Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Kompetensi Dasar
3.8 Mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan ciri-ciri umum, serta mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.8.1 Menjelaskan ciri umum Gymnospermae
3.8.2 Menjelaskan reproduksi pada Gymnospermae
3.8.3 Menjelaskan pembagian kelas pada sub divisi Gymnospermae berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.8.4 Menjelaskan manfaat Gymnospermae bagi kehidupan manusia

A. Ciri-Ciri Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


Salah satu ciri utama tumbuhan berbiji adalah dapat menghasilkan biji. Di dalam
biji biasanya disimpan embrio beserta cadangan makanan (endosperma). Embrio tersebut
dilindungi oleh kulit biji yang kuat sehingga tahan terhadap kondisi lingkungan yang
tidak sesuai.
Dalam siklus hidup tumbuhan berbiji, terdapat generasi sporofit dan generasi
gametofit. Tumbuhan berbiji yang kita lihat merupakan generasi sporofitnya. Adapun
generasi gametofitnya sudah mengalami reduksi. Alat reproduksi generatif berupa
strobilus (pada Gymnospermae), atau bunga (pada Angiospermae).
Berdasarkan ada atau tidak adanya daun buah yang membungkus biji, tumbuhan
berbiji dikelompokkan menjadi dua divisi, yaitu:
 Gymnospermae atau Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka) adalah kelompok
tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel) atau bijinya
berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik.
 Angiospermae atau Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup) adalah kelompok
tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan
ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging.

B. Gymnospermae (Pinophyta)
Gymnospermae (Yunani, gymnos = terbuka, sperma = biji) pada umumnya merupakan
tumbuhan konifer yang memiliki konus (strobilus atau runjung). Istilah konifer berasal dari
struktur reproduktif pada tumbuhan tersebut yang merupakan kumpulan sporofil berbentuk
sisik

1. Ciri-Ciri Umum Gymnospermae


a. Bakal biji tidak tertutupi oleh daun buah (karpel).
b. Sporofit jantan dan betina terpisah sehingga dapat dibedakan ciri-ciri fisiknya.
c. Gymnospermae berumah dua hanya memiliki salah satu strobilus (jantan atau betina),
sedangkan Gymnospermae berumah satu memiliki kedua jenis strobilus.
d. Berupa perdu atau pohon.
e. Berupa tumbuhan berkormus (memiliki akar, batang, dan daun sejati) dilengkapi
dengan pembuluh angkut (xilem dan floem).
f. Sistem perakaran berbentuk tunggang atau serabut.
g. Batang dapat tumbuh membesar dan ada yang bercabang-cabang.
h. Bentuk daun bervariasi, ada yang kecil dan tebal berbentuk jarum, ada pula yang tipis
seperti lembaran.
i. Belum memiliki bunga sejati.
j. Karangan bunga berbentuk kerucut atau strobilus (runjung), tidak memiliki kepala
putik.

2. Siklus Hidup Gymnospermae


Generasi yang dominan pada Gymnospermae adalah sporofit. Gymnospermae
bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa
strobilus yang terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umumnya terjadi
dengan bantuan angin. Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal.
Siklus hidup Gymnospermae, misalnya pinus, dijelaskan sebagai berikut.
1. Pada pinus, setiap pohon memiliki runjung penghasil ovul (mengandung
megasporangium) dan runjung penghasil serbuk sari (mengandung mikrosporangium).
2. Mikrosporosit membelah melalui meiosis, menghasilkan mikrospora haploid. Satu
mikrospora berkembang menjadi satu serbuk sari (gametofit jantan yang dibungkus oleh
dinding sari).
3. Satu sisik runjung penghasil ovul memiliki dua ovul, masing-masing mengandung satu
megasporangium.
4. Polinasi terjadi ketika serbuk sari mencapai ovul. Serbuk sari kemudian berkecambah
membentuk tabung serbuk sari yang perlahan-lahan mencerna jalan menembus
megasporangium.
5. Ketika tabung serbuk sari berkembang, megasporosit mengalami meiosis, menghasilkan
empat sel haploid. Satu sel yang bertahan hidup sebagai megaspora.
6. Gametofit betina berkembang di dalam megaspora dan mengandung dua atau tiga
arkegonium, masing-masing akan membentuk satu sel telur.
7. Saat sel telur matang, sel sperma telah berkembang dalam tabung serbuk sari, yang
memanjang ke gametofit betina. Fertilisasi terjadi ketika nukleus sel sperma dan sel telur
bersatu.
8. Fertilisasi biasanya terjadi lebih dari setahun setelah polinasi. Semua sel telur mungkin
terbuahi, namun biasanya hanya satu zigot yang berkembang menjadi embrio. Ovul
menjadi biji, terdiri dari embrio, cadangan makanan, dan kulit biji.
3. Klasifikasi Gymnospermae
Divisi Gymnospermae dibagi menjadi empat kelas, yaitu:
a. Cycadinae

