Anda di halaman 1dari 15

https://journal.uwgm.ac.id/index.

php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Received: March 2019 Accepted: April 2019 Published: April 2019


Article DOI: http://dx.doi.org/10.24903/sj.v4i1.271

SOSIALISASI MENYIAPKAN GENERASI MUDA


TANGGAP BENCANA TANAH LONGSOR

Andi Marini Indriani


Universitas Balikpapan
andi.marini@uniba-bpn.ac.id

Gunaedy Utomo
Universitas Balikpapan
gunaedy@uniba-bpn.ac.id

Wahidin Alauddin
Universitas Balikpapan
wahidin@uniba-bpn.ac.id

Fachruddin Harami
Universitas Balikpapan
fachruddin.uniba@gmail.com

Adiana Satya Novanto


Universitas Balikpapan
novansatya4@gmail.com

Besse Batari Nur Khalifa


Universitas Balikpapan
bessebatarii2804@gmail.com

Fathurrahman Noorwahyudi
Universitas Balikpapan
fathur8795@gmail.com

Irham Romadhon
Universitas Balikpapan
irhamrm2003@gmail.com
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Mega Mustika Sari


Universitas Balikpapan
mmega2511@gmail.com
Oky Dwi Mardani
Universitas Balikpapan
okydm123@gmail.com

Putri Arlisdyawati A.A.


Universitas Balikpapan
putriarlisdyaa@gmail.com

Abstrak
Pengetahuan merupakan faktor dalam kesiagaan tentang bahaya tanah longsor dan
dalam kesiap siagaan menghadapi tanah longsor. Potensi bencana alam yang
tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekadar refleksi fenomena alam yang secara
geografis sangat khas untuk wilayah tanah air kita. Indonesia merupakan negara
kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-
Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng-
lempeng tersebut lebih lanjut menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang
memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi. Lebih dari
itu, proses dinamika lempeng yang cukup intensif juga telah membentuk relief
permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan
dengan lereng-lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsor
yang tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman
banjir, penurunan tanah, dan tsunaminya. Rangkaian bencana yang dialami
Indonesia, khususnya pada beberapa tahun terakhir ini, telah mengembangkan
kesadaran mengenai kerawanan dan kerentanan masyarakat.

Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, atau
pun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor juga
seringkali dipicu oleh curah hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari.
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Struktur tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan
bencana khususnya bagi masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah
longsor juga dapat dipicu oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah
di atas.

Kata Kunci: kesiap siagaan,bencana tanah longsor

Pendahuluan
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau
keluar lereng. Tanah longsor terjadi karena adanya Erosi, Erosi adalah salah satu
faktor penyebab tanah longsor. Erosi disebabkan oleh aliran air permukaan atau
air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut, yang menggerus kaki lereng hingga
bertambah curam. Yang berikutnya adalah lereng dari bebatuan dan tanah yang
semakin lemah karena saturasi yang diakibatkan oleh hujan lebat. Gempa bumi
menimbulkan getaran, tekanan pada partikel-partikel, dan bidang lemah pada
massa batuan serta tanah. Oleh sebab itu, gempa bumi dapat menjadi faktor
penyebab tanah longsor. Gunung berapi dapat menciptakan simpanan debu yang
lengang, hujan lebat, dan aliran debu-debu. Tanah longsor yang disebabkan oleh
gunung berapi juga dapat mengandung abu vulkanik panas dan lahar dari letusan.
Berat atau beban yang berlebihan juga menjadi salah satu faktor penyebab tanah
longsor, contohnya adalah kumpulan saju. Aktivitas manusia seperti pertanian dan
kontrusi dapat meningkatkan risiko tanah longosor. Penebangan pohon,
penggalian, dan kebocoran air juga termasuk aktivitas manusia yang membantu
melemahkan lereng.

Bencana tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah semakin sering terjadi di
Indonesia dari tahun ketahun. Tanah longsor merupakan salah satu kejadian alam
yang terjadi di wilayah pegunungan, terutama di musim hujan. Kondisi tektonik di
Indonesia yang membentuk morfologi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang
mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah,
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi tinggi.Hal ini ditunjang


dengan adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan
kejadian tanah longsor menjadi semakin meningkat.Kombinasi faktor
antropogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang
memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. Kita juga harus memperhatikan
ciri-ciri nya yaitu,daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih
dari 20 derajat, Kondisi lapisan tanah tebal di atas lereng, Lereng terbuka atau
gundul akibat penebangan pohon secara brutal, Adanya retakan pada bagian atas
tebing, Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan
longsoran kecil, dan Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya
bangunan rumah atau sarana lainnya.

Adapun juga tanda-tanda terjadinya Tanah Longsor yang harus kita perhatikan
yaitu dengan ada nya muncul retakan-retakan di lereng, Munculnya mata air baru
secara tiba-tiba, Tebing dan kerikil mulai berjatuhan, Runtuhnya bagian tanah
dalam jumlah besar, Pohon / tiang banyak yang miring,Halaman / rumah
mendadak mengalami kemiringan. Bencana tanah longsor juga memberikan
dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat contohnya dari Dampak
Positifnya, Meningkatkan rasa peduli pada sesame, Tanah Kembali gembur,
Meningkatkan kewaspadaan manusia, Meningkatkan Kesadaran Manusia. Dan
juga ada Dampak Negatifnya yaitu, Tingginya angka kematian, Masalah
Kesehatan lingkungan, kurangnya suplai makanan dan obat-obatan, kerusakan
infrastruktur. Karena itu juga perlu tau apa saja yang harus kita lakukan agar
terhindar dari bencana tanah longsor yaitu, Jangan mencetak sawah dan membuat
kolom pada lereng di atas pemukiman, Buatlah terasering pada lereng yang terjal
bila membangun pemukiman, Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar
air tidak masuk kedalam melalui retakan, Jangan melakukan penggalian di bawah
lereng terjal, Jangan menebang pohon di lereng, Jangan membangun rumah di
bawah tebing, Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Jika bencana tanah longsor sudah terjadi adapun cara menyelamatkan diri dari
Bencana Tanah Longsor yaitu dengan,Evakuasi, Jangan pernah sepelekan
peringatan evakuasi dini yang di sarankan oleh Badan Penanggulangan Bencana
Daerah. Saat evakuasi, pastikan anda membawa barang penting dan darurat.
Menyingkir, Jika Anda sedang berada di luar ruangan tanpa ada tempat
berlindung, segeralah menyingkir ke tempat yang lebih aman. Hanya saja hal ini
dapat dilakukan ketika longsor ringan dan lambat. Hati-hati dan waspada saat
banjir, Waspada dengan jalan yang tergenang banjir, jembatan yang roboh,
jalanan yang rusak dan ingatlah untuk tidak melawan arus banjir. Menggiling
seperti trenggiling, Jika Anda terjebak di area longsor, maka buatlah posisi
menggulung dengan menekuk bahu ke arah bawah dan menempelkan dahi ke
lutut yang tertekuk. posisi ini bertujuan untuk melindungi kepala Anda.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Balikpapan


diberikan tugas untuk memberikan edukasi melalui sosialisasi tatap muka yang di
laksanakan di SMK Negeri 3 Balikpapan, terkait penyebab, tanda-tanda, dan
metode penanggulangan bencana tanah longsor sehingga mereka dapat waspada
dan tanggap terhadap bencana yang mungkin terjadi di lingkungan tempat tinggal
mereka. Salah satu hal yang menjadi dasar dipilihnya SMK Negeri 3 Balikpapan
adalah karena lokasi sekolah ini berada pada kawasan yang memang memiliki
topografi yang cukup curam dan merupakan kawasan padat penduduk dimana
banyak bangunan yang berada pada puncak, badan, dan kaki lereng; sehingga
tingkat risiko terjadinya bencana cukup tinggi.
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Gambar 1. Flyer promosi

Metode
Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 03 November 2022 di SMK Negeri 3
Balikpapan. Metode yang digunakan adalah dengan Sosialisasi secara langsung
atau tatap muka dengan durasi kurang lebih 3 jam. Kegiatan sosialisasi ini
mengambil tema ”Menyiapkan Generasi Muda Tanggap Bencana Tanah Longsor”
Bersama BPBD Kota Balikpapan. Sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan
edukasi terhadap siswa maupun siswi. Adapun alat dan tahapan kegiatan
sosialisasi yaitu :

Alat-alat yang di gunakan dalam sosialisasi :

1. LCD Proyektor 3. 2 buah Mic


2. Sound System 4. Laptop

Tahapan Kegiatan Sosialisasi :

1. Registrasi peserta dan pembagian Konsumsi


2. Pembukaan MC dan Sambutan
3. Pembacaan Doa
4. Pembacaan LPJ oleh Ketua Panitia
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

5. Pemaparan Materi 1 di berikan melalui Power Point dengan


tema ”Menyiapkan Generasi Muda Tanggap Bencana Tanah Longsor”
6. Pemaparan Materi 2 oleh BPBP terkait mitigasi bencana tanah longsor.
7. Sesi Tanya Jawab yang di tanyakan peserta kepada narasumber terkait
materi yang telah di berikan sebanyak 3 pertanyaan yang di pilih sebagai
pertanyaan terbaik.
8. Sesi quiz yang di berikan dari narasumber kepada peserta sosialisasi
sebanyak 3 pertanyaan.
9. Penutupan acara dan sesi foto bersama dengan seluruh peserta,panitia dan
narasumber.

