Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA RUANG HEMODIALISA

RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN


TAHUN 2019
A. PENDAHULUAN
Unit hemodialisis merupakan salah satu bagian bentuk layanan kesehatan bagi
masyarakat dari suatu rumah sakit. Hemodialisa atau cuci darah sangat berperang
penting bagi penderita gagal ginjal, yang diakibatkan oleh beberapa penyakit
diantaranya diabetes dan hipertensi. Pada penderita gagal, ginjal organ ginjal
mengalami penurunan fungsi hingga ahirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali.
Pada prinsipnya hemodialisa adalah terapi menggantikan kerja dari ginjal yaitu
menyaring dan membuang sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan, membantu
menyeimbangkan unsur kimiawai dalam tubuh serta membantu menyeimbangkan
tekanan darah.

Mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan perlu didukung oleh
sumber daya yang dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana,
peralatan medis dan anggaran rumah sakit yang memadai. Berdasarkan Visi Rumah
Sakit Umum Haji Medan yaitu '' Sebagai Rumah Sakit unggulan dan pusat rujukan
dengan pelayanan bernuansa islami, ramah lingkungan, berdaya saing sesuai standar
nasional dan internasional ''.

B. LATAR BELAKANG
Ahir – ahir ini penyakit degenerative kronis sering muncul sebagai penyakit
kematian. Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat komplikasi
seperti diabetes mellitus (DM), hipertensi dan banyak penyakit kronis lain. Gagal
ginjal yang terjadi akibat komplikasi tersebut bias bersifat ringan, sedang, dan berat.
Sekarang ini gagal ginjal terminal (GGK) atau End Stage Renal Disease (ESDR)
sedang ramai dibicarakan karna bukan hanya menyangkut kesehatan saja tetapi juga
melibatkan lintas bidang kesehatan karna biaya penatalaksanaan yang tidak murah.
Dengan banyaknya pasien gagal ginjal terminal tersebut kebutuhan akan
perawat dialisis semakin meningkat. Untuk menjadi perawat dialisis perlu melakukan
pendidikan khusus untuk mempelajari berbagai tehnik yang biasanya menggunakan
alat atau mesin dan cara khusus.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien gagal ginjal di unit hemodialisa yang
berorientasi pada keselamatan dan keamanan pasien.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Memberikan acuan regulasi pelayanan hemodialisa.
b. Memberikan pelayanan yang aman ( safety ).
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM sesuai standar pelayanan.
d. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan indicator mutu Rumah Sakit.
D. STRUKTUR DAN ORGANISASI
dr. Syafrizal Nst, Sp.PD, KGH
Supervisor

dr. Ira Ramadani, Sp.PD dr. Utami Fitria Nst


Penanggung Jawab Pelaksama

Siti Nurmala, Amk


Karu Hemodialisa

Siti Aminah,. Amk Irma Budi, Amk Erdewi Ngadiar Ningsi, Zulfadli, Amk
Mayanti, Amk Amk

Unit Hemodialisa merupakan ruangan rawat jalan khusus untuk pasien gagal
ginjal dengan kapasitas mesin Hemodialisa 14 unit dan 1 unit di ruangan ICU.

Mempunyai Visi dan Misi :

VISI
Menjadikan Unit Hemodialisa sebagai Unit unggulan serta rujukan dalam
pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara.

MISI
a. Memberikan pelayanan yang provisional, berkualitas dan mudah prosedurnya.
b. Menciptakan pelayanan yang nyaman dan penuh kekeluargaan.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pelayanan serta meningkatkan sarana
dan prasarana.
MOTO RUANGAN HEMODIALISA : R A J I N

Ramah
Aman
Jujur
Ikhlas
Nyaman

Struktur organisasi Ruang hemodialisa pada saat ini memiliki anggota yaitu ;
a. Kepala ruangan
- Siti Nurmala, Amk
b. Ka Tim
- Erdewi Mayanti, Amk
c. Anggota
- Siti Aminah, Amk
- Irma Budi, Amk
- Ngadiar Ningsi, Amk
- Zulfadli, Amk
Kesimpulannya :
Jumlah perawat yang aktif diruangan Hemodialisa yaitu : 6 orang.
E. METODE PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

1. Berdasarkan kebutuhan rotasi kerja/shift dalam waktu 14 jam dibagi menjadi 2


shift yaitu :
- Ka ruangan : 1 orang
- Dinas pagi : 3 orang
- Dinas sore : 2 orang
-----------
Jumlah : 6 orang

2. Berdasarkan rasio mesin dan tenaga perawat ruangan Hemodialisa memiliki


mesin henodialisa 14 unit dengan kapasitas pasien 14 orang/ shift.
F. WAKTU KERJA TERSEDIA( Sesuai Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kes
SK Menkes No. 81 K/2004 )
KODE FAKTOR PERAWAT
KETERANGAN
A Hari kerja 260 Hari/thn
B Cuti tahunan 12 Hari/thn
C Diklat 5 Hari/thn
D Libur Nasional 19 Hari/thn
E Ketidak hadiran kerja 10 Hari/thn
F Waktu Kerja 8 Hari/thn
WAKTU KERJA TERSEDIA 1.712 Hari/thn
HARI KERJA TERSEDIA 214 Hari/thn
G. PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG
HEMODIALISA.
Berdasarkan rumusan dari PERNEPRI menetapkan 1 perawat HD melayani 2 pasien
HD.
Jumlah pasien pagi 10 = 5 orang
2 2
Jumlah pasien sore 10 = 5 orang
2 2
10-5 = 5
Sementara ini jumlah perawat 5 orang di tambah 1 kepala ruangan. Berdasarkan
jumlah pasien yang dilayani di ruangan Hemodialisa berjumlah 20 pasien/ hari
kebutuhan tambahan perawat di unit hemodialisa sebanyak 5 orang.

H. FAKTOR KOREKSI
Kapasitas mesin HD di ruangan Hemodialisa adalah sebanyak 14 unit, dan
untuk sementara ini jumlah mesin HD yang beroperasi sebanyak 10 unit. Perencanaan
akan menambah jumlah mesin HD sebanyak 5 unit dengan rincian 4 unit di ruangan
HD dan 1 unit ditempatkan di ruangan ICU.

I. FASILITAS DI RUANGAN HEMODIALISA


Fasilitas yang ada diruangan Hemodialisa yaitu
- Mesin Hemodialisa untuk pasien berjumlah 10 unit.
- Troli Obat 1
- Troli emergensi 1
- Selimut pasien 10 set
- Alat-alat rumah tangga seperti : tv, lemari cabinet, loker perawat, lemari
laken, meja, kursi, kulkas, dispenser, AC
J. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan diruangan Hemodialisa yaitu :
a. Penambahan mesin HD sebanyak 5 unit
b. Pelatihan BTCLS
c. Mengikuti seminar PERNEPRI
d. Perawatan mesin HD
e. Penambahan pegawai HD
f. Pengontrolan kebersihan dan kerapihan ruang Hemodialisa.
g. Meminimalisir resiko infeksi nosocomial dengan
- memberlakukan aturan menggunakan alat perlindungan diri ( APD ) yang
maximal bagi tenaga perawat untuk pasien yang menular.
- Melarang anak-anak dibawah umur 10 tahun memasuki ruangan
Hemodialisa.
h. Peningkatan tingkat kenyamanan pasien dengan :
- Pengontrolan jumlah pengunjung, maximal 2 orang.
- Satu pasien satu penunggu.
- Tidak memperkenankan pengunjung untuk duduk diatas tempat tidur
pasien yang kosong.
- Tidak memperkenankan pengunjung untuk menggelar tikar di lantai
- Pemasangan pengharum ruangan.
i. Peningkatan komunikasi terapeutik seperti :
- Perawat selalu memperkenalkan diri kepada pasien, terutama pada pasien
baru
- Memanggil pasien dengan namanya.
j. Pengukuran vital sign dilakukan setiap 1 jam minimal 2 X/ shift.

K. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA RUANGAN


1. Membuat perencanaan
a. Membuat atau menunjuk ketua tim atau ka tim diruangan beserta tugas-
tugasnya.
b. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien yang dibantu perawat.
c. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
tingkat ketergantungan pasien yang dibantu oleh perawat.
d. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
e. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
f. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing penerapan proses keperawatan.
- Menilai asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru masuk.
g. Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
h. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
i. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metoda penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas anggota perawat secara jelas.
d. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas, dan
mengatur tenaga yang ada setiap hari.
e. Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.
f. Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada ditempat kepada ka
tim.
g. Mengembangkan kemampuan anggota.
3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada anggota perawat.
b. Memberikan pujian kepada anggota perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pasien.
e. Membimbing anggota perawat yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
f. Meningkatkan kolaborasi.
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan anggota
perawat mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervise :
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melaluilaporan langsung secara lisan dan memperbaiki kelemahan-
kelenahan yang ada pada saat ini.
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilakukan ( didokumentasikan ), mendengar
laporan dari perawat anggota.
c. Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama.

Anda mungkin juga menyukai