadap perencanaan. Aspek manfaat dilaksanakan lingkup Kinerja
Anggaran tingkat Kementerian/Lembaga dan tingkat unit Eselon I
dengan mengukur variabel-variabel seperti Capaian Sasaran Strategis
K/L lingkup Kinerja Anggaran tingkat K/L dan capaian Sasaran Program
lingkup Kinerja Anggaran tingkat unit eselon I . Sedangkan aspek
konteks dilaksanakan lingkup Kinerja Anggaran tingkat K/L dan tingkat
unit eselon I dengan menganalisis kualitas informasi Kinerja Anggaran
yang tercantum dalam dokumen RKA-K/L dan/atau DIPA, termasuk
relevansinya dengan dinamika perkembangan keadaan temasuk
perubahan kebijakan Pemerintah.
Adapun pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam evaluasi
kinerja anggaran yaitu:
a. Unit Eselon I sebagai wakil K/L, bertanggung jawab atas ketercapaian
Indikator Kinerja Sasaran Strategis/IKSS. Pelaporan capaian IKSS
dilakukan tahunan.
b. Unit Eselon I sebagai pengelola program, bertanggung jawab atas
ketercapaian Indikator Kinerja Program/IKP dan Indikator Output
Program/IOP. Pelaporan capaian IOP dilakukan triwulanan,
sedangkan pelaporan capaian IKP dilakukan tahunan.
c. Satuan Kerja sebagai pengelola kegiatan, bertanggung jawab atas
ketercapaian RO (volume RO, progres RO beserta keterangannya),
penyerapan anggaran, efisiensi, dan konsistensi penyerapan
anggaran terhadap perencanaan.
Pelaporan realisasi volume dan progres RO beserta keterangannya
dilakukan setiap bulan. Namun data realisasi volume dan progres RO
beserta keterangannya pada aplikasi SMART sudah terintegrasi
langsung dengan data realisasi volume dan progres RO yang
dilaporkan pada aplikasi SAS, sehingga satuan kerja hanya perlu
mengecek data hasil integrasi dan melakukan perubahan jika masih
ada ketidaksesuaian.
Adapun proporsi nilai kinerja anggaran berdasarkan aplikasi
SMART dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini
-54-

Gambar 9. Proporsi Nilai Kinerja Anggaran Berdasarkan Aplikasi


SMART

3. Pelaporan Monitoring Evaluasi Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi


Anggaran (MONEV TEPRA)
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Pendapatan dan Belanja Daerah, Presiden
membentuk Tim Evaluasi dan pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA)
dalam rangka pengawasan terhadap realisasi anggaran. Adapun salah
satu tugas TEPRA yaitu menerima, memonitor, mengevaluasi, dan
mengkonsolidasikan laporan realisasi anggaran.
Dalam memudahkan pelaporan, TEPRA sudah membangun sistem
pelaporan MONEV TEPRA dengan modul mencakup stuktur anggaran;
rencana paket pengadaan; progres keuangan; progres fisik; progres
pengadaan barang/jasa melalui penyedia dengan kategori “paket
pengadaan dengan nilai > RP. 200 Juta s.d < Rp. 2,5 Miliar”, “paket
pengadaan dengan nilai > Rp. 2,5 Miliar s.d < RP. 50 Miliar”, “paket
pengadaan dengan nilai > Rp. 50 Miliar s.d < Rp. 100 Miliar”, dan “paket
pengadaan dengan nilai > Rp. 100 Miliar”. Lingkup data realisasi
keuangan, MONEV TEPRA sudah terintegrasi dengan OM (Online
Monitoring) SPAN Kementerian Keuangan. Bahkan sejak tahun 2018,
data rencana paket pengadaan juga sudah terintegrasi dengan SIRUP
(Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan) yang dibangun oleh LKPP
(Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah).
-55-

Sedangkan lingkup memperoleh data progres pengadaan barang


dan jasa bulanan, seluruh satker BPS (Sekretariat Utama BPS, Pusdiklat,
Politeknik Statistika STIS, serta BPS Provinsi/Kabupaten/Kota) harus
melaporkan progres pengadaan barang dan jasa setiap awal bulan ke
Biro Perencanaan c.q. Bagian Monitoring dan Evaluasi. Lingkup Satker
Sekretariat Utama (BPS Pusat), yang melaporkan progres pengadaan
barang dan jasa yaitu Biro Umum c.q. Bagian Pengadaan Barang dan
Jasa. Sedangkan lingkup BPS daerah (provinsi, kabupaten, kota)
pelaporan progres pengadaan barang dan jasa dilakukan secara
berjenjang yaitu BPS Kabupaten/Kota melaporkan ke BPS Provinsi,
selanjutnya BPS Provinsi melalui Bagian Tata Usaha BPS Provinsi
melakukan pengecekan dan kompilasi seluruh progres pengadaan
barang dan jasa seluruh satker yang berada dilingkup wilayah provinsi
tersebut dan melaporkannya ke BPS Pusat.

4. Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
SAKIP disebutkan bahwa seluruh instansi pemerintah diwajibkan
lingkup mempertanggungjawabkan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah diamanatkan.
Sehubungan dengan hal itu, dalam rangka turut serta
mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi penyelenggaraan tugas
pemerintahan, Badan Pusat Statistik (BPS) selaku Lembaga Pemerinah
Non Kementerian yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden juga
menyelenggarakan SAKIP pada seluruh Unit Kerja dan Satuan Kerja
(Satker) yang dimiliki. Pelaksanaan SAKIP tersebut diatur dalam
Peraturan Kepala BPS Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan SAKIP. Bentuk pelaksanaan pertanggungjawaban yang
dilakukan oleh BPS dituangkan melalui penyusunan indikator kinerja
utama (IKU), rencana strategis (renstra), penetapan kinerja (PK),
pengukuran dan evaluasi kinerja, serta Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP).
Capaian kinerja BPS merupakan pencapaian dari indikator-
indikator kinerja tujuan dan sasaran strategis. Indikator kinerja masing-
masing tingkatan mulai BPS, unit eselon I sampai dengan unit eselon III
yang telah ditetapkan dimonitor capaiannya secara periodik dengan
melihat persentase capaiannya. Pengukuran kinerja di BPS dilakukan
-56-

secara berkala setiap triwulanan yang dimuat dalam data capaian


kinerja. Data capaian kinerja dikumpulkan pada minggu pertama setelah
triwulan sebelumnya berakhir. Data capaian kinerja triwulan I
dikumpulkan pada minggu pertama Bulan April tahun berjalan dan
Laporan Capaian Kinerja Triwulan I diterbitkan awal Bulan Mei, dan
begitu seterusnya.
Seluruh unit kerja unit eselon I sampai dengan eselon III secara
rutin melaporkan capaian kinerja setiap triwulan menggunakan Form
Rencana Aksi (FRA) dan diunggah pada aplikasi Simonev
(monev.bps.go.id). Selain itu, setiap tahun laporan kinerja serta data
kinerja diunggah dalam aplikasi E-Sakip Reviu Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(esr.menpan.go.id).
5. Indikator Kinerja pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah Indikator yang
ditetapkan Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) sebagai alat ukur lingkup menentukan kualitas tingkat kinerja
dari sisi kesesuaian perencanaan, efektifitas pelaksanaan anggaran,
efesiensi pelaksanaan anggaran dan kepatuhan terhadap regulasi.
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) menjadi ukuran
evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran yang memuat 13 indikator dan
mencerminkan aspek kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan
anggaran, kepatuhan pada regulasi, serta efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan Perdirjen perbendaharaan no
4/PB/2021 tentang petunjuk teknis penilaian IKPA belanja K/L, maka
perbandingan pembobotan IKPA digambarkan seperti beriktu ini.
-57-

Gambar 10. Perbandingan pembobotan IKPA K/L Tahun 2021 dan 2020

Sedangkan Tabel dibawah ini adalah pengitungan nilai IKPA per


indikator Menurut Perdirjen Nomor 4 Tahun 2021
Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
1 Revisi a. Indikator kinerja Revisi Rasio Revisi DIPA triwulanan 5 Nilai IKPA Revisi DIPA
DIPA DIPA dihitung berdasarkan (RRev):
frekuensi revisi DIPA yang ∑𝑛𝑖=1 𝑅𝑅𝑒𝑣 𝑛
dilakukan oleh Satker 1 𝐼𝐾𝑃𝐴 𝑅𝑒𝑣 =
𝑅𝑅𝑒𝑣 𝑛 = × 100 𝑛
dalam satu triwulan 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝑛
b. Dalam rangka penilaian
IKPA yang optimal,
frekuensi revisi DIPA adalah Keterangan Keterangan
satu kali dalam rentang RRev n = Rasio Revisi DIPA IKPA Rev = Nilai
triwulanan dan tidak triwulan ke-n IKPA
bersifat kumulatif Revisi
c. Jika frekuensi revisi DIPA DIPA
Satker melebihi satu kali n = Triwula
dalam satu triwulan, maka Frekuensi Frekuensi Revisi n ke-n
pencapaian nilai kinerja Revisi n = DIPA triwulan ke-
menjadi tidak optimal. n
d. Jenis revisi DIPA yang Jumlah
diperhitungkan adalah triwula
revisi dalam kewenangan n
pagu tetap yang disahkan
oleh Kementerian
KEuangan (DJA, Direktorat
PElksanaan Anggaran,
Kantor Wilayah, DJPb)
e. Revisi yang menjadi
kewenangan Kuasa
Pengguna Anggaran, serta
revisi dalam rangka
penghematan atau
refocusing anggaran yang
menjadi kebijakan
Pemerintah dikecualikan
dalam penghitungan
f. Nilai IKPA Revisi DIPA
lingkup level Unit Eselon I
dan K/L (agregasinya)
merupakan nilai rata-rata
dari Nilai IKPA Satker yang
ada di bawah
-58-

Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
kewenangannya
(konsolidasi lokasi: average)
2 Deviasi a. Indikator kinerja Deviasi Deviasi Halaman III DIPA bulanan: 5 Nilai IKPA Deviasi Hal III
Halaman Halaman III DIPA, dihitung DIPA:
III DIPA berdasarkan rata-rata 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑛 =
kesesuaian antara realisasi 𝐼𝐾𝑃𝐴 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑛 =
anggaran terhadap ‖𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑛 − 𝑅𝐷𝑃𝑛‖
× 100 ∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑛
rencana penarikan dana 𝑅𝑃𝐷 𝑛
(RPD) bulanan 100 −
𝑛
b. Deviasi Halaman III DIPA
dihitung berdasarkan rasio Keterangan
antara nilai
penyimpangan/deviasi Keterangan
realisasi anggaran DevDIPAn= Deviasi Hal III IKPA DevDIPA Nilai
terhadap RPD DIPA bulan ke-n n= IKPA
c. Nilai IKPA Deviasi Deviasi
Halaman III DIPA Hal III
memperhitungkan rata- Realisasi n= Realisasi DIPA
rata deviasi antara anggaran bulan DevDIPA n= bulan
realisasi anggaran dengan ke-n ke-n
RPD setiap bulan
d. Nilai RPD yang n =
diperhitungkan adalah RPD n = Rencana DevDIP
nilai RPD yang dikunci Penarikan Dana A bulan
setiap awal triwulan bulan ke-n ke-n
e. Batas akhir pemutakhiran
RPD pada halaman III DIPA
dalam rangka penilaian Bulan
IKPA adalah sampai ke-n
dengan sepuluh hari kerja
pertama setiap triwulan
f. Khusus triwulan I, batas
akhir pemutakhiran RPD
pada halaman III DIPA
adalah sampai dengan 10
hari kerja pertama bulan
Februari
g. Penguncian data RPD pada
halaman III DIPA
dilakukan berdasarkan
tanggal posting DIPA hasil
revisi pada sistem
h. Nilai deviasi yang dihitung
mulai periode Januari
sampai dengan November
3 Pagu a. Indikator kinerja Pagu Rasio Pagu Minus: 5 Nilai IKPA Pagu Minus =
Minus Minus dihitung
berdasarkan rasio antara 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠 = 100 – Rasio Pagu Minus
total nilai pagu minus
(realisasi yang melebihi 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠
× 100
pagunya) terhadap pagu 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝐷𝐼𝑃𝐴
DIPA
b. Nilai pagu minus mengacu
pada nilai pagu minus
pada level akun (6 digit) Keterangan
pada semua jenis belanja Pagu Minus= Nominal Pagu
c. Satker yang tidak memiliki Minus
Pagu Minus, maka nilai
kinerja diberikan sebesar Pagu DIPA= Nominal Pagu
100 (seratus) DIPA
d. Penilaian akhir indikator
kinerja Pagu Minus
didasarkan pada nominal
pagu minus DIPA per
tanggal 31 Desember
4 Penyam- a. Indikator kinerja Rasio Ketepatan Waktu 10 Nilai IKPA Penyampaian
paian Penyampaian Data Penyampaian Data Kontrak: Data Kontrak:
Data Kontrak dihitung Sesuai dengan nilai Rasio
Kontrak berdasarkan rasio 𝐷𝐾𝑇𝑊 Ketepatan Waktu
𝑅𝐷𝐷𝐾 = ( ) × 100
ketepatan waktu 𝐷𝐾 Penyampaian Data
penyampaian data Kontrak (RKDK)
perjanjian/kontrak
terhadap seluruh data Keterangan:
perjanjian/kontrak yang RKDK = Rasio Ketepatan
didaftarkan ke KPPN Waktu
b. Data perjanjian/ kontrak Penyampaian
yang dihitung dalam Data Kontrak
penilaian adalah data
perjanjian/ kontrak
dengan nilai di atas
Rp.50.000.000,- yang
disampaikan ke KPPN dan Jumlah Data
data/ perjanjian kontrak DKTW = Kontrak yang
tahun jamak yang disampaikan
didaftarkan pada tahun tepat waktu
pertama masa kontrak
c. Data perjanjian/ kontrak
rilis lingkup tahun jamak Jumlah Data
(multiyears) tidak DK = Kontrak yang
termawsuk dalam disampaikan ke
penilaian kinerja KPPN
-59-

Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
5 Pengelo- a. Indikator kinerja Ketepatan Waktu Pertanggung- 8 Nilai IKPA Pengelolaan UP
laan UP Pengelolaan UP dan TUP, jawaban UP dan TUP: dan TUP:
dan TUP dihitung berdasarkan rasio
ketepatan waktu 𝐺𝑈𝑃𝑇𝑈𝑃 𝑇𝑊 Sesuai dengan Rasio
𝑅𝐾𝑊𝑈𝑃 = × 100
pertanggungjawaban UP 𝐺𝑈𝑃𝑇𝑈𝑃 Ketepatan Waktu
Tunai dan TUP Tunai Pertanggungjawaban UP
terhadap seluruh dan TUP
pertanggungjawaban UP
Tunai dan TUP Tunai Keterangan
b. Basis perhitungan RKWUP = Rasio Ketepatan
indikator kinerja Waktu
Pengelolaan UP dan TUP Pertanggungjawa
berdasarkan pada: ban UP dan TUP
1) Tanggal SP2D UP ke
tanggal SP2D GUP Isi
dan/atau SP2D GUP
Nihil; GUPTUP Jumlah SP2D
2) Tangal SP2D TUP ke TW= GUP dan PTUP
tanggal SP2D TUP yang Tepat Waktu
Nihil; dan/atau
3) Tanggal SP2D GUP Isi
ke tanggal SP2D GUP Jumlah SP2D
Isi berikutnya GUPTUP = GUP dan TUP
c. Indikator ini yang diajukan ke
mempertimbangkan sisa KPPN
dana UP dan TUP yang
belum disetor pada akhir
tahun (31 Desember)
sebagai penalti nilai
kinerja
d. Pinalti kinerja dilakukan
dengan mengubah status
pertanggungjawaban UP
dan TUP terakhir dari
status tepat waktu menjadi
terlambat
e. Ketepatan waktu
pertanggungjawaban UP
dan TUO dapat dipantau
pada kartu pengawasan
(karwas) UP dan TUP pada
OM SPAN
f. Jenis UP dan TUP yang
diperhitungkan dalam
IKPA adalah UP Tunai dan
TUP Tunai yang bersumber
dari dana Rupiah Murni
(RM), tidak termasuk UP
dan TUP yang
menggunakan Kartu Kredit
Pemerintag (KKP) dan yang
bersumber dari dana
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
g. Dalam hal tanggal batas
akhir pertanggungjawaban
UP dan /atau TUP
berikutnya jatuh pada hari
libur, maka nilai kinerja
Pengelolaan UP dan TUP
berdasarkan pada SP2D
UP dan/atau TUP (Baik Isi
maupun Nihil) yang
diterbitkan oleh KPPN
pada hari kerja
sebelumnya
6 Penyam- a. Indikator kinerja Rasio Ketepatan Waktu LPJ 5 Nilai IKPA LPJ Bendahara:
paian Penyampaian LPJ Bendahara:
LPJ Bendahara dihitung Sesuai dengan Rasio
Bendara berdasarkan rasio 𝐿𝑃𝐽𝐵 𝑇𝑊 Ketepatan Waktu LPJ
𝑅𝐾𝐿𝑃𝐽 = ( ) × 100
hara ketepatan waktu 𝐿𝑃𝐽𝐵 Bendahara Pengeluaran
penyampaian LPJ oleh
Bendahara Pengeluaran Keterangan
terhadap seluruh RKLPJ = Rasio Ketepatan
kewajiban penyampaian Waktu
LPJ Penyampaian LPJ
b. Batas waktu penyampaian Bendahara
LPJ Bendahara Pengeluaran
Pengeluaran ke KPPN LPJTW =
(paling lambat tanggal 10 Jumlah LPJ
bulan berikutnya) Bendahara
c. Dalam hal tanggal 10 Pengeluaran yang
bulan berikutnya jatuh disampaikan
pada hari libur, maka LPJ tepat waktu
Bendahara Pengeluaran LPJB =
disampaikan pada hari Jumlah LPJ
kerja sebelumnya. Bendahara
Pengeluaran yang
disampaikan ke
KPPN
7 Dispen- a. Indikator kinerja Dihitung berdasarkan jumlah SPM 5 Subkriteria Nilai
sasi Dispensasi Penyampaian yang mendapatkan dispensasi 0 SPM 100
-60-

Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
Penyam- SPM dihitung berdasarkan 1 – 5 SPM 95
paian jumlah SPM yang 6 – 10 SPM 90
SPM mendapatkan dispensasi 11 – 20 SPM 85
keterlambatan pengajuan > 20 SPM 80
SPM melebihi batas waktu
yang ditentukan
sebagaimana diatur dalam
ketentuan mengenai
pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara pada
akhir tahun anggaran
b. Nilai IKPA diberikan secara
bertingkat sesuai dengan
jumlah kumulatif atas SPM
yang telah diberikan
dispensasi oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
8 Penyerap a. Indikator kinerja Nilai Kinerja Penyerapan 15 Nilai IKPA Penyerapan
an penyerapan anggaran ANggaran Triwulanan: Anggaran:
Angga- dihitung berdasarkan rata-
ran rata nilai kinerja 𝑃𝐴𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛
𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛 = ( ) × 100 𝐼𝐾𝑃𝐴 − 𝑃𝐴𝑛 =
penyerapan anggaran 𝑇𝐴𝑛 𝑛
setiap triwulan
b. Nilai kinerja penyerapan
anggaran setiao triwulan
dihitung berdasarkan rasio
antara tingkat penyerapan Keterangan: Keterangan:
anggaran terhadap target NKPAn = Nilai Kinerja IKPA-PAn = Nilai
penyerapan anggaran pada Penyerapan IKPA
setia triwulan Anggaran Penyer
c. Target penyerapan Triwulan ke-n apan
anggaran ditetapkan per Anggar
triwulan dengan Penyerapan an
ketentuan: Anggaran Triwula
1. Triwulan I sebesar 15 PAn = triwulan ke -n n ke-n
persen;
2. Triwulan II sebesar 40
persen; Target
3. Triwulan III sebesar 60 Penyerapan
persen; dan TAn = ANggaran
4. Triwulan IV sebesar 90 Triwulan ke -n
persen
d. Pagu DIPA yang menjadi
basis perhitungan adalah
Pagu DIPA yang berlaku
pada akhir triwulan
berkenaan
e. Terhadap satker/eselon
I/KL dengan tingkat
realisasi di atas target
penyerapanntriwulanan,
maka nilai kinerja
diberikan secara maksimal
sebesar 100
9 Penyele- a. Indikator kinerja Ketepatan Waktu Penyelasian 10 Nilai IKPA Penyelesaian
saian Penyelasian Tagihan Tagihan: Tagihan:
Tagihan dihitung berdasarkan rasio
ketepatan waktu
penyelesaian tagihan 𝑆𝑃𝑀 𝐿𝑆 𝑇𝑊 Sesuai dengan rasio
𝑅𝐾𝑃𝑇 = ( ) × 100
dengan mekanisme SPM- 𝑆𝑃𝑀 𝐿𝑆 ketepatan waktu
LS Kontraktual terhadap penyelesaian tagihan
seluruh SPM-LS
Kontraktual yang diajukan Keterangan:
ke KPPN RKPT = Rasio Ketepatan
b. Penyampaian SPM LS Waktu
Kontraktual yang tepat Penyelesaian
waktu adalah paling Tagihan
lambat 17 (tujuh belas)
hari kerja dari tanggal SPM LS TW =
Berita Acara Serah Terima Jumlah SPM LS
(BAST) atau Berita Acara Kontraktual Non
Pembayaran Pekerjaan Belanja Pegawai
(BAPP) sampai dengan yang tepat waktu
tanggal SPM LS disampaikan ke
Kontraktual diterima oleh KPPN
KPPN pada saat proses
konversi SPM LS =
c. Tanggal BAST berlaku Jumlah SPM LS
apabila pekerjaan Kontraktual Non
(barang/jasa) telah Belanja PEgawai
diserahterimakan yang
seluruhnya disampaikan ke
d. Tanggal BAPP berlaku KPPN
apabila pekerjaan
(barang/jasa) dilakukan
secara bertahap atau
pembayaran berdasarkan
termin
10 Capaian a. Indikator kinerja Capaian Nilai Kinerja Rincian Output (RO) 17 Nilai IKPA Capaian
Output Output dihitung Triwulanan: Output:
berdasarkan rasio antara
𝐼𝐾𝑃𝐴 𝐶𝑂𝑛 =
-61-

Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
total nilai kinerja Rincian 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑅𝑂 𝑛
𝑁𝐾𝑅𝑂𝑛 = ( ) × 100
Output (RO) terhadap 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑂 𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝐾𝑅𝑂𝑛
( ) × 100
jumlah RO yang dikelola 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑂
oleh Satker
b. Nilai kinerja RO dihitung
berdasarkan rasio antara Keterangan: Keterangan:
capaian atau realisasi RO NKRO n = Nilai Kinerja IKPA COn= Nilai
terhadap tagret RO Capaian RO IKPA
c. Target capaian RO Triwulan ke-n Capaia
diproksikan sama dengan n
target penyerapan Output
anggaran triwulanan Capaian RO Realisasi/capaian Triwula
kecuali lingkup triwulan n= RO sesuai status n ke-n
IV, dengan ketentuan: tahapan RO pada Total NKROn =
1) Triwulan I sebesar 15 triwulan ke-n
persen; Total
2) Triwulan II sebesar 40 kumula
persen; tif dari
3) Triwulan III sebesar 60 Target RO n Target RO sesuai NKCO
persen; dan = status tahapan pada
4) Triwulan IV sebesar RO pada triwulan Total RO= Triwula
100 persen. ke-n n ke-n
d. Perhitungan nilai kinerja
atas capaian RO
ditentukan berdasarkan Jumlah
pada status tahapan RO
pelaksanaan RO sampai yang
dengan periode pelaporan dikelola
capaian RO setiap bulan Satker
e. Status tahapan capaian
RO adalah sebagai berikut:
Kode Status Nilai
Status Tahapan Kinerja
(1) Persiapan 0
/ PBJ
(2) Proses Sesuai rasio
Pelaksana PCRO
an dengan
Target PCRO
(3) Selesai Sesuai rasio
RVRO
dengan
target RO
Keterangan:
1) PCRO: Progres
Capaian Rincian
Output
2) RVRO: Realisasi
Volume Rincian
Output
f. Khusus pada bulan
Desember, Nilai Kinerja
Capaian Output akan
dihitung berdasarkan rasio
antara capaian RO
terhadap target RO
g. Terhadap capaian RO yang
melebihi target, maka nilai
kinerja Capaian Output
diberikan maksimal
sebesar 100 (seratus)
h. Dalam rangka penilaian
indikator kinerja capaian
output, satker
menyampaikan data
capaian output paling
lambat 10 hari kerja pada
bulan berikutnya melalui
sistem informasi yang
disediakan oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
i. Data capaian output yang
disampaikan oleh satker
paling kurang meliputi:
Realisasi Volume Rincian
Output (RVRO), Progres
Capaian Rincian Output
(PCRO), dan Keterangan
11 Retur Indikator kinerja Retur SP2D Rasio Retur SP2D: 5 Nilai IKPA Retur SP2D
Surat dihitung berdasarkan rasio
Perintah antara jumlah SP2D yang 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟 𝑆𝑃2𝐷 100 – Rasio Retur SP2D
𝑅𝑅𝑆𝑃2𝐷 = ( ) × 100
Pencair- mengalami retur terhadap 𝑆𝑃2𝐷
an Dana jumlah SP2D yang telah
(SP2D) diterbitkan Keterangan:
RRSP2D = Rasio Retur SP2D

Retur SP2D= Jumlah SP2D


yang diretur

SP2D=
Jumlah SP2D
yang diterbitkan

12 Pengem- a. Indikator kinerja Rasio Kesalahan SPM: 5 Subkriteria Nilai


balian/ Pengembalian/ Kesalahan
-62-

Indika- Bobot
No Uraian Indikator Kalkulasi Perhitungan IKPA
tor (%)
Kesala- SPM dihitung berdasarkan 𝑆𝑃𝑀 𝑆𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑅𝐾𝑆𝑃𝑀 = × 100
han rasio antara 𝑆𝑃𝑀
Surat pengembalian/ kesalahan
Perintah SPM oleh KPPN terhadap
Memba- seluruh SPM yang
yar diajukan oleh Satker ke Keterangan:
(SPM) KPPN RKSPM= Rasio Kesalahan 0% 100
b. Pengembalian/Kesalahan SPM >0,00% - 1,50% 95
SPM merupakan SPM yang >1,50% - 3,00% 90
ditolak atau dikembalikan >3,00% - 5,00% 85
pada saat proses konversi SPM Salah= Jumlah SPM yang >5,00% 80
di front office KPPN ditolak oleh
berdasarkan data pada sistem
Payment Management SPM=
Resume Tagihan (PMRT)
atau kesalahan formal, Jumlah SPM yang
dan/atau penolakan pada disampaikan ke
saat validasi tagihan oleh KPPN
middle office KPPN atau
kesalahan substantif
13 Perenca- a. Indikator kinerja Renkas Rasio Ketepatan Waktu Renkas: 5 Nilai IKPA Renkas:
naan dihitung berdasarkan rasio
Kas antara Renkas/RPD 𝑅𝑒𝑛𝑇𝑊 Sesuai dengan Rasio
𝑅𝐾𝑅𝑒𝑛 = × 100
(Renkas) Harian yang disampaikan 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑎𝑠 Ketepatan Waktu Renkas
secara tepat waktu
terhadap kewajiban
Renkas/RPD Harian yang Keterangan
diajukan ke KPPN
b. Penilaian kinerja Renkas
tidak mengecualikan
dispensasi penyampaian
SPM tanpa Renkas oleh
KPPN
RKRen = Rasio Ketepatan
Waktu Renkas

Renkas = Jumlah Renkas


yang
disampaikan ke
KPPN

Berkaitan dengan capaian output, sejak bulan Juli 2020 Biro


Keuangan harus melakukan entri di dalam aplikasi SAS (Sistem Aplikasi
Satker) sedangkan mulai tahun 2021 sudah menggunakan aplikasi SAKTI,
yang secara sistem akan ditarik lingkup penilaian evaluasi kinerja
anggaran (EKA) pada aplikasi SMART serta lingkup penghitungan IKPA.
Capaian output ini harus dientry setiap awal bulan sebagai persyaratan
rekon dengan KPPN.
Lingkup meningkatkan Kinerja Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga, telah dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
42 tahun 2020 tentang Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan
Sanksi kepada Kementerian Negara/Lembaga dan Pemerintah Daerah,
sehingga kementerian negara/lembaga dapat diberikan Penghargaan
dan/atau dikenai Sanksi dengan didasarkan pada hasil capaian penilaian
atas pengelolaan anggaran dan indikator kinerja anggaran. Dasar
penghitungan kinerja anggaran adalah 60 % dari evaluasi kinerja
anggaran (EKA-SMART) dan 40 % kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA).

I. KOORDINATOR PELAKSANAAN KEGIATAN


Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang
Badan Pusat Statistik, dan Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun
-63-

2020, pada dasarnya fungsi koordinasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang


dilakukan oleh setiap satuan organisasi dijalankan secara berjenjang.
Ditetapkannya Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2020
adalah sebagai wujud dukungan terhadap kebijakan program pemerintah
melalui Surat Edaran Menteri PAN RB Nomor 382 s.d. 393 Tahun 2019
tanggal 13 November 2019 tentang Langkah Strategis dan Konkret
Penyederhanaan Birokrasi dan Peraturan Menteri PANRB Nomor 28 Tahun
2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan
Fungsional, dimana BPS sejak akhir tahun 2020 telah melaksanakan
penyederhanaan birokrasi yaitu dengan memangkas jabatan eselon III dan
IV menjadi jabatan fungsional. Dengan demikian secara nomenklatur tidak
ada lagi pejabat struktural eselon III/IV (Kepala
Subdirektorat/Bagian/Seksi/Sub-bagian), kecuali pada beberapa unit kerja
di satuan kerja tertentu. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan lingkup
menciptakan birokrasi yang lebih dinamis dan profesional sebagai upaya
peningkatan efektifitas dan efisiensi lingkup mendukung kinerja pelayanan
pemerintah kepada publik.
Selanjutnya tugas koordinasi pelaksanaan kegiatan diatur sebagai
berikut:
1. Kepala BPS bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
statistik serta menetapkan seluruh aspek kebijakan teknis dan
administrasi di BPS.
2. Sekretaris Utama mempunyai tugas membantu Kepala BPS khususnya
dalam mengkoordinasikan hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan, sinkronisasi, integrasi, dan pengendalian terhadap
program teknis dan generik yang ada di BPS Pusat, Provinsi, serta
Kabupaten/Kota, baik dari segi anggaran, pencapaian target kinerja,
dan pengelolaan manajemennya;
b. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi,
tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan, dan
Rumahtangga BPS;
c. Pembinaan dan pelatihan sumber daya yang ada di lingkungan BPS;
d. Penyusunan laporan, kebijakan teknis, dan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan tugas BPS; dan
e. Pembinaan terhadap aparat yang sehari-hari menangani masalah
manajemen baik di pusat maupun di daerah.
-64-

3. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik mempunyai tugas


membantu Kepala BPS khususnya dalam mengoordinasikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan dalam hal
pembentukan kerangka sampel, penentuan metodologi, klasifikasi,
konsep dan definisi, serta peta wilayah kerja statistik yang digunakan
dalam sensus dan survei;
b. Perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan dalam hal
penyajian data baik secara konvensioanal maupun infografis serta
pelayanan kebutuhan data dari konsumen dan pengembangan pusat
layanan terpadu statistik;
c. Perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan dalam hal
pengolahan data statistik serta pemenuhan kebutuhan perangkat
lunak dan keras Teknologi dan Informasi (TI) yang ada di BPS; dan
d. Perencanaan kebutuhan anggaran dan capaian target kinerja di
bidang metodologi dan informasi statistik serta perencanaan
pengembangan personil di bidang TI.
4. Deputi Bidang Statistik Sosial, Deputi Bidang Statistik Produksi, Deputi
Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, dan Deputi Bidang Neraca dan
Analisis Statistik mempunyai tugas membantu Kepala BPS khususnya
dalam hal mengkoordinasikan pembinaan teknis dan operasional
kegiatan dalam direktorat-direktorat di lingkungannya sebagai berikut:
a. Perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan teknis dalam
hal persiapan kegiatan sensus dan survei di bidang statistik sosial,
produksi, distribusi dan jasa, serta neraca dan analisis statistik,
seperti penyiapan kuesioner, buku pedoman, pengadaan dokumen
atau alat pengumpulan data, pelatihan, serta organisasi lapangan;
b. Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis dalam pelaksanaan
kegiatan sensus dan survei di bidang statistik sosial, produksi,
distribusi dan jasa, serta neraca dan analisis statistik, seperti listing,
serta pengumpulan data dan pemeriksaan hasil pengumpulan data;
c. Perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan teknis dalam
hal pengolahan hasil kegiatan sensus dan survei di bidang statistik
sosial, produksi, distribusi dan jasa, serta neraca dan analisis
statistik, seperti penyusunan program atau sistem pengolahan,
proses pengolahan, serta penyajian hasil pengolahan data;
-65-

d. Perencanaan kebutuhan anggaran dan capaian target kinerja di


bidang sosial, produksi, distribusi dan jasa, serta neraca dan analisis
statistik serta perencanaan integrasi kegiatan survei BPS; dan
e. Pembinaan kegiatan statistik dengan instansi di luar BPS lingkup
meningkatkan Sistem Statistik Nasional.
5. Inspektur Utama mempunyai tugas membantu Kepala BPS khususnya
dalam mengkoordinasikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengawasan dan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di
lingkungan BPS;
b. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan
lingkup tujuan tertentu atas Kepala BPS;
c. Penyusunan manajemen resiko dari kegiatan sensus yang
diselenggarakan BPS; dan
d. Pelaksanaan tugas sesuai kebijakan Kepala BPS, pelaksanaan
pekerjaan administrasi, serta penyusunan laporan hasil pengawasan.
6. Semua permasalahan yang timbul dalam rangka teknis dan operasional
serta pengelolaan kegiatan sehari-hari di lingkungan Deputi Bidang
Teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Statistik
Sosial, Produksi, Distribusi dan Jasa serta Neraca dan Analisis Statistik.
Apabila permasalahan yang timbul tersebut mempunyai aspek dan
berkaitan dengan tugas dan fungsi Sekretaris Utama serta Deputi Bidang
Metodologi dan Informasi Statistik, maka setelah permasalahannya
dibahas secara matang oleh Deputi Bidang Teknis bersama Direktur yang
bersangkutan dapat diteruskan kepada Sekretaris Utama dan/atau
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik.
7. Dalam melaksanakan koordinasi kegiatan sehari-hari Sekretaris Utama,
para Deputi Bidang Teknis dan Inspektur Utama dibantu oleh para
Kepala Biro/Kepala Pusat/Direktur/Inspektur, sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing, yaitu:
a. Sekretaris Utama dibantu oleh para Kepala Biro, Ketua STIS, dan
Kepala Pusdiklat;
b. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik, Deputi Bidang
Statistik Sosial, Deputi Bidang Statistik Produksi, Deputi Bidang
Statistik Distribusi dan Jasa, serta Deputi Bidang Neraca dan
Analisis Statistik dibantu oleh para Direktur di lingkungannya;
c. Inspektur Utama dibantu oleh para Inspektur; dan
d. Direktur Politeknik Statistika STIS dibantu oleh wakil direktur.
-66-

e. Kepala Pusdiklat BPS dibantu oleh Kepala Bagian Umum dan


Koordinator Pelaksana Fungsi kelompok jabatan fungsional.
8. Tugas dan fungsi Kepala Biro/Kepala Pusat/Direktur/Inspektur selaku
PJK sangat besar dalam membina para pelaksana kegiatan di
lingkungannya sehari-hari, seperti:
a. Pembinaan terhadap pengelolaan administrasi dan keuangan
termasuk aspek keterpaduannya;
b. Pembinaan terhadap teknis statistik yang dilaksanakan;
c. Pembinaan terhadap upaya pencapaian target dan kegiatan (fisik dan
pembiayaan);
d. Pembinaan terhadap pengendalian pelaksanaan kegiatan; dan
e. Penentuan biaya lingkup kegiatan-kegiatan yang berbentuk paket
(urgensinya serta kewajaran rincian kegiatan dan satuan biayanya).
9. Kelompok Jabatan Fungsional :
a. Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas memberikan
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Jabatan
Tinggi Pratama sesuai dengan bidang keahlian dan ketrampilan.
b. Dalam pelaksanaan tugas ditetapkan Koordinator pelaksana fungsi
yang mempunyai tugas mengoordinasikan dan mengelola kegiatan
pelayanan fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan
fungsi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dimana pembagian
tugasnya ditetapkan oleh kepala.
10. Pelaksanaan koordinasi sampai satuan organisasi pelaksana terkecil
dilakukan secara bertingkat sesuai jalur birokrasi/jenjang hirarki baik
yang bersifat struktural maupun fungsional sebagai berikut:
a. Bila ada permasalahan pada kegiatan dalam satu
Biro/Pusat/Politeknik Statistik STIS/Direktorat/Inspektorat, baik
yang menyangkut aspek teknis maupun administrasi dan keuangan,
maka Kepala Bagian/Koordinator/Subkoordinator Pelaksana Fungsi
menyampaikan permasalahannya kepada PJK sebagai atasan
langsungnya;
b. Bila ada permasalahan pada kegiatan yang berada di luar
Biro/Pusat/Politeknik Statistik STIS/Direktorat/Inspektorat, baik
yang menyangkut aspek teknis maupun administrasi dan keuangan,
maka Kepala Bagian/ Koordinator/Subkoordinator Pelaksana Fungsi
menyampaikan permasalahannya kepada Kepala Biro/Kepala
-67-

Pusat/Direktur/Inspektur atasan langsung lingkup dibahas dengan


Kepala Biro/Kepala Pusat/Direktur/Inspektur yang terkait; dan
c. Apabila permasalahan yang terjadi tidak dapat diselesaikan pada
tingkat Kepala Biro/Kepala Pusat/Direktur/Inspektur agar
diteruskan ke Sekretaris Utama/Deputi/Inspektur Utama sesuai
dengan bidang tugasnya lingkup diselesaikan baik pada tingkat
Sekretaris Utama/Deputi/Inspektur Utama yang bersangkutan
maupun kemungkinan harus diselesaikan pada tingkat Kepala BPS.

J. HUBUNGAN TATA KERJA ANTAR UNSUR PELAKSANA


1. Pada dasarnya tata kerja antar unsur pelaksana kegiatan bersifat hirarki
struktur dan Fungsi. Begitu pula dalam hal pembinaan dan pengendalian
terhadap semua aparat pelaksana baik di pusat maupun di daerah harus
tetap melalui jalur struktu dan fungsi yang berlaku.
2. Hubungan antar unsur pelaksana kegiatan harus tetap menerapkan asas
saling membantu dan saling memahami batas wewenang dan tanggung
jawab masing-masing.
3. Dalam menangani setiap permasalahan harus menerapkan asas
“completed staff work”, yaitu semua pengelola kegiatan hendaknya sudah
mampu menyusun dan mengolah setiap permasalahan serta mencarikan
pemecahannya tanpa menunggu perintah atasan sesuai bidang tugasnya
masing-masing.
4. Setiap pelaksana kegiatan supaya tidak berpikir secara terkotak-kotak
dan dalam pelaksanaan sehari-hari harus tetap memperhatikan garis
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pimpinan BPS.
5. Dalam menangani permasalahan yang bersifat lintas Bagian/Fungsi,
Biro/Pusat/Politeknik Statistika STIS/Direktorat/ Inspektorat dan lintas
deputi seperti permintaan data dari pihak luar, pengelolaan hubungan
kerjasama luar negeri, pemeliharaan komputer dan pengelolaan kegiatan
penunjang lainnya harus dilandasi semangat saling mengisi dan mencari
pemecahan bersama yang paling optimal.
6. Dalam pelaksanaan kegiatan yang melibatkan aparat eksternal, baik
yang mempunyai hubungan struktural maupun fungsional, diperlukan
pendekatan lingkup menjamin agar aparat tersebut sepenuhnya dapat
membantu kelancaran pelaksanaan di lapangan, yaitu:
a. Pendekatan secara formal melalui jalur birokrasi yang berlaku; dan
-68-

b. Pendekatan informal guna memperoleh dukungan moral lingkup


setiap bantuan yang diperlukan.
7. Pimpinan BPS telah memberikan arahan bahwa agar setiap
permasalahan yang timbul dapat ditangani secara cepat dan lancar
diatur sebagai berikut:
a. Masalah yang sifatnya menyangkut kebijakan umum seperti
kebijakan anggaran, manajerial, realokasi kegiatan dan sejenisnya
agar disampaikan langsung kepada Kepala BPS atau Sekretaris
Utama dengan tembusan deputi terkait;
b. Masalah yang menyangkut kebijakan teknis dan metodologi agar
diajukan langsung kepada deputi yang terkait;
c. Masalah yang menyangkut kebijakan pengawasan kinerja dan
pengawasan keuangan agar disampaikan langsung kepada Inspektur
Utama; dan
d. Masalah pelaksanaan teknis operasional sehari-hari seperti
kekurangan dokumen, kendala administratif dan teknis yang tidak
berat dan sejenisnya supaya ditujukan kepada Kepala Biro/Kepala
Pusat/Direktur/Inspektur yang terkait.
8. Dalam menangani permasalahan daerah, para Deputi dan para Kepala
Biro/Kepala Pusat/Direktur/Inspektur serta para Pelaksana Kegiatan
agar sudah dapat mengantisipasi porsi tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing sejak dini.
9. Pelaksanaan kerjasama teknis dengan instansi di luar BPS (dalam dan
luar negeri) seperti pelaksanaan pekerjaan survei, pengolahan khusus,
analisis dan sejenisnya, maka permintaan dari instansi luar tersebut
supaya ditujukan kepada Eselon I dengan tembusan kepada Kepala BPS
dan Sekretaris Utama. Sedangkan lingkup penyelesaian administrasi
keuangannya ditandatangani oleh Eselon yang setara dengan tetap
melaporkan kepada Kepala BPS, Sekretaris Utama, dan atasan langsung.
10. Tata persuratan dalam pengelolaan kegiatan secara garis besar
ditetapkan sebagai berikut:
a. Surat-surat yang ditujukan kepada satuan organisasi di BPS daerah
harus melalui BPS Provinsi dan ditandatangani serendah-rendahnya
oleh Kepala Biro/Kepala Pusat/Direktur/Inspektur dengan
tembusan kepada Kepala BPS/Sekretaris Utama/Deputi/Inspektur
Utama atasan langsung;
-69-

b. Surat-surat yang ditujukan kepada satuan organisasi, baik yang


bersifat lintas Biro/Pusat/Politeknik Statistik
STIS/Direktorat/Inspektorat maupun lintas Deputi, harus
ditandatangani serendah-rendahnya oleh Kepala Biro/Kepala
Pusat/Direktur/Inspektur dengan tembusan atasan langsung.
Apabila surat dimaksud ditandatangani oleh Deputi, maka tembusan
perlu disampaikan juga kepada Kepala BPS sebagai laporan;
c. Surat-surat yang ditujukan kepada instansi lain supaya
ditandatangani oleh pejabat yang setara Eselonnya; dan
d. Surat-surat permohonan kepada Pimpinan BPS ditandatangani
serendah-rendahnya oleh Kepala Biro/Kepala
Pusat/Direktur/Inspektur. Tembusan surat diberikan kepada
Sestama/Deputi/Inspektur Utama atau Kepala Biro/Kepala
Pusat/Direktur/Inspektur yang terkait.
-72-

BAB III
KEGIATAN TEKNIS BPS

A. ORGANISASI BPS
Tabel 1. Unit Kerja Eselon I BPS
KODE ESELON I
(1) (2)
1000 Kepala Badan Pusat Statistik
2000 Sekretaris Utama
3000 Kedeputian Bidang Metodologi dan Informasi Statistik
4000 Kedeputian Bidang Statistik Sosial
5000 Kedeputian Bidang Statistik Produksi
6000 Kedeputian Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
7000 Kedeputian Bidang Neraca dan Analisis Statistik
8000 Inspektur Utama

Tabel 2. Unit Kerja Eselon II BPS

KODE ESELON II
(1) (2)
2100 Biro Perencanaan
2200 Biro Keuangan
2300 Biro Sumber Daya Manusia
2400 Biro Humas dan Hukum
2500 Biro Umum
3100 Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan
Survei
3200 Direktorat Diseminasi Statistik
3300 Direktorat Sistem Informasi Statistik
4100 Direktorat Statistik Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
4200 Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
4300 Direktorat Statistik Ketahanan Sosial
5100 Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura,
dan Perkebunan
5200 Direktorat Statistik Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan
5300 Direktorat Statistik Industri
6100 Direktorat Statistik Distribusi
6200 Direktorat Statistik Harga
6300 Direktorat Statistik Keuangan, TI, dan Pariwisata
-73-

KODE ESELON II
(1) (2)
7100 Direktorat Neraca Produksi
7200 Direktorat Neraca Pengeluaran
7300 Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
8100 Inspektur Wilayah I
8200 Inspektur Wilayah II
8300 Inspektur Wilayah III
2600 Pusat Pendidikan dan Pelatihan
2700 Politeknik Statistika STIS

B. PROGRAM PENYEDIAAN DAN PELAYANAN INFORMASI STATISTIK


(PPIS)
Pada TA 2022, Program PPIS di Satker Sestama (Pusat) mencakup 15
kegiatan yang menjadi tanggung jawab Eselon II BPS. Masing-masing
kegiatan tersebut memiliki output yang berimplikasi dengan outcome BPS
yang tertuang dalam RENSTRA BPS Tahun 2020 – 2024. Lingkup TA 2022
terdapat 6 KRO (Klasifikasi Rincian Output) dan 41 RO (Rincian Output)
dalam Program PPIS yang terbagi atas 6 RO yang mendukung Prioritas
Nasional (PN) dan Prioritas K/L.
Tabel 3. Matriks Kegiatan, Klasifikasi Rincian Output (KRO), Rincian
Output (RO), dan Komponen Program PPIS BPS Pusat TA 2022
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
2896 PENGEMBANGAN DAN ANALISIS STATISTIK
BMA DATA DAN INFORMASI 7300 K/L
PUBLIK
004 PUBLIKASI/LAPORAN 7300 K/L
ANALISIS DAN
PENGEMBANGAN
STATISTIK
051 Persiapan > Analisis Isu Terkini
> Survei Self Assesment
> Penyusunan Handbook
BPS-QAF
052 Pengumpulan data
> Pengembangan Small Area
Estimation
> Forum Masyarakat
053 Pengolahan dan analisis Statistik
> Penyempurnaan
Pengembangan Indikator
054 Diseminasi dan Evaluasi Sosial
-74-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
> Penyempurnaan
Pengembangan Indikator
Ekonomi
> Analisis dan Kajian
Pengembangan Big Data
> Penyusunan Indeks
Ketimpangan Gender
> Penyempurnaan dan
Pengembangan Indikator
SDG's
S02 PUBLIKASI/ LAPORAN 7300 K/L
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA
051 Persiapan > Penghitungan IPM

052 Pengumpulan data

053 Pengolahan dan analisis

054 Diseminasi dan Evaluasi

BDB FASILITASI DAN 7300 K/L


PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 7300 K/L
STATISTIK SEKTORAL
PENGEMBANGAN DAN
ANALISIS
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2897 PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN DISEMINASI INFORMASI STATISTIK
BDB FASILITASI DAN 3200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
003 LAPORAN 3200 K/L
PENYELENGGARAAN
SISTEM STATISTIK
NASIONAL (SSN)
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral (SSN)

BMA DATA DAN INFORMASI 3200 K/L


PUBLIK
004 LAPORAN DISEMINASI 3200 K/L
DAN METADATA
STATISTIK
051 Persiapan > Peningkatan Kualitas Dan
Layanan Publikasi
052 Pengumpulan data > Pelayanan Dan
Pengembangan Informasi
Statistik
053 Pengolahan dan analisis > Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Dokumentasi
054 Diseminasi dan Evaluasi Koleksi Dan Layanan Data
> Peningkatan Pelayanan
Metadata Kegiatan statistik
dasar sectoral dan khusus
-75-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
>PNBP

2898 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK NERACA PENGELUARAN

BMA DATA DAN INFORMASI 7200 K/L


PUBLIK
007 PUBLIKASI/LAPORAN 7200 K/L
STATISTIK NERACA
PENGELUARAN
051 Persiapan > Penyusunan Komponen
Pengeluaran Rumahtangga
Dan Institusi Nirlaba
Triwulanan/ Tahunan Dan
052 Pengumpulan data Penyusunan SUT/ IO Sisi
Uses
> Penyusunan Neraca
Rumah Tangga Dan Institusi
053 Pengolahan dan analisis Nirlaba
> Studi Penyusunan National
Transfer Accounts (NTA)
> Penyusunan Neraca
054 Diseminasi dan Evaluasi Pemerintah Dan Badan
Usaha
> Penyusunan Komponen
Pengeluaran Pemerintah
Triwulanan/ Tahunan Dan
Penyusunan SUT/ IO Sisi
Uses
> Penyusunan Neraca Arus
Dana Dan Sektor Finansial
> Penyusunan Komponen
PMTB Dan Inventori
Triwulanan/Tahunan Dan
Penyusunan SUT /IO Sisi
Uses
> Penyusunan Komponen
Ekspor/ Impor Barang Dan
Jasa Triwulanan/ Tahunan
Dan Penyusunan SUT/IO
Sisi Uses
> Penyusunan Konsolidasi
PDRB Pengeluaran
Triwulanan Dan Tahunan
> Penyusunan Konsolidasi
Neraca Institusi (FSA)
>Penyusunan Konsolidasi
PDB Pengeluaran
Triwulanan/ Tahunan Dan
Penyusunan SUT/ IO Sisi
Uses
>Penyusunan Sistem Neraca
Sosial Ekonomi (SNSE)
Indonesia
> Pengembangan Neraca
Pengeluaran
-76-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
BDB FASILITASI DAN 7200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 7200 K/L
STATISTIK SEKTORAL
NERACA PENGELUARAN
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2899 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK NERACA PRODUKSI
BMA DATA DAN INFORMASI 7100 K/L
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 7100 K/L
NERACA PRODUKSI
051 Persiapan > Penyusunan Nilai Tambah
Lapangan Usaha Barang
Triwulanan 2010=100
(SKTNP Barang)
> Penyusunan Dan
052 Pengumpulan data Pengembangan Neraca
Produksi Lapangan Usaha
Barang
> Penyusunan Nilai Tambah
Lapangan Usaha Jasa
053 Pengolahan dan analisis Triwulanan 2010=100
(SKTNP Jasa)
> Penyusunan Matriks Trade
And Transport Margin (TTM)
Berbasis SNA 2008
054 Diseminasi dan Evaluasi
> Penyusunan Dan
Pengembangan Neraca
Produksi Lapangan Usaha
Jasa
> Penyusunan PDB
Indonesia Triwulanan
Menurut Lapangan Usaha
2010 =100
> Penyusunan Dan
Pengembangan Supply And
Use Table (SUT) Dan Tabel IO
Indonesia
> Study Chained Volume
Measure
> Penyusunan PDB
Indonesia Tahunan,
Pengembangan Dan Kajian
Implementasi SNA 2008
> Percepatan Penghitungan
PDRB Perkapita Lingkup
Indikator DAU
> Penyusunan PDRB
Tahunan Dan Triwulanan
Menurut Lapangan Usaha
Tahun Dasar 2010 =100
> Implementasi SEEA Dalam
Sisnerling Indonesia
-77-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
> Penyusunan Inter Regional
Input Output (IRIO)

QMA DATA DAN INFORMASI 7100 PN


PUBLIK
009 PUBLIKASI/LAPORAN 7100 PN
NERACA SATELIT
PARIWISATA NASIONAL
051 Persiapan > Penyusunan Neraca Satelit
052 Pengumpulan data Pariwisata Nasional (TSA)
053 Pengolahan dan analisis
054 Diseminasi dan Evaluasi
BDB FASILITASI DAN 7100 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 7100 K/L
STATISTIK SEKTORAL
NERACA PRODUKSI
Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral

2900 PENGEMBANGAN METODOLOGI SENSUS DAN SURVEI


BMA DATA DAN INFORMASI 3100 K/L
PUBLIK
005 DOKUMEN, LAPORAN, 3100 K/L
DAN PUBLIKASI
PENGEMBANGAN
METODOLOGI SENSUS
DAN SURVEI
051 Persiapan > Pengembangan Desain
Sensus dan Survei
> Penyusunan dan
052 Pengumpulan data
Penyempurnaan Klasifikasi,
Konsep Definisi dan Ukuran
053 Pengolahan dan analisis Statistik
> Penyusunan Statistical
Bussines Register (SBR)
054 Diseminasi dan Evaluasi > Pemutakhiran Sistem dan
Program MFD Berbasis Web
> Pemutakhiran Wilkerstat
2901 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI STATISTIK
BMA DATA DAN INFORMASI 3300 K/L
PUBLIK
002 DATA YANG 3300 K/L
DIPERTUKARKAN DENGAN
K/L LAIN
051 Persiapan > Integrasi Pengolahan Data
052 Pengumpulan data Terpadu

053 Pengolahan dan analisis


054 Diseminasi dan Evaluasi
-78-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
CAN SARANA BIDANG 3300 K/L
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
004 PERANGKAT PENGOLAH 3300 K/L
DATA DAN KOMUNIKASI
056 Perangkat Pengolah Data
> Pengembangan Layanan
dan Komunikasi Jaringan Komunikasi Data
Dan Akses Online
> Pengembangan TIK
> Pengembangan Sistem
Informasi Dan Rekayasa
Informatika
2902 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK DISTRIBUSI
BMA DATA DAN INFORMASI 6100 K/L
PUBLIK
004 PUBLIKASI/LAPORAN 6100 K/L
STATISTIK DISTRIBUSI
YANG TERBIT TEPAT
WAKTU
051 Persiapan > Kompilasi Data Statistik
Ekspor
> Survei Perdagangan Antar
Wilayah
> Peningkatan Kualitas
052 Pengumpulan data Pengisian Dokumen
Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB)
> Pendataan Ekspor Diluar
Dokumen Bea Cukai
053 Pengolahan dan analisis > Kompilasi Data Statistik
Impor
> Survei Triwulanan
Kegiatan Usaha Terintegrasi
> Survei Pola Distribusi
054 Diseminasi dan Evaluasi
Barang Dan Jasa
> Survei Profil Pasar, Pusat
Perdagangan, Dan Toko
Modern
> Survei Waktu Tunggu
(Dwelling Time) Di Pelabuhan
> Kompilasi Data
Transportasi
> Survei Angkutan
Penumpang Dan Barang Di
Terminal Dan Jembatan
Timbang

BDB FASILITASI DAN 6100 K/L


PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 6100 K/L
STATISTIK SEKTORAL
DISTRIBUSI
-79-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral

2903 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK HARGA


BMA DATA DAN INFORMASI 6200 K/L
PUBLIK
009 PUBLIKASI/LAPORAN 6200 K/L
STATISTIK HARGA
051 Persiapan > Survei Statistik Harga
Produsen
> Survei Harga Perdagangan
052 Pengumpulan data Besar
> Survei Harga Konsumen
Dan Survei Volume
Penjualan Eceran Beras
053 Pengolahan dan analisis
> Survei Harga Perdesaan
> Survei Biaya Hidup
> Indeks Kemahalan
054 Diseminasi dan Evaluasi
Konstruksi
> Survei Harga Perdagangan
Internasional
> Survei Penyusunan
Diagram Timbang IHPB
Provinsi
BDB FASILITASI DAN 6200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 6200 K/L
STATISTIK SEKTORAL
HARGA
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2904 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK INDUSTRI, PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN, ENERGI, DAN KONSTRUKSI
BMA DATA DAN INFORMASI 5300 K/L
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 5300 K/L
STATISTIK INDUSTRI,
PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN, ENERGI,
DAN KONSTRUKSI
051 Persiapan > IBS Bulanan
> IBS Tahunan
052 Pengumpulan data > IMK Tahunan
> IMK Triwulanan
053 Pengolahan dan analisis > Survei Pertambangan,
Energi, Penggalian, Captive
054 Diseminasi dan Evaluasi Power Dan Updating
Direktori
> Survei Konstruksi
BDB FASILITASI DAN 5300 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 5300 K/L
STATISTIK SEKTORAL
INDUSTRI,
-80-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
PERTAMBANGAN,
PENGGALIAN, ENERGI,
DAN KONSTRUKSI
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2905 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
BMA DATA DAN INFORMASI 4100 K/L
PUBLIK
005 PUBLIKASI/LAPORAN 4100 K/L
STATISTIK
KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
051 Persiapan > Penyusunan Statistik Upah
Dan Pendapatan
> Penghitungan Penduduk
052 Pengumpulan data Dan Rumah Tangga Lingkup
Penimbang Survei
Kependudukan
053 Pengolahan dan analisis > Penyusunan Publikasi
Analisis Mobilitas Tenaga
Kerja Hasil Sakernas
054 Diseminasi dan Evaluasi > Penyusunan Publikasi
Statistik Mobilitas Penduduk
Dan Tenaga Kerja
> Survei Migrasi Hasil SP
> Publikasi Statistik Upah
dan Pendapatan Hasil SP
> Pengembangan Statistik
Hayati

004 PUBLIKASI/LAPORAN 4100 K/L


SAKERNAS

051 Persiapan > SAKERNAS Tahunan


052 Pengumpulan data > SAKERNAS Semesteran
053 Pengolahan dan analisis
054 Diseminasi dan Evaluasi
QMA DATA DAN INFORMASI 4100 PN
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 4100 PN
SENSUS PENDUDUK
524 Analisis Tematik
kependudukan (Analisis
mendalam hasil long form)
525 Perhitungan proyeksi
penduduk nasional,
provinsi, kab/kota hasil
SP2020
526 Penyusunan Sistem
Informasi Geografi hasil
SP2020 Analsis Spasial
Hasil SP2020
-81-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
527 Pelaksanaan Sensus
Sampel Long Form SP2020
528 Diseminasi Long Form
SP2020
529 Analisis Profil Penduduk
Long Form SP2020
530 Pengolahan Long Form
SP2020
BDB FASILITASI DAN 4100 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 4100 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2906 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT
BMA DATA DAN INFORMASI 4200 K/L
PUBLIK
003 PUBLIKASI/LAPORAN 4200 K/L
STATISTIK
KESEJAHTERAAN RAKYAT
YANG TERBIT TEPAT
051 Persiapan > Survei Penduduk Lanjut
Usia Dan Statistik Pemuda
052 Pengumpulan data > Statistik Pendidikan
> Profil Anak Usia Dini
053 Pengolahan dan analisis > Indikator Perumahan dan
Kesehatan Lingkungan
054 Diseminasi dan Evaluasi > Profil Statistik Kesehatan
Ibu dan anak
006 PUBLIKASI/LAPORAN 4200 K/L
SUSENAS
051 Persiapan > Susenas KOR Dan
052 Pengumpulan data Konsumsi
053 Pengolahan dan analisis > Susenas MSBP
054 Diseminasi dan Evaluasi > Susenas Hansos
> Susenas Kesehatan Dan
Perumahan
BDB FASILITASI DAN 4200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 4200 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KESEJAHTERAAN RAKYAT
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral

2907 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KETAHANAN SOSIAL


BMA DATA DAN INFORMASI 4300 K/L
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 4300 K/L
STATISTIK KETAHANAN
SOSIAL
-82-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
051 Persiapan > Survei Pengukuran Tingkat
Kebahagiaan (SPTK)
> Penyusunan Statistik
Lingkungan Hidup Indonesia
052 Pengumpulan data
(SLHI)
> Penyusunan Statistik
Sumber Daya Laut Dan
053 Pengolahan dan analisis Pesisir (SDLP)
> Pengembangan Indikator
Lingkungan Hidup
> Penyusunan Statistik
054 Diseminasi dan Evaluasi
Politik Dan Keamanan
> Survei Prilaku Anti Korupsi
> Data Dan Penghitungan
Tingkat Kemiskinan
> Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI)
008 PUBLIKASI/LAPORAN 4300 K/L
PENDATAAN PODES
051 Persiapan >Pendataan Podes
052 Pengumpulan data
053 Pengolahan dan analisis
054 Diseminasi dan Evaluasi
BDB FASILITASI DAN 4300 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 4300 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KETAHANAN SOSIAL
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2908 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK KEUANGAN, TEKNOLOGI,
INFORMASI, DAN PARIWISATA
BMA DATA DAN INFORMASI 6300 K/L
PUBLIK
004 PUBLIKASI/LAPORAN 6300 K/L
STATISTIK KEUANGAN,
TEKNOLOGI INFORMASI,
DAN PARIWISATA YANG
TERBIT TEPAT WAKTU
051 Persiapan > Statistik Lembaga
052 Pengumpulan data Keuangan
> Survei Statistik Badan
053 Pengolahan dan analisis
Usaha Dan Pasar Modal
054 Diseminasi dan Evaluasi
> Penyusunan Inward Fats
(Foreign Affiliate Statistics)
> Survei Karakteristik Usaha
(Business Characteristics
Survey)
> Penyusunan Indeks
Pembangunan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi
(ICT Development Index)
-83-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
> Survei Bidang Jasa
Pariwisata
> Survei Statistik Keuangan
Pemerintah Daerah
> Survei Outbound

QMA DATA DAN INFORMASI 6300 PN


PUBLIK
007 PUBLIKASI/LAPORAN 6300 PN
STATISTIK WISATAWAN
MANCANEGARA
051 Persiapan > Pessenger Exit Survei (PES)
052 Pengumpulan data
053 Pengolahan dan analisis
054 Diseminasi dan Evaluasi
BDB FASILITASI DAN 6300 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
102 LAPORAN PEMBINAAN 6300 K/L
STATISTIK SEKTORAL
KEUANGAN, TEKNOLOGI
INFORMASI, DAN
PARIWISATA
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
2909 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN,
DAN KEHUTANAN
BMA DATA DAN INFORMASI 5200 K/L
PUBLIK
005 PUBLIKASI/LAPORAN 5200 K/L
STATISTIK PETERNAKAN,
PERIKANAN, DAN
KEHUTANAN YANG TERBIT
TEPAT WAKTU
051 Persiapan > Survei Perusahaan
052 Pengumpulan data Peternakan Dan RPH/TPH
> Survei Pertanian
053 Pengolahan dan analisis
Terintegrasi
054 Diseminasi dan Evaluasi
> Survei Perusahaan
Perikanan, TPI/PPI/PP
> Survei Perusahaan
Kehutanan
BDB FASILITASI DAN 5200 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
101 LAPORAN PEMBINAAN 5200 K/L
STATISTIK SEKTORAL
PETERNAKAN,
PERIKANAN, DAN
KEHUTANAN
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral
-84-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
2910 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK TAMANAN PANGAN,
HORTIKULTURA, DAN PERKEBUNAN
QMA DATA DAN INFORMASI 5100 PN
PUBLIK
006 PUBLIKASI/LAPORAN 5100 PN
SENSUS PERTANIAN
702 Gladi Bersih ST2023

704 Uji coba Survei Ekonomi


Pertanian
705 Penyusunan Klasifikasi
desa perkotaan/perdesaan
tahun 2022 berdasarkan
hasil Podes 2021
706 Updating Perusahaan
Pertanian
707 Pengadaan Istrumen

708 Pelatihan Intama dan Innas

709 Penyusunan Bahan


Publisitas ST2023
710 Penyusunan Buku
Pedoman Administrasi dan
non Teknis
711 Probity Audit

007 PUBLIKASI/ LAPORAN 5100 PN


STATISTIK TANAMAN
PANGAN
051 Persiapan > Survei Pertanian Tanaman
052 Pengumpulan data Pangan/Ubinan

053 Pengolahan dan analisis


054 Diseminasi dan Evaluasi
010 PUBLIKASI/ LAPORAN 5100 PN
STATISTIK TANAMAN
PANGAN TERINTEGRASI
DENGAN KERANGKA
SAMPEL AREA
051 Persiapan > Pendataan Statistik
052 Pengumpulan data pertanian Tanaman pangan
Terintegrasi dengam
053 Pengolahan dan analisis
Kerangka sampel Area
054 Diseminasi dan Evaluasi
RAN SARANA BIDANG 5100 K/L
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
004 PERANGKAT PENGOLAH 5100 K/L
DATA DAN KOMUNIKASI
056 Perangkat Pengolah Data
dan Komunikasi
RBT PRASARANA BIDANG
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
005 DATA CENTER
-85-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI UNIT
PRIO
RINCIAN OUTPUT (KRO)/RINCIAN ESELON
RITAS
OUTPUT (RO)/KOMPONEN II
057 Data Center
BMA DATA DAN INFORMASI 5100 K/L
PUBLIK
008 PUBLIKASI/LAPORAN 5100 K/L
STATISTIK HORTIKULTURA
DAN PERKEBUNAN
051 Persiapan >Implementasi pengumpulan
data komoditas pertanian
052 Pengumpulan data strategis melalui
rumahtangga
053 Pengolahan dan analisis >Survei Hortikultura dan
Indikator
054 Diseminasi dan Evaluasi Pertanian
>Survei Pengukuran
hortikultura potensi
>Survei Perusahaan
Perkebunan
BDB FASILITASI DAN 5100 K/L
PEMBINAAN LEMBAGA
100 LAPORAN PEMBINAAN 5100 K/L
STATISTIK SEKTORAL
100 Pelaksanaan Pembinaan
Statistik Sektoral

C. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN SATKER SESTAMA


Program Dukungan Manajemen BPS Pusat TA 2022 tidak hanya
meliputi Satker Sekretariat Utama (termasuk Inspektorat Wilayah), namun
juga Satker Pusdiklat BPS, Politeknik Statistika STIS, dan BPS Provinsi.
Sehingga secara keseluruhan jumlah kegiatan dalam Program Dukungan
Manajemen TA 2022 adalah sebanyak 11 kegiatan. Selain itu juga memiliki 4
Klasifikasi Rincian Output (KRO) dan 23 Rincian Output (RO) yang menjadi
tanggung jawab Eselon II BPS.
Tabel 4. Matriks Kegiatan, Klasifikasi Rincian Output (KRO), Rincian
Output (RO), dan Rincian Program Dukungan Manajemen TA
2022 Satker Sestama.
KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT UNIT PRIO-
(KRO)/RINCIAN OUTPUT (RO) /KOMPONEN ESELON II RITAS
2881 PENYUSUNAN, PENGEMBANGAN, DAN EVALUASI PROGRAM DAN ANGGARAN
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL 2100 K/L
952 LAYANAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN 2100 K/L
051 Tanpa Komponen
953 LAYANAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
051 Tanpa Komponen
961 LAYANAN REFORMASI KINERJA
-86-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT UNIT PRIO-


(KRO)/RINCIAN OUTPUT (RO) /KOMPONEN ESELON II RITAS
051 Tanpa Komponen
2882 PELAYANAN PUBLIK, HUBUNGAN MASYARAKAT DAN HUKUM
EBA LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL
957 LAYANAN HUKUM 2400 K/L

051 Tanpa Komponen


958 LAYANAN HUBUNGAN MASYARAKAT 2400 K/L
051 Tanpa Komponen
959 LAYANAN PROTOKOLER 2400 K/L
051 Tanpa Komponen
960 LAYANAN ORGANISASI DAN TATA KELOLA INTERNAL 2400 K/L
051 Tanpa Komponen
969 LAYANAN BANTUAN HUKUM 2400 K/L
051 Tanpa Komponen
2883 PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
EBC LAYANAN MANAJEMEN SDM INTERNAL
954 LAYANAN MANAJEMEN SDM 2300 K/L
051 Tanpa Komponen
2884 PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN ADMINISTRASI KEUANGAN
EBA LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL
994 LAYANAN PERKANTORAN 2200 K/L
001 Gaji dan Tunjangan
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL

955 LAYANAN MANAJEMEN KEUANGAN 2200 K/L


051 Tanpa Komponen
2885 DUKUNGAN MANAJEMEN BPS LAINNYA
EBA LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL
956 LAYANAN BMN 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
962 LAYANAN UMUM 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
994 LAYANAN PERKANTORAN 2500 K/L
002 Tanpa Komponen
EBB LAYANAN SARANA DAN PRASARANA INTERNAL
951 LAYANAN SARANA INTERNAL 2500 K/L
053 Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran
971 LAYANAN PRASARANA INTERNAL 2500 K/L
054 Pembangunan/Renovasi gedung dan bangunan
-87-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT UNIT PRIO-


(KRO)/RINCIAN OUTPUT (RO) /KOMPONEN ESELON II RITAS
2886 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BPS
PROVINSI
EBA LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL
956 LAYANAN BMN 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
958 LAYANAN HUBUNGAN MASYARAKAT 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
962 LAYANAN UMUM 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
994 LAYANAN PERKANTORAN 2500 K/L
001 Gaji dan Tunjangan
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
EBB LAYANAN SARANA DAN PRASARANA INTERNAL
951 LAYANAN SARANA INTERNAL 2500 K/L
051 Pengadaan Kendaraan Bermotor
053 Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran
971 LAYANAN PRASARANA INTERNAL 2500 K/L
054 Pembangunan/Renovasi Gedung dan Bangunan
055 Pengadaan Tanah Lingkup Pembangunan/Renovasi
Gedung dan Bangunan
EBC LAYANAN MANAJEMEN SDM INTERNAL
954 LAYANAN MANAJEMEN SDM 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL
952 LAYANAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
953 LAYANAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
955 LAYANAN MANAJEMEN KEUANGAN 2500 K/L
051 Tanpa Komponen
961 LAYANAN REFORMASI KINERJA 2500 K/L
051 Tanpa Komponen

2887 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR NEGARA


(BPS)
EBA LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL
962 LAYANAN UMUM 2600 K/L
051 Tanpa Komponen
994 LAYANAN PERKANTORAN 2600 K/L
001 Gaji dan Tunjangan
-88-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT UNIT PRIO-


(KRO)/RINCIAN OUTPUT (RO) /KOMPONEN ESELON II RITAS
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
EBB LAYANAN SARANA DAN PRASARANA INTERNAL
951 LAYANAN SARANA INTERNAL 2600 K/L
051 Pengadaan Kendaraan Bermotor
053 Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran
EBC LAYANAN MANAJEMEN SDM INTERNAL
954 LAYANAN MANAJEMEN SDM 2600 K/L
051 Tanpa Komponen
996 LAYANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2600 K/L
051 Tanpa Komponen
U02 DIKLAT TEKNIS SUBSTANSI 2600 K/L
052 Persiapan
053 Pelaksanaan
054 Evaluasi
U03 DIKLAT FUNGSIONAL 2600 K/L
052 Persiapan
053 Pelaksanaan
054 Evaluasi
U04 STANDARISASI DAN SERTIFIKASI 2600 K/L
052 Persiapan
053 Pelaksanaan
054 Evaluasi
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL
952 LAYANAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN 2600 K/L
051 Tanpa Komponen
953 LAYANAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI 2600 K/L
051 Tanpa Komponen
955 LAYANAN MANAJEMEN KEUANGAN 2600 K/L
051 Tanpa Komponen
2888 PENYELENGGARAAN SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK (STIS)
EBA LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL
962 LAYANAN UMUM 2700 K/L
051 Tanpa Komponen
994 LAYANAN PERKANTORAN 2700 K/L
001 Gaji dan Tunjangan
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
EBC LAYANAN MANAJEMEN SDM INTERNAL
954 LAYANAN MANAJEMEN SDM 2700 K/L
051 Tanpa Komponen
-89-

KODE/KEGIATAN/KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT UNIT PRIO-


(KRO)/RINCIAN OUTPUT (RO) /KOMPONEN ESELON II RITAS
968 LAYANAN PENDIDIKAN KEDINASAN 2700 K/L
051 Tanpa Komponen
U05 PROGRAM DIII 2700 K/L
051 Perencanaan Pendidikan
052 Pelaksanaan Pendidikan
053 Pemantauan dan Evaluasi
070 Penyusunan Laporan
U06 PROGRAM DIV 2700 K/L
051 Perencanaan Pendidikan
052 Pelaksanaan Pendidikan
053 Pemantauan dan Evaluasi
054 Penyusunan Laporan
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL
952 LAYANAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN 2700 K/L
051 Tanpa Komponen
953 LAYANAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI 2700 K/L
051 Tanpa Komponen
955 LAYANAN MANAJEMEN KEUANGAN 2700 K/L
051 Tanpa Komponen
4203 PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS INSPEKTORAT I
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL
S17 LAYANAN PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT 8100 K/L
WILAYAH I
051 Persiapan
052 Pelaksanaan
4204 PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS INSPEKTORAT II
EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL
S18 LAYANAN PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT 8200 K/L
WILAYAH II
051 Persiapan
052 Pelaksanaan

4205 PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS INSPEKTORAT III


EBD LAYANAN MANAJEMEN KINERJA INTERNAL
S19 LAYANAN PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT 8300 K/L
WILAYAH III
051 Persiapan
052 Pelaksanaan
-90-

BAB IV
FORMULIR PERMINTAAN BELANJA KEGIATAN BPS

A. SISTEM BACKOFFICE SELINDO BPS RI


1. Latar Belakang Sistem Backoffice Selindo BPS RI
Pengajuan Formulir Permintaan Belanja lingkup kegiatan di BPS
RI sejak TA 2018 sudah menggunakan Sistem Backoffice (BO). Sistem ini
adalah Apilkasi sistem informasi terintegrasi terkait tata laksana
penggunaan dan pengelolaan anggaran di BPS. Mulai TA 2022 sistem BO
telah dikembangkan dan diperluas penggunaannya tidak hanya pada
tingkat pusat (BPS RI) namun sudah dibagipakaikan lingkup seluruh
wilayah Indonesia baik di BPS provinsi maupun BPS Kabupaten/Kota
dengan nama Backoffice Selindo (BOS).
Sistem BOS adalah sistem informasi terintegrasi lingkup
mendukung transaksi kegiatan lingkup menunjang keseragaman
penganggaran di BPS baik di pusat maupun daerah mulai dari
perencanaan, pengelolaan, penggunaan/pengadaan barang dan jasa,
monitoring anggaran hingga pelaporan keuangan yang sudah terhubung
dengan Sistem Informasi Pegawai (Simpeg). Penggunaan Sistem BOS ini
menjadi penting, karena :
a. Meningkatkan akuntabilitas penggunaan anggaran;
b. Memudahkan Sistem Pelaporan Keuangan;
c. Otomatisasi proses penggunaan anggaran;
d. Pengelolaan dokumen yang terstruktur;
e. Sebagai sarana mempertahankan Status WTP BPS;
f. Monitoring penggunaan anggaran secara realtime; dan
g. Bahan analisa lingkup menentukan perencanaan anggaran
berikutnya yang lebih efektif dan efisien.
Dengan pemanfaatan sistem ini, kondisi yang diharapkan adalah :
a. Meningkatkan efisiensi sumber daya melalui penghematan waktu,
tenaga, resource dan lain lain lingkup mendapatkan informasi
anggaran dengan pendekatan kinerja;
b. Mendepankan disipilin anggaran melalui format dokumen dan data
yang sudah distandarkan, sehingga tidak terjadi kesalahan pada
pembebanan;
c. Pengelolaan dokumen sudah terstruktur dalam sistem, sehingga
dapat digunakan lagi jika dibutuhkan;
-91-

d. Data keuangan dan penganggaran sudah terintegrasi, sehingga:


1) Pagu minus yang disebabkan karena gap antara pagu data revisi
dan data keuangan dapat dihilangkan; dan
2) Subject Matter di BPS RI maupun Satker di daerah dapat
mengetahui pagu sisa anggaran secara realtime.
e. Adanya kontrol penggunaan anggaran, sehingga tidak terjadi
penggunaan yang melebihi pagu/sisa anggaran;
f. Adanya Dashboard monitoring yang dapat menampilkan data secara
realtime.
2. Pengguna Sistem BOS
Sistem BOS sebagai aplikasi terintegrasi peggunaan dan
pengelolaan anggran dapat diakses oleh pengguna yaitu:
a. Operator Anggaran
Pegawai yang ditugaskan lingkup mengelola kegiatan di satuan unit
kerja.
b. Penanggung Jawab Kegiatan(PJK)
Pejabat yang diberi kewenangan dan bertanggung jawab atas
kegiatan di satuan unit kerja adalah Pejabat Eselon II Lingkup Satker
pusat, Polstat STIS, Pusdiklat serta BPS provinsi dan pejabat Eselon
III lingkup Satker BPS Kab/Kota
1) Memonitor Penggunaan Anggaran, Revisi Anggaran;
2) Mengajukan usulan permintaan belanja;
3) Mengajukan Usulan revisi anggaran;
4) Membuat surat tugas, Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dan
Memonitor SPJ.
c. Pejabat Pembuat komitmen (PPK)
1) Melakukan persetujuan atau penolakan usulan revisi anggaran;
2) Melakukan persetujuan atau penolakan usulan permintaan
belanja;
3) Memonitor permintaan belanja di wilayah kerjanya.
d. Admin Anggaran
1) Di awal tahun mengirimkan Rencana Kerja dan Anggaran
Kelembagaan Negara/Lembaga (RKAKL) lingkup diunggah ke
Sistem Backoffice;
2) Memeriksa revisi anggaran yang diusulkan PJK sebelum sampai
ke KPA;
3) Memonitor penggunaan anggaran;
-92-

4) Mengisi penanggung jawab kegiatan dan komponen agar PJK


dapat melihat POK;
5) Mengisi tipe form di item-item POK lingkup dipakai pada waktu
usulan permintaan belanja;
6) Mengisi nama-nama pejabat pembuat komitmen.
e. Admin Bendahara
1) Mengisi kamus-kamus yang akan digunakan dalam aplikasi
keuangan;
2) Memonitor realisasi keuangan.
f. Admin Kepegawaian
Bertanggung jawab di Modul Kepegawaian salah satunya dalam
pengelolaan presesnsi pegawai. Memonitor realisasi keuangan.
g. Pejabat Pengadaan
Membantu PPK dalam membuat Paket pengadaan.
h. Kuasa Penggunan Anggaran (KPA) : Melakukan persetujuan atau
penolakan revisi anggaran.
3. Modul di Sistem BOS
Modul yang ada di Sistem BOS saat ini adalah :
a. Modul Anggaran
1) Entri Pembiayaan;
2) Revisi Anggaran (Revisi POK dan DIPA);
3) Rencana Penggunaan Anggaran (RPA);
4) Menu Lainnya.
b. Modul Permintaan
Meliputi Permintaan Penggunaan Anggaran seperti
1) Perjalanan Dinas Biasa (Supervisi, Perjalanan Dinas Dalam Kota
> 8 Jam (PD > 8 jam), Pengiriman Innas, Perjalanan Dinas
Pindah, Penempatan STIS);
2) Transport Lokal;
3) Pelatihan;
4) Paket meeting Luar Kota, Paket meeting Dalam Kota
(Fullday/Halfday/Fullday);
5) Honor-Honor;
6) Usulan Lembur;
7) Uang makan;
8) Dll.
-93-

c. Modul Kepegawaian
1) Data Mitra
Berfungsi lingkup mengelola data Mitra BPS (PPNPM atau non
PPNPM, termasuk Narasumber) yang terlibat pada kegiatan yang
berakibat pada realisasi penggunaan anggaran.
2) Data Kepegawaian
Berfungsi lingkup mengelola data Pegawai BPS yang terlibat pada
kegiatan yang berakibat pada realisasi penggunaan anggaran.
3) Absensi (Presensi)
Berfungsi lingkup mengelola data Pegawai BPS terkait absensi
/presensi terkait keterlibatan pegawai pada realisasi penggunaan
anggaran.
d. Modul Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
1) Dashboard
2) Daftar Pelaku Usaha
e. Modul Keuangan
1) Pemeriksaan Dokumen
2) Rekap Bendahara
3) Kertas Kerja Pemeriksa (KKP)

B. FORM PERMINTAAN BPS RI TA 202 2


Hasil entri dari Sistem Backoffice akan menghasilkan dokumen
Formulir Permintaan Belanja Kegiatan BPS sesuai dengan modul yang
tersedia. Form permintaan diseragamkan baik Unit Kerja yang memiliki
struktur eselon 3 maupun unit kerja yang tidak memiliki eselon 3.
Operator BOS mengisi Form permintaan Melalui sistem aplikasi
BackOffice Selindo (BOS), Penanggungjawab Kegiatan (Kepala
Biro/Direktur/Inspektur) mengusulkan penggunaan anggaran dengan
melalui Operator BOS melakukan entri form permintaan belanja,
disampaikan kepada PPK dan/atau KPA lingkup diproses lebih lanjut,
dimana PPK dan/atau KPA mempunyai kewenangan lingkup membatalkan
usulan PJK apabila usulan yang diajukan tidak terdapat dalam Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK). Form permintaan yang telah disetujui oleh PPK
dicetak oleh PJK kemudian dikirimkan ke Biro Keuangan lingkup diproses
lebih lanjut.
-94-

1. Formulir Permintaan Belanja Jasa Konsultan


-95-

2. Formulir Permintaan Belanja Perjalanan Dinas


-96-

3. Formulir Permintaan Paket Pertemuan Fullday/Halfday


-97-
-98-

4. Formulir Permintaan Paket Meeting/Fullboard Dalam Kota


-99-
-100-

5. Formulir Permintaan Paket Meeting/Fullboard Luar Kota


-101-

6. Formulir Permintaan Rapat


-102-

Daftra Hadir Rapat


-103-

7. Formulir Permintaan Belanja Honor Operasional


-104-

8. Formulir Permintaan Honor Output Kegiatan


-105-

9. Formulir Permintaan Belanja Bahan


-106-

10. Formulir Lembur


a. Formulir Usulan Lembur
-107-

b. Formulir Daftar Pelaksana Lembur


-108-

c. Rekap Absen Peserta Lembur


-109-

d. Surat Perintah Kerja Lembur


-110-

C. AKUN BELANJA YANG DIGUNAKAN BPS TA 2022


Tabel 5. Akun Belanja yang Digunakan BPS
AKUN URAIAN PENJELASAN
(1) (2) (3)
511111 Belanja Gaji Digunakan lingkup mencatat pembayaran
Pokok PNS gaji pokok Pegawai Negeri Sipil.
511119 Belanja Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Pembulatan Gaji pembayaran pembulatan gaji pokok PNS.
PNS
511121 Belanja Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Tunjangan pembayaran tunjangan suami/istri PNS.
Suami/ Istri PNS
511122 Belanja Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Tunjangan Anak pembayaran tunjangan anak PNS.
PNS
511123 Belanja Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Tunjangan pembayaran tunjangan struktural PNS.
Struktural PNS
511124 Belanja Tunj. Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Fungsional PNS pembayaran tunjangan fungsional PNS.
511125 Belanja Tunj. PPh Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
PNS pembayaran tunjangan PPh PNS.
511126 Belanja Tunj. Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Beras PNS pembayaran tunjangan beras berbentuk
uang maupun natura
511129 Belanja Uang Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Makan PNS pembayaran tunjangan uang makan PNS.
511135 Belanja Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
Tunjangan tunjangan daerah terpencil/sangat
Daerah Terpencil/ terpencil PNS.
Sangat Terpencil
PNS
511138 Belanja Digunakan lingkup mencatat pembayaran
Tunjangan tunjangan khusus PNS Papua.
Khusus Papua
PNS
511151 Belanja Digunakan lingkup mencatat pembayaran
Tunjangan Umum tunjangan umum/tambahan tunjangan
PNS umum PNS, termasuk PNS TNI/Polri
sesuai Peraturan Presiden No. 12 Tahun
2006.
511153 Belanja Digunakan lingkup pembayaran
Tunjangan Profesi tunjangan profesi dosen PNS yang telah
Dosen lulus ujian sertifikasi dosen.
512211 Belanja uang Digunakan lingkup mencatat pembayaran
lembur uang lembur termasuk uang makan yang
dibayarkan dalam rangka lembur.
-111-

512411 Belanja Pegawai Digunakan lingkup pembayaran


(Tunjangan tunjangan khusus/kegiatan/kinerja dan
Khusus/ pembiayaan lainnya di dalam negeri
Kegiatan/Kinerja) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
521111 Belanja Keperluan Pengeluaran lingkup membiayai
Perkantoran keperluan sehari-hari perkantoran yang
secara langsung menunjang kegiatan
operasional Kementerian negara/ lembaga
terdiri dari:
1) Satuan biaya yang dikaitkan dengan
jumlah pegawai yaitu pengadaan
barang yang habis dipakai antara lain
pembelian alat-alat tulis, barang cetak,
alat-alat rumah tangga, langganan
surat kabar/berita/majalah, biaya
minum/makanan kecil lingkup rapat,
biaya penerimaan tamu.
2) Satuan biaya yang tidak dikaitkan
dengan jumlah pegawai antara lain
biaya satpam/pengaman kantor,
cleaning service, sopir, tenaga lepas
(yang dipekerjakan secara
kontraktual), teleks, internet,
komunikasi khusus diplomat,
pengurusan penggantian sertifikat
tanah yang hilang, pembayaran PBB.
3) Pengeluaran lingkup membiayai
pengadaan/penggantian inventaris
yang berhubungan dengan
penyelenggaraan administrasi
kantor/satker di bawah nilai
kapitalisasi.
4) Pembelian buku cek/buku giro bilyet.
5) Pembelian meterai.
521113 Belanja Pengeluaran lingkup membiayai
Penambah Daya pengadaan bahan
Tahan Tubuh makanan/minuman/obat-obatan yang
diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan kegiatan operasional kepada
pegawai.
521114 Belanja Pengeluaran lingkup membiayai
pengiriman surat Pengiriman surat menyurat dalam rangka
dinas pos pusat kedinasan yang dibayarkan
oleh Kementerian Negara/lembaga.
521115 Honor Honor tidak tetap yang digunakan lingkup
Operasional kegiatan yang terkait dengan operasional
Satuan Kerja kegiatan satuan kerja seperti, honor
-112-

pejabat kuasa pengguna anggaran, honor


pejabat pembuat komitmen, honor
pejabat penguji SPP dan penanda tangan
SPM, Honor Bendahara
Pengeluaran/Pemegang Uang Muka,
Honor Staf Pengelola Keuangan, Honor
Pengelola PNBP (honor atasan langsung,
bendahara dan sekretariat), honor
pengelola satuan kerja (yang mengelola
gaji pada Kementerian Pertahanan), honor
Tim SAI (Pengelola SAK dan SIMAK-BMN).
Honor Operasional Satuan Kerja
merupakan honor yang menunjang
kegiatan operasional yang bersangkutan
dan pembayaran honornya dilakukan
secara terus menerus dari awal sampai
dengan akhir TA.
521119 Belanja Barang Digunakan lingkup mencatat membiayai
Operasional pengadaan barang yang tidak dapat
Lainnya ditampung dalam mata anggaran 521111,
521112, 521113, 521114, 521115 dalam
rangka kegiatan operasional satker dan
tidak menghasilkan barang persediaan.
521211 Belanja Bahan Digunakan lingkup mencatat pengeluaran
yang digunakan lingkup pembayaran
biaya bahan pendukung kegiatan (yang
habis dipakai) seperti :
1) konsumsi/bahan makanan;
2) dokumentasi;
3) spanduk;
4) biaya fotokopi;
yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan non-operasional seperti
pameran, seminar, sosialisasi, rapat,
diseminasi dan lain lain yang terkait
langsung dengan output suatu kegiatan
dan tidak menghasilkan barang
persediaan.
521213 Belanja Honor Honor tidak tetap yang dibayarkan
Output Kegiatan kepada pegawai yang melaksanakan
kegiatan dan terkait dengan output seperti
: honor lingkup Pelaksana Kegiatan
Penelitian, honor penyuluh nonPNS,
Honor Tim Pelaksana Kegiatan (pengarah,
penanggung jawab, koordinator, ketua,
sekretaris, anggota dan staf sekretariat),
Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa,
-113-

Honor Panitia Pengadaan Barang/Jasa,


Honor Panitia Pemeriksa Penerima
Barang/Jasa, lingkup pengadaan yang
tidak menghasilkan Aset Tetap/Aset
Lainnya, termasuk juga vakasi. Honor
Output Kegiatan dapat digunakan lingkup
biaya honor yang timbul sehubungan
dengan/dalam rangka penyerahan barang
kepada masyarakat. Honor Output
Kegiatan merupakan honor yang
dibayarkan atas pelaksanaan kegiatan
yang insidentil dan dapat dibayarkan
tidak terus menerus dalam satu tahun.
521219 Belanja Barang Digunakan lingkup pengeluaran yang
Non-Operasional tidak dapat ditampung dalam kelompok
Lainnya Akun Belanja Barang Non-Operasional.
Belanja Barang Non-Operasional Lainnya
dapat digunakan lingkup biaya-biaya
Crash Program. Belanja Barang Non-
Operasional Lainnya dapat digunakan
lingkup pemberian beasiswa kepada
pegawai di lingkup K/L atau di luar
lingkup satker. Belanja Barang Non-
Operasional Lainnya tidak menghasilkan
barang persediaan.
521811 Belanja Barang Digunakan lingkup mencatat belanja
Lingkup barang yang menghasilkan persediaan
Persediaan berupa barang konsumsi, seperti:
Barang Konsumsi 1) ATK;
2) bahan cetakan;
3) alat-alat rumah tangga;
4) dan sebagainya
522111 Belanja Belanja langganan listrik, termasuk
Langganan Listrik belanja apabila terjadi denda atas
keterlambatan pembayaran tagihan
langganan listrik.
522112 Belanja Belanja langganan telepon, termasuk
Langganan belanja apabila terjadi denda atas
Telepon keterlambatan pembayaran tagihan
langganan telepon.
522113 Belanja Belanja langganan air, termasuk belanja
Langganan Air apabila terjadi denda atas keterlambatan
pembayaran tagihan langganan air.
522131 Belanja Jasa Digunakan lingkup pembayaran jasa
Konsultan konsultan secara kontraktual termasuk
jasa pengacara yang outputnya tidak
menghasilkan Aset Lainnya. Jasa
-114-

Konsultansi adalah jasa layanan


profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).
522141 Belanja Sewa Digunakan lingkup pembayaran sewa
(misalnya sewa kantor/gedung/ruangan,
atau sewa lainnya).
522151 Belanja Jasa Belanja lingkup pembayaran honorarium
Profesi narasumber yang diberikan kepada
pegawai negeri/non-pegawai negeri
sebagai narasumber, pembicara, praktisi,
pakar yang memberikan
informasi/pengetahuan kepada pegawai
negeri lainnya/masyarakat. Honorarium
narasumber pegawai negeri dapat
diberikan mengacu pada ketentuan
tentang standar biaya.
522191 Belanja Jasa Digunakan lingkup pembayaran jasa yang
Lainnya tidak bisa ditampung pada kelompok
akun 52211, 52212, 52213, 52214, dan
52215. Jasa Lainnya adalah jasa yang
membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware)
dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha lingkup
menyelesaikan suatu pekerjaan atau
segala pekerjaan dan/atau penyediaan
jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan
Barang.
523111 Belanja 1) Pengeluaran pemeliharaan/perbaikan
Pemeliharaan yang dilaksanakan sesuai dengan
Gedung dan Standar Biaya Umum. Dalam rangka
Bangunan mempertahankan gedung dan
bangunan kantor dengan tingkat
kerusakan kurang dari atau sampai
dengan 2%; dan
2) Pemeliharaan/perawatan
halaman/taman gedung/kantor agar
berada dalam kondisi normal (tidak
memenuhi syarat kapitalisasi aset
tetap gedung dan bangunan).
523121 Belanja Digunakan lingkup mencatat
Pemeliharaan pemeliharaan/ perbaikan lingkup
Peralatan dan mempertahankan peralatan dan mesin
Mesin agar berada dalam kondisi normal yang
-115-

tidak memenuhi syarat kriteria


kapitalisasi aset tetap peralatan dan
mesin.
523123 Belanja Barang Digunakan lingkup mencatat belanja
Persediaan barang yang menghasilkan persediaan
Pemeliharaan berupa bahan lingkup pemeliharaan
Peralatan dan peralatan dan mesin.
Mesin
524111 Belanja Digunakan lingkup mencatat perjalanan
Perjalanan Dinas dinas jabatan melewati batas kota dan
Biasa perjalanan dinas pindah sesuai dengan
PMK yang mengatur mengenai perjalanan
dinas dalam negeri bagi pejabat negara,
pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
Perjalanan dinas jabatan yang melewati
batas kota meliputi:
1) Pelaksanaan tugas dan fungsi yang
melekat pada jabatan;
2) Pengumandahan (detasering);
3) Menempuh ujian dinas/ujian jabatan;
4) Menghadap Majelis Penguji Kesehatan
Pegawai Negeri atau menghadap
seorang dokter penguji kesehatan;
5) Memperoleh pengobatan;
6) Mendapatkan pengobatan berdasarkan
keputusan Majelis Penguji Kesehatan
Pegawai Negeri;
7) Mengikuti pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3;
8) Mengikuti diklat;
9) Menjemput/mengantarkan ke tempat
pemakaman jenazah Pejabat
Negara/Pegawai Negeri yang meninggal
dunia dalam melakukan perjalanan
dinas;
10) Menjemput/mengantarkan ke tempat
pemakaman jenazah Pejabat
Negara/Pegawai Negeri yang meninggal
dunia dari tempat kedudukan yang
terakhir ke kota tempat pemakaman.
524113 Belanja Digunakan lingkup mencatat perjalanan
Perjalanan Dinas dinas yang dilaksanakan di dalam kota
Dalam Kota sesuai dengan peraturan menteri
keuangan yang mengatur mengenai
perjalanan dinas dalam negeri bagi
pejabat negara, pegawai negeri dan
pegawai tidak tetap. Perjalanan dinas
-116-

jabatan yang dilaksanakan di dalam kota,


meliputi:
1) Pelaksanaan tugas dan fungsi yang
melekat pada jabatan;
2) Pengumandahan (detasering);
3) Menempuh ujian dinas/ujian jabatan;
4) Menghadap Majelis Penguji Kesehatan
Pegawai Negeri atau menghadap
seorang dokter penguji kesehatan;
5) Memperoleh pengobatan;
6) Mendapatkan pengobatan berdasarkan
keputusan Majelis Penguji Kesehatan
Pegawai Negeri;
7) Mengikuti pendidikan setara Diploma/
S1/ S2/ S3;
8) Mengikuti diklat;
9) Menjemput/mengantarkan ke tempat
pemakaman jenazah Pejabat
Negara/Pegawai Negeri yang meninggal
dunia dalam melakukan perjalanan
dinas;
524114 Belanja Digunakan lingkup mencatat perjalanan
Perjalanan Dinas dinas dalam rangka kegiatan rapat,
Paket Meeting seminar, dan sejenisnya yang
Dalam Kota dilaksanakan di dalam kota satker
penyelenggara dan dibiayai seluruhnya
oleh satker penyelenggara maupun yang
dilaksanakan di dalam kota satker
peserta dan biaya perjalanan dinasnya
ditanggung oleh satker peserta, yang
meliputi:
1) Biaya transportasi peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal dari
dalam kota maupun dari luar kota;
2) Biaya paket meeting
(Halfday/Fullday/Fullboard);
3) Uang saku peserta, panitia/moderator
dan/atau narasumber baik yang
berasal dari dalam kota maupun dari
luar kota termasuk uang saku rapat
dalam kantor di luar jam kerja;
4) Uang harian dan/atau biaya
penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/ atau
narasumber yang mengalami kesulitan
transportasi.
-117-

Besaran nilai biaya paket meeting, uang


transport, uang saku, dan uang harian
mengikuti ketentuan yang mengatur
mengenai standar biaya tahun berkenaan.
524119 Belanja Pengeluaran lingkup perjalanan dinas
Perjalanan Dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar,
Paket Meeting dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar
Luar Kota kota satker penyelenggara dan dibiayai
seluruhnya oleh satker penyelenggara,
serta yang dilaksanakan di luar kota
satker peserta dengan biaya perjalanan
dinas yang ditanggung oleh satker
peserta, meliputi:
1) Biaya transportasi peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal dari
dalam kota maupun dari luar kota;
2) Biaya paket meeting (Fullboard);
3) Uang saku peserta, panitia/moderator
dan/atau narasumber baik yang
berasal dari dalam kota maupun dari
luar kota;
4) Uang harian dan/atau biaya
penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber yang mengalami kesulitan
transportasi.
Besaran nilai biaya paket meeting, uang
transport, uang saku, dan uang harian
mengikuti ketentuan yang mengatur
mengenai standar biaya tahun berkenaan.
524211 Belanja Digunakan lingkup mencatat perjalanan
Perjalanan Biasa - dinas seperti perjalanan dinas dalam
Luar Negeri rangka pembinaan/ konsultasi,
perjalanan dinas dalam rangka
pengawasan/ pemeriksaan, mutasi
pegawai, mutasi pensiun, pengiriman
jenasah lingkup kepentingan dinas di/ke
luar negeri.
524219 Belanja Pengeluaran lingkup perjalanan dinas
Perjalanan lainnya dalam rangka pendukung
Lainnya - Luar kegiatan kementerian negara/ lembaga
Negeri yang tidak tertampung di dalam pos
belanja perjalanan biasa dan tetap antara
lain biaya perjalanan teknis operasional
kegiatan bagi kedutaan besar atau atase
di luar negeri.
-118-

531111 Belanja Modal Seluruh pengeluaran yang dilakukan


Tanah lingkup
pengadaan/pembelian/pembebasan
penyelesaian, balik nama, pengosongan,
penimbunan, perataan, pematangan
tanah, pembuatan sertifikat tanah serta
pengeluaran-pengeluaran lain yang
bersifat administratif sehubungan dengan
perolehan hak dan kewajiban atas tanah
pada saat pembebasan/pembayaran ganti
rugi sampai tanah tersebut siap
digunakan/pakai (swakelola/
kontraktual).
531115 Belanja Modal Pengeluaran yang dilakukan lingkup
Pengurukan dan pengurukan/ penimbunan, perataan dan
Pematangan pematangan tanah pada saat
Tanah pengadaan/pembelian tanah secara
swakelola sampai dengan tanah tersebut
siap digunakan/ dipakai (swakelola).
532111 Belanja Modal Digunakan lingkup mencatat pengadaan
Peralatan dan peralatan dan mesin yang digunakan
Mesin dalam pelaksanaan kegiatan antara lain
biaya pembelian, biaya pengangkutan,
biaya instalasi, serta biaya langsung
lainnya lingkup memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan
mesin tersebut siap digunakan.
533111 Belanja Modal Digunakan lingkup mencatat memperoleh
Gedung dan gedung dan bangunan secara kontraktual
Bangunan sampai dengan gedung dan bangunan
siap digunakan meliputi biaya pembelian
atau biaya konstruksi, termasuk biaya
pengurusan IMB, notaris dan pajak
(kontraktual)

533115 Belanja Modal Digunakan lingkup mencatat pembayaran


Perencanaan dan biaya perencanaan dan pengawasan pada
Pengawasan saat pengadaan gedung dan bangunan
Gedung dan secara swakelola sampai dengan gedung
Bangunan dan bangunan tersebut siap digunakan.
533121 Belanja Belanja Modal setelah perolehan gedung
Penambahan Nilai dan bangunan yang memperpanjang
Gedung dan masa manfaat/umur ekonomis, atau yang
Bangunan kemungkinan besar memberi manfaat
ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk peningkatan kapasitas,
-119-

produksi atau peningkatan standar


kinerja; dan memenuhi batasan minimum
kapitalisasi sesuai dengan peraturan
menteri keuangan yang mengatur batasan
minimum kapitalisasi.
536111 Belanja Modal Digunakan lingkup mencatat memperoleh
Lainnya Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya yang
tidak dapat diklasifikasikan dalam belanja
modal tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan. Digunakan lingkup mencatat
memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset
Lainnya sampai dengan siap digunakan.
Belanja Modal Lainnya dapat digunakan
lingkup pengadaan software,
pengembangan website, pengadaan
lisensi yang memberikan manfaat lebih
dari satu tahun baik secara swakelola
maupun dikontrakkan kepada Pihak
Ketiga. Belanja Modal Lainnya dapat
digunakan lingkup pembangunan aset
tetap renovasi yang akan diserahkan
kepada entitas lain dan masih di
lingkungan pemerintah pusat. Lingkup
Aset Tetap Renovasi yang nantinya akan
diserahkan kepada entitas lain berupa
Gedung dan Bangunan mengikuti
ketentuan batasan minimal kapitalisasi.
Termasuk dalam belanja modal lainnya:
pengadaan/pembelian barang-barang
kesenian, dan koleksi perpustakaan.
Pemutakhiran Segmen Akun Belanja Dalam Rangka Penanganan
Pandemi Covid 19
Akun Uraian Penjelasan
521131 Belanja barang Digunakan lingkup mencatat belanja
operasional - barang operasional sebagaimana diatur
penanganan dalam PMK mengenai pelaksanaan
pandemi Covid-19 kebijakan keuangan negara lingkup
penanganan Covid-19 dan / atau lingkup
menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
521241 Belanja barang non Digunakan lingkup mencatat belanja
operasional - barang non operasional sebagaimana
penanganan diatur dalam PMK mengenai pelaksanaan
pandemi Covid-19 kebijakan keuangan negara lingkup
penanganan Covid-19 dan / atau lingkup
menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
-120-

521841 Belanja barang Digunakan lingkup mencatat belanja


persediaan - barang yang menghasilkan persediaan
penanganan sebagaimana diatur dalam PMK mengenai
pandemi Covid-19 pelaksanaan kebijakan keuangan negara
lingkup penanganan Covid-19 dan / atau
lingkup menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
522192 Belanja jasa - Digunakan lingkup mencatat belanja jasa
penanganan sebagaimana diatur dalam PMK mengenai
pandemi Covid-19 pelaksanaan kebijakan keuangan negara
lingkup penanganan Covid-19 dan / atau
lingkup menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
523114 Belanja Digunakan lingkup mencatat belanja
pemeliharaan pemeliharaan gedung dan bangunan
gedung dan sebagaimana diatur dalam PMK mengenai
bangunan - pelaksanaan kebijakan keuangan negara
penanganan lingkup penanganan Covid-19 dan / atau
pandemi Covid-19 lingkup menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
524115 Belanja perjalanan Digunakan lingkup mencatat belanja
dinas - perjalanan dinas sebagaimana diatur
penanganan dalam PMK mengenai pelaksanaan
pandemi Covid-19 kebijakan keuangan negara lingkup
penanganan Covid-19 dan / atau lingkup
menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
525152 Belanja barang Digunakan lingkup mencatat belanja
BLU- penanganan barang BLU sebagaimana diatur dalam
pandemi Covid-19 PMK mengenai pelaksanaan kebijakan
keuangan negara lingkup penanganan
Covid-19 dan / atau lingkup menghadapi
ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional dan/atau
stabilitas sistem keuangan
525153 Belanja barang Digunakan lingkup mencatat belanja
Persediaan BLU- persediaan BLU sebagaimana diatur
penanganan dalam PMK mengenai pelaksanaan
pandemi Covid-19 kebijakan keuangan negara lingkup
penanganan Covid-19 dan / atau lingkup
menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
525154 Belanja jasa BLU- Digunakan lingkup mencatat belanja jasa
penanganan BLU sebagaimana diatur dalam PMK
pandemi Covid-19 mengenai pelaksanaan kebijakan
keuangan negara lingkup penanganan
Covid-19 dan / atau lingkup menghadapi
ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional dan/atau
stabilitas sistem keuangan
-121-

525155 Belanja Digunakan lingkup mencatat belanja


pemeliharaan BLU- pemeliharaan BLU- sebagaimana diatur
penanganan dalam PMK mengenai pelaksanaan
pandemi Covid-19 kebijakan keuangan negara lingkup
penanganan Covid-19 dan / atau lingkup
menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan
525156 Belanja perjalanan Digunakan lingkup mencatat belanja
BLU- penanganan perjalanan BLU sebagaimana diatur dalam
pandemi Covid-19 PMK mengenai pelaksanaan kebijakan
keuangan negara lingkup penanganan
Covid-19 dan / atau lingkup menghadapi
ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional dan/atau
stabilitas sistem keuangan

Anda mungkin juga menyukai