Anda di halaman 1dari 13

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume XI No. 2, Juni 2020


Page : 93-105

GERAKAN LITERASI SEKOLAH: PELAKSANAAN,


HAMBATAN, DAN SOLUSI (STUDI KASUS DI SD GHUFRON
FAQIH SURABAYA)

Indi Rizka Aisyi, Syamsul Ghufron, M Thamrin Hidayat, Dewi Widiana Rahayu.

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, E-mail: indirizkaaisyi@gmail.com

Abstrak: Tujuan dari penelitaian ini adalah untuk mendeskripsikan gerakan literasi sekolah di
sekolah SD Ghufron Faqih Surabaya. Penelitaian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian ini adalah guru kelas SD Ghufron Faqih. Data penelitian ini dikumpulkan
dengan teknik wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan instrumen pedoman
wawancara. Analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SD Ghufron Faqih memiliki tiga
tahapan yaitu tahapan pembiasaan, tahapan pengembangan, dan tahapan pengembangan, setiap
tahapan pelaksanaan memiliki hambatan dan solusi masing-masing. Gerakan literasi sekolah yang
ada di SD Ghufron Faqih juga sangat berperan dalam meningkatkan minat membaca dan
meningkatkan kualitas prestasi peserta didik.

Kata Kunci: gerakan literasi sekolah, pelaksanaan, hambatan, solusi.

Abstrac: The purpose of this research is to describe the school literacy movement in the Ghufron
Faqih Elementary School in Surabaya. This research is classified as a qualitative descriptive study.
The source of the data of this study was the elementary school teacher Ghufron Faqih. The data of
this study were collected by interview techniques and documentation using interview guide
instruments. Data analysis uses data reduction, data display, and verification. The results showed
that the implementation of the school literacy movement at the Ghufron Faqih Elementary School
had three stages, namely the habituation stage, the development stage, and the development stage,
each stage of implementation had their own obstacles and solutions. The school literacy movement
in Ghufron Faqih Elementary School also plays a role in increasing interest in reading and
improving the quality of student achievement.

Keywords: school literacy movement, implementation, obstacles, solutions.

PENDAHULUAN
Budaya literasi di Indonesia saat siswa kelas IV SD dalam hal membaca
ini belum menggembirakan. Kebiasaan berada pada urutan ke 45 dari 48 negara
membaca di kalangan masyarakat masih dengan skor 428 dari skor rata-rata 500
rendah. Minat baca di sekolah dasar pun yang diriset (IEA, 2012). Data temuan
tergolong rendah. Realita yang ada UNESCO (2012) yang berkaitan dengan
menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 kebiasaan membaca masyarakat
kemampuan literasi membaca siswa di Indonesia, yaitu hanya terdapat 1 (satu)
Indonesia masih sangat rendah dari 1.000 masyarakat Indonesia yang
dibandingkan dengan literasi siswa di membaca (Kemendikbud, 2016: 2).
negara lain. Menurut Hidayat (2018: Rendahnya kebiasaan membaca itu
810), berdasarkan survei yang dilakukan terutama terjadi di sekolah dasar yang
PIRLS (Progress in International belum menggalakkan kebiasaan literasi.
Reading Literacy Study) pada tahun Adanya permasalahan tersebut
2011, siswa sekolah dasar di Indonesia mendorong pemerintah untuk membuat
masih menempati urutan bawah suatu kebijakan yang dapat mengatasi
dibandingkan dengan siswa di negara rendahnya minat membaca siswa yaitu
lain. Data PIRLS tahun 2011 dengan melalui program Gerakan
menyimpulkan bahwa kemampuan Literasi Sekolah (GLS). Program ini

93
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

dicanangkan melalui Peraturan Menteri bentuk yang beragam untuk membaca,


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 menulis, mendengarkan, berbicara,
Tahun 2015. Dalam Permen tersebut melihat, menyajikan pendapat, dan
dijelaskan bahwa salah cara untuk berpikir kritis tentang ide-ide (Abidin,
menumbuhkan budi pekerti seseorang 2017:1). Dalam Kamus Besar Bahasa
adalah melalui kegiatan membaca Indonesia, literer adalah (sesuatu yang)
selama 15 menit sebelum kegiatan berhubungan dengan tulis-menulis. Saat
apapun seseorang diajak dalam ini, literasi atau literer memiliki definisi
menumbuhkan minat membaca supaya dan makna yang sangat luas. Literasi
memiliki wawasan dan pengetahuan bisa berarti melek teknologi, politik,
yang lebih luas. berpikiran kritis, dan peka terhadap
GLS adalah salah satu upaya lingkungan sekitar. Literasi adalah
pemerintah untuk mejadikan sekolah kemampuan membaca dan menulis
sebagai salah satu cara pembelajaran seseorang dalam mengolah, memahami
yang melibatkan warganya literat informasi serta dapat dijadikan sebagai
melalui kegiatan publik (Kemendikbud, keterampilan menulis, membaca,
2016:2). Berdasarkan Peraturan Menteri berbicara menjadikan sebuah prestasi
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 seseorang melalui gagasan,
Tahun 2015 Adanya program ini ialah menyampaikan ide dan dapat
salah satunya untuk meningkatkan minat menyelesaikan masalah.
baca peserta didik serta dapat menambah Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan agar dapat dikuasai zaman dalam lingkup sekolah ditemukan
lebih baik. Buku bacaan berisi tentang banyak sekali minat membaca peserta
cerita kearifan lokal, nilai-nilai moral didik pada saat melaksanakan GLS
dan lain-lain, serta dapat disampaikan mengalami penurunan, dan saat ini GLS
sesuai dengan jenjang peserta didik sedang berupaya untuk menjalankan 3
(Faradina, 2017:61). tahapan yang dimiliki yaitu tahapan
Penyelenggaraan gerakan pembiasaan, tahapan pengembangan,
literasi sekolah dapat dikatakan sebagai dan tahapan pembelajaran Tahapan demi
salah satu pembiasaan proses dalam tahapan mulai berproses namun disetiap
mencerdaskan peserta didik. Didalam tahapan pasti memiliki hambatan.
suatu proses harus ada pembiasaan Berdasarkan paparan di atas,
pelaksanaan gerakan literasi sekolah. penulis tertarik melakukan penelitian
Berdasarkan rangkuman kajian pustaka berjudul Pelaksanaan Gerakan Literasi
yang saya kutip literasi disekolah Sekolah, Hambatan, dan Solusinya
memang belum terlaksana secara (Studi Kasus di SD Ghufron Faqih
optimal dan sempurna yaitu masih Surabaya.
terlihat mengalami naik turun serta Penelitian ini bertujuan
kurangnya prestasi siswa yang ia miliki mendeskripsikan pelaksanaan Gerakan
terkait dengan penelitian-penelitian yang Literasi Sekolah di SD Ghufron Faqih
sudah dilakukan, penelitian tersebut Surabaya yang difokuskan pada: (1)
dapat digunakan sebagai panduan bagi pelaksanaan GLS pada tahap pembisaan,
peneliti untuk melakukan penelitian (2) pelaksanaan GLS pada tahap
lebih lanjut. pengembangan, (3) pelaksanaan GLS
Literasi adalah sebagai pada tahap pembelajaran, (4) hambatan
kemampuan seseorang untuk pelaksanaan GLS, (5) solusi guru dalam
menggunakan bahasa dan gambar dalam mengatasi hambatan.

94
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 105-

METODE Penelitian ini menggunakan


Penelitian ini merupakan teknis analisis data kualitattif yang
penelitian deskriptif kualitatif karena meliputi reduksi data (pemilahan data),
mendeskripsikan suatu kejadian, display data (penyajian data) dan
peristiwa, fenomena yang sedang verifikasi (Sugiyono, 2017: 247). Pada
diamati dengan objek kondisi yang saat mereduksi data penulis hanya
alamiah yang tidak dapat diukur dengan memilih dan memfokuskan data yang
angka. Arikunto (2010:151) menyatakan diperlukan saja. Selanjutnya data
bahwa penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk teks yang
mengumpulkan data berdasarkan faktor- sederhana dan sistematis. Langkah
faktor yang menjadi pendukung objek berikutya data diverifikasi hingga
penelitian, kemudian menganalisisnya mendapatkan simpulan yang valid dan
untuk mencari peranannya. Penelitian dapat dipercaya.
kualitatif menurut Cresswel adalah Penulis melakukan pengecekan
penelitian yang menghasilkan keabsahan data dengan menggunakan
penemuan-penemuan yang tidak dapat teknik trianggulasi, menggunakan bahan
dicapai dengan menggunakan prosedur referensi. Trianggulasi dilakukan dengan
statistik atau cara-cara lain dari mengecek data kepada sumber yang
kuantifikasi (Rahmat, 2009:2). sama dengan teknik yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan di SD Dalam penelitian kali ini, bahan
Ghufron Faqih yang beralamat Jl. referensi yang digunakan untuk
Sombo jl. Sombo No. 36-38, pembahasan adalah script hasil
Simolawang, Kec. Simokerto, kota wawancara dengan guru sekolah,
Surabaya, Jawa timur. Penelitian sedangkan untuk dokumentasi berupa
dilaksanakan pada bulan Maret sampai hasil foto pada saat pelaksanaan GLS.
Mei 2020. Data tersebut dikumpulkan
dengan teknik wawancara dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumentasi. Teknik wawancara HASIL
digunakan untuk mengumpulkan data Pelaksanaan Pembiasaan GLS di SD
pelaksanaan program literasi pada Ghufron Faqih Surabaya
tahapan pembiasaaan, tahapan Tahap pembiasaan GLS
pengembangan, tahapan pembelajaran di difokuskan pada indikator-indikator
SD Ghufron faqih Surabaya. Data berikut: (1) kegiatan 15 menit membaca,
dokumentasi digunakan untuk (2) buku yang dibaca, (3) keterlibatan
mengumpulkan data SOP (Standar pendidik dan tenaga kependidikan, (4)
Operasional Prosedur). perpustakaan, (5) sudut baca dan teks di
Pada penelitian kali ini, teknik setiap kelas, (6) poster kampanye
dokumentasi yang digunakan bersumber membaca, (7) keterlibatan publik dalam
dari data siswa di SD Ghufron Faqih pengembangan GLS, dan (8) dukungan
Surabaya. Selain itu, dokumentasi juga lingkungan sekolah terhadap GLS.
diambil dari dokumen hasil belajar siswa Kegiatan membaca 15 menit
di SD Ghufron Faqih Surabaya, Kegiatan membaca selama 15
sedangkan dokumentasi berupa foto menit, di sekolah sd Ghufron faqih
diambil pada saat pelaksanaan kegiatan sudah dilaksanakan dari mulai tahun
Gerakan Literasi Sekolah berlangsung 2015 sampai sekarang yang melibatkan
baik di sudut kelas maupun di dari semua kalangan yang ada di
perpustakaan. Kegiatan Gerakan Literasi lingkungan sekolah, utamanya untuk
Sekolah ini dilaksanakan dengan cara seluruh siswa di sekolah dasar ini mulai
siswa wajib membaca selama 15 menit dari kelas rendah sampai kelas tinggi
setiap harinya. Dalam pengumpulan dilakukan dengan setiap hari di awal
data, digunakan instrumen berupa setelah membaca do’a pembuka sebelum
pedoman wawancara dan alat perekam. pembelajaran dimulai. Untuk dikelas

95
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

rendah siswa membaca bacaan masih mulai dari buku cerita, majalah dll.
didampingi oleh guru dengan membaca Selain itu juga di tiap dinding kelas
nyaring dan bersama-sama, sedangkan terdapat portofolio siswa yang
untuk yang dikelas tinggi siswa terpampang di dinding jadi kelas dapat
membaca bacaan tanpa didampingi oleh dikatakan sebagai kelas yang kaya akan
guru dengan membaca dalam hati secara tulisan atau teks. Poster kampanye
individu. membaca juga ada di setiap kelas.
Kegiatan membaca bacaan Keterlibatan publik
dikelas rendah untuk waktunya mulai Keterlibatan publik dalam
dari 10-15 menit sedangkan untuk pengembangan GLS saat ini sekolah
dikelas tinggi untuk waktu yang berupaya melibatkan orang tua dan serta
dibutuhkan mulai dari 15-20 menit. elemen masyarakat ungtuk
Kegiatan membaca 15 menit bukan mengembangan GLS di lingkungan
hanya dilakukan pada saat dikelas rumah maupun disekolah.
namun ada juga jadwal tertentu disetiap Dukungan lingkungan sekolah
kelasnya untuk membaca di terhadap GLS yaitu sekolah membelikan
perpustakaan setiap satu minggu sekali buku-buku baru untuk perpustakaan dan
dengan bergiliran. sudut beca kelas karena buku-buku yang
Buku yang dibaca ada di sudut baca sekolah masih minim
Buku yang dibaca oleh siswa dan masih kurang banyak.
yaitu buku non pelajaran misalnya buku
cerita, buku majalah, koran, buku Pelaksanaan Pengembangan GLS di
dongeng dan lain-lain, setelah membaca SD Ghufron Faqih Surabaya
siswa mencatat judul yang telah mereka Tahap pengembangan GLS
baca. difokuskan pada indikator-indikator
Keterlibatan pendidik dan tenaga berikut: (1) kegiatan menanggapi buku
kependidikan pengayaan, (2) koleksi buku pengayaan,
Keterlibatan literasi ini bukan (3) kegiatan menanggapi bacaan , (4)
hanya untuk siswa namun juga mengapresiasi capaian literasi, (5) tim
melibatkan warga yang ada disekitar literasi sekolah.
lingkungan sekolah misalnya kepala Kegiatan menanggapi buku pengayaan
sekolah, guru, orang tua, tata usaha, Kegiatan menanggapi buku
petugas keamanan sekolah, petugas pengayaan setiap hari dilakukan oleh
kebersihan dan lain-lain dengan waktu siswa pada saat pembelajaran karna
15 menit, guru juga ikut membaca pada pengayaan sangat penting untuk
saat mendampingi siswa. mengoreksi mencari benar dan salahnya
Perpustakaan siswa saat mengerjakan soal. Setiap
Perpustakaan di sekolah dasar kelas memiliki buku pengayaan sesuai
ghufron faqih ini terletak di sebelah dengan tingkatannya.
utara lantai satu di perpustakaan ini Koleksi buku pengayaan
terdapat buku-buku non-pelajaran Koleksi buku pengayaan
tersusun rapi di rak buku, buku-buku bervariasi setiap sekolah pasti memiliki
yang ada di perpustaan ini bukan hanya uku pengayaan yang bervariasi dan
untuk siswa namun buku untuk guru berbagai macam model pembelajaran,
juga ada. selain menyimpan buku akan tetapi disekolah ini hanya terdapat
diperpustakaan juga ada di sudut baca 1-2 buku pengayaan yang bervariasi.
kelas. Kegiatan menanggapi bacaan
Sudut baca disekolah Kegiatan menanggapi bacaan
Sudut baca di sekolah ini setiap hari setelah kegiatan membaca
terdapat disetiap sudut kelas untuk siswa menerapkan menanggapi dengan
menyimpan buku-buku non-pelajaran cara aktivitas lisan, tertulis dan melalui
dengan berbagai koleksi buku bacaan seni. Dikelas satu dan dua siswa

96
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

menanggapi bacaan melalui gambar dan memberikan pertanyaan dan menjawab


aktivitas lisan, dikelas tiga dan empat bersama-sama, memberikan tugas
siswa menanggapi bacaan melalui kepada siswa untuk menyimpulkan
tertulis, dan aktivitas lisan, dikelas lima bacaan yang telah siswa baca, atau juga
dan enam siswa menangggapi bacaan memberikan tugas kepada siswa dengan
melalui aktivitas lisan, tertulis dan menyimpulkan bacaan melalui gambar.
melalui seni. Kesimpulan
Gerakan Literasi sekolah adalah
Apresiasi guru terhadap capaian salah satu program kegiatan membaca
literasi yang sangat baik untuk diterapkan pada
Apresiasi guru terhadap capaian lingkup pendidikan. Hal ini dikarenakan
literasi siswa disekolah ini telah pengaruh Gerakan Literasi Sekolah yang
melakukan apresiasi biasanya guru dapat memicu kemajuan prestasi negara
memberikan reward atau hadiah kecil Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa
untuk siswa yang sudah mencapai tingkat pendidikan dan minat baca di
capaian literasi misalnya siswa rajin Indonesia terbilang masih rendah. Dapat
membaca, siswa dapat menyimpulkan, dibuktikan dengan data dari Organisasi
siswa dapat membaca dengan lancar, Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan
dan lain-lain. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Tim literasi disekolah Nations Educational, Scientific and
Tim literasi disekolah Cultural Organization/UNESCO) yang
merupakan petugas perpustakaan dan menunjukkan bahwa persentase minat
guru-guru yang ada disekolah selain itu baca anak Indonesia berada di angka
setiap bulannya sekolah mendapat tamu 0,01 persen (Hutapea, 2019).
dari pemerintah kota yang bertugas pada Dalam hal ini, GLS dapat
literasi untuk mengecek kegiatan literasi menjadi salah satu inovasi untuk
setiap satu bulan sekali. mengubah tingkat prestasi dan minat
baca siswa yang semula kurang baik
Pelaksanaan Pembelajaran GLS di menjadi lebih baik. GLS melibatkan
SD Ghufron Faqih Surabaya seluruh siswa untuk lebih gemar
Tahap pembelajaran GLS difokuskan membaca. Tujuannya adalah agar siswa
pada indikator-indikator berikut: (1) dapat menambah wawasan baru,
Strategi membaca dalam meningkatkan menambah kosakata baru dalam
pemahaman, (2) kegiatan menanggapi berbahasa, siswa juga dapat
bacaan. meningkatkan nilai mata pelajaran
Strategi membaca dalam meningkatkan khususnya mata pelajaran Bahasa
pemahaman Indonesia, serta dapat menumbuhkan
Strategi membaca dalam kreatifitas siswa dalam keterampilan
meningkatkan pemahaman setiap guru menulis dan berpikir kritis.
mempunyai strategi masing-massing
untuk meningkatkan pemahaman bacaan HAMBATAN DAN SOLUSI GLS DI
siswa yang dilakukan adalah siswa SEKOLAH SD GHUFRON FAQIH.
diperintahkan untuk membaca ulang Pada pelaksanaan gerakan
bacaan jika masih belum dimengerti literasi sekolah dalam penelitian kali ini,
oleh siswa mereka dapat menanyakan ditemukan beberapa hambatan.
hal yang tidak ia pahami kepada guru. Hambatan yang utama terjadi pada siswa
Ada juga guru yang memberikan kelas rendah. Hal tersebut dikarenakan
pertanyaan langsung kepada siswa siswa pada kelas rendah rata-rata masih
tentang apa yang dia belum ketahui. belum bisa membaca. Solusi pada
Kegiatan menanggapi bacaan hambatan kali ini yaitu guru harus
Kegiatan menanggapi bacaan terlebih dahulu mengenalkan huruf atau
biasanya dilakukan oleh guru adalah abjad sebelum mengajari siswa

97
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

membaca. Di sisi lain, perlu ada campur pernah disediakan di perpustakaan


tangan dari orang tua juga dibutuhkan sekolah. Selain itu variasi tersebut juga
saat siswa berada di rumah. Orang tua harus diimbangi dengan melakukan
harus ikut ambil bagian dalam refresh pada sumber pustaka di
mengajarkan anak latihan membaca. perpustakaan sekolah. Refresh sumber
Caranya adalah dengan mengajarkan pustaka di perpustakaan sekolah harus
cara membaca dengan mengeja kepada dilakukan secara berkala seperti 2 bulan
anak. Setelah anak terbiasa membaca sekali.
dengan dieja terlebih dahulu, orang tua Hambatan lain yang terjadi pada
mulai membiasakan anak untuk penelitian kali ini yaitu kurang
membaca tanpa mengeja. menariknya strategi yang digunakan
Hambatan lain yang terjadi untuk mengingkatkan pemahaman
adalah seringkali ditemukan siswa yang bacaan siswa. Solusinya yaitu dengan
malas membaca. Siswa lebih memilih cara guru harus mencari strategi menarik
untuk bermain bersama temannya saat baru untuk membuat siswa lebih tertarik
waktu luang atau waktu istirahat. membaca. Dengan begitu, siswa dapat
Mereka lebih memilih bersenang-senang lebih mudah untuk menganalisis bacaan
daripada membaca buku. Hambatan ini yang telah ia baca sebelumnya. Salah
dapat diatasi dengan strategi yang dipilih satu contoh strategi menarik yang dapat
oleh guru. Guru harus memilih dan digunakan guru adalah drama atau
menggunakan strategi yang menarik bermain peran. Melalui strategi drama
untuk meningkatkan minat membaca (bermain peran), siswa akan secara
anak. Diperlukan juga adanya inovasi langsung mempraktikkan dan bermain
dan kreasi baru yang harus dilakukan dengan emosinya. Hal tersebut dapat
pada buku-buku di sudut baca kelas. berfungsi untuk pemahaman siswa.
Cara tersebut dapat dilakukan dengan Siswa akan lebih mudah memahami alur
menambah buku bacaan baru yang cerita dan makna drama tersebut. Hal itu
bergambar. Tujuan dari inovasi ini akan memudahkan siswa untuk bisa
adalah karena siswa akan lebih tertarik menjawab pertanyaan dan menganalisis
saat melihat buku yang dilengkapi makna/inti dari cerita.
dengan gambar. Tidak jarang ditemukan
siswa yang berebut buku bacaan dengan PEMBAHASAN
temannya, ataupun siswa yang membaca Berdasarkan hasil temuan
buku padahal ia sudah membaca buku paparan penelitian diatas, dapat
yang sama secara berulang-ulang. Solusi diketahui bahwa program pendidikan
dari permasalahan tersebut yaitu dengan Gerakan Literasi Sekolah yang ada di
cara selalu memberikan dorongan SD Ghufron Faqih Surabaya memiliki
kepada siswa untuk membaca, atau peran penting dalam meningkatkan
dapat juga dengan memberikan tugas minat membaca dan mengembangkan
rangkuman kepada siswa. Dengan prestasi peserta didik. Sekolah SD
begitu, mau ataupun tidak siswa harus Ghufron Faqih Surabaya telah
tetap membaca. melaksanakan GLS sesuai dengan
Kurangnya variasi pada buku indikator pada panduan GLS dengan
pengayaan yang berada di perpustakaan masing-masing tahapan pelaksanaan.
juga menjadi hambatan dalam Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
melaksanakan gerakan literasi. Hal ini pelaksanaan GLS di SD Ghufron Faqih
dapat diatasi dengan cara pihak layanan Surabaya masih belum maksimal. Hal
perpustakaan untuk menambahkan tersebut dapat diketahui dari banyaknya
variasi pada buku pengayaan. hambatan-hambatan yang terjadi saat
Menambah variasi pada buku pengayaan penelitian.
dapat dilakukan dengan memilih buku Tahapan Pembiasaan
pengayaan yang sebelumnya belum

98
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

Pembiasaan merupakan suatu berupa novel, cerpen, cerita fiksi, cerita


aktivitas yang dilakukan secara petualangan, maupun cerita rakyat.
berulang-ulang agar menjadi sebuah Siswa SD lebih diarahkan untuk cerita
kebiasaan. Adapun kebiasaan yang yang mengandung nilai optimisme,
terjadi pada Gerakan Literasi Sekolah inspiratif, dan imajinatif.
kali ini adalah kebiasaan membaca buku Peserta didik dibebaskan untuk
bacaan selama 15 menit, membaca memilih buku bacaan yang disukainya.
nyaring, menyimpan buku di Buku-buku yang ada di pojok baca
perpustakaan, dan juga menerapkan biasanya dibaca pada saat kegiatan
lingkungan sekolah yang kaya akan literasi membaca, jam istirahat, dan saat
literasi. Penjelasan dari masing-masing jam kosong.
kebiasaan tersebut adalah sebagai Keterlibatan pendidik dan tenaga
berikut: kependidikan
Kegiatan membaca 15 menit Keterlibatan pendidik dan
Kegiatan membaca 15 menit tenaga kependidikan juga terlibat dalam
merupakan kegiatan yang ada dalam gerakan literasi sekolah ini untuk
pelaksanaan gerakan literasi yang dibaca membiasakan dan mengembangkan
pada waktu sebelum pelajaran dimulai peserta didik serta semua yang ada
serta membaca bersama-sama maupun dalam lingkungan sekolah bukan hanya
individu dengan suara nyaring atau siswa namun semua juga terlibat dalam
membaca dalam hati. Hasil temuan agar gemar membaca. Dalam hal ini
tersebut sesuai dengan penelitian masih belum ditemukan adanya
Antasari (2017:24-25) yang mengatakan penelitian lain yang membahas tentang
bahwa pembiasaan GLS yaitu dilakukan tentang pengembangan gerakan literasi
dengan membaca nyaring dengan sekolah dengan melibatkan pendidik dan
membaca buku non pelajaran maupun tenaga kependidikan.
pelajaran selama 15 menit atau lebih. Perpustakaan dan Sudut baca
Hal tersebut juga didukung dengan disekolah
pendapat Hastuti (2018), yang Perpustakaan adalah tempat
menyatakan bahwa tahap pembiasaan menyimpan buku-buku bacaan dan
yakni mengarahkan sisa untuk membaca menyimpan buku pelajaran. hal ini
buku pengayaan selama 15 menit diperkuat dengan penelitian Antasari
sebelum pelajaran dimulai. Gumono (2017:24-25) Area kaya literasi bukan
(2018:308) bahwa di sekolah SMP hanya didalam kelas dan perpustakaan
Negeri 4 Kota Bengkulu telah tetapi dapat membaca ditempat kolam
melaksanakan beberapa program literasi, ikan, kebun, area halaman, dan masjid.
seperti kegiatan 15 menit membaca buku Dan juga sekolah dapat menciptakan
nonpelajaran, jurnal membaca, lingkungan kaya teks dimulai dari ruang
penghargaan pengunjung perpustakaan, kelas, dengan penuh poster motivasi.
sudut baca dan pondok belajar, serta Labudasari (2018:8) mengatakan bahwa
kunjungan perpustakaan daerah. menciptakan lingkungan yang kaya teks,
Buku yang dibaca menata sarana dan lingkungan yang
Buku yang dibaca dalam kaya akan literasi dan memberikan
pelaksanaan gerakan literasi sekolah kesempatan siswa untuk dapat memilih
adalah buku non-pelajaran baik itu buku buku bacaan di SD yang sesuai dengan
dongeng, majalah, koran, dll. hal ini minatnya.
didukung dengan pendapat Akbar Keterlibatan publik
(2017:1063) yang berpendapat bahwa Keterlibatan publik ada didalam
memilih buku bacaan tidak semua buku gerakan literasi sekolah untuk mengajak
dapat dibaca oleh siswa SD, karena mengembangkan peserta didik dan
harus disesuaikan dengan usia siswa warga dilingkungan sekolah agar gemar
bagi anak usia SD buku bacaan dapat membaca. Hal ini juga diperkuat dengan

99
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

penelitan yang dilakukan oleh Hal ini selaras dengan penelitian


Wandasari (2017:340) sumber daya Hastuti(2018:33-34) juga menjelaskan
yang terlibat untuk kebijakan GLS, yaitu hal yang sama bahwa sekolah beupaya
manajemen terbuka terhadap masukan- untuk memfasilitasi gerakan literasi
masukan. Dari pihak manajemen nanti dengan menyediakan buku pengayaan
disampaikan ke guru-guru. sehingga yang disediakan di perpustakaan dan di
kebijakan atau program tidak hanya sudut baca sekolah serta menciptakan
berasal dari kepala sekolah. Orangtua lingkungan kaya teks untuk
juga dilibatkan dalam proses ini dan mengkampanyekan gerakan literasi
berkolaborasi dengan seluruh guru dan sekolah.
karyawan. Kegiatan menanggapi bacaan
Dari Hasil temuan diatas bahwa Kegiatan menanggapi bacaan
pembiasaan GLS sangat berpengaruh adalah untuk mengembangkan gerakan
terhadap peserta didik dan sekolah literasi sekolah dengan cara menanggapi
dalam membentuk pembiasaan siswa buku bacaan dalam bentuk lisan, tulis,
serta lingkungan sekolah untuk gemar maupun seni. Hal ini diperkuat dengan
membaca sedini mungkin dengan hasil penelitian Marlini(2019:427) yang
memberikan kesempatan siswa agar menyatakan bahwa kegiatan
dapat memilih buku bacaan yang menanggapi bacaan dilakukan dengan
mereka sukai untuk dibaca serta dapat cara sesi tanya-jawab yang di pandu
menciptakan lingkungan sekolah yang oleh guru. Kegiatan ini diwaktu yang
kaya akan literasi. bersamaan setelah membaca yaitu
Tahapan Pengembangan dengan memahami bacaan, meringkas
Pengembangan merupakan suatu proses bacaan, menyimak bacaan, menulis dan
pembelajaran yang menghasilkan sebuah memilah informasi yang terkandung
karya, ide, dll. Dalam hal ini tahap pada bacaan. Ini juga yang dimaksud
pengembangan meliputi 1) Kegiatan dengan tahap pengembangan karna
menanggapi buku pengayaan, 2) Koleksi siswa mampu menceritakan kembali
buku pengayaan, 3) Kegiatan bacaan yang telah dibaca dengan
menanggapi bacaan, 4) Apresiasi guru bahasanya sendiri, dan juga siswa juga
terhadap capaian literasi, 6) Tim literasi dapat mengembangkan menceritakan
disekolah. kembali dengan cara bermain peran
Kegiatan menanggapi buku pengayaan Apresiasi guru terhadap capaian
Kegiatan menanggapi buku literasi
pengayaan sudah menjadi pembiasaan Apresiasi guru terhadap capaian
pada saat selesai mengerjakan tugas Literasi adalah bentuk penghargaan
maupun selesai membaca. Hal tersebut yang diberikan untuk siswa agar lebih
juga didukung dengan pendapat giat lagi dalam mengembangkan
penelitian Desiska(2019:143) yang literasinya. Hal ini sama dengan
berpendapat bahwa Guru juga biasanya penelitian Hidayah (2018:38) yang
memberikan pertanyaan manfaat apa membahas tentang tahap pengembangan
yang siswa dapat dari kegiatan membaca dalam literasi ia mengungkapkan bahwa
dan mengajak siswa untuk menerapkan Sekolah akan memberikan penghargaan
membaca dalam kehidupan sehari-hari kepada peserta didik yang berbakat dan
hal ini juga termasuk dalam kegiatan memiliki prestasi. Peserta didik yang
menanggapi pengayaan. berhasil meraih juara dalam perlombaan
maka akan diberikan tropi, seritifikat,
Koleksi buku pengayaan dan uang pembinaan dari
Koleksi buku pengayaan adalah penyelenggaran lomba sekaligus dari
sebagai media dalam mengembangkan sekolah. Adapun penghargaan dari
literasi dengan adanya buku pengayaan kegiatan literasi yaitu peserta didik
dapat berguna untuk pengayaan siswa. mendapat alat tulis, jajan, dan bintang

100
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

yang ditempelkan didinding kelas untuk (2) skemata-baca-coba, (3) skemata-


ditukarkan dengan nilai tambahan. baca-jawab, (4) pertanyaan-baca-coba,
Tim literasi disekolah (5) tujuan-baca-tulis, (6) skemata-baca-
Setiap sekolah pasti memiliki pertanyaan, (7) tujuan-dengarkantulis,
tim literasi untuk mensukseskan (8) skemata-baca-cerita, (9) tujuan-baca
kegiatan literasi diperkuat oleh hasil cerita, (10) pertanyaan-baca-jawab, (11)
penelitian Gumono(2018:307) dapat tujuan baca- jawab, dan (12) pertanyaan-
diketahui bahwa pentingnya dibentuk baca-tulis. Pola skemata-baca-jawab
Tim Literasi Sekolah atau sejenisnya merupakan pola yang paling sering
yang mengatur kegiatan literasi di muncul pada buku tematik siswa. Pada
sekolah. Struktur Organisasi TLS di tahap pembelajaran ini literasi bukan
Sekolah terdiri atas Ketua TLS (guru) hanya untuk buku non-pelajaran saja
dan anggota (minimal ada pengurus tetapi ada juga buku pengayaan seperti
perpustakaan/taman baca sekolah dan buku tematik ini didalam buku ini
guru lain). Posisi TLS dalam Struktur memang terdapat bacaan dan dalam
Organisasi Sekolah setara dengan Tim tahapan ini ada kegiatan menanggapi
Adiwiyata sekolah. bacaan, menanggapi buku pengayaan.
Dari Hasil temuan diatas bahwa kegiatan menanggapi bacaan.
tahap pengembangan GLS juga Pada tahap pembelajaran juga
berpengaruh terhadap sekolah dan siswa ada kegiatan menanggapi bacaan karena
dalam mengembangkan kreativitasnya biasanya ada teks disetiap buku
dalam membuat sebuah karya serta pelajaran siswa. Hal ini diperkuat
dapat membantu siswa dalam mencari dengan hasil penelitan Menurut Nurjaya
dan mengembangkan minat bakat yang (2017:8-9) menyatakan hal yang sama
ia miliki. tentang tahapan pembelajaran dalam
Tahapan Pembelajaran pembelajaran Bahasa Indonesia, yakni
Pembelajaran merupakan serangkaian (1) guru merasa lebih mudah meminta
proses yang dilakukan oleh siswa dan siswa untuk mem-baca berbagai macam
guru untuk memperoleh ilmu teks dalam pembela-jaran Bahasa
pengetahuan baru, penguasaan keahlian Indonesia karena siswa telah memiliki
siswa serta dapat membentuk sikap dan kebiasaan membaca yang baik, (2) guru
kepribadian siswa juga dapat merasa sangat terbantu dengan hadirnya
mengembangkan kreativitas agar fasilitas yang mendukung kegiatan
menjadi semakin lebih baik lagi. Tahap literasi, seperti perpustakaan sekolah
pembelajaran GLS difokuskan pada yang lengkap, pojok baca, perpustakaan
indikator-indikator berikut: (1) Strategi maya, hingga perpustakaan kelas, (3)
membaca dalam meningkatkan siswa dapat menyegarkan pikiran setelah
pemahaman, (2) kegiatan menanggapi seharian membaca dan mempelajari
bacaan. buku pelajaran, (4) siswa dapat
Strategi membaca dalam meningkatkan menambah wawasan tentang berbagai
pemahaman hal, seperti sastra atau apa pun yang
Strategi membaca dalam disukai. Fangestika (2018:7) juga
meningkatkan pemahaman adalah upaya mengatakan bahwa Pada tahap
guru dalam membantu siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan
meningkatkan pemahaman pada sekolah telah melakukan kegiatan
kegiatan literasi sekolah. Hal ini menanggapi bacaan dalam bentuk
diperkuat oleh hasil penelitian GLS pada aktivitas lisan, tertulis, seni, kriya, dll.
tahapan pembelajaran menurut Dari hasil temuan tersebut
Wulandari (2017: 122) menyatakan bahwa tahap pembelajaran GLS juga
bahwa kegiatan literasi pada buku memiliki pengaruh terhadap guru dan
tematik siswa berjumlah 12 pola Pola siswa dalam pembelajaran dapat
tersebut adalah (1) skemata-baca-tulis, membantu siswa dalam melancarkan

101
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

bacaan, memahami bacaan serta dapat mereka waktu 15 menit sangat berharga
wawasan baru untuk siswa. untuk belajar dibandingkan harus ikut
Hambatan kegiatan membaca buku nonpelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dalam kegiatan literasi.
tentang pelaksanaan gerakan literasi Dalam hal ini terlihat jelas
sekolah juga terdapat hambatan yang bahwa di sekolah SD Ghufron Faqih
dimiliki yaitu siswa malas membaca, Surabaya telah menerapkan indikator
merasa cepat bosan membaca dll. Hal ini yang ada pada panduan Gerakan Literasi
diperkuat oleh hasil penelitian GLS pada Sekolah dasar.
hambatan yang dimiliki menurut
Pradana (2017: 146) menyatakan bahwa PENUTUP/SIMPULAN
hambatan dalam pelaksanaan Gerakan Pelaksanaan Gerakan Literasi
Literasi Sekolah adalah rasa malas yang sekolah di SD Ghufron Faqih Surabaya
terkadang dirasakan baik oleh guru sudah berjalan dengan baik.Semua
maupun oleh siswa. Rasa malas tersebut tahapan GLS telah dilakukan secara
dikarenakan tidak semua siswa dan guru teratur, mulai dari tahapan pembiasaan
mempunyai latar belakang menyukai yaitu dengan cara membaca 15 menit
membaca, tetapi justru mereka memiliki sebelum KBM (kegiatan belajar
habitus membaca serta menulis yang mengajar). Kegiatan ini dimulai dengan
rendah. Hal tersebut kemudian membuat membaca buku non-pelajaran.Pendidik
tidak konsistennya guru mengawasi dan tenaga kependidikan dituntut untuk
siswa dalam kegiatan literasi, sehingga ikut andil dalam melakukan pembiasaan
membuat siswa juga ogah-ogahan membaca di lingkungan sekolah ini.
melaksanakan kegiatan literasi. Dana Salah satu caranya adalah dengan
yang kurang, membuat sekolah kurang adanya penyediaan perpustakaan dan
maksimal dalam mengadakan kegiatan- sudut baca yang ada di setiap kelas.
kegiatan literasi yang baru/inovasi Selain itu, keterlibatan publik juga
kegiatan, karena kegiatan yang sudah dibutuhkan dalam melancarkan tahap
berjalan dirasakan membosankan. pembiasaan, yaitu dengan cara melatih
Menurut Nurjaya (2017:8-9), (1) siswa untukterbiasa dan bersahabat
kegiatan literasi menyebabkan beberapa dengan program gerakan literasi
siswa mengeluh karena jam masuk siswa sekolah.
lebih awal, (2) banyaknya koleksi buku Kedua tahapan pengembangan
pada pojok baca tidak dikembalikan di juga telah dilakukan, yaitu dengan cara
tempat semula (3) kurangnya pendanaan menanggapi buku pengayaan secara
kegiatan literasi sekolah tersebut tidak bersama.Hal tersebut dilakukan setelah
semua bisa direalisasikan, seperti untuk siswa membaca, baik dalam keadaan
pengadaan jurnal membaca siswa, (4) jam kosong, istirahat, maupun pada saat
seringnya tersitanya jam pembelajaran jam pelajaran.Keterbatasan variasi pada
pertama karena kegiatan 15 menit buku pengayaan terbilang masih kurang.
membaca bersama di lapangan SMA Selain itu, menanggapi bacaan juga telah
Negeri 1 Singaraja, (5) tidak fokusnya dilakukan saat siswa selesai membaca.
siswa dalam melaksanakan kegiatan Metode yang digunakan berupa sesi
membaca 15 menit di lapangan, (6) tanya jawab antara guru dan siswa.
banyak siswa ketika diminta un-tuk Adanya apresiasi dari guru terhadap
menjelaskan secara lisan isi bacaan dari siswa yang memiliki capaian literasi
buku yang dibaca terlihat sekadar sudah dilaksanakan. Hal tersebut dapat
melakukan perintah (7) aturan buku menjadi salah satu motivasi agar
bacaan yang harus dibaca berupa buku kedepannya siswa menjadi lebih aktif
nonpelaja-ran menjadi masalah bagi dalam mengikuti kegiatan gerakan
siswa kelas XII yang pada saat itu akan literasi sekolah ini. Pembentukan tim
melaksanakan ujian nasional karena bagi literasi untuk melancarkan kegiatan

102
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

literasi dan mengembangkan literasi


juga terbilang sudah cukup baik.
Ketiga tahapan pembelajaran di
atas telah dilakukan secara maksimal.
Hal itu didukung dengan adanya strategi
untuk meningkatkan pemahaman
bacaan. Dalam hal ini, guru juga
menyiapkan strategi kreatif masing-
masing yang bertujuan untuk
memaksimalkan pemahaman siswa,
kegiatan menanggapi bacaan pun telah
dilakukan secara berkala, dengan cara
indivudu maupun bersama. Dalam
proses pelaksanaan gerakan literasi
ditemukan beberapa hambatan yang
terjadi. Masing-masing hambatan
memiliki solusi pemecahan. Hal tersebut
bertujuan untuk mencapai tujuan secara
maksimal.
Berdasarkan paparan pada hasil
penelitian dapat dirumuskan dengan
beberapa simpulan berikut. Gerakan
literasi sekolah yang ada di SD Ghufron
Faqih Surabaya meliputi tahapan
pembiasaan, tahapan pengembangan,
dan tahapan pembelajaran. Ketiga
tahapan tersebut bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan Gerakan
Literasi Sekolah di SD Ghufron Faqih
Surabaya, yang difokuskan pada: (1)
pelaksanaan GLS pada tahap pembisaan,
(2) pelaksanaan GLS pada tahap
pengembangan, (3) pelaksanaan GLS
pada tahap pembelajaran, (4) hambatan
pelaksanaan GLS, (5) solusi guru dalam
mengatasi hambatan.
SARAN
Sekolah-sekolah dapat memambahkan
buku bacaan yang baru, bergambar, dan
bervariasi,
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada semua pihak yang ikut
berkontribusi dalam pelaksanaan
penelitian ini, 1) Universitas Nahdlatul
Ulama, 2) SD Ghufron Faqih Surabaya,
3) Orang Tua, dan 4) teman-teman
PGSD 2016.

103
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

Daftar Pustaka [Online]. Tersedia:


https://edukasi.kompas.com/read/2019/09
Akbar. (2017). Gerakan Literasi Sekolah /10/15225581/3-hal-ini-jadi-penyebab-
Sebagai Upaya Penumbuhan Karakter rendahnya-minat-baca-anak-
Siswa Sekolah Dasar. Malang: indonesia?page=all [20 Juni 2020]
Universitas Negeri Malang.
Labudasari, E. (2018). Membangun Karakter
Antasari. (2017). Implementasi Gerakan Siswa Sekolah Dasar Melalui Gerakan
Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan di Literasi Sekolah. Cirebon: Universitas
MI Muhammadiyah Gandatapa Muhammadiyah Cirebon.
Sumbang Banyumas. Purwokerto: IAIN
Purwokerto. LIBRIA, Vol. 9, No. 1. Marlini. (2019). Upaya Kegiatan 30 Menit
Baca Bersama Sd N 01 Batu Payuang
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Kabupaten Lima Puluh Kota
Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Meningkatkan Literasi Siswa.
Jakarta: Rineka Cipta. Padang:Universitas NegeriPadang.
Desiska. (2019). Evaluasi Penguatan Karakter Nurjaya. (2017). Implementasi Program
Gemar Membaca Melalui Gerakan Gerakan Literasi Sekolah (Gls) Di SMA
Literasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Singaraja. Singaraja: Volume.
Negeri Gembongan. Yogyakarta: 7 No. 2.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Faradina, Nindya, (2017). “pengaruh program Pahrurrazi. (2018). Analisis Minat Baca Siswa
gerakan literasi sekolah terhadap minat di Perpustakaan SDN 37 Pekanbaru.
baca siswa di sd islam terpadu Riau: Univiversitas Riau.
muhammadiyah an-najah jatinom
klaten”, Hanata Widya, Vol. 6 No. 8. Pradana. (2017). Pelaksanaan Gerakan
Hal. 60-69. Literasi Sekolah Sebagai Upaya
Membentuk Habitus Literasi Siswa Di
Fangestika. (2018). Pelaksanaan Gerakan Sma Negeri 4 Magelang. Semarang:
Literasi Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Negeri Semarang. [skripsi].
Universita Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis,
Hastuti. (2018). Gerakan Literasi Sekolah: Edisi 1. Bandung: Alfabeta.
Implementasi Tahap Pembiasaan Dan
Pengembangan Literasi Di Sd Sukorejo Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kediri. Kediri: Universitas Kahuripan Kuantitatif. Kualitatif, dan
Kediri. Vol. 1 no. 2.
R&D. Bandung: Alfabeta.
Hidayah. (2018). Implementasi Program Sutarni, S. (2008). Bahasa Indonesia 2 SMA
Gerakan Literasi Sekolah (Gls) Ditinjau kelas XI. Quandra.
Dari Tahap Pengembangan Di Sd
Unggulan Aisyiyah Bantul. Bantul: Wandasari. (2017). Implementasi Gerakan
Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1 No. Literasi Sekolah (GLS) Sebagai
1 Pembentuk Pendidikan Berkarakter.
Tanah Abang: SMK Negeri 1. Volume.
Hidayat, Basuki, Akbar. (2018). Gerakan 1 No. 1.
Literasi Sekolah di Sekolah dasar.
Malang: Volume 3. Nomor 6. Hal. 810- Wulandari. (2017). Implementasi Gerakan
817. Literasi Sekolah Pada Pembelajaran
Tematik Di Sekolah Dasar. Universitas
Hutapea, E. 3 Hal Ini Jadi Penyebab Negeri Malang.
Rendahnya Minat Baca Anak Indonesia.

104
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No. 2, Juni 2020
Page : 93-105

105

Anda mungkin juga menyukai