Hal. 43-50

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Metodologi Katastropi

Tak soal bagaimana berhasilnya kita mengadaptasi regresi linear untuk masalah-masalah
peramalan pertumbuhan dan penurunan, ada sebuah kondisi yang harus ada: Proses yang kita
usahakan untuk dipahami dan diekstrapolasi haruslah lancar dan berkelanjutan. Namun
menyediakan wawasan yang berguna.
Metodologi katastropi terlalu kompleks untuk dikaji di sini. Namun demikian, kita harus
mengerti beberapa asumsi utama dan penerapannya di dalam analisis kebijakan publik :
1. Proses diskontinyu. Banyak proses-proses penting dalam fisika, biologi, dan sosial
tidak bersifat kurva linear; mereka juga kasar dan diskontinyu. Sebuah contoh dari
proses diskontinyu dalam realitas sosial adalah pergeseran yang mendadak dalam
kebijakan publik yang seringkali mengikuti evolusi yang lembut dan bertahap dalam
opini publik tentang isu kebijakan tertentu.
2. Sistem sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh. Sistem sosial sebagai sebuah
keseluruhan (whole) seringkali memperlihatkan perubahan yang tidak semata-mata
merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya. Pergeseran yang tiba-tiba dapat
berlangsung di dalam stuktur sistem sosial secara keseluruhan, sekalipun bagian-
bagian dari sistem itu berubah secara bertahap dan pelan. Misalnya, opini publik
tentang isu kebijakan utama dapat meledak secara tiba-tiba, menciptakan debat atau
konfrontasi yang intensif, sementara pada waktu yang sama opini para warga negara
secara individual berevolusi secara bertahap. Mirip dengan itu, kebijakan publik dapat
bergeser sekonyong-konyong, walaupun arah dari opini publik berubah secara
bertahap.
3. Penundaan secara inkremental. Dalam usaha untuk menjaga atau membangun
dukungan publik, pembuat kebijakan cenderung untuk memilih kebijakan yang
melibatkan perubahan inkremental terhadap praktik dan rutinitas yang telah ada.
4. Perubahan kebijakan securu katastropik. Pembuatan kebijakan secara inkremental
menunda perubahan katastropik sampai titik paling yang dimungkinkan, sebagian
karena perubahan evolutif secara pelan dalam opini dari kelompok-kelompok penentu
yang tidak menghendaki adanya perubahan arah secara mendadak. Pada suatu titik
waktu pembuat kebijakan dipaksa untuk membuat pergeseran yang sekonyong.
konyong dan diskontinyu dalam kebijakan guna mempertahankan dukungan rakyat.
Sejauh ini, penerapan utama dari metodologi katastropi dalam analisis kebijakan publik
adalah pada wilayah opini publik. Pergeseran tiba-tiba dan diskontinyu dalam kebijakan
energi Jerman Barat, misalnya, dapat dijelaskan dengan menggunakan metodologi katastropi.
Diperlihatkan bagaimana perubahan yang bertahap dalam opini publik, bersama-sama dengan
penundaan inkremental, menghasilkan suatu keputusan untuk secara tiba-tiba menghentikan
rencana pembuatan pembangkit listrik tenaga nuklir di Kaiserstuhl, suatu wilayah pertanian
yang terletak di atas Sungai Rhine di negara bagian Baden Wurttemberg." Mengikuti dengar
pendapat umum, pembangunan pabrik segera dimulai, segera diikuti oleh aksi duduk dan
demonstran yang harus diusir secara paksa. Selama waktu tersebut, opini publik bergeser
secara bertahap ke arah dukungan terhadap petani di wilayah itu.
Metodologi katastropi menyediakan konsep dan teknik untuk memahami proses kebijakan
yang diskontinyu. Namun demikian, ini merupakan seperangkat konsep dan metode
ketimbang suatu "teori".
Dengan demikian, ini berada di atas asumsi bahwa proses yang diskontinyu yang diamati di
waktu lalu akan mengulang dirinya sendiri di waktu yang akan datang. Sementara metodologi
katastropi berusaha untuk memberikan alasan teoretik yang masuk akal bagi berlangsungnya
peristiwa di masa depan (dalam perbandingannya dengan keyakinan semata-mata bahwa pola
yang dijumpai di masa lalu akan terulang di masa yang akan datang), metodologi paling baik
dipandang, setidak- tidaknya untuk saat ini, sebagai suatu bentuk peramalan ekstrapolatif. Ini
lebih merupakan suatu cara untuk memikirkan masa depan kebijakan yang tidak kontinyu
daripada untuk membuat prediksi yang diturunkan dari teori.

PERAMALAN TEORETIK
Metode peramalan teoretik membantu analis membuat prediksi tentang situasi masyarakat di
masa depan atas dasar asumsi teoretik dan data masa lalu maupun masa kini. Berbeda dengan
peramalan ekstrapolatif, yang menggunakan asumsi tentang berulangnya sejarah untuk
membuat proyeksi, peramalan teoretik didasarkan pada asumsi tentang sebab dan akibat yang
terkandung di dalam berbagai teori. Sementara logika dari peramalan ekstrapolatif itu pada
umumnya induktif, logika dari peramalan teoretik pada umumnya deduktif.

Anda mungkin juga menyukai