هلل وحده
أشهد أن ال اله اال هللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى األمانة ونصح,يضلله فلن تجد له وليا مرشدا
اللهم صل وسلم على نبينا محم د وعلى آل ه وص حبه ومن دع ا,لألمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها ال يزيغ عنها اال هلك
وقال هللا تع الى في محكم. فيا عباد هللا اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى هللا وطاعته لعلكم تفلحون, أما بعد.بدعوته الى يوم الدين
: رجيم يطان ال وذ باهلل من الش د أع ل بع التنزي
)102 : يَا َأيُّهَا ال ِذينَ َمنوا اتقوا َ َحق تقاتِ ِه َو ت ُموتن ِإ َو نت ْم ُم ْسلِ ُمونَ (ال عمران
ُ ْ َأ اَّل َّ ُ َ اَل َ ُ َّ هَّللا ُ َّ ُ َآ َّ
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal
melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw.
Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita
mengalami peningkatan dan perbaikan….
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana
perintah Allah dalam Al-Qur’an:
Banyak di antara kita yang salah presepsi bahwa neraka itu hanya untuk orang-orang kafir dan
munafik. Ada pula yang lebih keliru lagi sambil berspekulasi : Hidup ini hanya sekali. Akhirat adalah
urusan nanti. Akibatnya, kita merasa tenang-tenang saja setelah kita menjadi Muslim dan Mukmin
secara formal. Lebih celaka lagi, berbagai dosa dan maksiatpun dilakukan tanpa malu pada
Allah Ta’ala, Tuhan Pencipta. Perlu kita ketahui bahwa formalitas keislaman dan keimanan kita sama
sekali tidak akan menolong kita di akhirat nanti jika kita tidak melaksanakan kosekuensi-konsekuensi
keislaman dan keimanan itu secara baik dan utuh.
Sesungguhnya neraka itu bukan hanya tempat hukuman yang amat pedih bagi orang-orang kafir,
musyrik dan munafik. Neraka juga diperuntukkan bagi orang-orang Mu’min yang tidak menaati
(durhaka) dan lalai terhadap hukum Allah yang Allah tetapkan untuk manusia selama mereka hidup
di dunia.
Akan tetapi, neraka juga menjadi tempat hukuman bagi orang-orang yang beriman yang tidak
menjalankan nilai-nilai keimanan secara utuh dan menyeluruh saat mereka hidup di dunia. Mereka
ini disebut orang-orang yang durhaka pada Allah dan Rasul-Nya dan lalai dari mengingat Allah dan
ancaman akhirat.
Di antara bentuk kedurhakaan dan kelalaian yang menyebabkan orang Mu’min masuk Neraka itu
ialah :
1. Melakukan penyimpangan ekonomi, bisnis dan keuangan seperti, tidak mau membayar zakat,
menumpuk harta tanpa peduli terhadap nasib orang-orang miskin dan anak yatim, memakan
makanan yang haram, seperti darah, bangkai, babi, binatang yang disembelih dengan menyebut
selain nama Allah, atau diperoleh dengan cara yang haram seperti pelacuran, khamar, mencuri,
korupsi, mengurangi sukatan, timbangan, ukuran, takaran dan spesifikasi pekerjaan, penipuan,
berbuat curang, judi, riyswah (sogok-menyogok), pemerasan, pungutan liar (pungli), memark-up nilai
proyek melebihi harga pasar, jual beli yang tidak didasari kejujuran dan kerelaan pihak-pihak terkait,
warisan yang tidak diperoleh dengan sistem yang sudah ditentukan Allah, mengambil hak fakir
miskin berupa zakat dan infak yang diamanahkan Allah dalam hartanya, serta memakan uang masjid,
yayasan, bantuan sosial dan bencana alam atau uang jama’ah, perkumpulan dan organisasi yang
belum jelas menjadi hak mereka.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang bathil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak
dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka
akan mendapat) siksa yang pedih, (34) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam Neraka
Jahannam, lalu distrika dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”.(35)” (Q.S. Attaubah (9) : 34 – 35)
2. Memakan harta yang diperoleh dengan cara riba, termasuk bunga bank. Allah menjelaskan
sebagai berikut:
الَّ ِذينَ َيْأ ُكلُونَ الرِّ بَا ال يَقُو ُمونَ ِإال َك َما َيقُو ُم الَّ ِذي يَتَخَ بَّطُهُ ال َّش ْيطَانُ ِمنَ ْال َمسِّ َذلِكَ بَِأنَّهُ ْم قَالُوا ِإنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل ال ِّربَ ا َوَأ َح َّل هَّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم
ُ ق هَّللا
ُ ) يَ ْم َح275( َار هُ ْم فِيهَ ا خَالِ ُدون ِ َّص َحابُ الن ْ ك َأ َ الرِّ بَا فَ َم ْن َجا َءهُ َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ِه فَا ْنتَهَى فَلَهُ َما َسلَفَ َوَأ ْم ُرهُ ِإلَى هَّللا ِ َو َم ْن َع ا َد فَُأولَِئ
)276( ار َأثِ ٍيم ٍ َّت َوهَّللا ُ اَل ي ُِحبُّ ُك َّل َكف
ِ ص َدقَا
َّ الرِّ بَا َويُرْ بِي ال
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni Neraka;
mereka kekal di dalamnya.(275) Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (276)” (Q.S. Al-
Baqarah (2) : 275 – 276).
3. Tidak mau diingatkan pada hukum Allah yang ditetapkan untuk manusia di dunia dan bangga
berbuat dosa-dosa (pelanggaran-pelanggaran hukum Allah), khususnya larangan melakukan
kerusakan di atas bumi, seperti lingkungan, hutan dan binatang. Allah jelaskan dalam firman-Nya:
4. Tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk Hidup dan dasar hukum dalam menata
kehidupan semasa di dunia. Allah menjelaskannya dalam firman-Nya:
)125( ص يرًا ِ َت ب ُ ) قَ ا َل َربِّ لِ َم َح َش رْ تَنِي َأ ْع َمى َوقَ ْد ُك ْن124( ض ْن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْع َمى َ ًض ع َْن ِذ ْك ِري فَِإ َّن لَهُ َم ِعي َشة َ َو َم ْن َأ ْع َر
( ت َربِّ ِه َولَ َع َذابُ اآل ِخ َر ِة َأ َش ُّد َوَأ ْبقَى ا ي آب ْ
ن م ْؤ
ِ َ ِ ِ ُ ْ َ ََ ف ي مَ لو ر ْ
س َأ ْ
ن م ي
َ ِز َْج ن ل
ََ ِك ذَ َ
ك و ) 126 ( ى س ْ
ن ُ ت م ي ْ
ال
َ َ ِْ َ َ ِكَ َو ل َ
ذ َ
ك و اه َ ت ي َس نَ ف َا نُ ت اَ َال َك َذلِكَ َأتَ ْتك
ي آ َ َق
)127
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an), maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan
buta”. (124) Berkatalah ia: “Ya Tuhan Penciptaku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam
keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? (125) Allah berfirman:
“Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada hari ini kamu pun dilupakan”.(126) Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui
batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di Akhirat itu lebih
berat dan lebih kekal.(127),”(Q.S. Thaha (20) : 124 – 127).
5. Memakan harta anak yatim. Memakan harta anak yatim itu bisa karena harta itu merupakan hak
mereka sebagai warisan dari orang tua mereka yang telah meninggal dunia, ataupun melalui
pengumpulan dana atas nama mereka, namun tidak digunakan untuk kepentingan mereka kecuali
sedikit dengan alasan biaya manajemen dan sebagainya. Hukuman memakan harta anak yaitim itu di
akhirat amatlah berat. Allah menjelaskannya:
)10( ِإ َّن الَّ ِذينَ يَْأ ُكلُونَ َأ ْم َوا َل ْاليَتَا َمى ظُ ْل ًما ِإنَّ َما يَْأ ُكلُونَ فِي بُطُونِ ِه ْم نَارًا َو َسيَصْ لَوْ نَ َس ِعيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim (tidak adil), sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam Neraka Sa’ir (api yang
menyala-nyala)” (10) (Q.S. An-Nisa’ (4) :10)
6. Memiliki habit (kebiasaan) meninggalkan shalat lima waktu, tidak mau memberi makan orang-
orang miskin dan suka membahas masalah yang bathil dan sistem hidup yang yang bathil (tidak
sesuai dengan sistem Allah), serta tidak percaya pada hari pembalasan. Allah menjelaskan dalam
firman-Nya:
8. Tidak beriman kepada Allah disebabkan tidak memiliki tanggung jawab sosial, khususnya terkait
dengan upaya penyelesaian masalah kemiskinan karena lemahnya iman pada Allah. Hal tersebut
dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
10. Menyiksa orang-orang Mu’min dan membuat mereka mengalami kesulitan dalam kehidupan
dunia karena mereka komitmen (berpegang teguh) pada nilai-nilai keimanan dan keislaman. Allah
menjelaskan dalam firman-Nya:
11. Menghalang-halangi dan menghambat orang-orang Mu’min berzikir pada Allah dan segala
kegiatan yang terkait dengan agama Allah di Masjid dan berupaya merusak dan menghancurkannya.
Allah menginformasikan hal tersebut dalam firman-Nya:
َ ظلَ ُم ِم َّم ْن َمنَ َع َم َسا ِج َد هَّللا ِ َأ ْن ي ُْذ َك َر فِيهَا ا ْس ُمهُ َو َس َعى فِي خَ َرابِهَا ُأولَِئ
ٌ ك َما َكانَ لَهُ ْم َأ ْن يَ ْد ُخلُوهَا ِإال خَاِئفِينَ لَهُ ْم فِي ال ُّد ْنيَا ِخ ْز
ي َولَهُ ْم ْ َو َم ْن َأ
)114( َظي ٌم ِ فِي اآْل ِخ َر ِة َع َذابٌ ع
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah
dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk
ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat
kehinaan dan di Akhirat mendapat siksa yang berat.(114)” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 114)
12. Melalaikan shalat fardhu (lima waktu sehari), lalai dalam shalat, riya’ (mengharapkan pujian
manusia) dalam shalat dan tidak mau membantu orang lain dengan harta yang berharga. Allah
menjelaskan dalam firman-Nya:
)7( َ) َويَ ْمنَعُونَ ْال َما ُعون6( َ) الَّ ِذينَ هُ ْم يُ َراءُون5( َصالتِ ِه ْم َساهُون َ فَ َو ْي ٌل لِ ْل ُم
َ ) الَّ ِذينَ هُ ْم ع َْن4( َصلِّين
“Maka Wail (lembah Neraka Jahannam) bagi orang-orang yang shalat (4) (yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya,(5) orang-orang yang berbuat riya’. (6) dan enggan (menolong dengan) barang
berguna.(7)” (Q.S. Al-Maa’uun (107) : 4 – 7)
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah menghindarkan kita dari dosa dan maksiat tersebut yang
menyebabkan pelakunya masuk neraka. Dan semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga
Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhadak, dan shalihin sebagaimana
Allah himpun kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin…
بارك هللا لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من اآليات و الذكر الحكيم أق ول ق ولي ه ذا وأس تغفر هللا لي ولكم إن ه تع الى
جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم