Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN FISIK

a. Kepala

b. Rambut

c. Wajah

d. Mulut

e. Gigi

f. Telinga

g. Hidung

h. Leher
Leher dikatakan normal apabila tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran limfe dan tidak ditemukan bendungan vena jugularis
(Romauli, Suryati. 2011). Adanya pembesaran limfe atau getah bening
menandakan bahwa ibu kemungkinan adanya infeksi dan adanya
bendungan vena jugularis menandakan ibu memiliki penyakit jantung.
(Manuaba, I. B., 2013)

i. Dada

j. Payudara
Adakah hiperpigmentasi areola mamae, putting payudara menonjol atau
tidak. (Manuaba, I. B., 2013). Pada usia kehamilan setelah 12 minggu, dari
puting susu dapat mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih yang
disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari asinus yang mulai
bersekresi. Sejak usia kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, kolostrum
yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung
lemak (Romauli, Suryati. 2011)

k. Abdomen
Perbedaan abdomen nulipara perut tegang, pusat menonjol, dan rahim
tegang. Pada multipara perut longgar, menggantung, banyak striae, pusat
tidak begitu menonjol dan perut agak lunak. (Manuaba I. B., 2013)

l. Genetalia
Pada genetalia dilakukan pemeriksaan adanya pengeluaran fluor. Apabila
ada pengeluaran fluor kemungkinan ibu terinfeksi dan terkena trikomonas
vaginalis atau kandida albikans ataupun terinfeksi vaginosis bakterialis.
Apabila di vulva terdapat kondiloma matalata dan akuminata
kemungkinan ibu terinfeksi virus, jika ukurannya besar maka persalinan
sebaiknya dengan SC. Selain itu pada vagina terdapat perubahan warna
menjadi biru, hal ini dapat terjadi karena hipervaskularisasi. Pada ibu yang
multigravida biasanya terdapat luka perineum karena bekas episiotomi.
(Manuaba I.B., 2013)

m. Anus

n. Ekstermitas
Menurut Marmi (2011), ibu hamil trimester III sering mengalami edema
dependen yang disebabkan oleh kongesti sirkulasi pada ekstremitas
bawah, peningkatan kadar permeabilitas kapiler dan tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk atau pada vena kava
inferior ketika berbaring. Jika edema muncul tidak hanya di ekstremitas
bawah, tapi juga muncul pada muka, tangan, dan disertai proteinuria serta
hipertensi perlu diwaspadai adanya preeklampsia. Menurut Manuaba I. B.,
(2013), varises terjadi pada kaki dan betis. Varises dapat terjadi karena
pengaruh dari estrogen dan progesteron, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat. Reflek patella normal jika tungkai bawah akan sedikit
tendon diketuk. Jika gerakan berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin
merupakan tanda preeklamsia. Bila reflek patella negatif kemungkinan
pasien mengalami kekurangan B1 (Romauli, Suryati. 2011).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada ibu hamil,
menurut Nurjasmi (2016), antara lain:
a. Pemeriksaan Darah
Menurut Salma, Hajjah (2013), beberapa pemeriksaan darah yang
diperlukan yaitu diantaranya :
a) Golongan Darah
Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila
diperlukan transfuse darah saat persalinan.
b) Hitung Darah Lengkap Pemeriksaan hitung darah lengkap meliputi :
1. Hemoglobin
Pemeriksaan terhadap Hb diulang pada minggu ke – 28 sampai 32
ketika efek hemodelusi makin tampak dan kadang pada minggu ke
– 36. Bila diketahui nilainya rendah, maka diperlukan tindakan.
Suplemen zat besi tidak diperlukan pada ibu yang mengonsumsi
diet cukup zat besi dan yang nilai Hb - nya normal.
2. Veneral Disease Research Laboratory (VDRL)
Dilakukan untuk mengetahui adanya sifilis. Tidak semua hasil
positif menunjukkan sifilis aktif. Pemeriksaan awal akan
memungkinkan ibu diobati dalam rangka mencegah infeksi janin.
3. Status Imun Rubella
Ibu harus dianjurkan untuk menghindari kontak dengan orang yang
mengalami penyakit ini. Penyelidikan untuk gangguan darah lain.
Ini dianjurkan pada ibu dan pasangannya dari kelompok etnik
tertentu, misalnya penyakit sel sabit atau talasemia. Bila ibu
merupakan carrier salah satu penyakit ini, darah pasangannya harus
diuji. Pasangan akan diberi konseling dan manajemen genetik
selama kehamilan.
4. Skrining Hepatitis B
Ini sekarang dianjurkan dalam upaya mengurangi resiko penularan
perinatal, morbiditas dan mortalitas bayi.
5. Skrining Sitomegalovirus dan Toksoplasmosis
Ini tidak rutin dilakukan pada kehamilan.

b. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I digunakan untuk
mengetahui penentuan adanya kehamilan intrauterine, penentuan adanya
denyut jantung janin, penentuan usia kehamilan, penentuan kehamilan
kembar, perdarahan pervaginam, terduga kehamilan ektopik, terdapat
nyeri pelvik, terduga adanya kehamilan mola, terduga adanya tumor pelvik
atau kelainan uterus, dan membantu tindakan invasi seperti pengambilan
sempel jaringan vilikoriales. Pada pemeriksaan USG pada trimester II dan
III digunakan untuk penentuan usia kehamilan, evaluasi pertumbuhan
janin, terduga adanya kematian janin, terduga kehamilan kembar, terduga
kelainan volume cairan amnion, evaluasi kesejahteraan janin, ketuban
pecah dini atau persalinan preterm, penentuan presentasi janin, terduga
inkompentensia servik, terduga plasenta previa, terduga solusio plasenta,
kecurigaan adanya kelainan kromosomal (usia ibu > 35 tahun atau hasil tes
biokimiawi abnormal), evaluasi kelainan kongenital pada kehamilan
sebelumnya, terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus dan
membantu tindakan invasi (amniosentesis, kordosentesis atau
amnioinfusi). (Saifuddin, Abdul Bari. 2016)
c. KSPR
Diperlukan untuk mengetahui termasuk Kehamilan Risiko Rendah (KRR),
Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
(KRST) (Kemenkes RI, 2020).

Anda mungkin juga menyukai