Kurikulum Pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada. Di sisi lain, perubahan kurikulum dipengaruhi juga oleh evalusi guru kelas, yang mana guru kelas adalah implementor kurikulum secara nyata. Perubahan kurikulum berdampak dengan perubahan administrasi dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah perubahan dalam sistematika Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (yang selanjutnya disebut dengan istilah RPP). Berdasarkan Permendikbud No. 22 th. 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, maka pengembangan RPP pasti terjadi dengan mempertimbangkan keefektifan serta efisiensi RPP yang telah diterapkan sebelumnya (..Bodynote..).
Pengembangan RPP yang terjadi dari perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum-13
menggunakan pendekatan saintifik(Bodynote). Pendekatan saintifik menekankan pada pengarahan pemahaman ilmiah peserta didik pada suatu materi, yang akhirnya peserta didik dapat memahami secara konkrit penjelasan materi dari guru. Sekalipun pengembangan RPP itu pasti ada di setiap fase kepemimpinan administrasi pendidikan, seorang guru tetap harus memperhatikan beberapa prosedur dasar tentang perubahan RPP, diantaranya (bodynote);
A. Landasan Pengembangan RPP
Pengembangan RPP dilandasi oleh PP No. 19 th. 2005, yang kemudian
mengalami perubahan menjadi PP No. 32 Th. 2013 Pasal 20. Dalam PP tersebut, disebutkan bahwa ada 5 komponen wajib yang harus dicantumkan dalam RPP, yaitu, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pengertian tentang RPP juga ditegaskan dalam PP No. 32 Th. 2013 Pasal 20. Guru merupakan tokoh utama dalam kegiatan mengembangkan RPP, oleh karena itu guru seyogyanya memahi dengan baik tentang PP tersebut. Pemahaman yang baik tentang RPP oleh guru akan menyokong keberhasilan pengembangan RPP dalam administrasi dan implementasinya selama program pembelajaran.
B. Prinsip Pengembangan RPP
Secara umum, pengembangan RPP harus meninjau alur perubahan pola
pendidikan yang ada. Pada abad 21, setidaknya ada 16 perubahan pola pendidikan yang disebutkan dalam BSNP (2010 : 48-50) yang kemudian disadur kembali oleh Mukminin (2012), perubahan pola tersebut diantaranya; 1. Berpindahnya pusat titik fokus pendidikan kepada murid, yang sebelumnya fokus utama pendidikan adalah guru. 2. Perubahan pola komunikasi di dalam kelas menjadi interaktif bukan hanya satu arah. 3. Perubahan pengelompokan pendidikan menjadi jejaring tidak isolasi seperti sebelumnya. 4. Siswa dituntut untuk lebih aktif menanggapi materi pembelajaran, hal ini menunjukkan keharusan seorang siswa untuk menguraikan sendiri materi pembelajaran, bukan menunggu guru menguraikan materi tersebut di dalam kelas. 5. Penalaran peserta didik menggunakan pendekatan ilmiah, sehingga peserta didik dapat memahami materi secara konkrit. 6. Program pembelajaran yang ada berbasis tim, tidak pribadi. 7. Capaian pembelajaran adalah menciptakan perilaku khas dalam rangka mengindahkan kaidah tertentu. 8. Stimulasi pendidikan adalah ke segala arah, bukan hanya pada satu tujuan . 9. Penggunaan media pembelajaran, berupa multimedia lebih diutamakan. 10. Pergeseran hubungan antardunia pendidikan menjadi kooperatif, bukan hanya satu arah. 11. Perhatian utama adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh peserta didik. 12. Perubahan kesadaran menjadi lebih majemuk. 13. Pengembangan IPTEK bukan hanya pada satu bahasan, namun bisa menjadi pengembangan pengetahuan disiplin jamak. 14. Pendidikan bukan lagi bersumber dari satu poros (sentralisasi), yang kemudian program pembelajaran dan administrasi pedidikan memiliki sistem otonom atau kepercayaan. 15. Mengembangakan pemikiran dan sikap kritis peserta didik. 16. Pola pembelajaran bukan lagi menyampaikan pengetahuan, melainkan pertukaran pengetahuan. C. Pengembang RPP
Poros utama pengembang kurikulum adalah guru kelas, yang kemudian
dalam interval pendidikan dosen menempati urutan tertinggi sebagai pengembang RPP. Pengembang RPP hanya bisa dilimpahkan kepada guru kelas, hal ini dikarenakan guru kelaslah yang mengetahui perkembangan peserta didik dan hal-hal yang diperlukan oleh mereka. Makna guru kelas sebagai poros pengembang RPP tidak serta merta tertuju pada satu orang saja, sebab dalam kenyataannya ditemukan himpunan guru dalam satu mapel. Oleh karena itu proses pengembangan RPP dapat dilakukan secara tim maupun non-tim.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional