PROES
IN-PUT OUT-PUT
TRANSFORMASI
Feedback
a. Input dari model sistem adalah tuntutan dan dukungan yang melibatkan kelompok
kepentingan dan kelompok penekan.
b. Dalam proses kebijakan publik melibatkan infastruktur politik (LSM, Ormas, Partai
politik, media massa, dan kelompok kepentingan) maupun suprastruktur politik
(legislatif, eksekutif, & yudikatif).
c. Output dari proses tersebut adalah kebijakan publik baik berupa UU, Perpres, Perda,
dan sebagainya.
4. a. Urutan hierarki kebijakan publik dari pusat sampai daerah, yaitu
1) Undang-undang merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh DPR
dengan persetujuan dengan bersama Presiden.
2) Peraturan Pemerintah merupakan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
3) Peraturan/Keputusan Presiden merupakan peraturan/keputusan yang dibuat oleh
Presiden.
4) Peraturan Menteri merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
Menteri.
5) Peraturan Daerah merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh DPRD
dengan persetujuan dengan bersama kepala daerah.
6) Peraturan/Keputusan Gubernur merupakan peraturan/keputusan yang dibuat oleh
Gubernur.
7) Peraturan/Keputusan Walikota/Bupati merupakan peraturan/keputusan yang dibuat
oleh Walikota/Bupati.
b. Konvensi yang menjadi kebijakan salah satunya adalah upacara bendera setiap tanggal
17 Agustus. Konvensi tersebut kini telah berubah menjadi kebijakan yang tertuang
dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di
Sekolah. Sebelum peraturan tersebut terbit, upacara setiap tanggal 17 Agustus hanya
sebatas peraturan yang tidak tertulis namun disepakati.
5. Dari sudut pandang politik, kebijakan publik boleh jadi dianggap sebagai salah satu hasil
dari perdebatan panjang yang terjadi di ranah negara dengan aktor-aktor yang mempunyai
berbagai macam kepentingan. Dengan demikian, kebijakan publik tidak hanya dipelajari
sebagai proses pembuatan kebijakan, tetapi juga dinamika yang terjadi ketika kebijakan
tersebut dibuat dan diimplementasikan. Pasca perang dunia kedua, ilmuwan sosial
(khususnya politik) mencoba untuk mencari sebuah fokus baru mengenai studi politik yaitu
mengenai hubungan negara dan masyarakat (warga negara). Sebelumnya, studi politik hanya
berkutat pada institusi pemerintahan yang selanjutnya disebut sebagai negara. Selanjutnya,
studi politik terus mengalami perkembangan dari fokus studinya yang berupa negara. Studi
tersebut tidak hanya melihat negara sebagai aktor tunggal dan netral, tetapi juga di dalamnya
terdapat kontestasi, khususnya ketika menentukan sebuah kebijakan. Selanjutnya, studi
tersebut berkembang pada tahun 1970-an, khususnya setelah terbitnya tulisan Harold
D.Laswell tentang Policy Science. Selanjutnya, yang disebut sebagai Policy Science menurut
Laswell, fokus atau kajian ilmu politik tidak hanya selalu melihat struktur pemerintahan atau
kebiasaan aktor politik yang ada, tetapi juga mengenai sesuatu yang benar-benar dilakukan
oleh pemerintah. Pendekatan tersebut selanjutnya fokus pada kebijakan publik atau proses
pembuatan kebijakan publik.