Gambar 1. (a) Strobilus jantan dan (b) strobilus betina pada Cycas rumphii (pakis haji)

1) Bentuk fisik tubuh menyerupai tumbuhan palem (pada Angiospermae).


2) Berakar serabut dan berumbi di bawah tanah.
3) Batang pendek dan tidak bercabang.
4) Daun majemuk dengan helaian daun menyirip. Daun-daun tersusun spiral rapat di
sekeliling batang. Daun muda menggulung seperti pada tumbuhan paku.
5) Strobilus tumbuh pada ujung batang.
6) Merupakan tumbuhan berumah dua.
7) Contoh: pakis haji (Cycas rumphii), Dioon edule, dan Zamia floridiana.

b. Coniferae

Gambar 2. Pinus merkusii (pinus) dan strobilus

a. Lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer.


b. Umumnya berupa pohon yang tinggi.
c. Berakar tunggang
d. Batang berkayu berbentuk bulat dengan permukaan beralur.
e. Daun berbentuk seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau
(evergreen).
f. Pada umumnya berumah satu. Namun, biasanya konus jantan dan betina terletak
pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran kecil dibandingkan konus
betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
g. Contoh: Pinus merkusii (ordo Pinales), Agathis dammara (damar), dan
Podocarpus neriifolius (ki putri) (ordo Podocarpales).

c. Gnetinae

Gambar 3. Pohon Gnetum gnemon (melinjo) serta (a) Strobilus jantan dan (b) strobilus betina

1) Umumnya berbentuk pohon


2) Berakar tunggang
3) Batang bercabang banyak.
4) Daun tunggal berbentuk lembaran, susunan daun berhadapan dan tulang daun
menyirip.
5) Strobilus tidak berbentuk kerucut.
6) Merupakan tumbuhan berumah dua.
7) Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), dan Ephedra sinica (ordo Ephedrales)
d. Ginkgoinae

Gambar 4. Ginkgo biloba (ginseng)

1) Merupakan tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30-50 m.


2) Memiliki akar tunggang yang kuat
3) Batang bercabang-cabang dengan tunas yang pendek.
4) Daunnya berbentuk kipas dengan tangkai yang panjang, tulang daun bercabang
(menggarpu), dan daun mudah gugur.
5) Merupakan tumbuhan berumah dua dan dapat bertahan hidup pada lingkungan
dengan tingkat polusi udara tinggi.
6) Contoh: Ginkgo biloba (ordo Ginkgoales).

4. Manfaat Gymnospermae
a. Bahan industri kertas, contohnya Podocarpus, Pinus, Sequoia, dan Agathis.
b. Obat-obatan, contohnya Ginkgo biloba, dan Pinus (getahnya untuk obat luka).
c. Kosmetika, contohnya Ginkgo biloba, sebagai agen anti-penuaan.
d. Bahan makanan, contohnya Gnetum gnemon (daunnya untuk sayuran dan bijinya
untuk membuat emping).
e. Tanaman hias, contohnya Cycas, Dioon edule, dan Cupressus.
f. Bahan industri terpenting, contohnya Pinus.
g. Bahan kayu bangunan, contohnya Podocarpus, Sequoia (kayu merah), dan Agathis
(untuk bahan kayu lapis atau tripleks).

Anda mungkin juga menyukai