Anda di halaman 1dari 6

KETERAMPILAN BERBICARA

Meresensi Buku Keterampilan Berbicara


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbicara
Dosen Pengampu: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Disusun Oleh
Fadia azzahra 11190130000000
Rizkia Afdaliah 11190130000079
Risanti Nurhiayanti 11190130000090

Semester : 2C

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTARs

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayat-Nya
sehinga saya dapat menyelesaikan tugas pribadi “Membuat Resensi Buku Keterampilan
Berbicara” pada mata kuliah Pembelajaran Berbicara. Salawat serta salam saya hanturkan
kepada Baginda Nabi Muhammad Saw.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah ini, serta teman-teman dan pihak lain yang telah memberikan referensi
dalam pembuatan tugas ini. Semoga tulisan sederhana ini dapat membantu bagi siapapun
yang membacanya.
Sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan akan kritik dan saran untuk membangun tugas
ini lebih baik lagi.

Tangerang Selatan, 23 Maret 2020


Akhlak dalam bertetangga dan bermasyarakat
Islam mengajarkan etika dalam kehidupan bermasyarakat agar tercipta kerukunan
dan hubungan yang baik antar sesame manusia (hablum minannas). Terlebih terhadap
tetangga sebagai orang yang tempat tinggalnya dekat dengan kita.1
Bahkan, perhatian islam kepada tetangga sampai pada tingkatan yang tiada
tandingannya dalam sejarah hubungan social manusia. Hal ini bias dilihat dalam hadist Nabi
saw “Jibril senantiasa mewasiatiku tentang tetangga, sehingga aku mengira bahwa ia akan
menjadikannya sebagai ahli waris” (HR. Bukhari Muslim).
Akhlak yang baik merupakan sifat para nabi, rasul, dan orang-orang pilihan dari
kalangan orang-orang mukmin. Meskipun mereka diperlakukan buruk oleh kaum mereka,
tetapi mereka tidak membalas keburukannya. Bahkan, mereka justru memberikan maaf,
bersikap toleran, dan senantiasa berbuat baik kepada orang-orang yang menyakiti mereka.
Tetangga itu mengandung empat arti:
a. Orang yang tinggal serumah dengan kita
b. Orang yang rumahnya menempel dengan rumah kita
c. Empat puluh orang yang rumahnya terletak di samping rumah kita
d. Orang yang tinggal satu negri dengan kita2
Adapun yang perlu diperhatikan dalam kehidupan bertetangga antara lain sebagai
berikut:
1. Berbuat baik kepada tetangga.
Senantiasa berbuat baik kepada tetangga dan sebaliknya kita tidak boleh
mengganggu ataupun menyakitinya. Berbuat baim kepada tetangga merupakan
pencerminan iman seseorang.
2. Menghormati pemberian tetangga
Jika tetangga memberi sesuatu, hendaklah diterima dengan senag hati dan jangan
lupa ucapkanlah terima kasih.
3. Mengimbangi kebaikan tetangga
Membalas suatu kebaikan untuk mengimbangi pemberiannya agar terjaga dan
terbina kerukunan hidup.
4. Bersikap husnudzhan.

1
Mahmud Sya’roni, Cermin Kehidupan Rasul (Semarang: Penerbit Aneka Ilmu, 2011), hlm. 276.
2
Muh. Suhadi, Syarah Hadist Arbain An-nawawiyyah (Surakarta: Ziyad, 2016), hlm. 144.
Tidak berprasangka buruk, menyelidiki aib orang lain apalagi menebar isu atau
gossip karena disamping berdosa juga akan mencemarkan nama baik sesorang dan
menyebabkan permusuhan.
5. Turut berbagi rasa
Turut berduka cita apabila tetangga mendapatkan musibah. Turut bersuka cita
apabila tetangga mendapatkan anugrah.
6. Peduli terhadap tetangga
Hendaklah tetangga yang berkecukupan (mampu) memperhatikan tetangga
sekitarnya yang kurang mampu
7. Senantiasa memenuhi undangan tetangga
Bila diundang untuk suatu keperluan hendaklah datang memenuhinya.
8. Memprioritaskan tetangga yang lebih dekat
Bila ingin member hadiah atau suatu barang atau makanan terhadap tetangga dan
barang ersebut terbatas maka hendaklah memprioritaskan kepada tetangga yang paling
dekat.
9. Mengerti hak dalam bertetangga
Dalam Hadist Riwayat Ath-thabrani hak tetangga sebagai berikut:
 Apabila sakit
 Apabila terkena musibah
 Apabila meminjam sesuatu
 Apabila memperoleh rezeki
 Tidak menyakitinya dengan haruma sedap masakan3

Akhlak terhadap alam


Yang disebut dengan alam yaitu segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi atau di
dunia dan segala isinya. Dimana manusia dan semua makhluk dalam ekosistem kehidupan
yang masing-masing hidup saling ketergantungan.
Allah swt. Menciptakan manusia sebagai khalifatullah fil ardhi artinya manusia diberi
wewenang mengurus, mengolah dan mengatur alam dan kekayaan yang terkandung di

3
Loc.Cit.,hlm. 277.
dalamnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia itu sendiri, baik yang berada di
daratan maupun di lautan.
Oleh karena itu kita hendaklah dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan
alam harus diperhatikan keseimbangannya agar kelestarian alam terjaga dan alam tetap
bersahabat dengan kita. Adapun etika terhadap alam sebagai berikut:
1. Memanfaatkan alam
Allah menciptakan manusia sebagai pemakmur di bumi agar dapt megolah,
mengatur, memanfaatkan kekayaan alam untuk kesejahteraan umat manusia itu sendiri
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
2. Menjaga keseimbangan alam
Memanfaatkan kekayaan alam agar tidak terjadi kerusakan seperti penbangan
hutan secara liar hingga menjadi gundul, pembuangan limbah industry ke laut sehingga
terjadi pencemaran air lalut yang menyebabkan kematian ikan-ikan.
3. Berdoa ketika hujan
Bila hujan turun hendaklah berdoa memohon kepada Allah akan kebaikan agar
hujan yang turun membawa rahmat bukan musibah dam malapetaka.
4. Jangan mencerca angin
Tidak boleh mencerca angin, kerena ia mengikuti perintah Allah, adakalanya
berhembus membawa rahmat dan adakalanya datang membawa adzab.
5. Meminta perlindungan kepada Allah akan kebaikan angin yang ia kirimkan
Memohon akan kebaikan angin yang berhembus
6. Berdoa ketika ayam berkokok
Hendakalah kita berdoa ketika ayam berkokok, ketika kuda meringkik, dan ketika
anjing menggonggong.
7. Berdoa ketika mendengar petir
Berdoalah ketika mendengar petir agar pendapat perlindungan dan dijauhi dari
murka Allah
8. Tidak boleh menghina atau menyepelekan ciptaan Allah
Tidak boleh mengartikecilkan ciptaan Allah karena semua yang tercipta ada
manfaatnya
9. Melakukan shalat gerhana
Gerhana bulan atau gerhana matahari tidaklah terjadi karena mati atau lahirnya
seseorang melainkan keduanya dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk
memperingatkan kepada hamba-hambanya agar mereka bertakwa kepada-Nya. Maka
hebdaklah berdoa kepada Allah, melakukan shalat dan bersedekahlah.
10. Berdoa ketika melihat hilal (bulan tsabit)
11. Berdoa di waktu pagi dan waktu sore
Setiap menyongsong waktu pagi dan sore hendaknya kita senantias berdoa
memohon perlindungan dari segala kejahatan manusia dan jin.
12. Berdoa ketika melihat matahari terbit
Matahari sebagai tanda awal kehidupan memulai aktivitas usaha, berkerja,
berdagang, dan lain-lain. Hendaknlah mengawalinya dengan dengan doa agar
dimudahkan dalam dan diberikan kelapangan serta dijauhkan dari kesulitan.
13. Tidak boleh mengutuk masa
Pergantian siang dan malam merupakan kehendak Allah. Dialah Ssebagai
pencipta masa dan kuasa untuk menghentikan pergantian keduanya
14. Sayang terhadap binatang
Tidak menyiksa dan membunuh binatang yang tidak mengganggu. Jika binatang
tersebut mengganggu dan membahayakan maka bunuhlah dengan baik dan jangan
sesekali membakar atau menyiksa secara keji.
15. Tidak menjadikan hewan sebagai sasaran adu tembak
Hal demikian dilarang karena merupakan penyiksaan bagi binatang, merusak
dirrinya dan menghilangkan nilainya serta meninggalkan manfaatnya bila binatang
tesebut merupakan binatang sembelihan.
16. Tidak mengadu binatang
17. Menjaga dan melestarikan lingkungan
Melestarikan lingkungan dapat dilakukan dengan cara reboisasi dan penanaman
pohon-pohon lindung dan pohon-pohon lainnya karena ini bermanfaat bagi kehidupan
baik manusia maupun hewan-hewan lainnya.
18. Mengeksploitasi alam secara wajar dan imbang
Tidak melakukan penebangan hutan secara liat yang mengakibatkan erosi tanah,
banjir, dan pembunuhan dan pemburuan binatang liar berakibatkan ketidakseimbangan
ekosistem kehidupan.
19. Tidak mengkambing hitamkan sesuatu dengan alam
20. Memperlakukan binatang peliharaan sesuai dengan kemampuannya4

4
Ibid., hlm. 341.

Anda mungkin juga menyukai