Anda di halaman 1dari 2

Sintalia Dewi Zulaikha/M1901002

Keperawatan Semester 7
UAS

1. Tuliskan hadits arbain no 14, dan kandungan hikmah yang dapat diambil bagi kehidupan
seorang perawat!
2. Jelaskan konsep halal dan haram dalam kehidupan muslim!
3. Apa yang dimaksud dengan syubhat, bagaimana contoh nya dan ceritakan sikap anda
terhadap hal tersebut!

Jawab :
1. َ‫ه‬-َ‫هَ ُد َأ ْن الَ ِإل‬-‫الَ يَ ِحلُّ َد ُم ا ْم ِرٍئ ُم ْسلِ ٍم يَ ْش‬: ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫َع ِن اب ِْن َم ْسعُوْ ٍد َر‬
‫ ِة [رواه‬-‫ق لِ ْل َج َما َع‬ ُ ‫ار‬- ِ ُ -َ ‫ف‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ه‬
ِ ِ‫ْن‬
‫ي‬ ‫د‬
ِ ِ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ‫ار‬ َّ
ِ َ ِ ‫ت‬‫ال‬ ‫و‬ ‫س‬ ْ
‫ف‬ َّ ‫ن‬‫ال‬ِ ‫ب‬ ُ‫س‬ ْ
‫ف‬ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫و‬
َ ،‫ي‬ِ ‫ن‬‫ا‬ َّ
‫ز‬ ‫ال‬ ُ‫ِّب‬ ‫ي‬َّ ‫الث‬ : ‫ث‬
ٍ َ ‫ال‬َ ‫ث‬ ‫َى‬
‫د‬ ْ‫ح‬‫ِإالَّ هللاُ َوَأنِّي َرسُوْ ُل ِإ ِِإ‬
‫ب‬ َّ ‫ال‬ ِ ‫هللا‬
]‫البخاري ومسلم‬

Hadits ini bersangkutan dengan keperawatan bahwasanya asalnya darah seorang muslim
yang bertauhid haram ditumpahkan ketika ia bersyahadat laa ilaha illallah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan shalat, dan menunaikan zakat
sebagaimana disebutkan dalam hadits nomor delapan sebelumnya dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma. Dan menumpahkan darah seorang muslim adalah haram dan
termasuk dosa besar.
2. Konsep halal dan haram bagi kehidupan masyarakat sebenarnya masuk ke konsep islam,
Konsep Islam mengenai halal dan haram meliputi seluruh kegiatan ekonomi manuisa,
terutama yang berhubungan dengan produksi dan konsumsi, baik dalam hal kekayaan dan
makanan. Rasulullah bersabda: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamr berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib panah, adalah
termasuk perbuatan setan.

3. Dalam Islam, syuhbat adalah sesuatu yang masih diperdebatkan hukumnya berdasarkan
Alquran dan sunnah. Dikutip dari buku 40 Pesan Nabi Untuk Setiap Muslim oleh Fahrur
Mu’is, S.Pd.I, M.Ag, dkk., ketidakjelasan terhadap perkara halal dan haram ini dijelaskan
oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdillah Nu’man bin Basyir
berikut:
Rasululullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram
itu jelas. Di antara keduanya, terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar)
yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka, siapa yang takut terhadap syubhat
berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, ia akan terjerumus dalam perkara
yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan
gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, lambat laun dia
akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan. Ketahuilah bahwa
larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam tubuh ini
terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk
maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati." (HR AI-Bukhari dan
Muslim)

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa jika seseorang tidak mengetahui dengan
jelas status halal dan haramnya suatu perkara, maka sebaiknya ia meninggalkan perkara
tersebut agar tidak terjerumus dalam perkara haram. Hal ini juga ditegaskan oleh
Rasulullah dalam hadits berikut:
“Tinggalkanlah apa yang meragunkanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.” (HR.
At-Tirmidzi)
Adapun macam macam syuhbat dan contohnya:
 Sesuatu yang diketahui sebagai perkara haram, namun bercampur dengan yang
halal.
Contoh dari kasus ini adalah daging binatang yang diharamkan untuk dimakan,
sebab ia meragukan penyembelihannya. Maka, daging tersebut digolongkan
dalam perkara syuhbat
 Sesuatu yang diketahui halal namun timbul keraguan sebab keharamannya.
Contoh dari kasus ini adalah seseorang yang ragu antara terjadinya hadast ketika
ia sedang menunaikan sholatnya
 Sesuatu yang tidak diketahui asal dan status halal atau haramnya.
Contoh dari kasus ini adalah Sikap yang paling baik adalah menghindari keraguan
tersebut karena tidak diketahui dengan jelas status halal dan haramnya. Seperti
yang dilakukan Rasulullah ketika menemukan sebuah kurma di tanah rumahnya.
Beliau memilih untuk tidak memakannya karena khawatir kurma tersebut berasal
dari harta sedekah.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Rasulullah SAW
bersabda:
“Saat aku kembali ke rumah, aku menemukan kurma di tanah rumahku. Kalau
saja aku tidak khawatir bahwa sebutir kurma ini berasal dari barang sedekah,
tentu sudah aku makan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai