Anda di halaman 1dari 6

RUANG KOLABORASI

Analisis Karakteristik Anak Menurut teori perkembangan Piaget, Bronfenbrenner, dan


Erick Erickson.
1. Karakteristik anak menurut teori perkembangan Piaget
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki orang untuk memahami apa yang
ia lihat, dengar, sentuh, dan rasakan. Perkembangan kognitif anak dan orang dewasa tidaklah
sama. Tahap perkembangan anak, menurut Jean Piaget yang meraih Erasmus Prize ini,
digolongkan menjadi 4 tahap yaitu sebagai berikut :
a. Tahap sensorik-motorik (lahir-2 tahun)
Pada tahap ini anak baru memulai untuk mengkoordinasikan pengalaman sensorik
dengan pengalaman motorik yang dimilikinya. Karakteristik utama perkembangan kognitif
di tahap sensorimotor:
1. Bayi memahami dunia melalui pergerakannya
2. Anak-anak mulai mempelajari lingkungan sekitarnya dengan tindakan-tindakan kecil
seperti melihat, mendengar, dan menggenggam.
3. Mulai bisa membedakan manusia dan objek-objek lainnya
4. Mulai menyadari bahwa tindakannya dapat menyebabkan suatu kejadian di dunia
sekitarnya
b. Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
Tahap ini merupakan sub tahap fungsi simbiolis, dan pemikiran intuitif. Misalnya
seperti berhenti ngempeng. karakteristik utama perkembangan kognitif pada tahap
praoperasional:
1. Anak-anak mulai belajar menggunakan kata-kata dan gambar untuk mewakili objek
2. Mereka cenderung egosentris dan sulit melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
3. Meskipun sudah memiliki pemikiram dan menggunakan bahasa yang lebih baik, tetapi
mereka masih memikirkan sesuatu dalam istilah yang sangat konkret.
c. Tahap operasional kongkrit (7-11 tahun)
Pada tahap ini intuitif individu yang dimiliki oleh peserta didik terjadi pada situasi
atau keadaan yang kongkrit. Misalnya seperti anak sudah mulai menggunakan nalar ketika
berpikir, sudah paham tentang baik dan buruk atau benar dan salah. Karakteristik utama
perkembangan kognitif pada tahap operasional konkret:
1. Si Kecil mulai berpikir logis tentang peristiwa nyata di sekitarnya
2. Pikiran anak-anak mulai terorganisir, meskipun masih agak konkret
3. Anak-anak mulai menggunakan logika induktif (penalaran dari informasi khusus ke
umum)
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap ini anak sudah melampaui pergerakan yang dilakukan lewat penalaran.
Misalnya seperti sudah dapat berpikir abstrak bukan lagi kongkrit (sudah mampu
menerapkan HOTS). karakteristik utamanya:
1. Pada tahap ini, anak mulai berpikir abstrak dan mampu membuat hipotesis
2. Anak yang sedang beranjak remaja ini juga mulai lebih memikirkan masalah moral,
sosial, etika, dan politik
3. Mulai menggunakan logika deduktif (penalaran dari informasi umum ke khusus)

2. Karakteristik anak menurut teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner


Teori ekologi yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner berfokus pada konteks sosial
yang mempengaruhi kehidupan individu sehingga turut mempengaruhi perkembangan yang
terjadi pada anak. Bronfenbrenner mengungkapkan bahwa individu akan dipengaruhi oleh
lima sistem lingkungan yang berasal dari interaksi interpersonal terbuka hingga pengaruh
berbasis luas budaya. Kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem,
makrosistem, dan kronosistem.
a. Mikrosistem: interaksi yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Misalnya disekolah,
dirumah, keluarga, kelompok masjid.
b. Mesosistem: memiliki cakupan wilayah yang lebih luas namun masih melingkupi
mikrosistem. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah
dan antara keluarga dan rekan sebaya.
c. Eksosistem: dalam kegiatan dimasyarakat manusia memerlukan keluarga yang lain,
tetangga, pelayanan hukum, media global, dll.
d. Makrosistem: tercipta dari sikap dan budaya kelompok/negara/etnis yang ada dalam satu
lingkungan peserta didik. Budaya disini adalah istilah yang sangat luas yang mencakup
peran etnis dan faktor sosial ekonomi dalam perkembangan anak
e. Kronosistem: ketika melakukan pembelajaran maka akan ada perubahan perilaku yang
menjadi budaya dan sikap dari sebuah kelompok orang.
3. Karakteristik anak menurut teori perkembangan sosial-emosional Erikson.
a. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan)
Bayi dengan sikap percaya dapat meramalkan bahwa ibunya akan
memberinyamakan ketika dia merasa lapar. Ibunya juga akan memberikan kenyamanan
ketika dia merasatakut. Meskipun trust harus lebih besar daripada mistrust namun mistrust
juga dibutuhkan untukmembedakan mana orang yg jujur dan tidak.
b. Autonomy vs Shame & Doubt (Otonomi vs Malu dan Ragu)
Pada tahap ini neurologis dan otot anak berkembang pesat, anak mulai
mampu berjalan,berbicara dan mengontrol BAK dan BAB, namun jika latihan BAK/ BAB
terlalu dini atau terlalukeras atau jika keinginan anak dipatahkan oleh orang tua, maka
pada saat yang sama anakpunakan mengalami kecemasan, takut tidak bisa mengontrol
BAK/ BAB nya sehingga ia akankehilangan harga diri
c. Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa bersalah)
Pada masA ini anak mulai mempunyai keinginan untuk menjadi orang seperti apa,
lalu ia mulaimengidentifikasi orang tuanya atau figur terdekat yang dipandang sebagai
orang yang berkuasa.Lalu anak mulai membuat rencana dan mengambil inisiatif dalam
mengejar tujuannya.agar iamenjadi orang yang berharga. Namun jika ada tujuan yang
harus tertunda maka hal ini akanmendatangkan guilt (rasa bersalah). Contoh anak
merasa ia akan berharga jika ia berperilakuseperti gurunya, sehingga ia suka
mengoreksi/ sibuk ingin membantu temannyanamun ia sendiri belum tahu batasannya
kapan boleh mengoreksi/ membantu temannya sehinggaia mendapat teguran dari gurunya,
ketika mendapat teguran, ia merasa bersalah.
d. Industry vs Inferiority (Industri vs Inferioritas)
Pada tahap ini anak mulai mampu berkerja keras untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil, maka kedepannya anak akan
menjadi pribadi yang rendah diri (minder) dan tidak mampu menjadi pemimpin.
e. Identity vs Role Confusion (Identitas vs Kebingungan identitas)
Pada tahap ini individu melakukan pencarian atas jati dirinya (identitasnya). Jika
ia gagal pada tahp ini, mak ia akan merasa tidak utuh.
f. Intimacy vs Isolation (Intimasi vs Isolasi)
Pada tahap ini individu mulai keintiman psikologis dengan oranglain. Jika ia
gagal pada tahap ini, maka ia akan merasa kosong dan terisolasi.
g. Generativity vs Stagnation (Pembangkitan vs Stagnasi)
Pada tahap ini individu memiliki keinginan untuk menciptakan dan mendidik
generasi selanjutnnya. Jika ia tidakberhasil dalam tahap ini, maka ia akan merasa bosan
dan tidak berkembang.
h. Integrity vs Desperate (Integritas vs Putus asa)
Pada tahap ini individu akan menelaah kembali apa saja yg sudah ia lakukan dan
ia capai dalam hidupnya. Jika ia berhasil pada tahp ini, maka ia akan mencapai integritas
(penerimaan akan kekurarangan diri, sejarah kehidupan, dan memiliki kebijakan),
sebaliknya jika ia gagal, maka ia akan merasa menyesal atas apa yg telah terjadi dalam
hidupnya.

Analisis Karakteristik Anak Menurut saya

1. Usia 1-7 tahun


Pada usia ini anak sangat bergantung pada orang terdekatnya. Semua tingkat laku dan
karakter yang dilakukan oleh anak sangat dipengaruhi oleh orang-orang terdekatnya. Oleh
karena itu, peran orang tua sebagai keluarga terdekat anak harus memiliki tingkah laku yang
baik agar mampu ditiru dengan baik oleh anak. Keluarga juga menjadi sekolah pertama bagi
anak untuk belajar banyak hal sebelum belajar secara formal dalam pendidikan sekolah.
2. Usia 8-14 tahun
Pada usia ini anak mulai belajar mencari jati dirinya, karakter yang timbul selain
dipengaruhi oleh keluarga sebagai orang-orang terdekat anak juga dipengaruhi oleh orang-
orang diluar keluarga dan teman di sekolah. Pada usia ini pula anak mulai lebih memilih untuk
melakukan kegiatan bersama dengan teman dari pada menghabiskan waktu dengan keluarga.
Anak mulai mencoba-coba kenakalan-kenakalan ringan yang dilakukan oleh temannya sebagai
wujud rasa penasaran dan peran guru yang harus bekarja sama dengan orang tua untuk
mengarahkan peserta didik atau anak untuk tetap pada jalurnya serta memberikan arahan
terhadap kenakalan-kenakalan yang mereka lakukan.
3. Usia 15-25 tahun
Pada usia ini, anak mulai mampu untuk memberikan perannya dalam masyarakat walaupun
masih dibilang minim. Anak mulai menunjukan karakter yang sudah ada karena pembiasaan
pada usia 1-14 tahun. Karkater yang ada sudah mulai mengakar dan akan sulit untuk diubah
ketika karakter tersebut merupakan karakter yang tiada baik. Pada usia ini juga anak mulai
mandiri tanpa bantuan orang tua. Anak juga mulai mampu untuk diajak berpikir secara kritis
tentang pengambilan keputusan bersama dengan orang tua atau teman-teman sebayanya. pada
tahap ini juga anak dihadapkan pada masa kritis dalam hidupnya yang mana anak dihadapkan
pada pilihan sulit untuk masa depannya mulai dari pendidikan, karier, dan pasangan hidup.
4. 25 tahun ke atas
Pada usia ini, anak sudah mengetahui mana yang benar dan salah, sudah mengetahui jadi
dirinya, sudah mampu untuk berperan penuh pada masyarakat sebagai makhluk sosial, dan
sudah mampu melakukan pengambilan keputusan yang penuh dengan pertimbangan atas
masalah-masalah yang dihadapi.

Membandingkan Teori perkembangan para ahli dan menurut saya

1. Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta sosio-
emosionalnya?
Menurut saya, fungsi kognitif ana dapat dikembangkan melalui beberapa hal yang
disesuaikan dengan usia anak. Pada usia 1-7 tahun kegiatan peningkatan fungsi kognitif yaitu
dengan orang tua membacakan buku cerita, mengajak anak untuk mengamati kegiatan yang
dapat meningkatkan fungsi kogntifnya seperti mengajak ke pasar, mengajak ke pantai dan
tempat-tempat edukatif lainnya. Pada usia 8-25 tahun anak dapat meningkatkan
pengetahuannya dengan belajar karena pada usia ini anak sudah masuk didunia pendidikan
yaitu pada sekolah menengah. Anak juga bisa diajak untuk berdiskusi oleh orang tua untuk
meningkatkan pemikiran kritisnya tentang suatu hal. Pada usia diatas 25 tahun untuk
meningkatkan fungsi kognitifnya seseorang harus belajar dan melakukannya sehingga terjadi
proses yang menyeluruh agar terjadi peningkatan secara kognitif.
Menurut saya sebagai makhluk sosial maka untuk mengembangan fungsi sosio-
emosionalnya anak harus mampu berinteraksi dengan lingkungannya baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan kerjanya.
2. Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa berinteraksi secara efektif
bersama Anda?
Untuk membuat peserta didik mau berinteraksi dengan saya secara efektif adalah dengan
berusaha menjadi teman yang mampu untuk diajak berbincang. Seorang pendidik harus
mampu menempatkan diri kapan harus menjadi pengajar dan kapan harus menjadi
pembimbing yang mampu membuat peserta didiknya merasa nyaman untuk mengungkapkan
isi hatinya. Dengan sistem didik yang sesuai anak tidak akan merasa terbebani selama
menjalani proses pembelajaran dan akan dengan sukarela untuk ikut serta dalam proses
pembelajaran yang sudah direncanakan oleh pendidik.

Anda mungkin juga menyukai