Hasil dan Pembahasan


Kegiatan sosialisasi di SMK Negeri 3 Balikpapan diikuti oleh sekitar 30 siswa.
Kegiatan tersebut dipandu oleh moderator untuk membantu jalannya kegiatan
paparan dan juga kuis serta tanya jawab dari peserta. Sosialisasi ini dilakukan
untuk memberikan edukasi terhadap siswa maupun siswi. Selama sosialisasi
berlangsung ditemani oleh dosen dari Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan selaku
dosen pengampu mata kuliah Mekanika Tanah serta pihak kepala sekolah SMK N
3 Balikpapan. Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini terdiri dari
18 slide dari pemateri 1 yang berisikan tentang pengertian tanah longsor, , lalu
jenis-jenis tanah longsor, penyebab tanah longsor, gejala tanah longsor, daerah
rawan longsor, serta tindakan pencegahan bencana tanah longsor. Dan 15 Slide
pemateri ke 2 yaitu dari BPBD ditampilkan seperti pada Gambar di bawah ini :

Gambar 2. Pemaparan Materi 1 Gambar 3. Pemaparan Materi 2 dari BPBD


https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Power Point Pemateri 1 :


https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Power Point Pemateri 2 oleh BPBD :


https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

Pertanyaan yang disampaikan oleh peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman


siswa terdiri dari:

1. Bagaimana cara menanggulangi bencana tanah longsor agar tidak terjadi lagi?
Yang pertama,dengan Pemasangan Beronjong, kedua bisa dengan
penggunaan Dinding Penahan Tanah dan yang ketiga bisa dengan
pemasangan Sheet Pile.
2. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat yang masih
melakukan tindakan yang dampak menyebabkan terjadinya tanah longsor?
Langkah pertama kita dapat menegur secara langsung dan
memberitahukan dampak yang terjadi terhadap orang yang melakukan
tindakan tersebut dan warga sekitarnya, jika masih melakukan hal
tersebut kita dapat melaporkan ke pada RT atau Kepala Desa setempat,
terakhir apabila hal tersebut tetap di lakukan maka kita dapat
melaporkan nya terhadap pihak yang berwajib.
3. Mengapa sering terjadi tanah longsor di beberapa daerah yang sudah di
perbaiki,tetapi masih tetap terjadi longsor lagi?
Biasanya hal itu terjadi karena memang daerah tersebut berada di
daerah rawan longsor atau di kawasan lereng, bisa juga dikarenakan
Dinding Penahan Tanah yang kurang kuat sehingga tidak dapat
menahan tekanan yang berada di daerah tersebut.

Gambar 4. Sesi Tanya Jawab Oleh Peserta

Quiz yang di berikan oleh narasumber untuk mengetahui tingkat pemahaman


siswa terdiri dari:
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

1. Apa saja dampak dari terjadinya Bencana Tanah Longsor?


Dampak Positif : Meningkatkan rasa peduli pada sesama,Tanah
kembali gembur,Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran manusia.
Dampak Negatif : Tinggi nya angka kematian,Masalah kesehatan
lingkungan,Kurang nya suplai makanan dan obat-obatan,kerusakan
infrastruktur.
2. Apa saja gejala umum terjadinya Bencana Tanah Longsor ?
Munculnya retakan di lereng,biasanya terjadi setelah hujan,munculnya
mata air baru secara tiba-tiba,tebing rapuh dan kerikil mulai
berjatuhan.
3. Apa saja jenis-jenis tanah longsor ?
Longsoran Translasi,Longsoran Rotasi,Pergerakan Blok,Runtuhan
Batu,Rayapan Tanah,dan Aliran Bahan Rombakan.

Gambar 6. Sesi Quiz oleh Narasumber Untuk Peserta

Kesimpulan
Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang merupakan
salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, atau pun percampuran keduanya,
menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan
pada tanah/batuan penyusun lereng. yang terjadi karena pergerakan masa batuan
atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan
besar tanah.

Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang


menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian
ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula
faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :

 Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan


lereng-lereng yang terlalu curam
 Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang
diakibatkan hujan lebat
 Gempa Bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-
lereng yang lemah

Daftar Pustaka

Z. Rahman, "KAJIAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DI


KABUPATEN BANJARNEGARA," GEMA PUBLICA : Jurnal Manajemen
dan Kebijakan Publik, vol. 1, no. 1, pp. 1-14, Oct.
2015. https://doi.org/10.14710/gp.1.1.2015.1-14

Abbott, Patrick L. 2014. Natural Disaster: Ninth Edition. San Diego: McGraw-
Hill International Edition.

Hardiyatmo, Harry Christady. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi.


Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Kartasapoetra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah & Air. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Nandi. 2007. Longsor. Bandung: FPIPS-UPI.

Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Supirin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam
E-ISSN : 2549-5755
Juni 2019, Vol. 3 No. 02

BPBD. 2017. Strategi dan Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor.


Diakses melalui http://penanggulangankrisis.kemkes.go.id/ pada tanggal 22
Februari 2017.

BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). 2017. Peta Indeks Risiko


Bencana Gerakan Tanah. Diakses melalui http://geospasial.bnpb.go.id/ pada
tanggal 11 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai