Anda di halaman 1dari 5

Ujian Tengah Semester MK.

Kemuhammadiyahan

Nama : Nadiya Marzuqo Sahdiana


NIM : 212030100034
Kelas : 3A1 / Psikologi

Soal 1
Sebutkan 5 tokoh pembaharu Islam yang dikenal pada Masa Islam Modern! dan apa saja
kiprahnya dalam pembaharuan dan pemurnian Islam?
Jawab :
1. Muhammad Ali Pasya (1765-1849 Masehi)
Muhammad Ali adalah seorang komandan militer dalam pasukan Ottoman Albania
yang dikirim untuk memulihkan Mesir dari pendudukan Perancis di bawah Napoleon.
Upaya yang dilakukan adalah :
a. Dalam militer, beliau mengundang Perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara
Mesir.
b. Dalam bidang pendidikan, beliau mendirikan sekolah diberbagai bidang ilmu dan
mengirimkan pelajar ke Perancis untuk belajar Sains dan teknologi.
c. Dalam bidang ekonomi, beliau mengambil alih kepemilikan tanah negara dan
hasilnya untuk kepentingan rakyat.

2. Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897 Masehi)


Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis
terkenal. Ia juga pandai, berwibawa, memiliki karisma yang besar, dan berkeyakinan
teguh akan masa depan peradaban Islam yang cemerlang. Beberapa ide atau pemikiran
pembaharuan dalam Islam yang dikemukakan oleh Al-Ghanii adalah :
a. Al-Afghani identik dengan dua gagasan pemikirannya, yakni: (1) Nasionalisme untuk
menentang kolonialisme di Mesir & India; (2) Pan-Islamisme yakni Persatuan
negara-negara Islam.
b. Kemunduran umat Islam karena umat Islam meninggalkan ajaran Islam dan akhlak
serta melupakan ilmu pengetahuan. Umat Islam terpengarushsifat statis, berpegang
pada taklid dan bersikap fatalis. Disamping itu kesatuan umat Islam terpecah.
c. Untuk mengembalikan kejayaan Islam dan menghadapi dunia modern, umat Islam
harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan Islam harus dipahami dengan akal
kebebasan.
d. Corak pemerintah otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan
demokrasi.

3. Muhammad Abduh (1849-1905 Masehi)


Gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan oleh Muhammad Abduh tidak terlepas
dari karekter dan wataknya yang cinta pada ilmu pengetahuan. Gibb dalam Mukti Ali
menyebutkan salah satu karya terkenalnya, Modern Trends in Islam, menyebutkan empat
agenda pembaharuan Muhammad Abduh. Keempat agenda itu adalah pemurnian Islam
dari berbagai pengaruh ajaran dan amalan yang tidak benar, yaitu :
a. Purifikasi. Purifikasi atau pemurnian ajaran Islam telah mendapat tekanan serius dari
Muhammad Abduh berkaitan dengan munculnya bid`ah dan khurafah yang masuk
dalam kehidupan beragama kaum muslim. Kaum muslim tak perlu mempercayai
adanyah karamah yang dimiliki para wali atau kemampuan mereka sebagai perantara
(wasilah) kepada Allah. Dalam pandangan Muhammad Abduh, seorang muslim
diwajibkan mengindarkan diri dari perbuatan dari perbuatan Syirik.
b. Reformasi. Reformasi pendidikan tinggi Islam difokuskan Muahammad Abduh pada
universitas almamaternya, Al-Azhar. Muhammad Abduh menyatakan bahwa
kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari buku-buku klasik berbahasa Arab
yang berisi dogma ilmu kalam untuk membela Islam. Akan tetapi, kewajiban belajar
juga terletak pada mempelajari sain-sain modern, serta sejarah dan agama Eropa,
agar diketahui sebaba-sebab kemajuan yang telah mereka capai. Usaha awal
reformasi Muhammad Abduh adalah memperjuangan mata kuliah filsafat agar
diajarkan di Al-Azhar. Dengan belajar filsafat, semangat intelektualisme Islam yang
padam diharapkan dapat dihidupkan kembali.
c. Pembelaan Islam. Muhammad Abduh lewat Risalah Al-Tauhidny tetap
mempertahankan potret diri Islam. Hasratnya untuk menghilangkan unsur-unsur
asing merupakan bukti bahwa dia tetap yakin dengan kemandirian Islam. Muhammad
Abduh terlihat tidak pernah menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat anti
agama yang marak di Eropa. Dia lebih tertarik memperhatikan serangan-serangan
terhadap agama Islam dari sudut keilmuan. Muhammad Abduh berusaha
mempertahankan potret Islam dengan menegaskan bahwa jika pikiran dimanfaatkan
sebagaimana mestinya. Hasil yang dicapainya otomatis akan selaras dengan
kebenaran illahi yang dipelajari melalui agama.
d. Reformulasi. Agenda reformulasi tersebut dilaksanakan Muhammad Abduh dengan
cara membuka kembali pintu ijtihadd. Menurutnya, kemunduran kaum muslim
disebabkan oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Muhammad Abduh dengan
refomulasinya menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan akal pikiran manusia
dari tidur panjangnya. Manusia tercipta dalam keadaan dalam keadaan tidak
terkekang.

4. Sayyid Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 Masehi)


a. Bidang Agama
Menurut Rasyid Ridha, dalam masalah ketuhanan menghendaki agar urusan
keyakinan mengikuti petunjuk dari wahyu. Sungguhpun demikian, akal tetap
diperlukan untuk memberikan penjelasan dan argumentasi terutama kepada mereka
yang masih ragu-ragu. Dalam menilai sifat Tuhan, di kalangan pakar teologi Islam
terjadi perbedaan pendapat yang sangat signifikan, terutama dari kalangan Mu’tazilah
dan Asy’ariyah. Mengenai masalah ini, Rasyid Ridha berpandangan sebagaimana
pandangan kaum Salaf, menerima adanya sifat-sifat Tuhan seperti yang dinyatakan
oleh nash, tanpa memberikan tafsiran maupun takwil. Rasyid Ridha mempunyai dasar
pemikiran bahwa kemunduran umat Islam disebabkan keyakinan dan amal perbuatan
mereka yang telah menyimpang dari ajaran Islam. Oleh karena itu, upaya pembahasan
yang dilaksanakannya dititik beratkan kepada usaha untuk mengembalikan
keberagamaan ummat kepada ajaran Islam yang sebenarnya.
b. Bidang Pendidikan
Di antara aktivitas beliau dalam bidang pendidikan antara lain membentuk lembaga
pendidikan yang bernama “al-Dakwah Wal Irsyad” pada tahun 1912 di Kairo.
Awalnya beliau mendirikan madrasah tersebut di Konstantinopel terutama meminta
bantuan pemerintah setempat akan tetapi gagal, karena adanya keluhan-keluhan dari
negeri-negeri Islam, di antaranya Indonesia, tentang aktivitas misi Kristen di negeri-
negeri mereka. Untuk mengimbangi sekolah tersebut dipandang perlu mengadakan
sekolah misi Islam. Muhammad Rasyid Ridha juga merasa perlu dilaksanakannya ide
pembaharuan dalam bidang pendidikan. untuk itu ia melihat perlu ditambahkan ke
dalam kurikulum mata pelajaran berikut: teologi, pendidikan moral, sosiologi, ilmu
bumi, sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa-bahasa asing dan ilmu
mengatur rumah tangga (kesejahteraan keluarga), yaitu disamping fiqh, tafsir, hadits
dan lain-lain yang biasa diberikan di Madrasah-madrasah tradisional.
c. Bidang Politik yaitu tentang ukhuwah islamiyah. Ia melihat salah satu penyebab
kemunduran umat islam ialah perpecahan yang terjadi di kalangan mereka. Untuk itu,
ia menyeru umat islam agar bersatu kembali di bawah satu keyakinan, satu sistem
moral, satu sistem pendidikan dan tunduk kepada satu sistem huku dalam satu
kekuasaan yang berbentuk negara. Negara yang diinginkan Rasyid Ridha bukan
seperti barat, melainkan, malainkan negara dalam bentuk khilafah seperti pada masa
Khulafa al-Rasyidin. Khalifah haruslah seorang mujtahid dan dalam menjalankan
roda pemerintahan, ia dibantu oleh para ulama. Fungsi khilafah menurutnya,
menyebarkan kebenaran, menegakkan keadilan, memelihara agama dan
bermusyawarah mengenai masalah-masalah yang tidak dijalaskan dalam nash. Oleh
karena itu, kestuan umat perlu mengambil bentuk negara yaitu bentuk kekhalifahan
dan khilafah sebagai kepala negaranya.

5. Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 Masehi)


Nama sebenarnya Ahmad bin Muhammad Muttaqi, beliau termasuk deretan tokoh
pembaharu Islam di India yang muncul pasca Dinasti Mughal dalam keadaan collapse.
Konsentrasinya di bidang sejarah, agama dan edukasi. Gelar ‘Sayyid’ menandakan beliau
termasuk keturunan yang sambung dengan Nabi Muhammad SAW.
Ide pembaruannya adalah :
a. Kemunduran umat islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman dan
kurang menguasai sains dan teknologi.
b. Akal punya peran penting, namun kekuatannya terbatas.
c. Sumber ajaran Islam hanya Al-Qur’an dan Al-Hadist.
d. Beliau menentang Taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat
berkembang.
e. Untuk mengubah pola pikir umat islam dari keterbelakangan adalah dengan
pendidikan.

Soal 2
Dari latar historis masuknya Islam ke Nusantara, berikan pandanganmu apa saja faktor yang
mempengaruhi Islam mudah diterima di Nusantara!
Jawab :
Beberapa faktor yang melatarbelakangi mudahnya Islam diterima di Indonesia, yaitu :
1. Perkawinan. Pedagang Gujarat menikah dengan wanita-wanita pribumi, terutama putri
raja dan bangsawan. Sebelum menikah mengucapkan Syahadat sebagai tanda menerima
Islam sebagai agamanya. Contoh: Pernikahan Putri Campa dengan Raja Brawijaya dari
Majapahit memiliki anak Raden Patah yang menjadi pendiri Kerajaan Demak, Rara
Santang (putri Prabu Siliwangi) menikah dengan Syarif Hidayatullah.
2. Pendidikan. Para ulama mendirikan pondok-pondok pesantren. Santri mendapat
pendidikan mengenai ajaran Islam.
3. Dakwah. Perkembangan dakwah Islam di Nusantara mengalami proses yang unik dan
berliku. Ini terjadi karena dihadapkan pada kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu
Kejawen yang mengakar menjadi sebuah tradisi kehidupan kerajaan. Oleh sebab itu,
dakwah Islam mendapatkan sambutan hangat di lapisan bawah yang menyebar
melalui masyarakat pedesaan. Penyebaran Islam di daerah pesisir melahirkan
tradisi budaya baru yang disebut dengan budaya pesantren yang menjadi tradisi agung
kedua mengimbangi tradisi agung di lingkungan kerajaan. Adapun guru-guru agama
pendiri pesantren yang merupakan tokoh-tokoh sufi dan ahli kebatinan yang amat
dikeramatkan santrinya sebagai waliyullah (orang yang suci)-sosok yang amat ditaati
perintahnya seperti halnya raja. Penyebaran ajaran Islam dilakukan oleh para wali. Wali
merupakan sebutan bagi orang-orang yang telah mencapai tingkat pengetahuan yang
tinggi dan memiliki penghayatan yang dalam terhadap agama Islam. Wali songo antara
lain: Sunan Ampel, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Muria, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga. Bentuk karya yang diambil dari tembang
macapat yang dijadikan media dakwah oleh walisongo, yaitu mijil, kinanti, pucung,
sinom, asmaradana, dhandanggula, pangkur, maskumambang, durma, gambuh, dan
megatruh.
4. Ajaran Tasawuf. Tasawuf yaitu mengajarkan cara-cara mendekatkan diri kepada
Tuhan. Ajaran ini memudahkan orang yang telah mengerti dasar-dasar ketuhanan dalam
menerima Islam.
5. Kesenian
Kesenian disesuaikan dengan keadaan Indonesia yang masih sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan Hindu-Budha. Kesenian yang biasa digunakan adalah wayang. Pentas
wayang yang dipelopori oleh Sunan Kalijaga menjadi media penyebaran ajaran Islam.
Sunan Kalijaga terkenal akrab dengan seni dan pewayangan (punakawan). Punakawan
merupakan tokoh yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang terdiri atas Semar, Gareng,
Petruk, dan Bagong. Melalui tokoh semar, Sunan Kalijogo menyampaikan tiga pesan:
ojo ngaku pinter yen durung biso nggoleki lupute awake dewe (Jangan mengaku pintar
apabila belum bisa mencari kesalahan diri sendiri), ojo ngaku unggul yen ijeh seneng
ngasorake wong liyo, (jangan mengaku unggul jika masih senang merendahkan orang
lain), ojo ngaku suci yen durung biso manunggal ing Gusti (jangan mengaku suci jika
masih belum bisa menyatu dengan Tuhan).
Keempat karakter punakawan tersebut memiliki karakter-karakter keislaman yang
kuat, seperti: 1) karakter “semar”, yang diambil dalam bahasa Arab yaitu “shimar”
yang artinya paku, seorang muslim diharapkan memiliki iman yang kuat bagai
paku yang tertancap; 2) karakter “gareng” diambil dari bahasa Arab “Qarin” yang
artinya teman, seorang muslim selalu berusaha mencari teman sebanyak-banyaknya
untuk diajak dalam kebaikan; 3) karakter “petruk”, diambil dari bahasa Arab “fat-ruk”
yang artinya “tinggalkan”, seorang muslim meninggalkan segala penyembahan selain
Allah atau fat-truk kullu man siwallahi; 4) karakter “bagong”, yang diambil dari
bahasa Arab “baghaa” yang artinya “berontak”, ini berarti bahwa seorang muslim harus
berontak ketika melihat kezaliman. Karakter Jawa yang dipadukan dengan unsur Islam
menjadikan wayang sebuah kesenian yang mudah diterima oleh masyarakat Jawa.
Karakter Islam yang disematkan dalam setiap tokohnya menjadikan isi cerita sarat
dengan pesan Islam yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam berinteraksi dengan
Tuhan ataupun dengan manusia. Selain wayang, proses Islamisasi juga bisa melalui seni
bangunan, seni ukir, seni lukis, seni tari, dan seni sastra.

Soal 3
Uraikan beberapa faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah!
Jawab :
Berdirinya Muhammadiyah saat ini, mulanya dilatarbelakangi beberapa faktor yakni: (1)
Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan
merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
(2) Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam serta ketiadaan suatu organisasi
yang kuat; (3) Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir
kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman; (4) Umat Islam
kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara
dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme; (5) Keinsyafan akan
bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan
kegiatan misi Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai